PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hiperemesis gravidarum merupakan mual dan muntah dengan intesitas sedang
sering terjadi sampai gestasi sekitar 16 minggu. Mual dan muntah meurpakan gejala
umum,mulai dari rasa tidak enak sampai muntah yang berkepanjangan. Dalam
kedokteran sering dikenal morning sickness karena munculnya seringkali pagi hari.
Mual dan muntah diperberat oleh makanan yang baunya menusuk dan juga oleh
emosi penderita yang tidak stabil ( Kusmiyati, Yuni,2008 ).
Pada dasarnya,hiperemesis gravidarum merupakan gangguan yang yang paling
sering dijumpai pada kehamilan trimester I, kurang lebih pada 6 minggu setelah haid
terakhir selama 10 minggu. Sekitar 60-80% primigravida dan 40-60% multigravida
mengalami mual dan muntah,namun gejala ini menjadi lebih berat hanya pada 1 dari
1.000 kehamilan.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian Hiperemesis Gravidarum?
2. Jelaskan etiologi dari Hiperemesis Gravidarum?
3. Jelaskan patofisiologi dari Hiperemesis Gravidarum?
4. Sebutkan manifestasi klinis dari Hiperemesis Gravidarum?
5. Sebutkan klasifikasi Hiperemesis Gravidarum?
6. Sebutkan komplikasi Hiperemesis Gravidarum ?
7. Sebutkan penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum?
8. Jelaskan asuhan keperawatan Hiperemesis Gravidarum?
C. Tujuan Masalah
1. Menjelaskan pengertian Hiperemesis Gravidarum?
2. Menjelaskan etiologi dari Hiperemesis Gravidarum?
3. Menjelaskan patofisiologi dari Hiperemesis Gravidarum?
4. Menyebutkan manifestasi klinis dari Hiperemesis Gravidarum?
5. Menyebutkan klasifikasi Hiperemesis Gravidarum?
6. Menyebutkan komplikasi Hiperemesis Gravidarum?
7. Menyebutkan penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum?
8. Menjelaskan asuhan keperawatan Hiperemesis Gravidarum?
1
2
BAB II
PEMBAHASAN
B. Etiologi
Etiologi hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, namun diduga
dipengaruhi oleh berbagai faktor berikut ini:
1. Faktor presdiposisi seperti primigravida, molahidatidosa, dan kehamilan ganda.
2. Faktor organik seperti alergi masuknya vilikhorialis dalam sirkulasi, perubahan
metabolic akibat kehamilan, dan resistensi ibu yang menurun.
3
3. Faktor psikologik keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap
kehamilan dan pesalinan.
4. Faktor endokrin lainnya hipertiroid, diabetes. Hormon yang terbentuk dalam tubuh
ibu saat minggu-minggu awal kehamilan membuat ibu merasa menderita saat
hormon-hormon tersebut mempengaruhi perut, selera makan dan pusat khusus diotak
yang dapat memicu respon muntah (Esti, 2009).
C. Patofisiologi
Factor Alergi Factor predisposisi Peningkatan Estrogen
Penurunan pengosongan
lambung
Peningkatan tekanan
gastro
Emesis Gravidarum
Penyesuaian Komplikasi
Hiperemesis Gravidarum
Intoleransi Aktivitas
Kelemahan
Cairan tubuhdan
Ekstra Selular Hemokonsentrasi
Plasma
Aliran darah ke
Kekurangan volume cairan jaringan menurun
Kelemahan tubuh
Intoleransi Aktivitas
4
Secara fisiologis, rasa mual terjadi akibat kadar estrogen yang meningkat dalam darah
sehingga mempengaruhi sistem pencernaan, tetapi mual dan muntah yang terjadi terus-
menerus dapat mengakibatkan dehidrasi, hiponatremia, hipokloremia, serta penurunan
klorida urin yang selanjutnya menyebabkan tertimbunnya zat toksik. Pemakaian cadangan
karbohidrat dan lemak menyebabkan oksidasi lemak tidak sempurna, sehingga terjadi
ketosis. Hipokalemia akibat muntah dan eskresi yang berlebihan selanjutnya menambah
frekuensi muntah dan merusak hepar. Selaput lender esophagus dan lambung dapat robek
(sindrom Mallory-Weiss) sehingga terjadi perdarahan gastrointestinal.
