Anda di halaman 1dari 46

STRATEGI MEMBANTU KLIEN DALAM

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Sukesi, S.Kep., Ns., M.Kes


PENGERTIAN
 Keputusan (Sondang P. Siagian):
“Suatu pendekatan yang sistematis terhadap
hakekat suatu masalah, pengumpulan fakta-
fakta dan data, penentuan yang matang atas
alternatif yang dihadapi dan mengambil
tindakan yang paling tepat”.
 Pengambilan keputusan adalah suatu proses yang
digunakan untuk memilih suatu arah tindakan sebagai
pemecahan bagi suatu persoalan”

 Pengambilan Keputusan (Hasibuan):


“Suatu proses penentuan keputusan yang terbaik dari
sejumlah alternatif untuk melakukan aktifitas-aktifitas pada
masa yang akan datang”.
Inti pengambilan keputusan
 Berarti memilih alternatif, alternatif yg terbaik (the best
alternative).
 Pengambilan keputusan terletak dlm perumusan berbagai
alternatif tindakan sesuai dengan yang sedang dalam perhatian
& dalam pemilihan alternatif yang tepat.
 Pengambilan keputusan tersebut dilakukan setelah evaluasi/
penilaian mengenai efektifitasnya dlm mencapai tujuan yang
dikehendaki pengambil keputusan.
Jenis pengambilan keputusan
 PROGRAMMED DECISIONS
“ Keputusan yg diambil berdasarkan
kebiasaan, peraturan, atau prosedur.

 NON PROGRAMMED DECISIONS


“ Keputusan yg diambil untuk menghadapi
persoalan-persoalan unik atau memerlukan
perlakuan khusus”
PROGRAMMED DECISIONS

 Keputusan yang diprogram merupakan keputusan yang


bersifat rutin dan dilakukan secara berulang-ulang
sehingga dapat dikembangkan suatu prosedur tertentu.
 Keputusan yang diprogram terjadi jika permasalahan
terstruktur dengan baik dan orang-orang tahu
bagaimana mencapainya. Permasalahan ini umumnya
agak sederhana dan solusinya relatif mudah.
 Di perguruan tinggi keputusan yang diprogram
misalnya keputusan tentang pembimbingan KRS,
pelaksanaan wisuda, dsb (Gitosudarmo, ).
NON PROGRAMMED DECISIONS

 Keputusan yang tidak diprogram


adalah keputusan baru, tidak terstrutur dan
tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Tidak
dapat dikembangkan prosedur tertentu untuk
menangani suatu masalah, apakah karena
permasalahannya belum pernah terjadi atau
karena permasalahannya sangat kompleks dan
penting.
lanjutan

 Keputusan yang tidak diprogram  tidak


terstruktur dengan baik, apakah karena kondisi
saat itu tidak jelas, metode untuk mencapai hasil
yang diingankan tidak diketahui, atau adanya
ketidaksamaan tentang hasil yang
diinginkan(Wijono)
 Keputusan yang tidak diprogram memerlukan penanganan
yg khusus dan proses pemecahan masalah dg intuisi &
kreatifitas

 Tehnik pengambilan keputusan kelompok biasanya


dilakukan untuk keputusan yang tidak diprogram.
Hal ini disebabkan karena keputusan yang tidak diprogram
biasanya bersifat unik dan kompleks, dan tanpa kriteria
yang jelas (Wijono, ).
 Gillies , menyebutkan bahwa keputusan yang
tidak diprogram adalah keputusan kreatif yang
tidak tersusun, bersifat baru, dan dibuat untuk
menangani suatu situasi dimana strategi/
prosedur yang ditetapkan belum dikembangkan.
Tipe pengambilan keputusan
(Saraswati I, Tarigan )
 Pengambilan keputusan untuk tidak berbuat apa-
apa karena ketidak sanggupan: membiarkan
kejadian berlalu, tanpa berbuat apa-apa.
 Pengambilan keputusan intuitif bersifat segera,
terasa sebagai keputusan yang paling tepat dan
langsung diputuskan.
 Pengambilan keputusan yang terpaksa, karena
sudah kritis: sesuatu yang harus segera
dilaksanakan
 Pengambilan keputusan yang reaktif: ”kamu
telah melakukan hal itu untuk saya, karenanya
saya akan melakukan itu untukmu” sering kali
dilakukan dalam situasi marah atau tergesa-gesa.
 Pengambilan keputusan yang ditangguhkan:
dialihkan pada orang lain, memberikan orang
lain yang bertanggung jawab.
 Pengambilan keputusan secara berhati-hati:
dipikirkan baik-baik, mempertimbangkan
berbagai pilihan.
 Kemampuan dan keterampilan dlm membuat
keputusan terutama dlm masalah kaduratan
mrpk hal yg sangat penting
 Dalam konseling pengambilan keputusan mutlak
ada di tangan klien.
 Sedangkan bidan membantu klien supaya
keputusan yg diambil merupakan keputusan yg
tepat
4 strategi yang dapat membantu klien dalam
pengambilan keputusan
1. Membantu klien kemungkinan meninjau
pilihannya (beri kesempatan klien untuk melihat lagi beberapa alternative
pilihannya, agar tidak menyesal atau kecewa terhadap pilihannya.)

