KEPERAWATAN MATERNITAS
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
OLEH
DOSEN PEMBIMBING
Ns.YOFA ANGGRAINI, S.Kep., M.Kep
TAHUN AJARAN
2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Definisi
Emesis gravidarum adalah gejala yang wajar atau sering terdapat pada kehamilan
trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi ada yang timbul setiap saat dan
malam hari. Gejala-gajala ini biasanya terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terahir dan
berlangsung kurang lebih 10 minggu (Wiknjosastro, 2007).
Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual dan muntah hebat lebih dari 10 kali sehari
dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan cairan, penurunan berat badan, atau
gangguan elektrolit, sehingga menganggu aktivitas sehari-hari dan membahayakan janin dalam
kandungan. Mual dan muntah berlebihan yang terjadi pada wanita hamil sehingga menyebabkan
terjadinya ketidakseimbangan kadar elektrolit, penurunan berat badan (lebih dari 5% berat badan
awal), dehidrasi, ketosis, dan kekurangan nutrisi. Hal tersebut mulai terjadi pada minggu
keempat sampai kesepuluh kehamilan dan selanjutnya akan membaik pada usia kehamilan 20
minggu, namun pada beberapa kasus dapat terus berlanjut sampai pada kehamilan tahap
berikutnya (Runiari, 2010).
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang terjadi sampai kehamilan 20 minggu,
muntah begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga
mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi dan
terdapat seton dalam urine bukan karena penyakit seperti appendicitis, pielititis, dan sebagainya
(Nugroho, 2012).
Mual muntah merupakan gangguan paling sering kita jumpai pada kehamilan muda dan
dikemukakan oleh 50% dari wanita hamil, terutama dikemukakan pada primigravida.Kehamilan
ganda dan mola hydatidosa.Tetapi kalau seorang ibu memuntahkan segala apa yang dimakan dan
diminum hingga berat badan sangat turun, turgor kulit kurang, riurese kurang dan timbul aseton
dalam air kencing, maka keadaan ini disebut hiperemesis gravidarum dan memerlukan perawatan
dirumah sakit (Ratna, 2011).
Mual muntah adalah hal yang wajar terjadi pada awal kehamilan (Trimester I).Mual dan
muntah biasanya terjadi pada pagi hari, oleh karena itu disebut juga morning sickness, namun
tidak menutup kemungkinan juga terjadi pada siang dan malam hari. Sekitar 50-60% kehamilan
disertai dengan mual dan muntah dari 360 wanita hamil, 2% diantaranya mengalami mual dan
muntah di pagi hari dan 80% mengalami mual dan muntah sepanjang hari, kondisi ini biasanya
bertahan dan mencapai puncak pada usia kehamilan 9 minggu. Namun demikian, sekitar 20%
kasus mual dan muntah akan berlanjut sampai kelahiran.Mual dan muntah yang berlebih dan
terjadi sepanjang hari sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari dan menyebabkan dehidrasi
disebut sebagai hiperemesis gravidarum (Yulia, 2012).
a. Vulva : Nama yang diberikan untuk struktur genetalia externa. Kata ini berarti penutup
atau pembungkus yang berbentuk lonjong, berukuran panjang, mulai klitoris, kanan kiri
dibatasi bibir kecil sampai ke belakang dibatasi perineum.
b. Mons pubis : Jaringan lemak subkutan berbentuk bulat yang lunak dan padat serta
merupakan jaringan ikat jarang di atas simfisis pubis.
c. Labia mayora : Dua lipatan kulit panjang melengkung yang menutupi lemak dan jaringan
kulit yang menyatu dengan mons pubis.
d. Labia minora : Terletak di antara dua labia mayora, merupakan lipatan kulit yang
panjang, sempit, dan tidak berambut yang , memanjang ke arah bawah dari bawah klitoris
dan dan menyatu dengan fourchett. Pembuluh darah yang sangat banyak membuat labia
berwarna merah kemerahan dan memungkankan labia minora membengkak, bila ada
stimulus emosional atau stimulus fisik. Kelenjar-kelenjar di labia minora juga melumasi
vulva.
