Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Panduan Komunikasi Efektif


Buku Saku
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
karunia-Nya buku Panduan Komunikasi Efektif dapat diselesaikan.
Panduan
ini disusun dengan maksud menambah pengetahuan bagi pembaca
Sistem CABAK Komunikasi Dengan Pasien
Komunikasi Terintegrasi SBAR Komunikasi Asuhan & Edukasi mengenai komunikasi, khususnya dalam hubungan antara tenaga
kesehatan dengan pasien dan keluarganya baik di ruang perawatan,
poliklinik
dan tempat lainnya di lingkungan RSI Aminah Sidoarjo . Uraian
teori disertai penjelasan serta contoh praktis dikemukakan dengan
maksud
agar pembaca memahami latar belakang penyusunan buku panduan
ini dan memudahkan terapannya dalam berbagai kondisi dan situasi.
Kami menyadari bahwa dalam proses penyusunan panduan ini
masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya.
Kami
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan
masukan, saran, kritik selama dalam penyusunan naskah buku
panduan ini.
Akhirnya kami berharap semoga panduan ini dapat menambah
khasanah pengembangan komunikasi antara tenaga kesehatan dan
pasien/keluarga pasien sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan
dan keselamatan pasien di RSI Aminah Sidoarjo . Masukan, saran,
kritik
sangat diharapkan agar dapat lebih menyempurnakan panduan ini.
Tim Penyusun

1
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN
Kata Pengantar i Latar Belakang
Daftar Isi ii Kegiatan komunikasi sudah menjadi sebagian besar kegiatan kita
BAB I PENDAHULUAN seharihari, mulai antar teman/pribadi, kelompok, organisasi atau massa.
Kegiatan komunikasi pada prinsipnya adalah aktivitas pertukaran ide
Latar Belakang 1
atau gagasan. Secara sederhana, kegiatan komunikasi dipahami
Tujuan 2 sebagai kegiatan penyampaian dan penerimaan pesan atau ide dari
BAB II KOMUNIKASI EFEKTIF satu pihak ke pihak lain, dengan tujuan untuk mencapai kesamaan
A. Klasifikasi Komunikasi 3 pandangan atas ide yangdipertukarkan tersebut.
Begitu pula dengan pelayanan rumah sakit, keberhasilan misi sebuah
B. Jenis Komunikasi 4
rumah sakit sangat ditentukan oleh keluwesan berkomunikasi setiap
C. Model Komunikasi 11
petugas,perawat dan dokter. Pelayanan rumah sakit selalu
BAB III KOMUNIKASI EFEKTIF PERAWAT DAN PASIEN berhubungan dengan berbagai karakter dan perilaku pasien yang
A. Tahap Pengkajian 15 berkepentingan dengan jasa perawatan sehingga petugas, perawat dan
B. Tahap Perumusan Diagnosa 17 dokter harus memahami dan mengerti bagaimana cara komunikasi
yang bisa diterapkan di segala situasi.
C. Tahap Perencanaan 18
Dalam profesi kedokteran, komunikasi dokter dengan pasien
D. Tahap Pelaksanaan merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai dokter.
BAB IV KOMUNIKASI EFEKTIF DOKTER DAN PASIEN Kompetensi komunikasi menentukan keberhasilan dalam membantu
Sikap Profesional Dokter 23 penyelesaian masalah kesehatan pasien. Di Indonesia, sebagian dokter
1. Tahap Pengumpulan Informasi 25 merasa tidak mempunyai waktu yang cukup untuk berbincang-bincang
dengan pasiennya, sehingga hanya bertanya seperlunya. Akibatnya,
2. Tahap Penyampaian Informasi 26
dokter bisa saja tidak mendapatkan keterangan yang cukup untuk
BAB V KOMUNIKASI ANTAR PEMBERI LAYANAN menegakkan diagnosis dan menentukan perencanaan dan tindakan
Empat (4) Unsur SBAR 30 lebih lanjut. Dari sisi pasien, umumnya pasien merasa berada dalam
BAB VI KOMUNIKASI ASUHAN DAN EDUKASI posisi lebih rendah di hadapan dokter sehingga takut bertanya dan
A. Komunikasi Informasi Asuahan 32 bercerita atau mengungkapkan diri. Hasilnya, pasien menerima saja
apa yang dikatakan dokter. Paradigma inilah yang harus kita
B. Komunikasi Edukasi Pasien dan Keluarga Pasien 33
perbaiki. Pasien dan dokter harus berada dalam kedudukan setara
DAFTAR PUSTAKA iii sehingga pasien tidak merasa rendah diri dan malu untuk bisa
menceritakan sakit/ keluhan yang dialaminya secara jujur dan jelas.

2
Komunikasi yang efektif mampu mempengaruhi emosi pasien dalam informasi diantara individu melalui sistem lambing-lambang, tanda-
pengambilan keputusan tentang rencana tindakan selanjutnya. tanda atau tingkah laku.
Kurtz (1998) menyatakan bahwa komunikasi efektif justru tidak
memerlukan waktu yang lama. Komunikasi efektif terbukti memerlukan A. Klasifikasi Komunikasi
waktu yang lebih sedikit karena petugas, perawat dasn dokter terampil Berdasarkan kepada penerima pesan atau komunikan, komunikasi
mengenali kebutuhan pasien. Atas dasar kebutuhan pasien, perawat diklasifikasikan menjadi :
dan dokter melakukan manajemen pengelolaan masalah kesehatan
bersama pasien. Untuk itu dirasakan perlunya memberikan pedoman 1. Komunikasi Intrapersonal
komunikasi efektif untuk petugas, perawat dan dokter di RSI Aminah Penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator
Sidoarjo untuk memudahkan berkomunikasi dengan pasien dan sendiri antara individu dengan Tuhannya. Komunikasi intrapersonal
keluarganya. merupakan keterlibatan internal secara aktif dari individu dalam
pemrosesan simbolik dari pesan-pesan. Seorang individu menjadi
Tujuan pengirim sekaligus penerima pesan, meberikan umpan balik bagi
Secara umum tujuan penyusunan pedoman komunikasi efektif ini dirinya sendiri dalam proses internal yang berkelanjutan.
adalah : 2. Komunikasi Interpersonal
1. Memberikan pengetahuan dan pedoman bagi petugas, perawat dan Komunikasi interpersonal berlangsung dengan dua arah, antara
dokter mengenai cara berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya. komunikator dan komunikan; antara seorang tenaga medis dengan
2. Agar petugas, perawat dan dokter dapat melakukan komunikasi yang teman sejawat atau antara seorang tenaga medis dengan pasien.
efektif dengan pasien dan keluarganya. 3. Komunikasi Kelompok
3. Menghindarkan kesalahpahaman yang bisa menimbulkan dugaan Salah satu bentuk komunikasi yang terjadi di dalam sebuah kelompok.
malpraktik. Komunikasi tidak hanya terjadi antara seseorang dengan seseorang
yang lainnya, komunikasi juga dilakukan dengan sekelompok orang
BAB II KOMUNIKASI EFEKTIF yang disebut dengan komunikasi kelompok. Menurut Michael Burgoon,
Komunikasi berasal dari bahasa Latin communis yang artinya komunikasi kelompok adalah interaksi secara tatap muka antara tiga
bersama. Secara terminologis, komunikasi diartikan sebagai suatu orang atau lebih dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi
proses penyampaian pikiran atau informasi (pesan) dari satu pihak ke informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, dimana anggota-
pihak lain dengan menggunakan suatu media. Menurut ahli kamus anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggotaanggota yang
bahasa, komunikasi adalah upaya yang bertujuan berbagi untuk lain secara tepat, misalnya organisasi profesi, kelompok remaja dan
mencapai kebersamaan. Jika dua orang berkomunikasi maka kelompok-kelompok sejenisnya. Komunikasi dapat dalam bentuk
pemahaman yang sama terhadap pesan yang saling dipertukarkan diskusi, rapat dan sebagainya.
adalah tujuan yang diinginkan oleh keduanya.
