Anda di halaman 1dari 9

METODE PENELITIAN AKUNTANSI

“Observation Studies”

Oleh:
KELOMPOK 3

1. Made Yessi Puspitha 1681611009


2. Ni Made Wiwekandari 1681611010
3. I. G. A. Desy Arlita 1681611011
4. Sarita Vania Clarissa 1681611012

MAGISTER AKUNTANSI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
STATEMENT OF AUTHORSHIP

“Kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir adalah
murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan tanpa
menyebutkan sumbernya.

Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada
mata kuliah lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menyatakan bahwa kami
menggunakannya.

Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarism”.

1. Kami yang bertanda tangan


N Nama NIM Tanda Tangan
o
1 Made Yessi Puspitha 1681611009
2 Ni Made Wiwekandari 1681611010
3 I.G.A Desy Arlita 1681611011
4 Sarita Vania Clarissa 1681611012

2. Mata Kuliah : Metode Penelitian Akuntansi


3. Judul Makalah/Tugas : Observation Studies
4. Tanggal : 17 Oktober 2016
I. Pengertian Observasi
Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur
sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam
berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian
ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan
dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar (Sugiyono, 2009).
Observasi dikategorikan sebagai penyelidikan ilmiah apabila diarahkan secara khusus
untuk menjawab pertanyaan riset. Keanekaragaman manfaat dari observasi membuatnya
menjadi metode sumber utama yang pentung dan merupakan pelengkap metode-metode
lainnya. Observasi sebagai tekni pegumpulan data mempunyai cirri yang spesifik bila
dibandingkan dengan teknik lain yaitu wawancara dan kuesioner (Tewuh).

II. Kegunaan Observasi


Observasi menjadi dasar dari pengetahuan, namun proses pengumpulannya seringkali
dilakukan secara sembarangan. Observasi dikategorikan sebagai penyelidikan ilmiah apabila
diarahkan secara khusus untuk menjawab sebuah pertanyaan riset, direncanakan dan
dijalankan secara sistematis menggunakan kendali-kendali yang sesuai, dan menyediakan
catatan yang sah serta dapat diandalkan mengenai apa yang terjadi. Observasi melibatkan
rentang penuh dari kegiatan pemantauan aktivitas dan kondisi perilaku maupun bukan
perilaku (Cooper dan Pamela 2011:260).
Observasi perilaku diklasifikasikan menjadi empat dalam Cooper dan Pamela (2011:261),
yaitu:
1) Analisis non verbal, melibatkan gerakan tubuh, ekspresi motorik, bahkan pertukaran
pandangan mata.
2) Analisis linguistik, melibatkan interaksi beberapa proses yang terjadi diantara dua
orang atau dalam kelompok-kelompok kecil.
3) Analisis ekstralinguistik, terdapat empat dimensi, yaitu vokal, temporal, interaksi dan
gaya bahasa verbal.
4) Analisis spasial atau hubungan antarmanusia, mengenai bagaimana seseorang terkait
secara fisik pada orang lain.

1
Observasi bukan perilaku diklasifikasikan menjadi tiga dalam Cooper dan Pamela
(2011:262), yaitu:
1) Analisis rekaman, melibatkan rekaman masa lalu atau masa kini dan rekaman umum
maupu pribadi.
2) Analisis kondisi fisik, misalnya audit toko terhadap ketersediaan barang dagangan,
studi tentang kepatuhan prosedur keamanan pabrik serta analisis kondisi persediaan
dan laporan keuangan.
3) Analisis proses fisik, yang melibatkan studi waktu atau pergerakan dari proses
produksi dan analisis alur lalu lintas dalamsistem distribusi, alur dokumen di sebuah
kantor, serta alur keuangan dalam sistem perbankan.

III. Evaluasi Metode Observasi


Observasi merupakan satu-satunya metode yang bisa digunakan untuk mengumpulkan
informasi, namun untuk jenis informasi tertentu saja. Beberapa kelebihan menggunakan riset
dengan observasi yaitu: 1) Dapat mengumpulkan data asli pada saat data tersebut muncul; 2)
Tidak bergantung pada laporan orang lain; 3) Dapat mengamankan informasi yang bagi
sebagian besar peserta akan mengabaikannya baik karena informasi tersebut sangat lazim dan
diharapkan ataupun karena hal tersebut dipandang tidak relevan; 4) Mampu mengangkap
seluruh kejadian saat berlangsung dalam lingkungan alamiahnya; 5) Peserta cenderung
menerima dan menanggapi observasi daripada menanggapi pengajuan pertanyaan.
Beberapa keterbatasan menggunakan riset dengan metode observasi yaitu : 1) Kesulitan
menuggu selama selang waktu yang panjang untuk menangkap fenomena yang relevan; 2)
Biaya observasi dan peralatan yang cenderung mahal; 3) Kehandalan kesimpulan berdasarkan
indikator permukaan; 4) Masalah kuantifikasi dan rekaman yang besar dan tidak proposional;
5) Observasi terbatas sebagai sebuah cara mempelajari masa lalu. Segala pertimbangan
mengenai manfaat observasi membuktikan bernilainya metode ini ketika digunakan dengan
hati-hati dan pemahaman yang baik. (Cooper dan Pamerla 2011:264-265)

IV. Hubungan Pengobservasi-Peserta


Hubungan antara pengobservasi dengan peserta dapat dipandang dari tiga persepektif dalam
Cooper dan Pamerla 2011:266-267), yaitu:
1) Apakah observasi tersebut bersifat langsung atau tak langsung.

2
Observasi langsung terjadi ketika pengobservasi hadir secara fisik dan memonitor
secara personal apa yang terjadi. Kelebihannya adalah observasi ini sangat fleksibel.
Kelemahannya adalah pengobservasi tidak mampu menangkap kejadian yang berlangsung
cepat, serta pengobservasi menjadi lelah dan bosan. Sedangkan observasi tak langsung
terjadi ketika perekaman dilakukan dengan perangkat mekanis, fotografi atau elektronik.
Kelebihannya adalah mengurangi terjadinya pembiasan karena rekamannya dapat dilihat
berulang-ulang. Kelemahannya observasi ini kurang fleksibel.
2) Apakah kehadiran pengobservasi diketahui atau tidak oleh peserta.
Apabila kehadirannya diketahui, terdapat resiko adanya aktivitas yang tidak lazim
yang dilakukan peserta. Peserta kadang akan merasa terganggu dengan kehadiran
observasi, namun pengaruh tersebut akan cepat hilang karena kesibukan peserta.
Sedangkan jika kehadirannya tidak diketahui, akan mampu mengurangi risiko bias
pengobservasi tetapi mendatangkan masalah etika. Sebuah modifikasi dilakukan dengan
penyembunyian sebagian, yaitu kehadiran pengobservasi diketahui, namun tujuan
observasi dan peserta yang dipantau tidak diketahui.. Observasi tersembunyi adalah salah
satu bentuk pengintaian dan masalah beradab tidaknya, aksi ini harus dikaji ulang dengan
ceramat.
3) Peran apa yang dimainkan oleh pengobservasi (partisipasi).
Observasi peserta, muncul ketika pengobservasi memasuki wilayah sosial dan
berperan baik sebagai pengobservasi maupun peserta. Identitasnya kadang diketahui oleh
sebagian atau seluruh peserta atau justru identitasnya disembunyikan. Observasi ini
memiliki dua tuntutan, yaitu perekaman bisa mengganggu partisipasi dan partisipasi
dapat mengganggu observasi.

V. Menjalankan Sebuah Studi Observasi


a. Jenis Studi
Observasi ditemukan hampir di semua riset, setidaknya pada tahap eksplorasi, yang
dikenal sebagai observasi sederhana, dimana tidak ada bentuk baku dalam praktiknya
karena sifat dasar penemuan dari riset eksplorasi. Jika studi tidak bersifat eksplorasi, maka
digunakan observasi sistematis yang menerapkan prosedur yang dibakukan, pengobservasi
terlatih, jadwal perekaman, dan perangkat lain bagi pengobservasi yang mencerminkan
prosedur ilmiah dari metode data primer lain. Berdasarkan tingkatan struktur dalam setting
lingkungan dan banyaknya struktur yang dimasukkan ke dalam lingkungan oleh periset, studi

3
observasi dibagi menjadi empat kelas, yaitu kelas benar-benar tak terstruktur, tak terstruktur,
terstruktur dan benar-benar terstruktur. Dua kelas menengah (tak terstruktur dan terstruktur)
menekankan karakteristik yang terbaik dari periset kendali. Tujuan riset jenis studi emppat
kelas adalah untuk menguji hipotesis sehingga sebuah rencana yang matang untuk
mengobservasi perilaku spesifik yang tengah berjalan telah terlebih dahulu diketahui. Hal ini
membutuhkan sebuah alat pengukuran yang disebut daftar periksa observasi (Cooper dan
Pamerla 2011:269).
b. Spesifikasi Isi
Variabel utama yang akan diamati dan variabel lain yang mungkin memperngaruhinya
harus dimasukkan dalam merinci isi observasi. Lalu kita memilih item-item yang akan
diobservasi dan memberikan definisi operasional jika ada pertanyaan tentang ambiguitas
konsep atau makna khusus. Observasi bisa berada pada tingkat fakta maupun dugaan. Isi
observasi juga dipengaruhi oleh sifat setting observasi (Cooper dan Pamerla 2011:271).
c. Pelatihan Pengobservasi
Pengobservasi harus memiliki keahlian yang dibutuhkan dalam studi tertentu. Terdapat
empat panduan umum untuk kualifikasi dan seleksi observasi, yaitu 1) konsentrasi adalah
kemampuan bekerja ditempat yang penuh gangguan; 2) berpikir rinci adalah kemampuan
mengingat rincian pengalaman; 3) unobtrusive adalah kemampuan berbaur dengan
lingkungan dan tidak menyolok; 4) tingkat pengalaman adalah kemampuan mengambil
sebaik mungkin dari studi observasi.
Pengobservasi harus mengetahui hasil-hasil yang dicari dan unsure-unsur muatan yang
tepat dikaji. Uji coba pengobservasi menggunakan peralatan dan video sampel harus
dilakukan hingga tingkat keandalan yang tinggi muncul dalam observasi mereka. Jika
terdapat perbedaan interpretasi duantara pengobservasi maka harus dipertemukan (Cooper
dan Pamerla 2011:272-273).
d. Pengumpulan Data
Rencana pengumpulan data menentukan rincian tugas yang menjawab pertanyaan siapa,
apa, kapan, bagaimana dan dimana. Siapa menjawab pertanyaan tentang yang bertanggung
jawab atas berbagai aspek studi dan keetisan terhadap peserta, apa menjawab pertanyaan
tentang penetapan sifat observasi sebagai unsur pengambilan sampel dan satuan-satuan
analisis dengan mendefinisikan dimensi kejadian waktu dan tindakan, kapan menjawab
pertanyaan tentang apakah waktu studi merupakan hal penting atau dapat dilakukan di
sembarag waktu, bagaimana menjawab pertanyaan tentang bagaimana pengobservasi akan

