1. Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual dan muntah hebat lebih dari
10 kali sehari dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan cairan,
penurunan berat badan, atau gangguan elektrolit, sehingga menganggu aktivitas
sehari-hari dan membahayakan janin dalam kandungan (Kadir et al, 2019).
Hiperemesis gravidarum dapat mempengaruhi status kesehatan ibu serta
tumbuh kembang janin, pada kehamilan 16 minggu pertama 70-80% wanita
mengalami mual dan muntah, 60% wanita mengalami muntah, sementara 33%
wanita hanya mengalami mual. Apabila semua makanan yang dimakan
dimuntahkan pada ibu hamil, maka berat badan akan menurun, turgor kulit
berkurang dan timbul asetonuria (Morgan et al, 2010).
Hiperemesis Gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan sehingga
menimbulkan gangguan aktivitas sehari – hari dan bahkan membahayakan
hidupnya.
2. Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada
bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga tidak ditemukan
kelainan biokimia. Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati, dan
susunan saraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat inanisi.
Menurut (Khayati, 2013) terdapat beberapa faktor predisposisi dan faktor lain,
yaitu :
Selain itu menurut (Jusuf CE, 2016) riwayat gestasi juga dapat mempengaruhi
penyebab hiperemesis, dimana ibu hamil yang mengalami mual dan muntah sekitar
60-80% pada (primigravida), 40-60% pada (multigravida).
3. Patofisiologi
Hiperemesis gravidarum
Gangguan nutrisi
Dehidrasi
kebutuhan tubuh Pengeluaran nutrisi
berlebihan
Kelemahan
tubuh
Intoleransi
aktifitas
4. Klasifikasi
Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut Hiperemesis gravidarum
tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan bila lebih dari sepuluh kali muntah.
Akan tetapi apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai Hiperemesis
gravidarum. Menurut berat ringannya gejala dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :
Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen sampai koma)
Dehidrasi hebat
Nadi kecil, cepat dan halus
Suhu badan meningkat dan tensi turun
Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal dengan enselopati
wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia dan penurunan mental
Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati
5.1 Umur
Umur adalah usia ibu saat kehamilan sekarang yang diukur dalam tahu
berdasarkan hasil pencatatan yang tertera dalam buku register dan apabila lebih bulan
maka dilakukan pembulatan kebawah dengan kriteria sebagai berikut: dimana resiko
tinggi bila umur ibu hamil < 20 dan atau > 35 tahun, kemudian resiko rendah bila
umur ibu hamil antara 20-35 tahun Umur adalah rentang waktu yang telah dijalani
sejak dari lahir hingga ulang tahun terakhir yang dinyatakan dalam tahun, secara
teoritis semakin bertambah usia seseorang, maka secara psikologis dan sosial akan
bertambah semakin dewasa. Frekuensi hiperemesis gravidarum lebih tinggi pada
primigravida terutama primigravida pada wanita yang berusia muda. Dari hasil
penelitian, ibu hamil yang paling banyak mengalami hiperemesis gravidarum adalah
ibu hamil yang umurnya kurang dari 20 tahun (Permatasari, 20014). Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Armilah (2014) ada hubungan bermakna antara umur dengan
kejadian hiperemesis gravidarum dibandingkan dengan usia ibu 20-35 tahun.
5.2 Paritas
Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin hidup bukan jumlah
janin yang dilahirkan. 19 Beberapa jenis paritas: paritas I (primipara), paritas lebih
dari dua (multipara): Pengelompokkannya adalah sebagai berikut: a. Nullipara adalah
seorang wanita yang belum pernah melahirkan bayi hidup. b. Primipara adalah
seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup pertama kali. c. Multipara adalah
wanita yang pernah melahirkan bayi hidup beberapa kali (sampai 5 kali). d. Grande
Multipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali lebih atau mati.
Banyaknya paritas berpengaruh terhadap terjadinya hiperemesis gravidarum.
Hiperemesis gravidarum terjadi pada 60%-80% wanita dengan kehamilan pertama,
dan 40-60% wanita yang pernah hamil sebelumnya.
5.3 Pekerjaan
Pekerjaan adalah segala usaha yang dilakukan atau dikerjakan untuk
mendapatkan hasil atau upah yang dapat di nilai dengan uang. Beberapa ahli
menyimpulkan bahwa wanita dengan keadaan ekonomi yang baik akan lebih jarang
menderita hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum mungkin lebih sering
terdapat pada wanita dan keluarga yang tidak mampu, bahkan dari hasil pengalaman ini
menyebabkan hipotensi yang mengatakan bahwa ibu hamil yang 20 mengalami
kekurangan makanan yang bergizi banyak mengalami hiperemesis gravidarum. Dalam
sejumlah penelitian dengan memberikan nutrisi tambahan, ditemukan penurunan
frekuensi hiperemesis gravidarum, memberi data yang meyakinkan bahwa insiden
hiperemesis gravidarum karena wanita dari keluarga tidak mampu banyak yang belum
siap mempunyai anak dan kurangnya pengetahuan tentang pentingnya menjaga
kesehatan. pekerjaan ada hubungan bermakna dengan kejadian hiperemesis
gravidarum. Ibu yang bekerja lebih besar resiko terhadap kejadian hiperemesis
gravidarum dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja.
6. Manifestasi klinik
7. Komplikasi
8. Diagnosis
9. Penatalaksanaan
9.1 Pencegahan
penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologis.
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang maka diperlukan
pengobatan :
9.3 Hiperemesis gravidarum tingkatan II dan III harus dirawat inap di rumah sakit
9.3.1 Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara
baik. Jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang
boleh masuk. Catat cairan yang keluar dan masuk. Kadang-kadang isolasi dapat
mengurangi atau menghilangkan gejala ini tanpa pengobatan
Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar,normal dan
fisiologik. Jadi tidak perlu takur dan khawatir. Yakinkan penderita bahwa penyakit
dapat disembuhkan dan dihilangkan masalah atu konflik yang kiranya dapat menjadi
latar belakang penyakit ini.
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan
glukosa 5 %, dalam cairan gram fisiologis sebanya 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat
ditambah dengan kalium dan vitamin khususnya vitamin B kompleks dn vitamin C
dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino esensial secara
intravena. Buat dalam daftar kontrol cairan yang amsuk dan dikeluarkan. Berikan pula
obat-obatan seperti yang telah disebutkan diatas.
Pada beberapa kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan
mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan memburuk. Delirium,
kebutaan, takikardia, ikterik, anuria, dan perdarahan merupakan manifestasi
komplikasi organik.
1. Pengkajian
2. Tes Laboratorium
N Diagnosa Perencanaan
o Keperawat
Tujuan Intervensi Rasional
an
1 Ketidaksei Dalam 1. Timbang dan catat 1. Untuk
mbangan waktu .....x 24 berat badan pasien pada mendapatkan
nutrisi jam telah di jam yang sama setiap pembacaan paling
kurang dari berikan hari akurat
kebutuhan tindakan 2. Pantau asupan dan 2. Karena berat
tubuh b/d pemenuhan haluaran pasien badan dapat
anoreksia, nutrisi px 3. Kaji dan catat bising meningkat
mual dan telah usus pasien satu kali sebagai akibat
muntah terpenuhi setiap pergantian tugas dari retensi cairan
jaga 3. Untuk memantau
Dengan krirtia 4. Auskultasi dan catat peningkatan dan
hasil : berat suara nafas pasien penurunannya
badan ideal, setiap 4 jam 4. Untuk mengetahui
bising usu ada atau suara
normal. nafas tambahan
Membrane
mukosa
lembab
2 Cemas 1. 1. Kaji tingkat 1. Merencanakan
mengontrol kecemasan pasien intervensi dengan
cemas 2. Dengar keluhan tepat
2. pasien dengan penuh 2. Untuk mengetahui
berkurang perhatian bagaimana
3. 3. Dampingi pasien keluhan pasien
menurunkan untuk mengurangi 3. Memberikan rasa
stimulus kecemasan dan aman dan nyaman
lingkungan meningkatkan pada pasien
ketika cemas kenyamanan 4. Mengurangi rasa
4. 4. Motivasi pasien cemas pada pasien
melaporkan untuk menyampaikan 5. Untuk mengetahui
tidur adekuat tentang isi tingkat kecemasan
5. perasaannya
pasien tenang 5. Bantu pasien
menjelaskan keadaan
yang bisa
menimbulkan cemas
3 Intoleransi Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat Komunikasi
aktivitas tindakan berfungsi pasien diantara anggota
berhubunga keperawatan dengan staf dapat
n dengan selama … x24 menggunakan skala meyakinkan
kelemahan jam terjadi mobilitas fungsional. kontiunitas
fisik peningkatan Komunikasikan perawatan dan
toleransi aktivitas tingkat ini pada staf mempertahankan
dengan criteria 2. Kecuali
hasil : dikontraindikasi kan, kemandirian
Melaporkan dan lakukan Latihan ROM
mendemonstras ROM setiap 2 dapat mencegah
ikan peningkatan sampai 4 jam. kontraktur sendi
aktivitas fisik Tingkatkan dari pasif dan atrofi otot
yang dapat ke aktif, sesuai Menunjukkan
diukur Skala toleransi pasien. perubahan
mobilitas 3. Kaji kehilangan/gan neurologi karena
0-1, Skala gguan keseimbangan defisiensi vitamin
kekuatan otot gaya jalan, B12 kardiopulmonal
5 kelemahan otot dari upaya jantung
(dapat 4. Awasi TD, nadi, dan paru untuk
melawan pernapasan, selama membawa jumlah
tahanan. dan sesudah oksigen adekuat ke
Klien terlihat aktivitas. Catat jaringan
segar respon terhadap mempengaruhi
tingkat aktivitas kamanan
(mis. Peningkatan pasien/resiko cedera
denyut jantung/TD, Manifestasi
disritmia, pusing,
dispnea, takipnea,
dan sebagainya)
5. Implemetasi keperawatan
Adalah kategori serangkaian perilaku perawat yang berkoordinasi dengan pasien,
keluarga, dan anggota tim kesehatan lain untuk membantu masalah kesehatan pasien yang
sesuai dengan perencanaan dan kriteria hasil yang telah ditentukan dengan cara
mengawasi dan mencatat respon pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilakukan
6. Evaluasi
Hiperemesis, W. (2019). Aktivasi dan stimulasi CT2. (2), 2019. Retrieved from
https://pdfslide.net/download/link/woc-hiperemesis-gravidarum-2
Khayati, N. (2013). Asuhan Kebidanan Ibu..., Nur Khayati, Kebidanan DIII UMP,
2013. 11–68.
Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014. Jakarta : Kemenkes RI;
2014.