Disusun Oleh :
Ai Tika Tresnasari
Cica Siti Khotijah
Chika Apriana Widyaningsih
Cucun Cuningsih
Desi Suprapti
Kania Ambarwati
Lina carlina
Maemunawaroh
Reni Cahyanti
Rossa Khoeronisa
Siti Jamingatul Khoeriyah
\
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan, keterampilan serta pengalaman dalam proses
pembelajaran di program studi profesi kebidanan.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Menambah pengetahuan baru untuk dapat di terapkan agar dapat
meningkatkan pelayanan.
3. Bagi Institusi
Makalah ini menjadi bahan pustaka bagi Poltekkes Tasikmalaya khususnya
Prodi Profesi Kebidanan dengan menitikberatkan penerapan sasaran patient safety
di pelayanan kebidanan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Enam Sasaran Keselamatn pasien adalah tercapainya hal – hal sebagai berikut ;
b.Mencocokan layanan atau perawatan yang akan diberikan kepada pasien yang
akan menerima pelayanan.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa sasaran keselamatan
pasien merupakan syarat untuk diterapkan di semua rumah sakit yang diakreditasi oleh
Komisi Akreditasi Rumah Sakit. Dimana maksud dari Sasaran Keselamatan Pasien
tersebut adalah mendorong perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien. Dalam hal ini
terdapat enam sasaran keselamatan pasien diantaranya:
1. Mengidentifikasi pasien dengan tepat, dimana maksud dan tujuannya adalah
banyaknya Kesalahan karena kekeliruan dalam mengidentifikasi pasien dapat
terjadi di hampir semua aspek/tahapan diagnosis dan pengobatan.
2. Meningkatkan Komunikasi yang Efektif yang apabila di lakukan dengan baik dan
benar akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan peningkatan keselamatan
pasien.
3. Peningkatan Keamanan Obat yang Membutuhkan Perhatian apabila obat-obatan
menjadi bagian dari rencana pengobatan pasien, manajemen harus berperan
secara kritis untuk memastikan keselamatan pasien.
4. Mengurangi Resiko Salah Lokasi, Salah Pasien dan Tindakan Operasi karena
Salah lokasi, salah-prosedur, pasien-salah pada operasi, adalah sesuatu yang
menkhawatirkan dan tidak jarang terjadi dirumah sakit.
5. Mengurangi Resiko Infeksi hal ini perlu di perhatiakan karena dalam mengatasi
infeksi yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan merupakan keprihatinan
besar bagi pasien maupun para profesional pelayanan kesehatan.
6. Pengurangan Resiko Jatuh karena umlah kasus jatuh cukup bermakna sebagai
penyebab cedera bagi pasien rawat inap.
B. SARAN
1. Di perlukan pengembangan secara kolaboratif tentang kebijakan atau prosedur
untuk memperbaiki proses identifikasi, khususnya pada proses untuk
mengidentifikasi pasien ketika pemberian obat, darah, atau produk darah.
2. Rumah sakit secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan dan/atau
prosedur untuk perintah lisan dan telepon termasuk mencatat, membacakan
kembali perintah dan mengkonfirmasi perintah tersebut benar dan akurat.
3. Rumah sakit secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan dan/atau
prosedur untuk membuat daftar obat-obat yang perlu diwaspadai. Kebijakan
dan/atau prosedur juga mengidentifikasi area mana saja yang membutuhkan
elektrolit konsentrat, serta pemberian label secara benar pada elektrolit dan
bagaimana penyimpanannya di area tersebut, sehingga membatasi akses, untuk
mencegah pemberian yang tidak sengaja/kuranghati-hati.
4. Meningkatkan komunikasi yang efektif antar anggota tim bedah, melibatkan
pasien di dalam penandaan lokasi (site marking), dan memverifikasi Lokasi
operasi.
5. Rumah sakit mempunyai proses kolaboratif untuk mengembangkan kebijakan
dan/atau prosedur yang menyesuaikan atau mengadopsi petunjuk hand hygiene
yang diterima secara umum dan untuk implementasi petunjuk itu di rumah sakit.
6. rumah sakit perlu mengevaluasi risiko pasien jatuh dan mengambil tindakan untuk
mengurangi risiko cedera bila sampai jatuh.
DAFTAR PUSTAKA
1. Adventus M.R, Mertajaya, I Made and Mahendra, Donni. 2019. Modul Manajemen
Patient Safety. Jakarta: Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Vokasi UKI
2. Dapertemen Kesehatan. 2006. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit
(Patient Safety). Jakarta: Depkes RI
3. Kemenkes Republik Indoneasia. 2008. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
4. Kemenkes Republik Indoneasia. 2015. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
5. PMK RI. Peraturan menteri kesehatan RI nomor 11 tahun 2017 tentang keselamatan
pasien 2017. Jakarta, Indonesia.
6. Tutiany, Lindawati, P. 2017. Bahan Ajar Keperawatan Manajemen Keselamatan Pasien.
PPSDM Kemenkes RI.
7. WHO. 2013. Patients for patient safety partnerships for safer health care (2nd ed.).
Geneva
8. Komisi Akreditasi Rumah Sakit, 2016. Instrumen Penilaian KARS Sasaran Keselamatan
Pasien.