Anda di halaman 1dari 19

METODE PENELITIAN AKUNTANSI

QUESTIONNAIRES AND INSTRUMENTS

Oleh Kelompok 3:
1. Putu Candrastuti Putri (1981621001)
2. Ni Putu Noviyanti Kusuma (1981621004)
3. Komang Tri Utariyani (1981621005)
4. Ni Nyoman Kosi Syanuri (1981621011)

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2020
A. MENGINGAT KEMBALI HIRARKI PERTANYAAN RISET

Hirarki pertanyaan manajemen riset merupakan dasar bagi proses riset dan juga
bagi kesuksesan pengembangan instrumen. Hingga tahap ini dalam sebuah proyek
riset, proses perpindahan dilema manajemen umum menjadi pertanyaan pengukuran
spesifik telah melalui tiga tingkat pertanyaan:
a) Pertanyaan Manajemen
Dinyatakan dalam bentuk pertanyaan yang perlu dipecahkan manajemen.
b) Pertanyaan Riset
Terjemahan dari pertanyaan yang didasarkan pada fakta yang harus dijawab
periset untuk menyumbangkan solusi bagi pertanyaan manajemen.
c) Pertanyaan Investigatif
Pertanyaan-pertanyaan spesifik yang harus dijawab periset untuk memberi rincian
dan cakupan yang cukup bagi pertanyaan riset. Dalam tingkat ini, mungkin saja
beberapa pertanyaan saat periset bergerak dari pertanyaan umum ke pertanyaan
spesifik.
d) Pertanyaan Pengukuran
Pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab partisipan jika periset akan
mengumpulkan informasi yang diperlukan serta menjawab pertanyaan
manajemen.
Biasanya, sekali periset memahami hubungan antara pertanyaan investigatif
dan pertanyaan pengukuran potensial, maka strategi survei berikutnya merupakan
langkah yang logis. Hal ini berlanjut pada desain instrumen-instrumen tertentu. Yang
berikut merupakan hal-hal penting di antara hal-hal strategis yang harus
diperhatikan:
a) Jenis skala apakah yang diperlukan untuk melakukan analisis agar pertanyaan
manajemen dapat terjawab?
b) Pendekatan komunikasi apakah yang akan digunakan?
c) Haruskah pertanyaan-pertanyaan dibuat terstruktur, tidak terstruktur, atau
kombinasi dari keduanya?
d) Harus wawancara bersifat terbuka atau disamarkan? Jika disamarkan, hingga
tingkat yang bagaimana?

1
1. Jenis Skala untuk Analisis yang Diinginkan
Prosedur analitis yang tersedia bagi periset ditentukan oleh jenis skala yang
digunakan dalam survei. Hal ini penting untuk merencanakan analisis sebelum
mengembangkan pertanyaan-pertanyaan pengukuran.
2. Pendekatan Komunikasi
Riset berbasis komunikasi dapat dilakukan melalui wawancara personal,
telepon, surat, komputer, atau kombinasi dari beberapa hal tersebut. Keputusan-
keputusan mengenai metode mana yang akan digunakan termasuk di mana
berinteraksi dengan partisipan akan mempengaruhi desain instrumen.
Mekanisnme penyampaian yang berbeda akan mengakibatkan perbedaan dalam
pengantar, instruksi, tata letak instrumen, dan bagian penutup. Sebagai contoh,
periset dapat menggunakan desain intersepsi, dengan melakukan wawancara
personal dengan partisipan di tempat perbelanjaan, toko, stadion olahraga, taman
bermain, atau pasar malam.
3. Menyamarkan Tujuan dan Sponsor
Pertanyaan tersamar (disguised question) didesain untuk menyembunyikan
tujuan pertanyaan sebenarnya. Kita menyamarkan sponsor dan tujuan kajian jika
periset yakin bahwa partisipan akan menanggapi secara berbeda jika keduanya
atau salah satunya diketahui. Keputusan untuk membuat pertanyaan tersamar di
dalam survei dapat dipermudah dengan mengidentifikasi empat situasi, di mana
penyamaran tujuan kajian merupakan masalah ataupun tidak:
a) Informasi tingkat sadar (conscious-level information), yang bersedia dibagi
dengan sukarela.
b) Informasi tingkat-sadar yang enggan dibagi.
c) Informasi tingkat-sadar-terbatas, yang dapat diketahui.
d) Informasi tingkat-tak sadar (subconscious-level information)
Dalam survei yang menginginkan informasi tingkat-sadar yang dibagi
dengan sukarela, pertanyaan yang disamarkan maupun tidak disamarkan dapat
digunakan, tetapi situasi seperti ini jarang membutuhkan teknik samaran. Contoh:
Pernahkah Anda menonton film berbahasa asing dalam enam bulan terakhir?
Kadang-kadang partisipan mengetahui informasi yang kita cari tetapi
enggan membaginya dengan berbagai alasan. Apabila kita meminta pendapat

