Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah agama tentang ”Pelayanan pada bayi baru
lahir,gizi dan makanan/minuman dalam islam.
    Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
   
    Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
   
    Akhir kata kami berharap semoga makalah agama tentang “Pelayanan pada
bayi baru lahir,gizi dan makanan/minuman dalam islam” ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

                                                                                                           
                       
Tulungagung,20 september 2017

Penyusun

1
Daftar Isi

KATA PENGANTAR...........................................................................1

DAFTAR ISI.........................................................................................2

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG......................................................................3


1.2 RUMUSAN MASALAH.................................................................4
1.3 TUJUAN PENULISAN MAKALAH..............................................4

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 PELAYANAN BAYI BARU LAHIR MENURUT ISLAM............5

2.2 GIZI DALAM PANDANGAN ISLAM.........................................10

2.3 MAKANAN / MINUMAN DALAM PANDANGAN ISLAM......12

BAB 3 PENUTUP

3.1 KESIMPULAN.............................................................................23

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................23

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kesehatan seorang sangat dipengaruhi oleh gizi yang terserap didalam tubuh.
Kurangnya gizi yang diserap oleh tubuh mengakibatkan mudah terserang
penyakit, karena gizi memberi pengaruh yang besar terhadap kekebalan
tubuh.Beberapa penyakit yang timbul akibat kurangnya gizi antaralain diare,
disentri, gondok, busung lapar, DefisiensiKurang Kalori Protein (KKP),
Defisensi Vitamin A,Defisiensi Yodium, Anemia, Marasmus, Kwashiorkor
danbeberapa penyakit lainnya. Meskipun kekurangan gizi bukanmerupakan hal
baik, bukan berarti apabila seorang diberikan asupan gizi secara
berlebih(misalnya memberikan berbagai pil vitamin) akan membuat tubuhnya
menjadi kebal terhadap berbagai penyakit. Tubuh justru akan mengalami
kehilangan kemampuan untuk‘membentengi’ tubuh, sehingga mempermudah
masuknyapenyakit.Gizi bukan hanya mempengaruhi kesehatan tubuh,
tetapidapat juga mempengaruhi kecerdasan. Apabila gizi yangdiperlukan oleh
otak tidak terpenuhi, otak akan mengalamipengaruh sehingga tidak dapat
berkembang secara optimal,sesuai dengan potensi genetiknya.Sejak masa
kanak-kanak, otak manusia sudah mampunyaidendrit, yang berfungsi untuk
menghantarkan rangsangan.Lebih banyak dendrit yang terbentuk dalam otak
berarti lebih banyak sinapsis yang berkemampuan dalam belajar.Jika pada
puncak pembentukan dendrit gizi yang tersediatidak cukup, maka jumlah
sinapsis yang terbentuk akanberkurang, sehingga mengakibatkan fungsi
mentalnya berkurang, seperti: daya ingat dan kapasitas belajar kurang.Pada
anak usia dua sampai tiga tahun, mulai mendapatkan masukan gizi-gizi yang
khusus, seperti seng dan vitamin A.Hal ini perlu diwaspadai, karena mempunyai
relevansidengan perbanyakan sel tertentu dan bagian dari otak, yang pada
akhirnya mengakibatkan gangguan kemampuan anak dalammemecahkan
masalah dan mengingat informasi sertamengurangi daya cipta. Zat lain yang
perlu diwaspadaiadalah zat besi, karena dapat mengakibatkan kelainan fungsi
otak dan kelainan pertumbuhan balita serta mudahterkena infeksi.ASI
merupakan sumber gizi pertama dan yang paling alamiyang diberikan ibu
kepada anaknya. ASI banyak mengandungkarbohidrat, protein, lemak, vitamin,

3
dan air yang berubahmenjadi sebuah fondasi yang sangat kokoh untuk
melindungitubuh dari penyakit.

1.1 Rumusan masalah :


1. Apa yang harus dilakukan ketika seorang bayi baru lahir ?
2. Apa definisi gizi secara umum?
3. Apa definisi gizi menurut islam?
4. Makanan dan gizi menurut islam

1.2 Tujuan
• Untuk mengetahui makanan dan gizi yang baik menurut islam
• Untuk mengetahui tentang gizi secara umum dan secara islami
• Untuk mengetahui pandangan islam tentang makanan dan gizi
• Untuk mempertebal keimanan

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pelayanan bayi baru lahir menurut islam :

a. Adzan

Sebagai muslim yang akan dikaruniai anak, sebaiknya memang memperbanyak


doa pada permohonan kepada Allah SWT. Tapi mengenai ritual atau
seremoninya, tidak ada ketentuan yang baku. Yang penting sering-sering minta
kepada-Nya dengan khusuyu’ dan tadharru’. Salah satu lafadznya boleh kita
iqtbas dari lafadz Al-Quran, seperti yang tertera dalamsurat AL-Furqan ayat 74:

‫َربَّنَا هَبْ لَنَا ِم ْن أَ ْز َوا ِجنَا َو ُذرِّ يَّاتِنَا قُ َّرةَ أَ ْعي ٍُن َواجْ َع ْلنَا لِ ْل ُمتَّقِينَ إِ َما ًما‬

Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan


kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang
bertakwa.

 Masalah Ari-ari

Kepercayaan tentang penanganan ari-ari bayi tidak pernah kita dapat


keterangannya, baik dari Al-Quran maupun dari Hadits-hadits nabawi.
Kepercayaan itu datangnya dari tradisi nenek moyang yang sampai kepada kita
tanpa referensi yang pasti. Dan biasanya, ditambahi dengan beragam
kepercaaan aneh-aneh yang tidak masuk ke dalam logika, apalagi ke dalam
syariah. Dengan demikian, lupakan saja masalah itu, karena tidak ada
ketentuannya dalam syariah.
Sedangkan ancaman bila tidak dibeginikan atau dibegitukan, akan melahirkan
malapetaka dan sebagainya, semua adalah bagian dari kepercayaan yang
menyesatkan. Kita diharamkan untuk mempercayainya, bila ingin selamat
aqidah kita dari resiko kemusyrikan.
Islam telah mengajar kan kepada para pemeluknya untuk melakukan hal-hal
yang positif dan baik sesuai dengan yang di contohkan oleh rasullallah SAW
(sunnah) untuk menyambut kelahiran sang buah hati,

