Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.P DENGAN KANKER SERVIKS

DI RUANG RAJAWALI 4B RSUP DR. KARIADI SEMARANG

DISUSUN OLEH:

BANIS RIHADATUL AFIFAH


NIP 199705272022032006

PROGRAM ORIENTASI PEGAWAI BARU

RSUP DR. KARIADI SEMARANG

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kasus Dengan Judul

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.P DENGAN KANKER SERVIKS

DI RUANG RAJAWALI 4B RSUP DR. KARIADI SEMARANG

Disusun Oleh

BANIS RIHADATUL AFIFAH


NIP 199705272022032006

Disetujui Oleh

Pembimbing Klinik Kepala Ruang Rajawali 4B

Dwi Anjar Kusumawardani, Amk Anik Rakhmawati, S.Kep,, Ns.


NIP. 199111142015032003 NIP. 198206082005012002

MPP

Hadi Setiarjo, S.Kep., Ners.

NIP. 197009091996031001
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker serviks atau disebut juga kanker leher rahim merupakan jenis penyakit
kanker yang paling banyak diderita wanita diatas usia 18 tahun atau wanita usia
produktif. Kanker serviks menempati urutan ke dua menyerang wanita dalam usia subur,
yang pada tahun 2005 menyebabkan lebih dari 250.000 angka kematian. Sekitar 80 %
dari jumlah kematian tersebut terjadi pada negara berkembang. Tanpa penatalaksanaan
yang konkrit, diperkirakan kematian akibat kanker serviks akan meningkat 25 % dalam
jangka waktu 10 tahun mendatang (WHO, 2006).
Laporan World Health Organization (WHO) dalam penelitian Nurhidayati, 2020
menunjukkan bahwa kasus kanker serviks semakin meningkat di seluruh dunia, dimana
diperkirakan 10 juta kasus baru pertahun dan akan meningkat menjadi 15 juta kasus pada
tahun 2020. Di negara-negara yang maju diperkirakan 40-50% wanita berkesempatan
untuk melakukan skrining dengan tes Pap-Smear. Kasus kanker serviks di negara
berkembang diperkirakan hanya 5% yang berkesempatan menjalani skrining, oleh karena
itu kanker serviks termasuk kanker tersering pada wanita dan merupakan penyebab
kematian terbanyak nomor 3 di seluruh dunia. Penyebab kematian nomor 1 di negara
berkembang. Penderita kanker serviks di Indonesia jumlahnya meningkat,saat ini ada
sekitar 200 ribu kasus setiap tahunnya, penyakit ini merupakan penyebab kematian utama
kanker pada wanita dinegara-negara berkembang termasuk Indonesia, bahkan tiap
tahunnya sekitar seperempat juta wanita meninggal karena penyakit ini (Nurhidayati,
2020).
Pasien dengan kanker serviks tentunya akan banyak mengalami perubahan dalam
kondisi tubuhnya. Penurunan kualitas kesehatan akan berpengaruh bain untuk kondisi
fisik maupun mentalnya. Perawatan pasien dengan kanker serviks harus dilakukan
dengan menyeluruh dalam membantu pemenuhan kebutuhan sehari-hari maupun untuk
mengurangi keluhan yang dirasakan agar dapat meningkatkan kualitas hidup serta
semangat sembuh dari pasien.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengetahui Asuhan
Keperawatan pada Klien dengan Kanker Serviks di Ruang Rajawali 4B RSUP Dr.
Kariadi Semarang.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penulis mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan kanker serviks
di Ruang Rajawali 4B RSUP Dr. Kariadi Semarang
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui definisi kanker serviks
b. Untuk mengetahui etiologi kanker serviks
c. Untuk mengetahui stadium kanker serviks
d. Untuk mengetahui patofisiologi kanker serviks
e. Untuk mengetahui pathways kanker serviks
f. Untuk mengetahui manifestasi klinis kanker serviks
g. Untuk mengetahui penatalaksanaan kanker serviks
h. Untuk mengetahui asuhan keperawatan hipospadia
DATA SOSIAL PASIEN RAWAT INAP

Nama Pasien : Ny. P


No Rekam Medik : C824834
No Register : 11972950
Nama DPJP : Very Great Eka Putra,,dr.,Sp.OG
Nama PPJA : Isharjito
Tempat, Tanggal Lahir : Magelang, 22/01/1987
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Suku Bangsa : Jawa
Bahasa sehari-hari : Jawa dan Indonesia
Pendidikan terakhir : SMA
Keterbatasan Fisik : Tidak Ada
Alamat Tempat Tinggal : Pelumbon
Tanggal rujukan : 12 April 2022
Debitur : JKN PBI
Penanggung Jawab : Tn. T
Hubungan dengan pasien : Suami
NAMA : Ny. P
Tgl Lahir/Umur : 22-01-1987 35 Thn,2 Bln,22 Hari Th
Jenis Kelamin :P
ASESMEN AWAL PASIEN No Register : 11972950
Tanggal Masuk : 12-04-2022
RAWAT INAP Ruang Rawat : P.RAJAWALI 4B
Kelas Rawat : III
Nama DPJP : Very Great Eka Putra,,dr.,Sp.OG
Nama PPJA : ISHARJITO
PERAWAT / BIDAN *coret yang tidak perlu
Alergi ✔ Tidak ❏
Ya, Sebutkan : Bentuk
Reaksi Alergi

Masuk Ruang Rawat Inap Tanggal 132/04/2022 Jam : 02.00 WIB


Skrining
Skrining Gizi (Untuk usia > 14 tahun)
Berilah tanda centang () pada kotak yang sesuai
Deskripsi Skor A Skor B Skor C
1. Perubahan berat badan
Bila pasien/keluarga tidak tahu, tanyakan:

● Perubahanukuran pakaian ✔ tidak ada ❏ ada, lambat ❏ ada, cepat


● Apakah"terlihat lebih kurus"
2. Asupan makan dan perubahan dalam 2 minggu terakhir ✔ cukup ❏ menurun ❏ NGT
3. Gejala gasBenyntestinal minimal 1 gejala : mual/muntah/diare/anoreksia ✔ tidak ada ❏ada ringan ❏ ada berat
4. Faktor Pemberat (misal skor B : infeksi, DM, Penyakit Jantung Kongestif;
skor C : colitis ulseratif, peritonitis, kanker, multiple trauma) ❏ tidak ada ❏ ada ringan ✔ ada berat
5. Penurunan kapasitas fungsional (gangguan menelan, mengunyah, dll) ✔ tidak ada ❏ ada ringan ❏ ada berat
Kategori Status Gizi:
❏ A = Status gizi baik ❏ B = Berisiko malnutrisi ✔ C = Malnutrisi berat
Catatan:
1. Kategori status gizi berdasarkan kondisi terberat yang ada.
2. Pasien dengan B dan C dilaporkan ke Tim Terapi Gizi untuk Asesmen Lanjut saat Visite Gizi.
Skrining Nyeri
Apakah pasien merasakan nyeri? ❏ Tidak ✔ Ya, bila Ya dilanjutkan penilaian nyeri Skor Nyeri dengan VAS /
Wong Baker / CPOT* :
berikut ini : Lokasi: Penis bekas operasi
Onsite : ❏ Akut ✔ Kronik 4
Waktu : ✔ Intermiten ❏ Terus menerus
Pencetus / saat atau kapan terjadinya nyeri : saat beraktivitas
Tipe : ❏ Tekanan ❏ Terbakar ❏ Tajam tusukan ❏ Tajam diiris ✔ Mencengkeram ❏ Melilit
Lainnya: Skor Nyeri dengan VAS/Wong Baker/CPOT : Wong Baker (0), VAS (4), CPOT (0)
Asesmen ulang nyeri : Penatalaksanaan nyeri :
● Nyeri Ringan setiap 8 jam ☞ Skala nyeri Nyeri ringan dilakukan oleh perawat, bila tidak teratasi lapor DPJP.
● Nyeri Sedang setiap 4 jam ☞ Skala nyeri Nyeri sedang sampai berat dilakukan oleh DPJP, jika tidak teratasi dalam kurun waktu 3x24
● Nyeri Berat setiap 1 jam jam DPJP wajib konsul pada Tim Nyeri. (hotline : 6043)

Skrining Fungsional – Indeks Barthel
Faktor Ketergantungan Skor Faktor Ketergantungan Skor
1. Personal Hygiene 5 6. Memakai Pakaian 10
2. Mandi 5 7. Kontrol BAB 10
3. Makan 10 8. Kontrol BAK 10
4. Toileting 8 9. Ambulasi atau menggunakan Kursi Roda 0/4
5. Menaiki Tangga 8 10. Transfer Kursi – Tempat Tidur 12
Kategori (beri tanda √ pada □ yang sesuai) :
Skor Total :
□ Ketergantungan Total (0-24) □ Ketergantungan Sedang (50-74)
82
□ Ketergantungan Berat (25-49) ✔ Ketergantungan Ringan (75-90) □ Ketergantungan Minimal (91-99)
 Skor Ketergantungan Sedang s.d Total : Laporkan ke DPJP untuk konsultasi dengan Dokter Rehabilitasi Medis
 Skor Ketergantungan Minimal s.d Ringan : Evaluasi setiap 2 hari atau bila ada perubahan faktor ketergantungan.
ASESMEN KEPERAWATAN
Psikologis dan Sosial Ekonomi
Pasien dalam kondisi : □ Depresi √ Khawatir □ Sulit / Suka Melawan Perintah □ Berpotensi menyakiti diri / orang lain □ Baik
Hubungan dengan anggota keluarga Baik / Tidak*
Keinginan khusus pasien: (misalnya tidak ingin dijenguk, ingin dirawat dengan perawat jenis kelamin sama, dll)
_____Tidak ada_____________
Hambatan sosial, budaya dan ekonomi dalam penyembuhan penyakit : ___Tidak Ada______
(misalnya : larangan dari keyakinan yang dianut, mitos budaya setempat, pembiayaan pengobatan dari bantuan yang terbatas, dll)
Kebutuhan Cairan
Minum : 1500 cc / hari; Perasaan haus berlebihan: Ya / Tidak*; Mukosa Mulut : Kering / Normal*
Turgor Kulit : Kembali cepat / kembali lambat; Edema : Ya / Tidak*
Kebutuhan Eliminasi
Frekuensi BAK: 7-8 kali / hari; Jumlah 1000 cc
Frekuensi BAB: 1 x / hari: Warna : Kuning ; Bau : Khas ; Konsistensi : Lembek ;Tgl. Terakhir BAB : 11/04/2022 12.00
Kebutuhan Persepsi / Sensori
Penglihatan : Baik / Tidak*; Pendengaran : Baik / Tidak*; Penciuman : Baik / Tidak*;
Pengecapan : Baik / Tidak*; Perabaan : Baik / Tidak*
Kebutuhan Komunikasi
Berbicara : Lancar/Tidak*; Jika tidak apa penyebabnya : Tidak Ada ; Pembicaraan : Koheren / Inkoheren
Disorentasi :Ya / Tidak*, jika Ya termasuk disorientasi : Tidak Ada ; Menarik diri :Ya /Tidak*; Apatis :Ya / Tidak*
Kebutuhan Spiritual
Kegiatan ibadah sehari-hari yang dilakukan : Sholat
Membutuhkan bantuan dalam menjalankan kegiatan ibadah di Rumah Sakit dalam bentuk : Tidak Ada
Kebutuhan Istirahat
Jumlah tidur : 8 Jam/ hari; Obat tidur : Minum / Tidak*, Jika pakai, macamnya: _____________x___________ Dosis:_______x______
Pemeriksaan Fisik Umum
Kesadaran : √ Composmentis □ Apatis □ Somnolen □ Soporocoma □ Coma
Kondisi Umum : □ Baik □ Tampak Sakit □ Sesak □ Pucat √ Lemah □ Kejang □ Lainnya:_______________
Tekanan darah Sistole 110 / Diastole 70 mmHg Nadi 88 X / menit Pernapasan : 20X /menit Suhu 36,3 oC
Tinggi Badan / Panjang Badan : 159 cm Berat Badan : 68 kg
DOKTER
Riwayat Penyakit
Riwayat didapatkan dari: √ Anamnesis □ Alloanamnesis* dengan Nama : Tn. A hubungan dengan pasien : suami
Keluhan Utama: perdarahan dari jalan lahir
Riwayat Penyakit Sekarang :
(Lokasi, Onset dan Kronologis, Kualitas, Kuantitas, Faktor Memperberat, Faktor Memperingan, Gejala Penyerta)

Pasien datang ke IGD dengan keluhan adanya perdarahan dari jalan lahir sekitar 2 pembalut. Pasien sering mengalami
perdarahan sejak 6 bulan yang lalu. Pasien mengatakan bahwa riwayat menstruasi sebelumnya teratur, keluhan disertai dengan
keputihan. Pasien pernah memeriksakan kondisinya ke SpOG pada akhir Januari 2022 dan dilakukan biopsi pada mulut rahim.
Dari hasil pemeriksaan didapatkan adanya kanker pada serviks. Selain sering mengalami perdarahan, pasien juga sering merasa
nyeri di bagian perut bawah dengan skala nyeri VAS 4, nyeri terasa mencengkeram dan hilang timbul.
NAMA : Ny. P
Tgl Lahir/Umur : 22-01-1987 35 Thn,2 Bln,22 Hari Th
Jenis Kelamin :P
LEMBAR PENGKAJIAN JATUH PASIEN No Register : 11972950
Tanggal Masuk : 12-04-2022
RAWAT INAP DEWASA (MORSE FALL) Ruang Rawat : P.RAJAWALI 4B
Kelas Rawat : III
Nama DPJP : Very Great Eka Putra,,dr.,Sp.OG
Nama PPJA : ISHARJITO
Hitunglah Skor Resiko Jatuh Pasien pada saat pasien masuk rawat inap

Nilai ulang setiap 2 hari/ketika terjadi perubahan kondisi/saat pasien ditransfer dari Unit lain/pasien post
operasi/setelah pasien jatuh

Resiko Tinggi (RT) 45 atau lebih


Resiko Sedang (RS) 25 sampai 44
Resiko Rendah (RR) 0 sampai 24

PENILAIAN RESIKO JATUH SKOR TGL : 4/12/2022 12.00

(Dinilai Oleh Perawat Primer)


Riwayat Jatuh: Tidak
termasuk kecelakaan Jatuh satu kali atau lebih alam kurun waktu 6 bulan 25
kerja atau rekreasional terakhir

Status Mental Agitasi / Konfusi 15


Demensia 15
SKOR RESIKO JATUH

Medikasi Efek dari obat-obat analgesik/sedatif 10


Riwayat Operasi dengan GA/RA dalam 24 jam 20
Langkah
terakhir Gangguan 20
Kaki
Lemah 10 ✔
Normal 0
Mobilitas Alat Bantu Benda disekitar; kursi, dinding 30
Kruk, Tongkat, Tripod, walker 15
Pasien dengan Bed Rest total 0
Kondisi Medis Pasien dengan diagnosis lebih dari 1 15
Pasien terpasang infus 20 ✔
SKOR TOTAL 195 30
Lingkari golongan Skor Resiko Jatuh setelah penilaian RT/RS/RR
Dokter meminta untuk pencegahan resiko jatuh + Nilai Skor berapapun = RT RT

INTERVENSI PENCEGAHAN PASIEN JATUH


14 April Pukul Pukul 21.00
14 April 2022 Pukul 10.00
12 April 2022 Pukul 10/30

12 April 2022 Pukul 21.00


12 April 2022 Pukul 15.00

13 April 2022 Pukul 09.00

13 April 2022 Pukul 15.00

13 April 2022 Pukul 21.30

14 April 2022 Pukul 15.30

20 April 2022 Pukul 09.30

Beri Tanda cek (✔) pada tindakan yang dilakukan


Tanggal & Jam

Resiko Tinggi : Intervensi setiap 4 jam Resiko Sedang : Intevensi setiap 8 jam Resiko
Rendah : Intervensi setiap Shift

RT RESIKO JATUH TINGGI


1 Sarankan untuk minta bantuan
2 Tempatkan bel panggilan dalam jangkauan tangan pasien
3 Tempatkan benda-benda milik pasien di dekat pasien
4 Pastikan tempat tidur dalam posisi rendah dan roda terkunci
5 Pastikan celana panjang atau sarung pasien diatas mata kaki
6 Bantu pasien saat transfer/ambulasi
7 Pasangkan pengaman sisi tempat tidur
8 Pastikan label pasien resiko jatuh terpasang di Gelang pasien, Rekam Medis, dan Tempat tidur pasien

9 Tawarkan ke pasien untuk ke toilet setiap 4 jam


10 Pasangkan tali pengaman bila perlu
11 Beritahukan efek dari obat/anestesi kepada pasien/keluarga
12 Berikan orientasi ruangan sekitar kepada pasien/penunggu pasien
RS RESIKO JATUH SEDANG
1 Sarankan untuk minta bantuan ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔
2 Tempatkan bel panggilan dalam jangkauan tangan pasien ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔
3 Tempatkan benda-benda milik pasien di dekat pasien ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔
4 Pastikan tempat tidur dalam posisi rendah dan roda terkunci ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔
5 Pastikan celana panjang atau sarung pasien diatas mata kaki ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔
6 Bantu pasien saat transfer/ambulasi ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔
7 Pasangkan pengaman sisi tempat tidur ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔
Pastikan label pasien resiko jatuh terpasang di Gelang pasien, Rekam Medis, dan Tempat ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ ✔
8 ✔ ✔
tidur pasien
RR RESIKO JATUH RENDAH
1 Monitor Kondisi Umum Pasien dan Tanda vital 1/8 Jam
2 Pastikan Pengaman Tempat tidur selalu tertutup saat pasien tidur
NAMA : Ny. P
Tgl Lahir/Umur : 22-01-1987 35 Thn,2 Bln,22 Hari Th
Jenis Kelamin :P
ASESMEN AWAL PASIEN No Register : 11972950
Tanggal Masuk : 12-04-2022
RAWAT INAP Ruang Rawat : P.RAJAWALI 4B
Kelas Rawat : III
Nama DPJP : Very Great Eka Putra,,dr.,Sp.OG
Nama PPJA : ISHARJITO
Riwayat Penyakit Keluarga :

