Anda di halaman 1dari 12

METODE KUALITATIF

Pertemuan 3

“Access and Relationships, Ethics in Research, and Qualitative Research


Materials”

OLEH
KELOMPOK

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
Access and Relationships

1. Mengidentifikasi Partisipan
Dalam penelitian bisnis kualitatif, umum untuk menggunakan kontak sebelumnya
atau beberapa prosedur pengambilan sampel lainnya daripada teknik sampling yang
lebih sistematis, yang umum untuk penelitian kuantitatif. Sementara tujuan penelitian
kualitatif tidak untuk membuat generalisasi statistik, metode sampling sistematis
biasanya tidak diperlukan. Aksesibilitas dan kesesuaian peserta penelitian untuk
penelitian adalah masalah yang lebih penting. Sebagian besar proyek riset bisnis
kualitatif menggunakan organisasi dan orang sebagai sumber informasi. Melakukan
penelitian dalam sebuah organisasi dan dengan orang-orang yang dikenal atau memiliki
koneksi memberikan akses yang lebih mudah untuk mendapatkan bahan penelitian. Bila
tidak ada koneksi atau orang yang dikenal, peneliti dapat menggunakan teknik
pengambilan sampel misalnya snowball sampling.

2. Mengakses Organisasi
Masalah umum penelitian pada organisasi adalah akses, kerahasiaan informasi,
dan keterbatasan waktu informan. Organisasi terkadang enggan berpartisipasi jika tidak
ada hal yang menguntungkan baginya. Untuk dapat melakukan penelitian pada sebuah
organisasi, sementara tidak memiliki akses ke dalam organisasi tersebut, maka
memperkenalkan proyek penelitian melalui pengiriman proposal penelitian sangat
penting untuk dilakukan. Perwakilan perusahaan bisnis sering ingin mengetahui dengan
cepat dan efisien tentang masalah seperti:
a. Apa relevansi riset dari sudut pandang praktis?
b. Sumber daya apa yang dibutuhkan dari para peserta?
c. Apa manfaat langsung bagi perusahaan?
d. Apa yang bisa dilakukan untuk memastikan kerahasiaan?

3. Mengakses Individu
Partisipasi individu dalam penelitian harus bersifat sukarela. Penting bagi peneliti
untuk melakukan negosiasi kepada individu calon partisipan untuk meminta izin akan
dilibatkan dalam penelitian. Partisipan juga memiliki hak untuk mendapat informasi
seperti tujuan penelitian, perannya dalam penelitian, dan manfaat yang bisa diperoleh
dengan ikut berpartisipasi.
Peserta penelitian memiliki hak untuk menerima informasi yang memadai tentang
apa partisipasi mereka dalam praktek. Penting untuk memberi tahu orang-orang apakah
anda meminta satu wawancara yang berlangsung sekitar 60 menit, atau apakah Anda
meminta izin untuk mengamati seseorang selama seminggu. Jika memberikan informasi
mendetail tentang riset mengarah pada penolakan, akan lebih baik untuk mendengarkan
sebelum penelitian dimulai daripada pada tahap akhir proyek.

4. Membuat Kesepakatan Penelitian


Penelitian yang melibatkan perusahaan besar biasanya memerlukan perjanjian
penelitian tertulis yang berisi ringkasan tujuan proyek, jenis informasi yang diinginkan,
imbalan atas partisipasi peserta, termasuk rincian tentang anonimitas, kerahasiaan, etika,
hak kepemilikan, jadwal, publikasi, dan sumber daya apa yang dibutuhkan peneliti dari
perusahaan. Para pelaku bisnis sering meminta agar mereka diizinkan untuk membaca
rencana penelitian, dan juga laporan riset akhir sebelum selesai atau tersedia untuk
umum. Anda mungkin mendapatkan banyak umpan balik yang berguna dari para
peserta, meskipun terkadang para peserta tidak merasa nyaman dengan apa yang anda
tulis atau targetkan. Diskusi terbuka dan keinginan untuk mencari kompromi yang
memuaskan biasanya paling berhasil dalam situasi ini. Namun, dalam kasus perselisihan
mengenai hasil dan kesimpulan, sebaiknya ingat bahwa anda memiliki hak untuk
membuat interpretasi sendiri dan menarik kesimpulan meskipun para peserta tidak akan
setuju.

