Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hiperemesis gravidarum merupakan mual dan muntah dengan intesitas sedang
sering terjadi sampai gestasi sekitar 16 minggu. Mual dan muntah meurpakan gejala
umum,mulai dari rasa tidak enak sampai muntah yang berkepanjangan. Dalam
kedokteran sering dikenal morning sickness karena munculnya seringkali pagi hari.
Mual dan muntah diperberat oleh makanan yang baunya menusuk dan juga oleh
emosi penderita yang tidak stabil ( Kusmiyati, Yuni,2008 ).
Pada dasarnya,hiperemesis gravidarum merupakan gangguan yang yang paling
sering dijumpai pada kehamilan trimester I, kurang lebih pada 6 minggu setelah haid
terakhir selama 10 minggu. Sekitar 60-80% primigravida dan 40-60% multigravida
mengalami mual dan muntah,namun gejala ini menjadi lebih berat hanya pada 1 dari
1.000 kehamilan.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian Hiperemesis Gravidarum?
2. Jelaskan etiologi dari Hiperemesis Gravidarum?
3. Jelaskan patofisiologi dari Hiperemesis Gravidarum?
4. Sebutkan manifestasi klinis dari Hiperemesis Gravidarum?
5. Sebutkan klasifikasi Hiperemesis Gravidarum?
6. Sebutkan komplikasi Hiperemesis Gravidarum ?
7. Sebutkan penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum?
8. Jelaskan asuhan keperawatan Hiperemesis Gravidarum?
C. Tujuan Masalah
1. Menjelaskan pengertian Hiperemesis Gravidarum?
2. Menjelaskan etiologi dari Hiperemesis Gravidarum?
3. Menjelaskan patofisiologi dari Hiperemesis Gravidarum?
4. Menyebutkan manifestasi klinis dari Hiperemesis Gravidarum?
5. Menyebutkan klasifikasi Hiperemesis Gravidarum?
6. Menyebutkan komplikasi Hiperemesis Gravidarum?
7. Menyebutkan penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum?
8. Menjelaskan asuhan keperawatan Hiperemesis Gravidarum?

1
2

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hiperemesis Gravidarum


Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehingga
mengganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum menjadi buruk. Mual dan
muntah merupakan gangguan yang paling sering ditemui pada kehamilan trimester I,
kurang lebih 6 minggu setelah haid terakhir selama 10 minggu. Sekitar 60-8-%
multigravida mengalami mual muntah, namun gejala ini terjadi lebih berat hanya pada
1 diantara 1.000 kehamilan.
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada
wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya
menjadi memburuk, karena terjadi dehidrasi (Esti, 2009).
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai usia kehamilan
20 minggu, begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan
sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan
menurun, dehidrasi, terdapat aseton dalam urine, bukan karena penyakit (Maidun,
2009).
Salah satu masalah yang terjadi pada masa kehamilan atau penyakit yang bisa
meningkatkan derajat kesakitan adalah terjadinya gestosis pada masa kehamilan atau
penyakit yang khas terjadi pada masa kehamilan, dan salah satu gestosis dalam
kehamilan adalah hiperemesis gravidarum (Rukiyah, 2010).
Mual dan muntah tampaknya disebabkan oleh kombinasi hormon estrogen dan
progesteron, walaupun hal ini tidak diketahui dengan pasti dan hormon HCG (human
chorionic gonadotropin) juga berperan dalam menimbulkan mual dan muntah
(Sarwono, 2008).