DM ( - ), HT ( - ), tidak ada anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit yang sama seperti pasien

Obat-obatan yang sedang dikonsumsi dan / atau dibawa pasien saat ini :
Tidak ada
Hasil Pemeriksaan Penunjang (Untuk Pemeriksaan Penunjang yang Telah Ada)
Tanggal Pemeriksaan Kesan Hasil
13-04-2022 Lab Hb : 5.4, Leu : 13.8, Tr: 878

15-04-2022 Lab Hb : 11, Leu : 12.7, Tr: 746

20-04-2022 Lab Hb : 11,2, Leu : 13,1, Tr: 545


Pemeriksaan Fisik
Sistem Respirasi :
 Inspeksi : pengembangan dada kanan dan kiri sama, tidak ada penggunaan otot bantu napas
 Palpasi : Vocal fremitus teraba kanan = kiri
 Perkusi : sonor pada lapang paru
 Auskultasi : vesikuler

Sistem Kardiovaskuler :
Bunyi jantung I- II reguler, normal

Sistem Gastrointestinal :
 Inspeksi : dinding abdomen simetris, tidak ada jejas atau lesi
 Auskultasi : bising usus : 7x/menit
 Perkusi : tympani
 Palpasi : terdapat nyeri tekan pada abdomen sebelah kiri bawah

Pemeriksaan Fisik lain :


Sistem Integumen :
 Tidak ada edema di ekstermitas
Sistem perkemihan :
 Pasien terpasang DC kateter
DOKTER DAN PERAWAT / BIDAN
Informasi Tambahan
No Informasi Tambahan User-entry

1 Riwayat haid : pasien lupa


Riwayat menikah : 1x selama 21 th
Riwayat obstetri : P3A0 - anak terkecil 5 th
Riwayat KB : implan sejak 2 th yang lalu dan masih
terpasang
RPD : Asma (-) DM (-) sakit jantung (-) hipertensi (-)
alergi (-)
2 Pasien direncakan PRC 3 kolf

3 Pasien direncanakan kemoterapi apabila hb>10


Daftar Masalah Dan Diagnosis
Daftar Masalah Medis Daftar Masalah Keperawatan

P3A0 35 th  Risiko Perdarahan


Squamous cell ca cervix uteri stad III B Mild  Nyeri kronis
hidronefrosis-hidroureter kiri Pasca URS + DJ stent  Mual
kiri (28/2/2022)
DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING

Malignant neoplasm of cervix uteri

Instruksi Awal Dokter


Perbaikan KU

Tanda Tangan Dokter Tanda Tangan Perawat

Nama : Very Great Eka Putra,,dr.,Sp.OG


Tanggal : 12/04/2022 Jam : 08.00 Tanggal : 12/04/2022 Jam :
NAMA : Ny. P
Tgl Lahir/Umur : 22-01-1987 35 Thn,2 Bln,22 Hari Th
Jenis Kelamin :P
PERENCANAAN PEMULANGAN No Register : 11972950
Tanggal Masuk : 12-04-2022
PASIEN RAWAT INAP Ruang Rawat : P.RAJAWALI 4B
Kelas Rawat : III
Nama DPJP : Very Great Eka Putra,,dr.,Sp.OG
Nama PPJA : ISHARJITO

Kriteria pasien yang dilakukan Perencanaan Pemulangan (Discharge Planning) saat assesmen awal

Pasien lanjut usia > 60 tahun

Pasien dengan gangguan anggota gerak

 Pasien dengan kebutuhan pelayanan kesehatan medis atau keperawatan yang berkelanjutan panjang (misalnya: penyakit kronis,
pasien dengan rawat luka yang lama, dll)

Pasien yang dinilai akan memerlukan bantuan dalam aktivitas sehari-hari di rumah

Tidak ada pilihan kriteria pasien


Diagnosa utama : malignant neoplasm of cervix uteri
Diagnosa sekunder: -

KEBUTUHAN PEMENUHAN KEBUTUHAN


Diperkirakan membutuhkan bantuan dalam □ konsultasi rehabilitasi □ membutuhkan alat bantu gerak □membutuhkan anggota gerak palsu
aktivitas sehari-hari selama di rumah □ terapi wicara √ lainnya : Aktivitas dan perawatan yang dapat dilakukan di rumah
Membutuhkan edukasi gizi yang kompleks □ Konsultasi Gizi □ penggunaan alat bantu makan khusus
terkait penyakitnya □ Lainnya: tidak ada
Membutuhkan penanganan nyeri kronis □ Konsultasi kepada Tim Nyeri □ edukassi tentang obat-obat nyeri
□ Penanganan nyeri secara mandiri □Lainnya: tidak ada
Diperkirakan akan memerlukan pengelolaan  Tujuan : Penatalaksanaan Penyakit □tindakan, sebutkan ----------
penyakit secara berkelanjutan di luar RSUP dr Tempat : □ Dokter Keluarga □ Dokter Praktek ✓ Rumah Sakit
Kariadi □ Home Care □ Panti/Rumah Singgah □ Lainnya:
Kebutuhan Lainnya □ Kebutuhan kepada:

Lainnya : Pasien bisa pulang dengan kendaraan sendiri


Pengkajian dilakukan tanggal 12 April 2022 (pro kemoterapi) didapatkan data sebagai
berikut:

Keluhan utama :
1. Perdarahan dari jalan lahir dan lemas
2. Nyeri mencengkereram pada area abdomen bagian kiri bawah. Nyeri sudah dirasakan 8 bulan
yang lalu
P : saat beraktivitas, Q : mencengkeram, R : abdomen kiri bawah, S : skala 4, T : hilang timbul

Hasil pengukuran Vital Sign:


TD : 110/70 mmHg Nadi : 88 Kali/menit
Suhu : 36.2 °C RR : 20 kali/menit
Pemeriksaan fisik :

- Sistem respirasi : dada asimetris, perkembangan dada kanan dan kiri tidak simetris, redup
di paru sinistra, suara napas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan.
- Sistem kardiovaskuler : redup di bagian sinistra, bunyi jantung S1 dan S2 normal, tidak
ada suara tambahan.
- Pasien tampak lemas dan meringis kesakitan

Keadaan umum: baik, kesadaran composmentis GCS: E4M6V5


- Pasien membutuhkan bantuan minimal untuk ke kamar mandi, mobilisasi, makan dan
minum, skor Indeks Barthel:82 (ketergantungan ringan)
- Skrining gizi: C (Malnutrisi berat)
- Skor resiko jatuh : 30 (Resiko sedang)
- Pasien mengeluh nyeri skala 4, nyeri hilang timbul di bagian abdomen kiri bawah

Pengkajian dilakukan tanggal 20 April 2022 (post kemoterapi) didapatkan data sebagai
berikut:

Keluhan utama :
1. Lemas, perdarahan dari jalan lahir minimal
2. Nyeri mencengkereram pada area abdomen bagian kiri bawah. Nyeri sudah dirasakan 8 bulan
yang lalu
P : saat beraktivitas, Q : mencengkeram, R : abdomen kiri bawah, S : skala 3, T : hilang timbul
3. Mual dan ingin muntah, lemas, terlihat pucat, kurang nafsu makan, pasien hanya
menghabiskan setengah porsi makan
Hasil pengukuran Vital Sign:
TD : 112/75 mmHg Nadi : 82 Kali/menit
Suhu : 36.3 °C RR : 20 kali/menit
Pemeriksaan fisik :

- Sistem respirasi : dada asimetris, perkembangan dada kanan dan kiri tidak simetris, redup
di paru sinistra, suara napas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan.
- Sistem kardiovaskuler : redup di bagian sinistra, bunyi jantung S1 dan S2 normal, tidak
ada suara tambahan.
- Pasien tampak lemas dan meringis kesakitan

Keadaan umum: lemah dan pucat, kesadaran composmentis GCS: E4M6V5


- Pasien membutuhkan bantuan minimal untuk ke kamar mandi, mobilisasi, makan dan
minum, skor Indeks Barthel:82 (ketergantungan ringan)
- Skrining gizi: C (Malnutrisi berat)
- Skor resiko jatuh : 30 (Resiko sedang)
- Pasien mengeluh nyeri skala 3, nyeri hilang timbul di bagian abdomen kiri bawah
- BB : 68kg, TB : 159
IMT : 26.8 (Gemuk)

Dari hasil pengkajian didapatkan masalah keperawatan :


