PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka terjadi
transformasi tehnologi dalam dunia kesehatan . Adanya globalisasi informasi
menyebabkan arus informasi semakin terbuka dan industri kesehatan dihadapkan pada
tantangan dan tuntutan untuk menggunakan tehnologi informasi sebagai sistem
pendukung pelayanan kesehatan di Rumah Sakit .Electronic Medical Record (EMR )
dipercaya dapat mensupport tuntutan tersebut karena berpengaruh terhadap keselamatan
pasien dan memperbaiki kualitas pelayanan.
Electronic Medical Record (EMR) bukan sistem baru dalam dokumentasi catatan
medik pasien. Electronic Medical Record adalah sebuah sistem yang berisi riwayat
kesehatan dan penyakit pasien, hasil tes diagnostik, data-data medis yang lain dan
informasi biaya perawatan. EMR akan meningkatkan pelayanan kesehatan oleh pemberi
pelayanan dalam perawatan pasien, tetapi pengelola pelayanan kesehatan harus
mengeluarkan biaya yang cukup tinggi untuk menyediakan sistem teknologi informasi
untuk menggunakan EMR.
Implementasi tidak dapat terjadi dengan tiba-tiba tetapi membutuhkan waktu yang
cukup lama. Implementasi EMR merupakan sebuah proses dan proyek besar dari sistem
teknologi informasi karena penuh dengan tantangan. Pengelola tidak selalu dapat
menerima tantangan dan mengatur dengan efektif dan kritis agar dapat melakukan
perubahan sistem informasi dan teknologi yang baru. Pada akhirnya teknologi informasi
elektronik yang baru diharapkan dapat meningkatkan privacy dan confidentiality.
EMR sudah digunakan di berbagai rumah sakit di dunia sebagai pengganti atau
pelengkap rekam kesehatan berbentuk kertas. Di Indonesia dikenal dengan Rekam Medis
Elektronik (RME). Sejak berkembangnya e-Health, EMR menjadi pusat informasi dalam
sistem informasi rumah sakit. EMR sudah mulai digunakan di beberapa rumah sakit di
Indonesia khususnya rumah sakit dengan penanam modal asing (PMA), namun demikian
para tenaga kesehatan dan pengelola sarana pelayanan kesehatan masih ragu untuk
menggunakannya karena belum ada peraturan perundangan yang secara khusus mengatur
penggunaannya.
Sejak dikeluarkannya Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU
ITE) Nomor 11 Tahun 2008 telah memberikan jawaban atas keraguan yang ada. UU ITE
telah memberikan peluang untuk implemetasi EMR. Perubahan tersebut juga telah diikuti
dengan penyesuaian dalam peraturan perundang-undangan, dimana Permenkes tentang
rekam medis yang baru yaitu Permenkes No. 269 tahun 2008 telah terdapat aturan rekam
medis elektronik. Permenkes No. 269 tahun 2008 ini menjadi dasar hukum penerapan
rekam medis elektronik di Indonesia.
Berdasarkan pengamatan, di Rs. Stella Maris Makassar secara khusus diruangan
santa maria 2 masih menggunakan sistem rekam medis konvensional (paper based) yang
menurut kami memiliki banyak kendala salah satunya yaitu lamanya proses pencarian
dan pengaksesan data/informasi yang diperlukan karena belum adanya sistem yang
terintegrasi antara satu dengan yang lainnya. Sehingga kegiatan-kegiatan yang
seharusnya dapat dieliminasi dan diotomatisasi belum dapat dilakukan. oleh nya itu maka
kami berinisiatif untuk memperkenalkan sistem dokumentasi berdasarkan komputerisasi
melalui inovasi tentang Electronic Medical Record ( EMR )
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kualitas pelayanan di Rumah Sakit Stella Maris Makassar, khususnya
ruangan santa maria 2 melalui sistem informasi kesehatan terkomputerisasi yaitu
EMR.
2. Tujuan khusus
Memperkenalkan sistem Electronic Medical Record (EMR) di Rumah Sakit Stella
Maris Makassar, khususnya ruangan santa maria 2.
C. Manfaat
1. Bagi tenaga kesehatan secara umum
Memudahkan dan mempercepat dalam mengakses informasi dan melakukan
pendokumetasian.
2. Bagi perawat
- Mempercepat dalam melakukan dokumentasi asuhan keperawatan
- Mempercepat dalam mendapatkan informasi terbaru pasien
- Memiliki waktu yang lebih banyak untuk melakukan tindakan keperawatan
sehingga perawat lebih berfokus pada pasien
3. Bagi pasien
Pasien mendapatkan perawatan yang holistik di rumah Sakit serta kondisi pasien
dapat dipantau secara lebih terperinci untuk dapat mengetahui keberhasilan dari
tindakan yang telah dilakukan.
4. Bagi rumah sakit
- Meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit melalui sistem informasi yang
terkomputerisasi sehingga pelayanan kesehatan kepada pelanggan dapat lebih
cepat dan meningkatkan kepuasan pelanggan
- Meningkatkan citra rumah sakit yang lebih baik
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Inovasi
Inovasi adalah suatu ide, gagasan, praktek atau objek/benda yang didasari dan
diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi
(Sugianto,2016).
