Anda di halaman 1dari 11

RINGKASAN MATERI

AKUNTANSI MANAJEMEN
“Quality and Environment Cost Management”

Oleh :

KELOMPOK 4

P Lelyta Apti Dhina Apsari 1881611038

I Nyoman Arsana 1881611039

Desak Putu Nitya Dewi 1881611040

Kadek Shintya Rahayu Dewi Damayanthi 1881611041

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Manajemen

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2018

1
Ringkasan Materi
Quality and Environment Cost Management
(Hansen, Mowen & Guan.Cost Management Accounting & Control Sixth Edition)

1. PENGUKURAN BIAYA KUALITAS


Melalui 2 cara, yaitu dengan meningkatkan pelanggan dan dengan
mengurangi biaya, kita dapat meningkatkan kualitas dan meningkatkan
profitabilitas. Dalam pasar persaingan yang ketat peningkatan permintaan dan
penghematan biaya dapat menjadi penentu apakah suatu usaha dapat
berkembang atau sekedar bertahan hidup. Biaya kualitas adakalanya cukup
besar dan dapat merupakan sumber penghematan yang cukup signifikan.
Peningkatan kualitas dapat menghasilkan peningkatan yang berarti dalam
profitabilitas dan efisiensi perusahaan secara keseluruhan. Kualitas telah
menjadi dimensi kompetitif yang penting bagi perusahaan manufaktur maupun
jasa, juga bagi usaha kecil dan usaha besar.

1.1 DEFINISI KUALITAS


Mendefinisikan kualitas sebagai kebaikan merupakan makna sangat umum
yang tidak memiliki makna operasional. Sebuah produk atau jasa yang
berkualitas adalah produk atau jasa yang mampu memenuhi atau bahkan
melebihi harapan pelanggan. Kualitas didefinisikan ke dalam delapan dimensi:
a) Kinerja: seberapa konsisten dan seberapa baik produk tersebut dapat
berfungsi.
b) Estetika: berhubungan dengan wujud fisik dari produk, misalnya: gaya.
c) Service: kemudahan dalam pemeliharan dan atau perbaikan produk.
d) Fitur (kualitas desain): karakteristik produk yang membedakannya dengan
produk lain yang sejenis.
e) Keandalan: kemungkinan bahwa produk atau jasa akan berfungsi sesuai
yang diharapkan selama jangka waktu tertentu.
f) Tahan lama: jangka waktu berfungsinya produk.
g) Kualitas kesesuaian: seberapa baik produk memenuhi spesifikasi yang
diinginkan.
h) Kesesuaian penggunaan: kesinambungan produk dalam melakukan fungsi
yang diharapkan.
1.2 DEFINISI BIAYA KUALITAS
Biaya kualitas adalah biaya yang muncul karena kualitas yang buruk
mungkin akan atau telah terjadi. Biaya kualitas ini berhubungan dengan dua
jenis aktivitas:
1) Aktivitas pengendalian (control activities) yaitu aktivitas yang dilakukan
untuk mencegah atau mendeteksi kualitas yang buruk (karena kualitas yang
buruk mungkin muncul). Aktivitas pengendalian terdiri dari aktivitas
pencegahan dan aktivitas penilaian. Biaya pengendalian adalah biaya yang
digunakan untuk melakukan aktivitas pengendalian.
2) Aktivitas kegagalan (failure activities) yaitu aktivitas yang dilakukan oleh
organisasi atau pelanggannya dalam menanggapi kualitas yang buruk
(kualitas yang buruk sudah terjadi). Aktivitas kegagalan terdiri dari aktivitas
kegagalan internal dan aktivitas kegagalan eksternal. Biaya kegagalan
adalah biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan akibat terjadinya
aktivitas kegagalan.

Pembahasan tentang aktivitas yang terkait dengan kualitas menyebabkan


munculnya empat kelompok biaya kualitas, yaitu:
1) Biaya Pencegahan (prevention cost) adalah biaya-biaya yang dikeluarkan
untuk mencegah dihasilkannya kualitas yang buruk. Contoh: perekayasaan
kualitas, program pelatihan kualitas, perencanaan kualitas, pelaporan
kualitas, pemilihan dan evaluasi pemasok, audit kualitas, dll.
2) Biaya Penilaian (appraisal cost) badalah biaya-biaya yang dikeluarkan
untuk mendeteksi danya kualitas yang buruk. Contoh: inspeksi dan
pengujian bahan, inspeksi pengemasan, supervise terhadap aktivitas
penilaian, penerimaan produk, penerimaan proses, inspeksi dan pengujian
peralatan, dll.
3) Biaya Kegagalan Internal (internal failure cost) adalah biaya-biaya yang
dikeluarkankarena produk gagal memenuhi persyaratannya dan kegagalan
ini diketahui sebelum dilakukan penjualan ke pihak luar. Contoh: bahan sisa,
pengerjaan ulang, inspeksi ulang, pengujian ulang, dan perubahan desain.
4) Biaya Kegagalan Eksternal (external failure cost) adalah biaya yang terjadi
karena produk gagal memenuhi persyaratannya setelah terjadinya penjualan
kepada pihak luar. Contoh: biaya penarikan produk, kerugian penjualan,
return, garansi, ketidakpuasan pelanggan, hilangnya pangsa pasar, dll.

1.3 MENGUKUR BIAYA KUALITAS


Biaya kualitas dapat dilihat dari data yang tersedia dalam catatan akuntansi
perusahaan (observable costs), namun ada biaya-biaya kesempatan yang
muncul sebagai akibat adanya kualitas yang buruk dan tidak terdapat dalam
catatan akuntansi (hidden costs). Ada tiga metode yang dapat digunakan untuk
mengestimasi biaya kualitas yang tersembunyi, yaitu:
1) Metode Pengali (Multiplier Method)
Metode ini mengasumsikan bahwa biaya kegagalan total merupakan
perkalian dari beberapa biaya kegagalan.
Total biaya kegagalan eksternal = k (biaya kegagalan eksternal yang
terukur)
dimana k = efek pengali. Nilai k diperoleh berdasarkan pengalaman.

2) Metode Penelitian Pasar (Market Research Method)


Metode ini menggunakan metode penelitian pasar yang formal untuk
menilai pengaruh kualitas yang rendah terhadap penjualan dan pangsa pasar.
Misal: melalui survei pelanggan dan wawancara dengan tenaga penjualan
perusahaan.
3) Fungsi Kerugian Kualitas Taguchi (Taguchi Loss Function Function)
Metode ini mengasumsikan bahwa variasi dari suatu nilai target dalam
suatu karakteristik kualitas dapat menyebabkan biaya kualitas tersembunyi.
L(y) = k(y – T)2
dimana:
k = konstanta terkait dengan struktur biaya kegagalan eksternal
y = nilai aktual dari karakteristik kualitas
T = nilai target dari karakteristik kualitas
L = kerugian atas kualitas
Untuk menggunakan fungsi kerugian Taguchi, nilai k harus diestimasi.
Dimana nilaik k dihitung dengan membagi estimasi biaya pada salah satu
batas spesifikasi tertentu dengan deviasi kuadrat dari batas nilai target.
k = c/d2
dimana:
c = kerugian pada batas spesifikasi atas atau bawah
d = jarak batas dari nilai target

1.4 PELAPORAN BIAYA KUALITAS


Pelaporan biaya kualitas dapat dilakukan dengan menilai biaya kualitas
aktual dalam periode yang bersangkutan. Informasi ini dapat dilihat dengan
mudah melalui persentase biaya kualitas terhadap penjualan aktual. Pencatatan
secara rinci biaya kualitas berdasarkan kategorinya dapat menunjukkan dua hal
penting:
1) Besarnya biaya kualitas dalam setiap kategori memungkinkan manajer
menilai dampak keuangannya.
2) Distribusi biaya kualitas menurut kategori memungkinkan manajer menilai
kepentingan relatif dari masing-masing kategori.

2. PENGGUNAAN INFORMASI BIAYA KUALITAS


Pelaporan biaya kualitas digunakan untuk memperbaiki dan mempermudah
perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan manajerial. Penggunaan
informasi biaya kualitas untuk keputusan-keputusan implementasi program
kualitas dan untuk mengevaluasi efektifitas program tersebut setelah di
implementasikan hanya merupakan salah satu potensi penggunaan dari sistem
biaya kualitas.