1. Risiko perdarahan
2. Nyeri kronis berhubungan dengan agen pencedera (maligna)
3. Mual berhubungan dengan efek agen farmakologis (obat sitostatika)
NAMA : Ny. P
Tgl Lahir/Umur : 22-01-1987 35 Thn,2 Bln,22 Hari Th
Jenis Kelamin :P
RENCANA PELAYANAN PASIEN No Register : 11972950
Tanggal Masuk : 12-04-2022
INTERDISIPLIN Ruang Rawat : P.RAJAWALI 4B
Kelas Rawat : III
Nama DPJP : Very Great Eka Putra,,dr.,Sp.OG
Nama PPJA : ISHARJITO
Diagnosis: Malignant neoplasm of cervix uteri
PPJA / petugas
Kebutuhan yang Tanda Tercapai / tidak Tanda Tanda tangan
Tanggal Target capaian individu yang Tanggal
diidentifikasi tangan tercapai tangan dokter
bertanggungjawab
Setelah dilakukan asuhan
kepearawatan 5x24 jam,
12/04/2022 Perdarahan tanda perdarahan menurun Tercapai 17/04/2022
yang ditandai dengan
peningkatan Hb >10
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan 5x24 jam
12/04/2022 Nyeri kronis VAS 4 Tercapai 17/04/2022
nyeri pasien berkurang
menjadi skala VAS 2
Setelah dilakukan asuhan
kepearawatan 3x24 jam,
20/04/2022 Mual tingkat mual menurun yang Tercapai 23/04/2022
ditandai dengan
peningkatan nafsu makan
NAMA : Ny. P
Tgl Lahir/Umur : 22-01-1987 35 Thn,2 Bln,22 Hari Th
Jenis Kelamin :P
LEMBAR EDUKASI PASIEN DAN KELUARGA No Register : 11972950
Tanggal Masuk : 12-04-2022
INTERDISIPLIN Ruang Rawat : P.RAJAWALI 4B
Kelas Rawat : III
Nama DPJP : Very Great Eka Putra,,dr.,Sp.OG
Nama PPJA : ISHARJITO
Beri tanda (✔) pada □ pilihan yang sesuai
A. Pengkajian Kebutuhan Edukasi Pasien Dan Keluarga
1. Yang dikaji : ✔ Pasien □ keluarga
2. Kesediaan menerima edukasi : ✔Ya □ Tidak
3. Kemampuan membaca : ✔Ya □ Tidak
4. Bahasa yang dipakai : ✔Indonesia □ Lainnya ;
5. Kebutuhan penerjemah : □ Ya ✔Tidak
6. Keyakinan dan nilai-nilai : Tidak ada keyakinan tertentu
7. Pendidikan terakhir : SMA
8. Hambatan : □ Pengetahuan □ Fisik□ Emosi□ Kognitig □Motivasi ✔Tidak ada
9. Kebutuhan Edukasi : ✔ Cuci tangan□ Penggunaan alat medis □
B. Pelaksanaan Edukasi Pasien dan Keluarga
Profesi Nama &
Tanggal & Materi Edukasi Penerima Edukasi Metode Edukasi Media Edukasi Evaluasi Pasca Tangan Tanda Tangan
jam Edukasi tangan & Penerima
nama edukasi
12/04/22 Hand Hygiene 6 langkah □ Pasien □ Membaca □Leaflet ✔Mampu
Jam 08.00 dengan benar, etika batuk □ Keluarga ✔Demonstrasi □ Lembar balik menjelaskan
dan penggunaan masker ✔Pasien & Keluarga ✔Ceramah □ Video/film ✔Mampu
□ Family Conference □ Diskusi □ Alat peraga mendemonstrasikan
□ Audio visual □ Re-edukasi
12/04/22 Manajemen nyeri dengan □Pasien □ Membaca ✔Leaflet ✔Mampu
Jam 10.00 relaksasi nafas dalam □ Keluarga ✔Demonstrasi □ Lembar balik menjelaskan
dengan teknik genggam 5 ✔ Pasien & Keluarga ✔Ceramah □ Video/film □ Mampu
jari dan menganjurkan □ Family Conference □ Diskusi □ Alat peraga mendemonstrasikan
pasien untuk □ Audio visual □ Re-edukasi
memperbanyak dzikir
13/04/22 Tindakan transfusi darah □Pasien □ Membaca ✔Leaflet ✔Mampu
Jam 09.00 □ Keluarga ✔Demonstrasi □ Lembar balik menjelaskan
✔Pasien & Keluarga ✔Ceramah □ Video/film □ Mampu
□ Family Conference □ Diskusi □ Alat peraga mendemonstrasikan
□ Aud09 visual □ Re-edukasi
16/04/22 Tindakan kemoterapi □Pasien □ Membaca ✔Leaflet ✔Mampu
Jam 08.00 □ Keluarga ✔Demonstrasi □ Lembar balik menjelaskan
✔ Pasien & Keluarga ✔Ceramah □ Video/film ✔Mampu
□ Family Conference □ Diskusi □ Alat peraga mendemonstrasikan
□ Audio visual □ Re-edukasi
20/04/22 Manajemen mual □Pasien □ Membaca ✔Leaflet ✔Mampu
Jam 08.00 □ Keluarga ✔Demonstrasi □ Lembar balik menjelaskan
✔ Pasien & Keluarga ✔Ceramah □ Video/film ✔Mampu
□ Family Conference □ Diskusi □ Alat peraga mendemonstrasikan
□ Audio visual □ Re-edukasi
NAMA : Ny. P
Tgl Lahir/Umur : 22-01-1987 35 Thn,2 Bln,22 Hari Th
Diagnosa Keperawatan Jenis Kelamin :P
No Register : 11972950
Tanggal Masuk : 12-04-2022
RISIKO PERDARAHAN Ruang Rawat : P.RAJAWALI 4B
Kelas Rawat : III
Nama DPJP : Very Great Eka Putra,,dr.,Sp.OG
Nama PPJA : ISHARJITO
Tanggal
Diagnosa Keperawatan Tujuan Keperawatan Rencana Tindakan
Jam

12/04/2022 Risiko perdarahan Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Perdarahan


keperawatan selama 5x24
Jam 08.00 jam, maka perdarahan  Monitor tanda dan gejala
menurun, dengan kriteria perdarahan
hasil :  Monitor nilai
- Perdarahan vagina hematokrit/hemoglobin sebelum
menurun (5) dan sesudah kehilangan darah
- Hemoglobin membaik >  Monitor tanda-tanda vital
10 (5) Monitor koagulasi (missal
- Tekanan darah prothrombin time (PT), partial
membaik (5) thromboplatin time (PTT),
fibrinogen, degradasi fibrin
dan/atau platelet
 Pertahankan bedrest selama
perdarahan
Batasi tindakan invasif bila perlu
Gunakan kasur pencegah
dekubitus
Hindari pengukuran suhu rektal
 Jelaskan tanda dan gejala
perdarahan
Anjurkan menggunakan kaos kaki
saat ambulasi
Anjurkan meningkatkan cairan
untuk menghindari konstipasi
Anjurkan untuk menghindari
aspirin atau antikoagulan
 Anjurkan meningkatkan asupan
makanan dan vitamin K
 Anjurkan segera melaporjika
terjadi perdarahan
 Kolaborasi pemberian obat
pengontrol perdarahan
 Kolaborasi pemberian produk
darah, jika perlu

Nama Perawat:
NAMA : Ny. P
Diagnosa Keperawatan Tgl Lahir/Umur : 22-01-1987 35 Thn,2 Bln,22 Hari Th
Jenis Kelamin :P
Nyeri Kronis No Register : 11972950
Tanggal Masuk : 12-04-2022
Ruang Rawat : P.RAJAWALI 4B
Kelas Rawat : III
Nama DPJP : Very Great Eka Putra,,dr.,Sp.OG
Nama PPJA : ISHARJITO
Tanggal
Diagnosa Keperawatan Tujuan Keperawatan Rencana Tindakan
Jam

12/04/2022 Nyeri kronis Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri


berhubungan dengan: keperawatan selama 5x24  Identifikasi lokasi,
Jam 08.00 jam, maka tingkat nyeri karakteristik, durasi, frekuensi,
 Agen injury menurunn, dengan kriteria kualitas intensitas nyeri
(maligna) hasil :  Identifikasi skala nyeri
- Keluhan nyeri (5)  Identifikasi respon nyeri non
menurun menjadi 1 verbal
- Meringis (5) menurun  Identifikasi faktor yang
- Frekuensi nadi (5) memperberat dan
membaik memperingan nyeri
Identifikasi pengethauan dan
keyakinan tentang nyeri
Identifikasi pengaruh budaya
terhadap respon nyeri
Identifikasi pengaurh nyeri
terhadap kualitas hidup
 Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah
diberikan
 Monitor efek samping
penggunaaan analgetik
 Berikan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
(missal:TENS, hypnosis,
akupresur, terapi music,
biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi,teknik imajinasi
terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain,
dll)
Kontrol lingkungan yang
memperberat nyeri(mis : suhu
ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
 Fasilitasi istirahat tidur
Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
 Jelaskan penyebab, periode
NAMA : Ny. P
Diagnosa Keperawatan Tgl Lahir/Umur : 22-01-1987 35 Thn,2 Bln,22 Hari Th
Jenis Kelamin :P
Nyeri Kronis No Register : 11972950
Tanggal Masuk : 12-04-2022
Ruang Rawat : P.RAJAWALI 4B
Kelas Rawat : III
Nama DPJP : Very Great Eka Putra,,dr.,Sp.OG
Nama PPJA : ISHARJITO

dan pemicu nyeri


 Anjurkan memonitor nyeri
 Ajarkan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
 Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

Nama Perawat:
Tanggal
Diagnosa Keperawatan Tujuan Keperawatan Rencana Tindakan
Jam

