Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem perkemihan merupakan organ vital dalam melakukan ekskresi dan
melakukan eliminasi sisa-sisa hasil metabolisme tubuh.Aktivitas sistem
perkemihan dilakukan secara hati-hati untuk menjaga komposisi darah dalam
batas yang bisa diterima. Setiap adanya gangguan dari fisiologis di atas akan
memberikan dampak yang fatal.
Penyakit yang terjadi pada sistem perkemihan bervariasi, salah satunya
yaitu Nefrolitiasis.Nefrolitiasis adalah suatu keadaan terdapatnya batu dalam
saluran kemih baik dalam ginjal,ureter maupun buli-buli. Kondisi ini memberikan
gangguan pada sistem perkemihan dan memberikan masalah keperawatan pada
pasien.
Batu ginjal merupakan masalah kesehatan yang cukup signifikan, baik di
Indonesia maupun di dunia. Prevalensi penyakit ini diperkirakan 13% pada laki-
laki dewasa dan 7% pada perempuan dewasa, dengan puncak usia dekade ketiga
dan keempat. Angka kejadian batu ginjal berdasarkan data yang dikumpulkan dari
rumah sakit di seluruh Indonesia tahun 2002 adalah sebesar 37.636 kasus baru,
dengan jumlah kunjungan sebesar 58.959 orang. Selain itu jumlah pasien yang
dirawat mencapai 19.018 orang, dengan mortalitas 378 orang.
Batu ginjal menyebabkan obstruksi pada ginjal sehingga menjadi
hidronefrosis, lalu apabila hidronefrosis tidak ditangani maka akan terjadi
komplikasi-komplikasi, diantaranya adalah gagal ginjal, infeksi, hidronefrosis,
avaskuler ischemia yang akhirnya dapat menyebabkan gagal ginjal serta akan
mengakibatkan ancaman kematian bagi penderita.

[Type text] Page 1


1.2 Tujuan
1. Memahami mengenai anatomi sistem perkemihan.
2. Memahami mengenai fisiologi sistem perkemihan.
3. Memahami mengenai konsep penyakit nefrolitiasis yang terdiri dari
pengertian, klasifikasi, etiologi, tanda gejala, patofisiologi, pemeriksaan
diagnostik serta penatalaksanaan medis.

[Type text] Page 2


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Sistem Perkemihan


Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjdinya proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh
tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dlam air dan
dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal, dua ureter, kandung kemih,
dua otot sphincter, dan uretra.

Gambar 1. Sistem Perkemihan

[Type text] Page 3


1. Ginjal
Kedudukan ginjal di belakang dari kavum abdominalis di belakang
peritoneum pada kedua sisi vertebra lumbalis III melekat langsung pada
dinding abdomen. Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di
belakang perut atau abdomen.Ginjal ini terletak di kanan dan kiri tulang
belakang, di bawah hati dan limpa. Di bagian atas (superior) ginjal terdapat
kelenjar adrenal (juga disebut kelenjar suprarenal).
Ginjal bersifat retroperitoneal, yang berarti terletak di belakang
peritoneum yang melapisi rongga abdomen.Kedua ginjal terletak di sekitar
vertebra T12 hingga L3. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit di bawah
ginjal kiri untuk memberi tempat untuk hati. Sebagian dari bagian atas ginjal
terlindungi oleh iga ke sebelas dan duabelas. Kedua ginjal dibungkus oleh
dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang membantu
meredam goncangan.

Gambar 2. Ginjal

[Type text] Page 4


Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip
kacang. Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran
(terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam
bentuk urin.Cabang dari kedokteran yang mempelajari ginjal dan penyakitnya
disebut nefrologi.
a. Lapisan ginjal
Setiap ginjal terbungkus selaput tipis (kapsula renalis) berupa jaringan
fibrus berwarna ungu tua. Lapisan ginjal terbagi atas :
- lapisan luar (yaitu lapisan korteks / substantia kortekalis)
- lapisan dalam (yaitu medulla (substantia medullaris)
b. Unit Fungsional Ginjal

Gambar 3. Nefron Ginjal

Unit fungsional dasar dari ginjal adalah nefron yang dapat berjumlah
lebih dari satu juta buah dalam satu ginjal normal manusia dewasa. Nefron
berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut (terutama elektrolit) dalam
tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan dan