Websters New Collegiate Dictionary edisi tahun 1977 antara lain 4. Komunikasi Publik
menjelaskan bahwa komunikasi adalah suatu proses pertukaran Komunikasi yang dilakukan secara aktif maupun pasif yang dilakukan
di depan umum. Dalam komunikasi publik, pesan yang disampaikan
3
dapat berupa suatu informasi, ajakan, gagasan. Komunikasi ini pasien, catatan medis, laporan perawat dan catatan lainnya yang
memerlukan ketrampilan komunikasi lisan dan tulisan agar pesan dapat memiliki fungsi sebagai berikut :
disampaikan secara efektif dan efisien. Sebagai tanda bukti tertulis otentik, misalnya persetujuan operasi.
Alat pengingat / berpikir bilamana diperlukan, misalnya surat yang telah
5. Komunikasi Organisasi diarsipkan.
Merupakan komunikasi yang dilakukan dalam suatu organisasi atau Dokumentasi historis, misalnya rekam medis pasien.
antar organisasi baik secara formal maupun informal. Komunikasi Jaminan keamanan, misalnya surat keterangan jalan.
organisasi pada umumnya membahas tentang struktur dan fungsi Pedoman atau dasar bertindak, misalnya surat keputusan, surat
organisasi serta hubungan antarmanusia. perintah, surat pengangkatan, SPO.
Keuntungan komunikasi tertulis ;
6. Komunikasi Massa Adanya dokumen tertulis
Komunikasi ini melibatkan sejumlah besar komunikan heterogen Sebagai bukti penerimaan dan pengiriman
yang tersebar di suatu wilayah geografis yang luas dan berkepentingan Dapat menyampaikan ide yang rumit
pada pesan komunikan yang sama. Memberikan analisa, evaluasi dan ringkasan
Menyebarkan informasi kepada khalayak ramai
B. Jenis Komunikasi Dapat menegaskan, menafsirkan dan menjelaskan komunikasi lisan
Komunikasi dapat dibedakan dalam lima jenis, yaitu komunikasi Membentuk dasar kontrak atau perjanjian
tertulis, komunikasi verbal, komunikasi non-verbal, komunikasi satu Untuk penelitian dan bukti di pengadilan
arah dan komunikasi dua arah.
2. Komunikasi Verbal
1. Komunikasi Tertulis Merupakan komunikasi yang disampaikan secara lisan. Komunikasi
Merupakan komunikasi yang penyampaian pesan secara tertulis baik dapat dilakukan secara langsung atau melalui sarana komunikasi
manual maupun melalui media seperti email, surat, media cetak seperti telepon. Kelebihan dari komunikasi ini terletak pada
lainnya. keberlangsungannya, yakni dilakukan secara tatap muka sehingga
Prinsip-prinsip komunikasi tertulis, yaitu : umpan balik dapat diperoleh secara langsung dalam bentuk respon dari
Lengkap pihak komunikan.Komunikasi verbal ini harus memperhatikan arti
Ringkas denotative dan konotatif, kosa kata, tempo bicara, intonasi, kejelasan
Pertimbangan dan keringkasan serta waktu dan kesesuaian. Jenis komunikasi ini
Konkrit sering digunakan dalam pelayanan di Rumah Sakit dalam hal
Jelas pertukaran informasi secara verbal terutama pembicaraan dengan tatap
Sopan muka. Komunikasi ini biasanya lebih akurat dan tepat waktu. Kelebihan
Benar dari komunikasi ini adalah memungkinkan setiap individu untuk
Dalam Rumah Sakit, komunikasi tertulis dapat berupa catatan merespon secara langsung.
perkembangan
4
semakin kecil kemungkinan terjadinya kerancuan. Komunikasi dapat
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam komunikasi verbal : diterima dengan jelas apabila penyampaiannya dengan berbicara
secara lambat dan pengucapan vokalnya dengan jelas. Selain itu,
1. Memahami arti denotatif dan konotatif komunikator harus tetap memperhatikan tingkat pengetahuan
Arti denotatif memberikan pengertian yang sama dengan kata yang komunikan.
digunakan, sedangkan arti konotatif merupakan pikiran, perasaan atau
ide yang terdapat dalam suatu kata. Misalnya kata kritis. Secara 5. Selaan dan tempo bicara
denotatif, kritis berarti cerdas, tetapi perawat menggunakan kata kritis Kecepatan atau tempo bicara yang tepat dapat menentukan
untuk menjelaskan keadaan yang mendekati kematian. Ketika keberhasilan komunikasi verbal. Selaan yang lama dan pengalihan
berkomunikasi dengan pasien, tenaga medis harus berhati-hati memilih yang cepat pada pokok pembicaraan lain mungkin akan menimbulkan
kata-kata sehingga tidak mudah untuk disalahartikan terutama saat kesan bahwa komunikator sedang menyembunyikan sesuatu. Hal ini
menjelaskan pasien mengenai kondisi kesehatannya dan saat terapi. harus diperhatikan oleh petugas dan tenaga medis di rumah sakit,
jangan sampai pasien menjadi curiga karena selaan yang lama dan
2. Kosa kata mudah dipahami pengalihan yang cepat.
Komunikasi tidak akan berhasil jika pengirim pesan tidak mampu Selaan dapat dilakukan untuk menekankan pada hal tertentu, misalnya
menerjemahkan kata dan ucapan. Kemampuan dalam pengetahuan memberi waktu kepada pendengar untuk mendengarkan dan
kosa kata, khususnya yang berhubungan dengan dunia medis, memahami arti kata. Selaan yang tepat dapat dilakukan dengan
berperan penting dalam komunikasi verbal. Banyak istilah teknis yang memikirkan apa yang akan dikatakan sebelum mengucapkannya.
digunakan oleh tenaga medis di rumah sakit, misalnya istilah
auskultasi, akan lebih mudah dipahami oleh pasien bila diucapkan 6. Ketepatan waktu dan relevansi
dengan menggunakan kosa kata mendengarkan. Komunikasi yang dilakukan pada waktu yang tepat akan membawa
hasil sesuai dengan yang diharapkan. Misalnya, bila pasien sedang
3. Intonasi menangus kesakitan, bukan waktunya untuk tenaga medis menjelaskan
Pembicaraan seseorang dapat diartikan berdasarkan pada intonasi resiko operasi. Oleh karena itu petugas dan tenaga medis harus peka
atau nada. Seseorang yang berbicara dengan nada yang tinggi terhadap ketepatan waktu untuk berkomunikasi. Relevansi atau
menunjukkan bahwa orang tersebut sedang marah. Sebaliknya kesesuaian materi komunikasi juga merupakan faktor penting untuk
seseorang yang berbicara dengan nada riang menunjukkan bahwa diperhatikan.Komunikasi akanefektif apabila topik pembicaraan
orang tersebut sedang bergembira. Petugas dan tenaga medis rumah berkenaan dengan masalah yang dihadapi oleh komunikan. Komunikasi
sakit hendaknya menjaga intonasi yang menunjukkan perhatian dan verbal akan lebih bermanfaat jika pesan yang disampaikan berkaitan
ketulusan kepada pasien. dengan minat dan kebutuhan klien.

