Ontologi merupakan Salah Satu di antara lapangan penyelidikan Kefilsafatan yang paling
Kuno. Awal mula alam pikiran yunani telah menunjukkan munculnya perenungan di
bidang ontologi. Dalam persoalan ontologi orang di hadapkan bagaimana kita
menerangkan Hakikat dari segala yang ada ?
“ Hakikat adalah Segala Yang ada dan yang mungkin ada”. Hakikat adalah kenyataan yang
sebenarnya sesuatu, bukan kenyataan sementara atau keadaan yang menipu, juga bukan
kenyataan yang berubah.
Pembahasan tentang Ontologi sebagai dasar Ilmu Berusaha untuk menjawab “Apa”
yang menurut Aristoteles merupakan The First Philosophy dan merupakan ilmu
mengenai esensi benda.
Noeng Muhadjir
Lorens Bagus
Pengantar Ilmu dalam Perspektif mengatakan, Ontologi
membahas apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita
ingin tahu, atau dengan perkataan lain, suatu pengkajian
mengenai teori tentang “ada”.
Jujun S.
Suriasumantri.
Sidi Gazalba
Psikologi
Metafisika Khusus
(Cabang Filsafat yang secara khusus
membicarakan tentang jiwa manusia).
Teologi
(Cabang Filsafat yang secara Khusus
membicarakan Tuhan).
1. Monoisme
2. Dualisme
Pandangan-Pandangan
Pokok Pemikiran Di Dalam 3.Pluralisme
Pemahaman Ontologi
4.Nihilisme
5. Agnostisisme
1. Monoisme
Paham Ini Menganggap bahwa hakikat yang asal dari seluruh
kenyataan itu hanyalah satu saja, tidak mungkin dua. Haruslah satu
Hakikat saja sebagai sumber yang asal, baik yang asal berupa materi
ataupun berupa rohani.
A. Materialisme B. Idealisme
Teori Atomisme. Menurut teori ini
Materialisme; Aliran ini
semua materi tersusun dari
menganggap bahwa sumber Dari Segi sejumlah bahan yang disebut
yang asal itu adalah materi, Dimensi unsur. Unsur-unsur ini bersifat
bukan Rohani.
tetap.
Thales
(624-546 SM)
Berpendapat bahwa unsur asal itu adalah udara dengan
alasan bahwa udara adalah merupakan sumber dari segala
kehidupan.
Anaximander
(585-528 SM)
Berpendapat bahwa hakikat alam ini merupakan atom-atom
yang banyak jumlahnya, tak dapat di hitung dan amat halus.
Atom-atom inilah yang merupakan asal kejadian alam.
Demokritos
(460-370 SM)
Sering dengan perkembangannya, Sebagai aliran yang paling tua, paham ini timbul dan
tenggelam seiring dengan roda kehidupan manusia yang selalu diwarnai dengan filsafat
dan agama.
Alasan inilah mengapa aliran ini berkembang sehingga memperkuat dugaan bahwa
yang merupakan hakikat adalah :
a). Pada Pikiran yang masih sederhana, apa yang kelihatan yang dapat di raba, biasanya
di jadikan kebenaran terakhir. Pikiran sederhana tidak mampu memikirkan sesuatu
di luar ruang yang abstrak.
b). Penemuan-penemuan menunjukkan betapa bergantungnya jiwa pada badan. Oleh
sebab itu, Peristiwa jiwa selalu di lihat sebagai peristiwa jasmani.
c). Dalam sejarahnya manusia memang bergantung pada benda seperti padi. Dewi Sri
dan Tuhan muncul dari situ. Kesemuanya ini memperkuat dugaan bahwa yang
merupakan hakikat adalah benda.
Idealisme di namakan juga dengan spiritualisme. Idealisme berarti serba cita, sedang
spritualisme berarti serba ruh.
Idealisme di ambil dari kata “Idea”, yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa. Aliran ini
beranggapan bahwa hakikat kenyataan yang beraneka ragam semua berasal dari ruh
(sukma) atau sejenis dengannya, yaitu sesuatu yang tidak berbentuk dan menempati
ruang.
Aliran Idealisme di temui pada ajaran Plato.
Soren Kierkegaard
(1813-1855 M)
Marthin Heidegger
(1889-1976 M)
Seorang filosof dan Sastrawan Perancis yang ateis sangat
terpengaruh dengan pikiran ateisnya mengatakan bahwa manusia
selalu menyangkal.
Epistemologi atau teori pengetahuan ialah cabang filsafat yang berurusan dengan
hakikat dan lingkup pengetahuan, pengandai-pengandaian, dan dasar-dasarnya serta
pertanggungjawaban atas pertanyaan mengenai pengetahuan yang dimiliki.
Muncul keraguan terhadap adanya kemungkinan
Abad ke 5 SM akan kemampuan manusia mengetahui realitas
adalah kaum sophis.
1. Metode Induktif
Induksi yaitu suatu metode yang menyimpulkan pernyataan-pernyataan hasil
observasi disimpulkan dalam suatu pernyataan yang lebih umum.
3. Metode Positivisme
5. Metode Diakletis
diletika berarti tahap logika yang mengajarkan kaidah-kaidah dan metode
penunturan, juga analisis sistematik tentang ide-ide untuk mencapai apa yang
terkandung dalam pandangan.
III. AKSIOLOGI
Ilmu merupakan sesuatu yang paling penting bagi manusia, karena dengan ilmu
semua keperluan dan kebutuhan manusia bisa terpenuhi secara lebih cepat dan
lebih mudah. Dan merupakan kenyataan yang tidak bisa dipungkiri bahwa
peradaban manusia sangat berhutang pada ilmu
Aksiologi berasal dari perkataan axios (Yunani) yang berarti nilai dan logos yang
berarti teori. Jadi aksiologi adalah “teori tentang nilai”
Jujun S. Suriassumantri
Aksiologi terbagi menjadi 3 bagian yaitu: Moral
conduct,esthetic expression dan sosio-political life
Bramel