PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG.
1.2 Tujuan.
1.3 Manfaat.
Mahasiswa dapat mengetahui maksud, syarat-syarat, tata cara serta ruang lingkup dari
pada kesehatang lingkungan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Skenario.
Seorang kakek usia 60 tahun dibawa oleh anaknya ke Dokter dengan keluhan
mengalami kesulitan tidur setiap malam dan selalu merasa tidurnya tidak pernah nyenyak,
sering terbangun saat tengah malam dan sulit untuk dapat tidur kembali sehingga terasa tidak
puas saat bangun. Menurut sang Anak, keluhan seperti ini sudah dirasakan orang tuanya sejak
beberapa bulan yang lalu padahal si Ayah tidak memiliki riwayat penyakit tertentu yang di
derita sebelumnya, hanya saja si Ayah sering tampak gelisah karena merasa kesepian dan jauh
dari cucu dan anak-anaknya yang lain. Setelah melakukan pemeriksaan fisik lalu seacara
pribadi si Dokter menjelaskan bahwa saat ini si Ayah sedang mengalami sleep onset problem
dan deep maintenence problem sehingga harus memperbaiki sleep higiennya kareba jika di
biarkan akan mempengaruhi vitalitas hidupnya.
2.1 Terminologi.
1. Sleep onset problem adalah kesulitan untuk mengawali tidur .
2. Deep maintenence problem adalah kesulitan dalam mempertahankan tidur.
3. Sleep higiennya adalah berbagai praktek yang diperlukan untuk mendapatkan tidur
malam yang normal dan berkualitas serta mendapatkan kesadaran penuh di siang har.
2.2 Permasalahan.
1. Metode atau cara preventive untuk kasus pada scenario ?
Upaya preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah
terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secara etimologi berasal dari bahasa latin,
pravenire yang artinya datang sebelum atau antisipasi atau mencegah untuk tidak terjadi
sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas, prevensi diartikan sebagai upaya secara sengaja
dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau
masyarakat
Upaya preventif bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan
kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Usaha yang dilakukan :
2
pencegahan penyakit dalam 5 tingkatan yang dapat dilakukan pada masa sebelum sakit
dan pada masa sakit. Leavell dan clark dalam bukunya Preventive Medicine for the doctor in
his community
Usaha-usaha pencegahan itu adalah :
A. Masa sebelum sakit
1.Mempertinggi nilai kesehatan (Health promotion)
2.Memberikan perlindungan khusus terhadap sesuatu penyakit (Specific protection).
Contohnya :
Pencegahan penyakit demam berdarah :
Salah satu usaha pencegahan atau pengendalian penyakit demam berdarah adalah
dengan memerangi nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak terutama di tempat-
tempat buatan manusia, seperti wadah plastik, ban mobil bekas dan tempat-tempat lain
yang menampung air hujan. Nyamuk ini menggigit pada siang hari, beristirahat di
dalam rumah dan meletakkan telurnya pada tempat-tempat air bersih tergenang.
o Cara mencegah penyakit demam berdarah adalah dengan "3M", yakni:
1. Menguras tempat penampungan air
2. Menutup tempat penampungan air
3. Menimbun tempat penampungan air
Pencegahan penyakit diare :
Diare dapat dicegah dengan cara menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
Adapun cara pencegehan diare dapat dilakukan dengan cara:
1. Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting yaitu: 1)
sebelum makan, 2) setelah buang air besar, 3) sebelum memegang bayi, 4) setelah
menceboki anak dan 5) sebelum menyiapkan makanan;
2. Meminum air minum sehat, atau air yang telah diolah, antara lain dengan cara
merebus, pemanasan dengan sinar matahari atau proses klorinasi;
3. Pengelolaan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar serangga (lalat,
kecoa, kutu, lipas, dan lain-lain);
4. Membuang air besar dan air kecil pada tempatnya, sebaiknya menggunakan
jamban dengan tangki septik.
3
B. Pada masa sakit
3. Mengenal dan mengetahui jenis pada tingkat awal,serta mengadakan pengobatan yang
tepat dan segera. (Early diagnosis and treatment).
4. Pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan gangguan kemampuan
bekerja yang diakibatkan sesuatu penyakit (Disability limitation).
5. Rehabilitasi (Rehabilitation).
4
a. Rehabilitasi fisik
Yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik semaksimalnya.
Misalnya, seorang yang karena kecelakaan, patah kakinya, perlu mendapatkan
rehabilitasi dari kaki yang patah yaitu dengan mempergunakan kaki buatan
yang fungsinya sama dengan kaki yang sesungguhnya.
b. Rehabilitasi mental
Yaitu agar bekas penderita dapat menyusuaikan diri dalam hubungan
perorangan dan social secara memuaskan. Seringkali bersamaan dengan
terjadinya cacat badania muncul pula kelainan-kelaianan atau gangguan
mental.untuk hal ini bekas penderita perlu mendapatkan bimbingan kejiwaan
sebelum kembali kedalam masyarakat
c. Rehabilitasi social vokasional
Yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan/jabatan dalam
masyarakat dengan kapasitas kerja yang semaksimalnya sesuai dengan
kemampuan dan ketidak mampuannya.
d. Rehabilitasi aesthetis
Usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk mengembalikan rasa
keindahan, walaupun kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu sendiri tidak
dapat dikembalikan misalnya: misalnya penggunaan mata palsu.