B. Etiologi
Etiologi hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, namun diduga
dipengaruhi oleh berbagai faktor berikut ini:
1. Faktor presdiposisi seperti primigravida, molahidatidosa, dan kehamilan ganda.
2. Faktor organik seperti alergi masuknya vilikhorialis dalam sirkulasi, perubahan
metabolic akibat kehamilan, dan resistensi ibu yang menurun.
3

3. Faktor psikologik keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap
kehamilan dan pesalinan.
4. Faktor endokrin lainnya hipertiroid, diabetes. Hormon yang terbentuk dalam tubuh
ibu saat minggu-minggu awal kehamilan membuat ibu merasa menderita saat
hormon-hormon tersebut mempengaruhi perut, selera makan dan pusat khusus diotak
yang dapat memicu respon muntah (Esti, 2009).
C. Patofisiologi
Factor Alergi Factor predisposisi Peningkatan Estrogen

Penurunan pengosongan
lambung

Peningkatan tekanan
gastro

Emesis Gravidarum

Penyesuaian Komplikasi

Hiperemesis Gravidarum

Intake nutrisi Pengeluaran nutrisi Kehilangan cairan berlebih


menurun berlebihan
Dehidrasi
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh

Intoleransi Aktivitas
Kelemahan
Cairan tubuhdan
Ekstra Selular Hemokonsentrasi
Plasma
Aliran darah ke
Kekurangan volume cairan jaringan menurun

Metabolisme intrasel Resiko ketidakefektifan


menurun perfusi jaringan otak

Otot lemah Penurunan kesadaran

Kelemahan tubuh

Intoleransi Aktivitas
4

Secara fisiologis, rasa mual terjadi akibat kadar estrogen yang meningkat dalam darah
sehingga mempengaruhi sistem pencernaan, tetapi mual dan muntah yang terjadi terus-
menerus dapat mengakibatkan dehidrasi, hiponatremia, hipokloremia, serta penurunan
klorida urin yang selanjutnya menyebabkan tertimbunnya zat toksik. Pemakaian cadangan
karbohidrat dan lemak menyebabkan oksidasi lemak tidak sempurna, sehingga terjadi
ketosis. Hipokalemia akibat muntah dan eskresi yang berlebihan selanjutnya menambah
frekuensi muntah dan merusak hepar. Selaput lender esophagus dan lambung dapat robek
(sindrom Mallory-Weiss) sehingga terjadi perdarahan gastrointestinal.
D. Manifestasi klinis
Menurut berat ringannya gejala hiperemesis gravidarum dibagi dalam 3 tingkat, yaitu
.1        Tingkat I : Ringan
a.       Mual muntah
b.      Nafsu makan berkurang
c.       Berat badan turun
d.      Rasa nyeri di epigastrium
e.       Turgor kulit kurang
f.       Lidah kering
.2        Tingkat II : Sedang
a.       Mual dan muntah
b.      Lemah
c.       Apatis
d.      Turgor kulit mulai jelek
e.       Nadi kecil dan cepat
f.       Suhu badan naik (dehidrasi)
g.      Ikterus ringan
h.      Mata cekung
i.        Tensi turun
j.        Hemokonsentrasi
k.      Oliguri dan konstipasi
3       Tingakat III : Berat
a.       Keadaan umum jelek
5

b.      Kesadaran sangat menurun


c.       Samnolen sampai koma
d.      Nadi kecil, halus dan cepat
e.       Dehidrasi hebat
f.       Suhu badan naik
g.      Tensi turun sekali
h.      Ikterus (Esti, 2009).
E. Klasifikasi
Berdasarkan berat ringannya gejala, hiperemesis gravidarum dibagi menjadi tiga
tingkatan.
1. Tingkat I
Muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum, menimbulkan rasa lemah,
penurunan nafsu makan, berat badan turun, dan nyeri epigastium. Frekuensi nadi ibu
biasnaya naik menjadi 100 kali/menit, tekanan darah sistolik turun, turgor kulit
menurun, lidah kering, dan mata cekung.
2. Tingkat II
Ibu tampak lemah dan apatis, lidah kotor, nadi kecil dan cepat, suhu tubuh terkadang
naik, serta mata sedikit ikterik. Berat badan ibu turun, timbul hipotensi,
homokonsentrasi, oligouria, konstipasi, dan napas bau aseton.
3. Tingkat III
Kesadaran ibu menurun dari samnolen hingga koma, muntah berhenti, nadi cepat dan
kecil, satu meningkat, serta tekanan darah semakin turun.
F. Komplikasi
Dampak yang ditimbulkan dapat terjadi pada ibu dan janin, seperti ibu akan
kekurangan nutrisi dan cairan sehingga keadaan fisik ibu menjadi lemah dan lelah
dapat pula mengakibatkan gangguan asam basa, pneumini aspirasi, robekan mukosa
pada hubungan gastroesofagi yang menyebabakn peredaran ruptur esofagus,
kerusakan hepar dan kerusakan ginjal, ini akan memberikan pengaruh pada
pertumbuhan dan perkembangan janin karena nutrisi yang tidak terpenuhi atau tidak
sesuai dengan kehamilan, yang mengakibatkan peredaran darah janin berkurang
(setiawan, 2007). Pada bayi, jika hiperemesis ini terjadi hanya di awal kehamilan
tidak berdampak terlalu serius, tapi jika sepanjang kehamilan si ibu menderita
hiperemesis gravidarum, maka kemungkinan bayinya mengalami BBLR, IUGR,
Premtur hingga menjadi abortus (Wiknjosastro, 2005).
6