2. Membantu klien dalam mempertimbangkan


keputusan pilihan (dengan melihat kembali keuntungan atau
konsekuensi positif dan kerugiannya atau konsekuensi negative.)

3. Membantu klien mengevaluasi pilihan. Setelah klien


menetapkan pilihan, bantu klien mencermati pilihannya.

4. Membantu klien menyusun rencana kerja untuk


menyelesaikan masalahnya.
Pengambilan keputusan menggunakan 3 K

1. Mempertimbangkan Kondisi
2. Kehendak
3. Konsekuensinya
• Identifikasi kondisi yang dihadapi oleh klien
• Susunlah daftar kehendak/pilihan keputusan
• Untuk setiap pilihan, buatlah daftar
konsekuensinya baik yang positif maupun yang
negatif
Hal yang perlu ditekankan
a) Hati - hati dan bersikap bijaksana dalam pengambilan
keputusan.
b) Bantu klien dalam pengambilan keputusan dengan
memberikan saran yang sesuai dengan riwayat
kesehatan, keinginan dan situasi.
c) Keputusan merupakan hak dan menjadi
tanggungjawab klien.
d) Konseling bukan proses informasi melainkan
informasi setelah konselor memperoleh data atau
informasi tentang keadaan dan kebutuhan klien, dan
informasi yang diberikan sesuai dengan kondisi klien
dan kebutuhannya.
Mengambil
Bertindak Hasil
keputusan

Masa Sekarang Masa depan


Faktor yg mempengaruhi dalam pengambilan
keputusan
1. Fisik
Orang akan mengambil keputusan didasarkan pada
pertimbangan fisik.
Biasanya memilih hal–hal yang tidak berat dan
memforsir tubuh serta tenaga.
Ini tentunya didasarkan pada rasa yang dialami oleh
tubuh seperti rasa sakit, tidak nyaman atau
kenikmatan.
Ada kecenderungan menghindari tingkah laku yang
menimbulkan rasa tidak senang sebaliknya memilih
tingkah laku yang menimbulkan kesenangan.
2. Emosi
Pengambilan keputusan hanya didasarkan pada
pengambilan keputusan atau perasaan, biasanya
hal ini terjadi pada kaum perempuan.
Sikap subyektifitas akan mempengaruhi sikap
yang diambil, sehingga orang akan bereaksi pada
suatu situasi secara subyektif
3. Rasional
Pengambilan keputusan secara rasional biasanya
didasarkan pada pengetahuan dan dilakukan oleh
orang–orang terpelajar dan intelektual.
4. Praktikal
Didasarkan pada ketrampilan individual dan
kemampuan melaksanakannya. Seseorang akan
menilai potensi diri dan kepercayaan diri melalui
kemampuannya dalam bertindak.
5. Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang
ada. Hubungan antar satu orang ke orang lainnya
dapat mempengaruhi tindakan individual.
6. Struktural
Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi
Lingkungan mungkin memberi hasil yang
mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku
tertentu.
Pemberian informasi dikatakan efektif apabila
1. Informasi yang diberikan spesifik, dapat
membantu klien dalam membuat keputusan.
2. Informasi disesuaikan dengan situasi klien dan
mudah dimengerti.
3. Memperhatikan hal-hal :
- Singkat dan tepat (pilih hal–hal penting yang perlu diingat
klien)
- Menggunakan bahasa sederhana
- Gunakan alat bantu visual saat menjelaskan
- Beri kesempatan klien untuk bertanya dan minta klien untuk
mengingat hal-hal penting.
Saat-saat sulit dalam Penerapan
KIP/K
1. Diam
2. Klien menangis
3. Konselor meyakini bahwa tidak ada
pemecahan bagi masalah klien
4. Konselor melakukan kesalahan
5. Konselor tidak tahu jawaban dari pertanyaan
klien
6. Klien menolak bantuan konselor
7. Klien merasa tidak nyaman dengan jenis kelamin
konselor
8. Waktu yang dimiliki konselor terbatas.
9. Konselor tidak menciptakan hubungan yang baik
10. Konselor dan klien sudah saling kenal
11. Klien berbicara terus dan yang dibicarakan tidak sesuai
dengan topik pembicaraan.
12. Klien bertanya tentang hal - hal pribadi konselor
13. Konselor merasa dipermalukan dengan suatu topik
pembicaraan.
14. Keadaan kritis.
 1. Diam
Makna “diam” (tidak bersuara) antara lain :
· Penolakan atau kebingungan klien.
· Klien dan konselor telah mencapai akhir suatu ide dan
semata-mata ragu mengatakan apa selanjutnya.
· Kebingungan karena kecemasan atau kebencian.
· Klien mengalami sakit dan tidak siap untuk bicara.
· Klien mengharapkan sesuatu dari konselor.
· Klien sedang memikirkan apa yang dikatakan.
· Klien baru menyadari ucapannya dan merupakan ekspresi
emosional sebelumnya.

