Anda di halaman 1dari 15

METODOLOGI PENELITIAN AKUNTANSI

PERTEMUAN 02

RESEARCH IN BUSINESS, ETHICS IN BUSINESS RESEARCH, THINKING LIKE A


RESEARCHER

Oleh :

KADEK AGUSTINA ANGGARA JAYA (05)

NI KOMANG TRIEJULIANTI DEWI (06)

MADE ADITYA BAYU PRADHANA (07)

I GEDE DANY SATRIYA UPADANA (08)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2018
2.1 MENGAPA BELAJAR RISET BISNIS

Riset bisnis diperlukan untuk mengurangi resiko dalam pengambilan keputusan


manajemen. Riset bisnis adalah penyelidikan sistemats yang memberikan informasi untuk
menuntun keputusan manajemen. Secara lebih spesifik, proses perencanaa, pemerolehan,
penganalisaan, dan penyebaran informasi dan wawasan data yang relevan kepada pengambil
keputusan dengan cara-cara yang memobilisasi organisasi untuk mengambil tindakan yang tepat
dan dapat memaksimumkan kinerja bisnis. Berikut faktor-faktor yang dapat merangsang minat
dalam mempelajari metode riset:
1. Ledakan pertumbuhan dan pengaruh dari internet;
2. Para pihak yang berkepentingan menuntut pengaruh yang lebih besar;
3. Persaingan yang lebih sengit;
4. Lebih banyak campur tangan pemerintah;
5. Lebih banyak keputusan yang rumit;
6. Kematangan manajemen sebagai kelompok disiplin;
7. Kemampuan dan kecepatan menghitung yang lebih besar;
a. Pengumpulan data berbiaya rendah.
b. Alat visualisasi yang lebih baik.
c. Perhitungan yang lebih kuat.
d. Lebih banyak integrasi data.
e. Akses yang lebih besar dan lebih cepat ke informasi.
f. Alat analisis lanjutan untuk wawasan yang ditingkatkan.
g. Pelaporan sesuai pesanan.
8. Persfektif baru mengenai metodologi riset yang sudah mapan.

