Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan (JMIAK)

ISSN: 2621-6612 | ESSN: 2622-6944 | Email: jmiakmedrec@gmail.com


Volume 4 Nomor 01 Juni 2021 Halaman 58-65

EVALUASI PENERAPAN IDENTIFIKASI PASIEN DI KLINIK


LARAS HATI SEWON

Tria Harsiwi1, Nurul Insani2

Prodi DIV Manajemen Informasi Kesehatan


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan AKBIDYO
*email : triaharsiwi92@gmail.com

ABSTRACT

The aim of this research was to evaluate the implementation of patient identification in
Laras Hati Clinic. The type of research used in this study is descriptive with qualitative
approach. The subject of this study consist of nurse and midwife in Laras Hati Clinic. This
research has been carried out since August 2018 until October 2018. The Implementation of
identification patient in Laras Hati Clinic has not implemented optimally. patient
identification wristbands are not completely available. There were no operational procedure
in the use of wristbands and procedures for implementing patient identification. It has been
implemented but the implementation has not been optimal. It caused by the unavailability of
policies and standard operational procedures in the implementation of patient identification
and identification patient wristbands, and also the patient safety culture has not yet been
established in this clinic.
Keyword : Evaluation, Patient Identification, Implementation patient identification

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi penerapan identifikasi pasien yang


dilaksanakan di Klinik Laras Hati. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Penelitian dilakukan sejak Agustus sampai Oktober 2018 dengan
subjek penelitian bidan dan perawat. Pelaksanaan Identifikasi pasien di Klinik Laras Hati belum
berjalan dengan maksimal. Ketersediaan gelang identifikasi pasien yang belum lengkap. Belum
terdapat standar operasional prosedur dalam pemakaian gelang dan prosedur pelaksanaan
identifikasi pasien. Petugas belum tertib dalam pemakaian gelang identitas pasien.Identifikasi
pasien di Klinik Laras Hati telah dilaksanakan namum pelaksanaannya belum sepenuhnya
maksimal. Belum maksimalnya pelaksanaan identifikasi pasien adalah belum tersedianya
kebijakan dan standar operasional prosedur dalam pelaksanaan identifikasi pasien maupun
pemasangan gelang pasien. Budaya keselamatan pasien juga belum terbangun di Klinik ini.
Kata Kunci : Evaluasi, Identifikasi Pasien, Implementasi identitifikasi Pasien

58
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan (JMIAK)
ISSN: 2621-6612 | ESSN: 2622-6944 | Email: jmiakmedrec@gmail.com
Volume 4 Nomor 01 Juni 2021 Halaman 58-65

