Disusun oleh :
P1337420618047
JURUSAN KEPERAWATAN
2019/2020
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
Kelahiran ganda selain kembar ganda (2) bisa menjadi tipe yang identik, tipe
fraternal, atau kombinasi dari keduanya. Triplets dapat disebabkan oleh pembelahan
satu zigot menjadi dua, dimana salah satu dari keduanya membelah lagi,
menghasilkan tiga janin identik, atau dapat dihasilkan melalui dua zigot identik yang
salah satunya membelah lagi menjadi kembar identik atau bisa juga dari tiga zigot
yang berbeda.
Faktor pasti terjadinya kehamilan ganda masih belum diketahui. Paritas dan usia
wanita yang lebih tinggi meningkatkan kemungkinan terjadinya kehamilan kembar.
Faktor genetik berdasarkan pola hereditas wanita tersebut juga berperan dalam
terjadinya kembar dizygotic secara alami. Faktor obat-obat induksi ovulasi profentil,
domid, dan hormon gonadotropin dapat menyebabkan kehamilan dizigiotik dan
kembar lebih dari dua. Faktor ras dan kebangsaan juga menjadi kemungkinan
terjadinya hamil kembar.
B. Intranatal (Persalinan)
1. Definisi Persalinan
Menurut WHO, persalinan normal adalah persalinan yang dimulai secara spontan
(dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir), beresiko rendah pada awal
persalinan dan presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antara 37 42
minggu setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi yang baik.
Persalinan adalah proses membuka dan menutupnya serviks uteri disertai
turunnya janin dan plasenta ke dalam jalan lahir sampai keluar secara lengkap yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) atua janin telah mencapai
viabilitas dengan presentasi kepala, posisi presentasi ubun-ubun kecil, lahir spontan
pervaginam dengan kekuatan ibu sendiri tanpa melukai ibu dan bayi kecuali
episiotomi, berlangsung selama kurang dari 24 jam tanpa kommplikasi baik pada ibu
maupun bayinya (Wagiyo & Putrono, 2016)
2. Fisiologi persalinan
Perubahan yang terjadi pada organ reproduksi saat usia kehamilan sudah tua atau
memasuki waktu persalinan:
a. Sistem Kardiovaskular
Setiap terjadi his 400 mL darah dikeluarkan dari uterus dan masuk ke sistem
vaskular. Sehingga Cardiac Output akan meningkat 10%-15% pada kala I dan
meningkat sekitar 30%-59% pada kala II. Timbul tahanan perifer serta
tekanan darah meningkat. Pada tahap awal persalinan kontraksi uterus
meningkatkan tekanan sistolik sampai 10 mmHg. Tekanan sistolik meningkat
sampai 30 mmHg dan diastolik meningkat smapai 10 mmHg pada kala II.
Selain peningkatan tekanan darah, nadi yang melambat pun bisa terjadi.
Wanita dengan riwayat hipertensi beresiko mengalami komplikasi seperti
perdarahan otak.
b. Sistem pernafasan
Wanita yang sedang dalam proses persalinan mengalami hiperventilasi yang
dapat menyebabkan alkalosis respiratorik (peningkatan pH), hipoksia dan
hipokapnea (CO2 menurun). Kecemasan juga dapat meningkatkan pemakaian
oksigen dan pada saat kala II hal ini perlu dibantu dengan obat-obatan.
c. Sistem pencernaan
Selama persalinan, motilitas dan absorpsi saluran ceran menurun dan waktu
pengosongan lambung menjadi lambat. Wanita sering mengalami mual dan
muntah. Setelah persalinan, mual dan bersendawa terjadi sebagai respon
terhadap dilatasi serviks lengkap. Pada saat awal persalinan ibu dapat
mengalami diare dan perawat dapat meraba tinja yang keras atau tertahan
pada rektum.
d. Perubahan endokrin
Sistem endokrin menjadi aktif selama persalinan. Terjadi penurunan kadar
progesteron dan peningkatan kadar estrogen, prostaglandin, dan oksitosin.
Metabolisme meningkat dan kadar glukosa ddapat menurun.
e. Konsep diri
Kualitas adaptasi konsep diri dapat dipengaruhi oleh pengalaman,
pengetahuan, serta dukungan keluarga. Konsep diri ditekankan pada persepsi,
aktivitas mental, dan ekspresi perasaan.
f. Perubahan neurologi
Perubahan yang timbul misalnya stress dan rasa tidak nyaman selama
persalinan. Pada kala I biasanya wanita mengalami euforia yang kemudian
perlahan mengalami amnesia di antara ketegangan selama fase kala II. Setelah
melahirkan wanita dapat merasakan kesenangan atau keletihan. Faktor
indoorfin indogen dan anestesi menurunkan persepsi nyeri dan menimbulkan
sedasi.
g. Perubahan muskuloskeletal
Sistem muskuloskeletal mengalami stres selama persalinan. Diaforesis,
keletihan, protein urea (+1) dan kemungkinan peningkatan suhu tubuh akibat
otot yang aktif. Nyeri punggung dan nyeri sendi terjadi akibat semakin
renggangnya sendir pada masa aterm dan proses persalinan itu sendiri.
h. Perubahan pada ginjal
Pada trimester 2 kandung kemih menjadi ruang abdomen. Selama persalinan
wanita dapat mengalami kesulitan berkemih secara spontan dikarenakan
edema jaringan, rasa tidak nyaman, sedasi, dan rasa malu. Protein urea +1
umum terjadi dan hal ini merupakan respon rusaknya jaringan otot akibat
kerja fisik selama persalinan.
i. Perubahan integumen
Terjadi peregangan pada daerah introitus vagina (muara vagina), dapat terjadi
robekan-robekan kecil pada kulit sekitarnya sekalipun tidak dilakukan
episiotomi atau tidak terjadi laserasi.
4. Tanda-tanda persalinan
Pada Kala I atau Kala Pembukaan ini adalah proses awal terjadinya
persalinan. Suatu proses terbukanya jalan lahir atau serviks agar bayi bisa keluar
dengan spontan. Pada kala I ibu merasakan kontraksi yang semakin lama
semakin meningkat frekuensi dan intensitasnya, durasinya pun bisa menjadi
teratur. Terjadi pelebaran serviks secara progresif, serviks menjadi lunak,
mendatar, menipis dan berdilatasi diikuti dengan turunnya bagian presentasi.
Kala I berakhir sampai pembukaan serviks lengkap (10 cm) yang bisa
ditandai dengan ibu gelisah, muncul keringat dingin, timbul rasa ingin mengejan,
dan anus membuka bersamaan dengan datangnya his. Tidak ada batasan mutlak
pada kala I untuk dikatakan normal. Frekuensi his 2-3 kali per 10 menit
1) Fase laten
a. Beberapa pendapat menyebutkan fase laten membutuhkan waktu
berkisar 8 jam, pendapat lain menyatakan pada ibu yang baru
pertama kali hamil (Primi Gravida) biasanya memakan waktu
kurang lebih 14 jam sedangkan pada ibu yang sudah pernah hamil
dan melahirkan dibutuhkan waktu kurang lebih 7 jam.
b. Proses yang sangat lambat
c. Jalan lahir atau serviks melebar sebanyak kurang lebih 3 cm
2) Fase Aktif
a. Fase aktif akselerasi
1. Terjadi selama kurang lebih 2 jam
2. Ukuran serviks melebar menjadi 3-4 cm
3. Menurut Bobak and Jensen (1996) kecepatan pembukaan pada
fase aktif 1,2 cm per jam untuk primipara dan 1,5 cm per jam
untuk multipara.
b. Fase dilatasi maksimal
1. Fase tercepat dalam pembukaan jalan lahir
2. Terjadi selama kurang lebih 2 jam
3. Ukuran serviks membesar menjadi 4-9 cm
c. Fase deselerasi
1. Merupakan fase perlambatan
2. Proses permbukaan dari 9 cm menjadi pembukaan lengkap
3. Kurang lebih terjadi selama 2 jam
Primigravida Multipara
Terjadi penipisan serviks lebih dulu Serviks telah lunak akibat persalinan
sebelum pembukaan serviks. sebelumnya sehingga langsung terjadi
penipisan dan pembukaan
Terjadi pembukaan ostium internum Ostium internum dan eksternum
lebih dahulu sebelum ostium eksternum membuka bersamaan
Periode lebih lama, sekitar 20 jam Periode selama kurang lebih 14 jam
Kala III dimulai sejak setelah lahirnya bayi sampai plasenta berhasil lahir
secara lengkap. Beberapa menit setelah bayi lahir, sekitar 6-15 menit, uterus
berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya secacar spontan
atau dengan sedikit tekanan pada bagian fundus uteri.
Lepasnya plasenta ditandai dengan darah yang keluar secara tiba-tiba, tali
pusat yang menjulur keluar, tali pusat jika ditari tidak ada tahanan dan tidak
kembali masuk ke dalam.
d. KALA IV
6. Pemeriksaan
a. Engagement
Jika diameter biparietal telah melewati pintu atas panggul (PAP) maka
dikatakan telah terjadi engagement. Umunya pada perempuan nulipara hal ini
terjadi sebelum persalinan fase aktif dimulai karena otot-otot abdomen sudah
tegang terlebih pada kehamilan dengan presentasi bokong. Pada wanita
multipara meskipun kepala bayi sudah masuk PAP kadang tetap dapat
digerakkan sampai sebelum persalinan. Hal ini dikarenakan otot-otot abdomen
sudah lebih kendur. Sumbu kepala janin dapat tegak lurus dengan pintu atas
panggul (sinklitismus) atau miring / membentuk sudut dengan pintu atas
panggul (asinklitismus anterior / posterior).
b. Penurunan
Kepala turun ke dalam rongga panggul, akibat tekanan his, tekanan dari cairan
amnion, kontraksi otot dinding perut, badan janin terjadi ekstensi dan
menegang. Tingkat penurunan diukur menggunakan status presentasi, laju
penurunan meningkat pada tahap kedua persalinan. Pada kehamilan primi
penurunan berlangsung lambat namun kecepatannya cenderung stabil. Pada
kehamilan berikutnya, penurunan dapat berlangsung cepat. Pemeriksaan
penurunan presentasi dapat dilakukan melalui palpasi abdomen (pemeriksaan
Leopold) dan periksa dalam (VT). (Bobak & Jensen, 1996)
c. Fleksi
Tahanan yang diberikan oleh serviks, dinding panggul atau dasar panggul
terhadap kepala janin menyebabkan terjadinya fleksi, dagu menempel ke
toraks, posisi kepala berubah dari diameter oksipito-frontalis (puncak kepala)
menjadi diameter suboksipito-bregmatikus (belakang kepala).
ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengakajian
Integritas ego
Klien tampak tenang atau cemas
Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi regular, terjadi peningkatan frekuensi durasi atau keparahan
Seksualitas
Servik dilatasi 0 - 4 cm mungkin ada lendir merah muda kecoklatan atau
terdiri dari flek lendir.
b. Diagnosa Keperawatan
Ansietas b.d krisis situasi kebutuhan tidak terpenuhi.
Defisiensi pengetahuan tentang kemajuan persalinan b.d kurang
mengingat informasi yang diberikan, kesalahan interpretasi informasi.
Risiko infeksi maternal
Risiko kekurangan volume cairan
c. Intervensi
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Ansietas b.d krisis Setelah dilakukan 1. Orientasikan klien
situasional akibat asuhan keperawatan pada lingkungan, staf
proses persalinan selama dan prosedur
……..diharapkan 2. Berikan informasi
ansietas pasien tentang perubahan
berkurang dengan psikologis dan
criteria hasil: fisiologis pada
TTV dbn persalinan.
Pasien dapat 3. Kaji tingkat dan
mengungkapkan penyebab ansietas.
perasaan 4. Pantau tekanan darah
cemasnya. dan nadi sesuai
Lingkungan indikasi.
sekitar pasien 5. Anjurkan klien
tenang dan mengungkapkan
kondusif perasaannya.
6. Berikan lingkungan
yang tenang dan
nyaman untuk pasien
b. Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut b.d tekanan mekanik dari bagian presentasi.
Gangguan eliminasi urin b.d perubahan masukan dan kompresi
mekanik kandung kemih.
Keletihan b.d peningkatan kebutuhan energi akibat peningkatan
metabolisme sekunder akibat nyeri selama persalinan
Risiko cidera maternal
Risiko kerusakan gas janin
c. Intervensi
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Kaji derajat
berhubungan asuhan keperawatan ketidaknyamanan
dengan tekanan selama…..,diharapkan secara verbal dan
mekanik dari nyeri terkontrol nonverbal
bagian presentasi. dengan criteria hasil: 2. Pantau dilatasi servik
TTV dbn 3. Pantau tanda vital
Pasien dapat dan DJJ
mendemonstrasikan 4. Bantu penggunaan
kontrol nyeri teknik pernapasan
dan relaksasi
5. Bantu tindakan
kenyamanan spt.
6. Teknik counter
pressure, menekan
pada lumbal 2-3
7. Anjurkan pasien
berkemih 1-2 jam
8. Berikan informasi
tentang ketersediaan
analgesic
9. Dukung keputusan
klien menggunakan
obat-obatan/tidak
10. Berikan lingkungan
yang tenang
2. Gangguan Setelah dilakukan 1. Palpasi di atas
eliminasi urin b.d asuhan keperawatan simpisis pubis
perubahan selama….,diharapkan 2. Monitor masukan
masukan dan eliminasi urine pasien dan haluaran
kompresi mekanik normal dengan kriteria 3. Anjurkan upaya
kandung kemih. hasil: berkemih sedikitnya
Cairan seimbang 1-2 jam
Berkemih teratur 4. Posisikan klien tegak
dan cucurkan air
hangat di atas
perineum
5. Ukur suhu dan nadi,
kaji adanya
peningkatan
6. Kaji kekeringan kulit
dan membrane
mukosa
3 Keletihan b.d Setelah diberikan 1. Kaji tanda – tanda
peningkatan asuhan keperawatan vital yaitu nadi dan
kebutuhan energi selama … diharapkan tekanan darah
akibat peningkatan ibu tidak mengalami 2. Anjurkan untuk
metabolisme keletihan dengan relaksasi dan
sekunder akibat kriteria hasili: nadi:60- istirahat di antara
nyeri selama 80x/menit(saat tidak kontraksi
persalinan ada his), ibu 3. Sarankan suami atau
menyatakan masih keluarga untuk
memiliki cukup tenaga mendampingi ibu
4. Sarankan keluarga
untuk menawarkan
dan memberikan
minuman atau
makanan kepada ibu
3. KALA II
a. Pengkajian
1) Aktivitas/ istirahat
Melaporkan kelelahan
Melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan sendiri / teknik
relaksasi
Lingkaran hitam di bawah mata
2) Sirkulasi
Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg
3) Integritas ego
Dapat merasakan kehilangan kontrol / sebaliknya, menangis, stress dan
kelelahan
4) Eliminasi
Keinginan untuk defekasi, kemungkinan terjadi distensi kandung kemih
5) Nyeri / ketidaknyamanan
Dapat merintih / menangis selama kontraksi
Melaporkan rasa terbakar / meregang pada perineum
Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong
Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 – 2 menit
6) Pernafasan
Peningkatan frekwensi pernafasan dan pola nafas menjadi tidak teratur
7) Seksualitas
Servik dilatasi penuh (10 cm)
Peningkatan perdarahan pervagina
Membrane mungkin rupture, bila masih utuh
Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi
b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d tekanan mekanis pada bagian presentasi
2. Penurunan curah jantung b.d fluktasi aliran balik vena
3. Risiko kerusakan integritas kulit bd ruptur perineum, defleksi kepala
terlalu cepat, bayi besar, tekanan presentasi
c. Intervensi
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan 1. Identifikasi derajat
tekanan mekanis asuhan keperawatan ketidaknyamanan
pada bagian selama….,diharapkan 2. Teknik counter
presentasi nyeri terkontrol pressure, menekan
dengan kriteria hasil: pada sakrum 2-3
TTV dbn 3. Bantu pasien memilih
Pasien dapat posisi yang nyaman
mendemostrasikan untuk mengedan
nafas dalam dan 4. Pantau tanda vital ibu
teknik mengedan dan DJJ
5. Kolaborasi
pemasangan kateter
dan anastesi
6. Ajarkan teknik
meneran yang benar,
tarik nafas dalam dan
kedua tangan
memeluk kedua
pangkal paha, angkat
kepala ibu, lihat
kepala bayi yang mau
lihat, sambil mengejan
tidak boleh bersuara
2. Penurunan curah Setelah dilakukan 1. Pantau tekanan darah
jantung b.d asuhan keperawatan dan nadi tiap 5 – 15
fluktuasi aliran selama…..,diharapkan menit
balik vena kondisi 2. Anjurkan pasien
cardiovaskuler pasien untuk inhalasi dan
membaik dengan ekhalasi selama upaya
kriteria hasil: mengedan
TD dan nadi dbn 3. Anjurkan klien /
Suplay O2 tersedia pasangan memilih
posisi persalinan yang
mengoptimalkan
sirkulasi.
3. Risiko kerusakan Setelah asuhan 1. Bantu klien dan
integritas kulit keperawatan pasangan pada posisi
perineum (ruptur selama….,diharapkan tepat
perineum) bd integritas kulit 2. Bantu klien sesuai
dilatasi terkontrol dengan kebutuhan
kriteria hasil: 3. Kolaborasi epiostomi
Luka perineum garis tengah atau
tertutup medic lateral
(epiostomi) 4. Kolaborasi terhadap
pemantauan kandung
kemih dan kateterisasi
5. Tangan kanan
menahan perineum
tangan kiri mengatur
fleksi kepala
4. KALA III
a. Pengkajian
1. Aktivitas / istirahat
Klien tampak senang dan keletihan
2. Sirkulasi
Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat dan kembali
normal dengan cepat
Hipotensi akibat analgetik dan anastesi
Nadi melambat
3. Makan dan cairan
Kehilangan darah normal 250 – 300 ml
4. Nyeri / ketidaknyamanan
Dapat mengeluh tremor kaki dan menggigil
5. Seksualitas
Darah berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas
Tali pusat memanjang pada muara vagina
b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d trauma jaringan setelah melahirkan
2. Risiko terjadi perdarahan bd plasenta belum lahir, ruptur jalan lahir,
kontraksi uterus melemah
3. Risiko cidera maternal
c. Intervensi
DIAGNOSA
NO KEPERAWATA NOC NIC
N
2. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan 1. Bantu penggunaan
trauma jaringan asuhan keperawatan teknik pernapasan
setelah selama…,diharapkan 2. Berikan kompres es
melahirkan nyeri terkontrol pada perineum
dengan criteria hasil: setelah melahirkan
Pasien dapat 3. Ganti pakaian dan
control nyeri liner basah
4. Berikan selimut
penghangat
5. Kolaborasi perbaikan
episiotomy
1. Risiko Setelah dilakukan 1. Instruksikan klien
kekurangan asuhan keperawatan untuk mendorong
volume cairan selama….,diharapkan pada kontraksi
cairan seimbang 2. Kaji tanda vital
denngan criteria hasil: setelah pemberian
TTV dbn oksitosin
Darah yang 3. Palpasi uterus
keluar ± 200 – 4. Kaji tanda dan gejala
300 cc shock
5. Massase uterus
dengan perlahan
setelah pengeluaran
plasenta
6. Kolaborasi pemberian
cairan parentral
3. Risiko cedera Setelah dilakukan 1. Palpasi fundus uteri
maternal asuhan keperawatan dan massase dengan
selama….,diharapkan perlahan
cidera terkontrol 2. Kaji irama pernafasan
dengan criteria hasil: 3. Bersihkan vulva dan
Plasenta keluar perineum dengan air
utuh dan larutan antiseptic
TTV dbn 4. Kaji perilaku klien
dan perubahan system
saraf pusat
5. Dapatkan sampel
darah tali pusat, kirim
ke laboratorium untuk
menentukan golongan
darah bayi
6. Kolaborasi pemberian
cairan parenteral
5. KALA IV
a. Pengkajian
1. Aktivitas
Dapat tampak berenergi atau kelelahan
2. Sirkulasi
Nadi biasanya lambat sampai (50-70x/menit) TD bervariasi, mungkin
lebih rendah pada respon terhadap analgesia/anastesia, atau meningkat
pada respon pemberian oksitisin atau HKK,edema, kehilangan darah
selama persalinan 400-500 ml untuk kelahiran pervagina 600-800 ml
untuk kelahiran saesaria
3. Integritas Ego
Kecewa, rasa takut mengenai kondisi bayi, bahagia
4. Eliminasi
Haemoroid, kandung kemih teraba di atas simfisis pubis
5. Makanan/cairan
Mengeluh haus, lapar atau mual
6. Neurosensori
Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya anastesi
spinal
7. Nyeri/ketidaknyamanan
Melaporkan nyeri, missal oleh karena trauma jaringan atau perbaikan
episiotomy, kandung kemih penuh, perasaan dingin atau otot tremor
8. Keamanan
Peningkatan suhu tubuh
9. Seksualitas
Fundus keras terkontraksi pada garis tengah terletak setinggi umbilicus,
perineum bebas dan kemerahan, edema, ekimosis, striae mungkin pada
abdomen, paha dan payudara.
b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d efek hormone, trauma,edema jaringan, kelelahan fisik
dan psikologis, ansietas.
2. Penurunan koping keluarga b.d transisi/peningkatan anggota keluarga
3. Resiko kekurangan volume cairan
c. Intervensi
DIAGNOSA
NO KEPERAWATA NOC NIC
N
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan 1. Kaji sifat dan derajat
efek hormone, tindakan keperawatan ketidaknyamanan
trauma,edema selama … diharapkan 2. Beri informasi yang
jaringan, pasien dapat tepat tentang perawatan
kelelahan fisik mengontrol nyeri, nyeri selama periode
dan psikologis, berkurang dengan pascapartum
ansietas Kriteria hasil : 3. Lakukan tindakan
Pasien melaporkan kenyamanan
nyeri berkurang 4. Anjurkan penggunaan
Menunjukkan postur teknik relaksasi
dan ekspresi wajah 5. Beri analgesic sesuai
rileks kemampuan
Pasien merasakan
nyeri berkurang
pada skala nyeri
(0-2)
3. Penurunan koping Setelah dilakukan 1. Anjurkan klien untuk
keluarga b.d asuhan keperawatan menggendong,
transisi/peningkat selama…..,diharapkan menyentuh bayi
an anggota proses keluarga baik 2. Observasi dan catat
keluarga dengan kriteria hasil: interaksi bayi
o Ada kedekatan ibu 3. Anjurkan dan bantu
dengan bayi pemberian ASI,
tergantung pada
pilihan klien
2. Resiko Setelah dilakukan 1. Tempatkan klien pada
kekurangan asuhan keperawatan posisi rekumben
volume cairan selama….,diharapkan 2. Kaji hal yang
cairan simbang dengan memperberat kejadian
criteria hasil: intrapartal
TD dbn 3. Kaji masukan dan
Jumlah dan warna haluaran
lokhea dbn 4. Perhatikan jenis
persalinan dan anastesi,
kehilangan daripada
persalinan
5. Kaji tekanan darah dan
nadi setiap 15 menit
6. Dengan perlahan
massase fundus bila
lunak
7. Kaji jumlah, warna dan
sifat aliran lokhea
8. Kolaborasi pemberian
cairan parentral
DAFTAR PUSTAKA
Kyle, Terry & Ricci, Susan Scott. 2009. Maternity and pediatric nursing. China :
Wolters Kluwer Health | Lippincott Williams & Wilkins.
Lippincott Williams & Wilkins. 2007. Lippincott Manual Of Nursing Practice Pocket
Guides Maternal- Neonatal Nursing. Amerika : Lippincott Williams & Wilkins
Moorhead, Sue., dll. 2016. Nursing Outcome Classification (NOC) 5th Indonesian
Edition. Elsevier. Sigapore
Putrono dan Wagiyo. 2016. Asuhan Keperawatann Antenatal, Intranatal, dan Bayi
Baru Lahir Fisiologi dan Patologis. Yogyakarta : CV Andi Offset