5
Di antara hal yang dianjurkan untuk dilakukan ketika sang buah hati lahir
menurut ajaran agama islam adalah adzan dan iqomah. Sebagaimana yang
dilakukan Rosulullah ketika Hasan Bin Ali dilahirkan

b. Tahnik

Pengertian tahnik secara bahasa dan syr’i adalah mengunyah sesuatu dan
meletakkanya di mulut bayi. Dianjurkan agar yang melakukan tahnik adalah
orang yang memiliki keutamaan, dikenal sebagai orang yang baik dan berilmu.
Dan hendaklah ia mendo’akan kebaikan (barakah) bagi bayi tersebut.
Dalil tentang tahnik ini disebutkan dalam beberapa hadits di antaranya:

Dari Abu Musa al-Asy’ari Radhiyallahu ‘anhu berkata, “Lahir seorang anakku
maka aku membawanya ke hadapan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam maka
beliau memberinya nama Ibrahim. Beliau mentahniknya dengan kurma dan
mendo’akan barakah untuknya. Kemudian beliau menyerahkan bayi itu
kepadaku.” [HR. Al-Bukhari (5467 Fathul Bari) Muslim (2145 Nawawi),
Ahmad (4/399), Al-Baihaqi dalam Al-Kubra (9/305) dan Asy-Syu’ab karya
beliau (8621, 8622)]

Dari Asma binti Abi Bakar Ash-Shiddiq ketika ia sedang mengandung Abdullah
bin Az-Zubair di Makkah, ia berkata, “Aku keluar dalam keadaan hamil menuju
kota Madinah. Dalam perjalanan aku singggah di Quba dan di sana aku
melahirkan. Kemudian aku mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
dan meletakkan anakku di pangkuan beliau. Beliau meminta kurma lalu
mengunyahnya dan meludahkannya ke mulut bayi itu, maka yang pertama kali
masuk ke kerongkongannya adalah ludah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Setelah itu beliau mentahniknya dengan kurma dan mendo’akan

barakah baginya. Lalu Allah memberikan barakah kepadanya (bayi tersebut).”


[HR.Al-Bukhari (5469 Fathul Bari), Muslim (2146, 2148 Nawawi), Ahmad
(6247) dan At-Tirmidzi (3826)]

Akan tetapi tidak ada riwayat yang di sunnahkan untuk tahnikkecuali tahnik
dengan kurma, maka tidak pantas mengambil yang lain.

6
Hikmah Tahnik

Sebenarnya hikmah tahnik adalah untuk pengharapan kebaikan bagi si anak


dengan keimanan, karena kurma adalah buah dari pohon yang disamakan oleh
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan seorang mukmin dan juga
karena manisnya. Lebih-lebih bila yang mentahnik itu seorang yang memiliki
keutamaan, ulama dan orang shalih, karena ia memasukkan air ludahnya ke
dalam kerongkongan bayi.

Tidaklah engkau lihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tatkala


mentahnik Abdullah bin Az-Zubair, dengan barakah air ludah Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam Abdullah telah menghimpun keutamaan dan kesempurnaan
yang tidak dapat digambarkan. Dia seorang pembaca Al-Qur’an, orang yang
menjaga kemuliaan diri dalam Islam dan terdepan dalam kebaikan. [Umdatul
Qari bi Syarhi Shahih Al- Bukhari (21/84) oleh Al-Aini]

Ilmu kedokteran telah menetapkan faedah yang besar dari tahnik ini, yaitu
memindahkan sebagian mikroba dalam usus untuk membantu pencernaan
makanan. Namun sama saja, apakah yang disebutkan oleh ilmu kedokteran ini
benar atau tidak benar, yang jelas tahnik adalah sunnah mustahab yang pasti
dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, inilah pegangan kita bukan yang
lainnya dan tidak ada nash yang menerangkan hikmahnya. Maka Allah lah yang
lebih tahu hikmahnya.

c. Potong Rambut

Memotong atau Mencukur rambut bayi merupakan sunah muakkadah, baik


untuk bayi laki-laki maupun bayi perempuan yang pelaksanaannya dilakukan
pada hari ketujuh dari kelahiran dan alangkah lebih baik jika dilaksanakan
berbarengan dengan aqiqah. Hal tersebut, sebagaimana sabda Rasulullah SAW

”Setiap yang dilahirkan tergadai dengan aqiqahnya yang disembelih pada hari
ketujuh dari kelahirannya dan dicukur rambutnya serta diberi nama” (HR
Ahmad dan Ashabus Sunan)
Dalam riwayat yang lain Rasulullah SAW bersabda:
”Hilangkan darinya kotoran” (HR Al-Bazzar)

7
Ibnu Sirin ketika mengomentari hadis tersebut berkata:” Jika yang dimaksud
dengan kotoran tersebut adalah bukan mencukur rambut, aku tidak mengetahui
apa maksudnya dengan hadis tersebut ”(keterangan diambil dari kitabfathul
Bari)

Mengenai faedah dari mencukur rambut bayi tersebut, Ibnu Al-Qoyyim berkata:
”Mencukur rambut adalah pelaksanaan perintah Rasulullah SAW untuk
menghilangkan kotoran”. Dengan hal tersebut kita membuang rambut yang
jelek/lemah dengan rambut yang kuat dan lebih bermanfaat bagi kepala dan
lebih meringankan untuk si bayi. Dan hal tersebut berguna untuk membuka
lubang pori-pori yang ada di kepala supaya gelombang panas bisa keluar
dengan mudah melalui lubang pori-pori tersebut, selain itu mencukur rambut
bayi juga sangat bermanfaat untuk menguatkan indera penglihatan, penciuman
dan pendengaran si bayi. (keterangan diambil dari kitab Ath-thiflu Wa
Ahkamuhu, hal 203-204)

Kemudian rambut yang telah dipotong tersebut ditimbang dan kita disunahkan
untuk bersedekah dengan perak sesuai dengan berat timbangan rambut bayi
tersebut. Ini sesuai dengan perintah Rasulullah SAW kepada puterinya Fatimah
RA:
Hai Fatimah, cukurlah rambutnya dan bersedekahlah dengan perak sesuai
dengan berat timbangan rambutnya kepada fakir miskin. (HR Tirmidzi 1519
dan Al-Hakim 4/237)
Dalam pelaksanaan mencukur rambut, perlu diperhatikan larangan Rasulullah
SAW untuk melakukan Al-Qaz’u, yaitu mencukur sebagian rambut dan
membiarkan yang lainnya (HR. Bukhori Muslim).
Ada sejumlah gaya mencukur rambut yang termasuk Al-Qaz’u diantaranya
adalah:

1) Mencukur rambut secara acak di sana-sini tak beraturan.