2
tentang suatu topik dimana partisipan mungkin mempunyai pandangan yang tidak
dapat diterima secara sosial, seringkali kita menggunakan teknik proyektif. Dalam
pertanyaan tersamar ini, perancang survei membahasakan pertanyaan-pertanyaan
secara hipotesis atau menanyakan bagaimana orang lain dalam pengalaman
partisipan akan menjawab pertanyaan tersebut. Contoh:
a. Pernahkah anda mendownload musik berhak cipta dari internet tanpa
membayarnya? (non-proyektif)
b. Pernahakah anda melihat orang lain mendownload musik berhak cita di
internet tanpa membayarnya? (proyektif)
Tidak semua informasi merupakan informasi tingkat sadar bagi partisipan.
Dengan memberikan beberapa selang waktu dan motivasi, partisipan dapat
mengungkapkan informasi ini. Sebuah contoh klasik adalah kajian mengenai
pembelian saham pemerintah selama perang dunia II. Sebuah survei menyelidiki
alasan mengapa, diantara orang-orang yang memiliki kemampuan membeli yang
sama, beberapa orang membeli saham lebih banyak dibandingkan yang lainnya.
Dalam menilai perilaku untuk membeli, kita menerima bahwa beberapa
motivasi merupakan hal di bawah sadar. Hal ini juga berlaku bagi informasi sikap.
Mencari motivasi dasar yang melandasi sikap atau praktik-praktik konsumsi
mungkin atau tidak mungkin memerlukan teknik samaran.
Contoh: Apakah anda akan mengatakan bahwa komentar yang baru saja
anda buat mengindikasikan bahwa anda akan atau tidak akan berbelanja di Galaxy
Stores? (peneyelidikan survei selama wawancara personal)
4. Rencana Analisis Awal
Para periset menaruh perhatian pada cakupan topik yang memadai dan
informasi yang ditertima dalam bentuk yang paling dapat dimanfaatkan. Salah
satu yang baik untuk menguji seberapa baik rencana kajian memenuhi kebutuhan
tersebut adalah mengembangkan tabel “contoh” yang memaparkan data yang
diharapkan akan diterima. Setiap tabel contoh merupakan tabulasi silang antara
dua variabel atau lebih. Hal ini juga membantu periset menentukan jenis skala
yang diperlukan untuk masing-masing pertanyaan (sebagai contoh, data ordinal
untuk frekuensi penggunaan dan usia), sebuah langkah awal untuk
mengembangkan pertanyaan pengukuran menjadi pertanyaan investigatif.

3
Rencana analisis yang terlalu luas dapat menimbulkan pertanyaan-pertanyaan
yang tak perlu. Prinsip desain survei adalah selalu menanyakan hanya hal-hal
yang diperlukan.

B. MEMBANGUN DAN MEMPERHALUS PERTANYAAN PENGUKURAN


Dalam Tahap 2 ini akan membuat pertanyaan pengukuran ynag spesifik yang
mempertimbangkan isi subyek, pembahasan setiap pertanyaan, dan strategi
tanggapan. Membuat rancangan atau memilih pertanyaan dimulai ketika periset
mengembangkan sebuah daftar pertanyaan investigatif yang lengkap dan
memutuskan untuk menggunakannya dalam proses pengumpulan data. Urutan, jenis,
dan pembahasan pertanyaan pengukuran, pengantar, instruksi, transisi, dan
penutupan dalam sebuah instrumen komunikasi yang berkualitas harus memenuhi
hal-hal sebagai berikut:
a) Mendorong partisipan untuk memberikan tanggapan-tanggapan yang akurat.
b) Mendorong partisipan untuk memberikan innformasi dalam jumlah yang
memadai.
c) Mengupayakan agar partisipan tidak menolak menjawab pertanyaan-pertanyaan
spesifik.
d) Mengupayakan agar partisipan tidak menghentikan partisipasi.
e) Memberi kesan positif bagi partisipan tentang partisipasi dalam survei.
1. Kategori dan Struktur Pertanyaan
Kategori dan Struktur Pertanyaan Kuisioner mengandung 3 kategori
pertanyaan pengukuran, yaitu:
a) Pertanyaan administratif, yaitu mengidentifikasi partisipan, pewawancara,
lokasi, dan kondisi wawancara.
b) Pertanyaan klasifikasi, mencakup variabel sosiologis-demografis yang
memungkinkan partisipan dikelompokkan untuk dapat mengungkapkan pola
dan dapat dipelajari.
c) Pertanyaan target, mengarah pada pertanyaan investigatif dari kajian tertentu.
2. Isi pertanyaan
Isi pertanyaan merupakan hal pertama dan yang paling penting untuk
ditentukan oleh pertanyaan investigatif schingga menjadi pedoman dari kajian.