[Type text] Page 5


molekul yang masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya
akan dibuang. Reabsorpsi dan pembuangan dilakukan menggunakan
mekanisme pertukaran lawan arus dan kotranspor.Hasil akhir yang
kemudian diekskresikan disebut urin.
Sebuah nefron terdiri dari sebuah komponen penyaring yang disebut
korpuskula (atau badan Malphigi) yang dilanjutkan oleh saluran-saluran
(tubulus).
Setiap korpuskula mengandung gulungan kapiler darah yang disebut
glomerulus yang berada dalam kapsula Bowman. Setiap glomerulus
mendapat aliran darah dari arteri aferen. Dinding kapiler dari glomerulus
memiliki pori-pori untuk filtrasi atau penyaringan. Darah dapat disaring
melalui dinding epitelium tipis yang berpori dari glomerulus dan kapsula
Bowman karena adanya tekanan dari darah yang mendorong plasma
darah. Filtrat yang dihasilkan akan masuk ke dalan tubulus ginjal. Darah
yang telah tersaring akan meninggalkan ginjal lewat arteri eferen.
Tubulus ginjal merupakan lanjutan dari kapsula Bowman. Bagian
yang mengalirkan filtrat glomerular dari kapsula Bowman disebut tubulus
konvulasi proksimal. Bagian selanjutnya adalah lengkung Henle yang
bermuara pada tubulus konvulasi distal.
Lengkung Henle diberi nama berdasar penemunya yaitu Friedrich
Gustav Jakob Henle di awal tahun 1860-an. Lengkung Henle menjaga
gradien osmotik dalam pertukaran lawan arus yang digunakan untuk
filtrasi. Sel yang melapisi tubulus memiliki banyak mitokondria yang
menghasilkan ATP dan memungkinkan terjadinya transpor aktif untuk
menyerap kembali glukosa, asam amino, dan berbagai ion mineral.
Sebagian besar air (97.7%) dalam filtrat masuk ke dalam tubulus
konvulasi dan tubulus kolektivus melalui osmosis.

[Type text] Page 6


Cairan mengalir dari tubulus konvulasi distal ke dalam sistem
pengumpul yang terdiri dari:
- tubulus penghubung
- tubulus kolektivus kortikal
- tubulus kloektivus medularis
Tempat lengkung Henle bersinggungan dengan arteri aferen disebut
aparatus juxtaglomerular, mengandung macula densa dan sel
juxtaglomerular. Sel juxtaglomerular adalah tempat terjadinya sintesis dan
sekresi renin. Cairan menjadi makin kental di sepanjang tubulus dan
saluran untuk membentuk urin, yang kemudian dibawa ke kandung kemih
melewati ureter.
c. Persyarafan pada ginjal
Ginjal mendapat persarafan dari nervus renalis (vasomotor), saraf ini
berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf
ini berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal.
2. Ureter
Ureter merupakan saluran sepanjang 25-30 cm yang membawa hasil
penyaringan ginjal (filtrasi, reabsorpsi, sekresi) dari pelvis renalis menuju
vesica urinaria. Terdapat sepasang ureter yang terletak retroperitoneal,
masing-masing satu untuk setiap ginjal. Ureter laki-laki melintas di bawah
lig.umbilikal lateral dan ductus deferens sedangkan pureter oerempuan
melintas di sepanjang sisi cervix uteri dan bagian atas vagina.
Ureter setelah keluar dari ginjal (melalui pelvis) akan turun di depan
m.psoas major, lalu menyilangi pintu atas panggul dengan a.iliaca communis.
Ureter berjalan secara postero-inferior didinding lateral pelvis, lalu
melengkung secara ventro-medial untuk mencapai vesica urinaria. Adanya
katup uretero-vesical mencegah aliran balik urine setelah memasuki kandung
kemih. Terdapat beberapa tempat dimana ureter mengalami penyempitan
yaitu peralihan pelvis renalis-ureter, fleksura marginalis serta muara ureter ke

[Type text] Page 7


dalam vesica urinaria. Tempat-tempat seperti ini sering terbentuk
batu/kalkulus.
Ureter diperdarahi oleh cabang dari a.renalis, aorta abdominalis, a.iliaca
communis, a.testicularis/ovarica serta a.vesicalis inferior. Sedangkan
persarafan ureter melalui segmen T10-L1 atau L2 melalui pleksus renalis,
pleksus aorticus, serta pleksus hipogastricus superior dan inferior.
3. Vesika Urinaria
Vesika urinaria atau kandung kemih adalah satu kantung berotot yang
dapat mengempis, terletak di belakang simfisis pubis. Kandung kemih
mempunyai tiga muara, yaitu dua muara ureter dan satu muara
uretra.Sebagian besar dinding kandung kemih tersusun dari otot polos yang
di sebut muskulus destrusor. Di dinding kandung kemih terdapat scratch
reseptor yang akan bekerja memberikan stimulus sensasi berkemih apabila
volume kandung kemih telah mencapai kurang lebih 150 cc.

