Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN


Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu :
Dra. Sumilah, M. Pd.

Oleh Kelompok 6:
1. Miske Megarani F N (1401419194)
2. Anifah (1401419222)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan pada waktu yang telah ditentukan. Sholawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, yang membimbing
umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman Islami agama Islam.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Psikologi
Pendidikan. Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca
tentang konsep di dalamnya.
Namun, penulis menyadari betul bahwa dalam makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan. Dan untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
sekiranya membangun dari pembaca agar kekurangan dalam makalah ini dapat
diperbaiki dan menjadi lebih sempurna untuk proses penambahan wawasan kita
semua.

Rembang, 18 April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR ............................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
C. Tujuan ................................................................................................................. 2
BAB 2 PEMBAHASAN .......................................................................................... 3
A. Hakikat Belajar .................................................................................................. 3
1. Pengertian Belajar .......................................................................................... 3
2. Ciri-Ciri Belajar ............................................................................................. 5
3. Prinsip-Prinsip Belajar ................................................................................... 7
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar .................................................. 10
B. Hakikat Pembelajaran ...................................................................................... 12
1. Pengertian Pembelajaran .............................................................................. 12
2. Ciri-Ciri Pembelajaran ................................................................................. 13
3. Tujuan Pembelajaran ................................................................................... 13
4. Fungsi Pembelajaran .................................................................................... 13
5. Prinsip-Prinsip Pembelajaran ....................................................................... 14
C. Tujuan Belajar dan Pembelajaran ..................................................................... 15
BAB 3 PENUTUP.................................................................................................. 16
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang
SISDIKNAS adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Moh. Surya (1997) menyebutkan bahwa belajar dapat diartikan sebagai
suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku
baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam
berinteraksi dengan lingkungannya.
Proses belajar pada hakekatnya juga merupakan kegiatan mental yang tidak
dapat dilihat. Artinya, proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang
belajar tidak dapat disaksikan. Manusia hanya mungkin dapat menyaksikan dari
adanya gejala-gejala perubahan perilaku yang tampak. Oleh karena itu, George
R. Knight (1982: 82) menganjurkan lebih banyak kebebasan untuk berekspresi
bagi peserta didik dan lingkungan yang lebih terbuka sehingga peserta didik
dapat mengerahkan energinya dengan cara yang efektif. Lebih lanjut, peserta
didik harus dianggap sebagai makhluk yang dinamis, sehingga harus diberi
kesempatan untuk menentukan harapan dan tujuan mereka dan guru (pendidik)
lebih berperan sebagai penasehat, penunjuk jalan, dan rekan seperjalanan. Guru
bukanlah satu-satunya orang yang paling tahu. Oleh karena itu, pembelajaran
harus berpusat pada peserta didik (child centered), tidak tergantung pada text
book atau metode pengajaran tekstual.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis mengajukan makalah yang
berjudul“ Hakekat Belajar dan Pembelajaran” yang nantinya dapat memperjelas
pengertian dan hakekat dari belajar.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa hakikat belajar itu?
2. Bagaimana hakikat pembelajaran itu?

C. Tujuan
1. Mengetahui hakikat belajar.
2. Memahami hakikat pembelajaran.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Belajar
1. Pengertian Belajar
Manusia memiliki kemampuan untuk selalu mengembangkan potensi
yang ada pada dirinya. Kemampuan manusia semakin bertambah dengan
banyaknya pengalaman yang didapat. Belajar adalah suatu proses yang
berlangsung di dalam diri seseorang yang mengubah tingkah lakunya, baik
tingkah laku dalam berpikir, bersikap, dan berbuat (W. Gulö, 2002: 23).
Pada dasarnya belajar merupakan tahapan perubahan prilaku siswa
yang relatif positif dan mantap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan
yang melibatkan proses kognitif (syah, 2003), dengan kata lain belajar
merupakan kegiatan berproses yang terdiri dari beberapa tahap. Tahapan
dalam belajar tergantung pada fase-fase belajar, dan salah satu tahapannya
adalah yang dikemukakan oleh witting yaitu :
 Tahap acquisition, yaitu tahapan perolehan informasi;
 Tahap storage, yaitu tahapan penyimpanan informasi;
 Tahap retrieval, yaitu tahapan pendekatan kembali informasi (Syah,
2003).
Menurut Burton (1984) dalam Siregar (2014: 4), “belajar adalah proses
perubahan tingkah laku pada diri individu karena adanya interaksi antara
individu dengan lingkungannyasehingga mereka lebih mampu berinteraksi
dengan lingkungannya”.
Fontana (1981) dalam Winataputra (2007: 1.8) berpendapat bahwa
belajar sebagai suatu proses perubahan yang relatif tetap dalam perilaku
individu sebagai hasil dari pengalaman.
Definisi yang lain menyebutkan bahwa belajar adalah sebuah proses
yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh sebuah perubahan tingkah
laku yang menetap, baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat
diamati secara langsung, yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau
pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan (Roziqin, 2007: 62).