4
Ada empat pertanyaan yang meliputi berbagai masalah, yang akan mengarahkan
perancang instrumen dalam memilih isi pertanyaan yang tepat, yaitu:
a) Haruskah pertanyaan ini ditanyakan (apakah sesuai dengan tujuan kalian)?
b) Apakah pertanyaan ini sesuai dengan bidang cakupan masalah?
c) Dapatkah partisipan menjawab pertanyaan yang diajukan secara memadai?
d) Apakah partisipan bersedia menjawab pertanyaan ini?
3. Susunan Kata Pertanyaan
Kesulitan-kesulitan yang disebabkan oleh susunan kata pertanyaan
merupakan sumber distorsi lain dalam survei. Meskipun tidak mungkin untuk
menyatakan penyusunan kata pertanyaan yang terbaik, periset dapat menunjuk
beberapa hal yang menyebabkan kebingungan partisipan dan eror pengukuran.
Merancang pertanyaan yang baik membutuhkan banyak revisi atas pertanyaan
survei sebelum memenuhi kriteria apakah pertanyaan:
a) Apakah pertanyaan dinyatakan dalam perbendaharaan kata yang dipahami?
b) Apakah pertanyaan mengandung perbendaharaan kata dengan makna tunggal?
c) Apakah pertanyaan mengandung asumsi yang tidak berasal atau salah
pengertian?
d) Apakah pertanyaan mengandung susunan kata yang bias?
e) Apakah pertanyaan disesuaikan dengan kebutuhan secara tepat?
f) Apakah alternatif yang ditampilkan dalam pertanyaan memadai?
4. Strategi Respon
Bidang keputusan utama ketiga dalam desain pertanyaan adalah tingkat dan
bentuk struktur yang dikenakan pada partisipan. Berbagai strategi respons
menawarkan opsi yang mencakup respons tidak terstruktur dan respons
terstruktur. Respons bebas berkisar di mana partisipan mengekspresikan diri
mereka secara luas hingga partisipan dibatasi oleh ruang, tata letak, atau instruksi
untuk memilih satu kata atau frasa, seperti pada pertanyaan terakhir. Respons
tertutup biasanya dikategorikan sebagai dikotomi, pilihan ganda, daftar periksa,
penilaian, atau strategi tanggapan peringkat. Beberapa faktor situasional
mempengaruhi keputusan apakah akan menggunakan pertanyaan terbuka atau
tertutup. Keputusan juga dipengaruhi oleh sejauh mana faktor-faktor ini diketahui
oleh pewawancara. Faktor-faktor tersebut adalah:

5
a) Tujuan penelitian.
b) Tingkat informasi partisipan tentang topik tersebut.
c) Sejauh mana partisipan telah memikirkan topik tersebut.
d) Kemudahan berkomunikasi dengan partisipan.
e) Tingkat motivasi partisipan untuk berbagi informasi.
a. Pertanyaan Bebas-Respon
Pertanyaan respons bebas juga dikenal sebagai pertanyaan terbuka.
Dimana pertanyaan yang diajukan kepada partisipan dan pewawancara berhenti
untuk menjawab atau partisipan mencatat ide-idenya dengan kata-katanya
sendiri di tempat yang disediakan pada sebuah kuesioner. Peneliti survei
biasanya mencoba mengurangi jumlah pertanyaan seperti itu karena akan
menimbulkan masalah yang signifikan dalam interpretasi dan mahal dalam hal
analisis data.
b. Pertanyaan Dikotomis
Suatu topik dapat menghadirkan pilihan-pilihan dikotomis yang jelas.
Pertanyaan dikotomi menunjukkan tanggapan yang berlawanan tetapi tidak
selalu terjadi. Satu tanggapan mungkin sangat tidak mungkin sehingga akan
lebih baik untuk mengadopsi alternatif jalan tengah sebagai salah satu dari dua
pilihan. Misalnya, jika peneliti bertanya kepada partisipan apakah suatu produk
harganya terlalu rendah atau terlalu mahal, peneliti tidak akan mendapatkan
banyak pilihan dari pilihan sebelumnya. Alternatif yang lebih baik untuk
disajikan kepada partisipan mungkin "cukup murah" atau "terlalu mahal."
Dalam banyak pertanyaan dua arah, ada alternatif potensial di luar dua
alternatif yang disebutkan. Jika partisipan tidak dapat menerima salah satu
alternatif dalam pertanyaan dikotomis, partisipan dapat mengonversi
pertanyaan menjadi pilihan ganda atau pertanyaan peringkat dengan menulis di
alternatif yang diinginkan. Misalnya, partisipan dapat memilih alternatif seperti
"tidak tahu" ke pertanyaan ya-tidak atau lebih suka "tidak ada pendapat" ketika
dihadapkan dengan opsi lawan-suka.
Dalam kasus lain, ketika ada dua pilihan yang berlawanan atau saling
melengkapi, partisipan dapat memilih pilihan yang memenuhi syarat ("ya, jika
X tidak terjadi," atau "kadang-kadang ya dan kadang tidak," atau "hampir