2) Mencukur rambut bagian tengahnya saja dan membiarkan rambut di sisi
kepalanya.
3) Mencukur rambut bagian sisi kepala dan membiarkan bagian tengahnya
4) Mencukur rambut bagian depan dan membiarkan bagian belakan atau
sebaliknya.

8
d. Aqiqah

Aqiqah adalah sembelihan yang dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur atas
kelahiran seorang bayi. Jumhurul ulama menyatakan bahwa hukum aqiqah
adalah sunnah muakkaddah baik bagi bayi laki-laki maupun bayi perempuan.
Pelaksanaannya dapat dilakukan pada hari ke tujuh (ini yang lebih utama
menurut para ulama), keempat belas, dua puluh satu atau pada hari-hari yang
lainnya yang memungkinkan.
Rasulullah SAW bersabda, “Setiap yang dilahirkan tergadai dengan aqiqahnya
yang disembelih pada hari ketujuh dari kelahirannya dan dicukur rambutnya
serta diberi nama.” (HR Ahmad dan Ashabus Sunan)
Yang lebih utama adalah menyembelih dua ekor kambing yang berdekatan
umurnya bagi bayi laki-laki dan seekor kambing bagi bayi perempuan.
Dari Ummi Kurz Al-Ka’biyyah, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW
bersabda, “Untuk anak laki-laki dua ekor kambing yang berdekatan umurnya
dan untuk anak perempuan satu ekor kambing.” (HR Ahmad 6/422 dan At-
Tirmidzi 1516)
Daging hasil sembelihan aqiqah tersebut boleh dibagikan kepada siapa saja dan
tidak ada pembagian proporsi untuk yang melaksanakannya, sebagaimana
halnya hewan qurban. Bahkan dalam aqiqah, orang yang melakukan aqiqah
diperbolehkan memakan semuanya.
Akan tetapi, sebagaimana sunah Rasulullah SAW, hendaklah daging tersebut
dibagikan kepada para tetangga, baikyang miskin maupun kaya, sebagai
ungkapan rasa syukur orang yang melaksanakannya, serta mudah-mudahan
mereka yang menerima akan tergerak hatinya untuk mendoakan kebaikan bagi
anak tersebut. (ket.diambil dari kitab At-thiflu Wa Ahkamuhu oleh Ahmad bin
Ahmad Al-‘Isawiy, hal 197).
Secara ketentuan, daging aqiqah sunnah dibagikan dalam bentuk makanan
matang siap santap. Ini berbeda dengan daging hewan qurban yang disunnahkan
untuk dibagikan dalam keadaan mentah.

e. Pemberian Nama
Nama bagi seseorang sangatlah penting. Ia bukan hanya merupakan identitas
pribadi dirinya di dalam sebuah masyarakat, namun juga merupakan cerminan
dari karakter seseorang. Rasululloh SAW menegaskan bahwa suatu nama (al-
ism) sangatlah identik dengan orang yang diberi nama (al-musamma)

9
Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi SAW beliau bersabda, “Kemudian Aslam
semoga Allah menyelamatkannya dan Ghifar semoga Allah mengampuninya”
(HR Bukhori 3323, 3324 dan Muslim 617)
Ibnu Al-Qoyyim berkata, “Barangsiapa yang memperhatikan sunnah, ia akan
mendapatkan bahwa makna-makna yang terkandung dalam nama berkaitan
dengannya sehingga seolah-olah makna-makna tersebut diambil darinya dan
seolah-olah nama-nama tersebut diambil dari makna-maknanya. Dan jika anda
ingin mengetahui pengaruh nama-nama terhadap yang diberi nama (Al-
musamma) maka perhatikanlah hadis di bawah ini:
Dari Said bin Musayyib dari bapaknya dari kakeknya ra., ia berkata: Aku datang
kepada Nabi SAW, beliau pun bertanya, “Siapa namamu?” Aku jawab,
“Hazin.” Nabi berkata, “Namamu Sahl.” Hazn berkata, “Aku tidak akan
merobah nama pemberian bapakku.” Ibnu Al-Musayyib berkata, “Orang
tersebut senantiasa bersikap keras terhadap kami setelahnya.” (HR. Bukhori
5836) dalam kitab (At-Thiflu Wa Ahkamuhu/Ahmad Al-‘Isawiy hal 65)
Oleh karena itu, Rasululloh SAW memberikan petunjuk nama apa saja yang
sebaiknya diberikan kepada anak-anak kita. Antara lain:
Dari Ibnu Umar Ra ia berkata: Rasululloh SAW telah bersabda, “Sesungguhnya
nama yang paling disukai oleh Allah adalah Abdullah dan Abdurrahman” (HR.
Muslim 2132)
Dari Jabir ra. dari Nabi SAW beliau bersabda,”Namailah dengan namaku dan
jangnlah engkau menggunakan kun-yahku” (HR. Bukhori 2014 dan Muslim
2133)
Memakai nama dari asmaul husna tanpa didahului kata abdul memang akan
mengacaukan. Sebab asmaul husna itu nama Allah, maka tidak boleh
menamakan manusia dengan nama-nama Allah, kecuali dengan menambahkan
sebagai hamba Allah dan sejenisnya. Tidak harus lafadz Abdul, yang penting
bukan langsung nama Allah. Misalnya, Muhibbullah yang artinya orang yang
mencintai Allah. Atau Habiburrahman yang artinya orang yang dicintai Allah
Yang Maha Rahman.

