Anda di halaman 1dari 4

1.

Definisi dari penelitian

Penelitian adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan maksud mencari suatu kebenaran atau
memecahkan suatu masalah yang ada. Sejalan dengan itu, Subana dan Sudrajat (2005:10) mengatakan
bahwa penelitian adalah suatu cara dari sekian cara yang dilakukan dalam mencari kebenaran.
Kebenaran itu diperoleh melalui metode ilmiah.

Ibnu, dkk (2003:2) mengatakan penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan
yang benar tentang suatu masalah. Pengetahuan yang diperoleh dari penelitian terdiri atas fakta,
konsep, generalisasi, dan teori yang memungkinkan manusia dapat memahami fenomena dan
pemecahan masalah yang dihadapi.

Jadi, penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan yang benar tentang suatu
masalah. Sebelum dilakukan penelitian, seorang peneliti harus menemukan masalah yang akan diteliti.
Kebenaran dari masalah itulah yang akan diketahui dari kegiatan ilmiah. Maksud kegiatan ilmiah,
melakukan penelitian sesuai dengan metodologi yang benar. Jika cara memperoleh pengetahuannya
tidak tepat maka hasil penelitiannya juga tidak benar. Oleh seba tu, kegiatan ilmiah ini sangat penting di
dalam penelitian.

2. Pentingnya teori dan informasi dalam penelitian

Karena teori yang akan memberi penjelasan mengenai permasalahan penelitian. Kedudukan teori dalam
penelitian ilmiah sangat penting sebagaimana dikemukakan Sugiono (2016:79) bahwa landasan teori
perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh dan bukan sekedar perbuatan coba-
coba (trial and eror). Teori meringkas apa yang perlu diketahui mengenai objek yang dikaji. Teori dan
fakta saling berhubungan. Teori dapat mengungkapkan fakta-fakta baru. Sebaliknya, fakta dapat
melahirkan teori baru. Semakin kompleks suatu teori, semakin banyak proposisi yang digabungkan.
Fakta berfungsi untuk menolak teori yang ada, melahirkan teori baru, dan mempertajam teori yang
telah ada.

Pentingnya teori ini akan mendasari penelitian baik penelitian kuantatif maupun penelitian kualitatif.
Dalam penelitian kuantatif teori harus jelas dan jumlahnya tidak banyak, disesuaikan dengan jumlah
variabel, karena ia menjelaskan variabel dan menjadi dasar perumusan hipotesis. Sedangkan dalam
penelitian kualitatif peneliti sebagai human instrument dan dengan teknik pengumpulan data
participant observation dan in depth interview, maka peneliti harus berinteraksi dengan sumber data.
Dengan demikian peneliti kualitatif harus mengenal betul orang yang memberikan data.

Dengan adanya informasi pengajuan ide atau gagasan ini akan dengan cepat dinilai benar dan tepat jika
lebih dahulu sudah dijelaskan tentang kesulitan atau hambatan yang dihadapi dalam praktik sehari-hari
yang disertai dengan data pendukung.
3. Penelitian dasar dan penelitian terapan

Penelitian dasar seringkali disebut sebagai penelitian murni (pure research) yaitu penyelidikan terhadap
sesuatu disebabkan kepedulian dan keingintahuan terhadap suatu obyek. Biasanya penelitian dasar di
lakukan tanpa memikirkan penerapannya, atau mengabaikan pertimbangan penggunaannya dari
penemuan obyek yang diteliti. Hasil dari penelitian dasar adalah pengetahuan umum dan pengertian
pengertian tentang alam serta hukum-hukumnya. Menurut Charter (1925) penelitian dasar terdiri atas
pemilihan sebuah masalah yang unik dari sumber manapun, dan secara berhati-hati memecahkan
masalah tersebut tanpa mempertimbangkan keinginan sosial atau ekonomi atau masyarakat.

Konteks  kajian yang dilakukan dalam penelitian dasar, antara lain;

1. Dilakukan oleh orang-orang yang berbasis di universitas

2. Pilihan topik penelitian dan tujuan ditentukan oleh peneliti

3. Skala waktu yang fleksibel.

Sebaliknya jenis penelitian terapan (penelitian praktikal/ practical research) merupakan penyelidikan
secara hati-hati, sistematis, dan terus menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan praktis atau
terapan, sehingga hasilnya segera dapat dimanfaatkan untuk keperluan tertentu. Namun demikian,
antara penelitian dasar dan penelitian terapan pada dasarnya juga saling terkait, sebab penelitian
terapan berfungsi memerinci temuan penelitian dasar untuk kepentingan praktis.