20/04/2022 Mual berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Mual


dengan: keperawatan selama 3x24  Identifikasi pengalaman mual
Jam 08.00 jam, maka tingkat mual  Identifikasi dampak mual terhadap
 Agen farmakologis menurun, dengan kriteria kualitas hidup (mis: nafsu makan,
(obat sitostatika) hasil : aktivitas, kinerja, tanggungjawab
- Keluhan mual (5) peran, dan tidur)
menurun  Identifikasi faktor penyebab mual
- Nafsu makan (5)  Monitor mual (mis. Frekuensi,
meningkat durasi dan tingkat keparahan
- Perasaan ingin muntah  Monitor asupan nutrisi dan kalori
(5) menurun  Kendalikan faktor penyebab mual
- Wajah pucat (5)  Kurangi atau hilangkan keadaan
membaik penyebab mual
 Berikan makanan dalam jumlah
kecil dan menarik
 Anjurkan istirahat dan tidur yang
cukup
 Anjurkan makanan tinggi
karbohidrat dan rendah lemak
 Kolaborasi pemberian antiemetik

Nama Perawat:

(Nama)

NAMA : Ny. P
Tgl Lahir/Umur : 22-01-1987 35 Thn,2 Bln,22 Hari Th
Jenis Kelamin :P
No Register : 11972950
Tanggal Masuk : 12-04-2022
CATATAN Ruang Rawat : P.RAJAWALI 4B
KEPERAWATAN Kelas Rawat : III
Nama DPJP : Very Great Eka Putra,,dr.,Sp.OG
Nama PPJA : ISHARJITO

Tanggal Jam Tanda Tangan


Catatan Tindakan Keperawatan Perawat
12/04/22 Jam 07.00 Melakukan hand over
Jam 08:00 Memonitor KU pasien dan keluhan : tampak lemah,
composmentis, pasien, masih terdapat perdarahan (2 pembalut)
Jam 09:00 Mengkaji skala dan karakteristik nyeri -> (P : saat beraktivitas, Q
: mencengkeram, R : abdomen kiri bawah, S : skala 4, T : hilang
timbul)
Jam 09.30 Mengajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri
Jam 12:00 Mengukur tanda-tanda vital : TD = 120/70 mmHg, HR =
80x/menit, RR = 20 x/menit, suhu 36 ºC
Jam 13.00 Memonitor perdarahan -> (darah masih keluar dari jalan lahir)
Jam 14.00 Memberikan terapi sesuai program
Jam 14.15 Melakukan hand over

13/04/22 Jam 14:00 Melakukan hand over


Jam 14:20 Memonitor KU pasien : compos mentis
Jam 15:00 Mengkaji nyeri klien (P : saat beraktivitas, Q : mencengkeram, R :
Jam 15:15 abdomen kiri bawah, S : skala 3, T : hilang timbul)
Jam 16.00 Memberikan kompres hangat untuk mengurangi nyeri
Jam 16:10 Memonitor tanda perdarahan (perdarahan masih keluar, 1
pembalut)
Jam 16:30 Menganjurkan pasien untuk memperbanyak asupan makan agar
meningkatkan kadar Hb
Jam 17.00 Mengukur tanda-tanda vital : TD = 110/70 mmHg, HR =
83x/menit, RR = 20 x/menit, suhu 36 ºC
Jam 18:00 Memberikan terapi sesuai program
Jam 18.50 Melakukan double check sebelum memberikan transfusi PRC
Jam 19:00 Memberikan terapi premed untuk PRC
Jam 19:10 Memberikan transfuse PRC 1 kolf
Jam 19:45 Memonitor transfusi darah -> pasien tidak menunjukkan adanya
alergi
Jam 21.00 Melakukan hand over
14/04/22 Jam 14:00 Melakukan hand over
Jam 14:20 Memonitor KU pasien : composmentis
Jam 15:30 Mengkaji nyeri klien (P : saat beraktivitas, Q : mencengkeram, R :
abdomen kiri bawah, S : skala 3, T : hilang timbul)
Jam 15:40 Memonitor tanda perdarahan (perdarahan sudah minimal karena
pasien sudah dipasang tampon)
Jam 15:45 Menganjurkan pasien untuk melakukan distraksi dalam
mengurangi nyeri
Jam 16:30 Mengukur tanda-tanda vital : TD = 120/70 mmHg, HR =
78x/menit, RR = 20 x/menit, suhu 36,2 ºC
Jam 18:00 Memberikan terapi sesuai program
Jam 18.50 Melakukan double check sebelum memberikan transfusi PRC
Jam 19:00 Memberikan terapi premed untuk PRC
Jam 19:10 Memberikan transfusi PRC 1 kolf
Jam 19:45 Memonitor transfusi darah -> pasien tidak mengalami alergi
selama transfusi
Jam 21.00 Melakukan hand over
20/04/22 Jam 07.00 Melakukan hand over
(post Jam 08:00 Memonitor KU pasien dan keluhan : tampak lemah, pucat,
kemo compos mentis, mual, nafsu makan berkurang
Jam 09:00 Mengkaji skala dan karakteristik nyeri (P : saat beraktivitas, Q :
platosin
mencengkeram, R : abdomen kiri bawah, S : skala 2, T : hilang
138mg)
timbul)
Jam 09.30 Mengajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri
Jam 09.40 Menganjurkan untuk makan dengan porsi sedikit namun sering
Jam 12:00 Mengukur tanda-tanda vital : TD = 112/70 mmHg, HR =
78x/menit, RR = 20 x/menit, suhu 36 ºC
Jam 13.00 Memonitor perdarahan -> perdarahan minimal
Jam 14.00 Memberikan terapi sesuai program
NAMA : Ny. P
Tgl Lahir/Umur : 22-01-1987 35 Thn,2 Bln,22 Hari Th
Jenis Kelamin :P
LEMBAR CATATAN No Register : 11972950
Tanggal Masuk : 12-04-2022
TERINTEGRASI Ruang Rawat : P.RAJAWALI 4B
Kelas Rawat : III
Nama DPJP : Very Great Eka Putra,,dr.,Sp.OG
Nama PPJA : ISHARJITO
Nama Terang &
Tanggal Jam Catatan Kemajuan, Rencana Tindakan dan Terapi Profesi
Tanda Tangan

S : Pasien mengatakan lemas dan masih keluar darah dari vagina 2


pembalut

O : keadaan umum baik, composmentis, RR : 24x/menit, HR : 80x/menit,


TD : 110/80 mmHg, SpO2 : 99%, T : 36,6OC, terpasang infus NaCl 20 tpm,
pasien rencana PRC 3 kolf, Hb : 5,4
12/04/22 13:00 Perawat
A : Risiko perdarahan
P:
- Monitor tanda gejala perdarahan
- Kolaborasi pemberian produk darah
- Anjurkan meningkatkan asupan makan
- Kolaborasi pemberian obat pengontrol perdarahan
12/04/22 13.00 Perawat
S : Pasien mengatakan nyeri, P : saat bergerak dan beraktivitas, Q :
mencengkeram, R : Abdomen kiri bawah, S : skala 3 , T : hilang timbul

O : Keadaan umum lemah, composmentis, RR : 24x/menit, HR : 80x/menit,


TD : 120/80 mmHg, SpO2 : 99%, T : 36,6o C, terpasang infus NaCl 20
tpm, pasien tampak meringis kesakitan, terdapat nyeri tekan pada
abdomen kiri bawah

A : Nyeri kronis berhubungan dengan agen pencedera (maligna)


P:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
- Ajarkan tentang teknik non farmakologi
- Tingkatkan istirahat
- Berikan posisi nyaman
- Berikan analgetik tepat waktu sesuai instruksi dokter
13/04/22 20.00 S : Pasien mengatakan lemas dan masih keluar darah dari vagina 1 Perawat
pembalut

O : keadaan umum baik, composmentis, RR : 20x/menit, HR : 78x/menit,


TD : 113/80 mmHg, SpO2 : 99%, T : 36,3OC, terpasang infus NaCl 20 tpm,
Hb : 5,4

A : Risiko perdarahan
P:
- Monitor tanda gejala perdarahan
- Kolaborasi pemberian produk darah
- Kolaborasi pemberian obat pengontrol perdarahan
13/04/22 20.00 Perawat
S : Pasien mengatakan nyeri berkurang, P : saat bergerak dan beraktivitas, Q
: mencengkeram, R : Abdomen kiri bawah, S : skala 3 , T : hilang timbul

O : Keadaan umum lemah, composmentis, RR : 20x/menit, HR : 78x/menit,


TD : 113/80 mmHg, SpO2 : 99%, T : 36,3o C, terpasang infus NaCl 20
tpm, pasien tampak lebih rileks dari hari sebelumnya

A : Nyeri kronis berhubungan dengan agen pencedera (maligna)


P:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
- Ajarkan tentang teknik non farmakologi
- Tingkatkan istirahat
- Berikan posisi nyaman
- Berikan analgetik tepat waktu sesuai instruksi dokter

14/04/2022 20.30 S : Pasien mengatakan darah yang keluar sudah sedikit karena sudah
dipasang tampon