2.1.1 Perencanaan Menggerakkan Riset Bisnis


1. Sasaran
Menentukan sasaran strategi dan taktik pada saat memulai perencanaan, manajer akan
lebih dahulu menggunakan informasi yang diambil dari sistem pendukung keputusan,
selanjutnya digabungkan dengan informasi yang dihasilkan oleh intelijen bisnis atas aktivitas
pesaing dan lingkungan. Hal ini diharapkan dapat membantu proses pengambilan keputusan
yang semakin kompleks.
2. Pendukung Keputusan
Kemajuan teknologi komputer memungkinkan adanya pembagian elemen data suatu
transaksi di kalangan pengambil keputusan suatu organisasi, baik melalui internet atau ekstranet.
Intranet adalah jaringan privat yang terbatas dalam sebuah perusahaan (tidak tersedia untuk
umum. Ekstranet adalah jaringan privat yang menggunakan protocol internet dan sistem
telekomunikasi umum untuk membagikan informasi, data atau operasi organisasi dengan
pemasok penjual atau pelanggan.
3. Intelijen Bisnis
Sistem ini dirancang untuk melengkapi manajer dengan berbagai informasi yang secara
terus-menerus mengenai kejadian dan kecenderungan dalam aspek teknologi, ekonomi, politik
dan hukum, demografi, budaya, sosial, terutama informasi mengenai persaingan pasar organisasi
tersebut.
4. Strategi
Pendekatan umum yang akan diikuti oleh suatu organisasi untuk mencapai sasarannya.
Strategi penting adanya dalam usaha untuk mempertahankan keberlangsungan hidup perusahaan.
Umumnya dalam suatu perusahaan akan melaksanakan lebih dari satu strategi dalam waktu yang
bersamaan. Diketahui biaya untuk mempertahankan pelanggan lebih murah daripada biaya untuk
mendapatkan seorang pelanggan baru, kebanyakan manajer memberikan perhatian besar pada
upaya-upaya untuk membuat pelanggan kembali melakukan pembelian, karena itu dibutuhkan
suatu strategi.
5. Taktik
Riset bisnis dapat memberikan desain dan pemilihan taktik, aktivitas dengan pengaturan
waktu untuk pelaksanaan strategi. Riset bisnis sering digunakan untuk membantu seorang
manajer untuk memutuskan taktik mana yang memiliki kemungkinan paling besar untuk
menghasilkan kesuksesan strategi yang diinginkan.
Jadi, dapat disimpulkan tujuan riset bisnis:
a. Mengidentifikasi dan mendefinisikan peluang masalah;
b. Mendifinisikan, memantau, dna menyempurnakan strategi;
c. Mendefinisikan, memantau, dan menyempurnakan taktik;
d. Meningkatkan pemahaman akan berbagai bidang manajemen.
Aplikasi dilapangan menunjukkan bahwa tidak semua organisasi menggunakan riset
bisnis untuk membantu pembuatan perencanaan keputusan, ada suatu hirarki yang muncul dalam
organisasi sehubungan dengan penggunaan riset bisnis, dijelaskan sebagai berikut:
1. Lapisan atas (visioner)
a. Organisasi memandangan riset sebagai langkah dasar dalam setiap usaha baru.
b. Setiap keputusan dituntun oleh riset bisnis.
c. Perusahaan mengembangkan metodologi sendiri dan inovatif dalam kombinasi
metodologi mereka.
d. Akses penuh atas data dan temuan riset.
2. Lapisan tengah (pengambil keputusan standar)
a. Pengambilan keputusan secara berkala dan mengandalkan informasi.
b. Beberapa keputusan didasarkan pada riset bisnis.
c. Perusahaan menggunakan metodologi yang sudah teruji dan terbukti,
mengesampingkan alternatif metodologi lainnya.
d. Akses terbatas atas data dan temuan riset.
3. Lapisan dasar (pengambil keputusan intuitif)
a. Manajer terutama, menggunakan intuisi dan naluri dibandingkan riset bisnis
formal untuk memfasilitasi keputusan mereka.
b. Kebanyakan keputusan didasarkan pada pengalaman masa lalu atau naluri.
c. Keputusan didukung dengan pencarian data sekunder.

2.1.2 Pemasok Riset Eksternal dan Internal


2.1.2.1 Pemasok Riset Iternal
Perusahaan yang yang mengandalkan riset dalam mengambil keputusan kemungkinan besar
mempunyai departeman riset internal atau individu yang mengkoordinasi inisiatif riset. Fungsi
riset diterima sebagai bagian formal suatu organisasi.
2.1.2.2 Pemasok Riset Eksternal
1. Perusahaan Layanan Penuh (Full-services Researchers)
Mencangkup beberapa dari perusahaan riset terbesar di dunia dan beberapa yang terkecil.
Perusahaan ini memiliki keahlian dalam metodologi kuantitatif dan kualitatif. Perusahaan ini
muncul seiring terjadinya dilema dalam manajemen, atau saat awal didefinisikannya pertanyaan
manajemen sehingga seacara tidak langsung menimbulkan urgensi baru bagi perusahaan klien
untuk menggunakan jasanya dalam rangka membantu pengambilan keputusan.
2. Periset sesuai Pesanan (Custom Researcher)
Perusahaan riset seperti ini membantu secara penuh mulai dari tahap paling awal riset,
perusahaan seperti ini tidak akan mengasumsikan metode riset tertentu yang akan dilakukan.
Merancang desain riset yang unik secara spesifik bagi dilema pengambil keputusan
bersangkutan.
3. Periset Metodologi Pemilik (Proprietary Researchers)
Perusahaan riset ini memiliki metodologi tersendiri, tumbuh dari keahlian siginifikan
pada industri tertentu yang sudah teruji dalam jangka waktu lama yang dihasilkan setelah
menangani ribuan proyek klien. Metodologi ini bisa memiliki sedikit perbedaan dengan
metodologi yang sudah mapan atau memang suatu metode yang dikembangkan oleh perusahaan
tersebut.