5
Lingkungan dapat berperan menjadi penyebab langsung, sebagai faktor yang
berpengaruh dalam menunjang terjangkitnya penyakit, sebagai medium transmisi
penyakit dan sebagai faktor yang mempengaruhi perjalanan penyakit. Udara yang
tercemar secara langsung dapat mengganggu sistem pernafasan, air minum yang tidak
bersih secara langsung dapat membuat sakit perut dan lain-lain. Udara yang lembab dapat
berpengaruh dalam menunjang terjangkitnya penyakit yang disebabkan oleh bakteri atau
virus. Air dan udara dapat pula menjadi medium perpindahan penyakit dan menjadi
faktor yang mempengaruhi perjalanan penyakit.
8
lainya ke dalam rumah. Untuk itu harus ada usaha-usaha lain untuk
melindung kita dari gigitan-gigitan nyamuk tersebut.
b) Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk
mengalirkan udara tersebut, misalnya kipas angin, dan mesin penghisap
udara. Tetapi jelas alat ini tidak cocok dengan kondisi rumah di pedesaan.
Perlu diperhatika disinni bahwa sistem pembuatan ventilasi harus dijaga
agar udara tidak berhenti atau membalik lagi, harus mengalir. Artinya di dalam
ruangan rumah harus ada jalan masuk dan keluarnya udara.
3. Cahaya
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak
terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang masuk kedalam ruangan rumah, terutama
cahaya matahari di samping kurang nyaman, juga merupakan media atau tempat
yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit-bibit penyakit. Sebaliknya terlalu
banyak cahaya didalam rumah akan menyebabkan silau, dam akhirnya dapat
merusakan mata. Cahaya dapat dibedakan menjadi 2, yakni :
a) Cahaya alamiah, yakni matahari. Cahaya matahari ini sangat penting, karena
dapat membunuh bakteri-bakteri patogen di dalam rumah, misalnya baksil
TBC. Oleh karena itu, rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk
cahaya yang cukup. Seyogyanya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya
sekurang-kurangnya 15% sampai 20% dari luas lantai yang terdapat
didalam ruangan rumah. Perlu diperhatikan di dalam membuat jendela
diusahakan agar sinar matahari dapat langsung masuk ke dalam ruangan,
tidak terhalang oleh bangunan lain. Fungsi jendela disini, disamping
sebagai ventilasi, juga sebagai jalan masuk cahaya.
Lokasi penempatan jendela pun harus diperhatikan dan dusahakan agar
sinar matahari lama menyinari lantai (bukan menyinari dinding). Maka
sebaiknya jendela itu harus di tengah-tenan tinggi dinding (tembok).
Jaln masuknya cahaya ilmiah juga diusahakan dengan geneng kaca.
Genteng kaca pun dapat dibuat secra sederhana, yakni dengan melubangi
genteng biasa waktu pembuatanya kemudian menutupnya dengan pecahan
kaca.
9
b) Cahaya buatan, yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah,
seperti lampu minyak tanah, listrik, api dan sebagainya.
10
Sistem Pembuangan
Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari
rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainya, dan pada umumnya
mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan
manusia serta mengganggu lingkungan hidup. Batasan lain mengatakan bahwa air
limbah adalah kombinasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah
pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri, bersama-sama dengan air tanah,
air permukaan dan air hujan yang mungkin ada (Haryoto Kusnoputranto, 1985).
Dari batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa air buangan adalah air yang
tersisa dari kegiatan manusia, baik kegiatan rumah tangga maupun kegiatan lain
seperti industri, perhotelan, dan sebagainya. Meskipun merupakan air sisa, namun
volumenya besar, karena lebih kurang 80% dari air yang digunakan bagi kegiatan-
kegiatan manusia sehari-hari tersebut dibuang lagi dalam bentuk yang sudah kotor
(tercemar). Selanjutnya air limbah ini akhirnya akan mengalir ke sungai dan laut dan
akan digunakan oleh manusia lagi. Oleh sebab itu, air buangan ini harus dikelola atau
diolah secara baik.
Air limbah ini berasal dari berbagai sumber, secara garis besar dapat
dikelompokan sebagai berikut :
1. Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water), yaitu air
limbah yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada umumnya air limbah ini
terdiri dari ekskreta (tinja dan air seni), air bekas cucian dapur dan kamar mandi,
dan umumnya terdiri dari bahan-bahan organic.
2. Air buangan industri (industrial wastes water), yang berasal dari berbagai jenis
industri akibat proses produksi. Zat-zat yang tergantung di dalamnya sangat
bervariasi sesuai dengan bahan baku yang dipakai oleh masing-masing industri,
antara lain : nitrogen, logam berat, zat pelarut dan sebagainya. Oleh sebab itu
pengolahan jenis air limbah ini, agar tidak menimbulkan polusi lingkungan
memnjadi rumit.
3. Air buangan kotapraja (municipal wastes water), yaitu air buangan yang berasal dari
daerah : perkantoran, perdagangan, hotel, restoran, tempat-tempat ibadah, dan
sebagainya. Pada umumnya zat-zat yang terkandung dalam jenis air limbah ini
sama dengan air limbah rumah tangga.