5. Hubungan Peneliti – Partisipan


Dalam riset kualitatif, jarak peneliti dengan partisipan dalam penelitian kualitatif
sebisa mungkin harus sangat dekat karena membantu memudahkan peneliti memperoleh
informasi dari partisipan sebagai narasumber yang memiliki pengetahuan tentang
masalah yang akan diteliti. Penelitian kualitatif melibatkan perspektif sehingga penting
untuk memperoleh pemahaman partisipan dari sudut pandang mereka.
Ethics in Research

1. Pentingnya Etika dalam Penelitian Bisnis


Etika meliputi cara kita menjalani hidup. Ya dan tidak hanya bagian dari etika dan
masalah moral. Masyarakat dan ekonomi diatur oleh sejumlah undang-undang dan
peraturan tertulis dan tidak tertulis, dan isu-isu baru untuk peraturan etis muncul sebagai
masyarakat - dan sains khususnya - menjadi lebih kompleks. Prinsip-prinsip etika,
seperti informed consent, penghindaran penipuan, bahaya atau risiko, dan prinsip Kant,
memperlakukan orang lain selalu sebagai tujuan dan tidak pernah berarti, semua
berjalan seiring dengan cara kita melihat peneliti terkait dengan topik yang diteliti, atau
produksi pengetahuan, dengan cara yang lebih umum. Penelitian dan peneliti harus
mengikuti prinsip etika dan pedoman berdasarkan prinsip etika yang diterima secara
umum. Prinsip etika dan pedoman tersebut berperan sebagai kode etik penelitian dan
sebagai pedoman untuk menghasilkan suatu prosedur yang dapat digunakan untuk
menangani permasalahan yang mungkin terjadi. Etika penelitian dalam riset bisnis
kualitatif sebagian besar hanya berkaitan dengan proses pengumpulan data etnografis
dan proses wawancara dalam penelitian etnografis atau studi kasus.

2. Hubungan Peneliti – Partisipan


Hubungan antara peneliti dan partisipan dapat dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu:
a. Peneliti berada pada posisi netral dan jaraknya jauh dari objek yang diteliti.
Partisipan yang diteliti berperan sebagai subjek, sumber data, dan responden
dalam penelitian.
b. Peneliti dapat setengah berpartisipasi (selain sebagai peneliti juga sebagai
partisipan) dalam penelitian, partisipan yang diteliti bertindak sebagai informan.
c. Peneliti berpartisipasi secara aktif dalam aktivitas penelitian, bertindak sebagai
fasilitator, bahkan agen perubahan.
Hubungan peneliti dengan partisipan dalam penelitian kualitatif relatif dekat.
Peneliti dan partisipan dapat menjadi teman dan menjalin hubungan yang erat dalam
jangka waktu yang lama. Meski demikian, penting bagi peneliti untuk tetap mengikuti
prinsip etika seperti menjaga kerahasiaan identitas informan, menjaga hubungan
kepercayaan, dan mencegah pelanggaran etika selama proses penelitian.
3. Sponsor dan Etika Penelitian
Sponsor dalam penelitian dapat berupa organisasi seperti universitas, lembaga
pembiayaan, atau perusahaan. Sponsor berkaitan dengan proyek penelitian kaitannya
dengan dukungan pendanaan penelitian. Sebagai timbal baliknya, sponsor
mengharapkan hasil dari penelitian yang dilakukan peneliti yang disponsorinya.
Penggunaan sponsor biasanya tidak menimbulkan masalah jika sponsor dan peneliti
membuat perjanjian atau kontrak terkait proyek riset, menyetujui kontrak, dan
menghormati posisi masing-masing pihak.

