1.1.Pengertian Akreditasi
Akreditasi rumah sakit adalah suatu proses dimana suatu lembaga independen
baik dari dalam atau luar negeri, biasanya non pemerintah, melakukan asesmen
terhadap rumah sakit berdasarkan standar akreditasi yang berlaku. Rumah sakit
yang telah terakreditasi akan mendapatkan pengakuan dari Pemerintah karena telah
memenuhi standar pelayanan dan manajemen yang ditetapkan. Akreditasi menurut
Wikipedia adalah suatu bentuk pengakuan yang diberikan oleh pemerintah untuk
suatu lembaga. Sedangkan menurut Depkes RI, akreditasi RS adalah pengakuan
oleh pemerintah kepada rumah sakit karena telah memenuhi standar yang telah
ditetapkan.
Akreditasi rumah sakit di Indonesia telah dilaksanakan sejak Tahun 1995, yang
dimulai hanya 5 pelayanan, pada Tahun 1998 berkembang menjadi 12 pelayanan,
dan pada Tahun 2002 menjadi 16 pelayanan. Namun rumah sakit dapat memilih
akreditasi untuk 5, 12, atau 16 pelayanan, sehingga standar mutu rumah sakit dapat
berbeda tergantung berapa pelayanan akreditasi yang diikuti (KARS, 2013).
1.3.Tujuan Akreditasi
Pada dasarnya tujuan utama akreditasi rumah sakit adalah agar kualitas
pelayanan yang diberikan terintegrasi dan rnenjadi budaya sistem pelayanan di
rumah sakit. Secara khusus tujuan kegiatan akreditasi adalah agar:
a. Memperoleh gambaran seberapa jauh rumah sakit di Indonesia telah
memenuhi berbagai standar yang ditentukan sehingga mutu pelayanan
rumah sakit dapat dipertanggungjawabkan.
b. Menigkatkan mutu pelayanan rumah sakit
c. Meningkatkan keselamatan pasien rumah sakit
d. Meningkatkan perlindungan bagi pasien, masyarakat, sumber daya manusia
rumah sakit dan rumah sakit sebagai institusi
e. Mendukung program pemerintah bidang kesehatan
f. Memberikan pengakuan dan penghargaan kepada rumah sakit yang telah
mencapai tingkat pelayanan kesehatan sesuai dengan standar yang
ditetapkan.
1.4.Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS)
Komite ini merupakan badan Independen yang dibentuk berdasarkan SK
Dirjen Pelayanan Medik Depkes RI No. YM.02.02.3.5.2626 tanggal 8 April
1998. Maka semua hasil penilaian akreditasi RS disampaikan ke Dirjen
Pelayanan Medik untuk pengeluaran sertifikat status akreditasi yang dicapai.
Dengan masa bakti 5 (lima) tahun untuk pelaksana akreditasi yang disebut
sebagai surveior, kegiatan meliputi standarisasi, akreditasi dan komunikasi-
edukasi. Dengan dernikian maka tugas pokok dan fungsi KARS adalah:
- Menyusun standar pelayanan rumah sakit dan standar pelayanan
sarana kesehatan lainnya.
- Menyusun instrumen penilaian untuk akreditasi rumah sakit
- Melaksanakan survei akreditasi
- Menyelenggarakan penyuluhan dan pelatihan tentang akreditasi
- Memilih dan melatih tenaga surveior akreditasi
- Mengangkat dan memberhentikan tenaga surveior
- Memberikan bimbingan manajemen di RS
- Mengajukan saran dan rekomendasi tentang penetapan status
akreditasi RS.
Surveior adalah seseorang yang diberi tugas oleh KARS untuk rnelakukan
survei akreditasi dan bimbingan akreditasi rumah sakit. Merupakan tenaga
yang andal yang diperoleh rnelalui rekrutrnen dari tenaga yang ada di daerah
atau dari pelamar dan memenuhi persyaratan yang ditentukan KARS serta
wajib mengikuti pelatihan surveior.