6
sama"). Dengan demikian, pertanyaan dua arah dapat menjadi pertanyaan
pilihan ganda atau peringkat, dan respons tambahan ini harus tercermin dalam
rencana analisis revisi peneliti. Pertanyaan dikotomis menghasilkan data
nominal.
c. Pertanyaan Pilihan Ganda
Pertanyaan pilihan ganda cocok ketika ada lebih dari dua alternatif atau
ketika peneliti mencari gradasi preferensi, minat, atau kesepakatan; situasi
terakhir juga meminta pertanyaan peringkat. Pertanyaan pilihan ganda bisa
efisien, tetapi mereka juga menghadirkan masalah desain dan analisis yang
unik. Satu jenis masalah terjadi ketika satu atau lebih respons tidak diantisipasi.
Asumsikan peneliti bertanya apakah aturan keamanan dan keselamatan mal
ritel harus ditentukan oleh (1) manajer toko, (2) rekanan penjualan yang
bekerja di mal, (3) pemerintah federal, atau (4) pemerintah negara bagian.
Serikat pekerja belum disebutkan dalam alternatif. Banyak partisipan mungkin
menggabungkan alternatif ini dengan "rekan penjualan," tetapi yang lain akan
melihat "serikat" sebagai alternatif yang berbeda.
Eksplorasi sebelum menyusun pertanyaan pengukuran mencoba
mengidentifikasi pilihan yang paling mungkin. Masalah kedua terjadi ketika
daftar pilihan tidak lengkap. Partisipan mungkin ingin memberikan jawaban
yang tidak ditawarkan sebagai alternatif. Ini dapat terjadi ketika respons yang
diinginkan adalah menggabungkan dua atau lebih dari masing-masing alternatif
yang terdaftar. Banyak partisipan mungkin percaya bahwa manajemen toko
dan rekan penjualan yang bertindak bersama harus menetapkan aturan
keamanan toko, tetapi pertanyaannya tidak termasuk respons ini. Ketika
peneliti mencoba menyediakan semua opsi yang memungkinkan, memilih dari
daftar alternatif bisa menjadi melelahkan. Peneliti mencegah hal ini dengan
menemukan pilihan utama melalui eksplorasi dan pretesting. Dalam analisis
peneliti terhadap tanggapan terhadap kuesioner pretest yang dikelola sendiri,
peneliti dapat membuat alternatif kombinasi.
Namun masalah lain terjadi ketika partisipan membagi pertanyaan
tentang keamanan toko menjadi beberapa pertanyaan, masing-masing dengan
alternatif yang berbeda. Beberapa partisipan mungkin percaya aturan yang

7
berhubungan dengan kualitas udara di toko-toko harus ditetapkan oleh agen
federal sementara mereka yang berurusan dengan penghalang atau tampilan
lorong harus ditetapkan oleh manajemen toko dan perwakilan serikat pekerja.
Yang lain mungkin ingin manajemen toko bersama dengan komite rekanan
penjualan untuk membuat aturan. Untuk mengatasi masalah ini, perancang
instrumen harus membagi pertanyaan. Pretesting harus mengungkapkan jika
pertanyaan pilihan ganda benar-benar pertanyaan ganda.
Penting dalam pertanyaan pilihan ganda untuk menyajikan alternatif
yang masuk akal terutama ketika pilihannya adalah angka atau identifikasi.
Alternatif numerik biasanya disajikan dalam urutan besarnya. Praktek ini
menimbulkan bias. Bias keteraturan dengan kategori respons nonnumerik
sering mengarahkan partisipan untuk memilih alternatif pertama (efek utama)
atau alternatif terakhir (efek kebaruan) di atas yang di tengah. Efek utama
mendominasi dalam survei visual yang dikelola sendiri melalui Web atau surat,
sedangkan efek kebaruan mendominasi dalam survei lisan, survei wawancara
telepon dan pribadi.
Dalam sebagian besar pertanyaan pilihan ganda dapat menimbulkan
masalah untuk memastikan bahwa pilihan mewakili skala satu dimensi yaitu,
alternatif untuk pertanyaan yang diberikan harus mewakili aspek yang berbeda
dari dimensi konseptual yang sama. Pertanyaan pilihan ganda biasanya
menghasilkan data nominal. Ketika pilihan adalah alternatif numerik, struktur
respons ini dapat menghasilkan setidaknya interval dan kadang-kadang data
rasio.
d. Daftar Periksa
Ketika peneliti ingin partisipan memberikan beberapa tanggapan
terhadap satu pertanyaan, peneliti akan mengajukan pertanyaan dalam salah
satu dari tiga cara yaitu daftar periksa, penilaian, atau strategi pemeringkatan.
Jika urutan relatif tidak penting, daftar periksa adalah pilihan logis. Daftar
periksa biasanya lebih efisien dan menghasilkan data nominal.
e. Rating Questions
Pertanyaan penilaian meminta partisipan untuk memposisikan masing-
masing faktor pada skala pendamping, baik verbal, numerik, atau grafik.