O : keadaan umum baik, composmentis, RR : 20x/menit, HR : 85x/menit,


TD : 110/70 mmHg, SpO2 : 99%, T : 36,3OC, terpasang infus NaCl 20 tpm,
Hb : 5,

A : Risiko perdarahan
P:
- Monitor tanda gejala perdarahan
- Kolaborasi pemberian produk darah
- Kolaborasi pemberian obat pengontrol perdarahan
14/04/2022 20.30
S : Pasien mengatakan nyeri berkurang, P : saat bergerak dan beraktivitas, Q
: mencengkeram, R : Abdomen kiri bawah, S : skala 3 , T : hilang timbul

O : : keadaan umum baik, composmentis, RR : 20x/menit, HR : 85x/menit,


TD : 110/70 mmHg, SpO2 : 99%, T : 36,3OC, terpasang infus NaCl 20
tpm, Hb : 5,4, pasien tampak lebih rileks daripada hari sebelumnya

A : Nyeri kronis berhubungan dengan agen pencedera (maligna)


P:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
- Ajarkan tentang teknik non farmakologi
- Tingkatkan istirahat
- Berikan posisi nyama
- Berikan analgetik tepat waktu sesuai instruksi dokter
20/04/2022 13.30 S : Pasien mengatakan darah yang keluar minimal

O : keadaan umum lemas, pucat, composmentis, RR : 20x/menit, HR :


82x/menit, TD : 120/80 mmHg, SpO2 : 99%, T : 36,3OC, terpasang infus
NaCl 20 tpm, Hb : 10,2

A : Risiko perdarahan
P:
- Monitor tanda gejala perdarahan
- Kolaborasi pemberian obat pengontrol perdarahan
20/04/2022 13.30
S : Pasien mengatakan nyeri berkurang, P : saat bergerak dan beraktivitas, Q
: mencengkeram, R : Abdomen kiri bawah, S : skala 2 , T : hilang timbul

O : : keadaan umum lemas, pucat, composmentis, RR : 20x/menit, HR :


82x/menit, TD : 120/80 mmHg, SpO2 : 99%, T : 36,3OC, terpasang infus
NaCl 20 tpm, Hb : 10,2, pasien tampak lebih rileks daripada hari
sebelumnya

A : Nyeri kronis berhubungan dengan agen pencedera (maligna)


P:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
- Ajarkan tentang teknik non farmakologi
- Tingkatkan istirahat
- Berikan posisi nyaman
- Berikan analgetik tepat waktu sesuai instruksi dokter
20/04/2022 13.30
S : Pasien mengatakan merasa mual dan ingin muntah, kurang nafsu makan
dan hanya menghabiskan setengah porsi makan, merasa sedikit lemas

O : : keadaan umum baik, lemas, pucat, composmentis, RR : 20x/menit, HR


: 82x/menit, TD : 120/80 mmHg, SpO2 : 99%, T : 36,3OC, terpasang
infus NaCl 20 tpm, Hb : 10,2, pasien tampak lebih rileks daripada hari
sebelumnya

A : Mual berhubungan dengan agen farmakologis (obat sitostatika)

P:
- Monitor asupan nutrisi dan kalori
- Anjurkan makanan tinggi karbohidrat dan rendah lemak
- Kolaborasi pemberian antiemetik
- Berikan makanan dalam jumlah kecil
- Monitor mual (mis. Frekuensi, durasi dan tingkat keparahan
Nomor CM : C915931 Ruang : P Rajawali 4B
No.Lab : 220416602/OM49662288 Kelas : III
Nama Pasien : Ny.P No.Spesimen : 48R
Alamat : Pelumbon Jam Terima Order : 13 April 2022 8.02
Umur / JK : 35 th 2 bl 20 hr/P Selesai : 13 April 2022 09.29
Dokter : BUDI SETIAWAN, dr, Sp.PD-KHOM
Diagnosa : C53.9 – Malignant neoplasm of cervix uteri,
unspecified
Hasil Lab (15 April 2022)
Hasil Lab 20 April 2022
Hasil Pemeriksaan Radiologi

X FOTO POLOS ABDOMEN 1 POSISI (AP SUPINE) 28/2/2022

Kesan :
Dj stent kiri kedudukan baik
Tak tampak gambaran batu opak
Tak tampak gambaran ileus maupun pneumoperitoneum

RO THORAX 25/2/2022
Cor t.a.k
Pulmo tak tampak nodul ataupun metastasis

USG ABDOMEN 26/2/2022


Massa solid inhomogen disertai kalsifikasi di dalamnya pada serviks uteri (ukuran 6,68x5,85x8,89 cm),
tak tampak infiltrasi ke vesical urinaria
Mild hidronefrosis hidroureter kiri
Tak tampak nodul pada hepar, lien, maupun limfadenopati paraaorta yang mencurigakan suatu metastasis
Multiple choelelithiasis (ukuran terbesar 1,47 cm)

HASIL PA 25/01/2022
Squamosa cell carcinoma cervix uteri
TERAPI

TANGGAL TERAPI RUTE


12/04/2022 - Ranitidin 50mg/12 jam Iv
- Ketorolax 30 mg/8 jam Iv
- Asam traneksamat 500mg/8 jam PO
13/04/2022 - Ranitidin 50mg/12 jam Iv
- Ketorolax 30 mg/8 jam Iv
- Asam traneksamat 500mg/8 jam PO
14/04/2022 - Ranitidin 50mg/12 jam Iv
- Ketorolax 30 mg/8 jam Iv
- Asam traneksamat 500mg/8 jam PO
20/04/2022 - Ranitidin 50mg/12 jam Iv
- Ketorolax 30 mg/8 jam Iv
- Asam traneksamat 500mg/8 jam PO

KEMOTERAPI
PROTOKOL KEMOTERAPI
PEMBAHASAN

Pasien dengan kanker tentunya akan terjadi penekanan pada saraf reseltor nyeri, hal inilah
yang terjadi pada pasien Ny.P. Intervensi yang dapat diterapkan adalah dengan memberikan
terapi nonfarmakologi menggunakan teknik nafas dalam dan genggam jari. Teknik
menggenggam jari sambil menarik nafas dalam-dalam (relaksasi) dapat mengurangi dan
menyembuhkan ketegangan fisik dan emosi, karena genggaman jari akan menghangatkan titik-
titik keluar dan masuknya energi pada meredian (energi channel) yang terletak pada jari tangan
kita. Titik-titik refleksi pada tangan akan memberikan rangsangan secara refleks (spontan) pada
saat genggaman. Rangsangan tersebut akan mengalirkan semacam gelombang kejut atau listrik
menuju otak. Gelombang tersebut diterima otak dan diproses dengan cepat, lalu diteruskan
menuju saraf pada organ tubuh yang mengalami gangguan, sehingga sumbatan di jalur energi
menjadi lancar (Utami Sri, 2016). Teknik relaksasi membuat klien dapat mengontrol diri ketika
terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, stress fisik dan emosi pada nyeri (Potter Perry, 2005).
Relaksasi juga dapat menurunkan kadar hormon stres cortisol, menurunkan sumber-sumber
depresi dan kecemasan, sehingga nyeri dapat terkontrol dan fungsi tubuh semakin membaik.
Penurunan skala nyeri dengan menggunakan teknik rileksasi dapat dijelaskan dengan teori
gate control. Adanya stimulasi nyeri pada area luka bedah menyebabkan keluarnya mediator
nyeri yang akan menstimulasi transmisi impuls disepanjang serabut saraf aferen nosiseptor ke
substansia gelatinosa (pintu gerbang) di medula spinalis untuk selajutnya melewati thalamus
kemudian disampaikan ke kortek serebri dan diinterpretasikan sebagai nyeri. Perlakuan relaksasi
genggam jari akan menghasilkan impuls yang dikirim melalui serabut saraf aferen nonnosiseptor.
Serabut saraf nonnosiseptor mengakibatkan “pintu gerbang” tertutup sehingga stimulus nyeri
terhambat dan berkurang. Teori two gate control menyatakan bahwa terdapat satu “pintu
gerbang” lagi di thalamus yang mengatur impuls nyeri dari nervus trigeminus. Dengan adanya
relaksasi, maka impuls nyeri dari nervus trigeminus akan dihambat dan mengakibatkan
tertutupnya “pintu gerbang” di thalamus. Tertutupnya “pintu gerbang” di thalamus
mengakibatkan stimulasi yang menuju korteks serebri terhambat sehingga intensitas nyeri
berkurang untuk kedua kalinya (Pinandita Iin, 2012).
DAFTAR PUSTAKA

