Pembuatan laporan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas Profesi ners dalam stase
Keperawatan Maternitas
Dosen Pembimbing:
Nety Rustikayanti, S. Kp., M.Kep
Disusun:
Tuti Susanti 201FK04097
A. PENGERTIAN
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat
abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh
pembukaan jalan lahir (ostium uteri internal) dan oleh karenanya bagian terendah sering
kali terkendala memasuki Pintu Atas Panggul (PAP) atau menimbulkan kelainan janin
dalam rahim. Pada keadaan normal plasenta umumnya terletak di korpus uteri bagian
depan atau belakang agak ke arah fundus uteri (Prawirohardjo, 2008).
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat
abnormal yakni pada segmen bawah rahim, sehingga menutupi sebagian atau seluruh
pembukaan jalan ostium uteri internal (OUI). (FK Unpad, 2012)
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen
bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir.
Pada keadaan normal plasenta terletak di bagian atas uterus. (Sarwono Prawirohardjo.
2007)
Plasenta previa adalah posisi plasenta yang berada di segmen bawah uterus, baik
posterior maupun anterior, sehingga perkembangan plasenta yang sempurna menutupi
os serviks. (Helen Varney. 2007)
B. KLASIFIKASI
Placenta previa dibagi menjadi beberapa tingkatan, yaitu :
1. Marginal placenta previa
Plasenta tertanam pada satu tepi segmen rahim bawah dekat dengan tulang.
2. Incomplete / Parsial placenta previa
Menyiratkan penutupan tak sempurna
3. Total / Complete placenta previa
Seluruhnya tulang dalam tertutup oleh placenta, saat cervik sepenuhnya berdilatasi
4. Implantasi rendah / low-lying implantasi
Yang berarti bahwa plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim yang
sedemikian rupa sehingga tepi bawahnya berada pada jarak lebih kurang 2 cm dari ostium
uteri internum
Menurut Perisaei, Sheilendra, Pahay, Rian (2008) plasenta previa dapat dibagi menjadi
empat derajat berdasarkan scan pada ultrasound, yaitu :
a. Derajat I : Plasenta sudah melampaui segmen terendah rahim
b. Derajat II : Plasenta sudah mencapai ostium uteri internum
c. Derajat III: Plasenta telah terletak pada sebagian ostium uteri
internum
d. Derajat IV: plasenta telah berada tepat pada segmen bawah rahim.
Menurut De Snoo dalam Mochtar (1998), klasifikasi plasenta previa berdasarkan
pembukaan 4 – 5 cm , yaitu :
1) Plasenta previa sentralis atau totalis; bila pada pembukaan 4-5 cm teraba placenta
menutupi seluruh ostea.
2) Plasenta previa lateralis; bila pada pembukaan 4-5 cm, sebagian pembukaan
ditutupi oleh placenta.
Plasenta previa lateralis posterior; bila sebagian menutupi ostea bagian
belakang.
Plasenta previa lateralis anterior; bila sebagian menutupi ostea bagian depan.
Plasenta previa marginalis; bila sebagian kecil/hanya pinggir ostea yang
ditutupi placenta.
C. ETIOLOGI
a. Umur dan paritas
1) Pada primigravida umur >35 tahun lebih sering dibandingkan umur < 25 tahun
2) Pada multipora lebih sering
b. Endometrium hipoplastis: kawin dan hamil umur muda.
c. Endometrium bercacat pada bekas persalinan berulang-ulang, bekas operasi,
curettage, dan manual plasenta.
d. Corpus luteum bereaksi lambat, dimana endometrium belum siap menerima hasil
konsepsi.
e. Adanya tumor; mioma uteri, polip endometrium.
f. Kadang-kadang pada malnutrisi
D. PATOFISIOLOGI
Seluruh plasenta biasanya terletak pada segmen atau uterus. Kadang-kadang
bagian atau seluruh organ dapat melekat pada segmen bawah uterus, dimana hal ini dapat
diketahui sebagai plasenta previa. Karena segmen bawah agak merentang selama
kehamilan lanjut dan persalinan, dalam usaha mencapai dilatasi serviks dan kelahiran
anak, pemisahan plasenta dari dinding uterus sampai tingkat tertentu tidak dapat
dihindarkan sehingga terjadi pendarahan.