4. Jelas dan ringkas 7. Humor


Komunikasi yang efektif harus sederhana, ringkas dan maksudnya Dugan (1989) dalam Purba (2003) mengatakan bahwa tertawa dapat
dapat diterima dengan jelas. Semakin sedikit kata-kata yang digunakan
5
mengurangi ketegangan dan rasa sakit yang disebabkan oleh stress oleh pasien mulai dan saat pengkajian sampai evaluasi asuhan
dan dapat meningkatkan keberhasilan tenaga medis dalam memberikan keperawatan karena pesan non verbal dapat memperkuat pesan yang
dukungan emosional terhadap pasien. Sullivan dan Deane (1988) disampaikan secara verbal, misalnya, menggunakan gerak isyarat,
dalam Purba (2006) melaporkan bahwa humor merangsang produksi bahasa tubuh, ekspresi wajah, kontak mata, simbol simbol serta cara
catecholamines dan hormon yang menimbulkan perasaan sehat, berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi dan
meningkatkan toleransi terhadap rasa sakit, mengurangi ansietas, gaya berbicara.
memfasilitasi relaksasi pernafasan dan humor dapat digunakan untuk
menutupi rasa takut dantidak enak atau ketidakmampuannya untuk Komunikasi non verbal meliputi beberapa hal sebagai berikut :
berkomunikasi dengan pasien. Dalam menyebutkan kata yang sulit
maka pemberi pesan harus mengeja hurufnya dengan menggunakan a. Metakomunikasi
kode alfabeth Internasional, yaitu : Suatu komentar terhadap isi pembicaraan dan sifat hubungan antara
komunikator dan komunikan disebut metakomunikasi misalnya,
Karakter Kode Alfabet Karakter Kode Alfabet tersenyum meskipun hati kecewa atau marah.
A Alfa N November Metakomunikasi dapat dilihat dari :
B Bravo O Oscar
C Charlie P Papa Penampilan fisik .
D Delta Q Quebec Penampilan seseorang merupakan faktor yang menarik perhatian
E Echo R Romeo dalam komunikasi antar pribadi. Penampilan fisik, cara berpakaian dan
F Foxtrot S Sierra cara berhias akan menunjukkan kepribadian seseorang. Tenaga medis
G Golf T Tango yang memperhatikan penampilan diri dapat menampilkan citra
H Hotel U Uniform profesionalisme yang positif.
I India V Victor
J Juliet W Whiskey Nada suara atau intonasi bicara.
K Kilo X Xray Intonasi bicara berpengaruh terhadap arti pesan yang disampaikan oleh
L Lima Y Yankee seseorang kepada pihak lain. Oleh sebab itu, pengendalian emosi
M Mike Z Zulu merupakan faktor yang sangat penting dalam berkomunikasi.

Sumber : Wikipedia Ekspresi Wajah.


Kondisi perasaan seseorang dapat diketahui melalui ekspresi wajar.
3. Komunikasi Non Verbal Sakit, susah, senang, takut, ngeri, jijik dan sebagainya dapat diketahui
Merupakan proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak dari ekspresi wajah. Ekspresi wajah sering digunakan sebagai dasar
menggunakan kata-kata. Komunikasi ini adalah cara yang paling dalam menentukan pendapat seseorang ketika berkomunikasi tatap
meyakinkan untuk menyamoaikan pesan kepada orang lain. Tenaga muka.
medis perlu menyadari pesan verbal dan non verbal yang disampaikan
6
C. MODEL KOMUNIKASI 3. Saluran (Channel)
Model komunikasi adalah ilustrasi alur komunikasi yang menunjukkan
unsur-unsur penting di dalamnya. Menurut beberapa pakar komunikasi Saluran komunikasi adalah media yang dilalui pesan. Jarang sekali
model adalah penyederhanaan teori yang disajikan dalam bentuk komunikasi berlangsung melalui hanya satu saluran, biasanya
gambar. menggunakan dua, tiga atau empat saluran yang berbeda secara
1. Model Komunikasi SMCR/BERLO simultan Contoh : Dalam interaksi tatap muka, kita berbicara dan
Merupakan salah satu model komunikasi. Model ini mensyaratkan mendengarkan(saluran suara), tetapi kita juga memberikan isyarat
adanya empat unsur komunikasi (sumber informasi, pesan, saluran dan tubuh dan menerima isyarat ini secara visual (saluran visual). Kita juga
penerima pesan) untuk dapat terjadinya komunikasi. memancarkan dan mencium bau-bauan (saluran olfaktori) dan
seringkali kita saling menyentuh (saluran taktil). Media
Unsur komunikasi fisik yang sering digunakan di rumah sakit adalah telepon,brosur, surat
1. Sumber Informasi (Source) edaran, memo, internet, royal news,dll.
Sumber (pengirim pesan) adalah orang yang menyampaikan pemikiran
atau informasi yang dimilikinya kepada orang lain (penerima pesan). 4. Penerima pesan( Receiver)
Pengirim pesan bertanggung jawab dalam menerjemahkan pemikiran
atau informasinya menjadi sesuatu yang berarti, dapat berupa pesan Penerima pesan adalah orang yang menerima pesan dari sumber
verbal, non verbal dan tulisan atau kombinasi dari ketiganya. Pengirim informasi (komunikator). Penerima pesan akan menerjemahkan pesan
pesan (komunikator) yang baik adalah komunikator yang menguasai (decoding) berdasarkan pada batasan pengertian yang dimilikinya.
materi, pengetahuannya luas tentang informasi yang disampaikan, cara Dengan demikian dapat saja terjadi kesenjangan antara yang dimaksud
berbicaranya jelas dan menjadi pendengar yang baik saat dikonfirmasi oleh pengirim pesan dengan yang dimengerti oleh penerima pesan
oleh si penerima pesan (komunikan). yang disebabkan oleh adanya kemungkinan hadirinya ganguan /
hambatan. Hambatan ini bisa karena perbedaan sudut pandang,
2. Pesan atau informasi (Message) pengetahuan atau pengalaman, perbedaan budaya, masalah bahasa
dan lainnya. Pada saat menyampaikan pesan, pengirim pesan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada pesan komunikasi adalah : (komunikator) harus memastikan apakah pesan telah diterima dengan
baik atau tidak. Sementara penerima pesan perlu berkonsentrasi agar
Tingkat kepentingan informasi pesan diterima dengan baik dan memberikan umpan balik (feedback)
Sifat pesan kepada pengirim pesan.
Kemungkinan pelaksanaannya
Tingkat kepastian dan kebenaran pesan 5. Umpan balik.