4. Praktik Ilmiah yang Baik


Untuk setiap peneliti individu, etika penelitian paling sering berkaitan dengan
“penggambaran garis” tingkat praktis antara “benar” dan ‘salah”, tetapi gambar garis ini
sangat melekat pada cara “benar” dan “salah” secara umum dapat dan seharusnya
didefinisikan dalam masyarakat. Aturan tentang praktik ilmiah yang baik dan kode etik
riset sebagian besar mengadaptasi kode etik yang dikembangkan oleh ISA
(International Sosiological Association), APA (American Psychological Association),
dan ASA (American Sociological Association) meliputi:
a. Keikutsertaan partisipan sifatnya sukarela, bukan karena diharuskan untuk ikut
karena posisi atau jabatan yang dimilikinya. Partisipan harus diberi kesempatan
untuk menolak berpartisipasi atau mengundurkan diri dari partisipasi.
b. Peneliti memberi informasi kepada partisipan terkait tujuan penelitian, prosedur
penelitian, peran partisipan, identitas peneliti, dan manfaat apa yang akan
diperoleh dengan berpartisipasi dalam penelitian tersebut.
c. Peneliti harus menentukan nantinya hasil penelitiannya itu akan dimasukkan ke
dalam kelompok pengetahuan yang mana.
d. Peneliti dan penelitian yang dilakukan tidak boleh menimbulkan dampak negatif
bagi partisipan.
e. Peneliti harus menjaga anonimitas dan privasi partisipan.
f. Penelitian harus orisinil dan bukan merupakan hasil plagiarism. Dengan demikian,
peneliti harus memperhatikan pedoman menulis rujukan dan referensi.
Qualitative Research Materials

1. Data Penelitian Kualitatif


Sebagian besar peneliti bisnis mengumpulkan data empiris untuk proyek
penelitian mereka dan menggunakan berbagai jenis metode pengumpulan data untuk
tujuan ini. Setiap metode pengumpulan data membutuhkan beberapa pengetahuan dan
keterampilan khusus yang didapat dengan mempelajari, bereksperimen, berlatih, dan
dengan merefleksikan tujuan dan praktik dalam mengumpulkan data untuk studi yang
dilakukan. Pendekatan riset yang dipilih, dan pertanyaan riset harus menjadi panduan
dalam menentukan jenis data empiris mana yang paling berguna dalam penelitian.

2. Wawancara Kualitatif
Wawancara terdiri dari pembicaraan antara dua orang atau lebih yang disusun
menjadi serangkaian pertanyaan dan jawaban. Wawancara bisa dilakukan dengan tatap
muka melalui telepon, atau online. Wawancara kualitatif bertujuan menghasilkan bahan
empiris untuk penelitian yang dilakukan. Hal yang harus dingat adalah mengembangkan
pertanyaan wawancara yang terkait, namun tidak sama dengan pertanyaan penelitian.
Ide dasarnya adalah pertanyaan wawancara memberikan materi yang akan membantu
menjawab penelitian melalui analisis yang cermat. Silverman memberikan tipologi studi
wawancara yang meliputi: 1) Positivist (naturalis atau realis) yang tertarik terhadap
fakta, 2) Emosionalis (subjektivitas), dan 3) Konstruksionis. Beberapa jenis pertanyaan
yang dapat digunakan dalam wawancara kualitatif:
a. Terbuka dan tertutup, pertanyaan terbuka yang mendorong lebih banyak
pembicaraan.
b. Sederhana dan kompleks, pertanyaan sederhana lebih mudah dipahami dan
dijawab.
c. Netral dan terkemuka, pertanyaan netral memberi lebih banyak pilihan bagi
peserta.
d. Langsung dan tidak langsung, pertanyaan langsung lebih sesuai untuk isu sensitif.
e. Primer dan sekunder, kombinasi keduanya bisa digunakan untuk mendapatkan
data yang lebih lengkap.
3. Melakukan Observasi
Observasi merupakan suatu metode pengumpulan data empiris. Peneliti dapat
melakukan kontak langsung maupun tidak langsung dengan yang di observasi. Terdapat
empat dimensi metode observasi, yaitu:
a. Observasi partisipasi dan non partisipasi, dilakukan bergantung pada apakah
peneliti menjadi bagian dari situasi yang dipelajari atau tidak.
b. Observasi obtrusive dan non-obtrusive, dilakukan bergantung pada apakah
partisipan mengetahui bahwa dirinya sedang diobservasi atau tidak.
c. Observasi alami dan buatan, bergantung pada apakah suatu tindakan yang
diobservasi terjadi secara alami atau disengaja.
d. Observasi terstruktur dan tidak terstruktur, bergantung pada apakah observasi
dilakukan menggunakan checklist atau tidak.
Keuntungan menggunakan metode observasi adalah dapat merekam suatu
tindakan sesuai dengan yang terjadi, tetapi observasi tidak menjelaskan apa yang
dipikirkan orang lain atas tindakan yang ia lakukan.

4. Data Tekstual
Saat ini berbagai jenis teks bacaan memberikan data penelitian yang semakin
relevan. Materi tekstual yang digunakan untuk tujuan penelitian mencakup dua teks
yaitu jenis teks primer dan teks sekunder. Teks sekunder dapat menjadi peluang bagus
untuk penelitian bisnis kualitaif seperti studi akuntansi yang berorientasi pada teks yang
diterbitkan dan dipelajari sebagai “artefak” (laporan formal, pernyataan notulen dan
lainnya).

5. Materi Visual
Dalam penelitian, materi visual mengacu pada data yang berbentuk lisan seperti
gambar, video, CD-ROM, dan lainnya. Namun dalam ilmu sosial, materi visual tidak
begitu umum dan penggunaannya yang sistematis, khususnya tetap agak terbatas.
Materi visual dapat digunakan dalam dua cara utama dalam proyek penelitian kualitatif.
Pertama, digunakan sebagai data empiris, yang berarti menganalisis banyak hal dengan
cara yang sama seperti wawancara, dokumen, dan data kualitatif lainnya. Kedua, materi
visual dapat digunakan untuk menganalisis makna budaya visual dalam masyarakat.
Electronic Research

1. Meningkatkan Relevansi Penelitian Elektronik


Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah membantu hidup
manusia, bekerja dan melakukan bisnis. Bersamaan dengan pertumbuhan perdagangan
elektronik di perusahaan bisnis, teknik penelitian elektronik dan online telah
berkembang untuk tujuan seperti analisis pasar, perencanaan produk, pengujian
preferensi dan segmentasi konsumen. Meningkatnya penggunaan teknologi juga
menawarkan berbagai cara baru dalam melakukan penelitian akademik secara
elektronik. Teknik tersebut dimediasi melalui komputer, teknologi baru seperti telepon
genggam yang telah berkembang dalam riset kualititatif. Terdapat tiga kategori utama
dari riset elektronik:
a. Riset literatur yang dipublikasi di media elektronik seperti CD-ROM atau internet.
b. Data elektronik yang sudah ada di internet seperti laporan tahunan atau dokumen
perusahaan lainnya. yang ditujukan untuk proyek penelitian spesifik.
c. Ada dua cara dasar untuk mencari literatur
Data yang dibuat oleh pengguna teknologi penelitian elektronik:
a. Melalui layanan yang ditawarkan perpustakaan.
b. Di internet.

2. Data Elektronik yang Ada


Tantangan terbesar bagi seorang periset bisnis bukanlah kekurangan bahan-bahan,
melainkan relevansi dan kualitasnya. Sama seperti dalam mencari literatur penelitian
elektronik, kuncinya adalah mencari tahu apa jenis materi yang ingin ditemukan.
Apakah anda mencari informasi dasar tentang industri penerbangan, strategi perusahaan
jasa global, buku harian atau blog penulis bisnis. Baik perpustakaan dan internet adalah
tempat yang baik untuk mulai mencari data empiris yang ada atau industri, perusahaan
dan orang-orang bisnis.

3. Metode Penelitian Online


Metode penelitian online (atau virtual) adalah versi yang dimediasi komputer dari
cara-cara tradisional dalam mengumpulkan data. Metode pengumpulan data kualitatif,
mulai dari wawancara dan fokus group hingga observasi, telah diadaptasi dari online
atau virtual melalui alat teknologi seperti e-mail, web, dan paket perangkat lunak
tertentu. Keuntungan dari metode ini dalam bisnis riset adalah fleksibilitas, hemat biaya,
akses terhadap individu/group, dan akses geografi. Metode pengumpulan data kualitatif
telah disesuaikan untuk penggunaan online atau virtual, metode tersebut antara lain:
a. Wawancara online dan focus groups, wawancara online dan focus groups
menyerupai bagian tradisional untuk sebagian besar. Namun karena teknologi
yang digunakan dalam merancang dan mengejarnya , dibagi menjadi dua jenis
utama: synchronous dan asynchronous. Perbedaan utama antara ini adalah bahwa
wawancara synchronous berlangsung secara real time, sedangkan wawancara
asynchronous tidak.
b. Virtual ethnography, dilakukan dengan berinteraksi di chat room, kelompok
diskusi, dan situs interaktif yang berlangsung dalam kelompok, komunitas, atau
jaringan virtual.
Terdapat beberapa masalah atau tantangan dalam metode penelitian online seperti:
kurangnya ketertarikan dari sumber data (pengusaha), confidential data yang diragukan,
kompetensi dalam menggunakan teknologi dan verifikasi identitas (seperti bagaimana
penulis riset dapat bertanggung jawab jika respon benar-benar dari CEO dan bukan dari
sekretarisnya). Menggunakan software seperti CAQDAS untuk mengalisis data
mungkin menguntungkan tetapi itu bukan berarti penulis riset dapat berhenti berfikir
untuk membuat design hubungan antara pertanyaan riset, analisis, dan hasil.

4. Komputer dalam Penelitian Kualitatif


Program komputer tersedia secara luas dan dapat membantu peneliti dalam
menangani sebagian besar data kualitatif. Penggunaan komputer mulai dari membuat
catatan di lapangan, menulis atau menyalin catatan, membuat materi wawancara,
menyunting, mengkode, melampirkan kata kunci, hingga menghubungkan data. Semua
aktivitas ini akan lebih mudah ditangani dengan program perangkat lunak CAQDAS
(Computer-Assisted Qualitative Data Analysis) yang dirancang khusus untuk mengatur
dan menganalisa data penelitian kualitatif.
Kerugian atau keterbatasan yang melekat pada penggunaan CAQDAS sebagian
besar terkait dengan kualitas teknis. Ketika merencanakan untuk menggunakan
CAQDAS, harus memikirkan pertanyaan dan masalah seperti apakah yang menjadi
perbedaan utama yang dapat dilakukan dengan perangkat lunak dan dengan program
pengolah kata. Apakah anda berencana untuk memanfaatkan fungsi-fungsi spesifik dari
pengembangan perangkat lunak, atau apakah anda akan menggunakan perangkat lunak
dengan cara yang sama seperti pengolah kata? Dapatkah analisis kualitatif secara umum
dimasukkan ke dalam paket perangkat lunak dan dilakukan dengan perangkat itu? Perlu
diingat bahwa tidak semua bentuk analisis mendapatkan penggunaan perangkat lunak.
DAFTAR REFERENSI

Paivi Eriksson dan Anne Kovalainen. 2008. Qualitative Methods in Business


Research. London: SAGE Publications Ltd.

Anda mungkin juga menyukai