Gambar 4. Vesika Urinaria

4. Uretra
Uretra merupakan saluran yang membawa urine keluar dari vesica
urinaria menuju lingkungan luar. Terdapat beberapa perbedaan uretra pada

[Type text] Page 8


pria dan wanita. Uretra pada pria memiliki panjang sekitar 20 cm dan juga
berfungsi sebagai organ seksual (berhubungan dengan kelenjar prostat),
sedangkan uretra pada wanita panjangnya sekitar 3.5 cm. selain itu, Pria
memiliki dua otot sphincter yaitu m.sphincter interna (otot polos terusan dari
m.detrusor dan bersifat involunter) dan m.sphincter externa (di uretra pars
membranosa, bersifat volunter), sedangkan pada wanita hanya memiliki
m.sphincter externa (distal inferior dari kandun kemih dan bersifat volunter).

Gambar 5. Uretra pria

Pada pria, uretra dapat dibagi atas pars pre-prostatika, pars prostatika,
pars membranosa dan pars spongiosa.
- Pars pre-prostatika (1-1.5 cm), merupakan bagian dari collum vesicae dan
aspek superior kelenjar prostat. Pars pre-prostatika dikelilingi otot m.
sphincter urethrae internal yang berlanjut dengan kapsul kelenjar prostat.
Bagian ini disuplai oleh persarafan simpatis.
- Pars prostatika (3-4 cm), merupakan bagian yang melewati/menembus
kelenjar prostat. Bagian ini dapat lebih dapat berdilatasi/melebar
dibanding bagian lainnya.
- Pars membranosa (12-19 mm), merupakan bagian yang terpendek dan
tersempit. Bagian ini menghubungkan dari prostat menuju bulbus penis

[Type text] Page 9


melintasi diafragma urogenital. Diliputi otot polos dan di luarnya oleh
m.sphincter urethrae eksternal yang berada di bawah kendali volunter
(somatis).
- Pars spongiosa (15 cm), merupakan bagian uretra paling panjang,
membentang dari pars membranosa sampai orifisium di ujung kelenjar
penis. Bagian ini dilapisi oleh korpus spongiosum di bagian luarnya.

Gambar 6. Uretra wanita

Letak uretra wanita berada di bawah simphis pubis dan bermuara


disebelah anterior vagina. Di dalam uretra bermuara kelenjar periuretra
diantara kelenjar skene. Kurang lebih 1/3 medial uretra, terdapat sfingter
uretra eksterna yang terdiri dari otot bergaris. Tonus otot sfingter uretra
terdapat eksterna dan tonus otot levator ini berfungsi mempertahankan urine
tetap berada di dalam buli pada saat perasaan ingin miksi. Miksi terjadi jika
tekanan intra vesika melebihi tekanan intrauretra akibat kontraksi otot
destrusor dan relaksasi sfingter uretra eksterna.

[Type text] Page 10


2.2 Fisiologi Sistem Perkemihan
Fungsi primer ginjal adalah mempertahankan volume dan komposisi cairan
ekstrasel dalam batas – batas normal. Komposisi dan volume cairan ekstra sel ini
dikontrol oleh filtrasi glomerolus, reabsorpsi dan sekresi tubulus. Untuk lebih
jelasnya fungsi dasar ginjal dapat dibagi menjadi dua fungsi, yaitu :
1. Fungsi Eksresi
a. Mempertahankan osmolalitas plasma sekitar 285 m-osmol dengan
mengubah – ubah eksresi air.
b. Mempertahankan kadar masing – masing elektrolit plasma dalam rentang
normal.
c. Mempertahankan Ph plasma sekitar 7.4 dengan mengeluarkan H+dan
membentuk kembali HCO3- .
d. Mengeksresikan produk akhir nitrogen dari metabolisme protein, terutama
urea, asam urat dan kreatinin.
2. Fungsi Non – Eksresi
a. Menghasilkan renin, penting untuk pengaturan tekanan darah.
b. Menghasilkan eritripoetin, faktor penting dalam stimulasi produksi sel
darah merah oleh sum – sum tulang.
c. Metabolisme vitamin D menjadi bentuk aktif.
d. Degradasi insulin, sekitar 20 % dari insulin dibentuk oleh pankreas dan
didegradasi oleh sel – sel tubulus ginjal, akibatnya penderita diabetes yang
menderita payah ginjal mungkin membutuhkan insulin yang jumlahnya
sedikit.

Pembentukan Urine

Pembentukan urine adalah fungsi ginjal yang paling esensial dalam


mempertahankan homeostasis tubuh. Pembentukan urine berlangsung dalam tiga
tahap yaitu :