Terbagi menjadi Surveior Administrasi, Surveior Medis dan Surveior
Keperawatan dengan tugas pokok dan fungsi (1) mermbimbing dan
rnemberikan asistensi pada manajemen rumah sakit agar dapat mencapai
standar pelayanan yang ditetapkan serta (2) mengukur tingkat kepatuhan rumah
sakit dalam menerapkan standar dan parameter akreditasi dengan cara melihat
dan mencatat keadaan sebenarnya pada saat survei dilakukan.
Dalam pelaksanaannya, Surveior Administrasi :memberikan birnbingan dan
penilaian dalam kegiatan pelayanan Administrasi & Manajemen. Rekam
Medis, Farmasi dan K-3; Suweior Medis daiam pelayanan Medis. Gawat
Darurat. Laboratorium, Radiologi dan Kamar Operasi sedangkan Surveior
Keperawatan bertanggung jawab dalam pelayanan Keperawatan, Perinatal
Risiko Tinggi dan Pengendalian Infeksi. Untuk menjaga konsistensi penilaian
rnaka ada Program Jaga Mutu Surveior dengan rnembentuk Tim Etik dan
Kredensial yang melakukan evaluasi sikap, perilaku dan kemarnpuan surveior
setiap tahun sehingga yang tidak rnemenuhi persyaratan maka SK
pengangkatan tidak diperpanjang. Di samping itu dilakukan pertemuan
surveior setahun dua kali sebagai cara untuk menjaga mutu dalam mengikuti
perkembangan yang terjadi dalam perumahsakitan.
d. Survei Terfokus
Survei terfokus adalah survei langsung yang terbatas dalam lingkup, konten,
dan lamanya, dan dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang suatu
masalah, standar, atau elemen penilaian secara spesifik. KARS melakukan
jenis survei terfokus dengan contoh : Bila KARS menemukan adanya
ketidakpatuhan yang serius terhadap standar, masalah perawatan atau
keselamatan pasien yang serius, masalah regulasi atau sanksi, atau masalah
serius lainnya dalam suatu rumah sakit yang terakreditasi atau program
bersertifikat, yang mungkin menempatkan rumah sakit pada status Berisiko
Untuk Penolakan Akreditasi.
Survei terfokus dilaksanakan bila:
- Berdasarkan laporan dari rumah sakit atau dari informasi lain yang
akurat, ada kejadian sentinel di rumah sakit
- Berdasarkan laporan dari rumah sakit atau informasi dari Kementerian
Kesehatan, ada peningkatan kelas dan atau penambahan pelayanan dan
atau penambahan bangunan lebih dari 25%.
- Berdasarkan banding (appeal) yang perlu ditindaklanjuti.
- Adanya pengaduan terkait dengn mutu pelayanan rumah sakit.
Catatan :
- Rumah Sakit Pendidikan : 16 bab
- Rumah Sakit non Pendidikan : 15 bab
1.8. Jenis Surveior Akreditasi Rumah Sakit dan tugasnya
SURVEIOR
Manajemen Medis Keperawatan
Pelayanan Kefarmasian Akses ke Rumah Sakit Hak Pasien dan
dan Penggunaan Obat dan Kontuinitas keluarha
Peningkatan mutu dan Assesmen pasien Manajemen
keselamatan pasien. komunikasi dan
edukasi
Tata kelola rumah sakit Pelayanan asuhan Pencegahan dan
pasien pengendalian infeksi
Manajemen fasilitas dan Pelayanan anestesi dan Sasaran keselamatan
keselematan bedah pasien
Kompetensi dan menurunkan angka Manajemen Informasi
kewenangan staf kematian ibu dan bayi dan Rekam Medis
serta meningkatkan
angka kesehatan ibu dan
bayi, menurunkan
angka kesakitan
HIV/AIDS,
menurunkan angka
kesakitan tuberkulosis,
pengendalian resistensi
antimikroba dan
pelayanan geriatri
Integrasi Pendidikan
Kesehatan Dalam
Pelayana Rumah Sakit
(IPKP)