G. Penatalaksanaan
Bila pencegahan tidak berhasil, maka diperlukan pengobatan dengan tahapan sebagai
berikut.
1. Ibu diisolasi di dalam kamar yang tenang dan cerah dengan pertukaran udara yang
baik.. kalori diberikan secara parental dengan glukosa 5% dalam cairan fisiologi
sebanyak 2-3 liter sehari.
2. Dieresis selalu dikontrol untuk keseimbangan cairan.
3. Bila selama 24 jam ibu tidak muntah, coba berikan makan dan minum sedikit demi
sedikit.
4. Sedatif yang diberikan adalah fenobarbital.
5. Pada keadaan lebih berat, berikan antiemetik seperti metoklopramid, disiklomin
hidroklorida, atau klorpromazin.
6. Berikan terapi psikologis yang meyakinkan ibu bahwa penyakitnya bisa disembuhkan
serta menghilangkan perasaan takut akan kehamilan dan konflik yang
melatarbelakangi hiperemesis.
H. Asuhan Keperawatan pada Hiperemesis Gravidarum
1) Pengkajian
Pengkajian merupakan pendekatan yang sistematis untuk mengumpulkan data,
mengelompokkan, dan menganalisis, sehingga didapatkan masalah dan kebutuhan
untuk perawatan ibu. Tujuan utama pengkajian adalah untuk memberikan gambaran
secara terus-menerus mengenai keadaan kesehatan ibu yang memungkinkan perawat
merencanakan asuhan keperawatan.
Langkah pertama dalam pengkajian ibu hiperemesis gravidarum adalah
mengumpulkan data. Data-data yang akan dikumpulkan adalah sebagai berikut.
1. Data riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Pada riwayat kesehatan sekarang terdapat keluhan yang dirasakan oleh ibu
sesuai dengan gejala-gejala pada hiperemesis gravidarum, yaitu: mual dan
muntah yang terus menerus, merasa lemah dan kelelahan, merasa haus dan
terasa asam di mulut, serta konstipasi dan demam. Selanjutnya dapat juga
ditemukan berat badan yang menurun. Turgor kulit yang buruk dan gangguan
elektrolit. Terjadinya oligouri, takikardia, mata cekung, dan ikterus.
b. Riwayat kesehatan dahulu
1) Kemungkinan ibu pernah mengalami hiperemesis gravidarum sebelumnya
7