3
Sementara Slameto (2010: 2) menyampaikan bahwa belajar
ialahsuatuproses usaha yang dilakukan seseoranguntuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Definisi
tersebut menekankan bahwa belajar adalah sebuah proses, artinya belajar
tidak dilakukan secara singkat melainkan terus menerus (continu). Belajar
adalah usaha, yangdilakukan oleh individu untuk menjadi lebih baik, dan
merupakan hasil dariperilaku sebelumnya yang berupa pengalaman.
Howard L. Kingskey dalam Rusman (2015: 13) mengatakan
bahwa learning is process bywhich behavior (in the broader sence) os
originated or changed through practiceor traning.Belajar adalah proses yang
mana perilaku (dalamarti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktik
ataulatihan.Pendapat tersebut hampir samadengan pendapat dari Surya yang
menjelaskan bahwa belajar merupakan hasil dariproses. Proses yang
dimaksud oleh Howard L kingkey berupa latihan atau praktik.Selanjutnya
berdasarkan pendapat ahli diatas, hal yang paling utama dalam
belajaradalah terjadinya perubahan perilaku. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa belajaradalah proses secara sadar yang dilakukan untuk mencapai
tujuan, belajarditandai dengan adanya perubahan perilaku secara
menyeluruh yang diakibatkanoleh interaksi secara individu maupun secara
kelompok.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
suatu proses perubahan tingkah laku individu sebagai akibat dari
pengalaman yang berupa interaksi dengan lingkungan sekitar. Melihat dari
berbagai pendapat ahli, Rifa’i (2011: 82-83) menyebutkan bahwa konsep
belajar mengandung tiga unsur utama yaitu:
a. Belajar berkaitan dengan perubahan perilaku.
Dalam kegiatan belajar di sekolah, perubahan perilaku siswa
mengacu pada kemampuan mengingat atau menguasai berbagai bahan
belajar dan kecenderungan siswa memiliki sikap dan nilai-nilai yang
diajarkan oleh pendidik. Untuk mengukur apakah seseorang telah
belajar atau belum belajar, diperlukan adanya perbandingan antara

4
perilaku sebelum dan setelah mengalami kegiatan belajar. Apabila
terjadi perbedaan perilaku, maka dapat disimpulkan bahwa itu telah
belajar.Perubahan perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses
pengalaman.
Pengalaman dapat membatasi jenis-jenis perubahan perilaku yang
dipandang mencerminkan belajar. Perubahan perilaku karena
pertumbuhan dan kematangan fisik, seperti tinggi badan, berat badan,
dan kekuatan fisik, tidak dipandang sebagai hasil belajar. Kematangan
pada diri seseorang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan
fisik, dan kematangan itu menjadi prasyarat untuk belajar.
b. Perubahan perilaku karena belajar bersifat relatif permanen.
Seseorang yang mampu memahami proses belajar dan menerapkan
pengetahuan yang diperoleh dari belajar pada kehidupan nyata, maka ia
akan mampu menjelaskan segala sesuatu yang ada di lingkungannya.
Belajar mengacu pada perubahan perilaku yang terjadi sebagai akibat
dari interaksi antara individu dengan lingkungannya. Apa yang
dipelajari seseorang dapat diuraikan dan disimpulkan dari perubahan
yang terjadi.
c. Perubahan perilaku pada setiap individu berbeda-beda bergantung dari
pengalaman yang mereka dapatkan.
Pengalaman yang bermakna akan membentuk perilaku yang jauh
lebih kuat. Sama halnya dengan proses belajar pada siswa, ketika proses
belajar kurang bermakna akan mengakibatkan perubahan perilaku yang
terjadi bersifat sementara. Karenanya dibutuhkan proses pembelajaran
yang variatif yang mampu memberikan kesempatan bagi siswa untuk
bertanya, mencari dan mencoba sendiri apa yang sedang mereka
pelajari. Kegiatan semacam ini memberi kesan tersendiri bagi siswa
sebagai hal yang menarik dan tidak membosankan yang berujung pada
kebermaknaan sebuah pembelajaran. Dengan demikian, perubahan
perilaku sebagai hasil proses belajar akan maksimal.