3. CONTROLLING QUALITY COST


3.1 THE TRADITIONAL APPROACH
Pandangan tradisional terhadap kualitas adalah bahwa terdapat pertukaran
antara biaya kontrol (pencegahan dan nilai) dan biaya kegagalan (kegagalan
eksternal dan internal). Ketika biaya pencegahan dan penilaian meningkat,
seharusnya biaya kegagalan menurun. Selama penurunan biaya kegagalan lebih
besar dari kenaikan korespondensi dalam biaya kontrol, perusahaan tersebut
harus terus memperluas usahanya untuk mencegah atau mendeteksi unit-unit
yang tidak sesuai kualitasnya. Sampai pada akhirya, suatu titik dicapai, dimana
setiap kenaikan biaya tambahan ini lebih banyak dari pengurangan
korespondensi dari biaya-biaya kegagalan. Tanpa perubahan dalam teknologi,
titik ini mewakili tingkat minimum dari total biaya kualitas. Ini adalah
keseimbangan optimal antara biaya kontrol dan biaya kegagalan dan
diilustrasikan dengan gambar berikut.
Dua fungsi biaya diasumsikan yaitu biaya kontrol dan biiaya kegagalan.
Fungsi kontrol adalah kurva yang menurun ke bawah, menunjukkan persentase
unit cacat yang meningkat ketika jumlah dana yang dikeluarkan untuk aktivitas
pencegahan dan penilaian meningkat. Fungsi biaya kegagalan adalah grafik
yang meningkat ke atas, menunjukkan bahwa biaya kegagalan meningkat ketika
jumlah unit barang cacat meningkat. Total biaya kualitas menurun ketika
kualitas meningkat sampai pada titik tertentu. Tingkat optimal unit cacat
diidentifikasi dan perusahaan bekerja untuk bekerja untuk mencapai tingkat
tersebut. Tingkat unit cacat yang diterima ini diidentifikasi sebagai tingkat
kualitas yang dapat diterima (acceptable quality level – AQL).

3.2 THE TOTAL QUALITY APPROACH


Sudut pandang AQL berdasarkan pada definisi produk detektif (cacat)
tradisionsl. Dalam skema klasik, sebuah produk detektif (cacat) jika beradadi
luar batas yang dapat ditoleransi untuk suatu karakteristik kualitas. Di bawah
pandangan ini, biaya kegagalan hanya muncul jika produk-produk gagal untuk
sesuai dengan spesifikasinya dan pertukaran optimal ada antara biaya gagal dan
kontrol. Pandangan AQL mengizinkan, dan kenyataannya, mendorong produksi
sejumlah tertentu unit yang cacat. Pada dasarnya, model cacat nihil mengklaim
bahwa nerupakan keuntungan biaya untuk mengurangi unit yang tidak sesuai
dengan kualitas smpai titik nol.menurut pandangan model kualitas sehat, suatu
kerugian dialami dari aktivitas produksi produk yang bervariasi dari nilai
sasaran dan semakin jauh jaraknya dari nilai sasaran, maka semakin besar
kerugiannya. Model kualitas sehat memperketat definisi unit cacat, memurnikan
pandangan kita terhadap biaya kualitas, dan mengintensifkan persaingan
kualitas.
Tingkat optimal bagi biaya kualitas adalah tingkat dimana produk-produk
yang diproduksi memenuhi nilai sasaran. Pencarian untuk menemukan cara-cara
mencapai nilai sasaran menciptakan dunia kualitas yang dinamis, berlawanan
dengan dunia kualitas yang statis dari AQL.

