Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM

DISUSUN OLEH :
NAMA : NOPITA JUTNI MANALU
NIM : G1B220024
KELOMPOK : 1
MINGGU Ke : 5
STASE : Maternitas

PEMBIMBING AKADEMIK:
Dr. MUTHIA MUTMAINNAH, M.Kep., Sp. Mat

Ns. SRI MULYANI, S.Kep., M.Kep

Ns. MEINARISA, S.Kep.,M.Kep

PEMBIMBING LAPANGAN:

Ns. NOVAN KURNIAWAN, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM

A. Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah mual (nausea) dan muntah sebagai suatu gejala
yang wajar yang terjadi pada kehamilan trimester 1 atau  6 minggu kehamilan. Mual
biasanya terjadi pada pagi hari dan gejala ini biasa berlangsung  10 minggu.
Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah lebih
dari 10 kali dalam 24 jam,sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-hari
(Arief B, 2009).

B. Etiologi
Hiperemesis gravidarum belum diketahui faktor penyebab secara pasti. Beberapa faktor
predisposisi yang ditemukan :
1. Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda  hal ini
menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan karena pada kedua
keadaan tersebut hormon Khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan
2. Faktor organik yaitu masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan
metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu tehadap
perubahan ini.Alergi juga disebut sebagai salah satu faktor organik karena sebagai
salah satu respon dari jaringan.ibu terhadap anak
3. Faktor psikologik juga ikut berperan pada penyakit ini walaupun hubungannya
dengan terjadinya hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti seperti takut
terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat
menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah. Tidak jarang
dengan memberikan suasana yang baru sudah dapat membantu mengurangi frekwensi
muntah klien.

C. Tanda dan Gejala


1. Muntah yang hebat
2. Haus
3. Dehidrasi
4. BB menurun (>1/10 normal)
5. Keadaan umum menurun
6. Peningkatan suhu tubuh
7. Ikterik
8. Gangguan kesadaran, delirium
9. Biasanya terjadi pada minggu ke 6-1

D. Klasifikasi Gravidarum
Hiperemesis gravidarum terbagi menjadi tiga (3) tingkatan, yaitu :
1. Hiperemesis gravidarum tingkat I
Gejala berupa lemah, nafsu makan menurun; berat badan menurun; nyeri
epigastrium; penurunan tekanan darah sistolik; lidah kering; turgor kulit kurang; dan
mata cekung.
2. Hiperemesis gravidarum tingkat II
Memiliki gejala seperti mual muntah hebat; keadaan umum lemah; apatis; nadi
cepat dan kecil; lidah kering dan kotor; suhu badan meningkat (dehidrasi); mata
cekung dan ikterik ringan; oliguria dan konstipasi; nafas bau aseton dan aseton dalam
urin.
3. Hiperemesis gravidarum tingkat III
Gejala yang ditimbulkan seperti keadaan umum jelek; mual muntah berhenti;
kesadaran menurun (somnolen hingga koma); nadi kecil, cepat dan halus; suhu badan
meningkat; dehidrasi hebat; tekanan darah turun sekali; ikterus dan terjadi komplikasi
fatal ensefalopati Wernicke (nistagmus, diplopia, perubahan mental).

E. Patofisologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa terjadi
pada trimester I. bila perasaan terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang
tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida
butirik dan aseton darah. Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga caira ekstraseluler
dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun. Selain itu dehidrasai
menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini
menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkuang pula tertimbunnya
zat metabolik yang toksik. Disamping dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit.
Disamping dehidraasi dan gangguan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada
selaput lendir esofagus dan lambung (sindroma mollary-weiss), dengan akibat perdarahan
gastrointestinal (Fadlun dkk).

F. Komplikasi
1. Dehidrasi
2. Ikterik
3. Takikardi
4. Alkalosis
5. Menarik diri, depresi
6. Ensefalopati wernicke yang ditandai oleh adanya nistagmus, diplopia, perubahan
mental
7. Suhu tubuh meningkat

G. Penatalaksanaan
1. Pemberian antiemetik
2. Dipuasakan selama masih muntah
3. Monitor intake dan output
4. Obat-obatan
Obat yang diberikan biasanya sedatif adalah fenobarbital, vitamin yang dianjurkan
vitamin B1, dan vitamin B6 dan jangan diberikan obat Fe ( zat besi ) karena dapat
memicu mual muntah berlebih lagi pada pasien
5. Isolasi
Penderita diberikan kamar yang tenang, tetapi cerah dan sirkulasi udara yang baik,
catat cairan yang keluar dan masuk.
6. Terapi psikologik
Penderita perlu diyakinkan bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut
oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik
yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
7. Cairan parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan
glukosa 5% sampai 10% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter/hari.
8. Memberikan makanan berupa biskuit untuk makanan pengganti ibu

H. Pencegahan
Prinsip pencegahan untuk mengobati emesis agar tidak menjadi hiperemesis adalah :
1.      Penerapan bahwa kehamilan dan persalinan adalah proses fisiologi
2.      Makan sedikit tapi sering dengan (makanan kering)
3.      Hindari makanan berminyak dan berbau
4.      Defekasi teratur

I. Pemeriksaan Penunjang
1. Kadar potassium, sodium, klorida, dan protein menurun
2. Hemoglobin dan hematokrit menurun
3. Urinalisis : adanya keton dan kadang-kadang  adanya protein
4. Kadar vitamin dalam darah menurun
5. BUN, non protein nitrogen, uric acid meningkat