2) Kemungkinan ibu pernah mengalami penyakit yang berhubungan dengan


saluran pencernaan yang menyebabkan mual muntah.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Kemungkinan adanya riwayat kehamilan ganda pada keluarga.
2. Data fisik biologis
Data yang dapat ditemukan pada ibu dengan hiperemesis gravidarum adalah
mamae yang membengkak, hiperpigmentasi pada areola mamae, terdapat kloasma
gravidarum, mukosa membrane dan bibir kencang, turgor kulit buruk, mata
cekung dan sedikit ikterik, ibu tampak pucat dan lemah, takikardi, hipotensi, serta
pusing dan kehilangan kesadaran.
3. Riwayat menstruasi
a. kemungkinan menarche usia 12-14 tahun.
b. Siklus 28-30 hari
c. Lamanya 5-7 hari
d. Banyaknya 2-3 kali ganti duk/hari.
e. Kemungkinan ada keluhan waktu haid seperti nyeri, sakit kepala, dan muntah.
4. Riwayat perkawinan
Kemungkinan terjadi pada perkawinan usia muda.
5. Riwayat kehamilan dan persalinan
a. Hamil muda : ibu pusing, mual dan muntah, serta tidak ada nafsu makan.
b. Hamil tua : pemeriksaan umum terhadap ibu mengenai kenaikan berat badan,
tekanan darah, dan tingkat kesadaran.
6. Data pribadi
Riwayat psikologi sangat penting dikaji agar dapat diketahui keadaan jiwa ibu
sehubungan dengan perilakuu terhadap kehamilan. Keadaan jiwa ibu yang labil,
mudah marah, cemas, takut akan kegagalan persalinan, mudah menangis,sedih,
serta kekecewaan dapat memperbesar mual dan muntah. Pola pertahanan diri
(koping) yang digunakan ibu bergantung pada pengalamannya terhadap kehamilan
serta dukungan dari keluarga perawat.
2) Diagnosis keperawatan
Dari pengkajian yang telah diuraikan, maka ada beberapa kemungkinan diagnosis
keperawatan yang dapat ditegakkan.
1. Kekurangan cairan dan elektrolit yang berhubungan dengan muntah yang
berlebihan dan pemasukan yang tidak adekuat.
8

2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan mual
dan muntah terus-menerus.
3. Nyeri pada epigasttrium yang berhubungan dengan muntah berulang.
4. Risiko intoleransi aktivitas fisik yang berhubungan dengan kelemahan dan
kurangnya intake nutrisi.
5. Risiko perubahan nutrisi fetal yang berhubungan dengan berkurangnya peredaran
darah dan makanan ke fetal (janin).
3) Intervensi keperawatan
Diagnosa
No Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Kekurangan cairan Kebutuhan cairan a. Istirahatkan ibu Istirahat akan
dan elektrolit yang elektrolit ditempat yang menurunkan kebutuhan
berhubungan terpenuhi nyaman energi kerja yang
dengan muntah membuat metabolisme
berlebihan dan tidak meningkat,
Pemasukan yang sehingga tidak
tidak adekuat. merangsang terjadinya
mual dan muntah
b. Pantau tanda-tanda Dengan mengobservasi
vital serta tanda- tanda-tanda kekurangan
tanda dehidrasi cairan data diketahui
sejauh mana keadaan
umum dan kekurangan
cairan pada
ibu.Tekanan darah
turun, suhu
meningkat, dan
nadi meningkat
merupakan tanda-tanda
dehidrasi dan
hipovolemia.
c. Kolaborasi dengan Pemberian cairan infuse
dokter dalam dapat menggnti jumlah
pmberian cairan cairan elektrolit yang
9

infuse. hilang dengan cepat,


sehingga dapat .
mencegah keadaan
yang lebih buruk.
d. Pantau tetes cairan Jumlah tetesan infuse
infuse. yang tidak tepat dapat
menyebabkan
terjadinya kelebihan
dan kekurangan cairan
di dalam system
sirkulasi.

e. Catat intake dan Dengan mengetahui


output intake dan output cairan
diketahui keseimbangan
cairan di dalam tubuh.