8
Penting untuk diingat bahwa peneliti harus mewakili hanya satu dimensi
respons dalam opsi respons skala-peringkat. Jika tidak, secara efektif peneliti
memberikan partisipan pertanyaan ganda dengan pilihan yang tidak memadai
untuk menjawab kedua aspek.
Contoh A: Seberapa besar kemungkinan Anda mendaftar di Universitas Metro?
(Respons dengan lebih dari satu dimensi, skala ordinal)
a) sangat mungkin untuk mendaftar
b) agak mungkin untuk mendaftar
c) tidak mungkin berlaku
d) tidak akan berlaku
Contoh B: Seberapa besar kemungkinan Anda mendaftar di Universitas Metro?
(Respons dalam satu dimensi, skala interval)
a) sangat mungkin untuk mendaftar
b) agak mungkin untuk mendaftar
c) tidak mungkin atau tidak mungkin untuk mendaftar
d) agak tidak mungkin untuk mendaftar
e) sangat tidak mungkin untuk mendaftar
f. Ranking Questions
Ketika urutan relatif dari alternatif itu penting, pertanyaan peringkat
sangat ideal. Strategi daftar periksa akan memberikan tiga faktor pengaruh,
tetapi peneliti tidak akan memiliki cara untuk mengetahui pentingnya tempat
partisipan pada setiap faktor. Bahkan dalam wawancara pribadi, urutan faktor-
faktor yang disebutkan bukanlah jaminan pengaruh. Pemeringkatan sebagai
strategi tanggapan menyelesaikan masalah ini. Satu masalah muncul dengan
aktivitas peringkat. Berapa banyak faktor yang disajikan harus diberi
peringkat? Jika peneliti mendaftarkan 15 merek keripik kentang yang dijual di
pasar tertentu, apakah peneliti memiliki peringkat 15 partisipan berdasarkan
urutan pilihan? Dalam kebanyakan kasus, akan sangat membantu untuk
mengingatkan diri sendiri bahwa walaupun partisipan mungkin telah dipilih
untuk studi tertentu karena pengalaman mereka atau kemungkinan memiliki
informasi yang diinginkan, ini tidak berarti bahwa partisipan memiliki
pengetahuan tentang semua aspek yang mungkin dari suatu masalah, tetapi

9
hanya dari beberapa. Pemeringkatan menghasilkan data ordinal. Semua jenis
strategi respons memiliki kelebihan dan kekurangan. Beberapa strategi yang
berbeda sering ditemukan dalam kuesioner yang sama, dan faktor situasional
yang disebutkan sebelumnya adalah panduan utama dalam masalah ini. Akan
tetapi, ada kecenderungan untuk menggunakan pertanyaan tertutup alih-alih
jenis pertanyaan terbuka yang lebih fleksibel.
5. Sumber Pertanyaan yang Ada
Tinjauan literatur akan mengungkapkan instrumen yang digunakan dalam
studi serupa yang dapat diperoleh dengan menulis kepada peneliti atau, jika
memiliki hak cipta, dapat dibeli melalui clearinghouse. Instrumen juga tersedia
melalui kompilasi dan buku referensi. Sementara sumber pertanyaan cenderung
berorientasi pada aplikasi ilmu sosial yakni sumber ide yang kaya untuk
menyesuaikan pertanyaan dalam memenuhi kebutuhan manajer. Cukup sulit
untuk menggeneralisasi reliabilitas dan validitas item kuesioner yang dipilih atau
bagian-bagian dari kuesioner yang telah dikeluarkan dari konteks aslinya. Peneliti
yang pertanyaan atau instrumennya dipinjam mungkin belum melaporkan
prosedur pengambilan sampel dan pengujian yang diperlukan untuk menilai
kualitas skala pengukuran. Seringkali pertanyaan yang berdekatan dalam satu
kuesioner diandalkan untuk membawa konteks. Jika peneliti memilih satu
pertanyaan dari seri kontekstual, pertanyaan yang dipinjam dibiarkan tanpa arti
yang diperlukan. Apakah instrumen dibangun dengan pertanyaan yang dirancang
atau disesuaikan dengan pertanyaan yang dipinjam atau dilisensikan dari orang
lain, pretesting diharapkan.

C. PENYUSUNAN DAN PENYEMPURNAAN INSTRUMEN


Desain instrumen penyusunan dan penyempurnaan adalah proses multi-proses,
yakni:
a) Mengembangkan proses penyaringan partisipan (dilakukan dengan survei
pribadi atau telepon, tetapi juga dapat dilakukan dengan prosedur
pemberitahuan awal dengan surel dan survei Web), bersama dengan
pendahuluan.
b) Mengatur urutan pertanyaan pengukuran.

