DISUSUN OLEH:
20151030062
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
salah satu bagian penting yang memegang peranan dalam layanan kesehatan
yang secara langsung dirasakan oleh pasien selama 24 jam. Menurut Potter &
Perry (2005) salah satu indikator kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit
kerugian terhadap pasien mulai dari derajat ringan sampai berat. Masalah
tersebut antara lain kesalahan dalam pengobatan, terjadinya luka tusuk atau
luka iris yang tidak disengaja, terjadinya dekubitus selama perawatan dan
infeksi akibat tindakan medik. Akibat yang dialami oleh pasien akan
orang per tahun , dan lebih dari 7000 kematian disebabkan oleh kesalahan
pengobatan. Melihat adanya masalah dan dampak yang dialami pasien, maka
(Fruedenheim, 2010).
diterima pasien diberikan secara tepat dan bermutu serta sesuai dengan
seumur hidup pasien dalam format elektronik, dan bisa diakses dengan
dalam mendata segala sesuatu tentang pasien untuk dibutuhkan dengan cara
jaringan dan sistem keamanan yang kuat. Dokter dan perawat sebagai bagian
cepat dan tepat dapat memperoleh gambaran yang lebih baik tentang kondisi
kesehatan pasien dan perkembangan. Selain itu memungkinkan perawat untuk
utama yang hendak dicapai rumah sakit bila mereka mengadopsi EMRS.
sehingga dokter dan staf medis mengetahui rekam jejak dari kondisi pasien
(Behrenbeck, 2013).
Medical error salah satu hal yang harus diberantas untuk terciptanya
patient safety, untuk mengatasi medical error ada beberapa cara yang
dalam suatu proses, (3) membuat ceklist, (4) melibatkan pasien dalam proses
dalam melakukan suatu prosedur ada tahapan tertentu yang tidak sesuai
dengan standar prosedur yang ada sehingga ketika terjadi medical error maka
data dapat digunakan sebagai bukti tindakan. Medical error lebih sering
protokol- protokol untuk menghasilkan pelayanan pasien yang lebih baik dan
keselamatan pasien.Data dan informasi yang ada dalam rekam medik pasien
EMRS pada area penelusuran pasien, staf medis, peralatan medis dan area
error sebagai jaminan atas mutu pelayanan RS yang berfokus pada sasaran
keselamatan pasien. Dua rumah sakit di Singapura (Singapore National
University Hospital dan Singhealth Hospital) dan diikuti oleh lima rumah
mengimplementasikan EMRS.
pandemi SARS pada tahun 2003. Setelah pandemi SARS dapat dieliminasi,
yang cepat dan dramatis dari penyakit telah meningkat beberapa tahun
terakhir ini. AIDS/HIV, demam berdarah, flu burung (SARS) dan pandemi
yang meninggal.
pasien. Studi ini merupakan bagian dari mata kuliah blok elektif Magister
Manajemen Rumah Sakit yang hasilnya akan kami sajikan dalam makalah ini.
A. Tujuan Umum
B. Tujuan Khusus
Hospital.
Christian Hospital.
TINJAUAN PUSTAKA
kesehatan dalam suatu sistem yang baik, mudah, dan terjangkau. Saat ini pelayanan
kesehatan di Indonesia dianggap masih sektoral dan belum terintegrasi dengan baik.
tanpa koordinasi yang baik dengan pusat layanan yang lain sehingga layanan yang
Dalam satu sektor saja, pelayanan kuratif, masyarakat sering harus berpindah
dari layanan kesehatan satu ke layanan kesehatan yang lain karena satu dan lain hal.