2.1.3 Perusahaan Riset Bidang Khusus (Speciality Researchers)


Mewakili jumlah terbesar perusahaan riset dan cenderung mendominasi perusahaan riset
kecil yang dijalankan oleh satu periset atau dengan jumlah staf yang kecil.
a. Metodologi. Perusahaan (spesialis metodologi) mungkin hanya menjalankan satu jenis
riset.
b. Proses. Perusahaan biasanya menyumbangkan hana satu bagian dari proses riset.
c. Industri. Perusahaan menjadi pakar di satu atau beberapa industri.
d. Kelompok Peserta. Perusahaan menjadi pakar dalam kelompok peserta tertentu.
e. Kawasan Geografis. Perusahaan mungkin beroperasi hanya di satu wilayah negara
sebagaiman yang mungkin berlaku bagi banyak perusahaan pembelanjaan (satu negara
atau sekelompok negara).

Satu kelompok besar di dalam kategori riset bidang khusus ini mencangkup perusahaan
yang menjalankan kelompok fokus. Perusahaan-perusahaan ini tidak hanya menawarkan
mederator terlatih untuk memimpin diskusi kelompok kecil, tetapi juga memberikan prosedur
penyaringan sampel, fasilitas dengan desain khusus, dan peralatan komunikasi teknis yang
membuat riset kualitatif ini menghasilkan wawasan sebaik mungkin. Periset bidang khusus
mungkin juga mengadakan subkelompok dari bidang khusus suatu metodologi.
Perusahaan yang melakukan studi obeservasi merupakan suatu subkelompok lain dari
periset bidang khusus. Ada jenis periset yang menggunakan studi etnografi. Etnografi adalah
jenis studi yang menggabungkan studi observasi dan komunikasi. Perusahaan ini
menggabungkan latar belakang dan keterampilan antropolog budaya dengan pakar komunikasi
dan bisnis untuk melayani basis klien yang berbeda-beda.
Secara kolektif, periset bidang khusus sering membantu perusahaan riset lain untuk
melengkapi proyek. Satu kelompok besar dalam kategori spesialis proses adalah spesialis
pengambilan sampel, perusahaan ini juga menyediakan jasa penyaringan dan perekrutan sampel
profitabilitas untuk berbagai survey, dan juga studi yang menggunakan wawancara mendalam.
1. Penyedia Data Sindikasi
Perusahaan riset seperti ini membantu dalam penyediaan data yang didapatkan dengan
cara pengumpulan dan pengolahaan data yang didasari oleh kebutuhan anggota sindikasinya,
dilakukan dalam frekuensi tertentu yang umumnya dilaksanakan dalam setahun sekali atau sekali
dalam beberapa tahun. Hal ini juga bertujuan untuk melacak perubahan satu atau lebih ukuran
pada data tersebut seiring berjalannya waktu, dalam industri tertentu. Selain itu perusahaan-
perusahaan riset ini juga bertanggung jawab untuk melengkapi pengambil keputusan dengan
ukuran elastisitas harga.
2. Periset Omnibus
Periset Ominbus bekerja dengan cara mengumpulkan berbagai pertanyaan dari setiap
perusahaan klien pengambil keputusan yang memiliki populasi yang sama. Perusahaan riset ini
melakukan survey pada interval yang sebelumnya sudah ditetapkan. Perusahaan riset ini
memberikan keunggulan pada waktu proses yang cepat, dan ketersediaan data pada tingkat yang
proporsional sesuai dengan biaya studi sesuai pesanan.
3. Biro Komunikasi
Didalam biro komunikasi sulit dalam mengembangkan strategi kreatif tanpa riset
mengenai pengetahuan, motivasi, sifat dan perilaku audiens sasaran. Ada perdebatan tentang
apakah divisi riset di dalam suatu biro dapat mempertahankan objektivitas yang diperlukan untuk
mengerjakan riset pesanan atau apakah, dengan permintaan yang bertentangan dari banyak klien,
suatu operasi riset internal dapat efisien dan tepat waktum sehingga klien kadang-kadang
meminta agar riset yang diperlukan oleh spesialis komunikasi dikejakan oleh pemasok luar.
Semua biro mengerjakan pengujian teks yang ekstenstif sebagai alat pengembangan dalam
membangun suatu kampanye dan pengujian keefektifan dengan ukuran ingatan
pascapenempatan, pengetahuan dan perilaku.
4. Konsultan
Konsultan bisnis memberikan jajaran luas layanan pada tingkat strategis dan taktis.
Bergantung pada besarnya perusahaan, beberapa konsultan menjalankn studi kualitatif maupun
studi kuantitaif mengenai pengetahuan, sikap, opini, dan motivasi ketika mereka mencari
peluang atau solusi baru bagi masalah klien mereka.