D. Manifestasi klinis
Menurut berat ringannya gejala hiperemesis gravidarum dibagi dalam 3 tingkat, yaitu
.1 Tingkat I : Ringan
a. Mual muntah
b. Nafsu makan berkurang
c. Berat badan turun
d. Rasa nyeri di epigastrium
e. Turgor kulit kurang
f. Lidah kering
.2 Tingkat II : Sedang
a. Mual dan muntah
b. Lemah
c. Apatis
d. Turgor kulit mulai jelek
e. Nadi kecil dan cepat
f. Suhu badan naik (dehidrasi)
g. Ikterus ringan
h. Mata cekung
i. Tensi turun
j. Hemokonsentrasi
k. Oliguri dan konstipasi
3 Tingakat III : Berat
a. Keadaan umum jelek
5
G. Penatalaksanaan
Bila pencegahan tidak berhasil, maka diperlukan pengobatan dengan tahapan sebagai
berikut.
1. Ibu diisolasi di dalam kamar yang tenang dan cerah dengan pertukaran udara yang
baik.. kalori diberikan secara parental dengan glukosa 5% dalam cairan fisiologi
sebanyak 2-3 liter sehari.
2. Dieresis selalu dikontrol untuk keseimbangan cairan.
3. Bila selama 24 jam ibu tidak muntah, coba berikan makan dan minum sedikit demi
sedikit.
4. Sedatif yang diberikan adalah fenobarbital.
5. Pada keadaan lebih berat, berikan antiemetik seperti metoklopramid, disiklomin
hidroklorida, atau klorpromazin.
6. Berikan terapi psikologis yang meyakinkan ibu bahwa penyakitnya bisa disembuhkan
serta menghilangkan perasaan takut akan kehamilan dan konflik yang
melatarbelakangi hiperemesis.
H. Asuhan Keperawatan pada Hiperemesis Gravidarum
1) Pengkajian
Pengkajian merupakan pendekatan yang sistematis untuk mengumpulkan data,
mengelompokkan, dan menganalisis, sehingga didapatkan masalah dan kebutuhan
untuk perawatan ibu. Tujuan utama pengkajian adalah untuk memberikan gambaran
secara terus-menerus mengenai keadaan kesehatan ibu yang memungkinkan perawat
merencanakan asuhan keperawatan.
Langkah pertama dalam pengkajian ibu hiperemesis gravidarum adalah
mengumpulkan data. Data-data yang akan dikumpulkan adalah sebagai berikut.
1. Data riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Pada riwayat kesehatan sekarang terdapat keluhan yang dirasakan oleh ibu
sesuai dengan gejala-gejala pada hiperemesis gravidarum, yaitu: mual dan
muntah yang terus menerus, merasa lemah dan kelelahan, merasa haus dan
terasa asam di mulut, serta konstipasi dan demam. Selanjutnya dapat juga
ditemukan berat badan yang menurun. Turgor kulit yang buruk dan gangguan
elektrolit. Terjadinya oligouri, takikardia, mata cekung, dan ikterus.
b. Riwayat kesehatan dahulu
1) Kemungkinan ibu pernah mengalami hiperemesis gravidarum sebelumnya
7
2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan mual
dan muntah terus-menerus.
3. Nyeri pada epigasttrium yang berhubungan dengan muntah berulang.
4. Risiko intoleransi aktivitas fisik yang berhubungan dengan kelemahan dan
kurangnya intake nutrisi.
5. Risiko perubahan nutrisi fetal yang berhubungan dengan berkurangnya peredaran
darah dan makanan ke fetal (janin).
3) Intervensi keperawatan
Diagnosa
No Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Kekurangan cairan Kebutuhan cairan a. Istirahatkan ibu Istirahat akan
dan elektrolit yang elektrolit ditempat yang menurunkan kebutuhan
berhubungan terpenuhi nyaman energi kerja yang
dengan muntah membuat metabolisme
berlebihan dan tidak meningkat,
Pemasukan yang sehingga tidak
tidak adekuat. merangsang terjadinya
mual dan muntah
b. Pantau tanda-tanda Dengan mengobservasi
vital serta tanda- tanda-tanda kekurangan
tanda dehidrasi cairan data diketahui
sejauh mana keadaan
umum dan kekurangan
cairan pada
ibu.Tekanan darah
turun, suhu
meningkat, dan
nadi meningkat
merupakan tanda-tanda
dehidrasi dan
hipovolemia.
c. Kolaborasi dengan Pemberian cairan infuse
dokter dalam dapat menggnti jumlah
pmberian cairan cairan elektrolit yang
9
3 Nyeri pada Rasa nyaman a. Kaji tingkat nyeri Dengan mengkaji dapat
epigastrium yang nyeri terpenuhi. diketahui tingkat nyeri
berhubungan pada ibu dan
dengan muntah menentukan tindakan
berulang, selanjutnya.
pada ibu.
f. Kolaborasi salam Obat antiemetic
pemberian mengurangi muntah dan
antiemetic dan obat sedative membuat
sedative dengan ibu tenang, sehingga
dokter. dapat mengurangi nyeri
yang dirasakan oleh
ibu.
4 Tidak efektifnya Pola pertahanan a. Bantu ibu untuk Dengan
pola pertahanan diri efektif. mengungkapkan mengungkapkan
diri yang perasaannya secara perasaannya, dapat
berhubungan langsung terhadap diketahui reaksi ibu
dengan efek kehamilan. terhadap kehamilannya.
psikologis terhadap
b. Dengarkan keluhan Ibu merasa diperhatikan
kehamilan dan
ibu dengan penuh dan tidak sendiri dalam
perubahan peran
perhatian mengatasi masalahnya.
sebagian ibu.
4) Implementasi keperawatan
Setelah intervensi keperawatan, selanjutnya rencana tindakan tersebut diterapkan
dalam situasi yang nyata untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Tindakan keperawatan
harus mendetail agar semua tenaga keperawatan dapat menjalankan tugasnya dengan baik
dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.
Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat dapat langsung memberikan
pelayanan kepada ibu dan/atau dapat juga didelegasikan kepada orang lain yang
dipercayai dibawah pengawasan yang masih seprofesi dengan perawat.
5) Evaluasi keperawatan
Merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman kepada hasil dan tujuan yang
hendak dicapai. Evaluasi dari proses keperawatan adalah menilai hasil yang diharapkan
terhadap perubahan perilaku ibu dan untuk mengetahui sejauh mana masalah ibu dapat
teratasi. Di samping itu, perawat juga melakukan umpan balik atau pengkajian ulang jika
yang ditetapkan belum tercapai dan proses keperawatan segera dimodifikasi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Diharapkan kepada mahasiswa dapat mempelajari dan memahami tentang Pre-
eklampsia dan Hiperemesis Gravidarum serta untuk pencegahannya. Dalam bidang
keperawatan, mempelajari suatu penyakit itu penting dan diharapkan kepada mahasiswa
mampu membuat konsep teoritis suatu penyakit tersebut beserta asuhan keperawatannya.
DAFTAR PUSTAKA
Maulana, Mirza. 2009. Reproduksi Kehamilan dan Merawat Anak. Jogyakarta : Tunas Pubishing.
Rukiyah, Aiyeyeh. 2010. Asuhan Kebidanan 4 Pathologis. Jakarta : Trans Info Media.
Iskandar, Joko. 2008. KTI dan Skripsi.com diakses Maizar Handayani 02 mei 2010 jam 10.00
Wib.