J. Pathways

Faktor alergi Faktor predisposisi Peningkatan estrogen

Emesis
Penurunan pengossongan
gravidarum
lambung

Komplikasi
Penyesuaian
Peningkatan tekanan
Hiperemesis gravidarum gaster
Kehilangan cairan berlebih
Intake nutrisi menurun
Pengeluaran nutrisi Dehidrasi
berlebihan
Gangguan nutrisi
kebutuhan tubuh
Cairan eksta seluler
dan plasma hemokonsentrasi

Aliran darah ke
jaringan menurun
Gangguan
keseimbangan cairan Perfusi
Metabolisme intra
dan elektrolit jaringan otak
sel menurun

Otot lemah Penurunan


kesadaran
Kelemahan
tubuh
Intoleransi
aktifitas
K. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
1) Keluhan
a. Muntah yang hebat
b. Mual, muntah pada pagi hari dan setelah makan
c. Nyeri epigastrik
d. Merasa haus
e. Tidak nafsu makan
f. Muntah makanan/cairan asam
2) Faktor predisposisi
a. Umur ibu < 20 tahun
b. Multiple gestasi
c. Obesitas
d. Trofoblastik desease
3) Pemeriksaan fisik
a. Asidosis metabolik yang ditandai dengan sakit kepala, disorientasi
b. Takikardi, hypotensi, vertigo
c. Konjungtiva ikterik
d. Gangguan kesadaran, delirium
Tanda-tanda dehidrasi :
a) Kulit kering, membran mukosa bibir kering
b) Turgor kulit kembali lambat
c) Kelopak mata cekung
d) Penurunan BB
e) Peningkatan suhu tubuh
f) Oliguria, ketonuria
g) Urin pekat
4) Data laboratorium:
a. Proteinuria
b. Ketonuria
c. Urobilinogen
d. Penurunan kadar potasium, sodium, klorida, dan protein
e. Kadar vitamin menurun
f. Peningkatan Hb dan Ht
2. Diagnosa Keperawatan yang muncul
a. Gangguan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pengeluaran
nutrisi yang berlebihan dan intake kurang
b. Gangguan Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit Berhubungan Dengan Kehilangan
Cairan
c. Intoleransi Aktifitas Berhubungan Dengan Kelemahan Umum
3. Intervensi Keperawatan
a. Gangguan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pengeluaran
nutrisi yang berlebihan dan intake kurang
Tujuan :
1) Menjelaskan komponen diet seimbang prenatal, memberikan makanan yang
mengandung vitamin, mineral, protein dan besi
2) Mengikuti diet yang dianjurkan
3) Mengkonsumsi suplemen zat besi/ vitamin sesuai resep
4) Menunjukkan penambahan berat badan yang sesuai (biasanya 1,5 kg pada akhir
trimester pertama)
Intervensi
1) Awasi asupan nutrisi dulu/ sekarang dengan
menggunakan batasan 24 jam. Perhatikan kondisi rambut, kulit dan kuku.
2) Pastikan tingkat pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi
3) Timbang berat badan klien; pastikan berat badan
pregravida biasanya. Berikan inforamasi tentang penambahan prenatal yang
optimum
4) Pantau kadar hemoglobin dan Hematokrit serta tanda-
tanda vital
5) Berikan diet yang sesuai dengan kondisi pasien
b. Gangguan Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit Berhubungan Dengan
Kehilangan Cairan
Tujuan :
1) Mengidentifikasi dan melakukan tindakan untuk menurunkan
frekuensi dan keparahan mual/ muntah
2) Mengkonsumsi cairan dengan jumlah yang sesuai setiap hari
3) Mengidentifikasi tanda-tanda dan gejala dehidrasi yang memerlukan
tindakan
Intervensi
1) Tentukan frekuensi / beratnya mual/ muntah
2) Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain (misalnya ulkus
peptikum, gastritis,kolesistitis)
3) Anjurkan klien mempertahankan masukan/ keluaran, tes urine dan penurunan
berat badan setiap hari.
4) Kaji suhu dan turgor kulit, membrane mukosa, tekanan darah (TD), suhu,
masukan/ keluaran, dan berat jenis urine Timbang berat badan klien dan
bandingkan dengan standar
5) Anjurkan peningkatan masukan minimal berkarbonat, makan enam kali sehari
dengan jumlah yang sedikit dan makanan tinggi karbohidrat (misalnya popcorn,
roti kering sebelum bangun tidur.
c. Intoleransi Aktifitas Berhubungan Dengan Kelemahan Umum
Tujuan :
1) Melaporkan peningkatan rasa sejahtera/ tingkat energi
2) Mendemonstrasikan peningkatan aktivitas fisik yang dapat diukur
Intervensi
1) Pantau respon fisiologis terhadap aktifitas, misal : perubahan tekanan darah,
atau frekuensi denyut jantung/ pernafasan
2) Buat tujuan aktifitas realistis dengan pasien
3) Rencanakan perawatan untuk memungkinkan periode istirahat. Jadwalkan
aktifitas untuk periode bila pasien mempunyai banyak energi. Libatkan pasien/
orang terdekat dalam perencanaan jadwal
4) Berikan latihan rentang gerak pasif/ aktif pada pasien yang terbaring di tempat
tidur
Pertahankan tempat tidur pada posisi rendah, singkirkan perabotan, bantu
ambulasi
5) Berikan oksigen suplemen sesuai indikasi
6) Rujuk pada therapi fisik/ okupasi
DAFTAR PUSTKA

Arief.B. 2009. Buku Saku Maternitas Edisi 3. ECG. Jakarta


Wiknjosastro H. 2005. Ilmu Kebidanan. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.
Prawirohardjo. 2005. Ilmu Kebidanan, Jakarta; Tridasa Printer.
Fadlun, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta: Salemba Medika. Hlm. 39-40.

Anda mungkin juga menyukai