2.2 Gizi dalam pandangan islam :


 Definisi gizi
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan
untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari

10
organ-organ, serta menghasilkan energi.
Tak satu pun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang
mampu membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan
produktif. Oleh karena itu, setiap orang perlu mengkonsumsi anekaragam
makanan; kecuali bayi umur 0-4 bulan yang cukup mengkonsumsi Air
Susu Ibu (ASI) saja. Bagi bayi 0-4 bulan, ASI adalah satu-satunya
makanan tunggal yang penting dalam proses tumbuh kembang dirinya
secara wajar dan sehat.
Makan makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan.
Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-
unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya,
dalam pelajaran ilmu gizi biasa disebut triguna makanan yaitu, makanan
yang mengandung zat tenaga, pembangun dan zat pengatur. Apabila
terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi tertentu pada satu
jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang
lain. Jadi makan makanan yang beraneka ragam akan menjamin
terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat
pengatur.
Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi kayu,
ubi jalar, kentang, sagu, roti dan mi. Minyak, margarin dan santan yang
mengandung lemak juga dapat menghasilkan tenaga. Makanan sumber
zat tenaga menunjang aktivitas sehari-hari. Makanan sumber zat
pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati adalah kacang-
kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang berasal dari hewan adalah telur,
ikan, ayam, daging, susu serta hasil olahan, seperti keju. Zat pembangun
berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan
kecerdasan seseorang. Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-
sayuran dan buah-buahan. Makanan ini mengandung berbagai vitamin
dan mineral, yang berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ-
organ tubuh.

 Gizi menurut islam


Gizi berasal dari bahasa arab “ Al Gizzai “ yang artinya makanan dan
manfaatnya untuk kesehatan . Al Gizzai juga dapat diartikan sari
makanan yang bermanfaat untuk kesehatan.

11
2.3 Makanan / minuman dalam pandangan islam :
 Definisi makanan
Makanan adalah zat yang diperlukan kehidupan yang mengandung energi
untuk keperluan metabolisme.
 Makanan dan gizi menurut islam.
Ajaran Islam mencakup seluruh aspek kehidupan, takterkecuali masalah
makan. Oleh karena itu bagi kaum muslimin, makanan di samping
berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan fisik, juga berkaitan dengan
ruhani, iman dan ibadah juga dengan identitas diri, bahkan dengan
perilaku.
"Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa-apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
syetan......(QS Al Baqarah (29 . 168)
Dari ayat di atas, dapat disimak bahwa Allah menyuruh manusia
memakan apa saja di dunia ini yang diciptakanNya, sepanjang batas-batas
yang halal dan baik (thayibah). Selain ayat-ayat di atas banyak lagi ayat
dalam Al Qur´an yang berisi suruhan atau perintah agar manusia berhati-
hati dalam memilih makanan, dapat memisahkan mana yang halal
(dibolehkan) dan mana yang haram (tidak diijinkan).
A. Makanan yang dihalalkan
Makanan yang halal, yaitu makanan yang diijinkan bagi seorang muuslim
untuk memakannya. Islam menghalalkan sesuatu yang baik-baik. Banyak
pendapat yang menterjemahkan makanan "halal" tersebut. Akan tetapi
pada umumnya dapat dikatakan makanan tersebut halal bila :
• Tidak berbahaya atau mempengaruhi fungsi tubuh dan mental yang
normal
• Bebas dari "najis(filth)" dan produk tersebut bukan berasal dari bangkai
dan binatang yang mati karena tidak disembelih atau diburu
• Bebas dari bahan-bahan yang berasal dari babi dan beberapa binatang
lain yang tidak dapat dimakan oleh seorang muslim kecuali dalam
keadaan terpaksa
• Diperoleh sesuai dengan yang sudah ditentukan dalam Islam
Najis (Filth) dalam hal di atas, didefinisikan dalam 3 golongan : pertama,
bersih dari sesuatu yang diperuntukkan untuk upacara-upacara/berhala,
kedua yang dapat ditoleransi karena sulit untuk menghindarinya seperti
darah dari nyamuk, dan insek lainnya, ketiga yang tak dapat ditoleransi
seperti minuman yang memabukkan dan beracun serta bangkai. Makanan

12
yang halal berdasarkan Al Qur’an dan Hadits, dapat dikategorikan ke
dalam beberapa macam, antara lain:
1. Tidak termasuk Najis dan Bangkai.
Allah swt telah mengharamkan darah yang mengalir, babi, dan bangkai
(kecuali ikan dan belalang) untuk dimakan oleh manusia, karena hal itu
termasuk najis. Dalam hal ini seluruh bentuk najis menjadi haram
hukumnya untuk dimakan. Hal ini sebagaimana yang ditegaskan Allah
swt dalam Al Qur’an.
“Katakanlah: ‘Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan
kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak
memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang
mengalir, atau daging babi karena semua itu najis, atau binatang yang
disembelih atas nama selain Allah.“(QS Al An’am: 145)
Sesuatu bagian yang dipotong dari binatang itu masih hidup statusnya
sama seperti bangkai, hal ini berdasarkan sabda Rasulullah saw, “Apa
yang dipotong dari binatang selagi ia masih hidup adalah bangkai” (HR
Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Hewan yang telah dibunuh oleh hewan buas termasuk jenis bangkai,
kecuali hewan tersebut telah dilatih dan pada saat melepaskannya untuk
menangkap buruan kita menyebutkan nama Allah swt, maka hukumnya
adalah halal untuk hewan hasil tangkapannya. Hal ini berdasarkan firman
Allah swt dalam Al Qur’an.
“Mereka menanyakan kepadamu: ‘Apakah yang dihalalkan bagi
mereka?’ Katakanlah: ‘Dihalalkan bagimu yang baik-baik dan (buruan
yang ditangkap) oleh binatang buas yang telah kamu ajar dengan
melatihnya untuk berburu, kamu mengajarnya menurut apa yang telah
diajarkan Allah kepadamu, maka makanlah dari apa yang ditangkapnya
untukmu, dan sebutlah nama Allah atas binatang buas itu (waktu
melepasnya). Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat
cepat hisab-Nya.” (QS Al Maidah: 4)
Ada dua jenis bangkai dan darah yang dihalalkan untuk dimakan, yaitu
yang termasuk dua bangkai adalah ikan dan belalang, dan yang termasuk
dua darah adalah hati dan limpa. Hal ini didasarkan pada sebuah hadits
Rasulullah. Dalam sebuah hadits dari Ibnu Umar, Rasulullah saw
bersabda:”Dihalalkan untuk dua bangkai dan dua darah. Adapun dua
bangkai yaitu ikan dan belalang, sedang dua darah yaitu hati dan limpa.”
(HR Ibnu Majah dan Ahmad)