2.1.4 Apakah Yang Dimaksud Dengan Riset Yang Baik?


Riset yang baik menghasilkan data yang dapat dipercaya yang diperoleh dari praktek
yang djalankan secara profesional dan yang dapat digunakan secara andal untuk pegambilan
keputusan. Riset yang baik dilakukan dengan mengikuti standa metode ilmiah: prosedur
berbasis empiris yang sistematis untuk mengahsilkan riset yang dapat direplikasi. Beberapa
karakteristik yang menggabarkan profil riset berorientasi keputusan yang diinginkan, khususnya
ketika manajer melakukan riset sendiri adalah sebagai berikut:
1. Tujuan didefinisikan secara jelas. Tujuan riset bisnis harus didefinisikan dengan jelas
dan digambarkan dengan terinci dalam istilah yang sedapat mungkin tidak memiliki
arti lain.
2. Proses riset yang dirinci. Prosedur yang digunakan harus diuraikan dalam rincian yang
memadai agar memungkinkan periset lain mengulang riset yang bersangkutan. Kecuali
jika kerahasiaan memang diharuskan.
3. Desain riset direncanakan secara tuntas. Desain prosedural riset harus direncanakan
secara cermat untuk memberikan hasil yang seobjektif mungkin.
4. Standar etika yang tinggi diterapkan. Periset bekerja secara mandiri dan mempunyai
kelonggaran yang signifikan dalam mendesain dan melaksanakan proyek riset. Masalah
etika dalam riset mencerminkan keprihatinan moral yang tinggi tentang praktek perilaku
yang bertanggung jawab di dalam masyarakat.
5. Analisis yang memadai untuk kebutuhan pengambil keputusan. Analisis data harus cukup
ekstensif untuk mengungkapkan signifikasinya, metode analisis yang digunakan harus
tepat.
6. Temuan disajikan tanpa ambigu. Presentasi data harus lengkap, mudah dimengerti oleh
pengambil keputusan, dan disusun sedemikian rupa supaya pengambil keputusan dapat
dengan mudah menemukan temuan-temuan yang kritis.
7. Kesimpulan dibenarkan. Kesimpulan harus dibatasi pada kesimpulan yang memiliki
dasar yang memadai. Periset yang baik selalu memberikan spesifikasi kondisi dimana
kesimpulan mereka tanpa absah.
8. Pengalaman periset direflesikan. Kepercayaan yang lebih besar atau suatu riset akan
terjamin apabila periset sudah berpengalaman, mempunyai reputasi yang baik dalam
riset, dan memiliki integritas.
Nilai dari sebuah riset bisnis yang baik adalah pada kemampuan riset ini untuk membantu
manajemen mengambil keputusan yang lebih baik demi membantu mencapai sasaran
perusahaan.

2.2 ETIKA DALAM RISET BISNIS

Etika merupakan norma atau standar perilaku yang menuntut pilihan moral mengenai perilaku
kita dan hubungan kita dengan orang lain. Tujuan adanya etika di dalam riset untuk memastikan
bahwa tidak ada orang yang dibahayakan atau menderita akibat yang merugikan dari aktivitas
riset. Riset yang etis mensyaratkan integritas pribadi dari periset, manajer proyek, dan sponsor
riset.

