OLEH:
ABDUL SAMING
(P3400215015)
permasalahan untuk penelitian generalisasi. Metode penelitian ini lebih suka menggunakan
teknik analisis mendalam (in-depth analysis), yaitu mengkaji masalah secara kasus perkasus
karena metodologi kulitatif yakin bahwa sifat suatu masalah satu akan berbeda dengan sifat
dari masalah lainnya.
Menurut teori penelitian kualitatif, agar penelitinya dapat betul-betul berkualitas, maka
data yang dikumpulkan harus lengkap, yaitu berupa data primer dan data sekunder. Data
primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerakgerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya, dalam hal ini adalah
subjek penelitian (informan) yang berkenaan dengan variabel yang diteliti. Sedangkan data
sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen grafis (tabel, catatan, notulen
rapat), foto-foto, film, rekaman video, benda-benda, dan lain-lain yang dapat mempekuat data
primer.
Topik dalam Penelitian Kualitatif
Pemilihan topik penelitian, merupakan konsep utama yang dibahas dalam suatu
penelitian ilmiah. Fokus penelitian muncul dari tinjauan pustaka secara ekstensif, anjuran
rekan, peneliti atau pembimbing, serta dapat pula dikembangkan melalui pengalaman yang
nyata. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan topik penelitian adalah
sebagai berikut :
1. Feasible, jumlah subjek dapat ditetapkan dan ruang lingkup penelitian difokuskan pada
masalah yang detail. Penelitian kualitatif dapat dilaksanakna dalam kurun waktu yang
tidak terlalu lama.
2. Interesting, topik penelitian yang diambil harus menarik. Agar menarik minat pembaca
dan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk membuat
kebijakan sosial.
3. Reference, dalam memilih topik penelitian sebaiknya melihat pada penelitian-penelitian
sebelumnya. Apakah topik tersebut sudah pernah dikaji atau belum. Sehingga dapat
menjadi tolak ukur dalam melakukan penelitian selanjutnya.
4. Ethical, penelitian tersebut tidak boleh merugikan subjek dan objek yang diteliti, karena
sifat penelitian yang deskriptif dan setting penelitian yang hanya berupa studi lapangan
sebagai sumber data primer dan studi kepustakaan sebagai data sekunder. Peneliti juga
tidak melakukan intervensi terhadap sistem yang berjalan. Meskipun demikian apabila
ada mahasiswa atau peneliti yang ingin memilih topik yang sedang meresakan
masyarakat, inipun tidak menjadi masalah untuk dilakukannya penelitian terhadap
masalah tersebut. Yang terpenting adalah mahasiswa atau peneliti tetap mengikuti
prosedur yang ada, serta telah mendapatkan izin dari otoritas setempat.
5. Relevant, topik yang diangkat akan menjadi bahan masukan yang bermanfaat bagi ilmu
pengetahuan.
berpikir kalau anda harus menyebarkan kuisioner terhadap 100 orang responden, maka anda
akan menyelesaikannya paling tidak dua minggu. Itupun jika anda tidak mengalami
kesulitan untuk menemukan responden yang sudah anda pilih. Dengan mempertimbangkan
kesulitan yang akan anda hadapi, anda memutuskan untukmenyebarkan kuisioner tersebut
sebanyak 25 kuisioner yang sudah anda sebarkan. Dengan demikian anda juga telah
melanggar etika penelitian yaitu memalsukan data penelitian.
3. Plagiarism
Ialah seorang peneliti melakukan pemalsuan hasil penelitian. Anda sekali lagi
masih menjadi mahasiswa yang terancam DO. Waktu anda tinggal tiga hari lagi untuk
menyelesaikan laporan, anda menyerahkannya kedosen pembimbing. Apa yang akan anda
lakukan? Anda pergi keperpustakaan, mencari laporan penelitian yang sejenis dengan apa
yang anda sedang teliti, kemudian mengambil sebagian atau seluruh hasil laporan tadi dan
setelah anda kemas dengan tampilan berbeda, anda katakan sebagai hasil penelitian anda.
Sekali lagi anda telah melanggar etika penelitian, dengan cara memalsukan hasil
penelitian.
Subjek Peneliti
Berbicara mengenai subjek penelitian, setidaknya membahas mengenai dua hal
yaitu: perlindungan partisipan, serta informed consent.