[Type text] Page 11


a. Filtrasi glomerulus
Tahap filtrasi terjadi di badan Malpighi yang di dalamnya terdapat glomerulus
yang dikelilingi sangat dekat oleh kapsula Bowman. Proses filtrasi: Ketika
darah yang mengandung air, garam, gula, urea dan zat-zat lain serta sel-sel
darah dan molekul protein masuk ke glomerulus, tekanan darah menjadi tinggi
sehingga mendorong air dan komponen-komponen yang tidak dapat larut,
melewati pori-pori endotelium kapiler glomerulus, kecuali sel-sel darah dan
molekul protein. Kemudian menuju membran dasar dan melewati lempeng
filtrasi, masuk ke dalam ruang kapsula Bowman. Hasil filtrasi dari glomerulus
dan kapsula Bowman disebut filtrat glomerulus atau urine primer. Urine
primer ini mengandung: air, protein, glukosa, asam amino, urea dan ion
anorganik. Glukosa, ion anorganik dan asam amino masih diperlukan tubuh.
b. Reabsorpsi
Reabsorpsi yaitu proses penyerapan kembali zat-zat hasil filtrasi yang masih
diperlukan tubuh misalnya vitamin, glukosa & asam amino. Dimulai dari
tubulus kontortus proksimal, reabsorpsi dilakukan oleh dinding usus secara
difusi & transfor aktif. Dinamakan reabsorpsi obligat, dimana 80% air diserap
kembali di tubulus ini. Filtrat yang keluar dinamakan urine sekunder/filtrat
tubulus. Lalu masuk melewati lengkung henle desenden (turun) terjadi
reabsorpsi 6% air dan lengkung henle asenden(naik) terjadi reabsorosi Na+ &
Cl-. Akhirnya masuk ke tubulus kontortus distal, terjadi penambahan dan
pengurangan filtrat. Reabsorpsi Na+, Ca2+ & air dikontrol oleh hormon
antideuretik(ADH), reabsorbsi ini dinamakan reabsorpsi fakultatif karena
reabsorpsinya disesuikan dengan kebutuhan.
c. Sekresi
sekresi beberapa zat dari darah dikapiler ke filtrat berupa ion K+, PO3-,
keratin, obat-obatan dan senyawa toksik terjadi di tubulus kontortus distal,
lalu mengalir ke duktus kolektifus akan terjadi reabsorpsi air dan ion Na+
dipengaruhi oleh ADH & aldesteron dan augmentasi ion K+ dan ion

[Type text] Page 12


bikarbonat. Kemudian urine diampung di katung kemih, daya tampungnya
300 cc, tekanan ke dinding katung menyababkan ingin buang air kencing.

2.3 Nefrolitiahis
1. Pengertian
Nefrolitiasis adalah keadaan yang ditandai dengan adanya batu ginjal
(renal kalkuli). Nefrolitiasis merupakan penumpukan garam mineral berupa
kalsium oksalat, kalsium fosfat, asam urat dan lain-lain yang terdapat pada di
kaliks atau pelvis dan bila akan keluar dapat berhenti di ureter.

Gambar 7. Nefrolitiasis
2. Etiologi
Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan
gangguan aliran urin, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi,
dan keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik).
Secara epidemiologis, terdapat beberapa faktor yang mempermudah
terjadinya batu saluran kemih pada seseorang. Faktor-faktor itu adalah faktor
intrinsik yaitu keadaan yang berasal dari tubuh seseorang dan faktor ekstrinsik
yaitu pengaruh yang berasal dari lingkungan di sekitarnya.

[Type text] Page 13


Faktor intrinsik itu antara lain :

- Hereditair (keturunan). Penyakit ini diduga diturunkan dari orangtuanya.


- Umur: Penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun.
- Jenis kelamin Jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan
dengan pasien perempuan.

Beberapa faktor ekstrinsik diantaranya:

- Geografi
Pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu saluran kemih
yang lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah
stone belt (sabuk batu).
- Iklim dan temperatur tinggi.
- Asupan air
Kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada air yang
dikonsumsi, dapat meningkatkan insiden batu saluran kemih.
- Faktor Diet
Diet tinggi purin, oksalat, dan kalsium mempermudah terjadinya penyakit
batu saluran kemih.
- Pekerjaan
Penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya hanya duduk
atau kurang aktifitas.
3. Jenis Batu Ginjal
a. Batu kalsium
Batu jenis ini paling banyak dijumpai, yaitu ±70-80% dari seluruh
batu saluran kemih, yaitu terdiri atas kalsium oksalat, kalsium fosfat, atau
campuran dari kedua unsur itu.

[Type text] Page 14


Faktor terjadinya batu kalsium adalah:

