MATERNITAS
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
I. DEFINISI
- Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang lebih dari 10 kali
dalam 24 jam atau setiap saat pada wanita hamil sampai mengganggu
pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk dan dapat
terjadi dehidrasi. (Standar pelayanan medic obstetric & ginekologi)
- Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar
dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi
pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari.
(Sarwono Prawirohardjo, 2002)
II. ETIOLOGI
Yang menjadi penyebab Hiperemesis Gravidarum:
1. Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, dan kehamilan ibu
akibat peningkatan kadar HCG.
2. Faktor organic, karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal
dan perubahan metabolic.
3. Faktor psikologis: keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa
takut pada kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab, dan
sebagainya.
4. Faktor endokrin lainnya: hipertiroid, diabetes, dsb.
5. Masuknya villi khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan
metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu
terhadap perubahan ini merupakan faktor organik.
6. Alergi sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhdap anak juga
disebut sebagai salah satu faktor organik.
7. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini,
rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan
dan persalin, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat
menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah
sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau
sebagai pelarian kesukaran hidup.
Emesis Penurunan
gravidarum pengosongan lambung
Hiperemesis gravidarum
Kelemahan tubuh
Intoleransi
V. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a) USG (dengan menggunakan waktu yang tepat): mengkaji usia gestasi
janin dan adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin,
melokalisasi plasenta.
b) Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN.
c) Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT dan kadar LDH.
VI. PENATALAKSANAAN
Konsep pengobatan yang diberikan antara lain sebagai berikut:
1. Isolasi dan terapi psikologis.
a) Isolasi di ruangan yang dilakukan dengan baik dapat meringankan
Hiperemesis Gravidarum karena perubahan suasana rumah tangga.
b) Konseling dan edukasi (KIE) tentang kehamilan yang dilakukan
untuk menghilangkan faktor psikis rasa takut.
c) Memberi informasi tentang diit ibu hamil dengan makan tidak
sekaligus banyak, tetapi dengan porsi yang sedikit namun sering.
d) Jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi, karena akan membuat ibu
hamil mengalami pusing, mual, dan muntah.
2. Pemberian cairan pengganti.
Pada keadaan darurat dapat diberikan cairan pengganti, sehingga
dehidrasi dapat diatasi. Cairan pengganti yang dapat diberikan antara lain:
a) Glukosa 5% - 10%
b) Cairan yang ditambah Vitamin C, B Kompleks, atau Kalium yang
diperlukan untuk kelancaran metabolisme selama rehidrasi
keseimbangan cairan (baik yang masuk dan keluar), nilai tekanan
darah, jumlah nadi, suhu, dan rerata pernapasan harus terpantau.
Lancarnya pengeluaran urine memberikan petunjuk bahwa keadaan
ibu berangsur-angsur membaik.
3. Obat yang dapat diberikan.
Sebagai seorang perawat yang profesional pemberian obat pada
hiperemesis gravidarum sebaiknya berkolaborasi dengan dokter, sehingga
dapat dipilih obat-obatan yang tidak bersifat teratogenik yang dapat
menyebabkan kelainan congenital, cacat bawaan bayi.
Sediaan obat yang dapat diberikan pada kasus hiperemesis gravidarum
diantaranya adaalah sebagai berikut:
a) Sedatif ringan
b) Fenobartibal (luminal) 30mg
c) Kalium
d) Antihistamin
e) Dramamin
f) Afopreg
g) Vitamin, terutama Vitamin B Kompleks
h) Vitamin C
i) Anti alergi
4. Menghentikan kehamilan.
Beberapa kasus pengobatan ibu dengan kasus hiperemesis gravidarum
yang tidak berhasil menjadi kemunduran dan kondisi ibu semakin
menurun, sehingga pertimbangan untuk mengakiri kehamilan. Kedaan
yang memerlukan pertimbangan untuk mengakiri kehamilan diantaranya
adalah sebagai berikut:
a) Gangguan jiwa
b) Gangguan penglihatan
c) Gangguan fisiologi tubuh
VIII. INTERVENSI
1. Dx I:
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
pengeluaran nutrisi yang berlebihan dan intake kurang.
Kriteria Hasil:
- Klien tidak mengalami mual dan muntah.
- Klien mengalami peningkatan BB yang sesuai dalam kehamilan.
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam kebutuhan nutrisi ibu
terpenuhi.
Intervensi:
1. Kaji TTV klien.
Rasional: Untuk mengetahui keadaan umum pasien.
2. Timbang dan catat berat badan pasien pada jam yang sama setiap
hari.
Rasional: Untuk mendapatkan pembacaan yang paling akurat.
3. Pantau asupan dan keluaran pasien.
Rasioanal: Karena berat badan dapat meningkat sebagai akibat dari
retensi cair
4. Kaji dan catat bising usus pasien satu kali setiap pergantian tugas
jaga.
Rasional: Untuk memantau peningkatan dan penurunann.
5. Auskultasi dan catat suara napas pasien setiap 4 jam.
Rasional: Untuk memantau aspirasi.
6. Konsultasi dalam menyusun rencana pengaturan menu yang
memenuhi kebutuhan nutrisi selama hamil.
Rasional: Nutrisi maternal yang adekuat sangat penting untuk
kesehatan ibu memulai pemberian asupan oral.
7. Diskusikan pentingnya nutrisi yang adekuat.
Rasional: Mengatur janji dengan ahli diet dan pertumbuhan serta
perkembangan janinnya.