Kondisi pada saat pesan diterima Umpan balik merupakan tanggapan komunikan terhadap pesan yang
Penerima pesan
Cara penyampaian pesan
7
diberikan oleh komunikator. Umpan balik dapat berupa tanggapan b. Faktor-faktor pribadi, antara lain prasangka, lamunan, dan lain-lain.
verbal atau non verbal dan sangat penting sekali sebagai proses
klarifikasi untuk memastikan tidak terjadi 6 17BAB III KOMUNIKASI EFEKTIF PERAWAT DAN PASIEN
kesalahan dalam menginterpretasikan pesan. Pada saat penerima
pesan melakukan proses umpan balik, pengirim pesan (komunikator) Pelayanan rumah sakit tidak dapat dipisahkan dari peran komunikasi.
yang baik harus memiliki kemampuan sebagai berikut: Petugas dan tenaga medis tidak dapat melaksanakan tahapan-tahapan
dalam proses pelayanan kesehatan dengan baik tanpa kemampuan
a. Cara berbicara berkomunikasi yang baik dengan pasien, teman, atasan dan pihak-
Komunikator harus menguasai cara berbicara termasuk cara bertanya pihak lain.
(mengerti waktu penggunaan pertanyaan tertutup dan terbuka), Jenis komunikasi yang paling lazim digunakan dalam pelayanan
menjelaskan, klarifikasi, paraphrase, intonasi. keperawatan di rumah sakit dalam hubungan perawat dan pasien
adalah pertukaran informasi secara verbal terutama pembicaraan
b. Mendengar dengan tatap muka. Kemampuan perawat melakukan komunikasi
Komunikator harus mendengarkan dengan baik umpan balik dari verbal akan menentukan kualitas asuhan yang diberikan. Dalam setiap
penerima pesan tanpa memotong pembicaraannya. tahapan pelaksanaan proses keperawatam, perawat selalu
menggunakan komunikasi verbal. Oleh karena itu perawat harus
c. Cara mengamati memahami hal-hal yang harus diperhatikan dalam
Komunikator harus bisa mengamati cara berbicara komunikan komunikasi verbal. Tahapan komunikasi dalam keperawatan meliputi
misalnya bahasa non verbal yang digunakan di balik ungkapan kata tahap pengkajian, perumusan diagnose, perencanaan, pelaksanaan
atau kalimatnya, gerakan tubuhnya. dan evaluasi.

d. Menjaga sikap A. Tahap Pengkajian


Komunikator harus menjaga sikap selama berkomunikasi dengan Pengkajian merupakan tahap awal proses pelayanan di rumah sakit
komunikan (bahasa tubuh) agar tidak mengganggu komunikasi dan yang dilakukan oleh petugas registrasi/admisi dan perawat untuk
untuk menghindari kesalahpaham dalam mengartikan gerak tubuh yang mengumpulkan data pasien. Data tersebut diperlukan sebagai dasar
dilakukan oleh komunikator. pelaksanaan proses keperawatan pada tahap selanjutnya.

Gangguan Data pasien diperoleh dari:


Gangguan adalah segala sesuatu yang menghambat atau mengurangi 1. Wawancara, terdiri dari :
kemampuan kita untuk mengirim dan menerima pesan. Gangguan Wawancara admisi
komunikasi ini meliputi : Wawancara ini dilakukan pada saat pertama kali pasien masuk rumah
sakit dengan tujuan untuk mendapatkan data umum atau identitas
a. Pengacau indra, misalnya suara terlalu keras atau lemah, bau pasien.
menyengat,udara panas dan lain-lain.
8
pasien dalam berkomunikasi karena penguasaan bahasa sangat
Wawancara riwayat hidup berpengaruh terhadap persepsi dan penafsiran pasien dalam menerima
Wawancara ini dilakukan oleh perawat untuk mendapatkan informasi yang sesuai.
informasi mengenai keluhan pasien, riwayat kesehatan, perjalanan
penyakit 2. Ketajaman pancaindera
dengan tujuan untuk mengetahui alasanpasien datang ke rumah sakit Ketajaman pancaindera dalam mendengar, melihat, merasa dan
dan mencium bau merupakan faktor penting dalam komunikasi. Pasien akan
menjadi acuan rencana tindakan keperawatan. dapat menerima pesan komunikasi dengan baik apabila
pancainderanya berfungsi baik. Bagi pasien yang mengalami gangguan
Wawancara terapeutik pendengaran, ada tahapan yang perlu diperhatikan dalam melakukan
Wawancara ini ditekankan pada fakta, ide dan isi dalam rangka pengkajian, yaitu informasi medik yang mengindikasikan adanya
pengembangan kelemahan pendengaran, memperhatikan perlu/tidaknya pasien
hubungan sehat yang bertujuan untuk membantu pasien menggunakan alat bantu dengar yang masih berfungsi, memperhatikan
mengidentifikasi masalahnya. Wawancara ini memberikan peluang kemampuan pasien membaca ekspres wajah dangerak bibir perawat,
kepada pasien untuk mengungkapkan perasaan, mengenal dan dan apakah pasien mampu menggunakan gerak isyarat sebagai bentuk
mengetahu masa lalunya. komunikasi non verbal.
Wawancara terapeutik banyak digunakan oleh professional kesehatan
seperti perawat, dokter, psikolog dan psikiater, biasanyaditerapkan 3. Kelemahan fungsi kognitif
pada pasien yang mengalami gangguan psikologis. Kerusakan yang melemahkan fungsi kognitif, misalnya tumor otak yang
2. Pemeriksaan fisik dapat mempengaruhi kemampuan pasien untuk mengungkapkan dan
3. Pemeriksaan diagnostic (laboratorium, radiologi, dsb) memahami bahasa. Dalam mengkaji pasien ini, perawat harus dapat
4. Informasi/catatan dari tenaga medis lain dan dari keluarga pasien. menilai respon baik secara verbal maupun non verbal yang
Kemampuan berkomunikasi sangat berpengaruh pada kelengkapan disampaikan oleh pasien dalam menjawab pertanyaan.
data pasien. Oleh karena itu, peningkatan komunikasi seorang perawat
perlu mendapatkan perhatian. Dalam berkomunikasi perawat perlu 4. Gangguan struktural
memperhatikan budaya yang berpengaruh pada waktu dan tempat Gangguan struktural tubuh terutama yang berhubungan langsung
terjadinya komunikasi, penggunaan bahasa, usia dan perkembangan dengan organ suara seperti mulut dan hidung dapat berpengaruh pada
pasien. Ada beberapa hal yang menjadi kendala bagi pasien dalam proses komunikasi.
menyampaikan, menerima dan memahami informasi yang diterimanya.
B. Tahap perumusan diagnosa
Beberapa hal yang menjadi kendala, antara lain : Diagnosa dirumuskan berdasarkan data yang diperoleh dari tahap
1. Kemampuan bahasa pengkajian. Perumusan diagnosa keperawatan merupakan hasil
Perawat perlu memperhatikan bahasa yang mampu dipahami oleh penilaian perawat dengan melibatkan pasien dan keluarganya, tenaga
kesehatan lain yang berkenaan dengan masalah yang dialami pasien.
9
Diagnosa - Perawat mampu menjelaskan keadaan pasien.
keperawatan yang tepat memerlukan sikap komunikatif perawat dan - Perawat mampu menjadi pembimbing dan konseling terhadap
sikap kooperatif pasien. pasien.
- Bersikap tenang selama berada di depan pasien.