konteksnya dalam penelitian terapan, antara lain adalah sebagai berikut;

1. Dilakukan oleh orang-orang yang berbasis di berbagai pengaturan termasuk organisasi dan
universitas

2. Tujuan dinegosiasikan dengan pencetus

3. Skala waktu yang ketat.

4. Perbedaan penelitian internal dan penelitian eksternal

Validitas internal : ikwal kesahihan penelitian yang menyangkut pernyataan ; sejauh mana perubahan
yang diamati dalam suatu penelitian (terutama penelitian ekprimental) benar-benar hanya terjadi
karena perlakuan yang di berikan dan bukan pengaruh factor lain (variabel luar).

Factor-facktor yang mempengaruhi validitas :

1. Sejarah (history) : peristiwa yang terjadi pada waktu lalu dan kadang-kadang dapat
berpengaruh terhadap variabel terikat.

2. Seleksi(selection) : adanya perubahan cirri-ciri atau sifat-sifat dari suatu populasi

3. Prosedur (testing) : terjadinya stress yang dapat berpengaruh terhadap hasil tes

4. Instrumen : adanya pengaruh yang diakibatkan oleh alat ukur terhadap hasil tes

5. Nilai rata-rata : terjadinya perubahan akibat adanya nilai ekstrim tinggi atau yang
rendah seingga mempengaruhi hasil tesnya.

1
Validitas eksternal : ikhwal penelitian yang menyangkut pertanyaan, sejauh mana hasil suatu penelitian
dapat digeneralisasikan pada populasi induk (asal sampel) penelitian diambil.
Contoh : apabila kita meneliti tingkat efektifitas suatu metode penyuluhan baru mengenai program
imunisasi dengan mengambil sampel di suatu desa dan ternyata baik hasilnya.

Factor-facktor yang mempengaruhi validitas :

1. Efek seleks berbaga anggota sampel


2. Gangguan penanganan perlakuan berganda

5. Etika dalam penelitian

Etika penelitian adalah sudut pandang atau ketentuan baik, buruk, benar atau salah dalam kegiatan
penelitian. Salah satu upaya meningkatkan pengetahuan adalah melalui penelitian. Namun terkadang
dalam pencarian dan pemanfaatan ilmu tersebut melanggar dari aturan etika. Menurut  Earl Babbie,1973
dalam pembahasannya mengenai survai, bahwa ada beberapa aturan etika yang harus ditaati oleh
peneliti dan berlaku bagi semua metode penelitian.

Diantaranya adalah peneliti tidak dapat memaksa seseorang untuk terlibat dalam penelitian. Seperti
meminta kepala desa mengharuskan warganya berkumpul di suatu tempat untuk diwawancarai. Contoh
lain, meminta kepala perusahan mewajibkan karyawannya untuk mengisi daftar pertanyaan. Hal ini
melanggar etika karena keikutan subyek dalam penelitian dilakukan secara terpaksa atau tidak secara
sukarela.

Etika bergerak ke persoalan penyimpangan yang bisa terjadi dalam penelitian kualitatif, mulai dari
penyimpangan ilmiah dalam hal pengumpulan data, metode atau plagiarisme (Neuman, 1997: 443-473)
Dalam hubungan dengan informan atau realitas yang ditelitinya, seorang peneliti kualitatif dituntut
untuk mengedepankan prinsip kesukarelaan informan untuk memberikan data yang dibutuhkan

Etika merupakan hal yang sangat fundamental. Prinsip kesukarelaan juga berarti seorang peneliti
kualitatif dituntut untuk tidak merugikan subjek penelitian, menjaga privasinya, serta menghindarkan
konflik kepentingan (conflict of interest). Prinsip lain yang tidak kalah pentingnya adalah memperhatikan
prinsip persetujuan memberi informasi (informed consent) dari subjek penelitian. Dalam prinsip ini,
partisipan penelitian diberikan informasi yang utuh mengenai berbagai aspek penelitian yang dapat
mempengaruhi terlibat tidaknya subjek tersebut berpartisipasi dalam penelitian tersebut.

2
DAFTAR PUSTAKA

1. Raco, J. (2018). Metode penelitian kualitatif: jenis, karakteristik dan keunggulannya.

2. Subadi, T. (2006). Metode Penelitian Kualitatif.

3. Nurhadi, Z. F. (2017). Teori komunikasi kontemporer. Prenada Media.

4. Semiawan, C. R. (2010). Metode penelitian kualitatif. Grasindo

Anda mungkin juga menyukai