 Hiperkalsiuri, yaitu kadar kalsium didalam urin lebih besar dari 250-300
mg/24 jam. Terdapat 3 macam penyebab terjadinya hiperkalsiuri, antara
lain:
- Hiperkalsiuri absorbtif yang terjadi karena adanya peningkatan
absorbsi kalsium melalui usus.
- Hiperkalsiuri renal terjadi karena adanya gangguan kemampuan
reabsorbsi kalsium melalui tubulus ginjal.
- Hiperkalsiuri resorptif terjadi karena adanya peningkatan resorbsi
kalsium tulang yang banyak terjadi pada hiperparatiroidisme primer
atau pada tumor paratiroid.
 Hiperoksaluri adalah ekskresi oksalat urine yang melebihi 45 gram per
hari. Keadaan ini banyak dijumpai pada pasien yang mengalami
gangguan pada usus sehabis menjalani pembedahan usus dan pasien
yang banyak mengkonsumsi makanan yang kaya akan oksalat ( teh, kopi
instan, soft drink, sayuran berwarna hijau).
 Hiperurikosuria adalah kadar asam urat di dalam urine yang melebihi
850 mg/24 jam. Asam urat yang berlebihan dalam urine bertindak
sebagai inti batu untuk terbentuknya batu kalsium oksalat. Sumber asam
urat di dalam urine berasal dari makanan yang mengandung banyak
purin maupun berasal dari metabolism endogen.
 Hipositraturia. Di dalam urine, sitrat bereaksi dengan kalsium
membentuk kalsium sitrat, sehingga menghalangi ikatan kalsium dengan
oksalat atau fosfat. Hal ini dimungkinkan karena ikatan kalsium sitrat
lebih mudah larut dalam kalsium oksalat. Oleh karena itu sitrat dapat
bertindak sebagai penghambat pembentukan batu kalsium.
 Hipomagnesuria. Seperti halnya pada sitrat, magnesium bertindak
sebagai penghambat timbulnya batu kalsium, karena di dalam urine,

[Type text] Page 15


magnesium bereaksi denga oksalat menjadi magnesium oksalat sehingga
mencegah ikatan kalsium dengan oksalat. Penyebab tersering
hipomagnesuria adalah penyakit inflamasi usus yang diikuti dengan
gangguan malabsorbsi.
b. Batu Struvit
Terbentuknya batu ini disebabkan oleh adanya infeksi saluran kemih.
Kuman penyebab infeksi ini adalah kuman golongan pemecah urea yang
dapat menghasilkan enzim urease dan mengubah urin menjadi basa
melalui hidrolisis urea menjadi amoniak. Suasana basa ini yang
memudahkan garam-garam magnesium, ammonium, fosfat dan karbonat
membentuk batu magnesium ammonium fosfat dan karbonat apatit, yang
dikenal sebagai triple phosphate. Kuman-kuman yang termasuk pemecah
urea adalah Proteus spp, Klebsiella, Serratia, Enterobakter, Pseudomonas,
dan Stafilokokus.
c. Batu Asam Urat
Batu asam urat merupakan 5-10% dari seluruh batu saluran kemih.
Di antara 75-80% batu asam urat terdiri atas asam urat murni dan sisanya
merupakan campuran kalsium oksalat. Penyakit batu asam urat banyak
diderita oleh pasien penyakit gout, penyakit mieloproloferatif, pasien yang
mendapatkan terapi antikanker, dan yang menggunakan obat urikosurik
seperti thiazide, sulfinpirazone, dan salisilat. Kegemukan, alkohol, dan
diet tinggi protein mempunyai peluang yang lebih besar untuk
mendapatkan penyakit ini. Sumber asam urat berasal dari diet yang
mengandung purin dan metabolism endogen di dalam tubuh. Degradasi
purin di dalam tubuh melalui asam inosinat dirubah menjadi hipoxantin.
Dengan bantuan enzim xanthin oksidase, hipoxanthin dirubah menjadi
xanthin yang akhirnya dirubah menjadi asam urat. Asam urat tidak larut
dalam urine sehingga pada keadaan tertentu mudah sekali membentuk
Kristal asam urat, dan selanjutnya membentuk batu asam urat. Faktor yang

[Type text] Page 16


menyebabkan terbentuknya batu asam urat adalah : (1) urine yang terlalu
asam (pH urine <6), (2) volume urine yang jumlahnya sedikit (<2
liter/hari) atau dehidrasi, dan (3) hiperurikosuri atau kadar asam urat yang
tinggi..
4. Patofisiologi
Secara teoritis batu dapat terbentuk diseluruh saluran kemih terutama
pada tempat-tempat yang sering mengalami hambatan aliran urine (statis
urine), yaitu pada sistem kalises ginjal atau buli-buli. Adanya kelainan bawaan
pada pelvikalises (stenosis urethra-pelvis), divertikel, obstruksi infravesika
kronis seperti pada hyperplasia prostat benigna, striktura, dan buli-buli
neurogenik merupakan keadaan-keadaan yang memudahkan terjadinya
pembentukan batu. Mekanisme pembentukan batu dapat dibagi menjadi 3
tahap yang berkesinambungan, yaitu: (a) kejenuhan urin, (b) adanya kondisi
yang memungkinkan terjadinya nukleasi, dan (c) adanya inhibitor. Dalam
pembentukan batu, urin yang jenuh merupakan suatu prasyarat absolut untuk
pengendapan kristal. Semakin besar konsentrasi dari ion-ion, semakin mudah
ion-ion tersebut mengendap. Konsentrasi ion yang rendah menimbulkan
keadaan undersaturation dan peningkatan kelarutan. Seiring dengan
peningkatan konsentrasi ion, suatu saat ion-ion tersebut akan mencapai satu
titik yang disebut solubility product (Ksp). Konsentrasi di atas titik ini disebut
keadaan metastable dan berpotensi untuk memulai pembentukan endapan.
Ketika konsentrasi larutan menjadi semakin tinggi, ion-ion akan mencapai
formation product (Kfp). Tingkat kejenuhan di atas Kfp ini disebut keadaan
unstable, dan dapat terjadi pembentukan endapan secara spontan. Endapan ini
tersusun atas kristal-kristal yang terdiri dari bahan-bahan organik dan non-
organik yang terlarut dalam urin. Kristal-kristal tersebut berada dalam
keadaan metastable (tetap larut) dalam urin jika tidak ada keadaan tertentu
yang menyebabkan terjadinya presipitasi kristal. Kristal-kristal ini saling
mengadakan presipitasi membentuk inti batu (nukleasi) yang kemudian akan