C. Tahap perencanaan
Pengembangan rencana tindakan keperawatan kepada pasien Dalam berkomunikasi di rumah sakit, petugas dan tenaga medis
diperlukan interaksi dan komunikasi dengan pasien. Hal ini untuk harus melakukan proses verifikasi terhadap akurasi dari komunikasi
menentukan alternative rencana keperawatan yang akan diterapkan. lisan dengan catat, baca kembali dan konfirmasi ulang (CABAK),
Misalnya, sebelum memberikan makanan kepada pasien, perawat yaitu :
harus terlebih dahulu mengetahui makanan yang sesuai bagi pasien. 1. Pemberi pesan memberikan pesan secara lisan.
Rencana tindakan yang dibuat oleh perawat merupakan media Komunikasi dapat dilakukan secara langsung atau melalui sarana
komunikasi antar tenaga kesehatan yang berkesinambungan sehingga komunikasi seperti telepon. Pemberi pesan harus memperhatikan
pelayanan dapat dilaksanakan secara teratur dan efektif. kosa kata yang digunakan, intonasi, kekuatan suara (tidak besar
dan tidak kecil), jelas, singkat dan padat.
D. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan realisasi dari perencanaan yang telah 2. Penerima pesan mencatat isi pesan tersebut. (CATAT)
ditetapkan terlebih dahulu. Aktifitas ini memerlukan ketrampilan dalam Untuk menghindari adanya pesan yang terlewat maka penerima
berkomunikasi dengan pasien.Terdapat dua katergori umum aktivitas pesan harus mencatat pesan yang diberikan secara jelas.
perawat dalam berkomunikasi, yaitu saat mendekati pasien untuk
memenuhi kebutuhan dan saat pasien mengalami masalah psikologis. 3. Isi pesan dibacakan kembali secara lengkap oleh penerima pesan.
(BACA)
Pada saat menghadapi pasien, perawat perlu : Setelah pesan dicatat, penerima pesan harus membacakan kembali
- Menunjukkan raut wajah yang mencerminkan ketulusan agar pesan
tercipta suasana saling percaya saat berkomunikasi. tersebut kepada pemberi pesan agar tidak terjadi kesalahan dan pesan
- Kontak pandang yang menunjukkan perhatian dan kesungguhan dapan diterima dengan baik.
perawat.
- Fokus pada pasien. 4. Penerima pesan mengkonfirmasi kembali isi pesan kepada pemberi
- Bersikap terbuka untuk menumbuhkan keberanian pasien dalam pesan. (KONFIRMASI)
mengikuti tindakan keperawatan yang dilakukan. Pemberi pesan harus mendengarkan pesan yang dibacakan oleh
- Mendengarkan secara seksama dan penuh perhatian untuk penerima pesan dan memberikan perbaikan bila pesan tersebut masih
mendapatkan informasi dari pasien. Perawat lebih banyak ada yang kurang atau salah.
mendengarkan daripada berbicara. Hal ini akan menumbuhkan Sistem CABAK dapat diillustrasikan dengan skema sebagai berikut :
kepercayaan pasien kepada perawat.
- Mendengarkan keluhan pasien dan memahami perasaan.
10
rasa yang berbeda bisa menjadi hal yang sangat vital karena bisa
BAB IV KOMUNIKASI EFEKTIF DOKTER DAN PASIEN membedakan intensitas radang, intensitas nyeri yang pada akhirnya
Dalam hubungan tenaga medis dan pasien, baik dokter maupun bermuara pada perbedaan diagnosa maupun jenis obat yang harus
pasien dapat berperan sebagai sumber atau pengrim pesan dan diminum. Peran dokter sebagai fasilitator pembicaraan amat penting
penerima pesan secara bergantian. Pasien sebagai pengirim pesan, agar tidak terjadi salah interpretasi.
menyampaikan apa yang dirasakan atau menjawab pertanyaan tenaga Silverman (1998) menjelaskan bahwa komunikasi efektif tidak berhenti
medis sesuai pengetahuannya. Sementara tenaga medis sebagai sampai pemberi pesan selesai menyampaikan maksudnya. Komunikasi
pengirim pesan, berperan pada saat menyampaikan penjelasan baru dapat dikatakan lengkap ketika pembicara mendapatkan umpan
penyakit, rencana pengobatan dan terapi, efek samping obat yang balik dari penerima yang meyakinkannya bahwa tujuan komunikasinya
mungkin terjadi serta dampak dari dilakukan dan tidak dilakukannya tercapai (penerima pesan memahami sesuai yang diharapkannya).
terapi tertentu. Dalam penyampaian ini, tenaga medis bertanggung Disease Centered Communication Style adalah komunikasi
jawab untuk memastikan pasien memahami apa yang disampaikan. berdasarkan kepentingan dokter dalam usaha menegakkan diagnosis,
Sebagai penerima pesan, dokter perlu berkonsentrasi dan termasuk penyelidikan dan penalaran klinik mengenai tanda dan gejala.
memperhatikan setiap pernyataan pasien. Untuk memastikan apa yang Illness Centered Communication Style adalah komunikasi berdasarkan
dimaksud oleh pasien, dokter sesekali perlu membuat pertanyaan atau apa yang dirasakan pasien tentang penyakitnya yang secara individu
pernyataan klarifikasi. Mengingat kesenjangan informasi dan merupakan pengalaman unik, termasuk pendapat pasien, apa yang
pengetahuan yang ada antara dokter dan pasien, dokter perlu menjadi kepentingannya, apa kekhawatirannya, harapannya, apa yang
mengambil peran aktif. Ketika pasien dalam posisi sebagai penerima dipikirkannya akan menjadi akibat dari penyakitnya (Kurtz, 1998).
pesan, dokter perlu secara proaktif memastikan apakah pasien benar- Pada dasarnya komunikasi efektif adalah bagaimana menyatukan sudut
benar memahami pesan yang telah disampaikannya. Misalnya dalam pandang pasien maupun dokter menjadi sebuah bentuk relasi
menginterpretasikan kata panas. Dokter yang mempunyai pasien dokterpasien (doctor-patient partnership), keduanya berada dalam level
berumur dua tahun memesankan kepada ibu pasien, Kalau dia panas, yang sejajar dan saling bekerja sama untuk menyelesaikan masalah
berikan obatnya. Pengertian panas oleh ibu pasien mungkin saja kesehatan pasien.
berbeda dengan yang dimaksudkan oleh dokter.
Di dunia kedokteran, model proses komunikasi tersebut telah
Dokter perlu mencari cara untuk memastikan si ibu mempunyai dikembangkan oleh Van Dalen (2005) menjadi sebuah model yang
pemahaman yang sama, misalnya dengan menggunakan ukuran yang sangat sederhana dan aplikatif.
tepat, yaitu termometer. Dokter mengajarkan cara menggunakan Kotak 1 : Pasien memimpin pembicaraan melalui pertanyaan
termometer untuk mengetahui keadaan anaknya. Si ibu diminta terbuka yang dikemukakan oleh dokter (Patient takes the lead through
memberikan obat yang telah diresepkan dokter kepada anaknya apabila open ended question by the doctor)
suhu tubuh anak mencapai angka tertentu yang dimaksud dokter Kotak 2 : Dokter memimpin pembicaraan melalui pertanyaan
mengalami panas. tertutup/terstruktur yang telah disusunnya sendiri (Doctors takes the
lead through closed question by the doctor)
Dalam dunia kesehatan, warna yang berbeda, ukuran yang berbeda, Kotak 3 : Kesepakatan apa yang harus dan akan dilakukan
11
berdasarkan negosiasi kedua belah pihak (Negotiating agenda by both) Ya saya mengerti hal ini dapat mengkhawatirkan Anda berdua.