2.2.1 Perlakuan Etis atas Peserta

Umumnya riset harus didesain supaya peserta tidak menderita bahaya fisik, ketidaknyamanan,
kesakitan, rasa malu, atau kehilangan privasi. Tiga pedoman yang harus diikuti periset yaitu
menjelaskan manfaat studi, menjelaskan hak dan perlindungan peserta, dan memperoleh
persetujuan berdasarkan informasi.

a. Manfaat
Periset harus membicarakan manfaat studi dengan berhati-hati agar tidak terlalu
melebihkan atau meremehkan manfaat tersebut. Terkadang tujuan dan manfaat dari studi
atau eksperimen harus dirahasiakan dari peserta untuk menghindari bias. Kebutuhan
untuk merahasiakan tujuan menyebabkan masalah tipuan.
b. Tipuan
Tipuan terjadi ketika peserta hanya diberitahu sebagian dari kebenaran atau kebenarannya
dikompromikan sepenuhnya. Sebagian orang mempertimbangkan dua alasan untuk
membenarkan adanya tipuan yaitu untuk mencegah terjadinya bias oleh peserta sebelum
survei atau eksperimen, dan melindungi rahasia pihak ketiga (sponsor)
c. Persetujuan berdasarkan informasi
Mendapatkan persetujuan berdasarkan informasi dari peserta adalah proses
pengungkapan sepenuhnya atas prosedur dari survei uang diusulkan atau desain riset lain
sebelum meminta izin untuk melanjutkan studinya.
d. Penjelasan kepada peserta
Penjelasan melibatkan beberapa aktivitas sesudah pengumpulan data yaitu: (1) penjelasan
tentang tipuan apapun yang dilakukan, (2) uraian tentang hipotesis, sasaran, atau tujuan,
(3) penyampaian hasil pasca studi, (4) perhatian medis atau psikologis lanjutan
pascastudi.
e. Hak atas Privasi
Kerahasiaan jawaban survei adalah aspek penting dari hak peserta atas privasi. Hak atas
privasi berarti orang mempunyai hak untuk menolak diwawancarai atau menolak
menjawab pertanyaan apapun di dalam wawancara.
f. Pengumpulan data di cyberspace
Masalah utama etis tidaknya penambangan data dalam cyberspace adalah privasi dan
persetujuan. Penambangan data atas semua informasi yang dikumpulkan dari sumber
yang canggih dan tidak terlalu jelas memberikan kemungkinan tak terbatas bagi
penyalahgunaan riset.

2.2.2 Etika dan Sponsor


Terdapat etika yang harus diingat sewaktu berurusan dengan klien atau sponsor riset.