13
2. Tidak menimbulkan dharar (bahaya) bagi fisik.
Yang termasuk makanan ataupun minuman yang memiliki efek bahaya
bagi fisik manusia adalah racun. Dan golongan minuman yang
memabukkan, menghilangkan pikiran sehat, atau melalaikan adalah
termasuk jenis ini. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Al Qur’an.
“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan,
dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang berbuat baik.” (QS Al Baqarah: 195)
Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya
(meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib
dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka
jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.”
(QS Al Maidah: 90)
Rasulullah saw bersabda, “Tidak dibolehkan melakukan sesuatu yang
membahayakan (dharar) diri sendiri dan orang lain (dhirar).” (HR Ibnu
Majah dan Ahmad.).
Beliu juga bersabda, “Barangsiapa yang mereguk racun lalu membunuh
dirinya sendiri, maka racunnya akan tetap berada di tangannya seraya ia
mereguknya di neraka Jahannam selama-lamanya.” (HR Bukhari)

3. Tidak termasuk jenis hewan buas.


Dalam sebuuah yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah saw
bersabda: “Setiap binatang buas yang bertaring adalah haram dimakan”
(HR. Muslim).
Dari hadits di atas, secara tegas dijelaskan bahwa hewan buas yang
bertaring adalah haram dimakan. Yang termasuk hewan buas golongan
ini seperti harimau, singa, buaya, serigala, kucing, anjing, kera, ular, dan
setiap hewan buas pemangsa. Hewan tersebut di atas juga merupakan
hewan yang berkuku tajam, termasuk dari jenis burung (berkuku tajam),
yang menggunakan cakarnya dalam memakan mangsa, adalah hewan
yang tidak halal untuk dimakan. Dalam sebuah hadits Rasulullah saw
bersabda,
Dari Ibnu Abbas berkata: “Rasulullah melarang dari setiap hewan buas
yang bertaring dan berkuku tajam” (HR Muslim)

14
4. Hewan yang berasal dari laut.
Hewan-hewan buruan yang berasal dari laut dan semua makanan dari laut
adalah halal untuk dimakan, yakni dari berbagai spesies ikan laut ataupun
makhluk hidup air. Karena Laut itu sesungguhnya suci airnya dan halal
bangkainya. Hal ini sebagaimana firman Allah swt dalam Al Qur’an.
“Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal)
dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu…” (QS Al Maidah : 96)
Dan hadits Rasulullah saw, ketika ditanya tentang air laut, “Ia(laut) suci
airnya dan halal bangkainya.” (HR Abudawud, An-Nasa’i dan At-
Tirmidzi)

5. Hewan halal yang mati karena disembelih.


Hewan-hewan halal yang halal dimakan jika penyebab kematian hewan
tersebut adalah karena disembelih, sehingga jika penyebab kematian
hewan tersebut bukan dikarenakan disembelih maka, hewan tersebut
termasuk dalam golongan bangkai dan hukumnya tidak halal untuk
dimakan. Hal ini sebagaimana firman Allah swt dalam Al Qur’an,
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging
hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang
terpukul, yang jatuh, yang ditanduk dan diterkam binatang buas, kecuali
yang sempat kamu menyembelihnya. dan (diharamkan bagimu) yang
disembelih untuk berhala…” (QS Al Maidah : 3)

6. Hewan halal yang disembelih atas nama Allah.


Hewan yang dasar hukumnya atau hakikatnya halal menjadi sah
kehalalan jika hewan tersebut disembelih dengan menyebut nama Allah
ketika menyembelihnya. Hal ini sebagaimana firman Allah swt dalam Al
Qur’an,
“Maka makanlah binatang-binatang yang halal yang disebut nama Allah
ketika menyembelihnya, jika kamu beriman kepada ayat-ayatnya.
Mengapa kamu tidak mau memakan (binatang-binatang halal) yang
disebut nama Allah ketika menyembelihnya, padahal Allah telah
menjelaskan kepada kamu apa-apa yang diharamkan-Nya atas kamu…”
(QS Al An’am : 118-119).
Allah juga mengharamkan hewan-hewan yang disembelih tanpa
menyebutkan nama Allah ketika menyembelihnya atau dengan nama
selain Allah seperti sesembahan, sesajen ataupun tumbal. Hal ini
15
sebagaimana termaktub dalam Al Qur’an,
“Dan janganlah kamu makan binatang-binatang yang tidak disebut nama
Allah ketika menyembelihnya, sesungguhnya yang demikian itu adalah
kefasikan” (QS Al An’am :121)

B. Makanan yang diharamkan


Makanan yang haram adalah terlarang seorang muslim untuk
memakannya. Sebaliknya makanan tersebut haram bila :
• Berbahaya dan berpengaruh negativ pada fisik dan mental manusia
• Mengandung najis(filth) atau produk berasal dari bangkai, babi dan
binatang lain yang tidak dapat dimakan oleh seorang muslim berasal dari
binatang yang diijinkan, tetapi tidak disembelih dngan aturan yang telah
ditetapkan (secara islam) dan tidak dilakukan sepatutnya.
Haram Dengan Sendirinya (‫)حرام لذاته‬
Berdasarkan firman Allah SWT di dalam kitab suci Al Qur’an dan Hadits
Nabi Muhammad SAW, maka dapat diketahui beberapa jenis makanan
yang haram dikonsumsi manusia, antara lain:
1. Bangkai
Bangkai yang haram dimakan adalah semua binatang darat yang mati
bukan karena disembelih dengan tata cara penyembelihan yang
dibenarkan syari’at Islam. Misalnya binatang yang mati karena tertabrak
mobil, ditusuk dengan besi, dipukul dan tercekik. Sebagaimana firman
Allah dalam surat Al-Maidah, 5:3.
ُ‫ير َو َما أُ ِه َّل لِ َغي ِْر هَّللا ِ بِ ِه َو ْال ُم ْنخَ نِقَةُ َو ْال َموْ قُو َذةُ َو ْال ُمتَ َر ِّديَة‬
•ِ ‫ت َعلَ ْي ُك ُم ْال َم ْيتَةُ َوال َّد ُم َولَحْ ُم ْال ِخ ْن ِز‬
ْ ‫حُرِّ َم‬
ٌ ‫ب َوأَ ْن تَ ْستَ ْق ِس ُموا بِاأْل َ ْزاَل ِم َذلِ ُك ْم فِ ْس‬
‫ق‬ ِ ‫ص‬ ُ ُّ‫… َوالنَّ ِطي َحةُ َو َما أَ َك َل ال َّسبُ ُع إِاَّل َما َذ َّك ْيتُ ْم َو َما ُذبِ َح َعلَى الن‬
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging
hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang
dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas,
kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu)
yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib
dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah
kefasikan.
Berdasarkan ayat di atas, maka binatang ternak seperti kanbing, sapi,
kerbau, unta, dan ayam baru halal dimakan dagingnya jika disembelih
dengan tata cara penyembelihan menurut syari’at Islam, yang memenuhi
syarat-syarat sbb.:
1. Orang yang menyembelih harus beragama Islam.

16
2. Ketika menyembelih harus membaca basmalah (Ibn Rusyd, Bidayatul
Mujtahid Wa Nihayatul Muqtasid, juz I, h. 328).
3. Alat penyembelih harus tajam.
4. Penyembelihan hewan ternak harus memutuskan saluran pernafasan
(trachea/ hulqum), saluran makan (oeshophagus/marik), dan dua urat nadi
(wadajain)-nya.

2. Darah
Darah yang mengalir dari binatang atau manusia haram dikonsumsi, baik
secara langsung maupun dicampurkan pada bahan makanan karena dinilai
najis, kotor, menjijikkan, dan dapat mengganggu kesehatan. Demikian
juga darah yang sudah membeku yang lazim disebut maros atau didih.
Adapun darah yang melekat pada daging halal, boleh dimakan karena
sulit dihindari. Hal ini berdasarkan surat Al An’am, 6:145.
ْ َ‫اع ٍم ي‬
‫ط َع ُمهُ إِاَّل أَ ْن يَ ُكونَ َم ْيتَةً أَوْ َد ًما َم ْسفُوحًا أَوْ لَحْ َم‬ َّ َ‫قُلْ اَل أَ ِج ُد فِي َما أُو ِح َي إِل‬
ِ َ‫ي ُم َح َّر ًما َعلَى ط‬
)145( ..... ‫ير فَإِنَّهُ ِرجْ سٌ أَوْ فِ ْسقًا أُ ِه َّل لِ َغي ِْر هَّللا ِ بِ ِه‬ •ٍ ‫ِخ ْن ِز‬
Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan
kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak
memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang
mengalir atau daging babi --karena sesungguhnya semua itu kotor-- atau
binatang yang disembelih atas nama selain Allah.

3. Daging Babi
Ulama sepakat, daging babi haram dikonsumsi. Demikian pula lemak
babi yang dipergunakan dalam industri makanan yang dikenal dengan
istilah shortening, serta semua zat yang berasal dari babi yang biasanya
dijadikan bahan campuran makanan (food additive). Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi telah memungkinkan manusia memproduksi
bahan campuran makanan, minuman, obat-obatan, dan kosmetika dalam
bentuk gelatin, lemak, pepsin, rennin, rennet, dan lain-lain. Kebanyakan
sumber gelatin adalah hewan, dan hewan yang banyak digunakan di
dunia Barat adalah babi. Gelatin tidak hanya digunakan untuk
memproduksi makanan, tetapi juga manisan, obat-obatan dan produk-
produk lainnya.
Seluruh makanan, minuman, obat-obatan, dan kosmetika yang
mengandung unsur babi dalam bentuk apapun, haram dikonsumsi (Ath-
Thuraiqy, Ahkam al Ath’imah, 1984: 307-314). Hal ini didasarkan surat

17
Al Baqarah, 2:173, sbb.:
‫ير َو َما أُ ِه َّل بِ ِه لِ َغي ِْر هَّللا‬
ِ ‫ إِنَّ َما َح َّر َم َعلَ ْي ُك ُم ْال َم ْيتَةَ َوال َّد َ•م َولَحْ َم ْال ِخ ْن ِز‬....ِ
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah,
daging babi dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain
Allah.

4. Binatang Buas
Binatang buas yang memiliki gigi taring atau burung yang mempunyai
kuku mencengkeram adalah haram dimakan dagingnya, misalnya:
harimau, anjing, kera, gajah, dan kucing. Hal ini berdasarkan hadis yang
diriwayatkan Imam Muslim dari sahabat Abdullah Ibn Abbas RA:
‫اع َوع َْن ُكلِّ ِذي‬
ِ َ‫ب ِم ْن ال ِّسب‬ٍ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ع َْن ُكلِّ ِذي نَا‬
َ ِ ‫س قَا َل نَهَى َرسُو ُل هَّللا‬
ٍ ‫ع َْن ا ْب ِن َعبَّا‬
)3574 : ‫ب ِم ْن الطَّي ِْر (ن‬ ٍ َ‫ِم ْخل‬
Rasulullah SAW melarang memakan (daging) setiap binatang buas yang
memiliki gigi taring dan burung yang mempunyai kuku tajam
(mencengkeram). (Al-Mundziri, Mukhtashar Shahih Muslim, 2000:356)

5. Binatang Yang Menjijikkan (Al Khabaits)


Binatang yang menijijikkan (al Khobaits) seperti binatang yang memakan
kotoran (al jallalah) dan binatang melata di atas tanah (al hasyarat),
misalnya ulat, ular, dan kalajengking adalah haram dikonsumsi, kecuali
ulat yang menyatu dengan buah-buahan sehingga sulit dipisahkan
(Abdurrahman al Juzairi, al Fiqh ‘Ala al Madzahib al arba’ah, 1990; juz
2: h. 3). Lihat surat Al A’raf, 7:15, sbb.:
َ ِ‫ت َوي َُح ِّر ُم َعلَ ْي ِه ُم ْال َخبَائ‬
.... ‫ث‬ ِ ‫ َوي ُِحلُّ لَهُ ُم الطَّيِّبَا‬....
….dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan
bagi mereka segala yang buruk….

6. Binatang Yang Hidup Di Daratan Dan Sekaligus Di Lautan (Al


Barmawi)
Ulama berbeda pendapat tentang hukum mengkonsumsi hewan yang
hidup di dua alam, daratan dan sekaligus lautan (air) misalnya: kodok,
kepiting, dan ular. Menurut madzhab Hanafi dan Syafi’I hukumnya
haram (tidak halal). Menurut madzhab Maliki hukumnya mubah karena
tidak ada nash al Qur’an atau hadits yang secara khusus
mengharamkannya. Sedangkan menurut madzhab Hambali, setiap
binatang laut yang bisa hidup di daratan, misalnya burung laut dan anjing

18
laut, tidak halal dimakan dagingnya kecuali jika disembelih. Akan tetapi
jika binatang tersebut tidak ada darahnya, misalnya kepiting, maka halal
tanpa disembelih terlebih dahulu.