Keberhasilan komunikasi antara dokter dan pasien pada umumnya Beberapa pasien pernah mengalami aborsi spontan, kemudian setelah
akan melahirkan kenyamanan dan kepuasan bagi kedua belah pihak, kehamilan berikutnya mereka sangat, sangat khawatir.
khususnya menciptakan satu kata tambahan bagi pasien yaitu empati.
Level 4 : Konfirmasi
Empati Anda sepertinya sangat sibuk, saya mengerti seberapa besar usaha
dapat diraih melalui kecukupan dokter akan listening skills dan training Anda untuk menyempatkan berolahraga.
skills yang dapat diraih melalui latihan.
Carma L Bylund & Gregory Makoul dalam tulisannya tentang Emphatic Level 3 : Penghargaan
Communication in Physician-patient Encouter 2002, menyatakan Anda bilang Anda sangat stress datang ke sini? Apa Anda mau
betapa pentingnya empati ini dikomunikasikan. Dalam konteks ini menceritakan lebih jauh apa yang membuat Anda stress?
empati disusun dalam batasan definisi berikut :
1. Kemampuan kognitif seorang dokter dalam mengerti kebutuhan Level 2 : Pengenalan dokter terhadap sudut pandang pasien (terhadap
pasien. penyakitnya) secara implicit.
2. Kemampuan afektifitas/sensitifitas dokter terhadap perasaan pasien. Pasien : Pusing saya ini membuat saya sulit bekerja.
3. Kemampuan perilaku dokter dalam memperlihatkan / menyampaikan Dokter : Ya? Bagaimana bisnis Anda akhirakhir ini?
empatinya kepada pasien. Level 1 : Pengenalan secara sambil lalu
A-ha, tapi dokter mengerjakan hal lain, menulis, membalikkan badan,
Berikut adalah contoh aplikasi empati yang dikembangkan oleh Bylund menyiapkan alat, dan lain-lain.
& Makoul 2002. Tingkat atau level empati dalam komunikasi dikodekan Level 0 : Penolakan terhadap apa yang menjadi sudut pandang pasien.
dalam suatu sistem. Ada 6 level pada pengkodean ini, yaitu : - Mengacuhkan pendapat pasien
Level 0 : Dokter menolak sudut pandang pasien. - Membuat pernyataan yang tidak menyetujui pendapat pasien, seperti
Level 1 : Dokter mengenal secara sambil lalu. Kalau stress ya, mengapa datang ke sini?! atau Ya, lebih baik operasi
Level 2 : Dokter mengenal sudut pandang pasien secara implicit. saja sekarang.
Level 3 : Dokter menghargai pendapat pasien.
Level 4 : Dokter mengkonfirmasi kepada pasien. Keterampilan empati bukan hanya sekedar basa-basi atau bermanis
Level 5 : Dokter berbagi perasaan dan pengalaman dengan mulut kepada pasien, melainkan :
pasien. 1. Mendengarkan aktif.
2. Responsif pada kebutuhan pasien.
Keterangan : 3. Responsif pada kepentingan pasien.
Level 3 5 adalah pengenalan dokter terhadap sudut pandang pasien 4. Usaha memberikan pertolongan kepada pasien.
tentang penyakitnya, secara eksplisit.
Contoh-contoh kalimat : Sikap Profesional Dokter
Level 5 : Berbagi pengalaman maupun perasaan Sikap professional dokter ditunjukkan ketika dokter berhadapan dengan
12
tugasnya, yang berarti mampu menyelesaikan tugas-tugasnya sesuai Memeriksa ulang segala sesuatu yang belum jelas bagi kedua belah
dengan peran dan fungsinya, mampu mengatur diri sendiri seperti pihak.
ketepatan waktu., pembagian tugas profesi dengan tugas-tugas pribadi Melakukan negosiasi atas segala sesuatu berdasarkan kepentingan
yang lain dan mampu menghadapi berbagai macam tipe pasien serta kedua belah pihak.
mampu bekerja sama dengan profesi kesehatan yang lain. Di dalam Membukakan pintu, atau berdiri ketika pasien hendak pulang.
proses komunikasi dokter-pasien, sikap professional ini penting untuk
menjalin sambung rasa, sehingga pasien merasa nyaman, aman, dan Di dalam komunikasi dokter-pasien, ada dua tahap yang penting :
dapat percaya kepada dokter yang merupakan landasan bagi
berlangsungnya komunikasi secara efektif 1. Tahap pengumpulan informasi
(Silverman, 1998). Dimulai dengan tahap penggalian informasi yang terdiri dari :
a. Mampu mengenali alasan kedatangan pasien.
Contoh sikap dokter ketika menerima pasien : Penggalian informasi akan berhasil apabila dokter mampu menjadi
Membukakan pintu atau berdiri ketika pasien datang. pendengar yang aktif sehingga pasien dapat mengungkapkan
Menyilakan masuk, pasien masuk terlebih dahulu baru dokter. kepentingan, harapan, kecemasannya secara terbuka dan jujur. Hal ini
Memanggil/menyapa pasien dengan namanya. akan membantu dokter dalam menggali riwayat kesehatannya yang
Menyilakan duduk, menciptakan suasana yang nyaman (isyarat merupakan data-data penting untuk menegakkan diagnosis.
bahwa punya cukup waktu, menganggap penting informasi yang akan
diberikan, menghindari tampak lelah). b. Penggalian riwayat penyakit
Mengucapkan salam (Selamat pagi/siang/sore/malam) Penggalian riwayat penyakit (anamnesis) dapat dilakuakn melalui
Memperkenalkan diri, menjelaskan tugas/perannya (apakah dokter pertanyaan- pertanyaan terbuka dahulu, yang kemudian diikuti dengan
umum, spesialis, dokter keluarga, dokter paliatif, konsultan gizi, pertanyaan tertutup yang membutuhkan jawaban ya atau tidak. Inilah
konsultan tumbuh kembang, dan lain-lain). yang dimaksud dalam kotak kedua, dalam Van Dalen (2005), dokter
Menilai suasana hati lawan bicara. merupokan seorang ahli yang akan menggali riwayat kesehatan pasien
Memperhatikan sikap non-verbal (raut wajah/mimic, gerak/bahasa sesuai kepentingan medis.
tubuh dari pasien). Pertanyaan-pertanyaan terbuka yang dapat ditanyakan :
Menatap mata pasien secara professional yang lebih terkait dengan Bagaimana pusing tersebut Anda rasakan, dapat diceritakanlebih
makna menunjukkan perhatian dan kesungguhan mendengarkan. jauh?
Memperhatikan keluhan yang disampaikan tanpa melakukan interupsi Menurut Anda, pusing tersebut reda bila Anda melakukan sesuatu,
yang tidak perlu. meminum obat tertentu atau bagaimana menurut Anda?