8. Pantau berat badan klien.
Rasional: Mengetahui perkembangan janin dan ibu.
2. Dx II:
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
kehilangan cairan.
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada ibu selama 1x24 jam mual
dan muntah klien berkurang.
Kriteria Hasil:
- Keseimbangan cairan kembali kekondisi normal.
- Klien tidak muntah lagi
- Klien mengkonsumsi makanan dan minuman dalam jumlah adekuat.
Intervensi:
1. Pantau dan catat TTV setiap 2 jam atau sesering mungkin sesuai
keperluan sampai stabil. Kemudian pantau dan catat TTV setiap 4
jam.
Rasional: Takikardia, dispnea, atau hipotensi dapat mengindikasikan
kekurangan volume cairan atau ketidakseimbangan elektrolit.
2. Ukur asupan dan keluaran setiap 1 sampai 4 jam. Catat dan laporkan
perubahan yang signifikan termasuk urine, feses, muntahan, drainase
luka, drainase nasogastrik, drainase slang dada, dan keluaran yang
lain.
Rasional: Keluaran urine yang rendah dan berat jenis urine yang
tinggi mengindikasikan hipovolemia.
3. Kaji dan dokumentasi turgor kulit, kondisi membran mukosa, tanda-
tanda vital dan berat jenis urine.
Rasional: Pengkajian status cairan dan elektrolit yang akurat menjadi
dasar penyusunan rencana dan evaluasi intervensi.
4. Timbang berat badan setiap hari.
Rasional: Upaya memperbaiki keseimbangan elektrolit dan cairan
yang dilakukan melalui pemberian terapi parenteral sampai dalam
menoleransi asupan normal.
5. Pantau nilai laboratorium dan laporkan nilai-nilai yang tidak normal.
Rasional: Keseimbangan cairan dan elektrolit harus di koreksi untuk
mencegah komplikasi yang berat, seperti asidosis metabolik dan
kematian janin dan ibu.
3. Dx III:
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan tubuh.
Kriteria Hasil:
- Klien menunjukan peningkatan kemampuan dalam beraktivitas
sesuai kemampuan.
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam klien dapat
melakukan aktifitas sehari-hari dengan optimal.
Intervensi:
1. Tingkatkan tirah baring/ duduk. Ciptakan lingkungan yang tenang,
batasi pengunjung sesuai keperluan.
Rasional: meningkatkan istirahat dan ketenangan. Menyediakan
energi yang digunakan untuk penyembuhan.
2. Tingkatkan aktivitas sesuai toletansi, bantu klien untuk melakukan
latihan rentang gerak sendi pasif/ aktif.
Rasional: Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan aktivitas.
Ini dapat terjadi karena keterbatasan aktivitas yang mengganggu
periode istirahat.
3. Dorong penggunaan teknik menejemen stress, contoh relaksasi
progresif, visualisasi, bimbingan imajinasi. Berikan aktivias hiburan
yang tepat seperti nonton tv, radio, dan membaca.
Rasional: Meningkatkan relaksasi dan penghematan energi,
memusatkan kembali latihan dan dapat meningkatkan koping.
4. Lakukan aktifitas secara bertahap dan sesuai toleransi.
Rasional: Memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan.
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS
II. ANAMNASE
1. Keluhan Utama:
Pasien mengatakan mual dan muntah setiap pagi hari. Mual dan
muntah selalu ampak bila membau makanan.
2. Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien ampak ke poli kandungan dengan keluhan terlambat haid 4
minggu, terakhir mendapat haid tanggal 12 Januari 2017, mual dan
selalu muntah pada pagi hari. Pasien juga mengeluh badannya
terasa lemas dan mau pingsan karena sudah beberapa hari sulit
makan.
3. Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit gastritis.
4. Riwayat Haid:
Menarche :-
Siklus haid : 28 hari
Lama haid : 6-7 hari
Banyaknya : 3-4 softek/ hari
Dismenorea : -
HPHT : 6 Januari 2017
UK :-
TP :-
5. Riwayat Perkawinan:
Nikah : 1x
Lama menikah : 1 tahun
Umur pertama menikah : 22 tahun
6. Riwayat KB:
Ibu mengatakan setelah menikah ibu tidak menggunakan KB
apapun.
KEMUNGKINAN
KELOMPOK DATA PENYEBAB MASALAH
(Pohon Masalah)
Ds : Px mengatakan tidak Faktor alergi, faktor Gangguan nutrisi kurang
nafsu makan predisposisi, peningkatan dari kebutuhan tubuh
Do : tekanan gaster
- k/u lemah
- makanan tidak habis Komplikasi
- muntah
- TTV: Hiperemesis gravidarum
TD : 90/60 mmHg
N : 100x/ menit Intake nutrisi menurun,
S : 36,5 oC pengeluaran nutrisi
RR : 20x/ menit berlebihan
Gangguan keseimbangan
cairan
Ds : Px mengeluh badannya Faktor alergi, faktor Intoleransi aktivitas
terasa lemas dan mau pingsan predisposisi, peningkatan
karena sudah beberapa hari tekanan gaster
sulit makan.
Do : Komplikasi
- Px nampak lemah dan
sulit beraktivitas. Hiperemesis gravidarum
- makanan tidak habis
- muntah Kehilangan cairan
- TTV: berlebih
TD : 90/60 mmHg
N : 100x/ menit Dehidrasi
S : 36,5 oC
RR : 20x/ menit Hemokonsentrasi
-
Aliran darah ke jaringan
menurun
Otot lemah
Kelemahan tubuh
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN