Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

HYPEREMESIS GRAVIDARUM

Disusun Oleh :
Fika Nur Rahmadani
NIM : P1337420617054

S1 TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2019

A. KONSEP DASAR
1. Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah mual (nausea) dan muntah sebagai suatu
gejala yang wajar yang terjadi pada kehamilan trimester 1,  6 minggu
kehamilan. Mual biasanya terjadi pada pagi hari dan gejala ini biasa
berlangsung  10 minggu.
Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan
muntah lebih dari 10 kali dalam 24 jam,sehingga mengganggu kesehatan dan
pekerjaan sehari-hari (Arief B, 2009)
2. Etiologi
Hiperemesis gravidarum belum diketahui faktor penyebab secara pasti.
Adapun faktor penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara
pasti, Beberapa faktor predisposisi yang ditemukan:
a. Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda,
hal ini menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan,
karena pada kedua keadaan tersebut hormon Khorionik gonadotropin
dibentuk berlebihan
b. Faktor organik, karena masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal
dan perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari
pihak ibu tehadap perubahan ini.Alergi juga disebut sebagai salah satu
faktor organik karena sebagai salah satu respon dari jaringan.ibu terhadap
anak
c. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini
walaupun hubungannya dengan terjadinya hiperemesis gravidarum belum
diketahui dengan pasti, takut/cemas terhadap kehamilan dan persalinan,
takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik
mental yang dapat memperberat mual dan muntah. Tidak jarang dengan
memberikan suasana yang baru sudah dapat membantu mengurangi
frekwensi muntah klien.
Tanda dan gejala yang sering muncul yaitu:
a. Muntah yang hebat
b. Haus
c. Dehidrasi
d. BB menurun (>1/10 normal)
e. Keadaan umum menurun
f. Peningkatan suhu tubuh
g. Ikterik
h. Gangguan kesadaran, delirium
i. Biasanya terjadi pada minggu ke 6-10

3. Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang
biasa terjadi pada trimester I. bila perasaan terjadi terus-menerus dapat
mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk
keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis
dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida butirik dan aseton
darah. Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga caira ekstraseluler dan
plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun. Selain itu dehidrasai
menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang.
Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan
berkuang pula tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Disamping dehidrasi
dan gangguan keseimbangan elektrolit. Disamping dehidraasi dan gangguan
keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus
dan lambung (sindroma mollary-weiss), dengan akibat perdarahan
gastrointestinal (Fadlun dkk).

4. Pathways

Faktor prediposisi Peningkatan estrogen


Faktor alergi

Penurunan pengosongan lambung


Emesis gravidarum

Peningkatan tekanan gaster


Penyesuaian Komplikasi

Hiperemesis gravidarum

Intake nutrisi menurun Kehilangan cairan berlebih


Gangguan nutrisi Dehidrasi
kebutuhan tubuh Pengeluaran nutrisi
berlebihan

Cairan eksta seluler dan


plasma hemokonsentrasi

Aliran darah ke jaringan


Gangguan menurun
keseimbangan cairan
dan elektrolit
Metabolisme intra sel Perfusi jaringan
menurun otak

Otot lemah Penurunan


kesadaran

Kelemahan tubuh

Intoleransi
aktifitas

5. Komplikasi
a. Dehidrasi
b. Ikterik
c. Takikardi
d. Alkalosis
e. Menarik diri, depresi
f. Ensefalopati wernicke yang ditandai oleh adanya nistagmus, diplopia,
perubahan mental
g. Suhu tubuh meningkat

6. Pemeriksaan Penunjang
a. Kadar potassium, sodium, klorida, dan protein menurun
b. Hemoglobin dan hematokrit menurun
c. Urinalisis : adanya keton dan kadang-kadang adanya protein
d. Kadar vitamin dalam darah menurun
e. BUN, non protein nitrogen, uric acid meningkat

7. Penatalaksanaan Medis
a. Pemberian antiemetik
b. Dipuasakan selama masih muntah
c. Monitor intake dan output
d. Obat-obatan
Obat yang diberikan biasanya sedatif adalah fenobarbital, vitamin yang
dianjurkan vitamin B1, dan vitamin B6.
e. Isolasi
Penderita diberikan kamar yang tenang, tetapi cerah dan sirkulasi udara
yang baik, catat cairan yang keluar dan masuk.
f. Terapi psikologik
Penderita perlu diyakinkan bahwa penyakit dapat disembuhkan,
hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta
menghilangkan masalah dan konflik yang kiranya dapat menjadi latar
belakang penyakit ini.
g. Cairan parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan
protein dengan glukosa 5% sampai 10% dalam cairan garam fisiologik
sebanyak 2-3 liter/hari.