4
menghadapi berbagai situasi yang mungkin terjadi dan dimana menjawab pertanyaan tentang
lokasi observasi dapat berpengaruh besar terhadap tindakan yang dicatat (Cooper dan
Pamerla 2011:273-274).

VI. Pedoman Observasi


Pengadaan pengamatan yang baik agar memeroleh data yang representative Rummel dalam
Tewuh memberikan pedoman sebagai berikut:
1) Memiliki pengetahuan terhadap objek yang akan diobservasi hal ini dimaksudkan untuk
menentukan terlebih dahulu apa yang harus diobservasi.
2) Menyelidiki tujuan penelitian (baik umum maupun khusus). Kejelasan tujuan penelitian
akan menuntun mempermudah apa yang harus diobservasi.
3) Menentukan cara untuk mencatat hasil observasi penelitian harus memilih cara mana
yang dipandang paling efektif dan efisien.
4) Membatasi macam tingkat kategori secara tegas.penelitian harus membuat tingkatan
misalnya: utama, penting dan tidak penting mengenai data yang akan dikumpulkan
apabila pengumpulan datanya orang banyak (team).
5) Berlaku sangat cermat dan sangat kritis. Penelitian dilakukan dengan tidak gegabah,
tergesa-gesa atau serampangan agar apa yang dicatat dalam observasi adalah benar-benar
data yang dibutuhkan.
6) Mencatat tiap gejala secara terpisah,ini dimaksudkan supaya gejala yang dicatat tidak
dipengaruhi oleh situasi pencatatan,karena keadaan atau kondisi waktu mwncatat dapat
berpengaruh kepada observer.
7) Mengetahui sebaik-baiknya alat-alat pencatatan dan cara penggunaannya sebelum
observasi dilakukan.

VII. Ukuran Pasti


Observasi yang dibahas sampai saat ini lebih terfokus pada observasi langsung
sebagai pendekatan tradisional untuk pengumpulan data, seperti survei dan eksperimen yang
memerlukan kehadiran pengobservasi secara fisik. Hal tersebut memicu adanya tanggapan
reaktivitas, yaitu sebuah fenomena dimana peserta mengubah perilaku mereka dalam
menanggapi keberadaan periset.
Menurut Webb dan rekan-rekannya wawasan tentang prosedur observasi yang inovatif
yang dapat diterapkan tanpa memancing reaksi maupun menarik perhatian, yaitu ukuran

5
pasti, dimana pendekatan ini mendorong bentuk-bentuk kreatif dan imajinatif observasi tak
langsung, pencarian arsip, dan variasi observasi sederhana serta terancana. Pada kasus
tertentu yang melibatkan observasi tak langsung berdasarkan penelusuran fisik yang
menyertakan erosi (ukuran pengausan) dan akresi (ukuran pertambahan).
Metode penelusuran fisik memiliki sebuah alasan yang kuat untuk penggunaannya
berdasarkan kemampuannya memberikan akses berbiaya rendah untuk mendapatkan data
frekuensi, kehadiran dan kejadian tanpa pengaruh ari metode-metode lain atau reaksi dari
peserta. Pembuatan desain sebuah studi unobstrusive dapat menguji kreativitas periset, dan
kita juga harus sangat berhati-hati dengan kumpulan-kumpulan yang diambil dari temuan.
Hasil erosi mungkin saja terjadi karena faktor pemakaian yang tidak diperhitungkan, dan
materi pertambahan bisa saja merupakan hasil dari penambahan tertentu yang dipilih atau
proses bertahan hidup (Cooper dan Pamerla 2011:275-279).

6
REFERENSI

Cooper, Donald R. & Pamela S. Schinder. 2011. Metode Riset Bisni Volume 1 Edisi 9. Jakarta
: PT Media Global Edukasi
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
Tewuh, Fransisca. Metode Pengumpulan Data Observasi.
http://www.academia.edu/11175380/Metode_Pengumpulan_Data_Observasi, diakses 15
Oktober 2016.

Anda mungkin juga menyukai