Plasenta previa adalah implantasi plasenta bawah rahim sehingga menutupi
kanalis servikalis dan mengganggu proses persalinan dengan terjadinya perdarahan.
Zigot yang tertanam sangat rendah dalam kavum uteri, akan membentuk plasenta yang
pada awal mulanya sangat berdekatan dengan ostimintenum. Plasenta yang letaknya
demikian akan diam di tempatnya sehingga terjadi plasenta previa.
Penurunan kepala janin yang mengakibatkan tertekannya plasenta (apabila plaseta
tumbuh di segmen bawah rahim ).Pelebaran pada segmen bawah uterus dan pembukaan
servik akan menyebabkan bagian plasenta yang diatas atau dekat ostium akan terlepas
dari dinding uterus. Segmen bawah uterus lebih banyak mengalami perubahan pada
trisemester III. Perdarahan tidak dapat dihindari karena ketidak mampuan serabut otot
segmen bawah uterus berkontraksi seperti pada plasenta letak normal (Dehes, 2013)
E. PATHWAY
Placenta previa
Placenta previa
Seksio Cesarea
Post Operasi sc
G. KOMPLIKASI
a. Plasenta abruptio. Pemisahan plasenta dari dinding rahim
b. Perdarahan sebelum atau selama melahirkan yang dapat menyebabkan
histerektomi (operasi pengangkatan rahim).
c. Plasenta akreta, plasenta inkreta, plasenta perkreta
d. Prematur atau kelahiran bayi sebelum waktunya (< 37 minggu)
e. Kecacatan pada bayi
H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Pemeriksaan darah : hemoglobin, hematokrit
b. Pemeriksaan ultra sonografi, dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan plasenta
atau jarak tepi plasenta terhadap ostium
c. Pemeriksaan inspekkulo secara hati-hati dan benar, dapat menentukan sumber
perdarahan dari karnalis servisis atau sumber lain (servisitis, polip, keganasan,
laserasi/troma)
d. Sinar X
Menampakkan kepadatan jaringan lembut untuk menampakkan bagian-bagian
tubuh janin.
e. Pengkajian vaginal
Pengkajian ini akan mendiagnosa placenta previa tapi seharusnya ditunda jika
memungkinkan hingga kelangsungan hidup tercapai (lebih baik sesuadah 34
minggu). Pemeriksaan ini disebut pula prosedur susunan ganda (double setup
procedure). Double setup adalah pemeriksaan steril pada vagina yang dilakukan
di ruang operasi dengan kesiapan staf dan alat untuk efek kelahiran secara cesar.
f. Isotop Scanning
Atau lokasi penempatan placenta.
g. Amniocentesis
Jika 35 – 36 minggu kehamilan tercapai, panduan ultrasound pada amniocentesis
untuk menaksir kematangan paru-paru (rasio lecithin atau spingomyelin [LS] atau
kehadiran phosphatidygliserol) yang dijamin. Kelahiran segera dengan operasi
direkomendasikan jika paru-paru fetal sudah mature.
J. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengumpulan data
1) Anamnesa
a) Identitas klien: Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan,
alamat, medicalrecord dll.
b) Keluhan utama: Gejala pertama; perdarahan pada kehamilan setelah 28
minggu/trimester III.
Sifat perdarahan; tanpa sebab, tanpa nyeri, berulang
Sebab perdarahan; placenta dan pembuluh darah yang robek; terbentuknya
SBR, terbukanya osteum/ manspulasi intravaginal/rectal.
Sedikit banyaknya perdarahan; tergantung besar atau kecilnya robekan
pembuluh darah dan placenta.
c) Inspeksi
Dapat dilihat perdarahan pervaginam banyak atau sedikit.
Jika perdarahan lebih banyak; ibu tampak anemia.
d) Palpasi abdomen
Janin sering belum cukup bulan; TFU masih rendah.
Sering dijumpai kesalahan letak
Bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala biasanya kepala
masih goyang/floating
2) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Obstetri
Memberikan imformasi yang penting mengenai kehamilan sebelumnya agar
perawat dapat menentukan kemungkinan masalah pada kehamilansekarang.