PENDAHULUAN Sewon, Bantul. Posisi klinik ini berada di


Identifikasi pasien merupakan antara dua kampus, yaitu Institut Seni
sasaran keselamatan pasien yang akan Indonesia dan kampus Stikes Akbidyo
dilakukan pertama kali pada seorang dengan lingkungan bangunan yang cukup
pasien. Hal ini tertera dalam Peraturan padat dengan pemukiman penduduk.
Menteri Kesehatan No 11 Tahun 2017 Kunjungan pasien di klinik ini mencapai
tentang Keselamatan Paisen. Sasaran ini 100 pasien pada tiap harinya. Selama ini
dimaksudkan untuk melakukan dua kali belum pernah dilakukan evaluasi
pengecekan yaitu identifikasi pasien pelaksanaan identifikasi pasien di klinik
sebagai individu yang akan menerima Laras Hati, sehingga peneliti tergugah
pelayanan atau pengobatan dan untuk untuk mengevaluasi pelaksanaan
kesesuaian pelayanan atau pengobatan identifikasi pasien yang telah dilakukan
terhadap individu tersebut. Kesalahan selama ini di klinik tersebut.
dalam mengidentifikasi pasien dapat terjadi
hampir di semua tahapan diagnosis dan
METODE PENELITIAN
pengobatan maka perlu dilakukan
Metode penelitian yang digunakan
identifikasi dengan tepat pada pasien
dalam penelitian ini adalah penelitian
dengan setidaknya ada dua data untuk
kualitatif dengan pendekataan content
identifikasi pasien yaitu nama dan nomor
analysis dilakukan dengan melakukan
yang sesuai dengan yang tertera sesuai
wawancara mendalam atau indept
dengan yang ada berkas rekam medis
interview. Menurut Azwar (2014)
pasien.
penelitian dengan pendekatan kualitatif
Keamanan pelayanan di rumah sakit
lebih menekankan analisisnya pada proses
salah satunya dimulai dari ketepatan
penyimpulan deduktif dan induktif serta
identifikasi pasien. Kesalahan dalam
pada analisis terhadap dinamika hubungan
identifikasi pasien diawal pelayanan
antar fenomena yang diamati, dengan
berdampak pada terjadinya kesalahan
menggunakan logika ilmiah. Dalam hal ini
pelayanan di tahap selanjutnya (WHO,
penelitian dilakukan untuk mengevaluasi
2007). Rumah sakit harus menjamin proses
pelaksanaan identifikasi pasien di Klinik
identifikasi ini dapat berjalan dengan benar
Laras Hari. Rancangan penelitian ini adalah
sejak pertama kali pasien didaftar
menggunakan Cross sectional.
(Setyowati, 2013).
Penelitian tahun 2013 dilakukan di HASIL DAN PEMBAHASAN
87 Klinik Dokter Umum di Australia Penelitian tentang pelaksanaan
melaporkan terdapat 24 kejadian Nyaris identifikasi pasien telah dilaksanakan pada
cidera (27%) yang disebabkan karena Bulan Juni sampai September 2018 dengan
kesalahan pasien atau “wrong patient” dan melakukan wawancara mendalam oada 4
kesalahan pemberian obat. Kejadian informan wawancara dan melakukan
tersebut kemudian dievaluasi oleh semua pengamatan atau observasi sarana dan
klinik tersebut dengan adanya strategi dokumen pendukung pelaksanaan
pelayanan dengan menggunakan teknologi identifikasi pasien.
informasi dalam proses identifikasi dan Identifikasi pasien merupakan
pelayanan pada pasien. hal mendasar yang perlu diperhatikan oleh
seluruh tenaga kesehatan sebagai salah satu
Klinik Larashati berada di lokasi
penerapan keselamatan pasien. Maksud
yang cukup strategis, yaitu berlokasi di Jl.
sasaran ini adalah untuk melakukan dua
Parangtritis Km.6, Sewon, Panggungharjo,

59
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan (JMIAK)
ISSN: 2621-6612 | ESSN: 2622-6944 | Email: jmiakmedrec@gmail.com
Volume 4 Nomor 01 Juni 2021 Halaman 58-65