11
Karakteristik air limbah perlu dikenal, karena hal ini akan menentukan cara
pengolahan yang tepat, sehingga tidak mencemari lingkungan hidup. Secara garis
besar karakteristik air limbah ini digolongkan menjadi sebagai berikut:
1. Karakteristik fisik
Sebagian besar terdiri dari air dan sebagian kecil terdiri dari bahan-bahan padat
dan suspensi. Terutama air limbah rumah tangga, biasanya berwarna suram
seperti larutan sabun, sedikit berbau. Kadang-kadang mengandung sisa-sisa
kertas, berwarna bekas cucian beras dan sayur, bagian-bagian tinja, dan
sebagainya.
2. Karakter kimiawi
Biasanya air buangan ini mengandung campuran zat-zat kimia anorganik yang
berasal dari air bersih serta bermacam-macam zat organik berasal dari
penguraian tinja, urine dan sampah-sampah lainya. Oleh sebab itu, pada
umumnya bersifat basah pada waktu masih baru, dan cenderung ke asam
apabila sudah memulai membusuk. Substansi organic dalam air buangan terdiri
dari dua gabungan, yakni :
a. Gabungan yang mengandung nitrogen, misalnya: urea, protein, amine, dan
asam amino.
b. Gabungan yang tak mengandung nitrogen, misalnya: lemak, sabun, dan
karbuhidrat, termasuk selulosa.
3. Karakteristik bakteriologis
Kandungan bakteri pathogen serta organisme golongan coli terdapat juga
dalam air limbah tergantung darimana sumbernya, namun keduanya tidak
berperan dalam proses pengolahan air buangan.
Sesuai dengan zat-zat yang terkandung di dalam air limbah ini, maka air
limbah yang tidak diolah terlebih dahulu akan menyebabkan berbagai
gangguan kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup antara lain :
a. menjadi transmisi atau media penyebaran berbagai penyakit, terutama:
kholera, typhus abdominalis, desentri baciler.
b. Menjadi media berkembang biaknya mikroorganisme pathogen.
12
c. Menjadi temoat-tempat berkembang biaknya nyamuk atau tempat hidup
larva nyamuk.
d. Menimbulkan bau yang tidak enak serta pandangan yang tidak sedap.
e. Merupakan sumber pencemaran air permukaan, tanah, dan lingkungan hidup
lainya.
f. Mengurangi produktivitas manusia, karena orang bekerja dengan tidak
nyaman, dan sebagainya.
Pegolahan air limbah dimaksudkan untuk melindungi lingkungan hidup
terhadap pencemaran air limbah tersebut. Secara ilmiah sebenarnya lingkungan
mempunyai daya dukung yang cukup besar terhadap gangguan yang timbul
karena pencemaraan air limbah tersebut. Namun demikian, alam tersebut
mempunyai kemampuan yang terbatas dalam daya dukungnya, sehingga air
limbah perlu dibuang.
Beberapa cara sederhana pengolahan air buangan antara lain sebagai
berikut :
1. Pengeceran (dilution)
Air limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup
rendah, kemudian baru dibuang ke badan-badan air. Tetapi, dengan makin
bertambahnya penduduk, yang berarti makin meningkatnya kegiatan
manusia, maka jumlah air limbah yang harus dibuang terlalu banyak, dan
diperluka air pengenceran terlalu banyak pula, maka cara ini tidak dapat
dipertahankan lagi. Disamping itu, cara ini menimbulkan kerugian lain,
diantaranya : bahaya kontaminasi terhadap badan-badan air masih tetap
ada, pengendapan yang akhirnya menimbulkan pendangkalan terhadap
badan-badan air, seperti selokan, sungai, danau, dan sebagainya.
Selanjutnnya dapat menimbulkan banjir.
2. Kolam Oksidasi (Oxidation ponds)
Pada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar
matahari, ganggang (algae), bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan
alamiah. Air limbah dialirkan kedalam kolam berbentuk segi empat dengan
kedalaman antara 1-2 meter. Dinding dan dasar kolam tidak perlu diberi
lapisan apapun. Lokasi kolam harus jauh dari daerah pemukiman, dan
13
didaerah yang terbuka, sehingga memungkinkan memungkinkan sirkulasi
angin dengan baik.
3. Irigasi
Air limbah dialirkan ke parit-parit terbuka yang digali, dan air akan
merembes masuk kedalam tanah melalui dasar dan dindindg parit tersebut.
Dalam keadaan tertentu air buangan dapat digunakan untuk pengairan
ladang pertanian atau perkebunan dan sekaligus berfungsi untuk
pemupukan. Hal ini terutama dapat dilakukan untuk air limbah dari rumah
tangga, perusahaan susu sapi, rumah potong hewan, damn lain-lainya
dimana kandungan zat-zat organik dan protein cukup tinggi yang
diperlukan oleh tanam-tanaman.
14
4. Antracks
Ditimbulkan karena kontak antara manusia dan ternak sapi,kambing,kuda,dan babi
yang terlalu dekat dengan kandang/ternak tersebut.
5. flu burung
Ditimbulkan karena kontak langsung antara manusia dengan unggas yang
terinfeksi virus flu burung.
6. rabies dan hepatitis
Ditimbulkan karena kontak langsung antara manusia dengan kucing,anjing,monyet
yang terkena rabies
7. cacingan
Ditimbulkan karena mandi tidak bersih,cuci tangan kurang bersih dan lain-lain.