Riwayat obstetri meliputi:
Gravida, para abortus, dan anak hidup (GPAH)
Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi
Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan penolong
persalinan.
Jenis anetesi dan kesulitan persalinan
Komplikasi maternal seperti diabetes, hipertensi, infeksi, dan perdarahan.
Komplikasi pada bayi
Rencana menyusui bayi
b) Riwayat mensturasi
Riwayat yang lengkap di perlukan untuk menetukan taksiran persalinan(TP).
TP ditentukan berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT). Untuk
menentukan TP berdasarkan HPHt dapat digunakan rumus naegle, yaitu hari
ditambah tujuh, bulan dikurangi tiga, tahun disesuaikan.
c) Riwayat Kontrasepsi
Beberapa bentuk kontrasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu, atau
keduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didapatkan pada saat
kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan
berlanjut pada kehamilan yang tidak diketahui dapat berakibat buruk pada
pembentukan organ seksual pada janin.
d) Riwayat penyakit dan operasi:
Kondisi kronis seperti dibetes melitus, hipertensi, dan penyakit ginjal bisa
berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu, adanya riwayat infeksi,
prosedur operasi, dan trauma pada persalinan sebelumnya harus di
dokumentasikan
e) Riwayat Psikososial
Pasien akan merasa cemas oleh karena kawatir akan kehamilan ibu dan
bayinya takut akan dioprasi takut apabila gambaran dirinya berubah serta
biaya oprasi dan perawatannya
f) Pola aktivitas sehari-hari
Pola aktivitas sehari-hari akan terganggu karena pendarahan pasien harus
bedrest dan setelah operasi masih terdapat efek anastesi serta adanya
perlukaan operasi yang menimbulkan nyeri
3) Pemeriksaan fisik
a) Umum
Pemeriksaan fisik umum meliputi pemeriksaan pada ibu hamil:
(1) Rambut dan kulit
Terjadi peningkatan pigmentasi pada areola, putting susu dan linea nigra.
Striae atau tanda guratan bisa terjadi di daerah abdomen dan paha.
Laju pertumbuhan rambut berkurang.Wajah
(2) Mata : pucat, anemis
(3) Hidung
(4) Gigi dan mulut
(5) Leher
(6) Buah dada / payudara
Peningkatan pigmentasi areola putting susu
Bertambahnya ukuran dan noduler
(7) Jantung dan paru
Volume darah meningkat
Peningkatan frekuensi nadi
Penurunan resistensi pembuluh darah sistemik dan pembulu darah
pulmonal.
Terjadi hiperventilasi selama kehamilan.
Peningkatan volume tidal, penurunan resistensi jalan nafas.
Diafragma meningga.
Perubahan pernapasan abdomen menjadi pernapasan dada.
(8) Abdomen
Menentukan letak janin
Menentukan tinggi fundus uteri
(9) Vagina
Peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna kebiruan ( tanda
Chandwick)
Hipertropi epithelium
(10) System musculoskeletal
Persendian tulang pinggul yang mengendur
Gaya berjalan yang canggung
Terjadi pemisahan otot rectum abdominalis dinamakan dengan diastasis
rectal
b) Khusus
(1) Tinggi fundus uteri
(2) Posisi dan persentasi janin
(3) Panggul dan janin lahir
(4) Denyut jantung janin
2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (kontraksi otot-otot uterus)
ditandai dengan mengeluh, wajah klien tampak meringis ,skala nyeri 5 (skala
0 -10), klien tampak memegang area yang nyeri, pasien tampak gelisah TD =
150/80 mmHg, RR=24x/menit, N=110/menit, Suhu = 380C .
b. Kesiapan meningkatkan proses persalinan ditandai dengan melaporkan gaya
hidup (mis.,diet, eliminasi, tidur, latihan gerak, hygiene personal), berspon
secara tepat terhadap awitan persalinan.
c. Ansietas berhubungan dengan muncul perasaan cemas yang diungkapkan
secara verbal ditandai dengan ekspresi ibu yang tidak tenang, keringat dingin.
1. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KALA I
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
1. Nyeri akut berhubungan dengan Setelah diberikan asuhan NIC Label>>Managemen Nyeri
agen cedera fisik (kontraksi otot- keperawatan 6 jam ibu mampu Lakukan pengkajian nyeri secara
otot uterus) ditandai dengan beradaptasi dengan nyerinya dengan komprehensif yang meliputi lokasi,
mengeluh, wajah klien tampak kriteria hasil : karakteristik, awitan, durasi, frekuensi,
meringis ,skala nyeri 7 (skala 0 Label NOC >> Vital sign kualitas, intensitas atau berat dan faktor
-10), klien tampak memegang Suhu tubuh klien dalam batas presipitasi
area yang nyeri, pasien tampak normal 36,5 0C- 37,5 0C (skala 5) Kurangi rasa takut dengan meluruskan
gelisah TD = 150/80 mmHg, Respiratory rate dalam batas setiap misinformasi
RR=24x/menit, N=110/menit, normal 16-20 x/menit (skala 5) NIC Label>>Manajemen Lingkungan
Suhu = 380C . Tekanan sistolik klien deviasi Implementasikan tindakan untuk
ringan (skala 4) kenyamanan fisik seperti menciptakan
Tekanan diastolik klien deviasi suasana yang nyaman, meminimalkan
ringan (skala 4) stimulasi lingkungan
Denyut nadi radial dbn 60-100 Ibu bersalin biasanya merasa panas dan
x/menit (skala 5) banyak keringat atasi dengan cara: gunakan
Label NOC >> Pain control kipas angina/AC, Kipas biasa dan
Klien menyadari onset menganjurkan ibu mandi sebelumnya
terjadinya nyeri dengan baik NIC Label>>Edukasi : Prosedur/perawatan
Klien dapat menjelaskan Demonstrasikan pereda nyeri non invasif/
faktor penyebab timbulnya non farmakologis : massage,
nyeri dengan sering distraksi/imajinasi, relaksasi, pengaturan
Sering menggunakan posisi yang nyaman
pengobatan non farmakologis Jika ibu tsb tampak kesakitan
untuk meredakan rasa sakit dukungan/asuhan yang dapat diberikan;
Label NOC >> Pain level lakukan perubahan posisi, sarankan ia
Klien melaporkan adanya rasa untuk berjalan, dll.
nyeri yang ringan , berkurang Anjurkan ibu untuk tidak mengejan
dari skala 7 menjadi 5 (0-10) sebelum pembukaan lengkap.
Klien tidak mengerang atau Anjurkan ke keluarga untuk mendampingi
menangis terhadap rasa dan melakukan massage pada punggung
sakitnya atau paha ibu
2. Kesiapan meningkatkan proses Setelah diberikan asuhan NIC Label : Intrapartal Care
persalinan ditandai dengan keperawatan selama … x… jam Kaji tanda-tanda pasien memasuki proses
melaporkan gaya hidup diharapkan klien siap dalam persalinan (kontraksi yang lama dan terus
(mis.,diet, eliminasi, tidur, meningkatkan proses persalinan menerus, keluar darah bercampur lendir,
latihan gerak, hygiene personal), dengan kriteria hasil : keluar air ketuban)
berspon secara tepat terhadap NOC Label : Maternal Status : Bawa pasien ke area bersalin
awitan persalian. Intrapartum Siapkan pasien untuk proses persalinan
Frekuensi kontraksi uterus dbn ( 3 Libatkan keluarga dalam proses persalinan
kali dalam 10 menit) Lakukan pemeriksaan Leopold untuk
Durasi kontraksi uterus dbn (>20 menentukan posisi janin
detik/kontraksi )
TD dbn (sistolik : 100-130 mmHg, Pantau keadaan ibu (TD,HR,RR)
diastolic : 70-80 mmHg) Pantau keadaan janin (DJJ)
HR dbn (80-100x/mnt) Palpasi kontraksi (frekuensi,durasi,
Kesadaran : compos mentis intensitas)
Dilatasi serviks sesuai Pantau adanya nyeri
(nulipara/primigravida : 1cm tiap Ajarkan posisi yang nyaman untuk
jam, multipara : 1-2cm tiap jam) melahirkan
Fetal Status : Intrapartum : Ajarkan cara mengurangi nyeri dengan
DJJ : 120-160 x/mnt masase punggung,aromateraphy,dll
Warna air ketuban jernih Edukasikan teknik pernapasan yang
Presentasi kepala efektif untuk melahirkan
NOC Label : Knowledge : Labor Edukasikan pada pasien tanda dan gejala
And Delivery kala II (dorongan meneran, tekanan pada
Klien tahu tanda dan gejala anus/seperti ingin BAB, vulva dan vagina
persalinan membuka)
Klien tahu Teknik pernapasan
yang efektif saat persalinan
Klien tahu posisi melahirkan
yang efektif
3. Ansietas berhubungan dengan Setelah dilakukan asuhan NIC Label : Anxiety Reduction
muncul perasaan cemas yang keperawatan selama x jam, Observasi
diungkapkan secara verbal diharapkan ansietas/kecemasan klien adanya tanda – tanda cemas/ansietas
ditandai dengan ekspresi ibu terhadap kondisinya dapat teratasi baik secara verbal maupun nonverbal.
yang tidak tenang, keringat dengan kriteria hasil : Bantu pasien
dingin. NOC Label : Anxiety Level untuk mengidentifikasi situasi yang
Mengatakan secara verbal dapat menstimulus kecemasan.
tentang kecemasan Jelaskan segala
Mengatakan secara verbal informasi mengenai keadaan pasien
tentang ketakutan Ajarkan pasien
Tidak ada kepanikan teknik relaxasi, seperti menarik nafas
NOC Label:Anxiety Self –Control dalam
Mampu mengurangi penyebab
cemas
Mengontrol respon cemas
2. EVALUASI
No Diagnose Keperawatan Evaluasi
1 Nyeri akut berhubungan Klien mampu beradaptasi dengan nyerinya dengan kriteria hasil :
dengan agen cedera fisik Label NOC >> Vital sign
(kontraksi otot-otot uterus)
Suhu tubuh klien dalam batas normal 36,5 0C- 37,5 0C (skala 5)
ditandai dengan mengeluh,
Respiratory rate dalam batas normal 16-20 x/menit (skala 5)
wajah klien tampak meringis
Tekanan sistolik klien deviasi ringan (skala 4)
,skala nyeri 5 (skala 0 -10),
Tekanan diastolik klien deviasi ringan (skala 4)
klien tampak memegang area
Denyut nadi radial dbn 60-100 x/menit (skala 5)
yang nyeri, pasien tampak
gelisah TD = 150/80 mmHg, Label NOC >> Pain control
RR=24x/menit, N=110/menit,
Klien menyadari onset terjadinya nyeri dengan baik
Suhu = 380C .
Klien dapat menjelaskan faktor penyebab timbulnya nyeri dengan sering
Klien sering menggunakan tindakan pencegahan
Sering menggunakan pengobatan non farmakologis untuk meredakan rasa sakit
Klien melaporkan adanya rasa nyeri yang ringan , berkurang dari skala 7 menjadi
5 (0-10)
Klien tidak mengerang atau menangis terhadap rasa sakitnya
2 Kesiapan meningkatkan proses Klien siap dalam meningkatkan proses persalinan dengan kriteria hasil :
persalinan ditandai dengan
NOC Label : Maternal Status : Intrapartum
melaporkan gaya hidup
(mis.,diet, eliminasi, tidur, Frekuensi kontraksi uterus dbn ( 3 kali dalam 10 menit)
latihan gerak, hygiene Durasi kontraksi uterus dbn (>20 detik/kontraksi )
personal), berspon secara tepat TD dbn (sistolik : 100-130 mmHg, diastolic : 70-80 mmHg)
terhadap awitan persalinan. HR dbn (80-100x/mnt)
Kesadaran : compos mentis
Dilatasi serviks sesuai (nulipara/primigravida : 1cm tiap jam, multipara : 1-2cm tiap
jam)
3 Ansietas berhubungan dengan Ansietas/kecemasan klien terhadap kondisinya dapat teratasi dengan kriteria hasil :
muncul perasaan cemas yang
NOC Label : Anxiety Level
diungkapkan secara verbal
Mengatakan secara verbal tentang kecemasan
ditandai dengan ekspresi ibu
Mengatakan secara verbal tentang ketakutan
yang tidak tenang, keringat
Tidak ada kepanikan
dingin.
