Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Komunikasi dan
Konseling Kebidanan
Dosen Pengampu:
Fatiah Handayani, S.ST., M.Keb.
Disusun Oleh:
Cindy Sonia (502019001)
Himayatul Hukmilah (502019033)
Intan Mutia Restiani S (502019012)
R. Mulia Julianti (502019025)
Salsa Billah Khoeru Zulfa (502019023)
Zia Azkiatun Nafsiyah (502019024)
Segala puji atas kebesaran Sang Khalik yang telah menciptakan alam
semesta dalam suatu keteraturan hingga dari lisan terpetik berjuta rasa syukur
kehadirat ALLAH SWT. Karena atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nyalah
sehingga saya diberikan kesempatan dan kesehatan untuk dapat menyelesaikan
“Laporan Observasi Konseling” yang merupakan tugas saya dalam mata kuliah
Komunikasi dan Konseling di semester tiga. Shalawat dan salam senantiasa
tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW, yang diutus ke permukaan bumi
ini menuntun manusia dari lembah kebiadaban menuju ke puncak peradaban
seperti sekarang ini.
Saya menyadari sepenuhnya, dalam penyusunan makalah ini tidak lepas
dari tantangan dan hambatan. Namun berkat usaha dan motivasi dari pihak-pihak
langsung maupun tidak langsung yang memperlancar jalannya penyusunan
makalah ini sehingga makalah ini dapat kami susun seperti sekarang ini. Olehnya
yaitu, secara mendalam kami ucapkan banyak terima kasih atas bantuan dan
motivasi yang diberikan sehingga Penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati saya menyadari bahwa hanya
kepada ALLAH SWT jugalah kita menyerahkan segalanya. Semoga makalah ini
dapat menjadi referensi dan tambahan materi pembelajaran bagi kita semua,
Aamiin Yaa Robb. Kita akan bertemu pada titik terbaik menurut takdir
A. Latar Belakang
Remaja merupakan individu yang sedang mengalami pubertas
dimana perkembangan fisik dan mental berkembang secara pesat. Remaja
sebagai periode masa peralihan antara anak-anak ke masa dewasa yang
dimulai seusai tercapai kematangan seksual secara biologis sesudah
pubertas, pada periode ini individu menunjukkan ciri-ciri seksual dan sifat-
sifat kedewasaan serta mengalami berbagai perubahan fisik, psikologis,
mental dan sosial yang mana individu mulai memberi perhatian ke
lingkungan yang lebih luas melalui lingkungan keluarga dan lingkungan
teman sekolah. (Sumardjono, 2014: 9)
Bagi suatu bangsa mereka merupakan generasi penerus yang kelak
akan menjadi tulang punggung dan sekaligus mewarisi kelangsungan
bangsa kedepan, bagi orang tua mereka merupakan penerus keturunan dan
sebagai tempat bertumpuh di hari tua kelak. Masa remaja merupakan awal
dari proses menuju kedewasaan. Pada masa inilah individu sering
mengalami kegelisahan dalam dirinya. Perkembangan kejiwaan remaja
terutama pada periode pubertas atau adolesens, remaja sering dilanda
keguncangan-keguncangan yang tidak jarang muncul dalam perbuatan
yang disebut juvenile delinquency atau kenakalan remaja, dengan gejala-
gejala yang menghawatirkan terhadap kelangsungan hidup negara dan
bangsa (Mahmudah, 2014: 2). Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh
remaja yang gagal menjalani proses-proses perkembangan jiwanya, baik
pada saat remaja maupun pada masa kanak-kanaknya. Secara psikologis
kenakalan remaja merupakan wujud dari konflik-konflik yang tidak
terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak. Sering kali didapati
bahwa ada trauma dalam masa lalunya, perlakuan kasar dan tidak
menyenangkan dari lingkungannya, maupun trauma terhadap kondisi
lingkungannya, seperti kondisi ekonomi.(Nurihsan, 2000: 45)
Permasalahan yang sering terjadi pada remaja adalah masalah
kesehatan reproduksi, perilaku beresiko, perilaku menyimpang dan tidak
sehat seperti merokok, minum alkohol, penyalahgunaan narkoba dan
perilaku seksual pra nikah. Perilaku seksual pranikah atau orang
menyebutnya dengan istilah seks beresiko adalah perilaku menyimpang
seksual yang dilakukan tanpa adanya ikatan pernikahan. Perilaku seksual
pranikah misalnya pacaran yang tidak sehat diantaranya adalah
berpegangan tangan, berpelukan, berciuman bibir (kissing), rabaan
(petting), dan melakukan hubungan seksual.
Perilaku seksual pranikah di kalangan remaja timbul karena
beberapa faktor diantaranya adalah rasa ingin tahu yang besar, sesuai
dengan tugas perkembangan remaja itu sendiri. Perilaku seksual pranikah
yang dilakukan dapat menimbulkan banyak dampak negatif pada remaja
diantaranya adalah kehamilan tidak diinginkan diluar nikah, penularan
penyakit seksual, HIV-AIDS, rasa takut, bahkan kecanduan untuk
melakukannya lagi. Kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) adalah suatu
kehamilan yang karena suatu sebab maka keberadaannya tidak diinginkan
oleh salah satu atau kedua calon orang tua bayi tersebut. Tentu saja
masalah-masalah di atas tidak berdiri sendiri, tetapi banyak faktor yang
menjadi penyebabnya antara lain karena keluarga yang broken home,
kurangnya pendidikan agama, miskinnya pendidikan akhlak, atau karena
kesalahan memilih teman. Pendidikan agama yang seringkali di nomor
duakan, pergaulan bebas yang tiada batas, juga pola asuh dari orang tua
adalah beberapa faktor penyebab lahirnya kasus dimana para remaja
berfikir dangkal dengan melakukan hubungan seksual terlebih dahulu
sebelum menikah, sehingga tidak bisa dihindari hamil diluar nikah pun
menjadi dampak besarnya atau yang biasa kita kenal istilah MBA
“Married By Accident” (Faizah, 2013:2).
Pada kasus praktikum ini adalah seorang remaja usia 15 tahun yag
mengalami hamil di luar nikah. Remaja yang masih duduk di bangku
Sekolah Menengah Pertama di salah satu kota S, 1 bulan sebelum
pelaksanaan ujian sekolah telah hamil yang diketahui oleh orang tuanya.
Awal pertama ibu dari remaja ini curiga dengan anak perempuannya yang
beberapa bulan tidak mengalami menstruasi. Atas kecurigaanya. Ibu
berinisiatif untuk berdiskusi dengan anak dan ayahnya apakah benar anak
ini telah melakukan hubungan seksual dan mengalami kehamilan.
Anakpun mengaku atas apa yang sudah di perbuat dengan pacarnya,
keesokan harinya ibu dan remaja tersebut datang ke puskesmas yang ada
di kelurahan untuk periksa kandungan ternyata setelah diperiksa
kandungan remaja tersebut sudah memasuki usia 6 bulan. Orang tua pun
cemas dan tidak tahu harus melakukan apa karena sudah mendekati ujian
sekolah dengan usia kandungan 6 bulan dan secara fisik perut remaja
tersebut sudah terlihat besar.
B. Rumusan masalah
Rumusan masalah merupakan pokok-pokok yang akan diuraikan.
Rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud Konsep Konseling dalam Asuhan Kebidanan?
2. Apa yang dimaksud dengan Konseling pada Remaja ?
3. Bagaimana cara memberikan konseling?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini sebagai berikut.
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui proses konseling dengan menambahkan unsur
islami.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui Konsep Konseling dalam Asuhan Kebidanan;
b. Untuk megetahui Konseling pada Remaja;
c. Untuk mengetahui cara memberikan konseling.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kasus : Pada kasus praktikum ini adalah seorang remaja usia 15 tahun yag
mengalami hamil di luar nikah. Remaja yang masih duduk di bangku
Sekolah Menengah Pertama di salah satu kota S, 1 bulan sebelum
pelaksanaan ujian sekolah telah hamil yang diketahui oleh orang tuanya.
Awal pertama ibu dari remaja ini curiga dengan anak perempuannya yang
beberapa bulan tidak mengalami menstruasi. Atas kecurigaanya. Ibu
berinisiatif untuk berdiskusi dengan anak dan ayahnya apakah benar anak
ini telah melakukan hubungan seksual dan mengalami kehamilan.
Anakpun mengaku atas apa yang sudah di perbuat dengan pacarnya,
keesokan harinya ibu dan remaja tersebut datang ke puskesmas yang ada
di kelurahan untuk periksa kandungan ternyata setelah diperiksa
kandungan remaja tersebut sudah memasuki usia 6 bulan. Orang tua pun
cemas dan tidak tahu harus melakukan apa karena sudah mendekati ujian
sekolah dengan usia kandungan 6 bulan dan secara fisik perut remaja
tersebut sudah terlihat besar.
KESIMPULAN