f. Setelah 24 jam Minum yang sering


anjurkan untuk dapat menambah
minum tiap jam pemasukan cairan
melalui oral.
2. Perubahan nutrisi Kebutuhan nutrisi a. Kaji kebutuhan Dengan mengetahui
kurang kebutuhan terpenuhi nutrisi ibu kebutuhan nutrisi ibu
tubuh yang dapat dinilai sejauh
berhubungan mana kekurangan
dengan muntah nutrisi pada ibu dan
yang terus-menerus menentukan langkah
selanjutnya.
b. Observasi tanda- Untuk mengetahui
tanda kekurangan sejauh mana
nutrisi kekurangan nutrisi
akibat muntah yang
berlebihan.
c. Setelah 24 jam Makanan dalam porsi
pertama beri kecil dapat mengurangi
10

makanan dalam pemenuhan lambung


porsi kecil tapi dan mengurangi kerja
sering. peristaltic usus serta
memudahkan proses
penyerapan.
d. Berikan makanan Makanan yang tidak
yang tidak berlemak dan
berlemak dan berminyak mengurangi
berminyak. rangsangan saluran
pencernaa, sehingga
diharapkan mual dan
muntah berkurang.
e. Berikan makanan Makanan yang hangat
dalam keadaan diharapkan dapat
hangat dan megurangi rasa mual
bervariasi. dan makanan yang
bervariasi untuk
menambah nafsu makan
ibu, sehigga diharapkan
kebutuhan nutrisinya
dapat terpenuhi.
f. Anjurkan klien Makanan kering tidak
untuk memakan merangsang pencernaan
makanan yang dan mengurangi
kering dan tidak perasaan mual
merangsang
pencernaan (roti
kering dan biscuit)
g. Beri kan ibu Ibu merasa diperhatikan
motivasi agar mau dan berusaha
menghabiskan menghabiskan
makanannya. makanannya
h. Timbang berat Dengan menimbang
badan ibu berat badan dapat
diketahui keseimbangan
11

berat badan sesuai usia


kehamilan dan
pengaruh nutrisi.

3 Nyeri pada Rasa nyaman a. Kaji tingkat nyeri Dengan mengkaji dapat
epigastrium yang nyeri terpenuhi. diketahui tingkat nyeri
berhubungan pada ibu dan
dengan muntah menentukan tindakan
berulang, selanjutnya.

b. Atur posisi ibu Dengan posisi kepala


dengan kepala lebih tinggi dapat
lebih tinggi selama mengurangi tekanan
30 menit setelah pada gastrointestinal,
makan. sehingga dapat encegah
muntah yang berulang.

c. Perhatikan Keberishan mulut yang


kebersihan mulut baik dan terpelihara
ibu sesudah dan dapat menimbulkan
sebelum makan rasa nyaman juga
diharapkan dapat
mengurangi mual dan
muntah.

d. Alihkan perhatian Dengan mengalihkan


ibu pada hal yang perhatian diharapkan
menyenangkan. ibu dapat melupakan
rasa nyeri akibat
muntah yang berulang.

e. Anjurkan ibu Dengan istirahat yang


untuk beristirahat cukup dan membatasi
dan batasi pengunjung dapt
pengunjung menambah ketenangan
12

pada ibu.
f. Kolaborasi salam Obat antiemetic
pemberian mengurangi muntah dan
antiemetic dan obat sedative membuat
sedative dengan ibu tenang, sehingga
dokter. dapat mengurangi nyeri
yang dirasakan oleh
ibu.
4 Tidak efektifnya Pola pertahanan a. Bantu ibu untuk Dengan
pola pertahanan diri efektif. mengungkapkan mengungkapkan
diri yang perasaannya secara perasaannya, dapat
berhubungan langsung terhadap diketahui reaksi ibu
dengan efek kehamilan. terhadap kehamilannya.
psikologis terhadap
b. Dengarkan keluhan Ibu merasa diperhatikan
kehamilan dan
ibu dengan penuh dan tidak sendiri dalam
perubahan peran
perhatian mengatasi masalahnya.
sebagian ibu.

c. Diskusikan Melalui diskusi dapat


bersama ibu diketahui koping ibu
mengenai masalah dalam menghadapi
yang dihadapi dan masalahnya.
pemecahan
masalah yang
dapat dilakukan.

d. Bantu ibu untuk Dengan membantu


memecahkan memecahkan masalah
masalhnya, ibu, maka perawat
terutama yang dapat menemukan pola
berhubungan koping ibu yang efektif.
dengan kehamilan.
e. Dukung ibu dalam Dukungan dapat
menemukan menambah rasa percaya
13

pemecahan diri ibu dalam


masalah yang menemukan pemecahan
konstruktif. masalah.

f. Libatkan keluarga Keluarga dapat daiajak


dalam kehamilan bekerja sama dalam
ibu memberikan dukungan
pada ibu terhadap
kehamilannya.

g. Kolaborasi dengan Untuk mengetahui


ahli psikiatri jika adanya kemungkinan
diperlukan . factor psikologis yang
lebih berat sebagai
penyebab masalah.
5 Risiko perubahan Perkembangan a. Jelaskan pada ibu Agar ibu menyadari
nutrisi janin yang janin tidak mengenai akan pentingnya nutrisi
berhubungan terganggu pentingnya nutrisi bagi janin dari ibu
dengan bagi pertumbuhan mengetahui akan
berkurangnya dan perkembangan kebutuhan nutrisinya .
peredaran darah janin.
makanan ke janin.

b. Periksa fundus Tinggi fundur uterus


uteri yang tidak sesuai
dengan usia kehamilan
dapat menjadi bahan
penilaian akan nutrisi
janin.
14

c. Pantau denyut Denyut jantung yang


jantung janin. masih dalam keadaan
normal dan aktif
menandakan janin
masih dalam keadaan
baik.

4) Implementasi keperawatan
Setelah intervensi keperawatan, selanjutnya rencana tindakan tersebut diterapkan
dalam situasi yang nyata untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Tindakan keperawatan
harus mendetail agar semua tenaga keperawatan dapat menjalankan tugasnya dengan baik
dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.
Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat dapat langsung memberikan
pelayanan kepada ibu dan/atau dapat juga didelegasikan kepada orang lain yang
dipercayai dibawah pengawasan yang masih seprofesi dengan perawat.
5) Evaluasi keperawatan
Merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman kepada hasil dan tujuan yang
hendak dicapai. Evaluasi dari proses keperawatan adalah menilai hasil yang diharapkan
terhadap perubahan perilaku ibu dan untuk mengetahui sejauh mana masalah ibu dapat
teratasi. Di samping itu, perawat juga melakukan umpan balik atau pengkajian ulang jika
yang ditetapkan belum tercapai dan proses keperawatan segera dimodifikasi.
BAB III
PENUTUP

 Kesimpulan

Preeklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema,dan proteinuria


yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke-3
kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya. Preeklampsia adalah penyakit dengan tanda-
tanda hipertensi, odema, dan protein urine yang timbul karena kehamilan, penyakit ini
umumnya terjadi dalam trisemster ke-3 kehamilan
15

Sedangkan Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehingga


mengganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum menjadi buruk. Mual dan muntah
merupakan gangguan yang paling sering ditemui pada kehamilan trimester I, kurang lebih
6 minggu setelah haid terakhir selama 10 minggu.

 Saran
Diharapkan kepada mahasiswa dapat mempelajari dan memahami tentang Pre-
eklampsia dan Hiperemesis Gravidarum serta untuk pencegahannya. Dalam bidang
keperawatan, mempelajari suatu penyakit itu penting dan diharapkan kepada mahasiswa
mampu membuat konsep teoritis suatu penyakit tersebut beserta asuhan keperawatannya.

DAFTAR PUSTAKA

Maulana, Mirza. 2009. Reproduksi Kehamilan dan Merawat Anak. Jogyakarta : Tunas Pubishing.

Nugraheny, Esti. 2009. Asuhan Kebidanan Pathologis. Jogyakarta : Pustaka Rihama.

Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Rukiyah, Aiyeyeh. 2010. Asuhan Kebidanan 4 Pathologis. Jakarta : Trans Info Media.

http://profil.Kesehatan.com/2003/10/seputar_masalah_kesehatan. diakses Maizar Handayani


24 mei 2010 jam 12.00 Wib.
16

Iskandar, Joko. 2008. KTI dan Skripsi.com diakses Maizar Handayani 02 mei 2010 jam 10.00

Wib.

Anda mungkin juga menyukai