Anda di halaman 1dari 9

A.

ACCESS AND RELATIONSHIPS

1. Mengidentifikasi Partisipan
Dalam penelitian bisnis kualitatif, umum untuk menggunakan kontak sebelumnya atau
beberapa prosedur pengambilan sampel lainnya daripada teknik sampling yang lebih
sistematis, yang umum untuk penelitian kuantitatif. Sementara tujuan penelitian kualitatif
tidak untuk membuat generalisasi statistik, metode sampling sistematis biasanya tidak
diperlukan. Aksesibilitas dan kesesuaian peserta penelitian untuk penelitian adalah masalah
yang lebih penting. Sebagian besar proyek riset bisnis kualitatif menggunakan organisasi dan
orang sebagai sumber informasi. Melakukan penelitian dalam sebuah organisasi dan dengan
orang-orang yang dikenal atau memiliki koneksi memberikan akses yang lebih mudah untuk
mendapatkan bahan penelitian. Bila tidak ada koneksi atau orang yang dikenal, peneliti dapat
menggunakan teknik pengambilan sampel misalnya snowball sampling.

2. Mengakses Organisasi
Masalah umum penelitian pada organisasi adalah akses, kerahasiaan informasi, dan
keterbatasan waktu informan. Organisasi terkadang enggan berpartisipasi jika tidak ada hal
yang menguntungkan baginya. Untuk dapat melakukan penelitian pada sebuah organisasi,
sementara tidak memiliki akses ke dalam organisasi tersebut, maka memperkenalkan proyek
penelitian melalui pengiriman proposal penelitian sangat penting untuk dilakukan.
Perwakilan perusahaan bisnis sering ingin mengetahui dengan cepat dan efisien tentang
masalah seperti:
a. Apa relevansi riset dari sudut pandang praktis?
b. Sumber daya apa yang dibutuhkan dari para peserta?
c. Apa manfaat langsung bagi perusahaan?
d. Apa yang bisa dilakukan untuk memastikan kerahasiaan?

3. Mengakses Individu
Partisipasi individu dalam penelitian harus bersifat sukarela. Penting bagi peneliti untuk
melakukan negosiasi kepada individu calon partisipan untuk meminta izin akan dilibatkan
dalam penelitian. Partisipan juga memiliki hak untuk mendapat informasi seperti tujuan
penelitian, perannya dalam penelitian, dan manfaat yang bisa diperoleh dengan ikut
berpartisipasi. Peserta penelitian memiliki hak untuk menerima informasi yang memadai
tentang apa partisipasi mereka dalam praktek. Jika memberikan informasi mendetail tentang
riset mengarah pada penolakan, akan lebih baik untuk mendengarkan sebelum penelitian
dimulai daripada pada tahap akhir proyek.

4. Membuat Kesepakatan Penelitian


Penelitian yang melibatkan perusahaan besar biasanya memerlukan perjanjian
penelitian tertulis yang berisi ringkasan tujuan proyek, jenis informasi yang diinginkan,
imbalan atas partisipasi peserta, termasuk rincian tentang anonimitas, kerahasiaan, etika, hak
kepemilikan, jadwal, publikasi, dan sumber daya apa yang dibutuhkan peneliti dari
perusahaan. Para pelaku bisnis sering meminta agar mereka diizinkan untuk membaca
rencana penelitian, dan juga laporan riset akhir sebelum selesai atau tersedia untuk umum.

5. Hubungan Peneliti – Partisipan


Dalam riset kualitatif, jarak peneliti dengan partisipan sebisa mungkin harus sangat
dekat karena membantu memudahkan peneliti memperoleh informasi dari partisipan sebagai
narasumber yang memiliki pengetahuan tentang masalah yang akan diteliti. Penelitian
kualitatif melibatkan perspektif sehingga penting untuk memperoleh pemahaman partisipan
dari sudut pandang mereka

B. ETHICS IN RESEARCH

1. Pentingnya Etika dalam Penelitian Bisnis


Etika meliputi cara untuk menjalani hidup. Masyarakat dan ekonomi diatur oleh
sejumlah undang-undang dan peraturan tertulis dan tidak tertulis, dan isu-isu baru untuk
peraturan etis muncul sebagai masyarakat - dan sains khususnya - menjadi lebih kompleks.
Prinsip-prinsip etika, seperti informed consent, penghindaran penipuan, bahaya atau risiko,
dan prinsip Kant, memperlakukan orang lain selalu sebagai tujuan dan tidak pernah berarti,
semua berjalan seiring dengan cara melihat peneliti terkait dengan topik yang diteliti, atau
produksi pengetahuan, dengan cara yang lebih umum. Penelitian dan peneliti harus mengikuti
prinsip etika dan pedoman berdasarkan prinsip etika yang diterima secara umum. Prinsip
etika dan pedoman tersebut berperan sebagai kode etik penelitian dan sebagai pedoman untuk
menghasilkan suatu prosedur yang dapat digunakan untuk menangani permasalahan yang
mungkin terjadi. Etika penelitian dalam riset bisnis kualitatif sebagian besar hanya berkaitan
dengan proses pengumpulan data etnografis dan proses wawancara dalam penelitian
etnografis atau studi kasus.