Hal yang harus dipahami saat klien diam
. Klien tidak mau berbicara selama beberapa waktu
klien merasa cemas atau marah
Bila terjadi di awal pertemuan setelah beberapa saat,
konselor bisa mengatakan : “saya mengerti hal ini sulit
untuk dibicarakan, biasanya pada pertemuan pertama.
klien-klien saya juga merasa begitu. Apakah ibu merasa
cemas?”
· Bila klien diam karena marah: konselor dapat
berkata : “bagaimana perasaan ibu sekarang?”, diikuti
hening beberapa saat, pandang klien dan perlihatkan
sikap tubuh yang menunjukkan perhatian.
·
Bila diam di tengah pertemuan, konselor
harus memperhatikan konteks pembicaraan dan
menilai mengapa hal ini terjadi. Lebih baik
menunggu beberapa saat, beri kesempatan pada
klien untuk mengekspresikan perasaan atau
pikirannya, meskipun tidak nyaman.
· Bila klien diam karena berfikir :
Tidak perlu berusaha memecah kesunyian atau
menunjukkan sikap tidak menerima.
2. Klien menangis
Tenangkan klien dengan menyentuh badan
(menepuk – nepuk bahu atau memegang tangan
klien ) secara hati-hati

3. Konselor meyakini bahwa tidak ada


pemecahan bagi masalah klien:
Biasa terjadi jika konselor tidak dapat
memecahkan atau membantu menyelesaikan
masalah seperti harapan klien
Misal: Pada kasus remaja putri yg ingin aborsi
4. Konselor melakukan kesalahan
Hal penting u/ menciptakam hubungan baik
adalah jujur. Mengakui bahwa konselor salah
dan minta maaf adalah cara untuk menghargai
klien
5. Konselor tidak tahu jawaban atas pertanyaan

klien
Konselor dpt mengatakan bahwa ia tidak dapat
menjawab pertanyaan klien , tetapi akan
berusaha mencari informasi tsb u/ klien
6. Klien menolak bantuan konselor
Ditunjukkan dgn klien enggan bicara
Berikan reward , klien telah datang dan
berkenalan dgn konselor, mungkin klien mau
mempertimbangkan kembali dan
sarankan u/ melakukan pertemuan lanjutan
7. Klien merasa tidak nyaman dgn jenis kelamin
konselor
Konselor sebaiknya mengatasinya dgn mengatakan : “
Orang kadang awalnya merasa lebih nyaman berbicara
dengan seseorang yg sama jenis kelaminnya, menurut
pengalaman saya semakin lama hal itu semakin tidak
penting apabila kita semakin mengenal. Bagaimana
kalau kita coba lanjutkan dan lihat bagaimana nantinya”.
Biasanya klien menerima dan masalah ini hilang dgn
sendirinya bila konselor bersikap penuh perhatian,
menghargai klien dan tidak menilai klien.
8. Waktu yang dimiliki konselor terbatas
Konselor memberikan informasi beberapa saat
sebelum pertemuan, meminta maaf, menjelaskan sebab
keterbatasan waktunya, dan menunjukkan konselor
berharap bertemu klien pada pertemuan selanjutnya.