8. cacing pita
Ditimbulkan karena kontak antara manusia dan ternak sapi,kambing,kuda,dan babi
yang terlalu dekat dengan kandang atau ternak tersebut.
15
2. Sumber Sampah
a Pemukiman penduduk
Sampah di suatu pemukiman biasanya dihasilkan oleh satu atau beberapa keluarga
yang tinggal dalam suatu bangunan atau asrama yang terdapat di desa atau di kota.
Jenis sampah yang dihasilkan biasanya sisa makanan dan bahan sisa proses
pengolahan makanan atau sampah basah (garbage), sampah kering (rubbsih),
perabotan rumah tangga, abu atau sisa tumbuhan kebun.
b Tempat umum dan tempat perdagangan
Tempat umum adalah tempat yang memungkinkan banyak orang berkumpul dan
melakukan kegiatan termasuk juga tempat perdagangan. Jenis sampah yang
dihasilkan dari tempat semacam itu dapat berupa sisa-sisa makanan (garbage),
sampah kering, abu, sisa bangunan, sampah khusus, dan terkadang sampah
berbahaya.
c Sarana layanan masyarakat milik pemerintah
Sarana layanan masyarakat yang dimaksud disini, antara lain, tempat hiburan dan
umum, jalan umum, tempat parkir, tempat layanan kesehatan (misalnya rumah sakit
dan puskesmas), kompleks militer, gedung pertemuan, pantai empat berlibur, dan
sarana pemerintah lain. Tempat tersebut biasanya menghasilkan sampah khusus dan
sampah kering.
d Industri berat dan ringan
Dalam pengertian ini termasuk industri makanan dan minuman, industri kayu,
industri kimia, industri logam dan tempat pengolahan air kotor dan air minum,dan
kegiatan industri lainnya, baik yang sifatnya distributif atau memproses bahan
mentah saja. Sampah yang dihasilkan dari tempat ini biasanya sampah basah,
sampah kering, sisa-sisa bangunan, sampah khusus dan sampah berbahaya.
e Pertanian
Sampah dihasilkan dari tanaman dan binatang. Lokasi pertanian seperti kebun,
ladang ataupun sawah menghasilkan sampah berupa bahan-bahan makanan yang
telah membusuk, sampah pertanian, pupuk, maupun bahan pembasmi serangga
tanaman.
16
3. Jenis Sampah
Pada prinsipnya sampah dibagi menjadi sampah padat, sampah cair dan sampah dalam
bentuk gas (fume, smoke). Sampah padat dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu :
1. Berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya
Sampah anorganik misalnya : logam-logam, pecahan gelas, dan plastik
Sampah Organik misalnya : sisa makanan, sisa pembungkus dan sebagainya
2. Berdasarkan dapat tidaknya dibakar
Mudah terbakar misalnya : kertas, plastik, kain, kayu
Tidak mudah terbakar misalnya : kaleng, besi, gelas
3. Berdasarkan dapat tidaknya membusuk
Mudah membusuk misalnya : sisa makanan, potongan daging
Sukar membusuk misalnya : plastik, kaleng, kaca (Dainur, 1995)
4. Karakteristik Sampah
a Garbage yaitu jenis sampah yang terdiri dari sisa-sisa potongan hewan atau
sayuran dari hasil pengolahan yang sebagian besar terdiri dari zat-zat yang
mudah membusuk, lembab, dan mengandung sejumlah air bebas.
b Rubbish terdiri dari sampah yang dapat terbakar atau yang tidak dapat terbakar
yang berasal dari rumah-rumah, pusat-pusat perdagangan, kantor-kantor, tapi
yang tidak termasuk garbage.
c Ashes (Abu) yaitu sisa-sisa pembakaran dari zat-zat yang mudah terbakar baik
dirumah, dikantor, industri.
d Street Sweeping (Sampah Jalanan) berasal dari pembersihan jalan dan
trotoar baik dengan tenaga manusia maupun dengan tenaga mesin yang terdiri
dari kertas-kertas, daun-daunan.
e Dead Animal (Bangkai Binatang) yaitu bangkai-bangkai yang mati karena
alam, penyakit atau kecelakaan.
f Houshold Refuse yaitu sampah yang terdiri dari rubbish, garbage, ashes, yang
berasal dari perumahan
g Abandonded Vehicles (Bangkai Kendaraan) yaitu bangkai- bangkai mobil, truk,
kereta api.
17
h Sampah Industri terdiri dari sampah padat yang berasal dari industri-industri,
pengolahan hasil bumi.
i Demolition Wastes yaitu sampah yang berasal dari pembongkaran gedung.
j Construction Wastes yaitu sampah yang berasal dari sisa pembangunan,
perbaikan dan pembaharuan gedung-gedung.
k Sewage Solid terdiri dari benda-benda kasar yang umumnya zat organik hasil
saringan pada pintu masuk suatu pusat pengelolahan air buangan.
l Sampah khusus yaitu sampah yang memerlukan penanganan khusus misalnya
kaleng-kaleng cat, zat radiokatif. (Mukono, 2006)
5. Pengelolaan Sampah
Ada beberapa tahapan di dalam pengelolaan sampah padat yang baik, diantaranya :
a. Tahap pengumpulan dan penyimpanan di tempat sumber
Sampah yang ada dilokasi sumber (kantor, rumah tangga, hotel dan sebagainya)
ditempatkan dalam tempat penyimpanan sementara, dalam hal ini tempat sampah.