1
2. Hubungan Peneliti – Partisipan
Hubungan antara peneliti dan partisipan dapat dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu:
a. Peneliti berada pada posisi netral dan jaraknya jauh dari objek yang diteliti. Partisipan
yang diteliti berperan sebagai subjek, sumber data, dan responden dalam penelitian.
b. Peneliti dapat setengah berpartisipasi (selain sebagai peneliti juga sebagai partisipan)
dalam penelitian, partisipan yang diteliti bertindak sebagai informan.
c. Peneliti berpartisipasi secara aktif dalam aktivitas penelitian, bertindak sebagai
fasilitator, bahkan agen perubahan.
Hubungan peneliti dengan partisipan dalam penelitian kualitatif relatif dekat. Peneliti
dan partisipan dapat menjadi teman dan menjalin hubungan yang erat dalam jangka waktu
yang lama. Meski demikian, penting bagi peneliti untuk tetap mengikuti prinsip etika seperti
menjaga kerahasiaan identitas informan, menjaga hubungan kepercayaan, dan mencegah
pelanggaran etika selama proses penelitian.

3. Sponsor dan Etika Penelitian


Sponsor dalam penelitian dapat berupa organisasi seperti universitas, lembaga
pembiayaan, atau perusahaan. Sponsor berkaitan dengan proyek penelitian kaitannya dengan
dukungan pendanaan penelitian. Sebagai timbal baliknya, sponsor mengharapkan hasil dari
penelitian yang dilakukan peneliti yang disponsorinya. Penggunaan sponsor biasanya tidak
menimbulkan masalah jika sponsor dan peneliti membuat perjanjian atau kontrak terkait
proyek riset, menyetujui kontrak, dan menghormati posisi masing-masing pihak.

4. Praktik Ilmiah yang Baik


Aturan tentang praktik ilmiah yang baik dan kode etik riset sebagian besar
mengadaptasi kode etik yang dikembangkan oleh ISA (International Sosiological
Association), APA (American Psychological Association), dan ASA (American Sociological
Association) meliputi:
a. Keikutsertaan partisipan sifatnya sukarela, bukan karena diharuskan untuk ikut karena
posisi atau jabatan yang dimilikinya. Partisipan harus diberi kesempatan untuk menolak
berpartisipasi atau mengundurkan diri dari partisipasi.
b. Peneliti memberi informasi kepada partisipan terkait tujuan penelitian, prosedur
penelitian, peran partisipan, identitas peneliti, dan manfaat apa yang akan diperoleh
dengan berpartisipasi dalam penelitian tersebut.

2
c. Peneliti harus menentukan nantinya hasil penelitiannya itu akan dimasukkan ke dalam
kelompok pengetahuan yang mana.
d. Peneliti dan penelitian yang dilakukan tidak boleh menimbulkan dampak negatif bagi
partisipan.
e. Peneliti harus menjaga anonimitas dan privasi partisipan.
f. Penelitian harus orisinil dan bukan merupakan hasil plagiarism. Dengan demikian,
peneliti harus memperhatikan pedoman menulis rujukan dan referensi.

C. QUALITATIVE RESEARCH MATERIALS

1. Data Penelitian Kualitatif


Sebagian besar peneliti bisnis mengumpulkan data empiris untuk proyek penelitian
mereka dan menggunakan berbagai jenis metode pengumpulan data untuk tujuan ini. Setiap
metode pengumpulan data membutuhkan beberapa pengetahuan dan keterampilan khusus
yang didapat dengan mempelajari, bereksperimen, berlatih, dan dengan merefleksikan tujuan
dan praktik dalam mengumpulkan data untuk studi yang dilakukan. Pendekatan riset yang
dipilih, dan pertanyaan riset harus menjadi panduan dalam menentukan jenis data empiris
mana yang paling berguna dalam penelitian.