kali pengecekan yaitu pertama, untuk Tabel 1 Hasil Pengamatan


identifikasi pasien sebagai individu yang Ketersediaan GelangIdentitas
akan menerima pelayanan atau pengobatan Pasien di Klinik Laras Hati Sewon
dan kedua untuk kesesuaian pelayanan atau Bantul
pengobatan terhadap individu tersebut. No Komponen Keterangan
Memastikan dengan benar yang di
identitas pasien merupakan hal penting observasi
untuk mencegah kesalahan dalam 1 Gelang Belum Ada
pelayanan (Morrison, 2010). Kesalahan Identitas
Pasien
yang terjadi selama pemberian pelayanan
Dewasa
dapat berakibat fatal (Marquard, 2011). berdasarkan
Pelaksanaan identifikasi pasien ini tidak Jenis
terlepas dari sarana pendukung seperti Kelamin
gelang identitas pasien. 2 Gelang Sudah Ada
Identitas tetapi tidak
1. Ketersediaan gelang identitas pasien Bayi selalu
Pelaksanaan identifikasi pasien dimulai digunakan
sejak di tempat pendaftaran pasien atau 3 Gelang Belum Ada
tempat penerimaan pasien (TPP). Resiko Jatuh
4 Gelang Belum Ada
Identitas pasien dicetak pada stiker yang
Alergi Obat
ditempel pada gelang identitas pasien
dan juga tertera pada formulir
permintaan pemeriksaan penunjang. Tabel 1 di atas menunjukkan
Identitas pasien yang tertera pada stiker hasil pengamatan yang dilakukan di
atau ditulisakan pada gelang identitas Klinik Laras Hati didapatkan hasil
terdiri dari 4 item meliputi nama, bahwa klinik ini baru mempunyai
alamat, tanggal lahir dan no rekam gelang identitas bayi, sedangkan gelang
medis pasien. Gelang identitas identitas lainnya seperti gelang resiko
dibedakan berdasarkan kriteria berikut : jatuh (gelang berwarna kuning), gelang
a. Merah muda untuk pasien alergi obat (gelang berwarna merah) dan
berjenis kelamin perempuan gelang identitas pasien dewasa belum
b. Biru muda untuk pasien berjenis tersedia di Klinik Larashati.
Ketersediaan gelang identitas pasien
kelamin laki-laki.
yang belum lengkap ini juga
c. Gelang Bayi
disampaikan langsung oleh informan,
d. Merah untuk pasien alergi obat- berikut kutipan hasil wawancara yang
obatan didapatkan dari informan.
e. Kuning untuk pasien dengan
risiko jatuh “disini emang gak pakai gelang kok
Berikut hasil pengamatan ketersediaan mbak e, ada sih gelang bayi aja tapi
gelang identitas pasien di Klinik Laras jarang dipakai nya juga” (informan 1)
Hati;
“ kalo gelang pasien yaa cuma gelang
bayi aja mbak disini, kalo kayak yang
lainnya itu belum ada” (informan 2)

60
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan (JMIAK)
ISSN: 2621-6612 | ESSN: 2622-6944 | Email: jmiakmedrec@gmail.com
Volume 4 Nomor 01 Juni 2021 Halaman 58-65

Belum maksimalnya pemakaian Tabel 2 Hasil Pengamatan


gelang bayi juga disampaikan oleh Ketersediaan Panduan atau Standar
informan bahwa gelang bayi tidak selalu Prosedur Proses Identifikasi Pasien
dipakai karena pasien rawat inap yang di Klinik Laras Hati Sewon Bantul
berjumlah sedikit. Hasil wawancara No Komponen Keterangan
tersebut menunjukkan bahwa salah satu yang di
alasan belum maksimalnya pemakaian observasi
gelang pasien adalah karena petugas 1 SOP/Prosedur/ Belum Ada
Kebijakan
merasa jumlah pasien rawat inap yang
Pelaksanaan
tidak banyak sehingga petugas merasa Keselamatan
tidak perlu pemakaian gelang identitas Pasien
pasien. 2 SOP/Prosedur/ Belum ada
2. Ketersedian Prosedur atau Kebijakan Kebijakan
Pelaksanaan Identifikasi Pasien Pelaksanaan
Prosedur atau panduan Identifikasi
merupakan suatu acuan dalam Pasien
pelaksanaan identifikasi pasien. Hal ini 3 SOP / Prosedur Belum Ada
pemasangan
juga merupakan salah satu komponen
gelang pasien
terlaksananya identifikasi pasien secara
benar dan tepat. Tanpa ada panduan atau
acuan maka pelaksanaan identifikasi Standar Operasional Prosedur
pasien tidak dapat dilaksanakan dengan (SOP) atau panduan pelaksanaan proses
tepat. keselamatan kasien belum tersedia di
Standar Operasional Prosedur Klinik Laras Hati. Begitu juga dengan
(SOP) merupakan panduan yang prosedur pelaksanaan identifikasi pasien
digunakan untuk memastikan kegiatan yang juga belum terdapat di Klinik
operasional organisasi atau perusahaan Laras Hati. Menurut hasil wawancara
berjalan dengan lancar (Sailendra, panduan dan prosedur untuk proses
2015). Maka ketersediaan prosedur identifikasi pasien ini memang belum
pelaksanaan ini juga merupakan hal dibuat dan menurut informan saat ini
yang penting dalam pelayanan semua SOP sedang dalam proses
kesehatan. pembuatan. Berikut kutipan wawancara
dengan informan :
Berikut ini hasil pengamatan
peneliti tentang ketersediaan dokumen “belum ada mbak, tapi insyaalloh bentar
seperti panduan pelaksanaan atau lagi bakal ada heheh, baru mau pada
kebijakan yang mendukung pelaksanaan dibikin” (Informan 3)
identifikasi pasien :
“ oh yang kayak SOP gitu ya mb, itu
sih belum ada mbak, kayaknya tapi akan
diadakan kok mb. Cuma belum tau
kapannya, soale juga buat akreditasi
bentar lagi” (Informan 4)

