Anda di halaman 1dari 17

IBU HAMIL DENGAN

PENYAKIT JANTUNG

KELOMPOK 12

1. FIKI HESTI

2. WAHYU EKO. S
PENGERTIAN

• Kehamilan dengan penyakit jantung selalu saling


mempengaruhi karena kehamilan dapat memberatkan
penyakit jantung yang di deritanya. Dan penyakit
jantung dapat mempengaruhi pertumbuhaan dan
perkembangan janin dalam Rahim. Jantung yang normal
dapat menyesuaikan diri terhadap segala perubahan
system jantung dan pembuluh darah yang disebabkan
oleh kehamilan, yaitu dorongan diafragma oleh besarnya
janin yang dikandungnya sehingga dapat mengubah
posisi jantung dan pembuluh darah sehingga terjadi
perubahan dari kerja jantung.
KLASIFIKASI

Penyakit jantung pada ibu hamil


• Gagal jantung
• Penyakit jantung rematik
• Kelainan jantung bawaan
• Prolaps katup mitral
• Tekanan darah tinggi
ETIOLOGI

• Menurut data statistic jumlah ibu berpenyakit jantung yang


mendapatkan kehamilan berkisar antara 1-4%. Penyakit jantung paling
banyak dijumpai pada kehamilan biasanya dikarenaka adanya 2 factor
yaitu
• Primer : kelainan congenital, katub, iskhemik dan cardiomiopati.
• Sekunder : penyakit lain ( hipertensi, anemia berat dan lain-lain).
• Pada usia kehamilan 32-36%minggu volume darah ibu hamil akan
mencapai puncaknya. Hal ini ditandai dengan terjadinya
pembengkakan pada kaki maupun tangan ibu hamil. Di saat inilah
kelainan jantung yang di derita oleh ibu hamil menjadi lebih berat.
Selain pada kehamilan , penyakit jantung ini juga terasa berat pada
saat persalinan maupun setelah persalinan dimana darah dari ruang
plasenta bayi (yang telah lahir) mulai kembali masuk kesirkulasi darah
ibu hamil dan memberatkan kerja jantung.
TANDA DAN GEJALA

• Tanda • Gejala

Nadi :takikardi Cepat merasa lelah

Tekanan /pulpasi ven Jantung berdebar-debar


jugularis, meninggi Sesak napas apabila
Auskultasi jantung disertai dengan cyanosis
Edema tungkai atau terasa
Auskultasi paru
berat pada kehamilan muda
Edema
Mengeluh tetap bertambah
Efusi pleura besarnya Rahim yang tidak
ascites sesuai.
PATOFISIOLOGI
PATHWAY
KOMPLIKASI

• Anemia • Hidroamnios
• Intrauterine Growth Restriction • Penyakit rhesus
• Premature yang tidak wajar
• Kehamilan post-term
• Premature rupture of
membranes • Kehamilan ganda

• Gestational diabetes • Kehamialan ektopik


• Tekanan darah tinggi atau • Keguguran
pregnancy induced
• Kelahiran mati
hypertension
• Plasenta previa • Pendarahan pasca
melahirkan
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• EKG • Ekokardiogram
• Enzim jantung • Pemeriksaan pencitraan
• Elektrolit nuklir

• Sel darah putih • Pencitraan daarah jantung

• Kecepatan sedimentasi • Angiografi koroner


• Kimia • Digital subtraksion
• GDA angiografi

•  Kolesterol atau trigliserida • Nuclear magnetic


serum resonance (NMR)