2. Wawancara Kualitatif
Wawancara terdiri dari pembicaraan antara dua orang atau lebih yang disusun menjadi
serangkaian pertanyaan dan jawaban. Wawancara bisa dilakukan dengan tatap muka melalui
telepon atau online. Wawancara kualitatif bertujuan menghasilkan bahan empiris untuk
penelitian yang dilakukan. Hal yang harus diingat adalah mengembangkan pertanyaan
wawancara yang terkait, namun tidak sama dengan pertanyaan penelitian. Ide dasarnya
adalah pertanyaan wawancara memberikan materi yang akan membantu menjawab penelitian
melalui analisis yang cermat. Silverman memberikan tipologi studi wawancara yang
meliputi: 1) Positivist (naturalis atau realis) yang tertarik terhadap fakta, 2) Emosionalis
(subjektivitas), dan 3) Konstruksionis. Beberapa jenis pertanyaan yang dapat digunakan
dalam wawancara kualitatif:
a. Terbuka dan tertutup, pertanyaan terbuka yang mendorong lebih banyak pembicaraan.
b. Sederhana dan kompleks, pertanyaan sederhana lebih mudah dipahami dan dijawab.
c. Netral dan terkemuka, pertanyaan netral memberi lebih banyak pilihan bagi peserta.
d. Langsung dan tidak langsung, pertanyaan langsung lebih sesuai untuk isu sensitif.

3
e. Primer dan sekunder, kombinasi keduanya bisa digunakan untuk mendapatkan data
yang lebih lengkap.

3. Melakukan Observasi
Observasi merupakan suatu metode pengumpulan data empiris. Peneliti dapat
melakukan kontak langsung maupun tidak langsung dengan yang di observasi. Terdapat
empat dimensi metode observasi, yaitu:
a. Observasi partisipasi dan non partisipasi, dilakukan bergantung pada apakah peneliti
menjadi bagian dari situasi yang dipelajari atau tidak.
b. Observasi obtrusive dan non-obtrusive, dilakukan bergantung pada apakah partisipan
mengetahui bahwa dirinya sedang diobservasi atau tidak.
c. Observasi alami dan buatan, bergantung pada apakah suatu tindakan yang diobservasi
terjadi secara alami atau disengaja.
d. Observasi terstruktur dan tidak terstruktur, bergantung pada apakah observasi dilakukan
menggunakan checklist atau tidak.
Keuntungan menggunakan metode observasi adalah dapat merekam suatu tindakan
sesuai dengan yang terjadi, tetapi observasi tidak menjelaskan apa yang dipikirkan orang lain
atas tindakan yang dilakukan.

4. Data Tekstual
Saat ini berbagai jenis teks bacaan memberikan data penelitian yang semakin relevan.
Materi tekstual yang digunakan untuk tujuan penelitian mencakup dua teks yaitu jenis teks
primer dan teks sekunder. Teks sekunder dapat menjadi peluang bagus untuk penelitian bisnis
kualitatif seperti studi akuntansi yang berorientasi pada teks yang diterbitkan dan dipelajari
sebagai “artefak” (laporan formal, pernyataan notulen dan lainnya).

5. Materi Visual
Dalam penelitian, materi visual mengacu pada data yang berbentuk lisan seperti
gambar, video, CD-ROM, dan lainnya. Namun dalam ilmu sosial, materi visual tidak begitu
umum dan penggunaannya yang sistematis, khususnya tetap agak terbatas. Materi visual
dapat digunakan dalam dua cara utama dalam proyek penelitian kualitatif. Pertama,
digunakan sebagai data empiris, yang berarti menganalisis banyak hal dengan cara yang
sama seperti wawancara, dokumen, dan data kualitatif lainnya. Kedua, materi visual dapat
digunakan untuk menganalisis makna budaya visual dalam masyarakat.

4
D. Electronic Research

1. Meningkatkan Relevansi Penelitian Elektronik


Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah membantu hidup
manusia, bekerja dan melakukan bisnis. Bersamaan dengan pertumbuhan perdagangan
elektronik di perusahaan bisnis, teknik penelitian elektronik dan online telah berkembang
untuk tujuan seperti analisis pasar, perencanaan produk, pengujian preferensi dan segmentasi
konsumen. Meningkatnya penggunaan teknologi juga menawarkan berbagai cara baru dalam
melakukan penelitian akademik secara elektronik. Teknik tersebut dimediasi melalui
komputer, teknologi baru seperti telepon genggam yang telah berkembang dalam riset
kualititatif. Terdapat tiga kategori utama dari riset elektronik:
a. Riset literatur yang dipublikasi di media elektronik seperti CD-ROM atau internet.
b. Data elektronik yang sudah ada di internet seperti laporan tahunan atau dokumen
perusahaan lainnya yang ditujukan untuk proyek penelitian spesifik.
c. Mencari literatur data yang dibuat oleh pengguna teknologi penelitian elektronik
melalui layanan yang ditawarkan perpustakaan atau di internet.