Pelaksanaan identifikasi
pasien di Klinik Laras Hati belum

61
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan (JMIAK)
ISSN: 2621-6612 | ESSN: 2622-6944 | Email: jmiakmedrec@gmail.com
Volume 4 Nomor 01 Juni 2021 Halaman 58-65

mempunyai beberapa panduan atau “identifikasi itu kan salah satu standard penting
prosedur dalam melaksanakan di 6 standar keselamatan pasien jadi ketepatan
identifikasi pasien, hal ini menjadi salah proses identifikasi itu pasti penting mbak untuk
satu hambatan terlaksananya identifikasi keselamatan dan keamanan pasien dan untuk
pasien karena dengan tidak adanya kita juga sih mbak, biar kita juga gak salah
panduan pelaksanaan maka tidak ada ngasih pelayanan ke pasien” (Triangulasi)
acuan bagi para tenaga medis dalam Petugas juga mengetahui
melaksanakan identifikasi pasien secara item atau komponen apa saja yang harus
benar dan tepat. ada dalam gelang identitas pasien yaitu
meliputi nama pasien, nomor rekam
3. Pemahaman Proses Identifikasi Pasien medis dan tanggal lahir pasien yang
dan Pelaksanaannya sesuai dengan data yang ada di rekam
Berdasarkan hasil medis pasien. Berikut kutipan jawaban
wawancara mendalam pada 4 orang informan.
informan, pada umumnya perawat atau “ kalau setau saya sih yang harus ada di
bidan memiliki pengetahuan dan gelang itu nama, no RM sama tanggal
pemahaman yang baik tentang sistem lahir mbak” (Informan 1)
identifikasi. Mereka sebenarnya “itu kalau di RS udah cetak gitu, kalau
memahami bahwa tujuan identifikasi yang manual berarti ya ditulis di gelang
pasien dilakukan untuk mencegah itu nama pasiennya , trus tanggal
kesalahan identitas yang dapat lahirnya sama no rekam medisnya”
menyebabkan kesalahan tindakan, demi (Informan 2)
keamanan petugas. Petugas juga Hasil wawancara yang
menyadari pentingnya ketepatan proses didapatkan bahwa secara garis besar
identifikasi pasien pasien yang pelaksanaan identifikasi pasien belum
ditunjukkan dalam kutipan komentar berjalan dengan baik disebabkan banyak
saat wawancara. hal selain sarana dan prosedur yang
tidak lengkap atau tidak ada namun juga
“ emang penting mbak kalau pelaksanaan kemauan para SDM untuk
identitas eh identifikasi ke pasien itu soalnya melakukannya yang masih sangat
kan kalo gak tepat juga bisa salah juga kasih kurang. Keterangan ini juga
perawatannya. Misal salah obat karana disampaikan informan, berikut
namanya gak sesuai gitu hehe tapi disini belum kutipannya ;
bisa begitu , maksudnya belum maksimal gitu” “kalau ke pasiennya memang belum
(Informan 2) berjalan maksimal mb tapi kita semua
“kalau identifikasi pasien itu setau saya emang paham itu penting, ya mungkin karena
sering diterapkan di RS, saya sebenernya gak udah kebiasaan begini, ee.. dari dulu
begitu tau kalo klinik itu sebenernya begini belum ada kebijakan gitu yang
bagaimana, tapi ya seharusnya juga diterapkan membuat kita kudu ngelakuin jadi ya
karena itu penting untuk semua pelayanan kita kayak ngikut kebiasaan di sini nya
pasien kan biar gak ada kesalahan jadi gak ada gitu mb”
kejadian yang gak sesuai yang terjadi, intinya “ bisa dibilang belum jalan emang mbak
ngindarin adanya kesalahan pasien lah mbak” kalo identifikasi pasien yang sempurna
(Informan 4) e.. ya masih begini lah kondisinya
mbaknya mungkin juga paham ee.. yaaa
kurang digalakkan gitu mbak jadi kita

62
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan (JMIAK)
ISSN: 2621-6612 | ESSN: 2622-6944 | Email: jmiakmedrec@gmail.com
Volume 4 Nomor 01 Juni 2021 Halaman 58-65

ya begini-begini aja mbak belum 3. Peraturan, kebijakan ataupun prosedur


berubah banyak” (Informan 4) yang berisi ketentuan identifikasi pasien
Pada dasarnya para petugas maupun pemakaian gelang identitas
yang ada di Klinik Larashati telah pasien belum tersedia di Klinik Laras
paham tujuan dilakukannya identifikasi Hati
pasien namun dalam pelaksanaannya 4. Pelaksanaan identifikasi pasien di
belum maksimal. Hal ini dikarenakan Klinik Laras Hati belum berjalan
faktor pendukung yang belum juga dengan maksimal.
maksimal seperti belum lengkapnya
gelang pasien yang tersedia, belum SARAN
adanya panduan atau prosedur 1. Klinik Laras Hati perlu menyediakan
identifikasi pasien termasuk pemakaian gelang identitas pasien, saat ini baru
gelang identitas pasien yang digunakan gelang bayi yang ada sehingga perlu
sebagai acuan petugas untuk dilakukan pengadaan untuk gelag
melaksanakan identifikasi pasien identitas pasien yang lainnya.
sehingga petugas tidak selalu 2. Klinik perlu menyusun SOP (Standar
memasangkan gelang identitas pada Operating Procedure) atau panduan
pasien. pelaksanaan identifikasi pasien maupun
pemakaian gelang identitas pasien
Kesadaran para petugas dalam sehingga dapat menjadi acuan petugas.
melaksanakan identifikasi pasien ini 3. Klinik Laras Hati perlu melakukan studi
harus dibangun dengan baik. Pada banding ke klinik yang sebanding
lingkup pelayanan kesehatan dimana dengan Klinik Laras Hati sebagai
banyak melibatkan kerja tim, peralatan referensi dalam mengatasi permasalahan
dan prosedur yang banyak serta yang ada di Klinik Laras Hati
bermacam tingkat kompleksitasnya
(Prahasto, 2004), maka pencegahan
terjadinya kesalahan harus dilakukan DAFTAR PUSTAKA
dengan membangun sebuah system Anggraeni, Dewi. 2014 Evaluasi
yang mendukung orang untuk tidak Pelaksanaan Sistem Identifikasi
berbuat kesalahan (Budhiharjo, 2008). Pasien di Instalasi Rawat Inap
Perbaikan sistem saja belum cukup Rumah Sakit. Jurnal Kedokteran
karena peran manusia atau SDM Brawijaya, Vol. 28, Suplemen
menentukan terjadinya kesalahan No. 1. Universitas Brawijaya
sehingga perlu dibangun budaya untuk
meminimalkan kesalahan yang tidak Azwar, S. 2014. Metode Penelitian.
diharapkan (Bidhiharjo, 2008). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

SIMPULAN Budhiharjo, A. 2008 Pentingnya Safety


1. Belum lengkapnya sarana penunjang Culture di Rumah Sakit Upaya
pelaksanaan identifikasi pasien yaitu Meminimalkan Adverse Events.
gelang identitas pasien. Jurnal Manajemen Bisnis.
2. Gelang bayi yang ada di Klinik juga
belum digunakan sebagaimana Budi, S C. 2011. Manajemen Unit Kerja
mestinya. Gelang tidak selalu dipakaian Rekam Medis. Jakarta: Quantum
ke pasien rawat inap Sinergis Media

63
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan (JMIAK)
ISSN: 2621-6612 | ESSN: 2622-6944 | Email: jmiakmedrec@gmail.com
Volume 4 Nomor 01 Juni 2021 Halaman 58-65

Carpenter, K. B., et al. Measures of Menkes RI. 2011. Peraturan Menteri


Patient Safety in Developing and Kesehatan Republik Indonesia
Emerging Countries: a review of Nomor
the literature. Quality and Safety 1691/MENKES/PER/IV/2011
in Health Care 19.1 (2010): 48-54 Tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit. Jakarta : Depkes
Carthey, J. & Clarke, J. 2009 A How to RI.
Guide for Implementing Human
Factors in Healthcare Volume 2. Menkes RI. 2015. Permenkes RI No 4
Patient Safety First. Tahun 2015 tentang akreditasi
puskesmas, klinik pratama,
Depkes RI. 2008. Sistem Kesehatan tempat praktik mandiri dokter,
Nasional. Jakarta dan tempat praktik mandiri dokter
gigi. Jakarta
Hatta, G. 2013. Pedoman Manajemen
Informasi Kesehatan di Sarana Menkes RI. 2016. Peraturan Menteri
Pelayanan Kesehatan. Jakarta Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 44 Tahun 2016 Tentang
Hospital National Patient Safety Goals. Pedoman Manajemen Puskesmas.
2016. Joint Comission Jakarta
InternationaL
Menkes RI. 2017. Peraturan Menteri
Joint Comission International and Joint Kesehatan Republik Indonesia
Comission on Accreditation of Nomor 11 Tahun 2017 Tentang
Healthcare Organizations. 2016. Keselamatan Pasien. Jakarta
Joint Comission International
Accreditation Standards for Moleong L J. 2010. Metodologi
Hospitals. Joint Comission Penelitian Kualitatif. Bandung:
Resources Remaja Rosda Karya

Marquard, J. L., Henneman, P. L., He, Morrison, A. P., Tanasijevic, M. J.,


Z., Jo, J., Fisher, D. L., & Goonan, E. M., Lobo, M. M.,
Henneman , E. A. 2011. Nurses’ Bates, M. M., Lipsitz, S. R., … &
Behaviors And Visual Scanning Melanson, S. E. 2010. Reduction
Patterns May Reduce Patient in specimen labelling errors after
Identification Errors. Journal of implementation of a positive
Experimental Psychology: patient identification system in
Applied, 17(3), 247. phlebotomy. American Journal of
Clinical Pathology, 133(6), 870-
Menkes RI. 2011. Peraturan Menteri 877
Kesehatan Republik Indonesia
Nomor Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi
1171/MENKES/PER/III/2011 Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Tentang Sistem Informasi Rumah RinekaCipta.
Sakit. Jakarta : Depkes RI.

64
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan (JMIAK)
ISSN: 2621-6612 | ESSN: 2622-6944 | Email: jmiakmedrec@gmail.com
Volume 4 Nomor 01 Juni 2021 Halaman 58-65

Prahasto, ID. 2004. Medical Error di


Rumah Sakit dan Upaya untuk
Meminimalkan Risiko. Jurnal
Manajemen Pelayanan Kesehatan

Sailendra, Annie. 2015. Langkah-


Langkah Praktis Membuat SOP.
Cetakan Pertama. Trans Idea
Publishing, Yogyakarta.

Setyowati, D. 2013. Hubungan


Kepemimpinan Head Nurse
dengan Penerapan Budaya
Keselamatan Pasien oleh Perawat
Pelaksana di RSUP Dr. Cipto
Mangunkusumo Jakarta.
Universitas Indonesia.

65

Anda mungkin juga menyukai