1. Perlindungan Partisipan
Etika penelitian mengatur agar dalam melakukan penelitian tidak merugikan
partisipan. Apa saja aspek yang diatur? Pertama mengenai material: jangan sampai
penelitian yang kita lakukan merugikan subyek penelitian secara material. Contohnya
jika anda ingin melakukan penelitian mengenai daya tahan tubuh manusia. Anda meminta
sisubjek penelitian untuk datang ke daerah yang dingin di kutub utara, tetapi anda
sendiri tidak memberikan biaya untuk berpergian. Tentu subjek penelitian itu sudah
anda rugikan secara materi. Kedua dari segi fisik. Dalam kasus tadi, anda meminta
subjek penelitian untuk tidak memakai baju tebal dikutub utara. Disini anda akan melihat
berapa lama subjek tadi tahan terhadap cuaca dingin di sekelilingnya. Ini juga
melanggar etika penelitian, karena merugikan subjek penelitian secara fisik. Ketiga dari
segi psikologis. Kita berganti topik, kali ini anda akan melakukan penelitian terhadap subjek
penelitian yang pernah mengalami trauma perang. Lalu anda meminta subjek penelitian
menonton film perang yang menggambarkan kekejaman perang. Nah disini kita harus
berhati-hati agar kita tidak melanggar etika penelitian yang mengharuskan peneliti
untuk menjaga agar subjek penelitian tidak mengalami kerugian secara psikologis,
misalnya saja trauma perang yang hampir dilupakan, teringat kembali sehingga subjek
penelitian menjadi stress.
2. Informed Consent
kesepakatan antara peneliti dan informan yang tertulis dalam formulir kesepakatan (consent
form).
Peneliti boleh membuka identitas selama informan sepakat dan peneliti juga harus
menghargai keputusan apabila informan ingin identitasnya dilindungi. Dalam pengambilan
data penelitian kualitatif, sebaiknya peneliti mendapatkan izin baik secara tertulis ataupun
lisan sehingga penelitian tidak melanggar norma-norma yang mungkin dianut oleh informan
atau objek penelitian. Penelitian Kualitatif sangat menjunjung kode etik penelitian, dimana
identitas partisipan hanya ditulis menggunakan kode atau inisial.
Pada awal proses penelitian, peneliti melakukan proses informed consent untuk
mengevaluasi kesediaan partisipan dalam berpartisipasi selama penelitian Streubert &
Carpenter, (2003) dalam Rustanto (2013). Tujuan informed consent adalah memudahkan
partisipan dalam memutuskan kesediaannya mengikuti proses penelitian. Informed
consent berisi penjelasan singkat meliputi tujuan penelitian, prosedur penelitian, lamanya
keterlibatan partisipan, dan hak-hak partisipan. Berikut ini beberapa uraian
mengenai isi Informed consent :
1. Penjelasan tujuan penelitian, partisipan diberikan penjelasan yang dapat dimengerti
mengenai tujuan dan manfaat penelitian, prosedur dan teknik yang dilakukan selama
proses penelitian.
2. Penjelasan kemungkinan resiko dan ketidaknyamanan
3. Penjelasan manfaat potensial, manfaat dapat dijelaskan kepada partisipan sehingga dapat
dijadikan pertimbangan oleh partisipan untuk mengikuti penelitian
4. Persetujuan bahwa partisipan menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh peneliti
berkaitan dengan proses penelitian
5. Persetujuan bahwa partisipan dapat mengundurkan diri kapan saja, peneliti tidak dapat
memaksa atau membujuk partisipan untuk mengikuti penelitian yang betentangan dengan
keinginannya
6. Jaminan anonimitas dan kerahasiaan, partisipan diyakinkan bahwa semua hasil tidak akan
dihubungkan dengan mereka dan cerita mereka akan dirahasiakan.
Referensi
Muslim, Etika dan Pendekatan Penelitian dalam Filsafat Ilmu Komunikasi (Sebuah Tinjauan
Konseptual dan Praktikal), Universitas INDONUSA Esa Unggul, Jakarta, 2007.
Sekaran, Uma. Research Methods For Business, USA, 2003.
https://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_kuantitatif diakses pada 21/09/2015, pukul 09:00
WITA.
http://bambang-rustanto.blogspot.co.id/2013/08/topik-dan-etika-penelitian.html diakses pada
21/09/2015, pukul 08:43 WITA.