a. Kerahasiaan
Beberapa sponsor ingin menjalankan riset tanpa mengungkapkan jati diri mereka.
Perusahaan mempunyai hak untuk memisahkan diri dari peran sponsor suatu proyek riset
yang kemudian disebut sebagai kerahasiaan sponsor. Sponsor riset mungkin sedang
menguji suatu ide baru yang belum dipatenkan dan tidak ingin diketahui pesaing maka
dari itu sponsor mempekerjakan perusahaan konsultasi atau riset luar.
b. Hak atas riset yang bermutu
Hak sponsor atas riset yang bermutu dan berkualitas mencakup: (1) memberikan desain
riset yang tepat untuk pertanyaan riset, (2) memaksimumkan nilai sponsor untuk sumber
daya yang dikeluarkan, (3) menyediakan teknik penanganan data dan pelaporan data yang
sesuai untuk data yang dikumpulkan.
c. Etika Sponsor
Terkadang sponsor meminta periset untuk melakukan tindakan yang tidak etis, bila
periset mematuhi permintaan tersebut maka terjadi pelanggaran standar etika. Hal yang
harus dihindari periset yaitu pelanggaran kerahasiaan peserta, perubahan data atau
penciptaan data palsu untuk memenuhi tujuan yang diinginkan, perubahan presentasi atau
penafsiran data, penafsiran data dari perspektif yang bias, Penghilangan bagian dari
analisis data dan kesimpulan, pemberian rekomendasi di luar cakupan data yang
dikumpulkan.
2.2.3 Periset dan Anggota Tim
Periset beserta dengan para asistennya bertanggung jawab untuk melindungi anonimitas baik
sponsor maupun peserta.
a. Keamanan
Periset bertanggung jawab untuk mendesain proyek dari semua pewawanca, penyurvei,
pelaku eksperimen, atau pelaku observasi dilindungi. Beberapa mungkin penting untuk
dipertimbangkan dalam menjamin hak atas keamanan periset.
b. Perilaku Etis Asisten
Asisten diharapkan bisa mengikuti rencana pengambilan sampel, melaksanakan
wawancara atau mengobservasi peserta tanpa bias. Periset harus menuntut kepatuhan etis
dari anggota tim sama seperti sponsor mengharapka perilaku etis dari periset. Perilaku
asisten ada di bawah pengawasan langsung periset atau pengawas lapangan yang
bertanggung jawab
c. Perlindungan Anonimitas
Periset dan asisten wajib melindungi kerahasiaan informasi dan anonimitas peserta. Tiap
periset yang menangani data harus diminta menandatangani pernyataan kerahasiaan.

2.2.4 Standar Profesional


Banyak lembaga mensyaratkan semua riset, entah didanai atau tidak didanai pemerintah, untuk
menjalani pemeriksaan oleh IRB lokal. IRB berkonsentrasi pada dua bidang: pertama, jaminan
perolehan suatu persetujuan yang lengkap dan berdasarkan informasi dari peserta. Kedua,
penilaian risiko dan tujuan analisis manfaat . Persetujuan lengkap berdasarkan informasi
mempunyai karakteristik:
a. Peserta harus kompeten untuk memberikan persetujuan
b. Peserta harus sukarela
c. Peserta harus cukup terinformasi untuk mengambil keputusan
d. Peserta harus mengetahui kemungkinan risiko atau hasil yang berhubungan dengan
risetnya.