• Foto dada • Tes stress olah raga


PENATALAKSANAAN
• Rawat ICCU ,puasa 8 jam
• Tirah baring, posisi semi fowler
• Monitor EKG
• Infuse D5% 10-12 tetes/menit
• Oksigen 2-4 lt/menit
• Analgesic :morphin 5 mg atau petidin 25-50 mg
• Obat sedative :diazepam 2-5mg
• Bowel care :laksadin
• Antikiagulan :heparin tiap 4-6jam/infuse
• Diet rendah kalori dan mudah dicerna
• Psikoterapi untuk mengurangi cemas
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. penurunan curah jantung b/d perubahan kontraktilitas
miokardial/perubahan inotropic, prubahan frekuensi,
irama dan konduksi listrik, perubahan structural.
2. Intoleransi aktivitas b/d krtidak seimbangan antar
suplai oksigen . Kelemahan umum , tirah baring lama /
immobilisasi.
3. Kelebihan volume cairan b/d menurunnya laju filtrasi
glomelurus (menurunnya curah jantung) /
meningkatnya produksi ADH dan retensi natrium /air.
4. Resiko tinggi gangguan pertukaran gas b/d perubahan
membaran kapiler-alveolus.
5. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b/d
tirah baring lama ,edema, dan penurunan perfusi
jaringan.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. penurunan curah jantung b/d perubahan
kontraktilitas miokardial/perubahan inotropic,
prubahan frekuensi, irama dan konduksi listrik,
perubahan structural.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
3x24 jam curah jantung dengan diterima (disritmia
terkontrol atau hilang) dan bebas gejala gagal jantung,
melaporkan penurunan epiode dyspnea,angina,ikut
serrta dalam aktivitas yang mengurangi beban kerja
jantung.
intervensi rasional
• Auskultasi nadi apical :kaji • Biasanya takikardi
frekuensi,irama jantung
• Catat bunyi jantung •S1 dan s2 mungkin mungkin
lemah karena menurunnya kerja
pompa .irama gallop umum(s3
dan s4) dihasilkan sebagai
aliran darah kesermbi yang
distensi. Murmur dapat
menunjukkan
inkompentensi/stenosis katub.
• Palpasi nadi perifer Penurunan curah jantung dapat
menunjukakan menurunnya
nadi radial
,popliteal,dorsalis,pedis dan
posttibial. Nadi mungkin cepat
hilang / tidak teratur untuk
dipalpasi dan pulse alternan .
• Pantau TD Pada GJK dini, sedang atau
kronis tekana darah dapat
meningkat. Pada HCF lanjut
tubuh tidak mampu lagi
mengkompensasi dan hipotensi
tidak dapat normal lagi.
• Kaji kulit terhadap pucat dan Pucat menunjukkan
sianosis menurunnya perfusi perifer
sekunder terhadap tidak
adekuatnya curah jantung,
vasokontriks dan anemia.
Sianosis dapat terjadi sebagai
efraktori GJK . Area yang sakit
sering berwarna biru / belang
2. Intoleransi aktivitas b/d krtidak seimbangan antar
suplai oksigen . Kelemahan umum , tirah baring
lama / immobilisasi.
Tujuan :
selesai dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam ADL
terpenuhi dengan kriteria hasil : px akan
berpartisipasi pada aktivitas yang diinginkan.,
memenuhi pearawatan diri sendiri . Mencapai
peningkatan toleransi aktivitas ya diukur,dibuktikan
oleh menurunnya kelemahan dan kelelahan .
Intervensi rasional
•periksa tanda vital sebelum dan •Hipotensi ortostatik dapat terjadi
segera setelah aktivitas, khususnya dengan aktivitas karana efek obat
bila px menggunakan ( vasodilasi), perpindahan cairan
vasodilator,diuretik dan penyekat ( diureti) atau pengaruh fungsi
beta jantung.
•Catat respon kardiopulmonal •Penurunan / ketidakmampuan
tehadap aktivitas ,cata miokardium untuk meningkatkan
takikardi,diritmia,dispnea,berkeringat volume sekuncup selama aktifitas
dan pucat. dapat menyebabkan peningkatan
segera frekuensi jantung dan
kebutuhan oksigen juga
meningkatkan kelelahan dan
kelemahan.
•Evaluasi peningkatan intoleransi •Dapat menunjukakan peningkatan
aktivitas dekompensasi daripada kelebihan
aktifitas
•Implementasi programrehabilitasi •Peningkatan bertahap pada aktivitas
jantung / aktivitas (kolaborasi) menghindari kerja jantung/konsumsi
oksigen berlebihan. Penguatan dan
perbaikan fungsi jantung dibawah
stress bila fungsi jantung tidak dapat
membaik kembali.
3. Kelebihan volume cairan b/d menurunnya laju filtrasi glomelurus
(menurunnya curah jantung) / meningkatnya produksi ADH dan
retensi natrium /air.

Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam kelebihan volume
cairan teratasi dengan kriteria hasil : px akan
mendemonstrasikan volume cairan stabil dengan keseimbangan
masukan dan pengeluaran ,bunyi napas bersih tanda vital dalam
rentang yang dapa diterima, berat badan stabil, dan tidak ada
edema. Menyatakan pemahaman tentang pembatasan cairan
individual.
intervensi rasional
•Pantau pengeluaran urine , catat •Pengeluaran urine mungkin sedikit
jumlah dan warna saat dimana dan pekat karena penurunan
diuresis terjadi perfusi ginjal.. Posisis terlentang
membantu diuresis sehigga
pengeluaran urine dapat
ditingkatkan selama tirah baring
•Pantau keseimbangan pemasukan •Terapi diuretik dapat di sebabkan
dan pengeluaran selama 24 jam oleh kehilangan cairan tiba –tiba /
berlebihan (hipovolemia) meskipun
edema/asietas masih ada.
•Pertahankan duduk atau tirah •Posisi tersebut meningkaatkan
baring dengan posisi semifowler fitrasi ginjal dan menurunkan
selama fae akut produksi ADH sehingga
meningkatkan diuresis
•Kaji bising usus .catat keluhan •Kongesti visceral (terjadi pada GJK
anreksia,mual,konstipasi lanjut) dapat mengganggu fugsi
gaster
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai