Anda di halaman 1dari 26

KELOMPOK 4

Sintyah Sisca Maranda (1981611003)


Katharina Yuneti (1981611004)
I Wayan Dana Ariantika (1981611006)
Ida Bagus Surya Purwitha (1981611011)
Kadek Nate Purnama (1981611021)
DASAR-DASAR ILMU

ONTOLOGI EPISTEMOLOGI AKSIOLOGI


I. ONTOLOGI

Apa Itu Ontologi ?

Ontologi merupakan Salah Satu di antara lapangan penyelidikan Kefilsafatan yang paling
Kuno. Awal mula alam pikiran yunani telah menunjukkan munculnya perenungan di
bidang ontologi. Dalam persoalan ontologi orang di hadapkan bagaimana kita
menerangkan Hakikat dari segala yang ada ?
“ Hakikat adalah Segala Yang ada dan yang mungkin ada”. Hakikat adalah kenyataan yang
sebenarnya sesuatu, bukan kenyataan sementara atau keadaan yang menipu, juga bukan
kenyataan yang berubah.
Pembahasan tentang Ontologi sebagai dasar Ilmu Berusaha untuk menjawab “Apa”
yang menurut Aristoteles merupakan The First Philosophy dan merupakan ilmu
mengenai esensi benda.

Kata Ontologi berasal dari Perkataan Yunani : On = being


dan Logos = Logic. Jadi Ontologi adalah The Theory of
being qua being ( Teori Keberadaan sebagai Keberadaan).
Dalam Bukunya Filsafat Agama mengatakan Ontologi
berasal dari kata ontos = sesuatu yang berwujud. Ontologi
adalah teori/ilmu tentang wujud, tentang hakikat yang
Prof. Dr. Amsal ada. Ontologi tidak banyak berdasar pada alam nyata,
Bakthiar, M.A. tetapi berdasar pada logika semata.

Elements of Filosophy mengatakan, Ontologi itu mencari


ultimate reality dan menceritakan bahwa di antara contoh
pemikiran ontologi adalah pemikiran Thales, yang
berpendapat bahwa airlah yang menjadi ultimate
substance yang mengeluarkan semua benda. Jadi asal
semua benda hanya satu saja yaitu air.
Louis O. Kattsoff
Dalam bukunya Filsafat Ilmu mengatakan Ontologi
membahas tentang yang ada, yang tidak terikat oleh satu
perwujudan tertentu. Ontologi membahas tentang yang ada
yang universal, menampilkan pemikiran semesta universal.
Ontologi berusaha mencari inti yang termuat dalam setiap
kenyataan.

Noeng Muhadjir

Ontologi menjelaskan yang ada yang meliputi semua realitas


dalam semua bentuknya.

Lorens Bagus
Pengantar Ilmu dalam Perspektif mengatakan, Ontologi
membahas apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita
ingin tahu, atau dengan perkataan lain, suatu pengkajian
mengenai teori tentang “ada”.

Jujun S.
Suriasumantri.

Dalam Bukunya Humaniora, Filsafat, dan Logika


mengatakan, Ontologi adalah menyelidiki sifat dari
dasar dari apa yang nyata secara fundamental dan tata
cara yang berbeda dimana entitas dari kategori-
kategori yang logis yang berlainan ( objek-objek fisis,
hal universal,abstraksi) dapat dikatakan ada; dalam
kerangka tradisional ontologi di anggap sebagai teori
mengenai prinsip-prinsip umum dari hal ada,
sedangkan dalam hal pemakaiannya akhir-akhir ini
Ahmad Dardiri Ontologi di Pandang sebagai teori mengenai apa yang
ada.
Sidi Gazalba dalam bukunya Sistematika Filsafat
mengatakan, Ontologi mempersoalkan sifat dan
keadaan terakhir dari kenyataan. Karena itu ia disebut
ilmu hakikat, hakikat yang bergantung pada
pengetahuan. Dalam agama Ontologi memikirkan
tentang Tuhan.

Sidi Gazalba

Dari beberapa pengetahuan di atas dapat di Simpulkan bahwa :

Menurut Istilah, Ontologi adalah


Menurut Bahasa, Ontologi
Ilmu yang membahas tentang
berasal dari bahasa yunani
hakikat yang ada. Yang merupakan
yaitu, On/Ontos = ada, dan
ultimate reality baik yang berbentuk
Logos =Ilmu. Jadi, Ontologi
jasmani konkret maupun rohani/
adalah ilmu yang telah ada .
abstrak.
Term Ontologi Pertama Kali di Perkenalkan Oleh Rudolf
Goclenius Pada Tahun 1636 M . Teori tentang Hakikat yang
ada bersifat Metafisis.

Christian Wolff Pada Tahun 1679-1754 M. Membagi Metafisika


Menjadi 2 yaitu: Metafisika Umum dan Metafisika Khusus.

Metafisika Umum dimaksudkan


sebagai Istilah lain dari Ontologi
Metafisika Umum
Cabang Filsafat yang
membicarakan Prinsip yang
paling Dasar atau yang paling
dalam dari segala sesuatu yang
ada.
Kosmologi
(Cabang Filsafat yang secara khusus
membicarakan tentang alam semesta).

Psikologi
Metafisika Khusus
(Cabang Filsafat yang secara khusus
membicarakan tentang jiwa manusia).

Teologi
(Cabang Filsafat yang secara Khusus
membicarakan Tuhan).
1. Monoisme

2. Dualisme

Pandangan-Pandangan
Pokok Pemikiran Di Dalam 3.Pluralisme
Pemahaman Ontologi

4.Nihilisme

5. Agnostisisme
1. Monoisme
Paham Ini Menganggap bahwa hakikat yang asal dari seluruh
kenyataan itu hanyalah satu saja, tidak mungkin dua. Haruslah satu
Hakikat saja sebagai sumber yang asal, baik yang asal berupa materi
ataupun berupa rohani.

Paham Monoisme di Bagi Menjadi 2 Yaitu :

A. Materialisme B. Idealisme
Teori Atomisme. Menurut teori ini
Materialisme; Aliran ini
semua materi tersusun dari
menganggap bahwa sumber Dari Segi sejumlah bahan yang disebut
yang asal itu adalah materi, Dimensi unsur. Unsur-unsur ini bersifat
bukan Rohani.
tetap.

Pemikiran Materialisme ini di Pelapori oleh:

Bahwa unsur asal adalah air karena pentingnya bagi kehidupan.

Thales
(624-546 SM)
Berpendapat bahwa unsur asal itu adalah udara dengan
alasan bahwa udara adalah merupakan sumber dari segala
kehidupan.

Anaximander
(585-528 SM)
Berpendapat bahwa hakikat alam ini merupakan atom-atom
yang banyak jumlahnya, tak dapat di hitung dan amat halus.
Atom-atom inilah yang merupakan asal kejadian alam.

Demokritos
(460-370 SM)

Sering dengan perkembangannya, Sebagai aliran yang paling tua, paham ini timbul dan
tenggelam seiring dengan roda kehidupan manusia yang selalu diwarnai dengan filsafat
dan agama.
Alasan inilah mengapa aliran ini berkembang sehingga memperkuat dugaan bahwa
yang merupakan hakikat adalah :

a). Pada Pikiran yang masih sederhana, apa yang kelihatan yang dapat di raba, biasanya
di jadikan kebenaran terakhir. Pikiran sederhana tidak mampu memikirkan sesuatu
di luar ruang yang abstrak.
b). Penemuan-penemuan menunjukkan betapa bergantungnya jiwa pada badan. Oleh
sebab itu, Peristiwa jiwa selalu di lihat sebagai peristiwa jasmani.
c). Dalam sejarahnya manusia memang bergantung pada benda seperti padi. Dewi Sri
dan Tuhan muncul dari situ. Kesemuanya ini memperkuat dugaan bahwa yang
merupakan hakikat adalah benda.
Idealisme di namakan juga dengan spiritualisme. Idealisme berarti serba cita, sedang
spritualisme berarti serba ruh.

Idealisme di ambil dari kata “Idea”, yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa. Aliran ini
beranggapan bahwa hakikat kenyataan yang beraneka ragam semua berasal dari ruh
(sukma) atau sejenis dengannya, yaitu sesuatu yang tidak berbentuk dan menempati
ruang.
Aliran Idealisme di temui pada ajaran Plato.

Menurutnya, tiap-tiap yang ada di alam mesti ada idenya , yaitu


konsep universal dari tiap sesuatu. Alam nyata yang menempati
ruangan inilah yang berupa bayangan saja dari alam atu ide. Jadi
Idelah yang menjadi hakikat sesuatu, menjadi dasar wujud
Plato sesuatu.
(428-348 SM)

Memberikan sifat keruhanian dengan ajarannya yang


menggambarkan alam ide itu sebagai sesuatu tenaga yang
berada dalam benda-benda itu sendiri dan menjalankan
pengaruhnya dari dalam benda itu.
Aristoteles
(384-322 SM)
2. DUALISME
Aliran ini disebut dualisme aliran ini berpendapat bahwa benda terdiri
dari dua macam hakikat sebagai asal sumbernya, yaitu hakikat materi
dan hakikat ruhani, benda dan ruh, jasad, spirit.

Ia menamakan kedua hakikat itu dengan istilah kesadaran


(ruhani) dan dunia ruang (kebendanaan). Tercantum pada
bukunya Discours de la methode (1637) dan Meditations de
Prima Philosophia (1641). Dalam bukunya ia menuangkan
metode yang terkenal dengan cogito descartes (metode
keraguan descartes/cartesian Doubt).
Descartes
(1596-1650 M)
3. PLURALISME

Paham ini berpandangan bahwa segenap macam bentuk


merupakan kenyataan. Pluralisme bertolak dari keseluruhan dan
mengakui bahwa segenap macam bentuk itu semuanya nyata.
Pluralisme dalam Dictonary of philosophy and religion di katakan
sebagai paham yang menyatakan bahwa kenyataan alam ini
tersusun dari banyak unsur, lebih dari satu atau dua entitas.

William James Kelahiran New York dan


terkenal sebagai seorang psikolog dan filosof Amerika.
Dalam Bukunya The Meaning of Truth James
mengemukakan, tiada kebenaran yang mutlak, yang
berlaku umum, yang bersifat tetap, yang berdiri
sendiri, lepas dari akal yang mengenal.
Kenyataan terdiri dari banyak kawasan yang
William James
berdiri sendiri. Dunia bukanlah suatu Universum,
(1842-1910 M).
melainkan suatu multiversum. Dunia adalah suatu
dunia yang terdiri dari banyak hal yang beraneka
ragam atau pluralis.
4. NIHILISME

Nihilisme berasal dari Bahasa Latin yang berarti nothing atau


tidak ada. Sebuah doktrin yang tidak mengakui validitas
alternatif yang positif.

Istilah Nihilisme di Perkenalkan oleh Ivan Turgeniev dalam


novelnya Fathers and children yang di tulisnya pada tahun 1862
di Rusia. Dalam Novel itu Bazarov sebagai tokoh sentral
mengatakan lemahnya kutukan ketika ia menerima ide nihilisme.
Ivan Turgeniev

Memberikan 3 Proposisi tentang realitas.


1). Tidak ada sesuatu pun yang eksis. Realitas sebenarnya itu
tidak ada. Bukankah Zeno juga pernah sampai pada kesimpulan
bahwa hasil pemikiran itu selalu tiba pada paradoks. Kita harus
menyatakan bahwa realitas itu tunggal dan banyak,terbatas,dan
Gorgias tak terbatas,dicipta dan tak dicipta.
(483-360 SM) 2). Bila sesuatu itu ada, ia tidak dapat di ketahui.
3). Sekalipun Realitas itu dapat kita ketahui, ia tidak akan dapat
kita beritahukan kepada orang lain.
5. Agnostisisme
Paham ini mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakikat benda. Baik
hakikat materi maupun hakikat ruhani.
Kata Agnosticisme berasal dari bahasa Grik Agnostos yang berarti unknown. A
artinya not, Gno artinya Know.

Yang terkenal dengan julukan sebagai Bapak Filsafat Eksistensialisme


menyatakan,manusia tidak pernah hidup sebagai suatu aku umum,
tetapi sebagai aku individual yang sama sekali unik dan tidak dapat di
jabarkan ke dalam sesuatu yang lain.

Soren Kierkegaard
(1813-1855 M)

Seorang Filosof Jerman Mengatakan Satu-satunya yang ada itu


ialah manusia, Karena hanya manusialah yang dapat memahami
dirinya sendiri. Jadi dunia ini adalah bagi manusia, tidak ada
persoalan bagi alam metafisika.

Marthin Heidegger
(1889-1976 M)
Seorang filosof dan Sastrawan Perancis yang ateis sangat
terpengaruh dengan pikiran ateisnya mengatakan bahwa manusia
selalu menyangkal.

Jean Paul Sartre


(1905-1980)
Menyangkal adanya suatu kenyataan yang transenden. Yang
mungkin itu hanyalah manusia berusaha mengatasi dirinya sendiri
dengan membawakan dirinya yang belum sadar kepada kesadaran
yang sejati, namun suatu yang mutlak (Trancendement) itu tidak
ada sama sekali.
Karl Jaspers
(1883-1969 M)

Agnostisisme adalah Paham Pengingkaran atau Penyangkalan terhadap


kemampuan manusia mengetahui hakikat benda baik materi maupun
ruhani. Aliran ini mirip dengan Skeptisisme yang berpendapat bahwa
manusia diragukan kemampuannya mengetahui hakikat.
II. EPISTEMOLOGI

Epistemologi atau teori pengetahuan ialah cabang filsafat yang berurusan dengan
hakikat dan lingkup pengetahuan, pengandai-pengandaian, dan dasar-dasarnya serta
pertanggungjawaban atas pertanyaan mengenai pengetahuan yang dimiliki.
Muncul keraguan terhadap adanya kemungkinan
Abad ke 5 SM akan kemampuan manusia mengetahui realitas
adalah kaum sophis.

Peran penting dalam metode induksi dan sistematisasi prosedur


ilmiah menurut Russel, dasar filsafatnya sepenuhnya praktis, yaitu
untuk memberi kekuasaan pada manusia atas alam melalui
penyelidikan ilmiah.
Francis Bacon
(1561-1626) Salah satu cara untuk untuk menentukan sesuatu yang pasti dan
tidak dapat diragukan ialah dengan melihat seberapa jauh hal itu
bisa diragukan. Bila kita secara sistematis mencoba meragukan
sebanyak mungkin pengetahuan, akhirnya kita akan mencapai
titik yang tak bisa diragukan sehingga pengetahuan dapat di
Dercartes bangun di atas kepastian absolut.
(1596-1650 M)
Pengetahuan yang di peroleh oleh manusia melalui akal, indera, dan
lain-lain mempunyai metode sendiri dalam teori pengetahua, diantaranya :

1. Metode Induktif
Induksi yaitu suatu metode yang menyimpulkan pernyataan-pernyataan hasil
observasi disimpulkan dalam suatu pernyataan yang lebih umum.

Telah membangkitkan pertanyaan mengenai induksi


yang membingungkan para filosof dari zamannya sampai
sekarang. Menurut Hume pernyataan yang bedasarkan
observasi tunggal betapapun besar jumlahnya, secara
logis tak dapat menghasilkan suatu pernyataan umum
David Hume yang tak terbatas.
(1711-1716)
2. Metode Deduktif
Deduksi ialah suatu metode yang menyimpulkan bahwa data-data empirik
diolah lebih lanjut dalam suatu sistem pernyataan yang runtut.

3. Metode Positivisme

Metode ini berpangkal dari apa yang telah diketahui, yang


faktual, yang positif. Ia menyampingkan segala
uraian/persoalan di luar yang ada sebagai fakta. Oleh karena
August Comte itu, ia menolak metafisika. Apa yang diketahui secara
(1798-1857) positif,adalah segala yang tampak dan segala gejala.Dengan
demikian ini dalam bidang filsafat dan ilmu pengetahuan di
batasi kepada bidang gejala-gejala saja .
4. Metode Kontemplatif
Metode ini mengatakan adanya keterbatasan indera dan akal manusia untuk
memperoleh pengetahuan, sehingga objek yang dihasilkan pun akan berbeda-beda
harusnya di kembangkan suatu kemampuan akal yang disebut dengan intuisi.

Intuisi dalam tasawuf di sebut dengan ma’rifah yaitu


pengetahuan yang datang dari Tuhan melalui pencerahan
dan penyinaran. Pengetahuan yang di peroleh lewat
intuisi ini hanya bersifat individual dan tidak bisa
dipergunakan untuk mencari keuntungan seperti ilmu
pengetahuan yg dewasa ini bisa dikomersikalkan.
Al-Ghazali

5. Metode Diakletis
diletika berarti tahap logika yang mengajarkan kaidah-kaidah dan metode
penunturan, juga analisis sistematik tentang ide-ide untuk mencapai apa yang
terkandung dalam pandangan.
III. AKSIOLOGI

Ilmu merupakan sesuatu yang paling penting bagi manusia, karena dengan ilmu
semua keperluan dan kebutuhan manusia bisa terpenuhi secara lebih cepat dan
lebih mudah. Dan merupakan kenyataan yang tidak bisa dipungkiri bahwa
peradaban manusia sangat berhutang pada ilmu

Aksiologi berasal dari perkataan axios (Yunani) yang berarti nilai dan logos yang
berarti teori. Jadi aksiologi adalah “teori tentang nilai”

Arti aksiologi yang terdapat dalam buku filsafat ilmu sebuah


pengantar populer bahwa aksiologi diartikan sebagai teori nilai
yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang
diperoleh

Jujun S. Suriassumantri
Aksiologi terbagi menjadi 3 bagian yaitu: Moral
conduct,esthetic expression dan sosio-political life

Bramel

Dalam encyclopedia of Philosophy di jelaskan, Aksiologi di


samakan dengan value and valuation. Ada tiga bentuk value
and valuation yaitu : Nilai di gunakan sebagai kata benda
abstrak, Nilai sebagai kata benda konkret, dan nilai juga
digunakan sebagai kata kerja dalam ekspresi menilai.

Anda mungkin juga menyukai