10
c) Menetapkan urutan logis untuk kelompok pertanyaan dan pertanyaan dalam
kelompok.
d) Mengembangkan transisi di antara kelompok-kelompok pertanyaan.
e) Mempersiapkan dan memasukkan instruksi untuk pewawancara termasuk
instruksi penghentian, lewati arahan, dan penyelidikan untuk para
partisipan.
f) Membuat dan masukkan kesimpulan, termasuk pernyataan disposisi survei.
g) Pretest pertanyaan spesifik dan instrumen secara keseluruhan.
1. Penyaringan dan Pengenalan Partisipan
Dalam setiap studi komunikasi, pendahuluan mengungkapkan jumlah waktu
yang dibutuhkan untuk berpartisipasi. Pendahuluan juga mengungkapkan
organisasi penelitian atau sponsor dan mungkin tujuan penelitian. Dalam
wawancara pribadi atau telepon serta survei e-mail dan Web, pendahuluan
biasanya berisi satu atau lebih pertanyaan layar atau menyaring pertanyaan untuk
menentukan apakah calon partisipan memiliki pengetahuan atau pengalaman yang
diperlukan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Paling tidak, telepon atau
pewawancara pribadi akan memberikan nama depannya untuk membantu
membangun hubungan kritis dengan calon partisipan. Selain itu, lebih dari dua
pertiga survei telepon berisi pernyataan bahwa pewawancara "tidak menjual apa
pun."
2. Penyusunan Pertanyaan Pengukuran
Desain pertanyaan survei dipengaruhi oleh kebutuhan untuk
menghubungkan setiap pertanyaan dengan yang lain dalam instrumen. Seringkali
isi dari satu pertanyaan (disebut pertanyaan bercabang) mengasumsikan
pertanyaan lain telah diajukan dan dijawab. Urutan psikologis pertanyaan juga
penting; urutan pertanyaan dapat mendorong atau menghambat komitmen dan
mempromosikan atau menghambat pengembangan hubungan peneliti-partisipan.
Prinsip dasar yang digunakan untuk memandu keputusan urutan ini adalah
sifat dan kebutuhan peserta harus menentukan urutan pertanyaan dan pengaturan
jadwal wawancara. Empat garis pedoman disarankan untuk menerapkan prinsip
ini:

11
a) Proses pertanyaan harus dengan cepat membangkitkan minat dan memotivasi
peserta untuk berpartisipasi dalam wawancara. Masukkan pertanyaan target
topik yang lebih menarik lebih awal. Tinggalkan pertanyaan klasifikasi
(misalnya: usia, ukuran keluarga, pendapatan) tidak digunakan sebagai filter
atau layar hingga akhir survei.
b) Peserta tidak boleh dihadapkan dengan permintaan awal untuk informasi yang
dapat dianggap sebagai ancaman pribadi atau ego. Letakkan pertanyaan yang
mungkin mempengaruhi peserta untuk menghentikan atau menghentikan
proses tanya jawab di akhir.
c) Pertanyaan proses harus dimulai dengan item sederhana dan kemudian pindah
ke yang lebih kompleks, serta pindah dari item umum ke yang lebih spesifik.
Masukkan pertanyaan yang melelahkan dan menantang di kemudian hari
dalam proses tanya jawab.
d) Perubahan dalam kerangka referensi harus kecil dan harus ditunjukkan dengan
jelas. Gunakan pernyataan transisi di antara berbagai topik dari rangkaian
pertanyaan target.
a. Membangkitkan Minat dan Motivasi
Membangkitkan minat dan merangsang motivasi untuk berpartisipasi
dengan memilih atau merancang pertanyaan yang menarik perhatian dan tidak
kontroversial. Jika pertanyaan memiliki nilai minat manusia, maka jauh lebih
baik. Ada kemungkinan bahwa pertanyaan awal akan menyumbangkan data
berharga untuk tujuan studi utama, tetapi tugas utama mereka adalah untuk
mengatasi hambatan motivasi.
b. Informasi Sensitif dan Melibatkan Ego
Misalnya, pengenalan informasi sensitif terlalu dini dalam proses, dua
bentuk kesalahan ini biasa terjadi. Sebagian besar penelitian perlu meminta
informasi klasifikasi pribadi tentang peserta. Peserta biasanya akan
memberikan data ini, tetapi permintaan harus dibuat pada akhir survei. Jika
dilakukan pada awal survei, sering menyebabkan peserta merasa terancam,
mengurangi minat dan motivasi mereka untuk melanjutkan. Juga berbahaya
untuk mengajukan pertanyaan di awal yang terlalu pribadi.

