Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN REFLEKSI DISKUSI KASUS

KONFIRMASI PEMBERIAN OBAT KEPADA PASIEN/KELUARGA DI


RAWAT INAP
INSTALASI KELAS 3 DAN UNIT STROKE
RAJAWALI 5A

OLEH :

ARUM SEKARINI CAHYANINGTIAS

NIP. 199704202022032004

RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

2023
LAPORAN REFLEKSI DISKUSI KASUS (RDK)

KONFIRMASI PEMBERIAN OBAT KEPADA PASIEN/KELUARGA DI RAWAT INAP


INSTALASI KELAS 3 DAN UNIT STROKE

RSUP dr. KARIADI SEMARANG

Nama Perawat : Arum Sekarini Cahyaningtias

Unit Kerja : Instalasi Kelas 3 dan Unit Stroke Ruang Rajawali 5A

Topik Diskusi Kasus : Konfrimasi Pemberian Obat Kepada Pasien/Keluarga di Rawat Inap
(Sasaran Keselamatan Pasien)

Waktu Pelaksanaan : Jumat, 5 Mei 2023 Jam 07.00 – Selesai

A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit sebagai tempat pelayanan kesehatan modern merupakan suatu
organisasi yang sangat komplek karena padat modal, padat teknologi, padat karya, padat
profesi, padat sistem, dan padat mutu serta padat resiko. Di samping itu rumah sakit juga
terdapat ratusan macam obat, ratusan tes dan prosedur, sehingga sangat beresiko tinggi
untuk terjadinya kejadian tidak diinginkan yang berakibat terjadinya injury bahkan sampai
kematiap pada pasien.
Salah satu poin hak pasien yang diberikan oleh RSUP Dr. Kariadi Semarang adalah
“Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar
prosedur operasional” dan “Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien
terhindar dari kerugian fisik dan materi”. Sehingga ketepatan identifikasi pasien menjadi hal
yang penting, bahkan berhubungan dengan keselamatan pasien. Identifikasi pribadi
merupakan karakteristik untuk yang membedakannya dengan orang lain. Setiap orang
mempunyai identitas pribadinya masing-masing sehingga tidak akan sama dengan identitas
orang lain. Menurut Kementerian Kesehatan Indonesia identifikasi pasien diartikan suatu
sistem identifikasi kepada pasien untuk membedakan antara pasien satu dengan pasien yang
lain sehingga memperlancar dan mempermudah dalam pemberian pelayanan kepada pasien
(Noviyanti, 2023)

Proses identifikasi pasien perlu dilakukan sejak dari awal pasien masuk ke rumah
sakit, yang kemudian identitas tersebut akan selalu dikonfirmasi dalam segala proses di
rumah sakit, seperti saat sebelum memberikan obat, darah atau produk darah, sebelum
mengambil darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan, sebelum memberikan pengobatan
dan tindakan/prosedur. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan identifikasi pasien
yang nantinya bisa berakibat fatal jika pasien menerima prosedur medis yang tidak sesuai
dengan kondisi pasien seperti salah pemberian obat, salah pengambilan darah bahkan salah
tindakan medis. Tujuan dilakukan identifikasi pasien adalah untuk memastikan ketepatan
pasien yang akan menerima layanan atau tindakan, serta untuk menyelaraskan layanan atau
tindakan yang dibutuhkan oleh pasien. Selain itu untuk mendapatkan pelayanan atau
pengobatan dan mencocokkan pelayanan atau pengobatan terhadap individu tersebut. Mudah
membedakan antara pasien satu dengan pasien yang lainnya, Mudah dalam proses
administrasi untuk pemberian pelayanan kesehatan kepada pasien, Mencegah kesalahan dan
kekeliruan dalam proses pemberian pelayanan, pengobatan tindakan atau prosedur kepada
pasien (Andriansyah dkk, 2021)
Berdasarkan data dari Direktorat Jendral Pelayanan Kesehatan, angka kejadian
insiden keselamatan pasien yang terlaporkan di Indonesia sampai Tahun 2019 sudah
mencapai 10.570 kasus. Di samping itu, menurut data dari WHO, terdapat 134 juta kejadian
buruk setiap tahun di rumah sakit LMICs, yang berkontribusi pada 2.6 juta kematian akibat
perawatan yang tidak aman.

Dalam sebuah jurnal kesehatan mencatat dari tahun 2006 – 2011, KPPRS (Komite
Keselamatan Pasien Rumah Sakit) melaporkan terdapat 877 laporan insiden keselamatan
pasien. Sementara untuk kurun waktu 2015 – 2019 laporan insiden keselamatan pasien
terdapat 11.558 kasus, dan peningkatan jenis insiden dari kurun waktu tersebut sekitar 7 – 12
%. Begitupun dengan jumlah Rumah Sakit yang melaporkan insiden keselamatan pasien
naik 7% pada tahun 2019 yang sebesar 12% dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 5%.
Angka kematian pasien akibat insiden keselamatan pasien pada tahun 2019 sebesar 171
kasus, hal ini akan mengakibatkan kurangnya kepercayaan dalam pelayanan kesehatan,
sehingga kecenderungan yang terjadi adalah rumah sakit hanya melaporkan kejadian yang
cedera ringan atau tidak ada cedera (Daud, 2020). Salah satu factor yang menyumbang
tingginya insiden keselamatan pasien adalah ketidaktepatan pasien saat mendapatkan obat.
Tidak jarang beberapa jurnal kesehatan menyebutkan kesalahan dalam pemberian obat
karena kurang tepatnya identifikasi pasien yang dilakukan seperti salah nama/pasien, salah
rute, hingga salah dosis akibat perubahan dosis yang diberikan oleh dokter.

Untuk menjaga pelayanan yang diberikan kepada pasien tidak hanya efektif dan
efisien tetapi juga aman, dalam PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/2011 TENTANG KESELAMATAN
PASIEN RUMAH SAKIT BAB IV SASARAN KESELAMATAN PASIEN RUMAH
SAKIT Pasal 8 ayat (2) menetapkan Sasaran Keselamatan Pasien meliputi tercapainya hal-
hal sebagai berikut:
a. Ketepatan identifikasi pasien
b. Peningkatan komunikasi yang efektif
c. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
d. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi
e. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
f. Pengurangan risiko pasien jatuh.

RSUP Dr. Kariadi Semarang pun juga menetapkan SK Dirut tentang Panduan
Ketepatan Identidikasi pasien serta Standar Prosedur Operasional tentang Konfirmasi
Pemberian Obat kepada Pasien/Keluarga di Rawat Inap. Sebagai tenaga kesehatan tidak
jarang saat melakukan identifikasi pasien sebelum memberikan terapi masih kurang sesuai
dengan standar yang ditetapkan, oleh karena itu, saya memilih tema ini untuk dibahas
bersama agar saya dapat memberikan pelayanan yang lebih baik.

B. TUJUAN
Saya mampu melakukan identifikasi pasien yang sesuai dengan standar yang
ditetapkan oleh rumah sakit untuk meningkatkan pelayanan keperawatan dan meningkatkan
mutu pelayanan keselamatan pasien khususnya di rawat inap Rajawali 5A

C. MANFAAT
a. Bagi Pasien
1) Mencegah resiko terjadinya insiden keselamatan pasien yang dapat merugikan
secara fisik atau materi kepada pasien dan keluarga.
2) Mencapai tingkat kesembuhan yang diharapkan karena ketepatan terapi yang
diberikan
b. Bagi Perawat
1) Mencegah resiko complain dari pasien atau keluarga pasien akibat ketidaktepatan
identifikasi pasien
c. Bagi Rumah Sakit
1) Efisiensi pembiayaan karena tidak ada komplikasi atau keluhan pasien yang timbul
akibat dari ketidaktepatan identifikasi yang mengakibatkan insiden keselamatan
pasien.
2) Meningkatkanya tingkat kepercayaan pasien terhadap rumah sakit dengan tepatnya
identifikasi pasien pelayanan yang diberikan sesuai standar yang ditetapkan

D. PEMBAHASAN
1. MASALAH/ISU YANG MUNCUL
Dari beberapa literatur yang telah dilakukan telaah dan dibaca, Dari 10 fakta
WHO mengenai patient safety pada negara berkembang tahun 2017 disebutkan bahwa 1
dari 10 pasien yang dirawat di rumah sakit berisiko terhadap terjadinya medical error dan
kesalahan obat yang merugikan. Dari data insiden keselamatan pasien di rumah sakit X
tahun 2015 - 2016 tercatat ada 30 kasus insiden keselamatan pasien yang 12 kasus
diantaranya adalah kasus kesalahan pemberian obat di rawat inap. Hal ini tidak sesuai
dengan standar yang diatur oleh Kemenkes RI tahun 2008 yang menyatakan bahwa
insiden di rumah sakit seharusnya zero accident. Data tentang kesalahan pemberian obat
di Indonesia masih belum banyak ditemukan dan tidak terdata secara jelas karena
kejadian tersebut lebih banyak ditutupi. Berdasarkan laporan insiden keselamatan pasien
dari Komite Keselamatan Pasien – Rumah sakit (KKP-RS) pada 2010, insiden akibat
kesalahan medikasi mencapai 11,11% atau menempati urutan ketiga insiden setelah
insiden akibat kesalahan proses atau prosedur klinis dan pasien jatuh (Lediana dan
Pujiyanto, 2018)

2. PEMBAHASAN
Dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien, seluruh tenaga kesehatan
bekerja sama untuk mencapai tingkat kualitas kesehatan yang diharapkan. Pasien yang
sedang dirawat di ruang rawat inap baik pasien maupun keluarga mengharapkan adanya
peningkatan status kesehatan menjadi lebih baik. Berbagai macam pemeriksaan
disesuaikan dengan kondisi dan keluhan pasien serta pemberian terapi atau obat untuk
membantu dalam proses penyembuhan penyakit pasien.

Beberapa ruangan atau instalasi, pemberian obat kepada pasien hampir sebagian
bear dilakukan oleh perawat/bidan atau dokter yang bertugas di ruangan. Sebelum
melakukan pemberian terapi, tenaga kesehatan haruslah memiliki keterampilan dan
pengetahuan yang baik terkait pemberian obat kepada pasien. Berdasarkan issue yang
akan diangkat dalam refleksi diskusi kasus di Ruang Rajawali 5A terkait Konfrimasi
Pemberian Obat Kepada Pasien/Keluarga di Rawat Inap (Sasaran Keselamatan Pasien)
maka solusi yang bisa dilakukan yakni dengan meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan. Selain itu mulai menerapkan identifikasi pasien sebelum melakukan
pemberian obat kepada pasien sesuai standar yang sudah ditetapkan oleh rumah sakit
yaitu melakukan pengecekan obat dengan 7 Benar (Benar Pasien, Benar Obat, Benar
Dosis, Benar Rute, Benar Waktu, Benar Indikasi, Benar Dokuentasi)

a. Pengertian Keselamatan Pasien


Definisi keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi
dan Tampubolon, Analisis Penerapan Prinsip Keselamatan Pasien Dalam
Pemberian Obat Terhadap Terjadinya Medication Error di Rawat Inap Rumah Sakit
X Tahun 2018 Jurnal Administrasi Rumah Sakit Volume 4 Nomor 3 Jurnal
ARSI/Juni 2018 175 pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien,
pelaporan dan analisa insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil(Menkes RI,
2017)

Insiden keselamatan pasien (IKP) / Patient safety incident adalah setiap


kejadian atau situasi yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan
penyakit, cedera, cacat, kematian dan lain-lain yang tidak seharusnya
terjadi(Komite Keselamatan Pasien, 2015)

b. Peran Perawat Dalam Pemberian Obat


Dalam menjalankan perannya perawat menggunakan pendekatan proses
keperawatan dengan memperhatikan prinsip benar pada pemberian obat. Prinsip 7
benar dalam pemberian obat tersebut adalah benar pasien, benar obat, benar dosis,
benar rute pemberian, benar waktu, benar dokumentasi dan benar informasi (Sri
Lestari, 2016)
- Benar Pasien : Perawat memastikan klien dengan memeriksa
gelang identifikasi dan membedakan dua klien dengan nama yang sama.
- Benar Obat : Untuk menghindari kesalahan sebelum memberi obat
kepada pasien, label obat harus dibaca tiga kali, yaitu pertama saat melihat botol
atau kemasan obat, kedua saat sebelum menuang/menghisap obat dan ketiga
setelah menuang/menghisap obat.
- Benar Dosis : Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa
dosisnya. Jika ragu, perawat harus berkonsultasi dengan dokter yang menulis
resep ataau apoteker sebelum dilanjutkan ke pasien. Jika perawat ragu ragu
dalam perhitungan dosis mengenai rasio dan proporsi maka dosis obat harus
dihitung kembali dan diperiksa oleh perawat lain.
- Benar Rute : Perawat diharapkan mampu menilai kemampuan klien
untuk menelan obat sebelum memberikan obat obat per oral dan juga
memberikan obat obat pada tempat yang sesuai. Perawat juga harus tetap
bersama klien sampai obat oral telah ditelan. Pada pemberian obat dengan rute
parenteral maka dibutuhkan tehnik steril.
- Benar Waktu : Pemberian obat harus benar benar sesuai dengan
waktu yang diprogramkan karena berhubungan dengan kerja obat yang dapat
menimbulkan efek terapi dari obat.
- Benar Dokumentasi : Dalam hal terapi, setelah obat diberikan harus
didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan oleh siapa obat itu diberikan. Bila
pasien menolak meminum obatnya atau obat itu tidak dapat diminum harus
dicatat alasannya dan dilaporkan.
- Benar Indikasi : Perawat memberikan informasi yang benar tentang
khasiat obat. Terkait manfaat obat tersebut dan aturan pakai.

c. Tujuan Dilakukan Identifikasi Pasien


Dilakukan agar tidak terjadi kesalahan identifikasi pasien yang nantinya bisa
berakibat fatal jika pasien menerima prosedur medis yang tidak sesuai dengan
kondisi pasien seperti salah pemberian obat, salah pengambilan darah bahkan salah
tindakan medis. Tujuan dilakukan identifikasi pasien adalah untuk memastikan
ketepatan pasien yang akan menerima layanan atau tindakan, serta untuk
menyelaraskan layanan atau tindakan yang dibutuhkan oleh pasien. Selain itu untuk
mendapatkan pelayanan atau pengobatan dan mencocokkan pelayanan atau
pengobatan terhadap individu tersebut. Mudah membedakan antara pasien satu
dengan pasien yang lainnya, Mudah dalam proses administrasi untuk pemberian
pelayanan kesehatan kepada pasien, Mencegah kesalahan dan kekeliruan dalam
proses pemberian pelayanan, pengobatan tindakan atau prosedur kepada pasien
(Andriansyah dkk, 2021).
3. RENCANA TINDAK LANJUT

No Masalah atau Isu Rencana Tindak Lanjut Indikator


1 Belum terlaksananya 1. Membaca kembali SOP 1. Mampu menerapkan
isecara maksimal mengenai identifikasi identifikasi pasien
identifikasi pasien dalam pasien secara tepat
pemberian obat di ruang 2. Dalam melakukan 2. Penurunan tingkat
rawat inap identifikasi pasien insiden keselamatan
sebelum memberikan obat pasien akibat
kepada pasien ketidaktepatan
menggunakan tipe identifikasi pasien
pertanyaan terbuka khususnya saat
3. Menggunakan setidaknya pemberian
dua jenis identitas yaitu terapi/obat
menggunakan nama dan
rekam medis yang dapat
dilihat di gelang identitas
pasien

4. KESIMPULAN
Berdasarkan beberapa penelitian dan referensi dari beberapa jurnal, sasaran
keselamatan pasien salah satunya adalah sebelum memberikan terapi atau obat kepada
pasien atau keluarga merupakan suatu hal yang penting dilakukan oleh tenaga kesehatan
seperti perawat. Melakukan identifikasi pasien dengan tepat seperti mengajukan pertanyaan
terbuka dan mencocokkan dengan identitas pasien melalui gelang identitas juga sepatutnya
dilakukan. Selain melakukan identifikasi pasien dengan tepat, 7 Benar obat juga perlu
dilakukan sesuai standar yang sudah ditetapkan oleh rumah sakit untuk mengurangi adanya
insiden keselamatan pasien yang dapat merugikan pasien, rumah sakit, maupun tenaga
kesehatan. Dengan melakukan identifikasi pasien dengan tepat, menerapkan prinsip 7 Benar
obat, maka secara tidak langsung sebagai tenaga kesehatan kita membantu proses
penyembuhan pasien untuk meningkatkan kualitas kesehatan pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Tampubolon, Lediana dan Pujiyanto. 2018. Analisis Penerapan Prinsip Keselamatan Pasien
Dalam Pemberian Obat Terhadap Terjadinya Medication Error di Rawat Inap Rumah
Sakit X Tahun 2018. Jurnal Administrasi Rumah Sakit Vol. 4. No. 3. Hal 173 – 183

Andriansyah, Agus Aan., Setianto, Budhi., Sa’adah, Nikmatus., Arindis, Pinky Ayu Marsela.,
Kurniawan, Wahyu Eka., Lestari, Indah. 2021. Analisis Insiden Keselamatan Pasiendi
Rumah Sakit Berdsasarkan Beban Kerja dan Komunikasi. Jurnal Manajemen Kesehatan
Indonesia Vol. 9. No. 3. Hal 183 – 190

JCI. Patient Safety: Essential For Health Care. New York City: Joint Comission Resource; 2005.
DAFTAR HADIR RDK

Nama : ARUM SEKARINI CAHYANINGTIAS, S.Kep., Ns.


Topik : Konfrimasi Pemberian Obat Kepada Pasien/Keluarga di Rawat Inap (Sasaran
Keselamatan Pasien)
Tanggal : 05 Mei 2023
NO NAMA TTD

1
   
2
   
3
   
4
   
5
   
6
   
7
   
8
   
9
   
10
   
11
   
12
   
13
   
14
   
15
   
16

17

18

19

20

21
_____________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________

Anda mungkin juga menyukai