Halim, Alamsyah. (2020). Pengaruh Hipnoterapi Lima Jari Terhadap Penurunan Skala Nyeri
Pada Pasien Kanker Serviks. Jurnal Ners Muda, 1(3), 159-164.
Hartati, N. N., Runiari, N. dan Parwati, A. A. K. (2014). Motivasi Wanita Usia Subur untuk
Melakukan Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat, Denpasar : Poltekkes Denpasar.
Diakses pada tanggal 15 April 2022 dari : http://poltekkes-denpasar.ac.id/files/Jurnal 74
Gema Keperawatan/Desember 2014/Artikel Ni Nyoman Hartati dkk,.pdf.
Kurniawati, B. D. (2018). Kanker Serviks: Pengetahuan dan Kepercayaan Penyakit Degeneratif
pada Masyarakat Bandar Lampung. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Lampung Bandar : Lampung.
Malehere, J. (2019). Analisis Perilaku Pencegahan Kanker Serviks pada Wanita Pasangan Usia
Subur Berdasarkan Teori Health Promotion Model. Skripsi. Program Studi Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga. Surabaya : Universitas Airlangga.
Meihartati, T. (2017). Hubungan Faktor Predisposisi Ibu Terhadap Kanker Serviks. 8(1), pp.
194–201.
Mirayashi, D. (2013). Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Kanker Serviks dan
Keikutsertaan Melakukan Pemeriksaan Inspeksi Visual Asetat di Puskesmas Alianyang
Pontianak. 214, pp. 1–18.
Pinandita, Iin., Purwanti, Eri., Utoyo, Bambang. (2012). Pengaruh Teknik Relaksasi Genggam
Jari Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri pada Pasien Post Operasi Laparatomi. Jurnal
Ilmiah Kesehatan Keperawatan, 8 (1), 32-43.
Potter., Perry, (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktek,
Volume 2, Edisi 4, Jakarta: EGC.
Prawirohardjo, S. (2011). Ilmu Kandungan Edisi Ketiga. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Price, and W. (2012). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Edisi 6. Jakarta: EGC.
Reeder, D. (2013). Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi & Keluarga, Edisi 18
Volume 1. Jakarta: EGC
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia.
Utami, Sri. (2016). Efektifitas Nafas Dalam dan Distraksi dengan Latihan Lima Jari terhadap
Nyeri Post Laparatomi. Jurnal Keperawatan Jiwa, 4 (1), 61-73.
BAB II
KERANGKA TEORI

1. Definisi
Kanker serviks merupakan suatu keganasan yang disebabkan oleh adanya
pertumbuhan sel-sel epitel serviks yang tidak terkontrol (Mirayashi, 2013). Kanker
serviks 99,7% disebabkan oleh Human Papiloma Virus (HPV) onkogenik yang
menyerang rahim. Kanker serviks merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam
leher rahim (serviks), yaitu bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak
vagina (Hartati dkk., 2014).
2. Etiologi
Penyebab terjadinya kelainan pada sel - sel serviks tidak diketahui secara
pasti, tetapi terdapat beberapa faktor resiko yang berpengaruh terhadap
terjadinya kanker serviks yaitu:
a. HPV (Human papilloma virus)
Penyebab utama kanker serviks adalah Human Papilloma Virus (HPV). Lebih
dari 90% kanker leher rahim adalah jenis skuamosa yang mengandung DNA
virus Human Papilloma Virus (HPV) dan 50% kanker servik berhubungan
dengan Human Papilloma Virus tipe 16. Virus HPV dapat menyebar melalui
hubungan seksual terutama pada hubungan seksual yang tidak aman. Virus
HPV menyerang selaput pada mulut dan kerongkongan serta anus dan akan
menyebabkan terbentunya sel-sel pra-kanker dalam jangka waktu yang panjang
(Ridayani, 2016).
b. Merokok
Tembakau merusak sistem kekebalan dan mempengaruhi kemampuan tubuh
untuk melawan infeksi HPV pada serviks.
c. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini.
d. Berganti-ganti pasangan seksual.
e. Suami/pasangan seksualnya melakukan hubungan seksual pertama pada usia di
bawah 18 tahun, berganti - berganti pasangan dan pernah menikah dengan
wanita yang menderita kanker serviks.
f. Pemakaian DES (Diethilstilbestrol) pada wanita hamil untuk mencegah
keguguran (banyak digunakan pada tahun 1940-1970).
g. Gangguan sistem kekebalan
h. Pemakaian Pil KB.
i. Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamidia menahun.
j. Golongan ekonomi lemah (karena tidak mampu melakukan pap smear secara
rutin)

3. Manifestasi klinis
Pada tahap awal dan pra kanker biasanya tidak akan mengalami gejala.
Gejala akan muncul setelah kanker menjadi kanker invasif. Secara umum
gejala kanker serviks yang sering timbul (Malehere, 2019) adalah :
a. Perdarahan pervagina abnormal
Perdarahan dapat terjadi setelah berhubungan seks, perdarahan setelah
menopause, perdarahan dan bercak diantara periode menstruasi, dan periode
menstruasi yang lebih lama atau lebih banyak dari biasanya serta perdarahan
setelah douching atau setelah pemeriksaan panggul.
b. Keputihan
Cairan yang keluar mungkin mengandung darah, berbau busuk dan mungkin
terjadi antara periode menstruasi atau setelah menopause.
c. Nyeri panggul
Nyeri panggul saat berhubungan seks atau saat pemeriksaan panggul.
d. Trias
Berupa back pain, oedema tungkai dan gagal ginjal merupakan tanda kanker
serviks tahap lanjut dengan keterlibatan dinding panggul yang luas.

4. Faktor risiko
Predisposisi adalah kondisi yang memicu munculnya kanker. Faktor- faktor
yang bisa memicu terjadinya kanker serviks antara lain:

a. Perilaku seksual
Risiko terkena kanker serviks akan meningkat apabila seorang
perempuan memiliki mitra seksual multipel atau sama saja ketika
pasangannya memiliki mitra seksual multipel. Selain itu akan sangat
berisiko apabila pasangan mengidap kondiloma akuminata (Kurniawati,
2018) .
b. Aktivitas seksual dini
Umur pertama kali hubungan seksual merupakan salah satu faktor yang
cukup penting. Perempuan yang melakukan hubungan seksual sebelum
usia 16 tahun mempunyai risiko lebih tinggi karena pada usia itu epitel
atau lapisan dinding vagina dan serviks belum terbentuk sempurna jika
melakukan hubungan seksual pada usia tersebut maka akan sangat mudah
terjadi lesi atau luka mikro yang akan menyebabkan terjadi infeksi salah
satunya oleh virus HPV yang merupakan penyebab kanker serviks
(Meihartati, 2017).
c. Smegma
Smegma adalah substansi berlemak. Smegma biasanya terdapat pada
lekukan kepala kemaluan laki-laki yang tidak disunat. Sebenarnya
smegma adalah secret alami yang dihasilkan kelenjar sabeceous pada
kulit penis. Namun ternyata hal ini berkaitan dengan meningkatnya resiko
seorang laki-laki sebagai pembawa dan penular virus HPV (Kurniawati,
2018).
d. Perempuan yang merokok
Rokok terbuat dari tembakau dan seperti yang kita ketahui bahwa didalam
tembakau terdapat zat-zat yang bersifat sebagai pemicu kanker baik yang
dihisap maupun dikunyah.
e. Paritas
Perempuan dengan paritas yang tinggi memiliki risiko terkena kanker
serviks lebih tinggi. Hal ini terjadi karena ibu dengan paritas tinggi akan
mengalami lebih banyak resiko morbiditas dan mortalita. Hal ini
dipengaruhi oleh menurunnya fungsi organ-organ reproduksi yang
memudahkan timbulnya komplikasi
f. Tingkat sosial ekonomi
Tingkat sosial ekonomi yang rendah berkaitan dengan dengan asupan
gizi serta status imunitas (Kurniawati, 2018).
g. Pengguna obat imunosupresan atau penekan kekebalan tubuh
HIV (Human Immunodeficiensy Virus) merupakan virus penyebab
Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) yang menyebabkan
sistem imun tubuh menurun dan membuat perempuan berisiko tinggi
terinfeksi HPV. Pada wanita dengan HIV, pra-kanker serviks mungkin
akan berkembang menginvasi dengan cepat untuk menjadi kanker dari
pada normalnya. Pengguna obat imunosupresan atau penekan kekebalan
tubuh atau pasca transplantasi organ merupakan faktor risiko juga.

h. Riwayat terpapar infeksi menular seksual (IMS)

Human Papilloma Virus (HPV) bisa ikut tertularkan bersamaan dengan


penyebab penyakit kelamin lainnya saat terjadi hubungan kelamin
(Kurniawati, 2018).
i. Pengunaan kontrasepsi hormonal
Penggunaan kontrasepsi oral dalam jangka waktu yang panjang (5 tahun atau
lebih) akan meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks pada perempuan
yang terinfeksi HPV, jika penggunaan obat oral kontrasepsi dihentikan maka
risiko akan turun pula.
j. Kontrasepsi barier
Penggunaan metode barier (kondom) akan menurunkan risiko kanker serviks.
Hal ini disebabkan karena adanya perlindungan serviks dari kontak langsung
bahan karsinogen dari cairan semen.

5. Stadium
Stadium kanker serviks yang digunakan adalah menurut The International
Federation Of Gynecology and Obstetrics (FIGO) dapat dilihat pada berikut.
Tabel 1. Stadium Kanker Serviks
Stadium 0 Karsinoma insitu, karsinoma intraepitel
Stadium I Karsinoma masih terbatas pada daerah serviks (penyebaran ke
korpus

uteri diabaikan)
Stadium I A Invasi kanker ke stroma hanya dapat didiagnosis secara
mikroskopik. Lesi yang dapat dilihat secara makroskopik walau
dengan invasi yang
superficial dikelompokkan pada stadium IB
Stadium I A1 Invasi ke stroma dengan kedalaman tidak lebih 3 mm dan lebar

horizontal tidak lebih 7 mm.