3.3 TYPES OF QUALITY PERFORMANCE REPORTS


Tiga tipe pengukuran dan pelaporan perkembangan atas biaya kualitas
dalam suatu program peningkatan kualitas, yaitu:
1) Laporan standar interim
Pada laporan ini menjelaskan bahwa tingkat biaya kualitas dianggarkan
pada masing-masing kategori biaya kualitas dan pada akhir suatu periode
biaya kualitas yang dianggarkan dibandingkan dengan biaya kualitas actual.
Pelaporan ini berguna bagi manajemen untuk mengukur seberapa besar
kemajuan program perbaikan kualitas yang telah dicapai pada periode
berjalan.
2) Trend periode berganda
Pada laporan ini, laporan biaya kualitas periode berjalan dibandingkan
dengan biaya kualitas tahun sebelumnya. Laporan ini membantu manajemen
dalam mengevaluasi kemajuan program perbaikan kualitas yang telah
dijalankan.
3) Laporan kinerja kualitas jangka panjang
Laporan ini membandingkan biaya kualitas actual periode sekarang dengan
biaya yang diinginkan jika standar cacat nihil telah dipenuhi (diasumsikan
tingkat penjualan sama dengan periode ini). Laporan ini dapat membantu
manajemen mencapai sasaran cacat nihil.
4. MENDEFINISIKAN, MENGUKUR, DAN MENGENDALIKAN BIAYA
LINGKUNGAN
Biaya lingkungan adalah biaya-biaya yang terjadi karena kualitas
lingkungan yang buruk atau kualitas lingkungan yang buruk mungkin terjadi.
Biaya lingkungan dapat ditelusuri dan dilaporkan kepada pihak manajemen.
Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk menelusuri biaya lingkungan pada
suatu produk. Penelusuran biaya untuk suatu produk dapat dilihat bagaimana
biaya lingkungan itu dibebankan. Pertama, jenis produk homogen biaya
lingkungannya dibebankan berbasis fungsi. Maka biaya lingkungan
dapat ditelusuri dengan melihat biaya lingkungan yang dibebankan pada produk
menggunakan penggerak tingkat unit seperti pemakaian jumlah jam tenaga
kerja dan jam mesin. Kedua, untuk jenis produk yang lebih bervariasi, biaya
lingkungan dibebankan berdasarkan aktivitas (hamper sama dengan pendekatan
ABC). Maka biaya lingkungan dapat ditelusuri dari aktivitas-aktivitas yang
dilalui untuk menghasilkan suatu produk.
Perbaikan kinerja lingkungan akan menurunkan total biaya lingkungan yang
nantinya juga akan menghasilkan keuntungan keuangan yang signifikan. Karena
dengan adanya perbaikan kinerja lingkungan (disebut dengan ekoefisiensi),
itu artinya ada kemungkinan pengurangan biaya lingkungan yang akan
dikeluarkan perusahaan.
Biaya lingkungan bisa dibebankan pada produk dan proses tanpa harus
sebagai beban terpisah. Pembebanan langsung biaya lingkungan pada
produk dapat dijadikan dasar oleh manajemen untuk menentukan harga
jual dan memberikan informasi manajerial yang bermanfaat diantaranya,
dapat diketahui apakah suatu produk menguntungkan atau tidak untuk
menentukan langkah apa yang akan diambil manajemen.
Biaya lingkungan dapat diklasifikasikan menjadi empat kategori: biaya
pencegahan, biaya deteksi, biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan
eksternal.
1) Biaya pencegahan lingkungan (environmental prevention costs) adalah
biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan untuk mencegah diproduksinya
limbah dan/atau sampah yang dapat merusak lingkungan.
2) Biaya deteksi lingkungan (environmental detection costs) adalah biaya-
biaya untuk aktivitas yang dilakukan untuk menentukan bahwa produk,
proses dan aktivitas lain di perusahaan telah memenuhi standar lingkungan
yang berlaku atau tidak.
3) Biaya kegagalan internal lingkungan (environmental internal failure costs)
adalah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan karena diproduksinya
limbah dan sampah, tetapi tidak dibuang ke lingkungan luar. Jadi, biaya
kegagalan internal terjadi untuk menghilangkan dan mengolah limbah dan
sampah ketika diproduksi.
4) Biaya kegagalan eksternal lingkungan (environmental external failure costs)
adalah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan setelah melepas limbah
atau sampah ke dalam lingkungan. Biaya kegagalan eksternal yang
direalisasi adalah biaya yang dialami dan dibayar oleh perusahaan.
Biaya kegagalan eksternal yang tidak direalisasikan atau biaya social
disebabkan oleh perusahaan, tetapi dialami dan dibayar oleh pihak-pihak di
luar perusahaan

Dari penjelasan diatas, cara terbaik yang dapat dilakukan untuk


mengendalikan biaya lingkungan adalah dengan cara menginvestasikan lebih
banyak pada aktivitas pencegahan dan deteksi. Semakin banyak investasi yang
dilakukan ada aktivitas pencegahan dan deteksi, maka akan makin sedikit
peluang untuk munculnya biaya yang akan dikeluarkan untuk biaya
kegagalan internal dan eksternal
Pandangan umum yang selama ini ada yaitu perbaikan kinerja lingkungan
merupakan tindakan amal dan derma. Namun, dengan adanya peraturan
lingkungan di berbagai Negara yang semakin ketat dimana sanksi ataupun
denda atas pencemaran lingkungan yang diakibatkan sangat besar memaksa
perusahan-perusahaan untuk menaruh perhatian pada lingkungan. Secara
keuangan perusahaan tidak memiliki tanggung jawab atas biaya lingkungan,
namun perbaikan kinerja lingkungan dengan menginvestasikan dana
untuk biaya lingkungan akan meningkatkan efisiensi dan memberikan
stimulus untuk melakukan inovasi serta mengurangi biaya sosial yang
nantinya akan memperburuk citra perusahaan. Kini, keberhasilan
penyelesaian-penyelesaian masalah lingkungan dapat menciptakan keunggulan
bersaing bagi perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

Liming Guan; Don R. Hansen; Maryanne M. Mowen. 2009. Cost Management. 6th
Edition. South-Western Cengage Learning. USA.

Anda mungkin juga menyukai