Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH METODOLOGI DALAM PENELITIAN BIOETIKA

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Irdawati, S.Si, M.Si.

DISUSUN OLEH:

1. Annisa Putri Anggraini (22032009)


2. Olivia Reyhana Martin (22032143)
3. Vraya Tiranissa (22032099)

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu dan pengetahuan berkembang dengan pesat seiring memenuhi segala
kebutuhan dan keinginan manusia terasuk dalam bidang biologi dan lingkungan. Pada
penelitian yang dilakukan Minarno (2001), menyatakan perkembangan biologi modern telah
menghasilkan banyak manfaat yang luar biasa bagi kesejahteraan hidup manusia, namun di
sisi lain juga menimbulkan dampak negatif. Oleh karena itu, diperlukan bioetika untuk
mengawal perkembangan biologi modern agar memiliki komitmen terhadap kemaslahatan
alam (Minarno, 2001).

Semakin berkembangnya ilmu dan pengetahuan memberikan banyak ide dan karya
inovatif manusia dalam melakukan pengetahuan. Rasa ingin tahu, tuntutan untuk mampu
bersaing dengan perkembangan teknologi dan informasi yang begitu cepat, memberikan
manusia berbagi tekanan dan tantangan dalam melakukan penelitian diberbagai bidang.
Menurut Stewart (2016), persimpangan teori dan praktik publik kesehatan, antropologi, dan
bioetika adalah tren terkini (Stewart, 2016). Masalah yang ramai diperbincangkan adalah
pro dan kontra perkembangan penelitian baik pada bidang biologi ataupun lingkungan yang
memberikan dampak negative terhadap keberlangsungan lingkungan.

Sudah banyak kajian yang membahas prinsip ilmuan dan etika dalam melaksanakan
penelitiannya kaitannya dalam penjagaan alam. Menurut Russell (2013), kelestarian adalah
konsep kunci dalam etika penelitian lingkungan dan pembentukan kebijakan. Kelestarian
lingkungan, yang dipahami sebagai kemampuan sumber daya tak terbarukan untuk
bertahan dari waktu ke waktu, sekilas tampaknya tidak ada hubungannya dengan etika.
Dalam ilmu lingkungan itu terlibat dengan daya dukung, batas kritis dan pengaturan
konsumsi tetapi tidak dengan etika (Russell, 2013). Adapun konsekuensi keterkaitan antara
etika dan sains, ada dua aspek yang harus dibedakan: (1) konsekuensi penelitian yang
menuntut evaluasi etis dan mungkin regulasi etika, dan (2) konsekuensi bagi etika itu sendiri
(Mittelstrass, 2002).

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu penelitian bioetika?
2. Bagaimana metodologi dalam penelitian bioetika?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan penelitian bioetika
2. Mengetahui bagaimana metodologi dalam penelitian bioetika
BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Metodologi Penelitian

Secara umum, metodologi penelitian diartikan sebagai proses atau cara ilmiah
untuk mendapatkan data yang akan digunakan untuk keperluan penelitian. Metodologi
berisi tentang metode – metode ilmiah, langkahnya, jenis – jenisnya sampai kepada batas
– batas dari metode ilmiah. Sedangkah penelitian merupakan suatu usaha untuk
memperoleh ilmu pengetahuan melalui bukti – bukti fakta dengan tata cara kerja ilmiah
tertentu yang krisis dan terkendali (Alfandi, 2001). Menurut Sugiyono (2017), yang
dimksud dengan metodologi penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Tujuan dari penelitian itu sendiri, antara lain:
a. Untuk memperoleh pengetahuan atau penemuan baru.
b. Untuk membuktikan atau menguji kebenaran dari pengetahuan yang sudah ada.
c. Untuk mengembangkan pengetahuan yang sudah ada.

Adapun fungsi Penelitian adalah :


a. Menyediakan fakta berdasarkan pendekatan bidang ilmu yang hendak diteliti.
b. Memperoleh jawaban atas pertanyaan atau memberikan pemecahan masalah (problem
solution).
c. Mengembangkan bidang ilmu serta penjelasan yang lebih lanjut dari suatu bidang ilmu.
d. Pengujian dari kebenaran dan tolak ukur dari penelitian.
e. Mencari hubungan sebab akibat dan merumuskan prinsip – prinsip umum dan
mendapatkan makna dari suatu masalah yang hendak dipecahkan.
f. Mencari serta memberikan kebijakan ataupun saran.

Kegiatan penelitian harus memiliki beberapa karakteristik tertentu. Adapun ciri-ciri


penelitian adalah sebagai berikut:
a.Bersifat Ilmiah, maksudnya adalah penelitian dilakukan sesuai dengan prosedur dan
menggunakan bukti-bukti yang meyakinkan dalam bentuk fakta yang didapatkan secara
objektif. B. Prosesnya Berkesinambungan, hasil suatu penelitian dapat selalu
disempurnakan dari waktu ke waktu melalui proses yang berjalan secara terus-menerus.
c. Memberikan Kontribusi, maksudnya adalah suatu penelitian harus terdapat unsur
kontribusi atau nilai tambah terhadap ilmu pengetahuan yang sudah ada sebelumnya.
d. Analitis, suatu penelitian yang dilakukan harus dapat dibuktikan dan diuraikan dengan
menggunakan metode ilmiah dan ada hubungan sebab akibat antar variable variabelnya
Jenis Metodologi Penelitian
Berdasarkan Jenis dan Analisisnya
1. Penelitian Kuantitatif
Menurut Robert Donmoyer (dalam Norjanah: 2014), penelitian kuantitatif adalah
pendekatan-pendekatan terhadap kajian empiris untuk mengumpulkan, menganalisis, dan
menampilkan data dalam bentuk numerik (angka) daripada naratif. Penelitian ini
biasanya dilakukan apabila hendak memperoleh hasil yang akurat karena mengandalkan
penghitungan.
2. Penelitian Kualitatif
Sebuah penelitian kualitatif, biasanya dilakukan untuk memberikan penjelasan
mengenai suatu fenomena dan nantinya akan mengkonstruksi suatu teori yang berkaitan
dengan fenomena tersebut. Metode penelitian ini kebanyakan berbentuk naratif.
3. Penelitian Gabungan
Penelitian gabungan adalah metode penelitian dengan mengkombinasikan antara
penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Contohnya adalah penelitian yang
berupa angka (kuantitatif), kemudian dijabarkan menggunakan bentuk naratif (kualitatif)
yang berupa wawancara dengan informan.
Berdasarkan Teknik yang Digunakan
1. Penelitian Survey
Metode penelitian survey ini adalah penelitian yang dilakukan pada sebuah
populasi besar maupun kecil. Data yang dipelajari nantinya adalah sampel dari populasi
tersebut, yang kemudian akan ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan
hubungan-hubungan antar variabel, baik secara sosiologis maupun psikologis.
2. Penelitian Sejarah
Penelitian sejarah ini berkaitan dengan analisis secara logis terhadap kejadian-
kejadian yang berlangsung di masa lalu. Sumber datanya beragam, mulai dari orang atau
informan yang terlibat langsung dalam kejadian di masa lalu tersebut hingga dokumentasi
yang berkenaan dengan kejadian tersebut.
Berdasarkan Tujuan
1. Penelitian Dasar (Basic Research)
Dalam metode penelitian ini, biasanya diperuntukkan bagi pengembangan suatu
ilmu pengetahuan dan diarahkan pada pengembangan teori untuk menemukan sebuah
teori baru. Penelitian ini lebih fokus untuk upaya mengetahui, menjelaskan, dan
memprediksi fenomena-fenomena yang terjadi di kehidupan manusia, baik itu alam
maupun sosial.
2. Penelitian Terapan (Applied Research)
Metode penelitian terapan merupakan jenis penelitian yang hasilnya dapat secara
langsung diterapkan untuk memecahkan permasalahan yang tengah dihadapi. Penelitian
ini umumnya menguji manfaat dari teori-teori ilmiah sekaligus mengetahui akan
hubungan empiris dan analisis dan bidang studi tertentu. 
3. Penelitian Evaluatif
Sebenarnya, metode penelitian ini adalah bagian dari penelitian terapan, tetapi
lebih fokus pada kegiatan mengukur keberhasilan akan suatu program, produk atau
kegiatan tertentu. Biasanya, penelitian ini dilakukan oleh unit atau lembaga tertentu. 
Berdasarkan Sifat Permasalahannya
Penelitian Deskriptif
Dalam metode penelitian ini, nantinya pihak peneliti akan berusaha memberikan
secara sistematis dan cermat mengenai fakta-fakta aktual serta sifat dari populasi tertentu.
Sesuai namanya, maka cara penyampaiannya adalah dalam bentuk deskriptif.
Penelitian Perkembangan
Metode penelitian ini nantinya akan menyelidiki pola dan proses pertumbuhan
atau perubahan akan suatu hal sebagai fungsi dari waktu. 
Penelitian Kasus dan Penelitian Lapangan (Case Study and Field Research)
Metode penelitian ini fokus pada suatu kasus secara insentif dan terperinci
mengenai latar belakang keadaan yang tengah dipermasalahkan. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan, dan interaksi
lingkungan pada unit sosial, yakni individu, kelompok, lembaga, atau masyarakat.
Berdasarkan Tingkat Eksplanasi
Penelitian Deskriptif
Sesuai namanya, maka penelitian ini dilakukan dalam bentuk deskripsi. Tujuan
dari penelitian deskriptif adalah untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu
variable atau lebih tanpa membuat adanya perbandingan dengan variabel lain.
Penelitian Komparatif
Sesuai dengan namanya, maka penelitian bersifat membandingkan. Variabelnya
masih sama dengan penelitian variabel mandiri, tetapi sampelnya harus lebih dari satu
dalam waktu yang berbeda.
Penelitian Asosiatif
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara dua
variabel atau lebih di dalamnya. Penelitian asosiatif dapat dibangun dengan suatu teori
yang nantinya berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, hingga mengontrol suatu
gejala.
Berdasarkan Jenis Data
Penelitian Primer
Penelitian ini mengharuskan peneliti untuk mengumpulkan data dari sumber
pertama, yang biasanya diperoleh dengan menggunakan metode kuisioner atau metode
wawancara. Dalam penelitian primer, dapat juga menggunakan beberapa metode, yakni:

1. studi kasus (menggunakan individu atau kelompok sebagai bahan studi yang
sifatnya longitudinal atau pada waktu tertentu yang relatif lama),
2. survei (studi yang bersifat kuantitatif untuk meneliti gejala suatu kelompok
atau perilaku individu),
3. riset eksperimental (menggunakan dua atau lebih kelompok sebagai objek
penelitian lalu membandingkan hasilnya)

Penelitian Sekunder
Penelitian ini menggunakan bahan data yang bukan berasal dari sumber pertama,
sehingga cenderung menggunakan studi kepustakaan. Pada studi kepustakaan biasanya
untuk penelitian kualitatif, yang mana data dikumpulkan dari suatu lembaga survey (telah
dilakukan sebelumnya), perpustakaan, hingga lembaga-lembaga negara yang memiliki
pustaka data serupa.
Berdasarkan Tempatnya
Penelitian Laboratorium
Sesuai dengan namanya, maka penelitian jenis ini akan dilakukan di tempat
laboratorium, yang biasanya dilakukan dalam bidang ilmu eksakta. Terutama pada
jurusan kedokteran, elektro, sipil, biologi, gizi pangan, dan lain-lain.
Penelitian Lapangan
Lapangan yang dimaksud bukanlah tempat luas di tanah lapang, tetapi penelitian
ini dilakukan di lokasi target secara langsung. Biasanya, penelitian ini dilakukan oleh
para ilmuwan sosial dan ekonomi dengan masuk langsung ke masyarakat atau kelompok
manusia yang tengah menjadi objek penelitiannya.
Penelitian Perpustakaan
Penelitian ini tentu saja dilakukan di perpustakaan, yang biasanya melakukan
kajian terhadap literatur, terutama pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya,
jurnal, dan sumber-sumber lain yang tersedia di perpustakaan. Contohnya adalah
penelitian tentang isi jurnal yang berkaitan dengan model pembelajaran yang biasa
digunakan dalam pembelajaran.
Berdasarkan Bidang yang Diteliti
Penelitian Sosial
Penelitian sosial adalah penelitian yang secara khusus diperuntukkan pada bidang
sosial, seperti ekonomi, hukum, pendidikan, sosiologi, dan lain-lain. Contohnya adalah
penelitian tentang pengaruh status sosial terhadap sikap toleransi masyarakat di suatu
wilayah.
Penelitian Eksakta
Penelitian eksakta ini adalah penelitian yang secara khusus diperuntukkan pada
bidang eksakta, seperti kimia, fisika, biologi, elektro, matematika, dan lain-lain.
Contohnya adalah penelitian di bidang Biologi mengenai perkembangbiakkan makhluk
hidup jenis reptil.
Berdasarkan Keilmiahannya
Penelitian Ilmiah
Sesuai dengan namanya, maka penelitian ini bersifat ilmiah dengan
memperhatikan kaidah-kaidah ilmiah. Maksudnya, pokok pikiran yang dikemukakan
dalam penelitian tersebut harus disusun secara sistematis dan menggunakan pembuktian
yang meyakinkan.
Penelitian Non-Ilmiah
Kebalikan dengan penelitian ilmiah, maka penelitian jenis ini adalah yang
pelaksanaannya tidak menggunakan atau memperhatikan kaidah-kaidah ilmiah.