Stadium I A2 Invasi ke stroma lebih dari 3 mm tapi kurang dari 5 mm dan
perluasan

horizontal tidak lebih 7 mm.


Stadium I B Lesi yang tampak terbatas pada serviks atau secara mikroskopik
lesi

lebih dari stadium I A2


Stadium I B1 Lesi yang tampak tidak lebih dari 4 cm dari dimensi terbesar.
Stadium I B2 Lesi yang tampak lebih dari 4 cm dari diameter terbesar
Stadium II Tumor telah menginvasi di luar uterus, tetapi belum mengenai
dinding

panggul atau sepertiga distal/ bawah vagina


Stadium II A Tanpa invasi ke parametrium
Stadium II B Sudah menginvasi ke parametrium
Stadium III Tumor telah meluas ke dinding panggul dan/ atau mengenai
sepertiga bawah vagina dan/ atau menyebabkan hidronefrosis atau
tidak berfungsinya ginjal

Stadium III A Tumor telah meluas ke sepertiga bagian bawah vagina dan tidak

menginvasi ke parametrium tidak sampai dinding panggul


Stadium III B Tumor telah meluas ke dinding panggul dan/ atau menyebabkan

hidronefrosis atau tidak berfungsinya ginjal


Stadium IV Tumor telah meluas ke luar organ reproduksi
Stadium IV A Tumor menginvasi ke mukosa kandung kemih atau rectum dan/
atau
keluar rongga panggul minor
Stadium IV B Metastasis jauh penyakit mikroinvasif: invasi stroma dengan
kedalaman 3 mm atau kurang dari membrane basalis epitel tanpa
invasi ke rongga pembuluh darah/ limfe atau melekat dengan lesi
kanker
serviks.
(Prawirohardjo, 2011)
6. Pencegahan
a. Pencegahan primer
Pencegahan primer yang dilakukan melalui vaksinasi Human Papilloma
Virus (HPV) untuk mencegah infeksi HPV dan pengendalian faktor resiko.
Pengendalian faktor resiko dengan menghindari rokok, tidak melakukan
hubungan seks dengan berganti-ganti pasangan, tidak menggunakan
kontrasepsi oral jangka panjang >5 tahun, serta menjalani diet sehat
(Malehere, 2019).
b. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder melalui deteksi dini prekursor kanker serviks dengan
tujuan memperlambat atau menghentikan kanker pada stadium awal.
Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan tes DNA HPV, Inspeksi Visual
Asam Asetat (IVA), tes pap smear, pemeriksaan sitology, colposcopy dan
biopsy. Pemeriksaan IVA direkomendasikan untuk daerah dengan sumber
daya rendah dan diikuti dengan cryotherapy untuk hasil IVA positif
(Malehere, 2019).
c. Pencegahan tersier
Pencegahan tersier dilakukan melalui perawatan paliatif dan rehabilitatif di
unit pelayanan kesehatan yang menangani kanker serta pembentukan
kelompok survival kanker di masyarakat (Kemenkes, 2016).

7 Penatalaksanaan Kanker Serviks


a. Penatalaksanaan Medis
Menurut (Wijaya, 2010) ada berbagai tindakan klinis yang bisa dipilih untuk
mengobati kanker serviks sesuai dengan tahap perkembangannya masing-
masing, yaitu:
1) Stadium 0 (Carsinoma in Situ)
‐ Loop Electrosurgical Excision Procedure (LEEP) yaitu
presedur eksisi dengan menggunakan arus listrik
bertegangan rendah untuk menghilangkan jaringan
abnormal serviks,
‐ Pembedahan Laser,
‐ Konisasi yaitu mengangkat jaringan yang mengandung
selaput lendir serviks dan epitel serta kelenjarnya,
‐ Cryosurgery yaitu penggunaan suhu ekstrem (sangat
dingin) untuk menghancurkan sel abnormal atau
mengalami kelainan,
‐ Total histerektomi ( untuk wanita yang tidak bisa atau
tidak menginginkan anak lagi),
‐ Radiasi internal (untuk wanita yang tidak bisa dengan
pembedahan).

2) Stadium I A
‐ Total histerektomi dengan atau tanpa bilateral
salpingoophorectomy,
‐ Konisasi yaitu mengangkat jaringan yang mengandung
selaput lendir serviks dan epitel serta kelenjarnya,
‐ Histerektomi radikal yang dimodifikasi dan penghilangan
kelenjar getah bening,
‐ Terapi radiasi internal.
3) Stadium I B
‐ Kombinasi terapi radiasi internal dan eksternal,
‐ Radikal histerektomi dan pengangkatan kelenjar getah
bening,
‐ Radikal histerektomi dan pengangkatan kelenjar getah
bening diikuti terapi radiasi dan kemoterapi,
‐ Terapi radiasi dan kemoterapi.
4) Stadium II
‐ Kombinasi terapi radiasi internal dan eksternal serta
kemoterapi,
‐ Radikal histerektomi dan pengangkatan kelenjar getah
bening,

‐ Radikal histerektomi dan pengangkatan kelenjar getah


bening diikuti terapi radiasi dan kemoterapi,
5) Stadium II B
Alternatif pengobatan kanker serviks stadium II B meliputi
terapi radiasi internal dan eksternal yang diikuti dengan
kemoterapi.
6) Stadium III
Alternatif pengobatan kanker serviks stadium III meliputi
terapi radiasi internal dan eksternal yang dikombinasikan
dengan kemoterapi.
7) Stadium IV A
Alternatif pengobatan kanker serviks stadium IV A meliputi terapi
radiasi internal dan eksternal yang dikombinasikan dengan kemoterapi.
8) Stadium IV B
‐ Terapi radiasi sebagai terapi paliatif untuk mengatasi
gejala- gejala yang disebabkan oleh kanker dan untuk
meningkatkan kualitas hidup,
‐ Kemoterapi,
Tindakan klinis dengan obat-obatan anti kanker baru atau obat
kombinasi

b. Penatalaksanaan Keperawatan
Asuhan keperawatan pada pasien dengan kanker serviks meliputi
pemberian edukasi dan informasi untuk meningkatkan pengetahuan klien dan
mengurangi kecemasan serta ketakutan klien. Perawat mendukung
kemampuan klien dalam perawatan diri untuk meningkatkan kesehatan dan
mencegah komplikasi (Reeder, 2013).
Perawat perlu mengidentifikasi bagaimana klien dan pasangannya
memandang kemampuan reproduksi wanita dan memaknai setiap hal yang
berhubungan dengan kemampuan reproduksinya. Apabila terdiagnosis kanker,
banyak wanita merasa hidupnya lebih terancam. Perasaan ini jauh lebih
penting dibandingkan kehilangan kemampuan reproduksi. Intervensi
keperawatan kemudian difokuskan untuk membantu klien mengekspresikan
rasa takut, membuat parameter harapan yang realistis, memperjelas nilai dan
dukungan spiritual, meningkatkan kualitas sumber daya keluarga dan
komunitas, dan menemukan kekuatan diri untuk menghadapi masalah (Reeder,
2013).
Pathway
‐ Infeksi virus HPV Terjadi lesi pada serviks,inflamasi, Perluasan epitel kolumnar
‐ Genetik timbul nodul (ekstroserviks dan endoserviks)
‐ Hygiene yang tidak bersih di organ vital
‐ Hubungan seksual <16 tahun
‐ Merokok
‐ Ganti-ganti pasangan
Proses metaplastik (erosive)

Tumor Dysplasia Penyebaran tumor

Karsinoma invasive serviks Pelvis Ke arah


Eksolistik Endolitik
parametrium

Ke arah lumen Ke stroma serviks Perubahan epitel Menekan


Metastase ke
vagina displastik serviks saraf vagina
Infiltrasi lumbosakrali
Massa Risiko Perdarahan
proliferasi Menginfiltrasi
Stimulus
Ulkus septum
Anemia rektovagina dan
Nekrosis Ditangkap kandung kemih
jaringan Gangguan
reseptop
integritas kulit Imunitas ↓ Curah jantung ↓ nyeri
Obstruksi
Keputihan, bau kandung kemih
Resiko Sirkulasi ke
busuk Nyeri
infeksi jaringan ↓
Kronis
Gangguan
Perubahan pola seksual pola eliminasi
Ketidakefektifan
perfusi jaringan
Harga diri rendah

Terapi

Pembedahan
Non bedah

Pre operasi Histerektomi


Kemoterapi Radioterapi

Kurang pengetahuan Luka operasi


ttg prosedur operasi Mual & muntah Kerusakan jaringan
Perdarahan
Ansietas Nafsu makan ↓ Turgor kulit buruk

Post operasi O2 ke sel berkurang


Berat badan ↓ Kerusakan
Proteksi kurang Metabolisme & energy ↓ integritas
Defisit nutrisi jaringan
Kelemahan fisik
Invasi bakteri

Hambatan mobilitas fisik


Resiko infeksi

Anda mungkin juga menyukai