Sedangkan prinsip pencegahan untuk mengobati emesis agar tidak


menjadi hiperemesis adalah :
a. Penerapan bahwa kehamilan dan persalinan adalah proses fisiologi
b. Makan sedikit tapi sering dengan (makanan kering)
c. Hindari makanan berminyak dan berbau
d. Defekasi teratur

B. KONSEP ASUHAN KEPERWATAN


1. Pengkajian focus
a) Keluhan
- Muntah yang hebat
- Mual, muntah pada pagi hari dan setelah makan
- Nyeri epigastrik
- Merasa haus
- Tidak nafsu makan
- Muntah makanan/cairan asam
b) Faktor predisposisi
- Umur ibu < 20 tahun
- Multiple gestasi
- Obesitas
- Trofoblastik desease

c) Pemeriksaan fisik
- Asidosis metabolik yang ditandai dengan sakit kepala,
disorientasi
- Takikardi, hypotensi, vertigo
- Konjungtiva ikterik
- Gangguan kesadaran, delirium
Tanda-tanda dehidrasi :
- Kulit kering, membran mukosa bibir kering
- Turgor kulit kembali lambat
- Kelopak mata cekung
- Penurunan BB
- Peningkatan suhu tubuh
- Oliguria, ketonuria
- Urin pekat
d) Data laboratorium:
- Proteinuria
- Ketonuria
- Urobilinogen
- Penurunan kadar potasium, sodium, klorida, dan protein
- Kadar vitamin menurun
- Peningkatan Hb dan Ht

2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d asupan diet
kurang (00002)
b. Defisien volume cairan b.d asupan cairan kurang (00027)

3. Intervensi Keperawatan
a. Diagnosa I : Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d
asupan diet kurang.
Tujuan: Setelah diberikan asuhan selama 3 x 24 jam, kebutuhan nutrisi
dalam tubuh cukup dengan kriteria hasil:
1. Tidak menunjukkan tanda – tanda anemia
2. Nafsu makan bertambah

b. Tindakan Keperawatan Rasional Diag


1. Kaji adanya alergi 1. Untuk menghindari reaksi yang nosa
makanan pada klien tidak diinginkan dalam pemberian
diet selama menjalani pengobatan 2 :

2. Monitor penurunan BB 2. Mencegah terjadinya penurunan


dan gula darah glukosa secara drastis yang dapat
mengganggu metabolisme tubuh

3. Monitor tanda – tanda 3. Mengetahui fungsi kerja organ


vital tubuh

4. Monitor terjadinya mual 4. Dibutuhkan tindakan lebih lanjut


muntah apabila tidak terjadi perbaikan

5. Monitor intake nutrisi 5. Untuk menjaga kadar glukosa darah

6. Ajarkan klien untuk 6. Pemberian makanan dalam porsi


memakan makanan kecil namun leih sering akan
dalam porsi kecil namun menjadi lebih baik dalam menjaga
lebih sering dengan dan memperbaiki status nutrisi klien
menu makanan segar

7. Motivasi keluarga klien 7. Dukungan keluarga akan


dalam pemberian intake meningkatkan semangat klien
nutrisi pada klien mencapai kesembuhan

Defisien volume cairan b.d asupan cairan kurang.


Tujuan: Setelah diberikan asuhan selama 3x24 jam keadaan defisien
volume cairan teratasi dengan kriteria hasil :
1. Tanda – tanda vital dalam batas normal
2. Tidak terdapat tanda – tanda dehidrasi
3. turgor kulit baik.
Tindakan Rasional
1. Catat intake dan output cairan 1. Kebutuhan cairan dalam tubuh
klien untuk melakukan metabolisme
dan sirkulasi harus cukup tidak
boleh kekurangan atau kelebihan
cairan

2. Monitor tanda – tanda vital 2. Untuk mengetahui keadaan


umum pasien secara fungsional
yang harus berada pada batas
normal

3. Monitor kadar elektrolit tubuh 3. Berkaitan dengan sistem


metabolisme seluruh orgam
dalam tubuh

4. Beri hidrasi cairan melalui iv 4. Memenuhi kebutuhan cairan


secara langsung ke vaskular
untuk mencegah terjadinya syok
hipovolemik

5. Berikan motivasi keluarga untuk 5. Partisipasi keluarga dalam


membantu pasien minum perawatan klien akan
meningkatkan percepatan
kesembuhan klien

6. Kolaborasi dengan dokter 6. Terapi kolaborasi obat tetap


pemberian terapi obat apabila dibutuhkan untuk mempercepat
balance cairan memburuk kesembuhan klien

DAFTAR PUSTAKA
Arief.B. 2009. Buku Saku Maternitas Edisi 3. ECG. Jakarta

Fadlun, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta: Salemba Medika. Hlm. 39-
40.

Prawirohardjo. 2005. Ilmu Kebidanan, Jakarta; Tridasa Printer.

Wiknjosastro H. 2005. Ilmu Kebidanan. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.


Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai