Anda di halaman 1dari 14

A.

LAPORAN PENDAHULUAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM


1. Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah mual (nausea) dan muntah sebagai
suatu gejala yang wajar yang terjadi pada kehamilan trimester 1,  6
minggu kehamilan. Mual biasanya terjadi pada pagi hari dan gejala ini
biasa berlangsung  10 minggu.Hiperemesis gravidarum adalah keadaan
dimana penderita mual dan muntah lebih dari 10 kali dalam 24
jam,sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-hari (Arief B,
2009).
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada
wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada
umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi (Mochtar, 1998).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Hiperemesis
Gravidarum (HG) adalah suatu keadaan pada awal kehamilan (sampai
trisemester II) yang ditandai dengan rasa mual dan muntah berlebihan
dalam waktu relatif lama bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan
dehidrasi dan berat badan berkurang.
2. Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Frekuensi
kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang
dikemukakan (Rustam Mochtar, 1998).
 Umumnya terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan
kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG
 Faktor organik, yaitu karena masuknya viki khoriales dalam sirkulasi
maternal dan perubahan metabollik akibat kehamilan serta resitensi
yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan-perubahan ini serta
adanya alergi yaitu merupakan salah satu respon dari jaringan ibu
terhadap janin.
 Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah
tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan
persalinan, takut terhadap tanggungan sebagai ibu dapat menyebabkan
konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai
ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai
pelarian kesukaran hidup.
 Faktor endokrin lainnya : hipertyroid, diabetes, mag dan lain-lain.
3. Klasifikasi
Batas jelas antara mual yang masih fisiologik dalam kehamilan
dengan hiperemesis gravidarum tidak ada; tetapi bila keadaan umum
penderita terpengaruh, sebaiknya ini dianggap sebagai hiperemesis
gravidarum. Hiperemesis gravidarum menurut berat ringannya gejala
dapat dibagi dalam 3 tingkatan:
1) Tingkatan I: Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan
umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat
badan menurun dan merasa nyeri pada epigastrium. nadi meningkat
sekitar 100 kali/menit dan tekanan darah sistolik turun, turgor kulit
mengurang, lidah mongering dan mata cekung.
2) Tingkatan II: penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit
mengurang, lidah mengering dan Nampak kotor, nadi kecil dan cepat,
suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikterik. Berat badan
menurun dan mata menjadi cekung, tensi turun, hemokonsentrasi
oliguria dan konstipasi. Aseton dapat tercium dalam hawa pernafasan,
karena pempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam
kencing.
3) Tingkatan III : Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti,
kesadaran makin menurun hingga mencapai somnollen atau koma,
terdapat ensefalopati werniche yang ditandai dengan : nistagmus,
diplopia, gangguan mental, kardiovaskuler ditandai dengan: nadi kecil,
tekanan darah menurun, dan temperature meningkat, gastrointestinal
ditandai dengan: ikterus makin berat, terdapat timbunan aseton yang
makin tinggi dengan bau yang makin tajam. Keadaan ini adalah akibat
sangat kekurangan zat makanan termasuk vitamin B kompleks.
Timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati (Wiknjosastro,
2005).

4. Manifestasi klinis
Tingkat I
a. Muntah terus menerus sehingga menimbulkan :
1) Dehidrasi : turgor kulit turun
2) Nafsu makan berkurang
3) Berat badan turun
4) Mata cekung dan lidah kering
b. Epigastrium nyeri karena asam lambung meningkat dan terjadi
regurgitasi ke esophagus
c. Nadi meningkat dan tekanan darah turun
d. Frekuensi nadi sekitar 100 kali/menit
e. Tampak lemah dan lemas
Tingkat II
a. Dehidrasi semakin meningkat akibatnya :
1) Turgor kulit makin turun
2) Lidah kering dan kotor
3) Mata tampak cekung dan sedikit ikteris
b. Kardiovaskuler
1) Frekuensi nadi semakin cepat > 100 kali/menit
2) Nadi kecil karena volume darah turun
3) Suhu badan meningkat
4) Tekanan darah turun
c. Liver
Fungsi hati terganggu sehingga menimbulkan icterus
d. Ginjal
Dehidrasi menimbulkan gangguan fungsi ginjal yang yang
menyebabkan
1) Oliguria
2) Anuria
3) Terdapat timbunan benda keton aseton. Aseton dapat tercium dalam
hawa pernafasan
e. Kadang – kadang muntah bercampur darah akibat ruptur esofagus dan
pecahnya mukosa lambung pada sindrom mallory weiss.
5. Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa
terjadi pada trimester I. Bila terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan
dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.
Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat
dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena okisidasi lemak
yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-
asetik, asam hidroksida butirik, dan aseton dalam darah. Kekurangan
volume cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah menyebabkan
dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium
dan klorida darah turun. Selain itu, dehidrasi menyebabkan
hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini
menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang pula
tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Kekurangan kalium sebagai
akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal menambah
frekuensi muntah – muntah lebih banyak, dapat merusak hati dan
terjadilah lingkaran yang sulit dipatahkan.
Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi
robekan pada selaput lender esophagus dan lambung (Sindroma Mallory
Weiss) dengan akibat perdarahan gastrointestinal. Pada umumnya robekan
ini ringan dan perdarahan dapat berhenti sendiri, jarang sampai diperlukan
transfusi atau tindakan operatif (Wiknjosastro, 2005).
6. Pathway

Faktor organik Faktor psikologi Faktor endokrin

Alergi terhadap Pikiran sehingga


Peningkatan ektrogen
bau atau makanan memperberat

Penurunan pengosongan
lambung

Mual , muntah Peningkatan tekanan


pada ibu hamil gastar

HIPEREMESIS GRAVIDARUM NYERI AKUT


(D.0077)

Intake nutrisi menurun Kehilangan cairan berlebih

DEFISIT NUTRISI Dehidrasi Aliran darah ke jaringan


(D.0019) menurun
KETIDAKSEIMBANGAN
CAIRAN DAN ELEKTROIT Metabolisme Perfusi
(D.0036) intra sel jaringan otak
menurun
Penurunan
kesadaran
Otot lemah

Intoleransi aktivitas
(D.0056)
7. Komplikasi
a. Dehidrasi
b. Ikterik
c. Takikardi
d. Suhu tubuh meningkat
8. Pemeriksaan penunjang
1) Laboratorium
- Kadar potassium, sodium, klorida, dan protein menurun
- Hemoglobin dan hematokrit menurun
- Urinalisis : adanya keton dan kadang-kadang  adanya protein
- Kadar vitamin dalam darah menurun
2) Usg
9. Penatalaksanaan
1) Non medis
- Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah
merupakan gejala yang flsiologik pada kehamilan muda dan akan
hilang setelah kehamilan 4 bulan, mengajurkan mengubah makan
sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering
- Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi
dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.
- Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan.
- Makanan dan minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas
atau sangat dingin.
2) Medis
- Obat-obatan
Sedativa yang sering digunakan adalah Phenobarbital. Vitamin
yang dianjurkan Vitamin B1 dan B6 Keadaan yang lebih berat
diberikan antiemetik sepeiti Disiklomin hidrokhloride atau
Khlorpromasin. Anti histamin ini juga dianjurkan seperti
Dramamin, Avomin
- Cairan parenteral
Berikan cairan- parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan
protein dengan Glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik
sebanyak 2-3 liter per hari. Bila perlu dapat ditambah Kalium dan
vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. Bila ada
kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra
vena.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Data subjektif
1) Biodata : mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi:
nama, umur, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status
perkawinan, perkawinan ke- , lamanya perkawinan dan alamat.
2) Keluhan utama: mual muntah yg hebat pada pagi hari atau setelah
makan, nyeri epigastrik, tidak nafsu makan, merasa haus
3) Riwayat Kesehatan sekarang: meliputi awal kejadian dan
lamanya mual dan muntah, kaji warna volume, frekuensi dan
kualitasnya. Kaji juga factor yg memperberat dan memperingan
keadaan, serta pengobatan apa yang pernah dilakukan.
4) Riwayat Kesehatan Dahulu : penyakit yang mengancam nyawa ,
penyakit yang mempengaruhi kondisi saat ini.
5) Riwayat Kesehatan Keluarga : Berdasarkan garis keturunan dari
Ny. D keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit yang dapat
diturunkan. Begitu juga dengan garis keturunan dari Tn.E tidak ada
riwayat penyakit yang dapat menular ataupun diturunkan, seperti
penyakit DM, TBC atau penyakit menular seksual.
6) Pola Fungsi Gordon
a. Pola penatalaksanaan kesehatan/persepsi kesehatan
prioritas pertama dalam keluarganya, jika anggota keluarga yang
sakit langsung dibawa ketempat pelayanan kesehatan seperti
puskesmas, RS.
b. Pola nutrisi metabolic
Pasien mulai mual muntah senhingga mengganggu pola
makannya.
c. Pola eliminasi
Pasien tidak mengalami ganngguan pada pola eliminasi
d. Pola aktifitas dan latihan
Terdapat perubahan pola aktivitas karena kondisi badan yang
lemas akibat pengaruh mual dan muntah
e. Pola tidur dan istirahat
Pola tidur terganggu karna mual,pusing.
f. Pola kongnitif-perseptual keadekuatan alat sensori
Umumnya tidak ada gangguan pada pola kongnitif
g. Pola perspsi-konsep diri
Bagaimana pola konsep diri keinginan untuk sembuhnya
h. Pola peran
Pasien umumnya sebelum sakit dia bertanggung pekerjan
rumahnya, selama sakit tanggung jawab pasien di ambil alih oleh
suami dan orang tuanya
i. Pola seksual reproduksi
Kaji hubungan seksual dan haid
j. Pola koping dan tolerasi stress
Steres sangat berpengaruh sehingga dapat memperberat mual dan
muntah.
k. Pola nilai dan keyakinan
Ibadah selama dirumah sakit dan pola keyakinan bahwa dia akan
sembuh
7) Pemeriksan Fisik (head to toe)
1. Antroponetri : TB.BB, LL

2. Keadaan Umum : baik, kesadaran kompasmentis


3. Kepala dan wajah : kaji bentuk muka dan keaddan kepala pasien
4. Leher : kaji adanya otot bantu nafas, pembesaran kelenjar tiroid
dll
5. Dada : ada 2 yang dikaji paru-paru dan jantung yang meliputi
inspeksi, palpasi,perkusi, auskultasi
6. Abdomen : kaji bentuk abdomen,bising usus, garis spinder dan
lakukan inspeksi,askultasi, palpasi perkusi.
Pemeriksaan leopold :Leopold 1, Leopold, Leopold 3, Leopold 4
Pengkajian DDJ :belum jelas karna kandungan masih umur 3
bulan

7. Pelvis dan genetalia


Kaji apakah ada pendarahan
8. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium, Usg
9. Terapi
- Ondansentron
- Vit B komplek
2. Diagnosa
1) Defisit nutrisi b/d ketidakmampuan mencerna makanan ditandai
dengan nafsu makan menurun, mual muntah, bb menurun, bising
usus meningkat, takikardi. (D.0019)
2) Ketidakseimbangan cairan dan elelktroit b/d mual muntah ditandai
dengan turgor kulit menurun, bibir kering. (D.0036)
3) Nyeri akut b/d inflamasi pada lambung ditandai dengan px
mengeluh nyeri perut, takikardi, meringis kesakitan. (D.0077)
4) Intolerasi aktivitas b/d kelemahan ditandai dengan badan lemas,
lelah, dan merasa lemah. (D.0056)
3. Intervensi
1) Defisit nutrisi
Setelah dilakukan asuhan keperawaan 3x24 jam kebutuhan nutrisi
terpenuhi
Kriteria hasil :
- Klien mampu mengkonsumsi asupan oral diet yang mengandung
zat gizi yang adequat.
- Klien tidak mengalami nausea dan vomitus.
- Klien makan diit yang telah di programkan.
- Klien akan mengalami peningkatan berat badan yang sesuai
selama hamil.

Intervensi :

1) Identifikasi perubahan berat badan


2) Identifikasi makan yang disukai
3) Sajikan makanan dalam betuk yang menarik dan suhu yang
sesuai hangat
4) Berikan makan yang tinggi kalori dan tinggi protein
5) Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering
6) Anjurkan untuk menghindari makanan yang berlemak karena
dapat merangsang mual dan muntah.
7) Anjurkan untuk makan makanan selingan seperti biskuit, roti
dan teh (panas) hangat sebelum bagun tidur pada siang hari
dan sebelum tidur karena makanan selingan dapat mengurangi
atau menghindari rangsang mual muntah yang berlebih
8) Kolaborasi dengan dokter pemberian suplemen, pemberian
midikasi sebelum makan (mis. Peredah nyeri,antiemitik)
9) Kolaborasi dengan ahli gizi jumlah kalori dan jenis nutrisi
yang dibutuhkan pasien
2) Ketidakseimbangan cairan dan elektroit
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam kebuutuhan
cairan terpenuhi
Kriteria hasil :
- Keseimbangan cairan dan elektrolit akan kembali ke kondisi
normal, yang terbukti dengan turgor kulit normal, membran mukosa
lembab, berat badan stabil, tanda-tanda vital dalam batas normal;
elektrolit, serum, hemoglobin, hematokrit, dan berat jenis urin akan
berada dalam batas normal.
- Klien tidak akan muntah lagi
Intervensi :
1. Identifikasi kehilangan cairan (mis : muntah,drainase)
2. Memberikan cairan jika perlu
3. Observasi tanda-tanda vital
4. Monitor status hidrasi ( misal frekuensi nadi, kekuatan nadi,
akral, pengisian kapiler, kelembaban mukosa, turgor kulit,
tekanan darah )
5. Menganjurkan pasien makan makanan yang tinggi kalium :
seperti bayam, brokoli
6. Kolaborasi dengan dokter pemberian deuretik jika perlu
3) Nyeri Akut
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 2X24 jam nyeri dapat
berkurang
Kriteria hasil :
- Nyeri hilang atau berkurang
- pasien dapat beristirahat dengan tenang
Intervensi :
1. identifikasi skala nyeri, karakteristik, kualitas, frekuensi dan
lokasi nyeri.
2. Identifikasi respon nyeri non verbal
3. Berikan lingkungan yang nyaman (mis. Suhu, kebisingan dll)
4. Ajarkan penggunaan tekhnik relaksasi dan distraksi
5. Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi.
4) Intoleransi aktivitas
5) Setelah dilakukan asuhan keperawatan 2x24jam Pasien dapat
beraktivitas secara mandiri.
Kriteria hasil :
- Pasien dapat memperlihatkan kemajuan khususnya tingkat yang
lebih tinggi.
Intervensi :
1. Identifikasi fungsi tubuh yang mengakiatkan kelelahan
2. Monitor pola tidur
3. Anjurkan pasien tirah baring dan sering mengubah posisi
4. Anjurkan pasien tetap melakukan aktifitas yang ringan
5. Kolabirasi dengan gizi tentangmeningkatkan asupan makan
4. Implementasi
Suatu perencanaan yang dimasukan dalam tindakan selama fase
implementasi ini fase kerja aktual yang disusun dan dilaksanakan oleh
perawat yang bertugas dengan kreteria hasil yang harus dicapai:
- Pasien tidak mual dan muntah
- Nyeri berkurang
- Turgor kulit baik, mukosa bibir lembab
- Pasien dapat beraktivitas dengan baik
5. Evaluasi
Tahap akhir proses keperawatan untuk mengukur dan keberasilan
dalam memenuhi kebbutuhan klien.
Daftar pustaka

Arief.B. 2009. Buku Saku Maternitas Edisi 3. ECG. Jakarta

Wiknjosastro H. 2005. Ilmu Kebidanan. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.

Prawirohardjo. 2005. Ilmu Kebidanan, Jakarta; Tridasa Printer.

Fadlun, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta: Salemba Medika. Hlm. 39-40.

PPNI.T.P (2017) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Dewan pengurus pusat.


Jakarta selatan

PPNI.T.P (2017) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Dewan pengurus pusat.


Jakarta selatan.

PPNI.T.P (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Dewan pengurus pusat.


Jakarta selatan.

PPNI.T.P (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Dewan pengurus pusat. Jakarta
selatan.
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM

DI RSI SAKINAH MOJOKERTO

Oleh :

LIYA WANDA SARI

NIM:201704066

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA SEHAT PPNI

MOJOKERTO

2020

Anda mungkin juga menyukai