Etika Penelitian
Kejujuran, integritas keterbukaan, penghargaan hak asasi manusia, penghargaan
terhadap kerahasiaan, pembinaan, tanggung jawab, dan mengutamakan keselamatan
manusia.
Pelanggaran etik penelitian kesehatan. Peristiwa penting yang membuka mata seluruh
dunia dan memalukan masyarakat ilmiah kesehatan adalah the Doctor's trial yang
dilaksanakan pada tahun 1947 di kota Nuremberg, Jerman, setelah selesai Perang
Dunia II.
The Doctor's trial memunculkan Kode Nuremberg yang merupakan instrumen
internasional pertama tentang etik penelitian kesehatan untuk mencegah penelitian
kesehatan yang tidak manusiawi. Ada tiga pokok yang tercantum dalam Kode
Nuremberg di bidang etik penelitian kesehatan yaitu untuk (1) melindungi integritas
subjek penelitian, (2) menetapkan persyaratan untuk secara etis melaksanakan
penelitian kesehatan dengan mengikutsertakan manusia sebagai subjek penelitian, dan
(3) secara khusus menekankan diperlukannya persetujuan sukarela (voluntary consent)
dari manusia sebagai subjek penelitian.
Perkembangan selanjutnya Majelis Umum PBB pada tahun 1966 menetapkan The
International Convenant on Civil and Political Rights.
Dalam pasal 7 Convenant secara khusus ditegaskan bahwa "No one shall be subjected
to torture or to cruel, inhuman and degrading treatment or punishment. In particular,
no one shall be subjected without his free consent to medical or scientific
experimentation".
Tahun 1964, Sidang WMA, the Declaration of Helsinki tentang Ethical Principles for
Medical Research Involving Human Subjects. Deklarasi Helsinki adalah dokumen
fundamental internasional tentang etik penelitian kesehatan yang mengikutsertakan
manusia sebagai subjek penelitian.
Deklarasi Helsinki telah dimanfaatkan secara luas untuk perumusan legislasi
internasional, regional dan nasional, dan merupakan pedoman bagi para dokter dan
tenaga kesehatan untuk secara etis melaksanakan penelitian kesehatan pada subjek
manusia.
Tuskegee Syphilis Study. Studi Tuskegee dilakukan oleh Tuskegee Institute di Macon
Country, Alabama Amerika Serikat, bertujuan mempelajari perkembangan alamiah
penyakit sifilis. Selama studi berjalan (1930-1972) pada 400 penderita sifilis dengan
secara sengaja dan terencana, sesuai protokol studi, oba yang sangat efektif (penisilin
G) sengaja tidak diberikan supaya perkembangan alamiah penyakit sifilis dapat
diamati dan dipelajari. Baru pada tahun 1972 Studi Tuskegee terbongkar
Saat penelitian dihentikan tercatat 28 penderita meninggal dengan penyebab langsung
karena sifilis, 100 orang penderita meninggal karena komplikasi sifilis, 40 isteri tertular
sifilis, dan 19 anak lahir cacat karena sifilis. Akhirnya pada 11 Mei 1997, Presiden
Clinton secara resmi meminta maaf untuk skandal itu.
Riset Medis
Riset medis (medical research), riset biomedis (biomedical research) atau ilmu
kedokteran IN VITRO IN VIVO eksperimental (experimental medicine) adalah
penelitian dasar, penelitian aplikasi, atau penelitian translasional yang dilakukan untuk
mendukung pengetahuan di T (Randomized Control Trial) bidang medis QUASI
EXPERIMENT kategori umum: disebut Riset medis bisa dibagi menjadi dua evaluasi
metode pengobatan baru untuk keamanan dan efektivitasnya (yang dengan clinical
trial), dan semua jenis riset yang berkontribusi pada pengembangan metode
pengobatan baru (yang disebut dengan pre-clinical development). penelitian dasar,
penelitian aplikasi, atau penelitian translasional yang dilakukan untuk mendukung
pengetahuan di bidang kedokteran
Keselamatan pasien dlm penelitian
Tujuh Langkah Keselamatan Pasien :
Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien.
Memimpin dan mendukung staf.
Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko.
Mengembangkan sistem pelaporan.
Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien.
Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien.
Mencari Masalah
1. Lihat masalah yang ada di sekitar kita.
2. Mencari penelitian terdahulu yang menyelesaikan masalah.
3. Temukan masalah penelitian yang belum terselesaikan.
4. Membuat kajian pustaka dari literatur yang telah dikumpulkan.
5. Menuliskan masalah inti penelitian.
Sumber Masalah
1) Bacaan (Hasil Penelitian Sebelumnya)
2) Diskusi, Seminar atau Pertemuan Ilmiah.
3) Pernyataan pemegang otoritas.
4) Pengamatan sepintas.
5) Pengalaman pribadi.
Ciri Masalah
Memiliki nilai kebaruan (novelty).
Jawabannya penting untuk diketahui masyarakat luas.
Memiliki nilai nilai guna atau manfaat.
Fisibel, artinya terjangkau dari sisi perolehan data, beaya, waktu, dan kualifikasi.
Tidak bertentangan dengan norma atau nilai yang ada di tempat penelitian
Kriteria FINER
5 syarat yang harus dipenuhi, yaitu: FINER (Feasible, Interesting, Novel, Ethical,
Relevant). Atau: kemampulaksanaan, menarik, memberikan sesuatu pengetahuan yang
baru, etis serta relevan.
Feasibility adalah kemampulaksanaan dari sebuah penelitian. Hal ini tidak bisa
ditawar tawar lagi. Banyak kesenjangan yang terjadi (sering disebut
dengan GAP) dan dapat dikembangkan menjadi masalah penelitian,
namun kadang kadang tidak semuanya bisa dilaksanakan, penghalangnya
antara lain ketidak cukupan subyek penelitian, ketidak tersediaan dana,
sarana, keahlian dan waktu yang cukup
Interesting, atau menarik. Penelitian adalah kegiatan yang sangat menyita pikiran,
tenaga , waktu dan biaya, sehingga akhirnya akan menimbulkan berbagai
kendala dalam pelaksanaan penelitian, baik kendala yang sudah
diantisipasi atau masalah yang timbul belakangan, yang semuanya akan
dapat mengancam keberhasilan pelaksanaan penelitian.
Novel, ada temuan baru. Kondisi ini sering disangkutkan dengan ORISINALITAS
penelitian, yaitu penelitian yang benar benar baru dilaksanakan,
sedangkan yang mengulangi penelitian terdahulu disebut dengan
replikatif, yang oleh sebagian kalangan dianggaap sebagai pemborosan
waktu, tenaga dan dana
Ethical atau etis. Setiap penelitian yang dilakukan menggunakan subyek manusia
harus tidak bertentangan dengan etika, kesulitan mungkin timbul karena
sulit membuat definisi tentang etika ini dengan tegas, seseorang boleh saja
mengatakan bahwa penelitiannya tidak melanggar etika dan seseorang lain
boleh boleh saja mengatakan penelitian itu melanggar etika, untuk itu,
setiap penelitian yang menggunakan subyek manusia harus mendapat
persetujuan dari Komisi etika medis
Relevant. Relevansi merupakan hal utama yang harus difikirkan oleh peneliti sebelum
melaksanakan sebuah penelitian, dengan memprediksi hasil penelitiannya
tersebut apakah masih relevan dengan kemajuan ilmu, atau kebijakan
kesehatan atau sebagai petunjuk bagi peneliti berikutnya.