Sampah basah dan sampah kering sebaiknya dikumpulkan dalam tempat yang
terpisah untuk memudahkan pemusnahannya. Adapun tempat penyimpanan
sementara (tempat sampah) yang digunakan harus memenuhi persyaratan berikut
berikut ini :
Konstruksi harus kuat dan tidak mudah bocor
Memiliki tutup dan mudah dibuka tanpa mengotori tangan
Ukuran sesuai sehingga mudah diangkut oleh satu orang.
Dari tempat penyimpanan ini, sampah dikumpulkan kemudian dimasukkan ke
dalam dipo (rumah sampah). Dipo ini berbentuk bak besar yang digunakan untuk
menampung sampah rumah tangga. Pengelolaanya dapat diserahkan pada pihak
pemerintah. Untuk membangun suatu dipo, ada bebarapa persyaratan yang harus
dipenuhi, diantaranya :
Dibangun di atas permukaan tanah dengan ketinggian bangunan setinggi
kendaraan pengangkut sampah.
Memiliki dua pintu, pintu masuk dan pintu untuk mengambil sampah.
18
Memiliki lubang ventilasi yang tertutup kawat halus untuk mencegah lalat
dan binatang lain masuk ke dalam dipo.
Ada kran air untuk membersihkan
Tidak menjadi tempat tinggal atau sarang lalat atau tikus.
Mudah dijangkau masyarakat
b. Tahap pengangkutan
Dari dipo sampah diangkut ke tempat pembuangan akhir atau pemusnahan sampah
dengan mempergunakan truk pengangkut sampah yang disediakan oleh Dinas
Kebersihan Kota. (Chandra, 2007)
c. Tahap pemusnahan
Di dalam tahap pemusnahan sampah ini, terdapat beberapa metode yang dapat
digunakan, antara lain :
Sanitary Landfill
Sanitary landfill adalah sistem pemusnahan yang paling baik. Dalam
metode ini, pemusnahan sampah dilakukan dengan cara menimbun sampah
dengan cara menimbun sampah dengan tanah yang dilakukan selapis demi
selapis. Dengan demikian, sampah tidak berada di ruang terbuka dan
tentunya tidak menimbulkan bau atau menjadi sarang binatang pengerat.
Sanitary landfill yang baik harus memenuhi persyatatan yaitu tersedia
tempat yang luas, tersedia tanah untuk menimbunnya, tersedia alat-alat
besar. Semua jenis sampah diangkut dan dibuang ke suatu tempat yang jauh
dari lokasi pemukiman.
Incenaration
Incenaration atau insinerasi merupakan suatu metode pemusnahan sampah
dengan cara membakar sampah secara besar-besaran dengn menggunakan
fasilitas pabrik.
Composting
Pemusnahan sampah dengan cara proses dekomposisi zat organik oleh
kuman-kuman pembusuk pada kondisi tertentu. Proses ini menghasilkan
bahan berupa kompos atau pupuk hijau (Dainur, 1995).
19
Hog Feeding
Pemberian sejenis garbage kepada hewan ternak (misalnya: babi). Perlu
diingat bahwa sampah basah harus diolah lebih dahulu (dimasak atau
direbus) untuk mencegah penularan penyakit cacing dan trichinosis.
Discharge to sewers
Sampah dihaluskan kemudian dimasukkan ke dalam sistem pembuangan
air limbah. Metode ini dapat efektif asalkan sistem pembuangan air limbah
memang baik.
Dumping
Sampah dibuang atau diletakkan begitu saja di tanah lapangan, jurang atau
tempat sampah.
Dumping in water
Sampah dibuang ke dalam air sungai atau laut. Akibatnya, terjadi
pencemaran pada air dan pendangkalan yang dapat menimbulkan bahaya
banjir. (Mukono, 2006)
Individual Incenaration
Pembakaran sampah secara perorangan ini biasa dilakukan oleh penduduk
terutama di daerah pedesaaan.
Recycling
Pengolahan kembali bagian-bagian dari sampah yang masih dapat dipakai
atau di daur ulang. Contoh bagian sampah yang dapat di daur ulang, antara
lain plastik, kaleng, gelas, besi, dan sebagainya.
Reduction
Metode ini digunakan dengan cara menghancurkan sampah (biasanya dari
jenis garbage) sampai ke bentuk yang lebih kecil, kemudian di olah untuk
menghasilkan lemak.
Salvaging
Pemanfaatan sampah yang dipakai kembali misalnya kertas bekas.
Bahayanya adalah bahwa metode ini dapat menularkan penyakit (Chandra,
2007).
20
6. Pemanfaatan Sampah
Pengelolaan sampah di suatu daerah akan membawa pengaruh bagi masyarakat
maupun lingkungan daerah itu sendiri. Pengaruhnya tentu saja ada yang positif dan ada
juga yang negatif.
a. Pengaruh Positif
Pengelolaan sampah yang baik akan memberikan pengaruh yang positif terhadap
masyarakat maupun lingkungannya, seperti berikut :
Sampah dapat dimanfaatkan untuk menimbun lahan semacam rawa-rawa
dan dataran rendah.
Sampah dapat dimanfaatkan sebagai pupuk.