12
c. Sederhana hingga Kompleks
Menunda pertanyaan rumit atau pertanyaan sederhana yang
membutuhkan banyak pemikiran dapat membantu mengurangi jumlah respons
"tidak tahu" yang begitu lazim di awal wawancara.
d. Umum ke Spesifik
Prosedur perpindahan dari pertanyaan umum ke pertanyaan yang lebih
spesifik kadang-kadang disebut pendekatan saluran. Tujuan dari prosedur ini
adalah untuk mempelajari kerangka acuan peserta dan untuk mengekstrak
seluruh informasi yang diinginkan sambil membatasi efek distorsi dari
pertanyaan sebelumnya pada pertanyaan selanjutnya.
e. Grup Pertanyaan dan Transisi
Panduan urutan terakhir menyarankan untuk mengatur pertanyaan untuk
meminimalkan pergeseran materi pelajaran dan kerangka acuan. Peserta sering
menginterpretasikan pertanyaan berdasarkan pertanyaan sebelumnya dan
kehilangan pergeseran perspektif atau subjek kecuali dinyatakan secara jelas.
Peserta gagal mendengarkan dengan cermat dan sering melompat ke
kesimpulan tentang impor pertanyaan yang diberikan sebelum benar-benar
dinyatakan. Jawaban mereka sangat dipengaruhi oleh kerangka acuan mereka.
Setiap perubahan subjek oleh pewawancara tidak boleh mendaftar dengan
mereka kecuali itu dibuat kuat dan jelas. Sebagian besar kuesioner yang
mencakup berbagai topik dibagi menjadi beberapa bagian dengan transisi yang
jelas didefinisikan antara bagian untuk mengingatkan peserta tentang
perubahan kerangka acuan.
3. Instruksi
Instruksi kepada pewawancara atau peserta berusaha untuk memastikan
bahwa semua peserta diperlakukan sama, sehingga menghindari kesalahan dalam
hasil. Dua prinsip membentuk dasar untuk instruksi yang baik: kejelasan dan
kesopanan. Bahasa pengantar harus sederhana dan sopan. Topik instruksi
termasuk untuk:
a) Menghentikan peserta yang tidak berkualitas, menentukan untuk pewawancara
bagaimana cara menghentikan wawancara ketika peserta tidak benar menjawab
layar atau menyaring pertanyaan.

13
b) Mengakhiri wawancara yang tidak dilanjutkan, menentukan bagi pewawancara
bagaimana menyimpulkan wawancara ketika peserta memutuskan untuk
berhenti.
c) Bergerak di antara pertanyaan pada instrument, menentukan bagi pewawancara
atau peserta bagaimana cara berpindah di antara pertanyaan atau bagian topik
instrumen (lewati arah) ketika perpindahan bergantung pada jawaban spesifik
atas suatu pertanyaan atau ketika pertanyaan bercabang digunakan.
d) Membuang kuesioner yang sudah diisi, definisikan untuk pewawancara atau
peserta yang mengisi instrumen yang dikelola sendiri bagaimana cara
mengirimkan kuesioner yang sudah diisi.
Dalam kuesioner yang dikelola sendiri, instruksi harus dimuat dalam instrumen
survei. Ini mungkin sesederhana "Klik tombol kirim untuk mengirim jawaban
Anda kepada kami." Instruksi pewawancara pribadi kadang-kadang ada dalam
dokumen yang terpisah dari kuesioner (dokumen yang didiskusikan dengan
seksama selama pelatihan pewawancara) atau ditandai dengan jelas dan jelas
(disorot, dicetak dengan tinta berwarna, atau kotak di layar komputer atau di
jendela pop-up) pada instrumen pengumpulan data itu sendiri.
4. Kesimpulan
Peran kesimpulan adalah untuk meninggalkan peserta dengan kesan bahwa
keterlibatannya sangat berharga. Peneliti selanjutnya mungkin membutuhkan
individu ini untuk berpartisipasi dalam studi baru. Jika setiap pewawancara atau
instrumen menyatakan penghargaan atas partisipasi, kerja sama dalam studi
selanjutnya lebih mungkin.
5. Mengatasi Masalah Instrumen
Di sini tidak ada pengganti untuk pemahaman menyeluruh tentang kata-
kata, isi pertanyaan, dan masalah urutan pertanyaan. Namun, peneliti dapat
melakukan beberapa hal untuk membantu meningkatkan hasil survei, di
antaranya:
a. Bangun Hubungan dengan Peserta
Informasi yang paling dapat diamankan dengan pertanyaan langsung
yang tidak disamarkan jika hubungan telah dikembangkan. Hubungan sangat
berguna dalam membangun minat peserta dalam proyek, dan semakin banyak