2.3 BERPIKIR SEPERTI PERISET


2.3.1 Riset dan Metode Ilmiah
Riset bisnis yang baik didasarkan pada penalaran yang logis.Penalaran yang logis yaitu
seperti halnya menemukan premis yang benar, menguji hubungan antara fakta dan asumsi,
membuat klaim berdasarkan bukti yang cukup. Dalam proses penalaran, induksi dan deduksi,
observasi, dan pengujian hipotesis dapat digabungkan dengan cara yang sistematik. Metode
ilmiah menuntun pendekatan kita pemecahan masalah.Prinsip dasar metode ilmiah adalah.
a. Observasi langsung atas fenomena
b. Variabel metode, dan prosedur yang didefinisikan dengan jelas
c. Hipotesis yang dapat diuji secara empiris
d. Kemampuan untuk mengesampingkan hipotesis tandingan
e. Pembenaran statistik ketimbang linguistik untuk kesimpulan
f. Proses koreksi diri.
Metode ilmiah, dan penyelidikan ilmiah pada umumnya, digambarkan sebagai aktivitas
pemecahan masalah pada sebuah puzzle. Bagi periset, sebuah puzzle adalah masalah yang dapat
diatasi, dijelaskan atau dipecahkan melalui penalaran.
2.3.2 Penalaran Logis untuk Jawaban yang Berguna
Argumen memungkinkan kita menjelaskan, menafsirkan, membela, menantang, dan
mengeksplorasi makna.Dua jenis argumen yang sangat penting untuk periset adalah deduksi dan
induksi.
Deduksi adalah bentuk argumen yang dimaksudkan untuk mendapatkan kesimpulan,
kesimpulannya harus sejalan dengan alasan yang diberikan.Alasan-alasan tersebut menyiratkan
adanya kesimpulan dan mewakili suatu bukti.Sedangkan dalam induksi anda menarik
kesimpulan dari satu atau lebih fakta atau potongan bukti tertentu.Kesimpulannya menjelaskan
fakta, dan faktanya mendukung kesimpulan.Sifat dari induksi adalah bahwa kesimpulannya
hanyalah sebuah hipotesis.
Induksi dan deduksi digunakan bersama-sama dalam penalaran riset. Dewey
menggambarkan proses ini digambarkan sebagai pergerakan ganda pada pikiran reflektif.
Induksi terjadi saat kita mengobservasi fakta dan bertanya.“Mengapa begini?” dalam jawaban
untuk pertanyaan ini kita mengajukan penjelasan tentatif (hipotesis).Hipotesis itu masuk akal
apabila menjelaskan kejadian atau kondisi (fakta) yang mendorong timbulnya pertanyaan
tersebut. Deduksi adalah proses yang kita gunakan untuk menguji apakah hipotesis tersebut
mampu menjelaskan fakta tadi.
2.3.3 Bahasa Riset
Untuk mengerti dan mengkomunikasikan informasi mengenai objek dan kejadian, harus
ada landasan yang sama untuk mengerjakannnya. Konsep memenuhi tujuan ini. Konsep adalah
kumpulan makna atau karakteristik yang diterima secara umum dan berhubungan dengan
kejadian, objek, kondisi, situasi, dan perilaku tertentu. Melakukan klasifikasi dan kategorisasi
atas objek atau kejadian yang mempunyai karakteristik yang sama diluar batasan suatu obervasi
mana pun akan menciptakan suatu konsep.
Konsep-konsep yang biasa digunakan merupakan bagian terbesar dalam komunikasi
bahkan dalam riset, tetapi sering mengalami kesulitan saat berurusan dengan konsep yang tidak
lazim atau ide yang baru diajukan. Satu cara untuk menangani masalah ini dengan meminjam
dari bahasa lain (misalnya, gestalt) atau meminjam dari bidang lain (misalnya, impresionisme).
1. Pentingnya Konsep bagi Riset
Kita mendesain hipotesis dengan menggunakan konsep. Kita merancang konsep
pengukuran yang digunakan untuk menguji pernyataan hipotesis ini. Kita mengumpulkan data
menggunakan konsep pengukuran ini. Suksesnya riset bergantung pada seberapa jelas
konseptualisasi dan seberapa baik orang lain mengerti konsep yang kita gunakan.
2. Konstruk
Konstruk adalah gambar atau ide abstrak yang diciptakan secara khusus untuk suatu riset
tertentu dan/atau tujuan pengembangan teori. Kita membangun konstruk dengan
mengkombinasikan konsep-konsep yang lebih sederhana dan lebih konkret, khususnya jika
ide atau gambar yang kita ingin sampaikan tidak dapat diobservasi langsung.
3. Definisi
Apabila kata-kata memiliki makna yang berbeda bagi pihak-pihak yang terlibat, dapat
disimpulkan bahwa pihak-pihak tersebut tidak melakukan komunikasi dengan baik. Definisi
adalah salah satu cara untuk mengurangi bahaya ini.
4. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi yang dinyatakan dalam istilah-istilah dengan kriteria
spesifik untuk pengujian atau pengukuran.Istilah-istilah ini harus mengacu pada standar-
standar empiris. Entah objek yang akan didefinisikan bersifat fisik atau abstrak, definisinya
harus menyebutkan karakteristik dan bagaimana karakteristik tersebut diamati. Spesifikasi dan
prosedurnya harus sedemikian jelasnya sehingga siapapun yang berkompeten
menggunakannya akan mengklasifikasikan objek apapun dengan cara yang sama.
5. Variabel
Variabel digunakan sebagai pandanan atau konstruk atau sifat yang dipelajari.Konteks
ini, variabel atau simbol dari suatu kejadian, tindakan, karakteristik, sifat khusus atau atribut
yang dapat diukur dan dikategorikan.Untuk tujuan pemasukan dan analisis data, kita
memberikan nilai nmerik pada suatu variabel berdasarkan sifat variabel yang bersangkutan.
a. Variabel Bebas dan Terikat
Variabel ini dimanipulasi oleh periset, dan manipulasi tersebut menyebabkan efek pada
variabel terikat (VT). Variabel ini diukur, diprediksi, atau dipantau dan diharapkan
dipengaruhi oleh manipulasi variabel bebas.
b. Variabel Moderat
Variabel moderat (VM) adalah variabel bebas kedua yang dimasukkan karena
mempunyai kontribusi signifikan pada hubungan awal antara VB dan VT.
c. Variabel Luar (Extraneus Variable)
Keberadaan variabel luar (VL) jumlahnya hampir tak terbatas mungkin mempengaruhi
suatu hubungan.Beberapa dapat diperlakukan sebagai variabel bebas atau moderat, tetapi
sebagian besar harus diterima atau dikeluarkan dari studi bersangkutan.
d. Variabel Intervensi (Intervening Variable)
Variabel intervensi (VI) sebagai faktor yang secara teoritis mempengaruhi fenomena
yang diamati, tetapi tidak dapat dilihat, diukur, atau dimanipulasi; efeknya harus
disimpulkan dari efek bebas dan moderator pada fenomena yang diamati.