Pada saat seperti itu masyarakat harus mengulang pemeriksaan yang sama dari
pertanyaan umum seperti nama, usia, alamat, keluhan dan sebagainya sampai
mengulang pemeriksaan penunjang yang biayanya tidak murah (Anonim, 2010). Hal
ini tentu merepotkan dan meningkatkan biaya yang harus dibayarkan oleh pasien
yang pada gilirannya dapat menyebabkan pengobatan yang tidak paripurna akibat
pencatatan medis (medical record) ke dalam satu sistem tunggal secara online. Pada
sistem yang terintegrasi data kesehatan klien yang sudah ada tidak perlu diulang lagi
kecuali untuk data yang memang harus di update karena adanya data baru sehinga
tidak merepotkan bagi pasien. Pada sistem ini semua layanan harus mempunyai
rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain identitas
pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan, serta tindakan dan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Catatan merupakan tulisan-
kepada pasien dalam rangka palayanan kesehatan. Bentuk Rekam Medis dalam
berupa manual yaitu tertulis lengkap dan jelas dan dalam bentuk elektronik
sesuai ketentuan. Rekam medis terdiri dari catatan-catatan data pasien yang
untuk pelayanan bagi pasien karena dengan data yang lengkap dapat
pasien dalam format elektronik, dan bisa diakses dengan komputer dari suatu
jaringan dengan tujuan utama menyediakan atau meningkatkan perawatan serta
pelayanan kesehatan yang efisien dan terpadu. Sistem informasi rekam medik
dikumpulkan, dikelola, digunakan dan dirujuk oleh dokter atau tenaga kesehatan
yang berfokus pada kebutuhan pasien mengeluarkan pernyataan agar arsitek dan
vendor bekerja sama dengan perawat, dokter dan perawat departemen yang lain
(Krummen, 2010).
asuransi, afiliasi rohani, obat dan alergi, hasil laboratorium dan riwayat medis
pasien saat rawat inap. Riwayat rawat inap merupakan dokumentasi pasien
ini dapat digunakan sebagai informasi untuk melacak riwayat pasien rawat inap
security yang terdiri dari empat aspek, yaitu privacy atau Confidentiality,
integrity, autentikasi, dan availability ketersediaan. Selain itu juga aspek control
yaitu aspek yang menekankan pada cara pengaturan akses terhadap informasi.
Access control dapat mengatur siapa-siapa saja yang berhak untuk mengakses
informasi atau siapa-siapa saja yang tidak berhak untuk mengakses informasi.
Beberapa hal yang membuat sistem informasi medis berbeda dengan sistem
privasi, tidak dapat diperoleh kecuali sistem komputer yang berkaitan dapat
kenyamanan untuk menandai error yang mungkin terjadi dan secara cepat
mudah. Sebuah EMRS yang baik dapat mendistribusikan perbaikan yang dibuat
secara otomatis ke seluruh tujuan yang memiliki data yang error. Karena dalam
sebuah EMRS terdapat lebih sedikit transkripsi, maka lebih sedikit mata yang
memiliki kesempatan untuk menemukan error, sehingga error tersebut lebih sulit
dikenali dalam sebuah EMRS. Suatu perbedaan antara electronic patient record
(EPR) dengan Electronic Record Medical System, yaitu diperhitungkannya aspek
implementasi perawat tidak hanya diajarkan saja tapi perlu dilatih sehingga
yang juga dirasa penting adalah perawat harus mampu melakukan pengkajian
penting dalam adopsi EMRS. Perawat diharapkan tetap berfokus pada pasien
, tidak hanya pada komputer saja. Adanya sentuhan perawat terhadap pasien
merupakan aspek yang perlu dijaga dan tetap terjalin selama merawat pasien.
waktu pemindahan pasien dari satu ruang ke ruang lainnya karena semua
c. EMRS mendukung efisiensi kerja perawat dan Dokter Kejelasan data juga
memudahkan dalam lama waktu pemindahan pasien dari satu ruang ke ruang
lainnya karena semua data dapat dilihat di EMRS. Bagi dokter yang berada
di luar Rumah Sakit dapat mengakses data rekam medik pasien dan
dokumentasi manual.