9. Konselor tidak menciptakan hubungan yang


baik
Konselor meminta pendapat kpd teman sesama petugas
klinik utk mengamati pertemuan dan melihat dimana
letak kesulitannya, apakah ada sikap klien yg membuat
konselor merasa ditolak klien.
10. Klien dan konselor sudah saling mengenal
Konselor melayani seperti pada umumnya,
tekankan bhw kerahasiaan akan tetap terjaga,
jelaskan bhw konselor akan bersikap sedikit
berbeda dgn sikap diluar konseling terhadap
klien sebagai temannya.

11. Klien berbicara terus dan yang dibicarakan


tidak sesuai topik
Potong pembicaraannya setelah beberapa saat
bila klien terus menerus mengulang
pembicaraannya
12. Klien bertanya tentang hal – hal pribadi
konselor
Katakan pada klien bahwa cerita tentang
dirinya tidak akan membantu klien, o/k lebih
baik tidak bercerita

13. Konselor merasa dipermalukan dgn suatu topik


pembecaraan
Sebaiknya jujur dgn klien, terutama bila
konselor beraksi scr emosional pada klien, krn
klien akan mengamati hal itu.
14. Keadaaan kritis
komunikasikan dgn tegas tapi sopan keadaaan
darurat kepada keluarga.
berikan penjelasan dgn singkat tapi jelas
langkah-langkah yg harus dilakukan bersama
u/ mengatasi keadaan
Elemen dasar Pengambilan
Keputusan
1. Menetapkan tujuan
2. Mengidentifikasi permasalahan
3. Mengembangkan alternatif keputusan
4. Menilai dan Memilih alternatif yang terbaik
5. Melakukan implementasi
6. Mengevaluasi keputusan
Lima hal yg perlu diperhatikan

1. Pengambilan keputusan tidak kebetulan.


2. Pengambilan keputusan dengan cara tertentu
3. Pengambilan keputusan adalah pemecahan
masalah-masalah
4. Tidak melalui ilham tapi fakta.
5. Keputusan dari pilihan alternatif alternatif
Pengambilan keputusan tidak
berdasarkan 5 diatas maka akan terjadi :

1.Keputusan tak tepat


2.Tidak terlaksana
3.Tidak sesuai kepentingan
4.Penolakan terhadap keputusan.
 Pasien dlm mngambil keputusan dipengaruhi
oleh nakes
 Mengmbil keputusan  proses memilih
konsekuensi alternatif
 Jika individu kesulitan  cari informal leader
Keputusan ditentukan oleh
1. Jenis keputusan yg akan diambil
2. Kemampuan memperhitungkan untung rugi
3. Pengalaman
4. Kapan & dimana keputusan hrs diambil
5. Watak individu
6. Pendidikan formal dan non-formal
7. Bagaimana info disampaikan (data harus benar)
Keputusan mudah/sukar
ditentukan oleh

1. Persoalan sudah sering/belum pernah dihadapi


2. Jumlah faktor yg meminta keputusan sedikit
TERIMA KASIH
Ciri informal leader

1. Giat & brprtsipasi dlm bnyk persoalan masy


2. Memperlhtkn ktrgntngan dr masy
3. Memp. Ketegasan
4. Fasih berbicara
5. Percaya Diri
6. Populer
Pengmbilan Keputusan didahului
oleh
1. Penyampaian sesuatu oleh seseorang mel
lambang komunikasi
2. Adanya asumsi/pernyataan mengenai mslh
Data memberi penjelasn ttg
 Kriteria apa yg mgkn dan apa yg tdk trjdi
“ramalan” ttg masa depan
Informasi digunakan untuk
1. Pengambilan keputusan : perencanaan,
organisasi pikiran, menyediakan bahan dan
uang, pengarahan, koordinasi, melanjutkan
kegiatan lama
2. Mempengaruhi : motivasi, persuasi,
pengawasan langsung dan tidak langsung

Anda mungkin juga menyukai