2.3.4 Proporsi dan Hipotesis


Proporsi didefinisikan sebagai pernyataan tentang fenomena konsep yang dapat diamati
dan dapat dinilai sebagai benar atau salah. Ketika suatu proporsi dirumuskan untuk pengujian
empiris kita menyebutnya hipotesis. Hipotesis juga biasa digambarkan sebagai pernyataan
dimana kita menetapkan variable pada kasus. Kasus ddalam pengertian ini dideffinisikan
sebagai entitas atau hal yang dibicarakan oleh hipotesis.
a. Hipoteis Deskriptif.
Hipotesis yang menyatakan keberadaan, ukuran, atau distribusi dari variabel. Periset
sering menggunakan pertanyaan riset ketimbang hipotesis deskriptif.
b. Hipotesis Relasional.
Hipotesis jenis ini adalah pernyataan yang menggambarkan hubungan antara dua variabel
sehubungan dengan suatu kasus.
c. Hipotesis Korelasional.
Hipotesis ini menyatakan bahwa beberapa variabel terjadi bersamaan dalam pola tertentu
tanpa menyiratkan adanya hubungan sebab alkibat diantara mereka.
d. Peran Hipotesis.
Dalam riset, sebuah hipotesis mempunyai beberapa fungsi penting seperti; menuntun arah
studi, mengidentifikasi fakta yang relevan dan yang tidak, menyarankan bentuk desain
riset mana yang mungkin paling cocokdan memberikan kerangka untuk menyusun
kesimpulan yang dihasilkan.
e. Teori
Hipotesis memainkan peran yang penting dalam teori. Perbedaan antara teori dan
hipotesis adalah perbedaan kadar kompleksitas dan abstraksi. Teori adalah seperangkat
konsep, definisi dan proporsi yang saling terkait secara sistematis yang diajukan untuk
menjelaskan dan memprediksi fenomena.
f. Model
Model didefinisikan sebagai representasi dari suatu sistem yang dibangun untuk
mempelajari suatu aspek sistem secara keseluruhan. Model berbeda dengan teori dalam
hal peran dimana teori adalah penjelasan sementara peran model adalah representasi.

DAFTAR REFERENSI

Cooper, Donald R. & Pamela S. Schindler. 2006.Metode Riset Bisnis Volume 1. Jakarta: PT.
Media Global Edukasi
Cooper, Donald R. & Pamela S. Schinder. 2011. Metode Riset Bisni Volume 1 Edisi 9. Jakarta :
PT Media Global Edukasi

Anda mungkin juga menyukai