14
minat peserta, semakin banyak kerja sama yang akan mereka berikan.
Seseorang juga dapat mengatasi keengganan peserta dengan memberikan
beberapa kompensasi materi untuk kerja sama. Pendekatan ini telah sangat
berhasil dalam survei surat dan semakin banyak digunakan dalam survei Web.
Kepastian kerahasiaan juga dapat meningkatkan motivasi peserta. Salah satu
pendekatan adalah memberikan jaminan yang berbeda, baik dengan kata-kata
pertanyaan dan dengan komentar dan tindakan pewawancara, bahwa semua
jenis perilaku, sikap, dan posisi pada subjek yang kontroversial atau sensitif
dapat diterima dan normal. Di mana Anda dapat mengatakan dengan jujur,
menjamin bahwa jawaban peserta hanya akan digunakan dalam total statistik
gabungan (data agregat), tidak dicocokkan dengan satu peserta. Jika peserta
yakin bahwa balasan mereka berkontribusi pada beberapa tujuan penting,
mereka lebih cenderung jujur, bahkan tentang topik tabu. Jika organisasi
peneliti menggunakan Dewan Peninjau Institusional untuk meninjau survei
sebelum digunakan, dewan tersebut mungkin memerlukan instruksi yang
menunjukkan bahwa respons apa pun pada kenyataannya, partisipasi bersifat
sukarela. Ini sangat penting di mana survei digunakan dengan publik internal
(karyawan).
b. Mendesain Ulang Proses Pertanyaan
Mendesain ulang proses tanya jawab untuk meningkatkan kualitas
jawaban dengan memodifikasi proses administrasi dan strategi respons.
Sebagian besar survei online, walaupun sebenarnya bukan anonim karena
setiap responden terhubung ke alamat IP, nomor sel, atau email, membuat
persepsi lebih bersifat anonim. Untuk survei kertas, kami mungkin
menunjukkan bahwa kerahasiaan sangat diperlukan untuk administrasi survei
dengan menggunakan administrasi kelompok kuesioner, disertai dengan
prosedur pengumpulan kotak suara. Bahkan dalam wawancara tatap muka,
peserta dapat mengisi bagian kuesioner yang berisi informasi sensitif dan
kemudian menutup seluruh instrumen dalam amplop. Meskipun ini tidak
menjamin kerahasiaan, itu memang menyarankannya. Selain itu, untuk survei
online, kami mungkin meminta responden memasukkan nomor kode yang
disediakan untuk tujuan identitas, daripada informasi pribadi.

15
c. Jelajahi Strategi Respons Alternatif
Ketika menyusun pertanyaan awal, cobalah mengembangkan versi
positif, negatif, dan netral dari setiap jenis pertanyaan. Praktek ini
mendramatisasi masalah bias, membantu dalam memilih kata tanya yang
meminimalkan masalah tersebut. Terkadang menggunakan versi pertanyaan
yang ekstrem daripada yang diharapkan. Minimalkan nonrespons terhadap
pertanyaan tertentu dengan mengenali sensitivitas topik tertentu. Dalam
instrumen yang dikelola sendiri, misalnya, mengajukan pertanyaan pilihan
ganda tentang pendapatan atau usia, di mana pendapatan dan usia ditawarkan
dalam kisaran, biasanya lebih berhasil daripada menggunakan pertanyaan
respons bebas (seperti "Berapa usia Anda, silahkan?______").
6. Nilai Pretesting
Langkah terakhir menuju peningkatan hasil survei adalah pretesting,
penilaian pertanyaan dan instrumen sebelum dimulainya penelitian. Ada banyak
alasan untuk melakukan pretest pertanyaan individu, kuesioner, dan jadwal
wawancara: (1) menemukan cara untuk meningkatkan minat peserta, (2)
meningkatkan kemungkinan bahwa peserta akan tetap terlibat dalam penyelesaian
survei, (3) menemukan konten pertanyaan, susunan kata, dan urutan masalah, (4)
menemukan kelompok pertanyaan sasaran di mana pelatihan peneliti diperlukan,
dan (5) mengeksplorasi cara-cara untuk meningkatkan kualitas keseluruhan data
survei.
Sebagian besar dari apa yang kita ketahui tentang pretest adalah preskriptif.
Menurut penulis kontemporer, tidak ada prinsip umum pretesting yang baik, tidak
ada sistematisasi praktik, tidak ada konsensus tentang harapan, dan kami jarang
meninggalkan catatan untuk satu sama lain. Bagaimana pretest dilakukan, apa
yang dipelajari peneliti dari itu, bagaimana mereka mendesain ulang kuesioner
mereka berdasarkan itu masalah-masalah ini dilaporkan hanya secara samar dalam
laporan penelitian, jika sama sekali.
Namun demikian, pretest tidak hanya merupakan praktik yang mapan untuk
menemukan kesalahan tetapi juga berguna untuk melatih tim peneliti. Ironisnya,
para profesional yang telah berpartisipasi dalam sejumlah studi lebih cenderung
untuk melakukan pretest instrumen daripada seorang peneliti awal yang bergegas

16
untuk menyelesaikan proyek. Merevisi pertanyaan lima kali atau lebih sering
terjadi. Namun para peneliti yang tidak berpengalaman sering meremehkan
kebutuhan untuk mengikuti proses desain-tes-revisi.

17
DAFTAR RUJUKAN

Cooper, Donald R. dan Pamela S. Schinder. 2006. Metode Riset Bisnis


Volume 1 Edisi 9. Jakarta: PT Media Global Edukasi.

18

Anda mungkin juga menyukai