2. Data Elektronik yang Ada


Tantangan terbesar bagi seorang periset bisnis bukanlah kekurangan bahan-bahan,
melainkan relevansi dan kualitasnya. Sama seperti dalam mencari literatur penelitian
elektronik, kuncinya adalah mencari tahu apa jenis materi yang ingin ditemukan. Hal tersebut
berkaitan dengan mencari informasi dasar tentang industri penerbangan, strategi perusahaan
jasa global, buku harian atau blog penulis bisnis. Baik perpustakaan dan internet adalah
tempat yang baik untuk mulai mencari data empiris yang ada atau industri, perusahaan dan
orang-orang bisnis.

3. Metode Penelitian Online


Metode penelitian online (atau virtual) adalah versi yang dimediasi komputer dari cara-
cara tradisional dalam mengumpulkan data. Metode pengumpulan data kualitatif, mulai dari
wawancara dan fokus grup hingga observasi, telah diadaptasi dari online atau virtual melalui
alat teknologi seperti e-mail, web, dan paket perangkat lunak tertentu. Keuntungan dari
metode ini dalam bisnis riset adalah fleksibilitas, hemat biaya, akses terhadap individu/grup,
dan akses geografi. Metode pengumpulan data kualitatif telah disesuaikan untuk penggunaan

5
online atau virtual, metode tersebut antara lain:
a. Wawancara online dan focus group, menyerupai bagian tradisional untuk sebagian
besar. Namun karena teknologi yang digunakan dalam merancang dan mengejarnya,
dibagi menjadi dua jenis utama: synchronous dan asynchronous. Perbedaan utamanya
adalah bahwa wawancara synchronous berlangsung secara real time, sedangkan
wawancara asynchronous tidak.
b. Virtual ethnography, dilakukan dengan berinteraksi di chat room, kelompok diskusi,
dan situs interaktif yang berlangsung dalam kelompok, komunitas, atau jaringan virtual.
Terdapat beberapa masalah atau tantangan dalam metode penelitian online seperti:
kurangnya ketertarikan dari sumber data (pengusaha), confidential data yang diragukan,
kompetensi dalam menggunakan teknologi dan verifikasi identitas (seperti bagaimana penulis
riset dapat bertanggung jawab jika respon benar-benar dari CEO dan bukan dari
sekretarisnya). Menggunakan software seperti CAQDAS (Computer-Assisted Qualitative
Data Analysis) untuk mengalisis data mungkin menguntungkan tetapi itu bukan berarti
penulis riset dapat berhenti berfikir untuk membuat design hubungan antara pertanyaan riset,
analisis, dan hasil.

4. Komputer dalam Penelitian Kualitatif


Program komputer tersedia secara luas dan dapat membantu peneliti dalam menangani
sebagian besar data kualitatif. Penggunaan komputer mulai dari membuat catatan di
lapangan, menulis atau menyalin catatan, membuat materi wawancara, menyunting,
mengkode, melampirkan kata kunci, hingga menghubungkan data. Semua aktivitas ini akan
lebih mudah ditangani dengan program perangkat lunak CAQDAS (Computer-Assisted
Qualitative Data Analysis) yang dirancang khusus untuk mengatur dan menganalisa data
penelitian kualitatif.
Kerugian atau keterbatasan yang melekat pada penggunaan CAQDAS sebagian besar
terkait dengan kualitas teknis. Ketika merencanakan untuk menggunakan CAQDAS, harus
memikirkan pertanyaan dan masalah seperti apakah yang menjadi perbedaan utama yang
dapat dilakukan dengan perangkat lunak dan dengan program pengolah kata, antara lain:
a. Apakah berencana untuk memanfaatkan fungsi-fungsi spesifik dari pengembangan
perangkat lunak, atau apakah akan menggunakan perangkat lunak dengan cara yang
sama seperti pengolah kata?
b. Dapatkah analisis kualitatif secara umum dimasukkan ke dalam paket perangkat lunak
dan dilakukan dengan perangkat itu?

6
Perlu diingat bahwa tidak semua bentuk analisis mendapatkan penggunaan perangkat lunak.

7
DAFTAR REFERENSI

Paivi Eriksson dan Anne Kovalainen. 2008. Qualitative Methods in Business Research.
London: SAGE Publications Ltd.

Anda mungkin juga menyukai