[Type text] Page 17


menjadi agregasi, dan menarik bahan-bahan lain sehingga menjadi kristal
yang lebih besar. Agregat kristal menempel pada epitel saluran kemih
(membentuk retensi kristal), dan bersama bahan lain diendapkan pada agregat
itu sehingga memebentuk batu yang cukup besar untuk menyumbat saluran
kemih.
Batu ginjal terbentuk pada tubuli ginjal kemudian berada di kaliks,
infundibulum, pelvis ginjal, dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh
kaliks ginjal. Batu yang mengisi pielum dan labih dari dua kaliks ginjal
memeberikan gambaran menyerupai tanduk rusa sehingga disebut batu
staghorn. Batu yang terbentuk dan menetap di ginjal (nefrolithiasis) jarang
menimbulkan gejala, kalaupun ada batu pada kaliks ginjal memberikan rada
nyeri ringan sampai berat karena distensi dari kapsul ginjal. Begitu juga baru
pada pelvis renalis, dapat bermanifestasi tanpa gejala sampai dengan gejala
berat .Batu yang ukurannya kecil (<5 mm) pada umumnya dapat keluar
spontan dan tidak menimbulkan nyeri. Nyeri baru timbul ketika ukuran batu
ginjal yang lebih besar dari 5 mm memasuki ureter (uretherolithiasis) dan
menimbulkan obstruksi kronik berupa hidroureter/hidronefrosis.
Keluhan yang paling dirasakan oleh pasien adalah nyeri pada pinggang.
Nyeri ini mungkin bisa merupakan nyeri kolik ataupun bukan kolik. Nyeri
kolik terjadi karena aktivitas peristaltik otot polos sistem kalises ataupun
ureter meningkat dalam usaha untuk mengeluarkan batu dari saluran kemih.
Peningkatan peristaltik itu menyebabkan tekanan intraluminalnya meningkat
sehingga terjadi peregangan dari terminal saraf yang memberikan sensasi
nyeri. Nyeri ini disebabkan oleh karena adanya batu yang menyumbat saluran
kemih, biasanya pada pertemuan pelvis ren dengan ureter (ureteropelvic
junction), dan ureter. Nyeri bersifat tajam dan episodik di daerah pinggang
(flank) yang sering menjalar ke perut, atau lipat paha, bahkan pada batu ureter
distal sering ke kemaluan. Mual dan muntah sering menyertai keadaan ini.
Nyeri non kolik terjadi akibat peregangan kapsul ginjal karena terjadi

[Type text] Page 18


hidronefrosis atau infeksi pada ginjal. Pada pemeriksaan fisik mungkin
didapatkan nyeri ketok pada daerah kosto-vertebra, teraba ginjal pada sisi
sakit akibat hidronefrosis, terlihat tanda-tanda gagal ginjal, retensi urine, dan
jika disertai infeksi didapatkan demam-menggigil.
5. Manifestasi klinis
Batu yang terjebak diureter menyebabkan gelombang nyeri yang luar
biasa, akut, kolik, yang menyebar kepaha dan genitalia. Pasien merasa selalu
ingin berkemih, namun hanya sedikit urin yang keluar dan biasanya
mengandung darah akibat aksi abrasive batu. Batu yang terjebak dikandung
kemih biasanya menyebabkan gejala iritasi dan berhubungan dengan infeksi
traktus urinarius dan hematuria.
Keluhan yang sering ditemukan adalah sebagai berikut :
- Hematuria
- Piuria
- Polakisuria/fregnancy
- Urgency
- Nyeri pinggang menjalar ke daerah pingggul, bersifat terus menerus pada
daerah pinggang.
- Kolik ginjal yang terjadi tiba-tiba dan menghilang secara perlahan-lahan.
- Rasa nyeri pada daerah pinggang, menjalar ke perut tengah bawah,
selanjutnya ke arah penis atau vulva.
- Anorexia, muntah dan perut kembung.
6. Diagnosis
1. Anamnesis
Anamnesa harus dilakukan secara menyeluruh. Keluhan nyeri harus
dikejar mengenai onset kejadian, karakteristik nyeri, penyebaran nyeri,
aktivitas yang dapat membuat bertambahnya nyeri ataupun berkurangnya
nyeri. Keluhan yang disampaikan pasien tergantung pada posisi, letak,
ukuran batu. Keluhan paling sering adalah nyeri pinggang. Nyeri bisa