5
2. Ciri-Ciri Belajar
Dari berbagai definisi para ahli di atas, dapat disimpulkan adanya
beberapa ciri belajar, yaitu:
a. Belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku (change behavior).
b. Perubahan perilaku relative permanent. Ini berarti, bahwa perubahan
tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap
atau tidak berubah-ubah.
c. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat
proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat
potensial.
d. Perubahan tingkah laku merupakan hasillatihan atau pengalaman
e. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan.
Kata kunci dari belajar adalah perubahan perilaku. Dalam hal ini, Moh
Surya (1997) mengemukakan ciri-ciri dari perubahan perilaku, yaitu:
a. Perubahan yang disadari dan disengaja (intensional)
Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan
disengaja dari individu yang bersangkutan. Begitu juga dengan hasil-
hasilnya, individu yang bersangkutan menyadari bahwa dalam dirinya
telah terjadi perubahan.
b. Perubahan yang berkesinambungan (kontinyu)
Bertambahnya pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki pada
dasarnya merupakan kelanjutan dari keterampilan yang telah diperoleh
sebelumnya.
c. Perubahan yang fungsional
Setiap perubahan perilaku yang terjadi dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan hidup individu yang bersangkutan, baik untuk kepentingan
masa sekarang maupun masa mendatang.
d. Perubahan yang bersifat positif.
Perubahan perilaku yang terjadi bersifat normatif dan menujukkan
ke arah kemajuan.
e. Perubahan yang bersifat aktif.

6
Untuk memperoleh perilaku baru, individu yang bersangkutan aktif
berupaya melakukan perubahan.
f. Perubahan yang bersifat pemanen.
Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar cenderung
menetap dan menjadi bagian yang melekat dalam dirinya.
g. Perubahan yang bertujuan dan terarah.
Individu melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan yang ingin
dicapai, baik tujuan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka
panjang.
h. Perubahan perilaku secara keseluruhan.
Perubahan perilaku belajar bukan hanya sekedar memperoleh
pengetahuan semata, tetapi termasuk memperoleh pula perubahan dalam
sikap dan keterampilannya.seorang guru menguasai “Teori-Teori
Belajar”. Begitu juga, dia memperoleh keterampilan dalam menerapkan
“Teori-Teori Belajar”.
3. Prinsip-Prinsip Belajar
Proses belajar memang kompleks, tetapi dapat dapat juga dianalisa dan
diperinci dalam bentuk prinsip-prinsip atau azas-azas belajar. Hal ini perlu
diketahui agar memiliki pedoman belajar secara efisien. Menurut Dimyati
(2009:42) prinsip-prinsip belajar itu adalah sebagai berikut:
a. Perhatian dan motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan
belajar. Tanpa adanya perhatian tidak mungkin akan terjadi sebuah
proses belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa
apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan
pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan
untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari,
maka akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya. Di
samping perhatian, motivasi juga mempunyai peranan penting dalam
kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan
mengarahkan aktivitas seseorang, tanpa adanya motivasi seseorang
tidak dapat melakukan kegiatan dengan sebaik-baiknya. Oleh karena

7
itu, dengan perhatian dan motivasi maka siswa akan melakukan proses
belajar atau membiasakan diri dengan belajar dengan baik, sehingga ia
dapat memperoleh hasil yang ia inginkan.
b. Keaktifan
Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan.
Keaktifan itu beraneka ragam bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik yang
mudah kita amati sampai kegiatan psikis yang susah diamati. Kegiatan
fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan-
keterampilan, dan sebagainya. Contoh kegiatan psikis misalnya
menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan
masalah yang dihadapi, membandingkan satu konsep dengan yang lain,
menyimpulkan hasil percobaan, dan kegiatan psikis yang lain.
c. Keterlibatan langsung/berpengalaman
Belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa, belajar merupakan
proses mengamali, dan belajar tiak bisa dilimpahkan kepada orang lain.
Menurut Edgar Dale dalam Dimyati (2009:45), “belajar yang baik
adalah belajar melalui pengalaman langsung”. Dalam belajar melalui
pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati secara langsung
tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan
bertanggung jawab terhadap hasilnya. Namun demikian, perilaku
keterlibatan siswa secara langsung dalam kegiatan belajar pembelajaran
dapat diharapkan mewujudkan keaktifan siswa.
d. Pengulangan
Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan barangkali
yang paling tua adalah yang dikemukakan oleh teori Psikologi
Daya. Menurut teori ini belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada
manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat,
mengkhayal, merasakan, berpikir, dan sebagainya. Dengan mengadakan
pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang, dan juga
apabila daya-daya tersebut dilatih dengan pengadaan pengulangan-
pengulangan maka akan menjadi sempurna. Selain itu dengan adanya
pengulangan maka akan membentuk respons yang benar dan akan dapat

8
membentuk kebiasaan-kebiasaan. Contonya pada saat belajar tidak
hanya membaca akan tetapi mengerjakan soal-soal latihan, mengulang
materi yang belum dipahami, dan lain-lain.
e. Tantangan
Tantangan yang dihadapi alam bahan belajar membuat siswa
bergairah untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru, yang banyak
mengandung masalah yang perlu dipecahkan membuat siswa tertantang
untuk mempelajarinya. Pelajaran yang memberi kesempatan pada siswa
untuk menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan generalisasi
akan menyebabkan siswa berusaha mencari dan menemukan konsep-
konsep, prinsip-prinsip, dan generalisasi tersebut. Contoh dari prinsip
tantangan inii yaitu, melakukan eksperimen, melaksanakan tugas
terbimbing maupun mandiri, atau mencari tahu pemecahan suatu
masalah.
f. Balikan dan penguatan
Siswa selalu membutuhkan suatu kepastian dari kegiatan yang
akan dilakukan, dengan demikian siswa akan selalu memiliki
pengetahuan tentang hasil, yang sekaligus merupakan penguatan bagi
dirinya sendiri. Seorang siswa belajar lebih banyak bilamana setiap
langkah segera diberikan penguatan. Hal ini timbul karena kesadaran
adanya kebutuhan untuk memperoleh balikan dan sekaligus penguatan
bagi setiap kegiatan yang dilakukan. Untuk memperoleh balikan
penguatan bentuk-bentuk perilaku siswa yang memungkinkan di
antaranya adalah dengan segera mencocokkan jawaban dengan kunci
jawaban, menerima kenyataan terhadap skor/nilai yang dicapai, atau
menerima teguran dari guru/orang tua karena hasil belajar yang jelek.
g. Perbedaan individual
Setiap siswa memiliki karakteristik sendiri-sendiri yang berbeda
satu dengan yang lain. Kesadaran bahwa dirinya berbeda dengan siswa
lain, akan membantu siswa menentukan cara belajar dan sarana belajar
bagi dirinya sendiri. Contohnya pada saat siswa menentukan tempat
duduk dikelas, menyusun jadwal belajar, dan lain-lain.

9
Berdasarkan pendapat ahli, dapat disimpulkan bahwa prinsip belajar
meliputi perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/
berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta
perbedaan individual.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Faktor-faktor yang memengaruhi belajar dapat dibagi menjadi dua,
yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa (faktor internal) dan faktor
yang berasal dari luar diri siswa (faktor eksternal). Hal ini dapat diuraikan
sebagaimana disebutkan oleh Djaali (2014: 99), sebagai berikut.
a. Faktor dari dalam diri (internal)
1) Kesehatan
Faktor kesehatan dapat memengaruhi belajar seseorang.
Apabila orang tersebut sedang sakit, maka akan mengakibatkan
tidak ada motivasi belajar dalam diri seseorang. Hal ini juga
berdampak pada psikologis, karena dalam tubuh yang kurang sehat
maka akan mengalami gangguan pula pada pikiran.
2) Inteligensi
Inteligensi dan bakat merupakan faktor yang sangat besar
sekali pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Seseorang yang
mempunyai inteligensi dan bakat yang tinggi dapat memberikan
pengaruh terhadap hidupnya.
3) Minat dan motivasi
Minat dan motivasi juga faktor penting dalam belajar. Minat
yang besar terhadap sesuatu merupakan dasar untuk mencapai
tujuan. Sedangkan motivasi merupakan dorongan dari dalam
maupun luar diri seseorang, umumnya motivasi itu timbul karena
adanya keinginan yang besar untuk mencapai sesuatu.
4) Cara belajar
Teknik merupakan cara yang dilakukan seseorang dalam
melakukan kegiatan belajar. Cara belajar meliputi bagaimana
bentuk catatan yang dipelajari dan pengaturan waktu belajar,
tempat serta fasilitas belajar lainnya. Cara belajar yang baik akan

10
tercipta kebiasaan yang baik dan dapat meningkatkan hasil belajar
yang baik pula.
b. Faktor dari luar diri (eksternal)
1) Keluarga
Situasi dalam keluarga sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan anak. Pendidikan, status ekonomi, rumah
kediaman, persentase hubungan dengan orang tua, perkataan,
dan bimbingan orangtua, mempengaruhi pencapaian hasil
belajar anak.
2) Sekolah, tempat, gedung sekolah, kualitas guru, perangkat
instrument pendidikan, lingkungan sekolah, dan rasio guru dan
murid per kelas, mempengaruhi kegiatan belajar siswa.
3) Masyarakat
Apabila di sekitar tempat tinggal keadaan masyarakat
terdiri atas orang-orang yang berpendidikan, terutama anak-
anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini
akan mendorong anak lebih giat belajar.
4) Lingkungan sekitar, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan
lalu lintas, dan iklim dapat mempengaruhi pencapaian tujuan
belajar, sebaliknya tempat-tempat dengan iklim yang sejuk,
dapat menunjang proses belajar.
Sedangkan Purwanto (2010:102), mengklasifikasikan faktor-
faktor yang mempengaruhi belajar menjadi dua macam, antara lain
faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut
faktor individual dan faktor yang ada diluar individu yang kita
sebut faktor sosial. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri
atau faktor individual meliputi kematangan/pertumbuhan
kecerdasan/intelejensi, latihan dan ulangan, motivasi, sifat-sifat
pribadi seseorang. Faktor yang kedua adalah faktor yang ada di
luar individu yang kita sebut faktor sosial meliputi, keadaan
keluarga, guru dan cara mengajar, alat-alat pelajaran, motivasi
sosial, lingkungan dan kesempatan.

11
Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas adapun faktor
yang mempengaruhi belajar yaitu, faktor intern dan faktor ekstern.
Kedua faktor tersebut mempunyai pengaruh yang kuat dalam
proses belajar. jika faktir-faktor yang mempengaruhi tersebut
mendukung proses belajar (pengaruh positif) maka hasil belajar
yang akan dicapai siswa akan maksimal.

B. Hakikat Pembelajaran
1. Pengertian Pembelajaran
Kata pembelajaran diambil dari kata dasar “ajar” ditambah awalan “pe”
dan akhiran “an” menjadi kata “pembelajaran”, diartikan sebagai proses,
perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau
belajar (Susanto 2013: 19). Pembelajaran menurut Briggs (1992) dalam
Rifa’i (2011:191) adalah “seperangkat peristiwa (events) yang
mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa sehingga peserta didik itu
memperoleh kemudahan”.
Seperangkat peristiwa itu membangun suatu pembelajaran yang
bersifat internal jika peserta didik melakukan self instruction dan bersifat
eksternal dengan guru sebagai pendidik. Sedangkan menurut Winkel (1991)
dalam Siregar (2014:12), “pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang
dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan
kejadian-kejadian ekstrim yang berperan terhadap rangkaian kejadian-
kejadian intern yang berlangsung dialami siswa”.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
adalah seperangkat tindakan yang dengan sengaja dirancang untuk
memudahkan siswa dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya secara
maksimal.
Pembelajaran pada hakekatnya ialah proses interaksi antara peserta
didik dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang
lebih baik. Dan tugas guru adalah mengkoordinasikan lingkungan agar
menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik.Pembelajaran
juga dapat diartikan sebagai usaha sadar pendidik untuk membantu peserta

12
didik agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya.
Pendidik berperan sebagai fasilitator yang menyediakan fasilitas dan
menciptakan situasi yang mendukung peningkatan kemampuan belajar
peserta didik.
2. Ciri-Ciri Pembelajaran
Ciri-ciri pembelajaran sebagai berikut :
a. Merupakan upaya sadar dan disengaja
b. Pembelajaran harus membuat siswa belajar
c. Tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan
d. Pelaksanaannya terkendali, baik isinya, waktu, proses maupun hasil
3. Tujuan Pembelajaran
Pembelajaran pada dasarnya bertujuan untuk mengarahkan bagaimana
siswa berperilaku. Perilaku yang ditunjukan siswaharus sesuai dengan apa
yang telah dirumuskan dalam tujuan sebagai hasil dari pembelajaran. Hasil
belajar akan diperoleh secara maksimal ketika pembelajaran tersebut
memberi makna bagi siswa. Untuk itu, kreativitas guru dalam proses
pembelajaran sangat diperlukan.
4. Fungsi Pembelajaran
Fungsi-fungsi pembelajaran yaitu sebagai berikut:
a. Pembelajaran sebagai sistem
Pembelajaran sebagai sistem terdiri dari sejumlah komponen yang
terorganisir antara lain tujuan pembelajaran, materi pembelajaran,
strategi dan metode pembelajaran, media pembelajaran/alat peraga,
pengorganisasian kelas, evaluasi pembelajaran, dan tindak lanjut
pembelajaran (remedial dan pengayaan).
b. Pembelajaran sebagai proses
Pembelajaran sebagai proses merupakan rangkaian upaya atau
kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belaja, meliputi:
1) Persiapan, merencanakan program pengajaran tahunan, semester,
dan penyusunan persiapan mengajar (lesson plan) dan penyiapan
perangkat kelengkapannya antara lain alat peraga, dan alat evaluasi,
buku atau media cetak lainnya.

13
2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mengacu pada
persiapan pembelajaran yang telah dibuatnya. Banyak dipengaruhi
oleh pendekatan atau strategi dan metode-metode pembelajaran yang
telah dipilih dan dirancang penerapannya, serta filosofi kerja dan
komitmen guru , persepsi, dan sikapnya terhadap siswa;
3) Menindaklanjuti pembelajaran yang telah dikelolanya. Kegiatan
pasca pembelajaran ini dapat berbentuk enrichment (pengayaan),
dapat pula berupa pemberian layanan remedial teaching bagi siswa
yang berkesulitan belajar.
5. Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Gagne (1977) dalam Siregar (2014: 16-17) mengemukakan ada 9
prinsip yang dapat dilakukan guru dalam melaksanakan pembelajaran,
sebagai berikut:
a. Menarik perhatian yaitu hal yangmenimbulkan minat siswa dengan
mengemukakan sesuatu yang lucu, aneh,kontradiksi atau kompleks.
b. Menyampaikan tujuan pembelajaranyaitu memberitahukan kemampuan
yang harus dikuasai siswa setelah selesaimengikuti pelajaran.
c. Mengingatkan konsep/prinsip yangtelah dipelajari.
d. Menyampaikan materi pelajaran.
e. Memberikan bimbingan belajar yaitumelalui pertanyaan-pertanyaan.
f. Memperoleh kinerja/penampilan siswayaitu siswa diminta untuk
menunjukan apa yang telah dipelajari.
g. Memberikan balikan yaitu memberitahuseberapa jauh ketepatan
penampilan siswa.
h. Menilai hasil belajar yaitumemberikan tes / tugas.
i. Memperkuat retensi dan transferbelajar yaitu merangsang kemampuan
mengingat-ingat dan mentransfer denganmemberikan rangkuman.
Ketika guru mampu melaksanakan pembelajaran sesuai prinsip yang
ada, diharapkan akan tercipta pembelajaran yang bervariasi. Pembelajaran
yang menarik akan mampu menarik minat belajar siswa yang akan diiringi
dengan hasil belajar yang meksimal.