e. Klitoris : Organ pendek berbentuk silinder dan yang terletak tepat di bawah arkus pubis.
f. Vestibulum : Ialah suatu daerah yang berbentuk seperti perahu atau lonjong, terletak di
antara labia minora, klitoris dan fourchette.
g. Fourchette : Lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, dan terletak pada
pertemuan ujung bawah labia mayora dan minora.
h. Perineum : Daerah muskular yang ditutupi kulit antara introitus vagina dan anus.
a. Ovarium : Ovarium terletak di setiap sisi uterus, di bawah dan di belakang tuba
falopi. Dua fungsi ovarium adalah menyelenggarakan ovulasi dan memproduksi
hormon. Saat lahir, ovarium wanita normal mengandung banyak ovum primordial.
b. Tuba fallopi : Merupakan jalan bagi ovum. Ovum didorong di sepanjang tuba,
sebagian oleh silia, tetapi terutama oleh gerakan peristaltis lapisan otot. Esterogen dan
prostaglandin mempengaruhi gerakan peristaltis.
c. Uterus : Organ berdinding tebal, muskular, pipih, cekung yang tampak mirip buah pir
yang terbalik. Tiga fungsi uterus adalah siklus menstruasi dengan peremajaan
endometrium, kehamilan dan persalinan.
d. Vagina : Suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan mampu meregang secara
luas. Cairan vagina berasal dari traktus genetalis atas atau bawah, Cairan sedikit
asam.
1.3 Etiologi / Faktor Predisposisi
Faktor penyebab hiperemesis gravidarum
1. Sering terjadi pada primigravida, mola hydatidosa, diabetes, dan kehamilan ganda akibat
penigkatan kadar HCG.
2. Faktor organik karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan
metabolik.
3. Faktor psikologik : keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap
kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab dan lain-lain.
4. Faktor endokrin lainnya : hypertiroid, diabetes, dll (Amru, 2012).
1. Tingkat I (ringan): mual muntah, terus- menerus, lemah, tidak mau makan, berat badan
turun dan rasa nyeri di epigastrium, nadi 100x / menit, tekanan darah turun, turgor kulit
kurang, lidah kering dan mata cekung.
2. Tingkat II (sedang) : mual dan muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum lebih
parah, lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor, nadi kecil dan cepat,
suhu badan naik (dehidrasi), ikterus ringan, berat badan turun, mata cekung, tensi turun,
hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi dan dapat pula nafas berbau aseton.
3. Tingkat III (berat) : keadaan umum jelek, kesadaran sangat menurun,somnolen sampai
koma, nadi kecil, halus dan cepat, dehidrasi berat, suhu badan naik, dan tensi turun sekali,
dan dapat berakibat fatal yaitu nistagmus, diplopia, dan perubahan mental.(Amru, 2012).
1.5 Patofisiologi
Hiperemesis gravidarum merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda bila
terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit dengan
alkalosis hipokloremik
1. Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis
terpakai untuk keperluan energi.
2. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadi ketosis dengan tertimbunnya asam
aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan asetondalam darah.
3. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah menyebabkan dehidrasi
sehingga cairan eksraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan khorida darah dan
khorida air kemih turun. Selain itu juga dapat menyebabkan hemokonsentrasi sehingga
aliran darah ke jaringan berkurang.
4. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya eksresi lewat ginjal
menambah frekuensi muntah-muntah lebih banyak, dapat merusak hati.
5. Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi robekan pada
selaput lendir esophagus dan lambung (Sindroma Mallory-Weiss) dengan akibat
perdarahan gastrointestinal. (Eni, 2011).
1.6 Patoflow
Hiperemisis Gravidarum
HCL meningkat
Absorpsi menurun Dehidrasi
Hipokalemia Penurunan
Ekstrasel energy Metabolic anaerob plasma
menurun
Gg.
Aslaktat Keseimbanga
Inbalance
kelemahan n Nutrisi
elektrolit
Mobilisasi lemak
protein di jaringan Nyeri
hemokonsentrasi Imbalance
Intoleransi elektrolit
Aktifitas Suplai O2 dan
BB menurun Ketosis darah nutrisi Alkalosis
transplasenta respiratori
Gangguan Penurunan
Hipoksia Volume cairan
perfusi transportasi
Resiko Perubahan Nutrisi Fetal tubulus menurun
jaringan CO2
Ggn.keseimbangan cairan
elektrolit krg dr keb tubuh
1.7 Komplikasi
1. Dehidrasi
2. Ikterik
3. Takikardi
4. Alkalosis
5. Menarik diri, Depresi
6. Ensefalopati wernicke yang di tandai oleh adanya nistakmus, diplopia, perubahan mental
7. Suhu tubuh meningkat
1.8 Penatalaksanaan
Bila pencegahan tidak berhasil, maka diperlukan pengobatan (Mitayani, 2012) sebagai
berikut :
1. Ibu diisolasi dalam kamar yang tenang dan cerah dengan pertukaran udara yang baik.
Kalori diberikan secara parental dengan glukosa 5% alam cairan fisiologi sebanyak 2-3
liter sehari.
2. Diuresis selalu dikontrol untuk keseimbangan cairan.
3. Bila 24 jam ibu tidak muntah, coba berikan makan dan minum sedikit demi sedikit.
4. Sedative yang diberikan adalah fenobalbital.
5. Pada keadaan lebih berat, berikan antiemetic seperti metoklopramid, disiklomin
hidroklorida, atau klorpromazin.
6. Berikan terapi psikologis untuk meyakinkan ibu bahwa penyakitnya bisa disembuhkan
serta menghilangkan perasaan takut terhadap kehamilan dan konflik yang melatar
belakangi. Hyperemesis (Mitayani, 2012)
1.9 Pemeriksaan Penunjang
1. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkajin usia gestasi janin dan adanya
gestasi multipel, mendeteksi abnormalis janin.
2. Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN.
3. Pemeriksaan fungsi hepar : AST, ALT, kadar LH
4. Hemoglobin dan hemotokrit menurun.
5. Kadar vitamin dalam darah menurun
1.11 Pencegahan
Prinsip pencegahan untuk mengobati emesis agar tidak menjadi hiperemesis adalah :
1. Penerapan bahwa kehamilan dan persalinan adalah proses fisiologi
2. Makan sedikit tapi sering ( makanan kering )
3. Hindari makanan berminyak dan berbau.
4. Defekasi teratur
BAB II
Konsep Asuhan Keperawatan
2.1 Pengkajian
2. Nutrition (Nutrisi)
Kegiatan memperoleh, mengasimilasi, dan menggunakan kandungan gizi untuk tujuan
mempertahankan jaringan, perbaikan jaringan, dan produksi tenaga
Ingestion (Proses masuknya makanan) : Memasukkan makanan atau kandungan gizi
ke dalam tubuh
Digestion (Pencernaan) : Kegiatan fisik dan kimiawi yang mengubah kandungan
makanan ke dalam zat-zat yang sesuai untuk penyerapan dan asimilasi
Absorption (Penyerapan) : tahapan penyerapan kandungan gizi melalui jaringan-
jaringan tubuh
Metabolism (metabolisme) : Proses kimiawi dan fisik yang terjadi di dalam
organisme dan sel-sel hidup bagi pengembangan dan kegunaan protoplasma, produksi
kotoran dan tenaga dengan pelepasan tenaga untuk seluruh proses vital
Hydration (Minum) : Perolehan dan penyerapan cairan dan larutan-larutan
3. Elimination (Pembuangan)
Keluarnya produk-produk kotoran dari tubuh
Urinary system (Sistem Urinaria) : proses keluarnya urine
Gastrointestinal system ( Sistem gastrointestinal) : Pengeluaran dan pengenyahan
produk-produk kotoran dari isi perut
Integumentary system ( Sistem Integumen) : Proses keluarnya melalui kulit
Pulmonary system ( Sistem Paru-paru) : Pembersihan produk-produk metabolis
secara ikutan, pengeluaran dan benda-benda asing dari paru-paru atau dua saluran
bronkus.
4. Activity/Rest (Aktifitas /Istirahat)
Produksi, konservasi, pengeluaran atau keseimbangan sumber-sumber tenaga
Sleep / Rest (Tidur/istirahat) : tidur, istirahat, ketenagaan atau tidak beraktifitas
Activity / Exercise (Aktifitas/berolahraga) : Menggerakkan bagian-bagian tubuh
(mobilitas), melakukan pekerjaan atau sering melakukan kegiatan-kegiatan (tetapi
tidak selalu) untuk meningkatkan daya tahan tubuh (resisitensi)
Energy Balance (Keseimbangan Energi) : Kondisi dinamis keharmonisan antara
proses masuk dan keluarnya sumber-sumber tenaga
Cardiovascular-pulmonary Responses (respon jantung - paru-paru) : Mekanisme
jantung - paru-paru yang mendukung aktifitas/istirahat
8. Sexuality /Seksualitas
Identitas seksual, fungsi seksual dan reproduksi
WS`d14 Sexual Identity (Identitas Seksual) : Kondisi menjadi seseorang yang
khusus dalam hal seksualitas dan atau gender
Sexual Function (Fungsi Seksual) : Kapasitas atau kemampuan untuk berpartisipasi
didalam aktifitas seksual
Reproduction (Reproduksi) : Segala proses yang melahirkan individu-individu baru
11. Safety/Protektion (Keselamatan/Perlindungan)
Aman dari mara bahaya, luka fisik atau kerusakan system kekebalan, penjagaan akan
kehilangan dan perlindungan keselamatan dan keamanan
Infection: (Infeksi) : Respon-respon setempat setelah invasi patogenik
Physical Injury: (luka Fisik) : Luka tubuh yang membahayakan
Violence: ( kekerasan ) penggunaan kekuatan atau tenaga yang berlebihan sehingga
menimbulkan luka atau siksaan
Environmental Hazards: (tanda bahaya lingkungan ) sumber-sumber bahaya yang ada
dilinkungan sekitar kita
Defensive Processes: ( proses mempertahankan diri ) proses seseorang
mempertahankan diri dari luar
Thermoregulation: proses fisiologis untuk mengatur panas dan energi di dalam tubuh
untuk tujuan melindingi organisms.
12. Comfort
Rasa kesehatan mental, fisik, atau social, atau ketentraman
Physical Comfort : merasakan tentram dan nyaman
Social Comfort : merasakan tentram dan nyaman dari situasi social seseorang
Ardhiyanti, Yulrina., Dkk. 2014. Panduan Lengkap Keterampilan Dasar Kebidanan I Cetakan 1
(Ed. 1). Yogyakarta: Deepublish
Kusuma. H, dan Nurarif. A. H. (2012). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan NANDA
(North American Nursing Diagnosis Association) NIC-NOC. Yogyakarta: Media Hardy.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2004, Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Ginekologi,Jakarta : EGC.
Mitayani.2011, Asuhan Keperawatn Maternitas, Jakarta : Salemba Medika.
Nugroho, Taufan. 2010, Buku ajar Obstetri, Cetakan Pertama, Yogyakarta : Yuha
Nanda NIC NOC, 2009,Daftar Diagnosa keperawatan Nanda Noc dan Nic, Yogyakarta.
Prawirohardjo, Sarwono.2013.Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka
Purwaningsih, Wahyu dan Fatmawati, Siti. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Yogyakarta:
Nuha Medika