[Type text] Page 19


kolik atau bukan kolik. riwayat muntah, gross hematuria, dan riwayat
nyeri yang sama sebelumnya. Penderita dengan riwayat batu sebelumnya
sering mempunyai tipe nyeri yang sama.
Selain itu, dapat ditanyakan yang berkaitan dengan factor resikonya
seperti keterbatasan aktivitas/immobilisasi sehubungan dengan kondisi
sebelumnya. diet tinggi purin, kalsium oksalat, dan atau fosfat, ketidak
cukupan pemasukan cairan, tidak minum air dengan cukup
2. Pemeriksaan fisik
- Penderita dengan keluhan nyeri kolik hebat, pada didapatkan nyeri
ketok pada daerah kostovertebra (CVA), dapat disertai takikardi,
berkeringat, dan nause.
- Teraba ginjal pada sisi sakit akibat hidronefrosis.
- Terlihat tanda gagal ginjal dan retensi urin, jika disertai infeksi
didapatkan demam dan menggigil.
3. Pemeriksaan penunjang
 Laboratorium
- Urine analisis bertujuan menunjukkan adanya leukosituria, hematuria,
dan dijumpai kristal-kristal pembentuk batu.
- Urine kultur meliputi: mikroorganisme adanya pertumbuhan kuman
pemecah urea, sensitivity test
- Pemeriksaan kadar serum elektrolit, ureum, kreatinin, penting untuk
menilai fungsi ginjal, untuk mempersiapkan pasien menjalani
pemeriksaan foto IVU dan asam urat, Parathyroid Hormone (PTH),
dan fosfat sebagai faktor penyebab timbulnya batu saluran kemih
(antara lain: kalsium, oksalat, fosfat, maupun asaam urat di dalma
darah atau di dalam urin)1 serta untuk menilai risiko pembentukan
batu berulang.

[Type text] Page 20


 Radiologi
pemeriksaan radiologi yang dapat dilakukan pada kasus batu ginjal
adalah adalah foto polos abdomen, USG abdomen, CT-scan. Dari
pemeriksaan radiologi dapat menentukan jenis batu, letak batu, ukuran,
dan keadaan anatomi traktus urinarius. Secara radiologi, batu dapat berupa
radio-opak dan radio-lusen.
a. Foto Polos Abdomen
Foto polos abdomen ini bertujuan untuk melihat kemungkinan
adanya batu radio-opak di saluran kemih. Batu jenis kalsium oksalat
dan kalsium fosfat bersifat radio-opak dan paling sering dijumpai di
antara batu jenis lain. Batu Magnesium Ammoniak Phospat (MAP)
memberikan gambaran semi-opak. Sedangkan batu asam urat, batu
matriks dan indinivar bersifat radio-lusen.

Gambar 8. Foto polos Abdomen menunjukkan gambaran bayangan


radio-opaque pada renalis dextra dan cavum pelvis

b. Pielografi Intra Vena (IVP)


Pemeriksaan ini bertujuan menilai keadaan antomi dan fungsi ginjal,
selain itu IVP juga dapat mendeteksi adanya batu semi-opak ataupun

[Type text] Page 21


1
batu non-opak yang tidak dapat terlihat oleh foto polos abdomen.
Pada yang radiopak pemeriksaan dengan foto polos sudah cukup
untuk menduga adanya batu ginjal bila diambil foto dua arah. Pada
keadaan tertentu terkadang batu terletak di depan bayangan tulang,
sehingga dapat luput dari penglihatan. Oleh karena itu foto polos
sering perlu ditambah foto pielografi intravena (PIV/IVP). Pada batu
radiolusen, foto dengan bantuan kontras akan menyebabkan defek
pengisian (filling defect) di tempat batu berada. Yang menyulitkan
adalah bila ginjal yang mengandung batu tidak berfungsi lagi
sehingga kontras ini tidak muncul. Dalam hal ini perlu dilakukan
pielografi retrograde.
c. USG
USG dikerjakan bila pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan
IVP, yaitu pada keadaan-keadaan : alergi terhadap bahan kontras, faal
ginjal yang menurun, dan pada wanita yang sedang hamil.
Pemeriksaan USG dapat menilai adanya batu di ginjal atau di buli-
buli yang ditunjukkan dengan echoic shadow, hidronefrosis dengan
gambaran dilatasi pelvis dan kaliks ginjal, pionefrosis, atau
pengerutan ginjal. USG dapat mendeteksi adanya batu dan dilatasi
sistem kollektivus. Visualisasi hidronefrosis yaitu: derajat 1, dilatasi
pelvis renalis tanpa dilatasi kaliks, kaliks berbentuk blunting, alias
tumpul. Derajat 2, kaliks berbentuk flattening, mendatar, derajat 3,
dilatasi pelvis renalis, kaliks mayor, kaliks minor, tanpa adanya
penipisan korteks. Kaliks berbentuk clubbing, alias menonjol.
Derajat 4, ada penipisan korteks ginjal dan kaliks berbentuk
balloonong, alias menggembung.
Keterbatasan pemeriksaan ini adalah kesulitan menunjukkan batu
ureter dan tidak dapat membedakan batu kalsifikasi dan batu
radiolusen.