Apabila pasien marah, menangis, takut dan sebagainya maka dokter Sedangkan pertanyaan tertutup yang merupakan inti dari anamnesis
tetap menunjukkan raut wajah dan sikap yang tenang. meliputi :
Melibatkan pasien dalam rencana medis selanjutnya atau Eksplorasi terhadap riwayat penyakit dahulu
pengambilan keputusan. Eksplorasi terhadap riwayat penyakit keluarga
Eksplorasi terhadap riwayat penyakit sekarang, contoh menggunakan
13
pedoman Macleods clinical examination seperti disebutkan dalam Kurtz Pilihan tindakan medis untuk tujuan terapi (kekurangan dan kelebihan
(1998) masing-masing cara).
Macleods clinical examination : Prognosis
Dimana dirasakan? Dukungan (support) yang tersedia.
Sampai di bagian tubuh mana hal tersebut dirasakan?
Bagaimana karakteristik dari nyerinya, berdenyut-denyut? Hilang 29b. Siapa yang diberi informasi
timbul? Nyeri terus menerus? Pasien, kalau pasiennya menghendaki dan kondisinya
Nyeri? Amat nyeri? Sampai tidak daoat melakukan kegiatan memungkinkan.
mengajar? Keluarga atau orang lain yang ditunjuk oleh pasien.
Berapa lama nyeri berlangsung? Sebentar? Berjam-jam? Berhari- Keluarganya atau pihak lain yang menjadi wali/pengampu dan
hari? bertanggung jawab atas pasien kalau kondisi pasien tidak
Setiap waktu tertentu nyeri tersebut dirasakan? Berulangulang? Tidak memungkinkan
tentu? untuk berkomunikasi sendiri secara langsung.
Apa yang membuatnya reda? Apa yang membuatnya timbul kembali? c. Berapa banyak atau sejauh mana
Saat istirahat? Ketika kerja? Sewaktu minum obat tertentu? Untuk pasien : sebanyak yang pasien kehendaki, yang dokter merasa
Adakah keluhan lain yang menyertainya ? perlu dengan memperhatikan kesiapan mental pasien.
2. Tahap penyampaian informasi Untuk keluarga : sebanyak yang pasien/keluarga kehendaki dan
Setelah tahap pengumpulan informasi dilakukan dengan akurat, maka sebanyak
dokter masuk ke tahap penyampaian informasi. Tanpa informasi yang yang dokter perlukan agar dapat menentukan tindakan selanjutnya.
akurat di tahap pengumpulan informasi, dokter dapat terjebak kedalam d. Kapan menyampaikan informasi
kecurigaan yang tidak beralasan. Segera, jika kondisi dan situasinya memungkinkan.
e. Dimana menyampaikannya
Secara ringkas ada 6 (enam) hal penting yang harus diperhatikan agar Di ruang praktik dokter.
efektif dalam berkomunikasi dengan pasien, yaitu : Di bangsal, ruangan tempat pasien dirawat.
Di ruang diskusi.
a. Materi informasi apa yang disampaikan Di tempat lain yang pantas, atas persetujuan bersama,
Tujuan anamnesis dan pemeriksaan fisi (kemungkinan rasa tidak pasien/keluarga
nyaman/ sakit saat pemeriksaan). dan dokter.
Kondisi saat ini dan berbagai kemungkinan diagnosis. f. Bagaimana menyampaikannya
Berbagai tindakan medis yang akan dilakukan untuk menentukan Informasi penting sebaiknya dikomunikasikan secara langsung, tidak
diagnosis (manfaat, resiko, efek samping/komplikasi). melalui telepon, juga tidak diberikan dalam bentuk tulisan yang dikirim
Hasil dan interpretasi dari tindakan medis yang telah dilakukan untuk melalui pos, faksimil, sms, internet.
menegakkan diagnosis. Persiapan, meliputi :
Diagnosis, jenis atau tipe.
14
Materi yang akan disampaikan (bila diagnosis, tindakan medis, Bila pasien terlihat ingin bertanya tetapi ragu-ragu, maka dokter
prognosis hendaknya memberI kesempatan pasien untuk berbicara.
sudah disepakati oleh tim).
Ruangan yang nyaman, memperhatikan privasi, tidak terganggu 2. Mulai dengan pertanyaan terbuka
orang Contoh : Bagaimana keadaan Bapak hari ini?
lalu lalang, suara gaduh dari tv/radio, telepon Apa yang Ibu ingin sampaikan atau ingin didiskusikan hari ini?
Waktu yang cukup
Mengetahui orang yang akan hadir (sebaiknya pasien ditemui oleh 3. Dengarkan keluhan pertama kali yang disampaikan pasien yang
keluarga/orang yang ditunjuk; bila hanya keluarga yang hadir sebaiknya belum tentu keluhan medis.
lebih dari satu orang). Contoh : Sekarang susah ya, mencari pekerjaan
Jejaki sejauh mana pengertian pasien/keluarga tentang hal yang Harga sembako semakin mahal saja ya..
akan
dibicarakan. 4. Fasilitasi keluhan pasien dengan :
Tanyakan kepada pasien/keluarga, sejauh mana informasi yang Mendengarkan aktif jawaban pasien, tanpa interupsi.
diinginkan dan amati kesiapan pasien/keluarga menerima informasi Menanggapi dengan ucapan, Baik atau Oke atau Aha, atau
yang mengganggukkan kepala.
akan diberikan. Merespon atau memberikan umpan balik maupun klarifikasi dengan
Agar tujuan komunikasi tercapai, seorang dokter harus menjadi pertanyaan atau jawaban pada waktu yang tepat.
pendengar
yang aktif. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah 5. Tanyakan bila ada keraguan.
: 6. Konfirmasi maupun negosiasi agenda hari ini dengan
1. Perhatikan sikap non verbal pasien mengikutsertakan pendapat atau putusan pasien, Jadi Bapak
Bila terlihat amat lemas, tentunya dokter member kesempatan untuk mengeluhkan tentang pusing dan kelelahan, apakah ada lagi yang ingin
berbaring, duduk ataupun yang dapat membantunya selama proses disampaikan? Kalau tidak, bisakah kita mulai sesi hari ini dengan.
konsultasi. kemudian dilanjutkan dengan?
Bila terlihat amat memperhatikan penjelasan dokter, maka dokter
dapat meneruskan penjelasannya, dengan melakukan periksa silang BAB V
(cross KOMUNIKASI ANTAR PEMBERI LAYANAN
check), apakah pasien merasa sudah jelas atau belum.
Bila pasien terlihat tergesa-gesa, dokter dapat menawarkan segala Dalam memberikan pelayanan di RSI Aminah Sidoarjo , antar pemberi
sesuatu yang membuat proses konsultasi berlangsung cepat dengan layanan melakukan komunikasi dengan teknik SBAR. SBAR merupakan
cara bernegosiasi dengan pasien. Bila perlu pasien dapat datang lagi di suatu teknik komunikasi yang dipergunakan dalam melakukan
kesempatan berikutnya. identifikasi terhadap pasien sehingga mampu meningkatkan
kemampuan komunikasi antara perawat dengan dokter.