7. Makanan Yang Najis Atau Terkena Najis


Semua makanan yang najis atau terkena najis (mutanajjis) adalah haram
dikonsumsi. Misalnya telur yang keluar dari binatang yang haram
dimakan dagingnya, atau keluar dari hewan yang halal dimakan
dagingnya tetapi belum keras. Adapun telur yang keluar dari hewan yang
halal dimakan dagingnya dalam keadaan keras, hukumnya halal,
meskipun hewan tersebut sudah mati (Ath- Thuraiqy, Ahkam al
Ath’imah, 1984:419). Demikian juga susu yang keluar dari hewan yang
haram dimakan dagingnya. Akan tetapi jika keluar dari hewan yang halal
dimakan dagingnya adalah halal.

8. Makanan Yang Membahayakan Kesehatan Manusia


Semua jenis makanan yang membahayakan kesehatan manusia, baik
berupa nabati maupun hewani, haram dikonsumsi karena salah satu
tujuan mengkonsumsi adalah untuk menjaga kesehatan. Lihat surat Al
Baqarah, 2;195, sbb.:
)195( َ‫َوأَ ْنفِقُوا فِي َسبِي ِل هَّللا ِ َواَل تُ ْلقُوا بِأ َ ْي ِدي ُك ْ•م إِلَى التَّ ْهلُ َك ِة َوأَحْ ِسنُوا• إِ َّن هَّللا َ ي ُِحبُّ ْال ُمحْ ِسنِين‬
Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu
menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah,
karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.
Berdasarkan ayat di atas, seseorang yang mengidap penyakit tertentu
diharamkan mengkonsumsi makanan yang dapat menghambat
penyembuhannya, apalagi jika menyebabkan semakin parahnya penyakit
yang diderita, meskipun makanan tersebut halal bagi orang sehat.
Misalnya, daging kambing. Meskipun halal dimakan bagi kebanyakan
orang, tetapi dapat berubah menjadi haram kalau dikonsumsi orang yang
berpenyakit darah tinggi. Makanan dan minuman yang mengandung
kadar gula tinggi, halal dikonsumsi kebanyakan orang, tetapi dapat
berubah menjadi haram jika dikonsumsi orang berpenyakit diabetes
karena dapat memperparah penyakitnya.
Termasuk jenis makanan dan minuman yang membahayakan kesehatan
manusia adalah racun. Islam melarang umatnya mengkonsumsi semua

19
makanan dan minuman yang mengandung racun, baik yang berasal dari
hewan, tumbuh-tumbuhan, dsb. Seseorang yang sengaja menenggak
racun untuk bunuh diri, maka selamanya akan menjadi penghuni Neraka.
Sebagaimana disabdakan Rasulullah dalam hadits shahih yang
diriwayatkan Imam Bukhari dari Abu Hurairah:
ُ‫ال َم ْن ت ََر َّدى ِم ْن َجبَ ٍل فَقَت ََل نَ ْف َسه‬ َ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َ•م ق‬
َ ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ ع َْن النَّبِ ِّي‬ ِ ‫ع َْن أَبِي ه َُر ْي َرةَ َر‬
ُ‫َار َجهَنَّ َم يَت ََر َّدى فِي ِه خَالِدًا ُم َخلَّدًا فِيهَا أَبَدًا َو َم ْن ت ََحسَّى ُس ّمًا فَقَت ََل نَ ْف َسهُ فَ ُس ُّمهُ فِي يَ ِد ِه يَت ََحسَّاه‬ ِ ‫فَهُ َو فِي ن‬
‫َار‬
ِ ‫طنِ ِه فِي ن‬ ْ َ‫َار َجهَنَّ َم خَالِدًا ُمخَ لَّدًا فِيهَا أَبَدًا َو َم ْن قَت ََل نَ ْف َسهُ بِ َح ِدي َد ٍة فَ َح ِدي َدتُهُ فِي يَ ِد ِه يَ َجأ ُ بِهَا فِي ب‬
ِ ‫فِي ن‬
5333 :‫( َجهَنَّ َم خَالِدًا ُمخَ لَّدًا فِيهَا أَبَدًا (ن‬
Barang siapa sengaja menjatuhkan diri dari gunung untuk bunuh diri
kemudia mati, maka kelak ditempatkan di Neraka selama-lamanya dalam
keadaan selalu menjatuhkan diri. Barang siapa sengaja menenggak racun
untuk bunuh diri kemudian mati, maka kelak ditempatkan di Neraka
selama-lamanya dalam keadaan menenggak racun. Dan barang siapa
sengaja melakukan bunuh diri dengan besi kemudian mati, maka kelak
ditempatkan di Neraka selama-lamanya dalam keadaan sakit karena
manusukkan besi kedalam tubuhnya sendiri (Sayid Sabiq, Fiqh as
Sunnah, 1990: Jilid 2 h. 5).
Sebagai pengecualian dari ketentuan di atas, diperbolehkan minum obat-
obatan yang mengandung racun, selama racun tersebut tidak
membahayakan tubuh manusia (Imam Nawawi, al Majmu’, juz 9, h. 38),
dan sesuai dengan resep dokter (Ath- Thuraiqy, Ahkam al Ath’imah,
1984: h. 113-114).