NOC Label :Anxiety Self –Control
Mampu mengurangi penyebab cemas
Mengontrol respon cemas
KALA II
1. PENGKAJIAN
Pada Ibu
a. Aktivitas/istirahat
Melaporkan kelelahan
Melaporkan ketidak mampuan dorongan sendiri/terelaksasi
Lingkaran hitam diatas mata.
b. Sirkulasi
Tekanan darah meningkat (5-10 mmHg)
c. Integritas ego
Dapat merasa kehilangan control/sebaliknya
d. Eliminasi
Keinginan untuk defikasi, kemungkinan terjadi distensi kandung kemih.
e. Nyeri/ketidak nyamanan.
Dapat merintih/menangis selama kontraksi
Melaporkan rasaterbakar/meregang pada perineum
Kaki dapatbergetar selama upaya mendorong
Kontraksi kuat terjadi 1.5-2 menit
f. Pernafasaan
Peningkatan frekwensi pernafaasan
g. Seksualitas
Servik dilatasi penuh(10 cm)
Peningkatan pendarahan pervaginam
Membrane mungkin rupture bila masih utuh
Peningkatan pengeluaran cairan amnion selam kontraksi
Pada Bayi Baru Lahir (BBL)
a. Penilaian APGAR meliputi pernapasan, frekuensi jantung, warna kulit, tonus
otot, dan refleks.
b. Pengukuran Antropometri, meliputi Berat badan, panjang badan, lingkar
kepala, lingkar dada, lingkar lengan atas, dan lingkar perut.
c. Pengukuran suhu tubuh
d. Pemeriksaan Head to toe
1) Kepala dan Wajah :
Kepala :
Inspeksi : bentuk kepala, keadaan fontanel, apakah ada molase,
caput succadenum dan chepal hematoma, perdarahan atau kelainan
lainnya.
Palpasi : Sutura kepala, benjolan pada kepala, pemeriksaan
lingkar kepala bayi
Mata :
Inspeksi : reaksi pupil, sclera, konjungtiva, gerakan mata bayi,
tidak ada kotoran/sekret
Mulut :
Inspeksi : bibir, gusi, langit-langit utuh dan tidak ada bagian yang
terbelah, lidahnya rata dan simetris
Palpasi : adanya refleks isap, menelan, dan rooting
2) Tubuh :
Inspeksi kulit: adanya veniks kaseosa, milia (bintik keputihan yang
khas terlihat pada hidung , dahi, dan pipi), lanugo (rambut halus yang
melapisi janin), deskuamasi (pelepasan kulit yang secara normal terjadi
selama 2-4 minggu pertama kehidupan), eritema toksikum (alergi
kemerahan yang terlihat sebagai bercak-bercak kemerahan pada kulit bayi
normal), warna keseluruhan tubuh bayi (merah muda, kebiruan, atau
ikterik)
3) Dada :
Inspeksi : gerakan dinding dada, frekuensi pernapasan
Palpasi : ukur lingkar dada
Auskultasi : bunyi napas dan bunyi jantung
4) Abdomen :
Inspeksi : bentuk perut bayi, tali pusat bayi (tidak ada
perdarahan, pembengkakan, nanah, bau yang tidak enak pada tali pusat
atau kemerahan sekitar tali pusat)
Palpasi : Benjolan, pembengkakan, ukur lingkar perut
5) Genetalia dan anus :
Inspeksi : Periksa jenis kelamin, raba alat kelamin luar (pada
perempuan kadang terlihat cairan vagina berwarna putih atau kemerahan
dan pada laki-laki terdapat lubang pada ujung penis), adanya lubang anus
pada bayi, periksa adanya mekonium.
Palpasi : teraba testis di skrotum
6) Ekstremitas :
Inspeksi : Periksa adanya refleks moro, graps, bentuk kaki simetris,
dan jumlah jari pada kaki.