Fungsi Komisi Etik Penelitian Nasional (KEPK)

a. Menyampaikan nasehat/ Pandangan mengenai permasalahan etik penelitian


kesehatan kepada pimpinan lembaga baik atas permintaan maupun atas prakarsa
sendiri
b. Menjamin bahwa litkes yg dilaksanakan oleh, di, atau bersama lembaga telah
memenuhi kriteria etik penelitian
c. Menjamin bahwa relawan manusia yg diikutsertakan sebagai “ obyek “ penelitian
tetap dihormati & dilindungi martabat ( dignity), keleluasaan pribadi ( privacy), hak -
hak, kesehatan, keselamatan, & kesejahteraan
d. Menegaskan bahwa etik penelitian akan dilaksanankan atas tiga prinsip etik umum,
yaitu menghormati harkat martabat manusia, berbuat baik & keadilan
e. Sebagai dasar KEPK dalam menjalankan peran & fungsinya harus berpedoman pada
deklarasi Helsinki & buku pedoman Nasional Etik Penelitian Kesehatan
f. Persetujuan etik ( ethical clearance ) diberikan oleh KEPK sesudah KEPK melakukan
penilaian protokol penelitian yg diketahui pimpinan lembaga
g. KEPK tidak berwenang memberikan sanksi, tetapi dapat mengusulkan pemberian
sangsi kepada pimpinan lembaga
h. KEPK berhak menarik kembali/ membatalkan persetujuan etik yg telah diberikan
kalau dikemudian hari ditemukan pelanggaran selama pelaksanaan pengujian
i. KEPK bukan komisi penguji/ penilai ilmiah ( akademis) , tetapi merupakan komisi
penilai & pengambilan keputusan tentang kelayakan etis suatu penelitian kesehatan
guna mendukung terlaksananya penelitian kesehatan yg bermutu
j.

Perspektif Islam
Menurut Mohammed Hatta Shaharom, karena itu peneliti wajib mempunyai akhlak dan
sifat yang sesuai dengan amanah profesinya. Seorang pengemban profesi senantiasa berusaha
dan peka untuk menyempurnakan hak-hak Allah SWT, arif akan kekuasaanNya, serta senantiasa
sadar akan pengawasanNya, bahwa kehidupan itu pemberian Allah SWT. Kematian adalah akhir
kehidupan manusia di dunia dan awal kehidupan selanjutnya, peneliti merupakan wakil Allah
SWT , alat Allah SWT sepenuhnya tunduk di bawah naungan kodrat dan iradat Ilahi yang
mentakdirkan hidup dan penjagaan kesehatan. Dengan ke insyafan sebagai hamba Allah SWT,
peneliti mestilah senantiasa memohon pertolongan dan inayah Allah SWT dalam menjalankan
profesinya.

Menurut Imam al-Ghazali ra,orang yang berakhlak mulia dapat menikmati kebahagiaan
apabila ia melakukan amalan di jalan Allah SWT dengan penuh keikhlasan, ada empat asas
akhlak yang bisa diwujudkan seorang peneliti, yaitu :

k. Al-hikmah ialah dapat memisahkan tindakantindakan yang benar dengan yang salah,
kegagalan menerapkan asas ini akan menyebabkan jiwa menjadi porak-poranda
karena antara kebenaran dan ketidakbenaran tidak dapat dipisahkan lagi.
l. Al-adl atau keadilan merupakan kekuatan jiwa yang dapat mengendalikan nafsu
syahwat, lantas menyalurkannya ke arah tujuan yang baik. Penghapusan asas ini
seringkali mengakibatkan kezaliman.
m. Al-syaja’ah ialah kemampuan untuk mengendalikan amarah, sehingga akan
memunculkan sifat pemurah, suka membantu, sabar, lemah lembut, ramah,
wibawa. Sikap yang melampaui asas al-syaja’ah akan menjadi sombong, takabur,
suka memuji diri sendiri.
n. Al-‘iffah ialah peneliti mengendalikan dorongan syahwat yang akan menimbulkan
sifat tamak, biadab, suka menghina kaum yang lemah.

Peneliti yang memiliki empat asas ini akan melakukan penelitian/ tindakan medis dengan ikhlas
dan tenang, subyak/pasien juga akan merasa terlindungi “sebagai rahmatan lil ‘alamiin”
sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Anbiya’21:107

Artinya : Dan kami tidak mengutus kamu (wahai Muhammad) melainkan sebagai rahmat bagi
sekalian alam.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

REFERENSI

Devi A., Andi B. M., Abdul R. F. G. (2021). Peran Etika dalam Penelitian Pendidikan, Biologi dan
Lingkungan. Jurnal Pendidikan Biologi Undiksha Volume 8 Nomor 3. Indonesia : Universitas
Negeri Malang.

Minarno, E. B. (2001). Pembelajaran Bioetika Sebagai Pengawal Perkembangan Biologi Modern Dan
Penyelamatan Lingkungan Hidup. El–Hayah, 3(1), 35–40

Mittelstrass, J. (2002). The impact of the new biology on ethics. Journal of Molecular Biology, 319(4),
901–905.

Russell, C. (2013). Environmental Perspectives in Research Ethics. In Ethics for Graduate Researchers
(First Edit). Elsevier Inc

Stewart, K. A. (2016). Anthropological Perspectives in Bioethics. International Encyclopedia of Public


Health, 72(2000), 113–121.

Anda mungkin juga menyukai