9. Makanan Yang Berpotensi Memabukkan


Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Rahman dan Rahim, Yang
melindungi kesehatan makhlukNya. Oleh karena itu, Dia mengharamkan
segala sesuiatu yang dapat mengganggu kesehatan manusia, terutama
kesehatan akal fikiran yang sangat vital bagi kehidupan mereka. Misalnya
minuman keras (khamar), yang berpotensi memabukkan dan semua yang
membius, misalnya ganja (hashisy), putauw, narkotika, dan obat-obatan
terlarang lainnya. Lihat, surat Al Maidah, 5:90-91.
ُ‫ان فَاجْ تَنِبُوه‬ ِ َ‫صابُ َواأْل َ ْزاَل ُم ِرجْ سٌ ِم ْن َع َم ِل ال َّش ْيط‬ َ ‫يَاأَيُّهَا الَّ ِذينَ َءا َمنُوا إِنَّ َما ْال َخ ْم ُر َو ْال َم ْي ِس ُ•ر َواأْل َ ْن‬
‫ضا َء فِي ْالخَ ْم ِر َو ْال َم ْي ِس ِر‬ َ ‫َاوةَ َو ْالبَ ْغ‬
َ ‫)إِنَّ َما ي ُِري ُد ال َّش ْيطَانُ أَ ْن يُوقِ َع بَ ْينَ ُك ُم ْال َعد‬90( َ‫لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون‬
)91( َ‫صاَل ِة فَهَلْ أَ ْنتُ ْم ُم ْنتَهُون‬ َّ ‫ص َّد ُك ْم ع َْن ِذ ْك ِر هَّللا ِ َوع َِن ال‬ ُ َ‫َوي‬
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar,
berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah

20
perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-
perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaitan
itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara
kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi
kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu
( mengerjakan pekerjaan itu).
Haram Karena Faktor Eksternal (‫)حرام لعارض‬
1. Binatang Disembelih Untuk Sesaji
Hewan ternak yang disembelih untuk sesaji atau dipersembahkan kepada
makhluk halus, misalnya kerbau, yang disembelih untuk ditanam
kepalanya sebagai sesaji kepada dewa tanah agar melindungi jembatan
atau gedung yang akan dibangun, hewan ternak yang disembelih untuk
persembahan Nyai Roro Kidul dan sebagainya adalah haram dimakan
dagingnya, karena dapat menimbulkan syirik dan merusak aqidah umat
Islam, sekalipun ketika disembelih dibacakan basmalah. Lihat, surat Al
Maidah, 5:3 sbb.:
‫ب‬
ِ ‫ص‬ ُ ُّ‫ َو َما ُذبِ َح َعلَى الن‬.... ‫ت َعلَ ْي ُك ُم‬ ْ ‫ ُح ِّر َم‬....
2. Binatang Yang Disembelih Tanpa Membaca Basmalah
Hewan ternak yang disembelih tanpa membaca basmalah adalah haram
dimakan dagingnya kecuali jika lupa. Al An’am, 6:121.
‫ق‬ٌ ‫ َواَل تَأْ ُكلُوا ِم َّما لَ ْم ي ُْذ َك ِر ا ْس ُم هَّللا ِ َعلَ ْي ِه َوإِنَّهُ لَفِ ْس‬....
Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut
nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang
semacam itu adalah suatu kefasikan.
3. Makanan Yang Dikonsumsi Secara Berlebihan
Meskipun semua makanan dan minuman yang ada di dunia
diperuntukkan manusia, tetapi hendaklah mereka mengkonsumsi sesuai
kebutuhan, tidak berlebih-lebihan (berfoya-foya). Sebab jika berlebih-
lebihan, maka dapat merugikan orang lain, di samping menimbulkan
pelbagai macam penyakit. Banyak sekali penyakit yang ditimbulkan
makanan dan minuman yang dikonsumsi secara berlebihan. Sehubungan
dengan hal itu, Allah SWT mengharamkan manusia mengkonsumsinya
secara berlebihan atau berbuat mubadzir sebagaimana yang terjadi dalam
pesta. Allah menyatakaqn dalam surat Al A’raf, 7:11 dan Al-Isra’, 17: 26,
sbb.:
)31( َ‫ْرفِين‬ ِ ‫ْرفُوا إِنَّهُ اَل ي ُِحبُّ ْال ُمس‬ ِ ‫يَابَنِي َءا َد َم ُخ ُذوا ِزينَتَ ُك ْم ِع ْن َد ُكلِّ َم ْس ِج ٍد َو ُكلُوا• َوا ْش َربُوا• َواَل تُس‬
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki)

21
mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.
‫يل َواَل تُبَ ِّذرْ تَ ْب ِذيرًا‬ ِ ِ‫ت َذا ْالقُرْ بَى َحقَّهُ َو ْال ِم ْس ِكينَ َوا ْبنَ ال َّسب‬ ِ ‫َو َءا‬
Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya,
kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah
kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.
4. Makanan Yang Diperoleh Dengan Cara Haram
Pada dasarnya semua makanan yang ada di muka bumi ini halal
dikonsumsi sepanjang tidak berbahaya bagi fisik dan psikis manusia.
Akan tetapi akan dapat berubah menjadi haram, jika diperoleh dengan
cara yang diharamkan Allah SWT. Misalnya, makanan hasil curian, dibeli
dari uang hasil korupsi, manipulasi, riba (rentenir), perjudian, pelacuran,
dan sebagainya. Al Baqarah, 2:188, sbb.:
‫اس بِاإْل ِ ْث ِم َوأَ ْنتُ ْم‬
ِ َّ‫ال الن‬ ِ ‫َواَل تَأْ ُكلُوا أَ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِ ْالبَا ِط ِل َوتُ ْدلُوا• بِهَا إِلَى ْال ُح َّك ِام لِتَأْ ُكلُوا فَ ِريقًا ِم ْن أَ ْم َو‬
)188( َ‫تَ ْعلَ ُمون‬

22
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sesungguhnya Allah swt telah menciptakan segala jenis makanan untuk
dikonsumsi oleh umat manusia, namun hanya sebagian orang yang mau berfikir
makna perintah dan larangan Allah swt mengenai halal dan haramnya makanan
untuk dikonsumsi. Dia telah menurunkan rasul-Nya, Rasulullah saw, yang
menjelaskan kepada kita apa-apa yang tidak kita pahami.
Dia-lah Allah, yang telah memerintahkan manusia untuk memakan makanan
yang halal lagi baik dan bersyukur kepada-Nya, sebagai bukti kecintaan kita
sebagai hamba-Nya. Allah swt telah berfirman,
“Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah
kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah jika kamu hanya kepada-Nya saja
menyembah.” (QS An Nahl: 114)

Daftar pustaka :
http://anasubkhan.blogspot.co.id/2011/12/makalah-bayi-baru-lahir-menurut-
agama.html
http://myutwi.blogspot.co.id/2011/11/gizi-dan-makanan-menurut-islam.html

23

Anda mungkin juga menyukai