Inovasi adalah kegiatan kegiatan penelitian, pengembangan dan/atau
perekeyasaan yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks
ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan
teknilogi yang telah ada kedalam produk atau proses produksi (UU No.18 Tahun 2002)
Inovasi dalam pelayanan kesehatan adalah suatu idea tau gagasan yang
dirancang dalam bidang kesehatan untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan masyarakat guna perbaikan status kesehatan masyarakat.
Kelemahan
a. Membutuhkan investasi awal yang lebih besar daripada rekam medis kertas,
untuk perangkat keras, perangkat lunak dan biaya penunjang.
b. Waktu yang diperlukan oleh key person dan dokter untuk mempelajari sistem
dan merancang ulang alur kerja.
c. Konversi rekam medis kertas ke EMR membutuhkan waktu, sumber daya,
tekad dan kepemimpinan.
Peluang
a. Dengan sumber daya yang dimiliki Rumah Sakit Stella Maris Makassar
sangat memungkinkan untuk diterapakannya sistem Electronic Medical
Record (EMR)
b. Rumah sakit Stella Maris Makassar yang merupakan salah satu rumah sakit
terbaik di Makassar tentunya tidak ingin ketinggalan dengan rumah sakit lain
yang ada di Makassar yang sudah menerapkan sistem Electronic Medical
Record (EMR)
Ancaman
a. Risiko kegagalan sistem komputer.
b. Masalah pemasukan data petugas kesehatan
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengamatan Ruangan
Berdasarkan pengamatan, di Rs. Stella Maris Makassar secara khusus diruangan
santa maria 2 masih menggunakan sistem rekam medis konvensional (paper based)
yang menurut kami memiliki banyak kendala salah satunya yaitu lamanya proses
pencarian dan pengaksesan data/informasi yang diperlukan karena belum adanya sistem
yang terintegrasi antara satu dengan yang lainnya. Sehingga kegiatan-kegiatan yang
seharusnya dapat dieliminasi dan diotomatisasi belum dapat dilakukan.
B. Contoh penggunaan electronic medical record ( EMR )
BAB IV
RENCANA PELAKSANAAN
A. Media
1. Laptop
2. LCD
3. Print Out
B. Strategi Pelaksanaan
No Kegiatan Waktu
1 Persiapan:
a. Menyiapkan ruangan. 5 menit
b. Menyiapkan alat-alat.
2 Pembukaan :
a. Membuka dengan mengucapkan 10 menit
salam.
b. Menjelaskan tentang Electronic
Medical Record (EMR)·
3 Pelaksanaan
a. Menjelaskan Pengertian inovasi 20 Menit
Keperawatan
b. Menjelaskan implementasi Electronic
Medical Record (EMR)·
c. Menjelaskan analisa SWOT
d. Menjelaskan tinjauan kasus
4 Penutup:
a. Menanyakan kembali materi yang 10 Menit
telah di jelaskan
b. Menyimpulkan materi dan
mengucapkan salam
C. Setting Tempat
Layar
Mahasiswa
perawat perawat
perawat perawat
perawat perawat
perawat
perawat
perawat perawat
D. Pengorganisasian
1. Leader
Bertanggung jawab terhadap terlaksananya kegiatan inovasi, yaitu membuka dan
menutup kegiatan ini.
2. Fasilitator
Mempersiapkan alat dan tempat serta mendampingi peserta dalam kegiatan inovasi.
3. Observer
e. Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan inovasi; mengobservasi, mengamati, dan mencatat
jalannya inovasi Electronic Medical Record (EMR)·
E. Evaluasi yang Diharapkan
a. Perawat mampu memahami Electronic Medical Record (EMR)·
b. Perawat mampu mengoperasikan Electronic Medical Record (EMR)·
F. Estimasi Biaya
ALAT BIAYA
Print Out Rp. 40.000
Konsumsi
Snack Rp. 55.000
Aqua Rp. 15.000
TOTAL Rp. 110.000
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mamfaat dari rekam medik elektronik/digital, yaitu :
1. Kemudahan penelusuran dan pengiriman informasi
2. Bisa dikaitkan dengan informasi lain yang berasal dari luar rekam medic
3. Penyimpanan lebih ringkas
4. Data dapat ditampilkan dengan cepat sesuai kebutuhan
5. Abstraksi, pelaporan lebih mudah bahkan otomatis
6. Kualitas data dan standar dapat dikendalikan
7. Dapat diintegrasikan dengan perangkat lunak pendukung keputusan
Selain lebih baik dalam proses penggunaannya jika dibandingkan dengan rekam medik
kartu, rekaman medik elektronik/digital tidaklah sempurna, juga terdapat hambatan
dalam proses penggunaannya, yaitu:
1. Kepercayaan terhadap komputer: keterandalan, privasi, keamanan
2. Pemanfaatan untuk keperluan klinik sehari-hari (perlu waktu untuk analisis)
3. Technophobia: sikap negatif atau gagap teknologi terhadap komputer di tempat kerja
B. Kritik Dan Saran
Dalam penulisan makalah, kami menyadari segala kekurangan dan makalah ini pun
jauh dari kesempurnaan. Tak ada gading yang retak oleh karena itu kami mohon saran
dan kritik dari pembaca yang budiman guna menyempurnakan makalah ini.