14
C. Tujuan Belajar dan Pembelajaran
1. Tujuan Intruksional, Tujuan Pembelajaran, dan Tujuan Belajar
Guru-guru merumuskan tujuan instruksional umum dan tujuan
instruksional khusus. Tujuan instruksional khusus juga disebut sebagai
sasaran belajar siswa. Tujuan instruksional khusus mempertimbangkan
pengetahuan awal dan kebutuhan belajar siswa.
Dari segi guru tujuan instruksional dan tujuan pembelajaran merupakan
pedoman tindak mengajar dengan acuan berbeda. Tujuan instruksiona
(umum dan khusus) dijabarkan dari kurikulum yang berlaku secara legal di
sekolah.
Dari segi siswa, sasaran belajar tersebut murupakan panduan belajar.
Panduan belajar tersebut harus diikuti, sebab mengisyaratkan kriteria
keberhasilan belajar. Keberhasilan belajar siswa merupakan prasyarat
belajar selanjutnya. Keberhasilan belajar siswa berarti tercapainya tujuan
belajar siswa dengan demikian merupakan tercapainya tujuan instruksional
dan sekaligus tujuan belajar bagi siswa.
2. Siswa dan Tujuan Belajar
Siswa dalah subjek yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar di
sekolah.Dalam kegiatan tersebut siswa mengalami tindak mengajar, dan
merespon dengan tindak belajar. Pada umumnya semula siswa belum
menyadari pentingnya belajar. Berkat informasi guru tentang sasaran
belajar, maka siswa mengetahui apa dan arti bahan belajar beginya.
3. Siswa mengalami suatu proses belajar.
Dalam proses belajar tersebut siswa menggnakan kemampuan
mentalnya untuk mempelajari bahan belajar. Kemempuan-kemampuan
kognitif, afektif, psikomotor yang dibelajarkan dengan bahan belajar
menjadi semakin rinci dan menguat. Adanya informasi tentang sasaran
belajar, adanya penguatan-penguatan, adanya evaluasi dan keberhasikan
belajar, menyebabkan siswa semakin sadarakan kemampuan dirinya.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Belajar adalah suatu proses yang berlangsung di dalam diri seseorang yang
mengubah tingkah lakunya, baik tingkah laku dalam berpikir, bersikap, dan
berbuat (W. Gulö, 2002: 23). Rifa’i (2011: 82-83) menyebutkan bahwa konsep
belajar mengandung tiga unsur utama yaitu: (1) Belajar berkaitan dengan
perubahan perilaku, (2) Perubahan perilaku karena belajar bersifat relatif
permanen, (3) Perubahan perilaku pada setiap individu berbeda-beda bergantung
dari pengalaman yang mereka dapatkan. Faktor-faktor yang memengaruhi belajar
dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa (faktor
internal) dan faktor yang berasal dari luar diri siswa (faktor eksternal).
Pembelajaran pada hakekatnya ialah proses interaksi antara peserta didik dengan
lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dan
tugas guru adalah mengkoordinasikan lingkungan agar menunjang terjadinya
perubahan perilaku bagi peserta didik.Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai
usaha sadar pendidik untuk membantu peserta didik agar mereka dapat belajar
sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Pendidik berperan sebagai fasilitator
yang menyediakan fasilitas dan menciptakan situasi yang mendukung
peningkatan kemampuan belajar peserta didik.

16
DAFTAR PUSTAKA

Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Rifa’i, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang:
UNNES Press.
Purwanto. 2014. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Susanto, Ahmad.2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar:
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Winataputra, Udin S dkk. 2007. Teori Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Slameto. 2010. Belajar & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta:Rineka Cipta
Rusman.2013. Model-model pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

17

Anda mungkin juga menyukai