1.
2.
3.
4.
5.
Oleh :
KELOMPOK 3
Menurut Watt & Zimmerman (1986) tujuan teori akuntansi adalah untuk menjelaskan
dan memprediksi praktek akuntansi. Penjelasan (explanation) menguraikan alasan mengapa
suatu praktik dilakukan. Misalnya teori harus menjelaskan mengapa suatu praktek dilakukan,
sebagai contoh teori harus menjelaskan mengapa banyak perusahaan lebih menyukai
menggunakan metode FIFO dibanding LIFO, sedangkan prediksi (prediction) berarti teori
harus mampu memprediksi berbagai fenomena praktik akuntansi yang belum dijalankan.
Fenomena yang belum dijalankan tidak selalu fenomena yang akan datang, bisa
fenomena yang telah terjadi tetapi belum ada bukti secara empiris untuk menjustifikasi
fenomena tersebut. Sebagai contoh teori akuntansi dapat menyediakan hipotesis tentang atribut
perusahaan yang menggunakan metode FIFO dengan yang menggunakan metode LIFO,
sehingga dapat diuji penggunaan data historis pada perusahaan yang menggunakan dua metode
tersebut. Jadi teori merupakan pernyataan-pernyataan tentang hubungan logis (logical
relationship) antara variabel atau perilaku variabel-variabel alam atau sosial yang dapat
digunakan untuk menjelaskan (explanation) dan memprediksi (prediction) berbagai fenomena
tersebut.
Teori positif mulai berkembang sekitar tahun 1960-an yang dipelopori oleh Watt &
Zimmerman menitik beratkan pada pendekatan ekonomi dan perilaku dengan munculnya
hipotesis pasar efisien dan teori agensi. Hipotesa yang digunakan oleh Watt & Zimmerman ada
3, yaitu (1) perencanaan bonus, (2) perjanjian hutang dan ( 3) biaya proses politik. Teori positif
lebih mengacu pada penelitian empiris yang memaksimalkan keuntungan (baik investor,
manajer maupun masyarakat luas) dalam memilih metode akuntansi yang ada.
1
CHAPTER 2
The Efficient Market Hypothesis and Capital Asset Pricing Model
Hipotesis pasar efisien melahirkan literatur empiris mengenai hubungan antara laba
akuntansi dan harga saham, serta hubungan antara perubahan dalam prosedur akuntansi dan
harga saham. Hipotesis pasar efisien juga menyebabkan perubahan dasar pemikiran terhadap
pengaturan pengungkapan perusahaan. Ekonomi berbasis literature yang empiris digunakan
untuk menyelidiki implikasi dari hipotesis pasar efisien (EMH) dan capital asset pricing model
(CAPM) dengan menggunakan angka akuntansi dalam memasok informasi kepasar modal
untuk tujuan penilaian.
2
3. Strong form test, dalam pengujian ini, himpunan informasi (0,) mencakup semua informasi
yang diketahui siapapun pada saat ini (misalnya, rencana manajemen terhadap investasi
produk di masa depan dan kebijakan harga). Beberapa orang mengharapkan bentuk EMH
konsisten terhadap data. Hipotesis bahwa harga surat berharga benar-benar
menggambarkan seluruh informasi baik yang dipublikasikan maupun tidak.
Secara umum, pasar modal sesuai dengan hipotesis semistrong form test (weak form
test merupakan bagian tertentu dari semistrong form) dan pada umumnya diterima oleh peneliti
sebagai deskriptif. Biasanya, referensi semistrong form test ini memenuhi syarat untuk EMH
.
Inti dari EMH adalah kompetisi dalam informasi. Kompetisi mendorong investor dan
analisis keuangan untuk memperoleh informasi mengenai perusahaan dari berbagai sumber
diluar laporan keuangan perusahaan dan bahkan diluar perusahaan itu sendiri. Harga sekuritas
rata-rata, dalah harga pasar saham yang efisien disesuaikan dengan tingkat pengembalian pasar
yang diharapkan dan merupakan perkiraan yang tepat dari nilai saham dimasa depan (yaitu,
perkiraan objektif mengenai nilai masa depan). Implikasi dari pasar yang efisien jelas
3
bertentangan dengan hipotesis yang menyatakan bahwa laporan akuntansi merupakan satu-
satunya sumber informasi dalam pasar modal.
Kontradiksi-kontradiksi ini menyebabkan peneliti akuntansi menangani dua
pertanyaan, yaitu: apakah perubahan metode akuntansi dan pengaruuh pendapatannya secara
sistematis menyesatkan pasar saham? dan apakah laba akuntansi berhubungan dengan harga
saham atau perubahan harga saham? Pertanyaan-pertanyaan tersebut tentunya berhubungan
dengan harga saham, sementara peneliti akuntansi secara resmi menentukan model yang
mendasari laba atau hubungan harga saham yang mereka uji. Mereka menggunakan CAPM
dan menguji hubungan yang konsisten dengan model tersebut. Tak diragukan lagi bahwa
peneliti akuntansi dipengaruhi oleh CAPM. Himpunan informasi (0), dalam uji ini berisi
mengenai semua informasi yang dipublikasikan di pasar modal pada saat ini. Data ini juga
tersedia dengan biaa yang rendah sehingga diharapkan tidak ada tariff normal sistematis
terhadap tingkat pengembalian yang diamati dalam uji ini.
THE CAPM
CAPM pada dasarnya merupakan generalisasi dari model keppastian terhadap
kesempurnaan Fisher. Kepastian terhadap model yang sempurna berasumsi bahwa:
1. Semua arus kas pada saat sekarang dan untuk masa depan dapat diramalkan oleh individu
dan perusahaan (yaitu kepastian yang sempurna)
2. Pasar modal yang sempurna berarti bahwa:
a. Tidak ada debitur individual atau pemberi pinjaman di pasar modal yang cukup kaya
untuk memiuliki efek pada tingkat suku bunga pasar (tidak ada individu yang dapat
mempengaruhi harga pasar pinjaman).
b. Setiap individu dapat meminjam dan meminjamkan sumber daya yang mereka miliki
di suka bunga pasar.
c. Informasi pada pasar modal gratis, tanpa biaya dan tersedia untuk semua orang.
d. Tidak ada biaya transaksi atau pajak.
e. Semua aset yang tak terhingga terbagi dalam pasar modal.
CAPM pada dasarnya merupakan model satu periode, dimana investasi yang dibuat
terjadi pada awal periode dan arus kas diterima di akhir periode. Model ini berdasarkan pada
asumsi berikut:
1. Tingkat pengembalian aset memiliki distribusi yang dapat sepenuhnya dijelaskan oleh
tingkat pengembalian yang diharapkan dan beberapa ukuran ukuran varians. Alternative,
4
preferensi individu pada tingkat pengembalian dan varians adalah satu-satunya parameter
dari distribusi tingkat pengembalian yang menarik bagi orang-orang.
2. Pasar yang sempurna, berarti bahwa :
a. Investor tidak cukup kaya untuk memiliki pengaruh terhadap harga pasar tas aset
apapun dan tidak ada perusahaan yang cukup besar untuk memiliki pengaruh terhadap
sakumpulan kesempatan yang tersedia untuk investor.
b. Tidak ada biaya transaksi atau pajak yang dipungut.
c. Semua aset yang tak terhingga terbagi.
3. Investor secara rasional menghindari resiko dan memaksimalkan utilitas yang diharapkan
oleh konsumen.
4. Investor berasumsi bahwa orang lain juga bertindak rasional
5. Semua individu di pasar memiliki akses yang sama terhadap informasi tanpa biaya dan
stabil terhadap tingkat pengembalian aset yang diharapkan dan pengembalian varians,
sehingga investor memiliki harapan homogeny.
6. Terdapat aset tanpa resikodan semua individu dapat meminjam dan meminjamkan pada
tingkat tanpa resiko.
5
CHAPTER 3
Accounting Earnings And Stock Prices
6
3. 85%-90% perubahan harga saham yang berkaitan dengan pendapatan tak terduga
terjadi pada waktu sebelum pengumuman/pelaporannya.
4. Hubungan antara sinyal pelaporan pendapatan dan tingkat pengembalian abnormal,
tidak signifikan.
5. Hubungan sinyal perubahan pendapatan dan sinyal tingkat pengembalian abnormal
pada saat pelaporan pendapatan, signifikan.
7
jumlah pendapatannya tidak diketahui, tetapi pasar harus mengharapkan informasi tersebut
untuk dikeluarkan dan varians tingkat pengembalian mengalami peningkatan.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah bahwa pasar mengharapkan peningkatan varians
pengembalian pada pelaporan pendapatan dapat diuji menggunakan call option. Yang
dimaksud call option disini adalah hak untuk membeli sejumlah saham dari sebuah perusahaan
pada tingkat harga tertentu.
Pattel dan Wolfson (1979, 1981) menggunakan call option untuk menguji apakah
pasar mengantisipasi peningkatan varians pada saat dilaporkannya pendapatan. Hasil dari
penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Rata-rata varians mengalami peningkatan diantara dua tanggal pelaporan pendapatan.
2. Rata-rata varians mengalami penurunan selama periode pelaporan
3. Terdapat sebuah korelasi ordinal antara peningkatan besaran rata-rata varians dan
penigkatan variasi harga saham dalam periode pelaporannya
8
CHAPTER 4
Discriminating Between Competing Hypotheses
Sebuah hipotesis pengujian umum dalam literatur akuntansi sebelum pengenalan dari
EMH, CAPM, dan teori positif adalah bahwa pasar saham disesatkan oleh perubahan dalam
prosedur akuntansi. Seperti hipothesis yang bertentangan dengan EMH, yang menyiratkan
bahwa pasar saham bereaksi dengan cara yang objektif untuk semua informasi, termasuk
informasi pada prosedur akuntansi yang telah berubah. Hasil alami, mengingat kepatuhan para
peneliti empirisis sebelumnya untuk methodology ilmiah, merupakan upaya untuk
membedakan secara empiris antara dua hipotesis pengujian.
EMH tidak memiliki prediksi mengenai arah atau tanda perubahan harga saham terkait
dengan perubahan akuntansi. EMH hanya memprediksikan bahwa setiap perubahan harga
saham yang menyertai perubahan akuntansi sedemikian rupa sehingga harga saham yang
dihasilkan adalah perkiraan objektif tentang nilai masa depan saham. Prediksi perubahan harga
saham membutuhkan model penilaian. Dipengaruhi oleh literatur keuangan, para peneliti awal
mengadopsi CAPM dan asumsinya tidak ada biaya informasi dan transaksi. Dampak potensi
arus kas hanya berpengaruh pada aliran prosedur akuntansi yang diasumsikan pajak. Dengan
demikian mereka memperkirakan bahwa perubahan harga saham tidak akan menemani
perubahan akuntansi kecuali perubahan yang terkena pajak.
Hipotesis pengujian bersaing (hipotesis pengujian mekanistik) memiliki prediksi
bertentangan (yaitu, bahwa perubahan akuntansi yang meningkatkan kenaikan laba harga
saham). Para peneliti sebelumnya berusaha untuk membedakan antara dua prediksi
bertentangan. Kaplan dan Roli (1672) menyelidiki perubahan harga saham terkait dengan
perubahan dalam prosedur untuk kredit pajak investasi dan switchbacks penyusutan
menggunakan metodologi event study yang diperkenalkan untuk akuntansi oleh Ball dan
Brown, (1968). Ball (1972) meneliti dampak harga saham dari semua jenis perubahan pajak,
dengan alasan bahwa harga saham efek dari perubahan yang mempengaruhi pajak tidak akan
mempengaruhi prediksi.
Kedua studi mengungkapkan bahwa masalah metodologis terkait dengan penggunaan
event studi untuk menguji dampak dari perubahan harga saham akuntansi. Masalah diamati
dalam kedua hasil adalah seleksi bias dalam hal pendapatan kontemporer yang tak terduga yang
mencegah "rata-rata" dari variabel lain selain perubahan akuntansi. Masalah kedua hadir pada
studi Kaplan dan Roll, yang mengelompokkan pengamatan dalam industri dan waktu.
Pengelompokan juga menyebabkan hasil pada variabel lain selain perubahan akuntansi tidak
9
rata-rata keluar. Masalah ketiga penelitian Ball juga melibatkan pelanggaran asumsi ceteris
paribus perubahan risiko saham perusahaan ketika terjadi perubahan prosedur akuntansi.
Penelitian sebelumnya berkonsentrasi pada pengujian hipopengujianis mekanistik,
Namun, kegagalan untuk menolak hipopengujianis null yang menyediakan bukti yang sangat
lemah pada no-effect hypopengujianis. Masalah metodologis ini di paragraf sebelumnya
mengurangi kemampuan dari Penelitian sebelumnya untuk membedakan antara no-effect
dan hipopengujianis mekanistik.
Sebuah pengujian yang lebih kuat dari no-effect hypopengujianis adalah pengujian
prediksi perubahan harga saham. Seperti prediksi yang dapat dihasilkan dari no-
effect hypo pengujian ini untuk perubahan akuntansi yang mempengaruhi pajak. Sunder (1973,
1975) memimpin literatur dalam arah ini dengan mencoba untuk membedakan antara dua
hipopengujianis bersaing dengan menggunakan perubahan LIFO dan FIFO. Studi Sunder,
bagaimanapun, adalah tunduk pada clustering dan masalah pemilihan bias laba kontemporer
tak terduga.
Biddle dan Lindahl (1982) berpendapat bahwa prosedur pencocokan memperkenalkan
seleksi bias sendiri yang dapat menjelaskan hasil Ricks itu. Mereka berkonsentrasi pada
perubahan LIFO perusahaan, mengendalikan bias seleksi laba yang menggunakan pendapatan
tak terduga sebagai variabel penjelas ketika menguji efek LIFO terhadap penghematan pajak
pada tingkat pengembalian abnormal. Hasil Biddle dan Lindahl adalah konsisten dengan no-
effect hypopengujianis dan tidak konsisten dengan hipopengujianis mekanistik. Namun, hasil
tersebut tidak pasti karena efek harga saham dari penghematan pajak terkonsentrasi di
perempat awal dan karena masalah clustering.
Cara pengujian diskriminatif dikembangkan menggambarkan cara studi yang
membangun studi sebelumnya. Masalah ditemukan dalam satu studi yang ditangani oleh
sebuah studi setelahnya. Literatur secara bertahap dikembangkan kea rah pengujian yang lebih
kuat, pengujian yang dapat membedakan lebih baik. Tidak ada studi awal bisa berharap untuk
menjadi definitif. Proses pengembangan menunjukkan bahwa kemajuan yang dibuat dengan
mencoba untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan. Pengujian lebih kuat digunakan oleh Biddle
dan Lindahl yang dimungkinkan karena upaya perintis, seperti Kaplan dan Roll, Ball dan
Sunder.
10
CHAPTER 5
Accounting Data, Bankruptcy, And Risk
Data akuntansi nonproduktif berguna dalam menilai sekuritas. Data tersebut dapat
digunakan untuk memprediksi kebangkrutan. Selain itu, juga terdapat hubungan antara data
akuntansi dengan resiko sistematis yang dimiliki oleh saham. Data akuntansi juga memiliki
hubungan dengan rating obligasi dan harga obligasi.
11
DATA AKUNTANSI DAN RISIKO OBLIGASI
Rating dan Risiko Obligasi
Rating obligasi yang diumumkan oleh agen rating secara luas digunakan oleh wakil
gadai dan regulator untuk menilai risiko obligasi perusahaan dan pemerintah kota. Bukti
menunjukkan bahwa dalam menilai risiko obligasi, tidak hanya menggunakan agen rating,
namun mereka juga menggunakan data akuntansi
12
CHAPTER 6
Forecasting Earning
13
pendapatan yang diamati. Model random walk menghasilkan ekspektasi pendapatan masa
depan yang hanya bergantung pada pengamatan laba terbaru.
14
CHAPTER 7
Evolution of Disclosure Regulation Rationales: Prelude To A New Theory
15
4. Prosedur diversifikasi
Alasan lain yang diberikan untuk ketidakmampuan pasar modal untuk membedakan
antara pasar efisien dan kurang efisien dan sering diberikan dalam hubungannya dengan kritik
dari investor naif. Manajer tidak dapat menggunakan prosedur yang berbeda untuk informasi
sistematis yang menyesatkan bagi investor.
5. Kurangnya objektivitas
Akuntan yang berbeda menghasilkan angka akuntansi yang berbeda dari serangkaian
fakta yang sama. Masalah ini merupakan salah satu bukti empiris, tergantung pada biaya dan
manfaat relatif dari informasi swasta dan informasi pemerintahaan yang diatur.
17
3) Pemilik-Manajer dengan Pemegang Saham dari pihak Luar dan pengawasan
pengeluaran.
Analisis sebelumnya tidak mengijinkan pemilik-manajer untuk membuat perjanjian
untuk membatasi konsumsi tunjangan mereka. Dengan perjanjian dan pengeluaran yang terjadi
dalam mengawasi perjanjian pemilik-manajer dapat meyakinkan pasar modal bahwa mereka
akan mematuhi perjanjian.
4) Literatur Agency
Biasanya, dalam literatur agency, ada seorang prinsipal (risiko netral) yang
menyediakan modal seperti yang dilakukan pemegang saham luar dan agen, yang menolak
untuk menanggung resiko dan tenaga kerja (seperti manajer pemilik), yang menyediakan
tenaga kerja. Jika prinsipal dapat mengamati jumlah usaha yang dikeluarkan oleh agen, maka
perjanjian optimal untuk membayar agen dengan upah tetap jika agen mengambil tindakan
yang tepat dan memaksakan penalti jika agen terbukti curang. Dengan cara ini prinsipal
menanggung semua risiko.
18
2) Keputusan Pembiayaan
Utang dapat menginduksi pemilik-manajer untuk melakukan transfer kekayaan oleh
dua jenis kegiatan pendanaan: (1) dividen dan (2) penataan kembali klaim utang. Pemilik-
Manajer memiliki insentif untuk melupakan proyek nilai positif net present dan membayar
dividen sendiri ketika klaim utang yang ada yaitu, efek pembayaran pada pembahasan
sebelumnya. Biaya tindakan yang dihasilkan termasuk nilai sekarang bersih dari investasi yang
hilang. Selain investasi masa depan, perusahaan memiliki aset investasi yang ada. Adanya
klaim utang menyediakan pemilik-manajer dengan insentif untuk menjual aset yang ada dan
membayar hasil untuk diri mereka sendiri baik dengan membayar dividen tunai atau pembelian
kembali saham. Dalam keadaan yang ekstrim, pemilik-manager akan menjual semua aset
perusahaan, membayar dividen likuidasi, dan keluar meninggalkan pemegang utang dengan
kerangka dari perusahaan.
3. Permintaan Untuk Perjanjian Antara Manajer Profesional Dan Pemasok Modal Luar
Analisis sebelumnya dari biaya agensi mempertimbangkan pemilik sebuah perusahaan
yang menjual saham atau utang kepada pihak luar dan tinggal di sebagai pemilik-manager.
Dalam situasi itu pemilik-manajer yang diharapkan untuk mengambil nilai perusahaan
mengurangi tindakan menanggung biaya tindakan-tindakan melalui penurunan harga yang
dibayarkan untuk saham luar atau utang. Namun, perusahaan besar memiliki manajer
profesional yang memiliki persentase kecil dari saham. Insentif untuk manajer profesional
untuk perjanjian yang dibuat untuk membatasi tindakan mereka adalah:
a. Pengadaan perjanjian
b. Persaingan di pasar tenaga kerja
c. Teori perusahaan
d. Skala ekonomi
e. Diversifikasi
f. Spesialisasi
4. Peran Perjanjian Akuntansi
Literatur perjanjian menunjukkan hipotesis bahwa akuntansi memainkan peran penting
baik dari segi perjanjian dan dalam pemantauan istilah-istilah. Sejumlah prosedur akuntansi
sering digunakan dalam perjanjian (perjanjian utang, rencana kompensasi manajer perusahaan,
dan peraturan). Perjanjian ini sering termasuk pembatasan pada tindakan pihak tergantung pada
sejumlah prosedur akuntansi tertentu. Oleh karena itu, ada permintaan untuk perhitungan dan
pelaporan dari angka-angka. Audit juga berperan dalam pemantauan perjanjian. pada
19
perusahaan eksternal perjanjian auditor dengan pemegang hutang untuk melaporkan setiap
pelanggaran yang diamati dari pembatasan (seperti perjanjian keuntungan).
21
3. Permintaan pembenaran. Permintaan pedagogik dan informasi adalah untuk teori
akuntansi positif, yaitu teori yang memprediksi dan menjelaskan akuntansi yang masih
ada dan praktek auditnya.
22
CHAPTER 8
The Conctracting Process
23
Jensen dan Meckling mendefinisikan aktifitas-aktifitas pengikatan (bonding) sebagai
pengeluaran sumber-sumber oleh pemilik-manajer untuk menjamin bahwa mereka akan
membatasi aktifitas-aktifitasnya menurut sebuah kontrak. Misalnya, pemilik-manajer dapat
mendepositokan uang sebsar 100.000 dolar dengan pihak ketiga yang akan menyamakan para
pemilik jika pemilik-manajer menggelapkan uang mereka. Aktifitas-aktifitas pemantauan
(monitoring) meliputi pengeluaran sumber-sumber oleh shareholder luar untuk menjamin
bahwa pemilik-manajer membatasi aktifitas-aktifitasnya menurut sebuah kontrak.
Jumlah yang dikeluarkan pemilik-manajer terhadap manfaat-manfaat non-uang
bergantung pada pecahan (fraction) perusahaan yang dimiliki oleh pemilik-manajer. Pertama,
perhatikanlah pengeluaran pemilik-manajer dalam manfaat-manfaat non-uang ketika semua
saham perusahaan dimiliki oleh manajer.
25
insentif untuk menawarkan jaminan guna membatasi konsumsi penghasilan tambahannya, agar
pemilik-manajer menerima semua keuntungan.
Manfaat-manfaat non-uang disebut sebagai “penghasilan tambahan” dalam diskusi
kami, dan contoh-contoh perjalanan bisnis digunakan. Namun demikian, manfaat-manfaat non-
uang juga mencakup waktu luang (penghindaran) dari pekerjaan. Pencurian juga dicakup
dalam analisis Jensen dan Meckling. Pengurngan oleh pemilik-manajer adalah sama dengan
konsumsi penghasilan tambahan yang berlebihan yang dilakukan oleh pemilik-manajer.
Analisis sebelumnya menunjukkan bahwa dengan kompetisi dan ekspekstasi rasional,
pemilik-manajer yang memiliki insentif untuk menilai tindakan-tindakan reduksi nilai
(tindakan-tindakan oportunistik) seperti penghasilan tambahan yang dikonsumsi
berlebihan, penghindaran, ketika mereka menjual saham-saham lur, akan menanggung biaya-
biaya tindakan disfungsional tersebut. Jadi mereka memiliki insentif untuk mengadakan
kontrak guna membatasi tindakan-tindakan tersebut dan memantau tindakan-tindakannya.
Insentif ini direduksi (bukan dieliminir) oleh proteksi harga dalam pasar tenaga kerja
manajerial. Analisis terdahulu diringkas dari efek itu dengan mengasumsikan bahwa upah
pemilik-manajer ditetapkan.
Literatur Agensi
Terdapat literatur ekonomi lain, yang menjadi pelengkap terhadap literatur hak-hak
properti, yang menyelidiki impliksi hubungan agensi, misalnya, Berhold (1971), Ross (1973,
1974), Wilson (1968), Spence dan Zeckhauser (1971), Mirrless (1974, 1976), Stiglitz (1974,
1975b), Holmstrom (1979), dan Antle (1982 dan 1984). Literature ini membicarakan tentang
masalah penghindaran agen atau manajer dan kemudian dikaitkan dengan literatur hak-hak
properti.
Secara khusus, dalam literatur agensi itu, terdapat pelaku (resiko-netral) yang
mensuplai modal (sebagaimana shareholder luar) dan agen, menghindari resiko dan tenaga
kerja (seperti pemilik-manajer), yang mensuplai tenaga kerja. Masalah pelaku itu dicirikan
sebagai usaha untuk mendorong agen mengambil suatu tindakan (yaitu, memperluas usaha)
yang akan diambil oleh pelaku. Jika pelaku menyelidiki jumlah usaha yang diperluas oleh agen,
maka kontrak optimalnya adalah untuk membayar agen dengan upah tetap jika agen itu
mengambil tindakan yang benar dan menentukan hukuman jika agen itu menghindar. Dalam
hal ini, pelaku akan menanggung semua resiko. Masalah itu muncul ketika pelaku tidak dapat
menyelidiki tindakan agen. Dalam kasus itu, kontrak optimalnya adalah agar agen itu berbagi
income atas tindakan-tindakannya guna memberikannya insentif untuk jumlah usaha optimal.
26
PERMINTAAN TERHADAP KONTRAK ANTARA PEMILIK-MANAJER DAN
DEBTHOLDER
Insentif pemilik-manajer untuk mengkonsumsi penghasilan tambahan secara
berlebihan muncul karena beberapa ekuitas dipertahankan oleh outsider. Jadi, ada baiknya
memperlihatkan bahwa biaya-biaya agensi dapat direduksi dengan mengeluarkan klaim-klaim
nilai nilai nominal tetap (hutang) bukan ekuitas. Jadi, dengan tidak adanya pemegang ekuitas
luar, nampaklah bahwa pemilik-manajer menanggung biaya penuh penghasilan tambahan dan
memiliki insentif untuk mengambil tindakan-tindakan yang benar. Namun demikian, hutang
memberikan pemilik-manajer insentif untuk mengambil tindakan-tindakan lain yang bisa
mereduksi nilai perusahaan. Pemilik-manajer yang memiliki 100 persen perusahaan dan
mengeluarkan klaim-klaim tetap dalam perusahaan itu, masih memiliki insentif untuk
mengambil investasi dan keputusan-keputusan pembiayaan yang mereduksi nilai perusahaan.
Sebagaimana dalam kasus ekuitas, dalam pasar yang dicirikan oleh ekspektasi-
ekspektasi rasional, pemilik-manajer menanggung biaya nilai yang mereduksi keputusan-
keputusan yang dihasilkan oleh adanya hutang itu. dan sebagaimana sebelumnya, ini akan
memberikan pemilik-manajer insentif untuk menawarkan kontrak dan pemantauan yang bisa
merestriksi tindakan-tindakannya.
Keputusan-Keputusan Investasi
Agar dapat menjelaskan secara terperinci, abaikanlah insentif pemilik-manajer untuk
mengambil penghasilan tambahan dan asumsikanlah bahwa jika pemilik-manajer memiliki 100
persen perusahaan, nilai pasar (nilai sekarang bersih) dalam perusahaan, V, itu dimaksimalkan.
Untuk memenuhi tujuan ini, pemilik-manajer masih akan mengambil semua proyek investasi
dengan nilai-nilai sekarang bersih, sebab mereka meningkatkan kekayaan pemilik-manajer.
Namun demikian, dengan menjual klaim-klaim hutang untuk membiayai investasi tersebut,
pemilik-manajer memiliki insentif untuk mengambil beberapa proyek yang bisaa mereduksi
nilai perusahaan (memiliki nilia sekarang bersih negatif) dan tidak jadi menjalankan proyek-
proyek lain yang bisa meningkatkan nilai perusahaan (memiliki nilai sekarang bersih positif).
Insentif pemilik-manajer untuk mengambil tindakan reduksi-nilai muncul ketika hutang
tetap sebab keputusan-keputusan investasi tidak hanya mempengaruhi nilai perusahaan, namun
juga saham pemilik-manajer atas nilai perusahaan itu. Dengan kata lain, selain efek proyek
dalam ukuran grafik bentuk kue pie (grafik bentuk kue “pie” yang merepresentasikan nilai
27
perusahaan di pasar modal), terdapat efek proyek dalam saham relatif pemilik-manajer dalam
grafik bentuk kue pie.
Jika sebuah proyek baru mengurangi varian cash flow perusahaan, maka pemilik-
manager mungkin tidak akan mengambilnya walaupun proyek tersebut memiliki nilai netto
yang positif sekarang. Alasannya adalah transfer kekayaan dari pemilik-manager ke
bondholder bisa melebihi bagian pemilik-manager dari nilai nettonya sekarang.
Seperti yang telah ditunjukkan, efek penggunakan kebijakan investasi oleh pemilik-
manajer untuk melakukan transfer kekayaan memang diharapkan terjadi oleh pasar dan
bondholder menghargai hutang tersebut ex ante sebagai antisipasi atas transfer kekayaan ex
post. Jadi, rata-rata tidak terjadi transfer kekayaan dan reduksi nilai perusahaan yang
disebabkan oleh pemilik-manager yang mengambil proyek dengan nilai netto negatif dan
menolak proyek dengan nilai netto positif akan ditanggung oleh pemilik-manager. Ini
memberikan dorongan bagi pemilik-manager untuk membatasi tindakan yang ia lakukan.
Efek repayment (efek pembayaran kembali) terjadi ketika pemilik-manager
mempertimbangkan sebuah proyek yang cash flow nya akan digunakan untuk melunasi hutang
yang sudah ada. Dalam situasi seperti itu, adalah kepentingan pemilik-manager untuk tidak
mengambil proyek tersebut bahkan walaupun proyek itu memiliki nilai netto positif (yaitu
karena itu akan meningkatkan nilai perusahan).
Insentif pemilik-manager untuk mengambil proyek tersebut terjadi ketika alternatif lain
untuk proyek tersebut adalah pembayaran untuk apa yang menjadi deviden likuidasi, dengan
harapan bahwa perusahaan akan bangkrut di masa mendatang jika tidak ada cash flow yang
memadai untuk membayar hutang tersebut. Dalam situasi seperti itu, melakukan investasi
berarti tidak ada transfer kekayaan dari debtholder untuk nilai nominal hutang tersebut. jadi,
pemilik-manager akan melakukan investasi hanya jika nilai nettonya melebihi face value dari
hutang tersebut, tidak jika itu melebihi nol.
Mendanai Keputusan
Hutang bisa merangsang pemilik-manager ntuk melakukan transfer kekayaan dengan
dua jenis aktifitas financing: (1) deviden dan (2) mengatur kembali klaim hutang.
Dividen
Pemilik-manager memiliki dorongan untuk mengabaikan proyek dengan nilai netto
positif dan membayar sendiri dividen jika ada klaim hutang (yaitu efek repayment dalam
bagian berikutnya). Biaya atas tindakan enggan tersebut meliputi nilai netto dari insentif yang
28
diabaikan. Selain investasi dimasa mendatang perusahaan tersebut memiliki asset dividen
investasi yang sudah ada. Adanya klaim hutang memberikan pemilik-manager dengan
dorongan untuk menjual asset yang ada dan membayar dan memperoleh pendapatan baik
dengan membayar dividen atau dengan membeli saham. Pada titik yang ekstrim, pemilik-
manager akan menjual semua asset perusahaan, membayar dividen dan pergi dan
meninggalkan debtholder hanya memiliki “kulit perusahaan” (tidak memiliki asset lagi).
Seperti halnya tindakan penurunan nilai lainnya, pemilik-manager menanggung biaya
jika pasar hutang memberi harga pada hutang tersebut secara rasional (yaitu
mempertimbangkan kemungkinan bahwa mereka akan ditnggalkan). Pemilik-manager
menanggung tiap penurunan dalam nilai perusahaan. Sebagai akbatnya, mereka terdorong
untuk menawarkan kontrak yang akan membatasi pembayaran dividen sehingga bisa
meyakinkan bondholder bahwa dana itu akan disimpan dalam perusahaan untuk digunakan
menjalankan proyek dengan nilai netto positif.
Persaingan Internal
Dalam sebuah korporasi raksasa, ada persaingan untuk memperoleh promosi. Wakil
presiden bersaing untuk dipromosikan menjadi presiden, manager divisi bersaing untuk
menjadi wakil presiden dan sebagainya. Dorongan (insentif) ada sehinga itu bisa digunakan
30
oleh manager level bawah untuk memonitor manager level atas begitu pula sebaliknya
(Zimmmerman, 1979 hal 51; Fama, 198 hal 293). Biasanya, ada beberapa anggota managemen
selain presiden atau Chief Excecutive Officer (CEO) yang duduk di dewan direksi. Fakta
bahwa manager yang duduk di dewan direksi hanya bisa dipecat dengan seijin dewan tersebut
akan mengurangi kontrol presiden atau CEO atas informasi yang mengalir ke direktur yang
tidak menjadi bagian dari full-time managemen (direktur luar) (lihat Fama dan Jensen, 1983a).
Direktur luar, seperti Auditor memiliki insentif untuk memonitor manager untuk mengetahui
perilaku opurtunistik yang mungkin mereka lakukan (perilaku yang meningkatkan kekayaan
mereka tetapi mengurangi nilai persahaan). Selain itu, wakil presiden eksekutif memiliki
insentif untuk memberikan informasi pada direktur tentang opurtunisme CEO jika itu
meningkatkan kemungkinannnya untuk menjadi CEO.
Persaingan Eksternal
Dewan direktur kadang-kadang mempekerjakan presiden atau wakil presiden dari luar
perushaan. Direktur-direktur luar yang biasanya berjumlah mayoritas dari dewan itu dan
memainkan peranan penting dalam perekrutan top manager biasanya juga seorang top manager
di peruaahan lain. Luasnya pengetahuan mereka tentang manager alternatif digabungkan
dengan pengetahuan mereka tentang level kompensasi membuat direktur luar berada dalam
posisi untuk menentukan kompensasi kompetitif bagi top manager.
Persaingan dalam pasar tenaga kerja managerial berarti bahwa rata-rata manager hanya
menerima kompensasi untuk posisi mereka. Jika manager diharapan untuk mengkonsumsi
secara berlebihan bonus atau pendapatan dari insider trading (atau bahkan mencuri), maka
kompensasi mereka akan dikurangi sampai pada titik dimana secara keseluruhan mereka hanya
memperoleh gaji saja. Jadi, manager perusahaan besar menanggung biaya agensi yang muncul
dari tindakan mereka, dan seperti halnya pemilik-manager memiliki insentif untuk membuat
kontrak sehingga bisa membatasi tindakan penurunan nilai yang mungkin mereka lakukan dan
juga untuk memonitor kontrak-kontrak itu.
Efeknya Pada Reputasi Manager
Fama (1980) menyatakan bahwa informasi tentang perilaku opurtunis dengan tujuan
untuk menurunkan nilai yang dilakukan oleh manager sudah banyak diketahui dan
mempengaruhi reputasi mereka. Sebagai akibatnya, jika manager memperoleh banyak bonus,
itu akan diketahui dan reputasi mereka akan terkenal. Manager seperti itu diharapkan
menikmati terlalu banyak bonus di masa mendatang, dan kompensasi mereka di masa
mendatang akan dikurangi. Jadi, jika kompensasi manager tidak disesuaikan dengan periode
31
dimana mereka mengkonsumsi terlalu banyak, maka mereka harus menanggung biaya untuk
overkonsumsi itu –yaitu nilai penurunan dalam kompensasi di masa mendatang. Efek itu bisa
diperingan jika manager mendekati pensiun dan tidak memiliki kompensasi yang tertunda
(yaitu kompensasi dibayarkan setelah pensiun).
Pada intinya, pemegang saham dan bondholder memperoleh perlindungan dari
tindakan-tindakan penurunan nilai yang dilakukan oleh manager professional oleh pasar tenaga
kerja managerial. Jika manager tidak menggunakan sarana paling efisien yang ada yaitu
meyakinkan pasar tenaga kerja bahwa mereka hanya akan mengkonsumsi sesuai dengan
persyaratan yang ada, maka mereka akan menanggung resiko yaitu dalam bentuk kompensasi
yang lebih rendah.
Pentingnya asumsi awal tentang upah tetap untuk pemilik-manager pasti sudah jelas.
Supplier modal luar memperoleh perlindungan baik oleh pasar modal dan pasar tenaga kerja.
Sebelumnya kami juga berasumsi bahwa pasar tenaga kerja tidak bisa mendisiplinkan pemilik-
manager tetapi pasar modallah yang bisa melakukannya. Namun, disiplin ekstra bisa diterapkan
melalui pasar tenaga kerja.
TEORI PERUSAHAAN
Mengapa Perusahaan Ada?
Ketika proteksi harga dalam pasar tenaga kerja dan pasar modal menyebakan manager
melakukan kontrak untuk membatasi tindakan penurunan harga dan mengurangi biaya agensi,
maka selama kontrak seperti itu bernilai mahal, maka masih akan tetap ada biaya agensi; tidak
semua tindakan penurunan harga bisa dihapuskan. Jika seperti itu, maka mengapa perusahaan
ada? Mengapa semua bisnis tidak dijalankan oleh pemilik tunggal saja? Jawabannya adalah
bahwa perusahaan memiliki keuntungan lain. Keuntungan-keuntungan itu meliputi ekonomi
skala, diversifikasi dan spesialisasi.
Skala Ekonomi
Individu memiliki kekayaan terbatas. Jadi, tiap individu mungkin tidak bisa mensuplai
cukup modal untuk memperoleh keuntungan dari skala ekonomi. Dalam kasus seperti itu, maka
biaya agensi akan diimbangi oleh peningkatan skala ekonomi.
Diversifikasi
Berdasarkan teori portofolio, ukuran resiko untuk individual adalah varian tingkatan
keuntungan dari portofoluo investasi tersebut. Namun, satu-satunya bagian dari varian tersebut
32
dimana pasar memberikan kompensasi bagi individu dalam tingkat keuntungan yang
diharapkan pada portofolionya adalah bagian yang sama dengan varian dari tingkat keuntungan
dari portofolio pasar tersebut (Fama dan Miller, 1972). Jika individu harus menginvestasikan
semua kekayaannya dalam perusahaan untuk mengambil keuntungan dari ekonomi skala, maka
mereka akan menanggung resiko, yang akan mengurangi utilitas mereka. Individu akan
menerima biaya agensi untuk mengurangi resiko-resiko tersebut. yaitu bahwa mereka akan siap
untuk menjual sebagian dari perusahan tersebut sehinga mereka bisa mengurangi resiko
portofolio.
Spesialisasi
Pemilik-manager meninggal dan menurunkan bisnisnya pada si pewaris. Jika si pewaris
mengelola bisnis tersebut, maka nilai perusahaan akan jatuh karena dia tidak memiliki
kemampuan managerial. Jika direktur manager professional, maka nilai perusahaan juga akan
jatuh karena ada biaya agensi. Pewaris yang mampu memaksimalkan kekayaan jelas akan
merekrut manager professional jika biaya agensi untuk manager tersebut lebih rendah jika
dibandingkan dengan penurunan nilai perusahaan karena kurangnya kemampuan si pewaris.
Karakteristik Perusahaan
Berdasarkan pendekatan utilitaas, maka perusahaan dipandang sebagai sebuah tim yang
terdiri dari individu-individu yang tahu bahwa kesejahteraan mereka tergantung pada
kesuksesan perusahaan untuk bersaing dengan perusahaan lain. Tiap individu yang ada dalam
perusahan tersebut memberikan input yang sama dalam proses produksi perusahaan (tenaga
kerja, kemampuan managerial, modal, bahan mentah, teknologi dsb). Individu mensuply input
dengan harapan memperoleh keuntungan dari investasi mereka. Lebih jauh, tiap individu
mengetahui bahwa individu lainnya akan melakukan tindakan untuk memaksimalkan utilitas
mereka dan bukan utilitas orang ini atau itu. Mereka tahu bahwa konflik kepentingan akan
muncul dan untuk mengurangi konflik tersebut, maka mereka menulis kontrak yang
menunjukkan tiap hak individu dalam output perusahaan dibawah berbagai macam kontingensi
(yaitu hak property tiap individu). Debtholder, pemegang saham, common shareholder,
manager, tenaga kerja dan kreditor dagang – semua memiliki kontrak yang menunjukkan
berapa cash flow dari perusahan itu yang akan didistribusikan (bahkan jika mereka dalam
kondisi bangkrut). Kontrak itu meliputi charter dan bylowas corporate. Selain itu, dalam
banyak hukum seperti tentang kebangkrutan, mendefinisikan hak property dalam berbagai
asset perusahaan.
33
Prinsip Keberlangsungan Hidup (Survivorship Principle).
Perlindungan harga mendorong pihak-pihak dalam perusahan untuk menggunakan
proses kontrak paling efisien (yaitu yang paling efisien dalam pemahaman bahwa itu akan
memberikan nilai yang tertinggi). Lebih jauh, pihak-pihak dalam perusahaan tersebut memiliki
insentif untuk berinovasi, menemukan prosesudr baru yang bisa lebih membatasi tindakan
penurunan nilai. Peningkatan nilai perusahan bisa dibagi diantara pihak-pihak tersebut. jadi,
serangkaian kontrak yang bertahan dari waktu ke waktu akan efisien untuk mengurangi biaya
yang ditimbulkan karena konflik kepentingan atau memaksimalkan nilai perusahaan (Fama dan
Jensen, 1983a, 1983b).
Asumsi penting yang mendasari analisis ini adalah survivorship principle atau
Darwinisme ekonomi (Alchian, 1950). Persaingan diantara perusahaan menyiratkan bahwa
prosedur operasi dan teknik kontrak yang digunakan secara sistematis oleh organisasi sangat
efisien. Jika itu bukan penyebabnya, maka pihak yang melakukan kontrak bisa mengadopsi
prosedur lainnya dan memperoleh keuntungan (kompetitif) diatas normal. Prinsip
keberlangsungan hidup (survivorship principle) tersebut memungkinkan peneliti untuk
menganalisis biaya dan keuntungan dari kontrak dan prosedur akunting yang digunakan
dibawah asumsi bahwa rata-rata keuntungan kontrak dan prosedur tersebut melebihi biaya
mereka.
36
PERAN AKUNTANSI DALAM KONTRAK UTANG
Perjanjian yang menggunakan angka akuntansi dalam kontrak utang tampaknya
dirancang untuk membatasi jenis keputusan investasi dan pembiayaan menurunkan nilai.
Bahkan jika beberapa prosedur GAAP yang belum diselesaikan, perjanjian utang pada
dasarnya menggunakan angka akuntansi yang dilaporkan secara GAAP. Variasi menggunakan
penyesuaian bottom-line daripada perhitungan ulang akuntansi. Sifat variasi kontrak utang saat
ini berasal dari GAAP yang memberikan bukti mengenai sifat berlaku dari prosedur yang akan
berkembang.
Variasi kontrak utang yang berasal dari GAAP biasanya tidak mengizinkan kenaikan
tertentu dalam pendapatan dan nilai aset yang diizinkan oleh GAAP serta memerlukan
penurunan tertentu dalam pendapatan dan nilai aset atau peningkatan liabilitas tidak diperlukan
di bawah GAAP. GAAP meninggalkan manajer dengan kebijaksanaan yang cukup besar dalam
pemilihan prosedur akuntansi yang akan digunakan.
37
CHAPTER 10
Bab ini membahas dampak proses politik pada pilihan manajemen terhadap praktik
akuntansi. Alasan dari proses politik mempengaruhi praktik akunting (diluar pajak) adalah
karena informasi, lobbying, dan biaya koalisi diasumsikan positif. Ekonom melihat proses
politik sebagai kompetisi “pengalihan kekayaan”. Karena informasi, lobbying, dan koalisi
dalam mempengaruhi proses politik memerlukan biaya, beberapa individu memilih untuk tidak
peduli terhadap perusahaan mereka dan memilih untuk menjadi free rider pada pemantauan
orang lain. Namun besarnya biaya monitoring untuk mengurangi oportunisme manajerial dan
pengalihan kekayaan secara substansial lebih besar dalam proses politik daripada dalam proses
pasar. Beberapa menghipotesiskan cara diaman pengalihan kekayaan para politikus terjadi
dengan pemerintah “memecahan” krisis yang dirasakan atau krisis yang sebenarnya terjadi.
Angka akuntansi sering digunakan dalam proses politik seperti krisis yang dirasakan. Angka
akuntansi juga digunakan dalam regulasi pemecahan krisis. Seperti contohnya, kenaikan besar
pada keuntungan perusahaan minyak pada era tahun 1970 dimana dikutip sebagai bukti dari
monopoli minyak, dan profit ini adalah target dari pajak keuntunga Windfall pada tahun 1980.
Pandangan tertentu dari proses politik yang diberikan, manajer perusahaan yang sensitif
terhadap politik diperkirakan untuk memilih prosedur akuntansi yang menangguhkan
pelaporan laba untuk periode berikutnya dan mengurangi veriabilitas laba yang dilaporkan.
Biaya informasi dalam proses politik memungkinkan perubahan dalam prosedur akuntansi
pada efek harga saham. Perubahan yang meningkatkan pendapatan, akan menurunkan harga
saham, dan perbahan yang menurunkan pendapatan akan meningkatkan harga saham. Efek
harga saham melalui proses pengumuman proses politik dari perubahan prosedur secara
sukarela dilakukan untuk mengurangi biaya politik. Namun, dampak tersebut sulit untuk
diamati karena mereka dijerat dengan efek harga saham dari perubahan biaya politik atau faktor
lain yang mendorong manajer untuk mengubah prosedur. Observasi jyga juga sulit dilakukan
karena pasar memperkirakan akan adanya perubahan. Efek harga saham melalui pengumuman
proses politik dari perubahan prosedur yang di mandatkan, lebih mungkin diamati karena
mereka bervariasi dengan efek perubahan pada biaya politik perusahaan.
Perusahaan yang sensitif dengan regulasi dan politik akan tetap memiliki masalahan
keagenan dan tetap menggunakan angka akuntansi untuk mengurangi biaya agen dalam
perjanjian abligasi dan rencana kompensasi manajemen. Tetapim dengan pengenalan biaya
38
nonzero dalam proses politik, angka akuntansi memperngarhi arus kas masa depan perusahaan
dengan cara yang berbeda. Manager harus memperhitungkan faktor lain ini dalam memilih
prosedur akuntansi. Insentif yang diberikan oleh proses politik yang bertentangan secara
langsung dengan insentif yang diberikan oleh kontrak kompensasi manajemen sehubungan
dengan laba yang dilaporkan. Pada sisi lain, kedua insentif menyarankan pengurangan varian
dari laba yang dilaporkan.
Manajer menukarkan biaya dan manfaat dari prosedur akuntansi alternatif. Prosedur
yang optimal, ceteris paribus, untuk alasan politik dan regulasi mungkin tidak akan optimal,
ceteris paribus, untuk kompensasi manajemen atau tujuan kontrak utang. Sedikit yang
diketahui tentang besarnya relatif politik, peraturan dan biaya kontrak. Karenanya, parameter
keputusan manajemen dan bagaimana mereka berbeda-beda pada perusahaan tidak bisa
ditentukan. Namun, bukti empiris mengindikasikan bahwa pemilihan prosedur akuntansi
bervariasi dengan variabel yang cenderung berhubungan dengan biaya politik dan biaya
kontrak. Sehingga, beberapa pernyataan dan prediksi dapat dibuat dengan trade-off dari biaya
politik dan biaya kontrak.
Sama seperti proses politik dna kontrak menyediakan dengan insentif yang
bertentangan dengan pilihan prosedur akuntansi, mereka menyarankan prediksi yang
bertentangan untuk perubahan efek harga saham pada prosedur akuntansi. Perubahan yang
menaikkan pendapatan, menaikkan harga saham karena hal tersebut mengurangi kemungkinan
dari standar teknis debt agreement dan menurunkan harga saham karena hal tersebut
menaikkan biaya politik. Dalam menginvestigasi perubahan dari efek harga saham, variabelnya
cenderung berhubungan dengan biaya kontrak dan politik digunakan untuk mengestimasi efek
dari harga saham yang berlawanan.
39
CHAPTER 11
Empirical Test of Accounting Choices
Bab ini mengukur kemampuan teori dalam menjelaskan dua fenomena akuntansi,
prosedur akuntansi yang digunakan oleh perusahaan besar di Amerika Serikat dan posisi yang
diambil oleh manajer dari perusahaan tersebut pada standar akuntansi yang disarankan. Teori
yang diuji adalah: bonus plan hypothesis, debt/equity hypothesis, dan size hypothesis.
Bonus plan, debt/equity, dan size hypothesis merupakan tentang pilihan manajer
diantara kumpulan prosedur yang diterima. Seluruh studi yang didiskusikan pada bab ini
merupakan studi dari pilihan diantara prosedur yang diterima. Proses politik diperlakukan
sebagai variabel yang memberikan dampak pada pilihan tersebut. Menjelaskan pilihan
prosedur akuntansi untuk digunakan dalam kontrak memerlukan sebuah teori yang
menjelaskan rincian dari struktur kontrak. Contracting theory belum berkembang pada saat itu.
Contracting process dan political process memberikan manajer insentif yang
berlawanan untuk dipilih diantara prosedur akuntansi. Membuat pelaporan akuntansi yang
berbeda untuk tujuan yang berbeda terlihat menyelesaikan permasalah manajer. Namun,
cenderung digunakan satu laporan yang diterbitkan untuk semua metode menandakan bahwa
strategi membuat pelaporan yang berbeda-beda tidak optimal. Penggunaan laporan yang
berbeda-beda juga dapat mahal dalam political process. Jika laporan alternative tersedia secara
umum, mereka yang mencari transfer kekayaan dari perusahaan akan menggunakan laporan
yang mendukung tujuan mereka. Menyimpan laporan yang memiliki pendapatan lebih tinggi
dan mengumumkan laporan dengan pendapatan yang lebih rendah berdampak pada proses
politik jika laporan tersebut diketahui. Biaya-biaya ini yang mendukung contracting incentives
untuk menggunakan sebuah laporan.
Dalam tiga hipotesis yang umum diuji, jumlah pendapatan adalah hal yang penting bagi
manajer. Pada beberapa kasus, manajer dapat memilih portofolio prosedur yang ekstrim. Untuk
lebih mendalami pengetahuan mengenai pilihan manajer dan tiga hipotesis ini, penelitian besar
yang pertama menggunakan bonus plan, debt/equity, dan siza hypotheses adalah Zmijewski
dan Hagerman (1981).
40
Penelitian pemilihan portofolio proserud (Zmijewski dan Hagerman)
Zmijewski dan Hagerman (1981) meneliti portofolio perusahaan dari empat prosedur
akuntansi. Prosedur tersebut adalah prosedur persediaan, prosedur penyusutan, prosedur
investment tax credit, dan masa amortisasi dari biaya pension (past service pension cost).
Dengan memberikan dua buah pilihan dari ke-empat prosedur diatas, akan ada sebanyak
16 portofolio pilihan prosedur yang dapat digunakan perusahaan. Zmijewski dan Hagerman
berasumsi bahwa efek relative dari pendapatan dari portofolio tersebut adalah sama untuk
semua perusahaan. lebih lanjut, mereka membuat tiga asumsi mengenai efek relatif dari tiap
prosedur untuk mengukur dampak pendapatan dari portofolio yang berbeda.
1. Keempat prosedur memiliki dampak yang sama pada pendapatan yang dilaporkan.
Asumsi ini mengelompokkan lima efek yang berbeda dari 16 portofolio tersebut.
(portofolio ekstrim diberi kode ‘1’ dan ‘5’, portofolio yang memiliki satu prosedur
meningkatkan pendapatan diberi kode ‘2’, portofolio yang memiliki dua prosedur
meningkatkan pendapatan diberi kode ‘3’, dan portofolio yang memiliki tiga prosedur
meningkatkan pendapatan diberi kode ‘4’).
2. Efek dari dana pensiun dan prosedur investment tax credit pada pendapatan
diasumsikan memiliki setengah dari efek prosedur penyusutan dan persediaan.
3. Efek dari dana pensiun dan prosedur investment tax credit pada pendapatan adalah
kurang dari satu setengah (one-half) efek dari metode penyusutan dan persediaan.
Hasil
Hasil penelitian dengan menggunakan tiga asumsi diatas memiliki hasil yang sama
diantara asumsi-asumsi tersebut. Bukti yang kuat ditemukan bahwa pilihan manajer dari
sebuah portofolio prosedur akuntansi bervariasi dengan penggunaan variabel untuk
merepresentasikan biaya political dan contracting. Lebih lanjut, koefesien dari variabel size
adalah signifikan pada tingkat 0.01 pada ke-tiga asumsi, yang konsisten dengan size hypothesis.
Koefesien dari concentration ratio dan dummy kompensasi manajemen adalah signifikan pada
tingkat 0.05 pada ke-tiga asumsi, hal ini konsisten dengan bonus hypothesis. Koefesien dari
rasio debt/assets adalah signifikan pada tingkat 0.10 untuk asumsi pertama dan pada tingkat
0.05 untuk dua asumsi lainnya. Hasil ini konsisten dengan debt/equity hypothesis. Koefesien
dari variabel risk dan capital intensity tidak signifikan. Mereka menemukan bahwa efek dari
size didorong oleh perusahaan besar. Secara umum, hasil penelitian Zmijewski dan Hagerman
memberikan bukti kuat bahwa pilihan manajer dari sebuah portofolio prosedur akuntansi
bervariasi dengan kehadiran earning-based compensation plan, rasio debt/equity, size
perusahaan, dan concentration ratio dari industri.
Kegagalan dari model cross-sectional untuk memprediksi lebih baik secara signifikan
daripada strategi portofolio yang paling umum dan rendahnya R2 model mengindikasikan
banyak ruang untuk peningkatan pada model. Incorporating rincian dari compensation plan
dan debt contract akan meningkatkan hasil. Sumber potensi peningkatan lainnya adalah
42
menggunakan ukuran political cost yang lebih baik daripada size. Pengujian yang lebih kuat
dari teori menggunakan contract details dan pengukuran political cost yang lebih sophisticated
dapat memberikan lebih daripada hanya meningkatkan kemampuan prediktif teori.
43
bonus. Hasil penelitian ini menandakan bahwa penelitian Hagerman dan Zmijewski (1979)
mengenai dampak bonus plan pada metode menggunakan investment tax credit kurang kuat.
Reporting Frequency
Leftwich, Watts, Zimmerman (1981) meneliti variasi cross-sectional pada frekuensi
pelaporan keuangan public pada 83 perusahaan NYSE dan 82 perusahaan ASE pad 1948 saat
pelaporan interim tidak diperlukan. Mereka berusaha menjelaskan variasi dari frekuensi
pelaporan adalah untuk mengganti manfaat peningkatan pelaporan dalam hal pengurangan
biaya agensi dari debt dan equity dan untuk biaya dari peningkatan pelaporan. Secara
keseluruhan, penelitian ini mendapat sedikit kesuksesan dalam menjelaskan variasi cross-
sectional padafrekuensi pelaporan menggunakan variabel contracting process. Hasil mereka
yang kurang menunjukkan bahwa penjelasan mengenai frekuensi pelaporan lebih sulit
dibanding menjelaskan prosedur tertentu yang digunakan untuk menghitung angka dalam
pelaporan.
44
CHAPTER 12
Stock Prices Test of The Theory
Bab ini menjelaskan perubahan harga saham yang diasosiasikan dengan pengumuman
perubahan prosedur akuntansi. Empat penelitian perubahan harga saham beserta variasi lintas
bidangnya: tiga penelitian perubahan harga saham yang menyertai perubahan akuntansi yang
diwajibkan dan satu penelitian perubahan harga saham yang menyertai perubahan akuntansi
sukarela. Berbagai penelitian perubahan yang diwajibkan menemukan berbagai efek harga
saham yang diasosiaskan dengan pengumuman perubahan, sedangkan penelitian perubahan
tidak.
Seluruh penelitian perubahan yang diwajibkan menemukan efek-efek harga saham
pengumuman perubahan akuntansi. Mereka juga menemukan bahwa variasi efek harga saham
lintas bidang berkaitan dengan sejumlah variabel kontrak dan biaya politis. Namun demikian,
tidak semua variabel signifikan, atau bahkan lambang yang diprediksikan, pada setiap
penelitian, dan bermacam-macam variabel signifikan pada berbagai penelitian. Berbagai
inkonsistensi tersebut bisa jadi dikarenakan berbagai variabel merupakan wakil tidak sempurna
untuk biaya kontrak dan politis, pada multikolinearitas antar variabel, pada fungsi-fungsi biaya
kontrak dan politis yang tidak disebutkan sepenuhnya, maupun berbagai persoalan metodologis
lainnya. Sebuah hipotesis eksklusif non mutual adalah bahwa variabel-variabel penjelas
lainnya dihilangkan dalam berbagai penelitian.
Efek-efek standar harga saham akuntansi yang secara tidak jelas disebabkan oleh efek-
efek pajak. Efek-efek tersebut bervariasi secara lintas bidang untuk berbagai variabel yang
dikemukakan oleh teori: variasi tertentu dijelaskan. Namun demikian, hasil-hasil tersebut baru
merupakan sebuah awal: sekarang kita harus menjelaskan mengapa variabel yang berbeda-
beda signifikan di berbagai penelitian dan berusaha mengembangkan pengganti yang lebih baik
untuk biaya kontrak dan politis.
45
KONTRAK OPTIMAL
Prosedur yang dieliminir atau dibatasi dibahas dalam bab ini (mis., metode
pengumpulan dan metode biaya penuh) digunakan untuk berbagai kepentingan kontrak,
sehingga dengan demikian ada suatu pembatasan teknologi kontrak. Hal ini menyebabkan
terjadinya penurunan harga saham dari seluruh perusahaan yang secara potensial bisa
menggunakan prosedur-prosedur terbatas itu.
BIAYA POLITIS
Opini APB 16 dan 17 dan FASB 19 membatasi berbagai prosedur yang melaporkan
pendapatan tinggi. Ini akan meningkatkan harga saham melalui pengurangan biaya politis.
Pengurangan biaya politis terjadi untuk semua perusahaan yang bisa menggunakan prosedur
tersebut, bukan hanya perusahaan yang benar-benar menggunakan prosedur yang dibatasi (ini
akan mencegah lawan politik menggunakan prosedur tersebut).
PERUBAHAN SUKARELA
Perubahan sukarela yang diteliti adalah pergeseran kembali ke depresiasi garis lurus
dari depresiasi yang dipercepat. Holhausen (1981) mengasumsikan bahwa ini adalah sebuah
46
perubahan oportunistik, bukan perubahan dalam prosedur yang diterima. Perubahan ini
cenderung meningkatkan pendapatan yang dilaporkan dan aset.
BIAYA POLITIS
Karena pergeseran kembali meningkatkan pendapatan yang dilaporkan dan aset, maka
biaya politis akan naik dan harga saham turun. Diskusi yang hangat memprediksikan
lambang/tanda efek harga saham perubahan akuntansi melalui faktor tertentu (mis., melalui
alih kekayaan dari pemegang utang). Tanda efek harga saham bersih suatu perubahan
bergantung pada besar relatif setiap efek faktor. Demikian pula halnya dengan variasi efek
harga saham di berbagai perusahaan (yang ingin diprediksikan penelitian). Maka dari itu,
penelitian-penelitian itu memanfaatkan variabel untuk mewakili efek harga saham setiap
faktor. Penelitian-penelitian itu menggunakan pengganti untuk efek perubahan pada biaya
kontrak optimal yang dimunculkan oleh pemegang saham, alih kekayaan ke dan dari pemegang
saham melalui kontrak utang dan melalui rancangan bonus, dan biaya politis yang dibawa serta
oleh para pemegang saham.
Pada umumnya, perubahan harga saham yang diasosiasikan dengan pengumuman
perubahan diregresikan pada variabel wakil/pengganti. Keberhasilan ujian bergantung pada
sejauh mana variabel wakil menangkap efek perubahan pada bermacam-macam biaya dan alih
kekayaan. Itu juga bergantung pada sejauh mana biaya keseluruhan merupakan fungsi linier
efek biaya yang diwakili oleh variabel pengganti.
VARIABEL-VARIABEL YANG DIGUNAKAN UNTUK MENJELASKAN EFEK
HARGA SAHAM
Kontrak Optimal
Collins, Rozeff, dan Dhaliwal (1981) menyertakan variabel model “nol/satu” yang
mengambil nilai 1 jika perusahaan mempunyai kontrak utang dengan akad terbatas atau jika
perusahaan mempunyai rancangan kompensasi berbasis akuntansi. Variabel ini dimaksudkan
47
untuk menangkap efek-efek pembatasan FASB 19 pada teknologi kontrak optimal. Maka dari
itu, koefisiennya diperkirakan negatif (yakni, perusahaan-perusahaan dengan kontrak berbasis
akuntansi cenderung mengalami penurunan harga saham sebagai akibat dari FASB 19).
Variabel tersebut juga mengambol sebagian alih kekayaan utang dan rancangan
kompensasi. Karena standar membatasi prosedur peningkatan pendapatan, maka efek harga
saham alih kekayaan utang adalah negatif, memperkuat efek kontrak optimal. Efek harga
saham alih kekayaan rancangan kompensasi adalah positif (lihat bagian sebelumnya), tapi
cenderung dikalahkan oleh efek-efek lainnya. Efek kontrak optimal hanya muncul bersamaan
dengan berbagai perubahan karena perubahan sukarela tidak mempengaruhi prosedur yang
ada.
48
Biaya Kegagalan
Faktor lain (terlepas dari efek perubahan prosedur keketatan akad) yang menentukan
alih kekayaan kontrak utang yang didorong oleh perubahan prosedur adalah biaya kegagalan
teknis. Biaya tersebut bervariasi antar perusahaan. Sebagai contoh, semakin besar selisih antara
tingkat suku bunga pasar dan tingkat suku bunga nominal utang, maka akan semakin banyak
pemegang utang yang meminta bayaran dalam menegoisasikan kembali utang yang
digagalkan.
Variabel-variabel yang mewakili dua faktor itu (perubahan pada keketatan dan biaya
kegagalan) akan dibahas kemudian.
49
semakin besar biaya kegagalan, semakin besar pula keuntungan biaya perubahan sukarela
(karena mengurangi kemungkinan kegagalan), dan semakin besar pula kenaikan harga saham.
Pembahasan berikut tentang efek harga saham variabel alih kekayaan utang yang tersisa
akan membahas perubahan akuntansi yang diwajibkan. Hendaknya pembaca ingat bahwa
perubahan sukarela mengarah pada efek harga saham dengan lambang berlawanan.
RASIO UTANG/EKUITAS
Penurunan tertentu pada pendapatan yang dilaporkan atau ekuitas berasal dari
perubahan yang diwajibkan yang meningkatkan kemungkinan kegagalan pada utang/ekuitas
dan beban waktu akad yang diperoleh lebih banyak lagi, semakin besar pula rasio
utang/ekuitas. Selain itu, semakin besar rasio utang/ekuitas, semakin besar pula biaya per andil
kegagalan teknis. Kedua faktor ini bergabung untuk menghasilkan prediksi yang mengalihkan
kekayaan dari pemegang saham ke pemegang obligasi (dan penurunan harga saham) lebih
besar maka lebih bear dan lebih tinggi pula rasio utang/ekuitasnya. Dengan kata lain, ada
hubungan negatif antara rasio utang/ekuitas dan efek harga saham.
Sebelum perubahan akuntansi yang diwajibkan, kemungkinan kegagalan untuk
perusahaan dengan rasio utang/ekuitas rendah adalah bidang berbayang yang ditandai k di
bawah distribusi Y. Untuk perusahaan dengan rasio utang/ekuitas tinggi, peluang kegagalannya
adalah k + l. Peluang kegagalannya lebih tinggi untuk perusahaan dengan tingkat pengangkatan
tinggi. Sesudah perubahan akuntansi, peluang kegagalan untuk perusahaan dengan rasio
utang/ekuitas rendah adalah daerah berbayang di bawah distribusi X yang ditandai k + n. Untuk
perusahaan lain adalah bidang k + l = n + o. Peningkatan pada peluang kegagalan yang
disebabkan oleh perubahan akuntansi adalah n untuk perusahaan utang/ekuitas rendah dan n +
o untuk perusahaan utang/ekuitas tinggi. Perusahaan engan rasio utang/ekuitas lebih besar
mengalami peningkatan peluang kegagalan yang lebih besar pula.
Perubahan pada peluang kegagalan bervariasi sesuai dengan perubahan pada keketatan
kendala utang/ekuitas, sehingga rasio utang/ekuitas juga menghitung perubahan pada keketatan
kendala utang/ekuitas. Karena perubahan yang diwajibkan mengurangi ekuitas, maka manajer
perusahaan cenderung kurang bisa mengambil segala macam putusan investasi dan pendanaan
di bawah kesepakatan utang yang mengumpul pada rasio utang/ekuitas perusahaan. Maka dari
itu, semakin besar rasio utang/ekuitas, semakin besar pula penurunan harga saham.