[Type text] Page 22


Gambar 9. USG Abdomen, tampak adanya calculus dengan
hiperechoic shadow

d. CT Scan

Gambar 10. CT Scan abdomen tampak batu ginjal bilateral pada ginjal

7. Penatalaksanaan
 Medikamentosa
Terapi ini ditujukan untuk batu yang ukurannya kurang dari 5 mm, karena
diharapkan batu dapat keluar spontan. Terapi yang diberikan bertujuan
mengurangi nyeri, memperlancar aliran urin dengan pemberian diuretikum,
dan minum banyak supaya dapat mendorong keluar batu saluran kemih.

[Type text] Page 23


 Intervensi bedah
a. ESWL (Extracorporal Shock Wave Lithotrypsi)
Teknik ini menggunakan getaran yang dapat memecah batu ginjal
menjadi fragmen-fragmen kecil sehingga mudah keluar melalui saluran
kemih tanpa melalui tindakan invasif dan tanpa pembiusan.
b. PNL (Percutaneus Litholapaxy)
Usaha mengeluarkan batu dengan memasukkan alat endoskopi ke
sistem kalises melalui insisi kulit. Batu kemudian dikelaurkan dengan
memecah terlebih dahulu menjadi fragmen-fragmen kecil.
c. Bedah laparoskopi
Pembedahan laparoskopi untuk mengambil batu saluran kenih saat ini
sedang berkembang. cara ini banyak dipaki untuk mengambil batu
ureter.
d. Bedah terbuka
Di klinik-klinik yang belum memiliki fasilitas endourologi, laparaskopi,
maupun ESWL, pengambilan batu dilakukan dengan bedah terbuka,
antara lain: pielolitotomi dan nefrolitotomi untuk mengambil batu di
ginjal dan ureter.
8. Komplikasi
Batu ginjal yang hanya menimbulkan keluhan nyeri kolik renal mungkin
tidak mengalami masalah setelah nyeri berhasil diatasi. Apabila batu tersebut
menyababkan sumbatan atau infeksi. Sumbatan ini dapat menetap dan batu
berisiko menyebabkan gagal ginjal
9. Prognosis
Prognosis tergantung pada besar batu, letak batu, adanya infeksi, dan adanya
obstruksi

[Type text] Page 24


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Nefrolitiasis adalah adanya batu atau kalkulus dalam Pelvis renal. Faktor
risiko penyebab batu saluran kemih adalah adanya penurunan masukan jumlah
cairan dan pengeluaran urin sebagai faktor risiko pembentukan batu. Terapi
medikamentosa ditujukan untuk batu yang ukurannya kurang dari 5 sedangkan
batu yang berukuran lebih dari 5 mm dilakukan tindakan pengeluaran batu
dengan PNL (Percutaneus Nephro Litholapaxy) atau ESWL (Extracorporal
Shockwave Lithotrypsi).

[Type text] Page 25


DAFTAR PUSTAKA

Bisanzo M, Lieberman G. 2000. Diagnosis and Imaging Nephrolithiasis In The


Emergency Department. Boston: Harvard Medical School.
Eisner BH, Quad JW, Hyams E. 2011. Nephrolithiasis : What Surgeons Need To
Know. AJR.
Mutarrak M, Corr P, Peh WCG. 2010. Pencitraan Traktus Urinarius dalam
Mengenali Pola-Pola Diagnostik. Jakarta: EGC.
Purnomo Basuki B. 2011. Batu Ginjal dan Ureter dalam Dasar-Dasar Urologi.
Yogyakarta: Sagung Seto.
Rasad Sjahriar. 2009. Radiologi Diagnostik. Edisi kedua. Cetakan keempat. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Schaefer Prokop C, Prokop M. 2001. Spiral and Multislice Computed Tomography of
The Body. Germany: Thieme
Sudoyo AW. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Batu kandung kemih. Jilid I.
Edisi IV. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

[Type text] Page 26

Anda mungkin juga menyukai