Palpasi : Pengukuran lingkar lengan atas
3 Risiko asfiksia berhubungan Setelah dilakukan asuhan NIC Label : resusitation fetus
dengan kurangnya pendidikan keperawatan selama …x…jam Monitoring DJJ
tentang keselamatan diharapkan tidak terjadi asfiksia Atur posisi ibu dengan memberikan posisi
dengan kriteria hasil : lateral atau posisi ‘hand and knee’
NOC Label : Fetal status : Pantau TTV ibu
intrapartum Tenangkan ibu dan berikan dukungan
Air ketuban berwarna jernih personal
DJJ dbn (120-160 kali/menit) Hentikan pemberian oksitosin bila perlu
NOC Label : Newborn Adaption NIC Label : Newborn Care
Skor APGAR dalam rentang Bersihkan jalan napas dari mucus setelah
normal (>7) lahir
HR dbn : 120-160 kali/menit NIC Label : newborn monitoring
RR dbn : 30-60 kali/menit Lakukan evaluasi apgar dalam waktu 1
Warna kulit kemerahan sampai 5 menit setelah lahir
Monitoring suhu tubuh bayi sampai stabil
Monitoring heart rate bayi
Monitoring warna bayi
Monitoring tanda dan gejala
hiperbilirubinemia
Monitoring tali pusar
4. EVALUASI
No Diagnose Keperawatan Evaluasi
1 Kesiapan meningkatkan proses Klien siap melaksanakan proses persalinan dengan kriteria hasil :
kehamilan-melahirkan ditandai
NOC Label : Maternal Status : Intrapartum
dengan proaktif dalam proses
kehamilan-melahirkan, Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah klien normal (sistolik 100-130 mmHg, diastolik : 70-80 mmHg)
3 Risiko asfiksia berhubungan NOC Label : Fetal status : intrapartum
dengan kurangnya pendidikan
Air ketuban berwarna jernih
tentang keselamatan
DJJ dbn (120-160 kali/menit)
4. EVALUASI
No Diagnose Keperawatan Evaluasi
1 Nyeri akut berhubungan Klien terkontrol dengan kriteria hasil :
dengan agen cedera fisik
NOC label>>Pain Level
(trauma pada jalan lahir)
Melaporkan skala nyeri berkurang
ditandai dengan klien mengeluh
Melaporkan lama episode nyeri berkurang
nyeri dengan skala nyeri 3,
Jarang menunjukkan ekspresi terhadap nyeri
klien tampak meringis, klien
NOC label >> Pain Control Indikator
tampak gelisah.
Mengenali onset nyeri (consistenly)
Mendemonstrasikan teknik terapeutik nonfarmakologi seperti relaksasi, distraksi, dll
(consistenly)
Melaporkan nyeri terkontrol (consistenly)
Menggunakan analgesic jika dianjurkan (consistenly)
NOC Label>>Vital Sign
Depkes RI. 2008. Asuhan Persalinan Norma (APN), Asuhan Esensial, Pencegahan dan
Penanggulangan Segera Komplikasi Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta :
Jaringan Nasional Pelatihan Klinik-Kesehatan Reproduksi.
Dochterman, Joanne McCloskey & Bulecheck, Gloria N. 2004. Nursing Intervention
Classification.USA : Mosby.
Mansjoer, A. 2007.Kapita Selekta Kedokteran. Jilid Satu. Edisi Ketiga, Jakarta: Media
Aesculapius FKUI.
Manuaba, I.B. Gde. 2004. PenuntunKepaniteraanKlinikObstetri&GinekologiEdisi 2.
Jakarta: EGC.
Moorhead, Sue, dkk. 2008. Nursing Outcomes Classification. USA : Mosby
NANDA. 2010. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2009-2011. Jakarta :
EGC
Price, S.A. dan Wilson, L.M. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Volume 2. Edisi 6,Jakarta: EGC.
Smeltzer, S. dan Bare, B. 2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth.Volume 2.Edisi 8, Jakarta: EGC.
Wiknjosastro, Hanifa. 2008. Ilmu Kebidanan, Edisi Kedua Cetakan Keempat. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.