15
Dengan komunikasi SBAR ini maka perawat dapat memberikan laporan
mengenai kondisi pasien lebih informatif dan terstruktur. BAB VI KOMUNIKASI ASUHAN DAN EDUKASI
SBAR merupakan kerangka acuan dalam pelaporan kondisi pasien Komunikasi di rumah sakit memiliki dua tujuan, yaitu :
yang memerlukan perhatian dan tindakan segera. Teknik SBAR terdiri 1. Komunikasi yang bertujuan untuk memberikan informasi asuhan.
atas unsur Situation, Background, Assessment, Recommendation. 2. Komunikasi yang bertujuan untuk memberikan edukasi kepada
Pada prinsipnya, SBAR merupakan komunikasi standar yang ingin pasien dan keluarga pasien.
menjawab pertanyaan, yaitu apa yang terjadi, apa yang diharapkan oleh
perawat dari dokter yang dihubungi dan kapan dokter harus mengambil A. Komunikasi Informasi Asuhan
tindakan. Komunikasi yang bertujuan untuk memberikan informasi asuhan ini
biasa dilakukan oleh petugas customer service, registrasi dan
Empat (4) Unsur SBAR : admission yang meliputi :
1. Situation a. Jam pelayanan
Menjelaskan kondisi terkini dan keluhan yang terjadi pada pasien. b. Pelayanan yang tersedia
Misalnya c. Cara mendapatkan pelayanan
: penurunan tekanan darah, gangguan irama jantung, sesak nafas, dll. d. Sumber alternatif mengenai asuhan dan pelayanan yang diberikan
ketika kebutuhan pasien melebihi kemampuan rumah sakit.
2. Background
Menggali informasi mengenai latar belakang klinis yang menyebabkan Contoh sikap petugas customer service, registrasi dan admission
timbulnya keluhan klinis. Misalnya : Riwayat alergi obat-obatan, hasil ketika menerima pasien :
pemeriksaan laboratorium yang sudah diberikan, hasil pemeriksaan Berdiri ketika pasien datang.
penunjang, dll. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri (Selamat
pagi/siang/sore/malam, saya (nama)).
3. Assessment Mempersilahkan pasien duduk,
Penilaian/pemeriksaan terhadap kondisi pasien terkini sehingga perlu Menanyakan nama pasien (Maaf dengan Bpk/Ibu?).
diantisipasi agar kondisi pasien tidak memburuk. Tawarkan bantuan kepada pasien (Ada yang bisa dibantu Bpk/Ibu
(nama)? )
4. Recommendation Menciptakan suasana yang nyaman (isyarat bahwa punya cukup
waktu, menganggap penting informasi yang akan diberikan,
Merupakan usulan sebagai tindak lanjut, apa yang perlu dilakukan
menghindari tampak lelah).
untuk mengatasi masalah pasien saat ini. Misalnya : menghubungi
Menilai suasana hati lawan bicara.
dokter, mengarahkan pasien untuk melakukan pemeriksaan penunjang,
Memperhatikan sikap non-verbal (raut wajah/mimic, gerak/bahasa
dll. Contoh laporan perawat ke dokter dengan menggunakan SBAR
tubuh dari pasien).
(Haig, K.M.,dkk.,2006) :
Menatap mata pasien secara professional yang lebih terkait dengan
16
5 e. Kesediaan pasien untuk menerima informasi.
makna menunjukkan perhatian dan kesungguhan mendengarkan. 2. Tahap penyampaian informasi dan edukasi yang efektif
Memberikan informasi yang diperlukan oleh pasien. Cara penyampaian informasi dan edukasi yang efektif tergantung pada
Memberikan informasi jadwal praktek/paket dan langsung tanyakan hasil asesmen pasien, yaitu :
apakah mau dibantu untuk dibuatkan perjanjian.
Memperhatikan keluhan yang disampaikan tanpa melakukan interupsi a. Jika pasien dalam kondisi baik semua dan emosionalnya senang
yang tidak perlu. maka proses komunikasi edukasinya bisa langsung dijelaskan kepada
Memberikan solusi yang tepat dan cepat bila ada keluhan yang pasien sesuai dengan kebutuhan edukasinya.
disampaikan.
Apabila pasien marah, menangis, takut dan sebagainya maka dokter b. Jika pasien memiliki hambatan fisik (tuna rungu dan tuna wicara)
tetap menunjukkan raut wajah dan sikap yang tenang. maka proses komunikasi edukasinya dapat disampaikan dengan
Menawarkan kembali bantuan kepada pasien ( Ada lagi yang bisa menggunakan media cetak seperti brosur yang diberikan kepada pasien
kami bantu Bpk/Ibu?). dan keluarga sekandung (istri, anak, ayah, ibu atau saudara
Mengucapkan salam penutup (Terima kasih atas waktunya Bpk/Ibu. sekandung) dan menjelaskannya kepada mereka. (lihat selengkapnya
Apabila ada lagi yang bisa saya bantu, kami siap melayani dengan di Panduan Penanganan Pasien Difabel).
Penuh cinta kasih.
Berdiri ketika pasien hendak pulang. c. Jika pasien memiliki hambatan emosional (pasien marah atau
depresi) maka proses komunikasi edukasinya juga dapat disampaikan
B. Komunikasi Edukasi Pasien dan Keluarga Pasien dengan menggunakan media cetak seperti brosur dan menyarankan
Petugas rumah sakit berkewajiban untuk melakukan edukasi kepada pasien untuk membacanya. Apabila pasien tidak mengerti materi
pasien dan keluarga pasien sehingga pasien dan keluarga pasien bisa edukasi, pasien bisa menghubungi medical information.
memahami pentingnya mengikuti proses pengobatan yang telah
ditetapkan. 3. Tahap verifikasi
Terdapat 3 tahap dalam pemberian edukasi : Pada tahap ini, petugas memastikan kepada pasien dan keluarga
1. Tahap asesmen pasien mengenai kejelasan dan pemahaman materi edukasi yang diberikan.
Sebelum melakukan edukasi, pertama-tama petugas menilai kebutuhan
edukasi pasien dan keluarga pasien berdasarkan formulir asesmen a. Apabila pada saat pemberian edukasi, pasien dalam kondisi baik dan
kebutuhan edukasi. senang maka verifikasi dapat dilakukan dengan cara menanyakan
Hal-hal yang harus diperhatikan : kembali edukasi yang telah diberikan.
a. Keyakinan dan nilai-nilai pasien dan keluarga.
b. Kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang b. Untuk pasien yang mengalami hambatan fisik maka verifikasi dapat
digunakan. dilakukan dengan cara menanyakan kepada keluarganya dengan
c. Hambatan emosional dan motivasi. pertanyaan yang sama, yaitu Apakah Bapak/Ibu bisa memahami
d. Keterbatasan fisik dan kognitif.
17
materi edukasi yang kami berikan? (lihat selengkapnya di Panduan
Penanganan Pasien Difabel).
c. Untuk pasien yang mengalami hambatan emosional (marah atau
depresi) maka verifikasi dapat dilakukan dengan cara menanyakan
kepada pasien mengenai sejauh mana pasien telah mengerti tentang
materi edukasi yang diberikan melalui brosur. Proses pertanyaan ini
bisa melalui telepon atau datang langsung ke kamar pasien setelah
pasien tenang. Dengan diberikannya informasi dan edukasi pasien,
diharapkan komunikasi yang disampaikan dapat dimengerti dan
diterapkan oleh pasien. Apabila pasien mengikuti semua arahan dari
rumah sakit, diharapkan mempercepat proses penyembuhan pasien.

DAFTAR PUSTAKA
Konsil Kedokteran Indonesia (2006). Komunikasi Efektif Dokter-Pasien.
Jakarta 2006. From https://www.scribd.com/doc/246160199
/komunikasiefektif-dokter-pasien, 17 November 2014

18

Anda mungkin juga menyukai