Sampah dapat diberikan untuk makanan ternak setelah menjalani proses
pengelolaan yang telah ditentukan lebih dahulu untuk mencegah pengaruh
buruk sampah tersebut terhadap ternak.
Pengelolaan sampah menyebabkan berkurangnya tempat untuk
berkembang biak serangga dan binatang pengerat.
Menurunkan insidensi kasus penyakit menular yang erat hubungannya
dengan sampah.
Keadaan estetika lingkungan yang bersih menimbulkan kegairahan hidup
masyarakat.
Keadaan lingkungan yang baik mencerminkan kemajuaan budaya
masyarakat.
Keadaan lingkungan yang baik akan menghemat pengeluaran dana
kesehatan suatu negara sehingga dana itu dapat digunakan untuk keperluan
lain (Chandra, 2007)
b. Pengaruh Negatif
Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat memberikan pengaruh negatif bagi
kesehatan, lingkungan, maupun bagi kehidupan sosial ekonomi dan budaya
masyarakat, seperti berikut :
Pengaruh terhadap kesehatan
1. Pengelolaan sampah yang kurang baik menyebabkan estetika
lingkungan menjadi kurang sedap dipandang mata misalnya banyaknya
21
tebaran-tebaran sampah sehingga mengganggu kesegaran udara
lingkungan masyarakat (Dinas Kebersihan, 2009)
2. Penyakit demam berdarah meningkatkan incidencenya disebabkan
vektor Aedes Aegypty yang hidup berkembang biak di lingkungan,
pengelolaan sampahnya kurang baik (banyak kaleng, ban bekas dan
plastik dengan genangan air) (Dinas Kebersihan, 2009)
3. Penyakit sesak nafas dan penyakit mata disebabkan bau sampah yang
menyengat yang mengandung Amonia Hydrogen, Solfide dan
Metylmercaptan (Dinas Kebersihan, 2009).
4. Penyakit saluran pencernaan (diare, kolera dan typus) disebabkan
banyaknya lalat yang hidup berkembang biak di sekitar lingkungan
tempat penumpukan sampah (Dinas Kebersihan, 2009)
5. Insidensi penyakit kulit meningkat karena penyebab penyakitnya hidup
dan berkembang biak di tempat pembuangan dan pengumpulan sampah
yang kurang baik. Penularan penyakit ini dapat melalui kontak
langsung ataupun melalui udara.
6. Penyakit kecacingan
7. Terjadi kecelakaan akibat pembuangan sampah secara sembarangan
misalnya luka akibat benda tajam seperti kaca, besi, dan sebagainya
8. Gangguan psikomatis, misalnya insomnia, stress, dan lain-lain
(Mukono, 1995)
Pengaruh terhadap lingkungan
1. Pengelolaan sampah yang kurang baik menyebabkan estetika
lingkungan menjadi kurang sedap dipandang mata misalnya banyaknya
tebaran-tebaran sampah sehingga mengganggu kesegaran udara
lingkungan masyarakat (Dinas Kebersihan, 2009).
2. Pembuangan sampah ke dalam saluran pembuangan air akan
menyebabkan aliran air akan terganggu dan saluran air akan menjadi
dangkal (Mukono, 2006).
3. Proses pembusukan sampah oleh mikroorganisme akan menghasilkan
gas-gas tertentu yang menimbulkan bau busuk
22
4. Adanya asam organic dalam air serta kemungkinan terjadinya banjir
maka akan cepat terjadinya pengerusakan fasilitas pelayanan
masyarakat antara lain jalan, jembatan, saluran air, fasilitas jaringan
dan lain-lain (Dinas Kebersihan, 2009).
5. Pembakaran sampah dapat menimbulkan pencemaran udara dan
bahaya kebakaran lebih luas.
6. Apabila musim hujan datang, sampah yeng menumpuk dapat
menyebabkan banjir dan mengakibatkan pencemaran pada sumber air
permukaan atau sumur dangkal.
7. Air banjir dapat mengakibatkan kerusakan pada fasilitas masyarakat,
seperti jalan, jembatan, dan saluran air.
Pengaruh terhadap sosial ekonomi dan budaya masyarakat
1. Pengelolaan sampah yang kurang baik mencerminkan keadaan sosial-
budaya masyarakat setempat.
2. Keadaan lingkungan yang kurang baik dan jorok, akan menurunkan
minat dan hasrat orang lain (turis) untuk datang berkunjung ke daerah
tersebut (Mukono, 2006)
3. Dapat menyebabkan terjadinya perselisihan antara penduduk setempat
dan pihak pengelola
4. Angka kesakitan meningkat dan mengurangi hari kerja sehigga
produktifitas masyarakat menurun.
5. Kegiatan perbaikan lingkungan yang rusak memerlukan dana yang
besar sehingga dana untuk sektor lain berkurang.
6. Penurunan pemasukan daerah (devisa) akibat penurunan jumlah
wisatawan yang diikuti dengan penurunan penghasilan masyarakat
setempat.
7. Penurunan mutu dan sumber daya alam sehingga mutu produksi
menurun dan tidak memiliki nilai ekonomis.
8. Penumpukan sampah di pinggir jalan menyebabkan kemacetan lalu
lintas yang dapat menghambat kegiatan transportasi barang dan jasa
(Chandra, 2007).
23
7. Sarana Air bersih ?
2. Sumber
Sungai
Rata-rata lebih dari 40.000 kilometer kubik air segar diperoleh dari sungai-
sungai di dunia. Ketersediaan ini (sepadan dengan lebih dari 7.000 meter kubik untuk
setiap orang) sepintas terlihat cukup untuk menjamin persediaan yang cukup bagi
setiap penduduk, tetapi kenyataannya air tersebut seringkali tersedia di tempat-tempat
yang tidak tepat. Sebagai contoh air bersih di lembah sungai Amazon walupun
ketersediaannya cukup, lokasinya membuat sumber air ini tidak ekonomis untuk
mengekspor air ke tempat-tempat yang memerlukan.
Curah hujan
Dalam pemanfaatan hujan sebagai sumber dari air bersih, individu perorangan/
berkelompok/ pemerintah biasanya membangun bendungan dan tandon air yang mahal
untuk menyimpan air bersih di saat bulan-bulan musim kering dan untuk menekan
kerusakan musibah banjir.
Air permukaan dan air bawah tanah.
3. Syarat
Dalam UU RI No.7 Tahun 2004 dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907
Tahun 2002, disebutkan beberapa pengertian terkait dengan air, yaitu sebagai berikut :
Sumber daya air adalah air, dan daya air yang terkandung didalamnya.
Air adalah semua air yang terdapat pada diatas, ataupun di bawah
permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan.
24
Air Bersih (clean water) adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-
hariyang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila
telah dimasak
Air Minum (drinking water) adalah air yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum
Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah.
Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah
permukaan tanah.
Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang
terdapat pada, diatas, ataupun di bawah permukaan tanah.
Dalam referensi lain disebutkan bahwa air adalah adalah zat kimia yang penting
bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di
planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi.
Saat ini kualitas air minum di kota-kota besar di Indonesia masih
memprihatinkan. Kepadatan penduduk, tata ruang yang salah dan tingginya eksploitasi
sumber daya air sangat berpengaruh pada kualitas air. Pemerintah telah mengeluarkan
Kepmenkes No 907/Menkes/SK/VII/2002 tentang Syarat dan Pengawasan Kualitas
Air Minum. Syarat air minum sesuai Permenkes yaitu harus bebas dari bahan-bahan
anorganik dan organik. Dengan kata lain kualitas air minum harus bebas bakteri, zat
kimia, racun, limbah berbahaya dan lain sebagainya.
Parameter kualitas air minum yang berhubungan langsung dengan kesehatan
sesuai Permenkes tersebut adalah berhubungan dengan mikrobiologi, seperti bakteri
E.Coli dan total koliform. Yang berhubungan dengan kimia organik berupa arsenik,
flourida, kromium, kadmium, nitrit, sianida dan selenium. Sedangkan parameter yang
tidak langsung berhubungan dengan kesehatan, antara lain berupa bau, warna, jumlah
zat padat terlarut (TDS), kekeruhan, rasa, dan suhu. Untuk parameter kimiawi berupa
aluminium, besi, khlorida, mangan, pH, seng, sulfat, tembaga, sisa khlor dan ammonia.
4. Cara pengelolaan
Pengolahan air merupakan suatu upaya untuk mendapatkan air bersih dan sehat dengan
standar mutu air yang memenuhi syarat kesehatan. Proses pengolahan air merupakan
25
proses perubahan fisik, kimia, dan biologi air baku. Adapun tujuan pengolahan air adalah
:
Memperbaiki derajat keasaman.
Mengurangi bau.
Menurunkan dan mematikan mikroorganisme.
Mengurangi kadar bahan-bahan terlarut
29
ilmu), dengan demikian epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari hal-hal yang
berkaitan dengan masyarakat.
2. Definisi
Banyak definisi tentang Epidemiologi, beberapa diantaranya :
a. W.H. Welch
Suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, perjalanan, dan pencegahan penyakit,
terutama penyakit infeksi menular. Dalam perkembangannya, masalah yang
dihadapi penduduk tidak hanya penyakit menular saja, melainkan juga penyakit
tidak menular, penyakit degenaratif, kanker, penyakit jiwa, kecelakaan lalu lintas,
dan sebagainya. Oleh karena batasan epidemiologi menjadi lebih berkembang.
b. Mausner dan Kramer
Studi tentang distribusi dan determinan dari penyakit dan kecelakaan pada
populasi manusia.
c. Last
Studi tentang distribusi dan determinan tentang keadaan atau kejadian yang
berkaitan dengan kesehatan pada populasi tertentu dan aplikasi studi untuk
menanggulangi masalah kesehatan.
d. Mac Mahon dan Pugh
Epidemiologi adalah sebagai cabang ilmu yang mempelajari penyebaran penyakit
dan faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada manusia.
e. Omran
Epidemiologi adalah suatu studi mengenai terjadinya distribusi keadaan kesehatan,
penyakit dan perubahan pada penduduk, begitu juga determinannya dan akibat-
akibat yang terjadi pada kelompok penduduk.
f. W.H. Frost
Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, distribusi, dan jenis
penyakit pada manusia menurut waktu dan tempat.
g. Azrul Azwar
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran
masalah kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang
mempengaruhi masalah kesehatan.
30
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa ada 3 komponen penting yang ada
dalam epidemiologi, sebagai berikut :
1) Frekuensi masalah kesehatan
2) Penyebaran masalah kesehatan
3) Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya masalah kesehatan.
3. Peranan
Dari kemampuan epidemiologi untuk mengetahui distribusi dan faktor-faktor
penyebab masalah kesehatan dan mengarahkan intervensi yang diperlukan maka
epidemiologi diharapkan mempunyai peranan dalam bidang kesehatan masyarakat
berupa :
a. Mengidentifikasi faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya penyakit atau
masalah kesehatan dalam masyarakat.
b. Menyediakan data yang diperlukan untuk perencanaan kesehatan dan mengambil
keputusan.
c. Membantu melakukan evaluasi terhadap program kesehatan yang sedang atau
telah dilakukan.
d. Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan suatu penyakit dalam
upaya untuk mengatasi atau menanggulanginya.
e. Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk menanggulangi masalah yang
perlu dipecahkan.
4. Ruang lingkup
a. Masalah kesehatan sebagai subjek dan objek epidemiologi
Epidemiologi tidak hanya sekedar mempelajari masalah-masalah penyakit-
penyakit saja, tetapi juga mencakup masalah kesehatan yang sangat luas
ditemukan di masyarakat. Diantaranya masalah keluarga berencana, masalah
kesehatan lingkungan, pengadaan tenaga kesehatan, pengadaan sarana kesehatan
dan sebagainya. Dengan demikian, subjek dan objek epidemiologi berkaitan
dengan masalah kesehatan secara keseluruhan.
b. Masalah kesehatan pada sekelompok manusia
Pekerjaan epidemiologi dalam mempelajari masalah kesehatan, akan
memanfaatkan data dari hasil pengkajian terhadap sekelompok manusia, apakah
31
itu menyangkut masalah penyakit, keluarga berencana atau kesehatan lingkungan.
Setelah dianalisis dan diketahui penyebabnya dilakukan upaya-upaya
penanggulangan sebagai tindak lanjutnya.
c. Pemanfaatan data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan dalam
merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan.
Pekerjaan epidemiologi akan dapat mengetahui banyak hal tentang masalah
kesehatan dan penyebab dari masalah tersebut dengan cara menganalisis data
tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan yang terjadi pada
sekelompok manusia atau masyarakat. Dengan memanfaatkan perbedaan yang
kemudian dilakukan uji statistik, maka dapat dirumuskan penyebab timbulnya
masalah kesehatan.
10. Bentuk kerjasama dan peran pemerintah, tokoh agama, dan tokoh masyarakat
terhadap kesehatan lingkungan ?
Peran pemerintah dalam regulasi dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai pengarah,
peran sebagai regulator, dan peran sebagai pelaksana pelayanan yang diregulasi
(WHO, 2000, dalam Utarini, 2002). Peran sebagai pengarah dalam regulasi pelayanan
kesehatan, pemerintah menetapkan, melaksanakan, dan mementau aturan main sistem
pelayanan kesehatan, menjamin keseimbangan berbagai pihak yang terlibat dalam
pelayanan kesehatan, dan menyusun rencana strategis untuk keseluruhan sistem
kesehatan. Sebagai regulator, pemerintah melakukan pengawasan untuk menjamin
agar organisasi pelayanan kesehatan memberikan pelayanan yang bermutu. sedangkan
sebagai pelaksana dapat melalui sarana pelayanan kesehatan, dimana pemerintah
berkewajiban menyediakan pelayanan yang bermutu.
Faktor yang mendukung peran yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dalam
meningkatkan kesehatan lingkungan adalah:
a. Pemimpin informal, tingginya kemampuan pemimpin informal dalam
menanamkan rasa loyalitas kepada masyarakat kelurahan, senantiasa berpartisipasi
dalam setiap program pembangunan yang dijalankan termasuk dalam pembinaan
pada masyarakat tentang masalah kesehatan lingkungan.
32
b. Lembaga kemasyarakatan dan tokoh masyarakat, berperan aktif dalam
menyukseskan setiap program pemerintah, khususnya pemerintahan dikelurahan
dalam rangka meningkatkan kesehatan lingkungan.
c. Tokoh agama, berperan aktif dalam menyukseskan setiap program kesehatan
lingkungan karena tokoh agama adalah salah satu pemuka yang mempunyai andil
yang bias diikutin dan patut dicontoh oleh masyarakatnya.
d. Sarana dan prasarana kesehatan sudah disediakan, khususnya puskesmas dan
polindes, serta sebagian besar rumah-rumah sudah memiliki MCK (Jamban
Keluarga)
33
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan.
Kesehatan lingkungan adalah sanitasi keadaan lingkungan yang bersih, sehat
aman dan nyaman. Untuk menjaga kesehatan di lingkungan perumahan perlu
pengelolaan lingkungan yang bersih dan sehat, sehingga dapat memberikan manfaat
bagi penghuni dan keluarga guna meningkatkan derajat kesehatan yang lebih baik.
Untuk mencapai kehidupan yang bersih dan sehat perlu pengelolaan lingkungan yang
baik, sehingga lingkungan rumah menjadi bersih, aman dan nyaman.
Pengelolaan lingkungan yang bersih seperti penanganan sampah, penyediaan
saluran pembuangan air limbah limbah tangga, pembuatan jamban yang sehat serta
penataan ruangan belajar dan kamar tidur yang memenuhi syarat sehat.
34
DAFTAR PUSTAKA
35