2. Kelebihan EMRS
EMRS meliputi:
berupa bed side terminals dan central stationdesk tops saved nurses (
sebesar 2,1 % sampai 45, 1 %terkait efisiensi waktu yang digunakan perawat
lebih baik dalam peresepan obat obatan , material dan prosedur – prosedur ,
perawat lebih patuh terhadap standar – standar dan protokol yang ada di
Adanya komunikasi dan koordinasi kerja yang lebih baik diantara para
pemberi pelayanan kesehatan, serta tersedianya data yang akurat dan lengkap
keputusan klinik yang cepat dan tepat dalam penanganan pasien .Disamping
itu data EMRS juga dapat dikonsultasikan ke tim ahli sehingga memberikan
Cortes & Cortes 2011 ). Penggunaan dokumen elektronik jauh lebih hemat
dalam suatu sistem yang dapat menjadi arah bagi perawat dalam membuat
analisis dan publikasi data kesehatan. Pada akhirnya sistem ini juga secara
3. Kekurangan EMRS
b. Pengisian data pada EMRS yang kurang lengkap atau data diisi tidak
akurat maka data tersebut tidak dapat dijadikan sebagai sumber informasi
c. Adanya resiko yang terkait dengan isu etik dan aspek legal dalam
berkaitan dengan aspek kerahasiaan dan hak pribadi pasien saat petugas
etik dan aspek legal dapat diminimalkan dengan adanya inform concern
dalam implementasi EMRS ,tetap saja yang memegang peran penting adalah
Sumber Daya Manusia sebagai operator dari tehnologi tersebut. Apalagi SDM
petugas, uji coba alat dan sistem, pemeliharaan yang continue serta
pengembangan SDM .
Bruscho, 2011 ):
akan menggunakan harus sudah dilatih dan melakukan uji coba. Tim
diperbaiki.
puas dengan EMRS dan yakin bahwa penerapan system tersebut dapat
penerimaan system EMRS mencapai 75% dari user sample yang dipilih,
dan lebih dari 50% non-user menyatakan tanggapan yang positif setelah
City - Taiwan selama dua hari yaitu hari Kamis dan Jumat tanggal 12-13 Mei 2016.
Kegiatan ini meliputi observasi lapangan, wawancara, analisis telusur dokumen dan
pendokumentasian
BAB IV
mempunyai sejarah terpanjang di Taiwan. Berawal dari klinik medis yang didirikan
di Gereja daerah Changhua oleh dr. David Landsborough III dan Rev. Campbell
Moody yang berasal dari Ingris pada tahun 1896. Changua Christian Hospital (CCH)
telah membuat banyak prestasi dalam pengobatan selama lebih dari 100 tahun. Tahun
1928 Dr. Landsborough melakukan tehnik penanaman kulit kepada anak kecil dimana
donor tersebut diberikan dari kulit istrinya sendiri. Inilah awal mula kisah A Skin-
Graft with Love yang turun temurun diceritakan dan memotivasi semua staf medis
mengundang Mr. John Chadwick dari Australia untuk memberikan pendidikan pada
konsep Total Quality Management pada tahun 1992. CCH adalah rumah sakit
yaitu Exceptional Benchmarking Hospital yang diberikan oleh Medical Center dari
internasional dan terakreditasi oleh Joint Commission International (JCI) pada tahun
2008, 2011 dan 2014. Changhua Christian Hospital pada saat ini merupakan salah
satu dari 5 rumah sakit terbaik di Taiwan dan menempati rangking ke -14 di Asia
serta rangking ke- 111 di dunia. Departemen Genetika Kedokteran, Pusat Kedokteran
yaitu College of American Patolog (CAP), dan lulus akreditasi pembaharuan pada
tahun 2012. Tim Pusat perawatan medis telah membuat upaya berkelanjutan dan telah
penyakit ginjal kronis DM pada tahun 2010 dan menjadi lembaga pertama di negara
Taiwan dan yang keempat di seluruh dunia yang telah disertifikasi oleh CCPC.
Sampai saat ini CCH telah memperoleh delapan CCPC (CKD, HIV / AIDS, DM,
COPD, Asma, Stroke Primer, Knee Replacemen dan Kanker Payudara). Layanan
kanker payudara adalah layanan terbaru yang mendapat sertifikat dari CCPC. CCH
Christian Hospital, Yumin Hospital, Yuanlin Christian Hospital dan Yunlin Christian
Hospital. Kesepuluh RS ini yang nantinya akan bekerjasama dalam melayani pasien
kualitas tinggi. Sebagai rumah sakit yang mengedepankan patient centered atau
Salah satu hal upaya CCH dalam memberikan kualitas mutu pelayanan terbaik
pengobatannya dapat diakses oleh pasien sendiri di mesin set top box. Pengembangan
penjemputan bagi pasien yang sulit dalam menjangkau fasilitas kesehatan terutama
dimanfaatkan sebagai sumber informasi bagi perawat untuk mengatur data alur
kerja dan memungkinkan perawat untuk lebih lebih sabar dalam memberikan
rumah sakit merupakan "Big Data" : a collection of data set that is to large and
complex that difficult to process using on hand, sehingga perlu dikelola dengan
baik. Big data tersebut mempunyai beberapa elemen, yaitu kompleksitas, nilai
yang diturunkan dari tehnik yang inovatif dibandingkan tehnik tradisional, dan
penggunaan informasi longitudinal yang mendukung analisis. Dalam pelayanan
klinis dikemukakan data interaction model yang terdiri dari elemen data: patient
sensitivity 75,9 % dan specificity 89,5 % seperti yang diungkapkan oleh NT.
pelayanan pasien mulai dari informasi umum pasien, hasil pemeriksaan dokter,
terapi yang sudah diberikan, pemberian obat sampai klaim asuransi yang
Insurance).
Christian Hospital
Gambar 4.3 Mekanisme EMRS Rumah Sakit dengan pihak BNHI
dan telah telah terakreditasi oleh Joint Commision International sebanyak 3 kali
yaitu pada tahun 2008, 2011, dan 2014 sehingga menjadikan Electronic Record
Goals (IPSG). Keamanan dari data dan privasi pasien yang tercantum di EMRS
juga sangat aman. Pihak CCH memastikan security system dari EMRS yang
mereka gunakan 98% karena tidak semua pihak dapat mengakses data pasien.
Para dokter dan perawat serta tenaga kesehatan dan non kesehatan memiliki akses
masuk EMRS dengan user name dan password masing-masing. Dimana ketika
seseorang mengaskses EMRS maka akan terdeteksi di ruang server secara detail,
apa saja yang data yang ditambahkan atau dikurangi sehingga dengan penerapan
EMRS yang sedemikian detailnya juga dapat mengurangi resiko fraud rumah
sakit.
Gambar 4.4 Salah satu support EMRS dalam focus sasaran keselamatan pasien
sebanyak 50% (Deese & Stein, 2004). Hal ini menggambarkan bahwa perawat
kolaborasi antara disiplin ilmu dan menyediakan seluruh catatan pasien dengan
dan kualitas keamanan yang tinggi untuk perawatan pasien. EMRS memberikan
seperti tulisan tangan yang tak terbaca dan memberikan informasi keseluruhan
dari pasien catatan. Dokumentasi tersebut dapat dibaca dan terorganisir dengan
dinavigasi. Melalui akses yang tepat terhadap informasi, perawat dapat melihat
dokumen elektronik dan mendapatkan gambaran yang lebih baik dari masa lalu
dan saat sekarang mengenai kondisi pasien. Manfaat EMRS secara luas meliputi
informasi yang mendukung perawatan pasien, sebagai sebuah laporan legal dari
PEMBAHASAN
kelemahan yaitu data kurang akurat, kurang sesuai denngan kebutuhan, pengiriman
laporan data ke pusat layanan kesehatan tidak tepat waktu, kuantitas dan kualitas
SDM rendah, serta pengolahan dan pemanfaatan data yang belum optimal (Budiharto,
Pada level nasional tampaknya presiden harus menjadi komando dalam penyatuan
visi dan misi pelaksanaan program. Hal ini juga ditunjukkan oleh presiden AS
kemudian (2015) semua warga AS mempunyai medical record secara elektronik (O’
Brien, 2010). Visi kepemimpinan ini harus berlanjut sampai dengan tingkat
Beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk menerapkan sistem ini adalah :
1. Persiapan teknologi
Persiapan teknologi meliputi perancangan awal program baik soft ware maupun
hard ware, penanaman atau aplikasi teknologi pada server maupun user, serta
rancangan pemeliharaan sistem. Hal penting yang terkait profesional kesehatan
program.
Di Indonesia dengan mempertimbangkan sumber daya dan sumber dana yang ada
tampaknya realisasi penerapan sistem ini harus menunggu waktu agak lama.
dikembangkan oleh unit lokal setempat merupakan suatu kemajuan yang baik. Tetapi
apabila dalam jangka waktu lama dan kemudian diberlakukan standar sistem secara
EMRS dapat dengan mudah untuk segera diimplementasikan pada beberapa instansi
kesehatan seperti rumah sakit. Setidaknya ada delapan factor yang menjadi
penghalang bagi rumah sakit untuk beralih menggunakan system EMRS sehingga
harus menjadi point yang diperhatikan bagi pihak pengambil keputusan di rumah
sakit (stakeholder) dan pemerintah (Encinosa ,E,W & Bae, J 2012) adalah:
a. Factor Finansial
Penerapan EMRS membutuhkan investasi dana yang besar, tidak hanya itu
b. Factor Teknis
masih rendah
sesungguhnya
- Sulit dilakukan custom jika ada hal-hal yang harus segera diterapkan di
dalam EMRS
- Permasalahn hardware yang kurang mendukung EMRS tersebut
c. Factor Waktu
sampai ke implementasi
- Dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk melakukan konversi data dari
e. Factor Sosial
Karena dengan EMRS transfer data dan informasi menjadi sangat cepat dan
g. Factor Organisasi
KESIMPULAN
bagi pasien maupun tenaga kesehatan terkait kepraktisan dan kehematan yang didapat
Penerapan sistem ini membutuhkan kajian dan persiapan yang matang dan
setiap unit layanan kesehatan yang mampu agar mengujicobakan sistem ini dari
sekarang agar dapat dijadikan data dan modal dasar dalam pengembangan sistem ke
dalam lingkup yang lebih besar dan luas, sampai pada satu sistem nasional yang
part-1-lowered-costs/
Berner,S,E. (2008 ). Ethical and Legal Issues in the Use of Health Information
Technology to Improve Patient Safety.HEC Forum (2008) 20(3): 243–258 diakses
dari www. Springer .com
Peringkat Rumah Sakit Terbaik di Asia & Dunia. 2015. Diakses dari
http://hospitals.webometrics.info
Krummen,S,M.,(2010).The Impact of the Electronic Medical Record on
Patient Safety and Care. Kentucky: Northerm Kentucky University. Diakses dari
www.proquest .com
Mason, D., Leavitt, J., & Chaffee, M. (2007). Policy & Politics in Nursing and
Health Care (5th ed.) St. Louis: Saunders.
Peringkat Rumah Sakit Terbaik di Asia & Dunia. 2015. Diakses dari
http://hospitals.webometrics.info
Poissant, L.,Pereira, J., Tamblyn, R., & Kawasumi, Y,. (2005 ). The Impact of
Electronic Health Records on Time Efficiency of Physicians and Nurses.Journal of the
American Medical Informatics Association; Sep/Oct 2005; 12, 5; ProQuest pg. 505
Potter, P.A., Perry, A.G. Alih bahasa: Asih, Yasmin, dkk. (1997/2005). Buku
ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, proses dan praktik. (Edisi 4), Jakarta: EGC.
\
LAMPIRAN