50
VARIAN ARUS KAS
Ceteris paribus, semakin besar varian alir kas perusahaan, semakin besar pula peluang
kegagalan. Jika perubahan yang diwajibkan (dengan mengurangi pendapatan) meningkatkan
peluang kegagalan dari nol (karena utang perusahaan sedikit sekali), peningkatan dalam
peluang kegagalan dan hasil penurunan harga saham lebih besar, maka semakin besar pula
varian alir kasnya. Hasil ini tidak berlaku secara umum jika utang berisiko sebelum perubahan
(yakni peluang kegagalan bukan nol). Sekalipun begitu, sebuah penelitian perubahan yang
diwajibkan, Lys (1984), berdasarkan argumen yang ada, menghipotesiskan dan menguji
asoasisi negatif antara varian alir kas dan perubahan harga saham.
Pemanfaatan varian alir kas juga dapat dirasionalisaikan berdasarkan pendapat bahwa
argumen rasio utang/ekuitas (sebelumnya) mengasumsikan ceteris paribus dan, secara khusus,
varian alir kas konstan pada berbagai perusahaan. Penyertaan varian alir kas adalah suatu cara
untuk mengendalikan berbagai fluktuasi lintas bidang dalam varian tersebut. Perhatikan bahwa
rasio utang/ekuitas cenderung bervariasi dengan varian alir kasnya (lihat Myers, 1977).
Kebertagihan Utang
Jika utang bisa ditagih, maka nilai penagihan membatasi biaya kegagalan karena
perusahaan mempunyai pilihan untuk menagih utang untuk menghindari kegagalan. Oleh
karena itu, diprediksikan bahwa kegiatan penagihan akan mengurangi efek harga saham dari
sebuah perubahan akuntansi. Penurunan harga saham yang menyertai perubahan yang
diwajibkan lebih kecil jika utang perusahaan bisa ditagih (yakni, kaitan positif antara
kebertagihan utang dan efek harga saham perubahan).
52
Keberalihan (Konvertibilitas) Utang
Hak istimewa konversi utang adalah sebuah pilihan pada harga saham. Karena itu, alih
kekayaan apapun dari pemegang obligasi ke pemegang saham yang didorong oleh perubahan
akuntansi akan dikurangi jika kegiatan konversi memang terjadi. Penurunan harga saham yang
menyertai perubahan yang diwajibkan lebih kecil jika utang perusahaan bisa
dialihkan/dikonversi (yakni, kaitan positif antara keberalihan utang dan efek harga saham
perubahan).
Sebagai contoh, Kalay (1979) menemukan bahwa semakin tinggi rasio utang/ekuitas, semakin
dekat pula dengan kendala dividennya (yakni, perbendaharaan inventarisasi biaya yang lebih
kecil). Demikian pula halnya, semakin rendah varian alir kas atau semakin banyak aset yang
ada, semakin tinggi pula rasio utang/ekuitas. Karena variabel-variabel tersebut bersifat
kolinear, berusaha menguraikan efek variabel yang manapun akan sulit. Sebagai contoh,
meskipun masing-masing dari variabel tersebut mungkin tidak signifikan dalam uji reaksi
harga saham terhadap perubahan akuntansi, sebagai kelompok bisa jadi penting.
Selanjutnya, akan tampak bahwa sebagian dari variabel mungkin tidak masuk ke dalam
persamaan regresinya secara linier. Persoalan spesifikasi semacam ini mengurangi
kecenderungan daya eksplanatif signifikan dan menunjukkan bahwa kita menitikberatkan pada
signifikansi kelompok-kelompok variabel dan bukan variabel-variabel secara individu.
BIAYA POLITIS
Satu-satunya variabel dalam berbagai penelitian yang dijadikan sebagai pengganti efek
biaya politis perubahan adalah ukuran perusahaan (Leftwich, 1981; Collins, Rozeff, dan
Dhaliwal, 1981; Holthausen, 1981). Pada ketiga kasus tersebut, hitungannya adalah nilai buku
utang perusahaan plus nilai pasar ekuitasnya. Variabel ini diprediksikan secara positif
diasosiasikan dengan biaya politis. Perubahan-perubahan yang diwajibkan menurunkan
53
perusahaan, sehingga perusahaan-perusahaan yang lebih besar diperkirakan mengalami
penurunan yang lebih besar pada biaya politis dan karenanya efek harga sahamnya lebih positif.
Penelitian perubahan yang diwajibkan hanya meneliti efek harga saham perusahaan yang
dipaksa mengubah prosedur akuntansinya.
Pergeseran depresiasi meningkatkan pendapatan dan biaya politis. Oleh karena itu,
hubungan antara ukuran dan efek harga saham diperkirakan negatif untuk perubahan itu.
PERKIRAAN MODEL
Leftwich menangani masalah perkiraan dengan cara secara eksplisit mengenali bahwa
pasar memperkirakan pasal-pasal baku sebelum pengumuman standar. Dia mengasumsikan
54
bahwa para investor mempunyai harapan yang sama berkenaan dengan kemungkinan berbagai
versi standar yang diterapkan. Jika informasi masuk ke pasar yang menyebabkan para investor
merevisi harapan/dugaan mereka mengenai berbagai kemungkinan versi, maka nilai bursa
saham berubah.
Jika harga saham berubah, maka dapat disimpulkan bahwa para investor telah merevisi
kemungkinan versinya. Jika harga tidak berubah, maka tidak dapat disimpulkan bahwa
peristiwa itu tidak mengubah kemungkinan, dengan asumsi Leftwich, karena perubahan-
perubahan tersebut mungkin melebihi di berbagai perusahaan.
Leftwich menggunakan sampel perusahaan-perusahaan yang diuraikan oleh Rayburn
(1975) untuk mendapatkan sampel 338 perusahaan yang terdaftar di NYSE yang terlibat dalam
1139 merger dari Nopember 1968 sampai Desember 1972. Sebagian besar merger (90 persen)
diperlakukan sebagai jajak, dan setiap perusahaan menggunakan jajak sekurang-kurangnya
satu kali. Perusahaan-perusahaan tersebut diperkirakan akan dipengaruhi oleh Opini 16 dan 17.
Dengan modelnya, Leftwich memilih peristiwa-peristiwa mana ada bukti yang
menyampaikan informasi kepada pasar dan pasar merevisi kemungkinan yang direkatkan pada
versi-versi standar kombinasi usaha yang diusulkan. Dengan memanfaatkan kronologi yang
diterbitkan sebelumnya, dia mengidentifikasi 21 peristiwa yang bisa jadi mempengaruhi
harapan pasar akan standar yang membatasi jajak. Peristiwa pertama adalah sebuah artikel oleh
Briloff dalam Barron pada 15 Juli 1968, sebelum APB memulai berbagai petimbangan pada
akuntansi kombinasi usaha (Juni 1969). Peristiwa terakhir adalah laporan WSJ bahwa NSYE
dan ASE mensyaratkan aplikasi listing untuk saham yang digunakan dalam transaksi
pengumpulan/pooling untuk disertakan opini auditor yang menyatakan memenuhi kriteria APB
untuk pooling. Peristiwa ini sesudah Opini 16 dan 17 dikeluarkan (1970).
Leftwich menghitung tingkat pengembalian abnormal sampel perusahaannya yang
dipengaruhi oleh opini-opini tersebut dalam jangka waktu lima hari sebelum peristiwa dan lima
hari sesudah peristiwa. Dia menemukan bahwa tingkat pengembalian abnormal untuk 9 dari
21 peristiwa secara signifikan berbeda dari nol sampai 10 persen (ujian dua turus). Delapan
peristiwa secara signifikan memiliki tingkat pengembalian abnormal rata-rata negatif dan 1
mempunyai tingkat pengembalian abnormal rata-rata positif (menunjukkan versi yang kurang
mahal dari standar itu menjadi cenderung dengan peristiwa itu). Tingkat pengembalian
abnormal rata-rata di sekitar penerbitan opini terakhir tidaklah signifikan, menunjukkan (tapi
tidak mesti mengimplikasikan) bahwa pasar telah mengantisipasi opini tersebut.
55
Leftwich memperkirakan Opini 16 dan 17 akan mengurangi nilai saham karena
membuat akad utang lebih mengikat. Pada 21 peristiwa itu tingkat pengembalian abnormal
rata-rata harian adalah -0,55 persen, yang signifikan pada tingkat 1 persen.
Peristiwa-peristiwa yang harga sahamnya berusaha dijelaskan Leftwich adalah 9
peristiwa dimana ada bukti bahwa bursa merevisi perkiraan standarnya. Dia mendalilikan
bahwa sebuah perputaran abnormal perusahaan adalah sebuah fungsi linier berbagai macam
karakteristik yang mewakili biaya yang dikenakan oleh perubahan aturan akuntansi tertentu --
variabel b(ii) utang/ekuitas, b(v) utang publik, b(viii) kebertagihan utang, b(ix) keberalihan
utang, dan d ukuran. Kemudian lambang-lambang yang diprediksikan pada koefisien
bergantung pada apakah peluang penerapan standar meningkat atau menurun pada tanggal
tertentu. Untuk delapan peristiwa dengan harga saham menurun, lambang koefisien yang
diprediksi tercantum pada
Lambang-lambang yang diprediksikan untuk setiap koefisien (jika peristiwa tersebut
menurunkan nilai saham) ditampilkan di bawah koefisien. Koefisien-koefisien tersebut
tentunya mempunyai lambang yang berlawanan untuk peristiwa yang mepunyai pengembalian
abnormal positif. Koefisien rasio utang/ekuitas publik dan pribadi diperkirakan negatif, sesuai
dengan prediksi utang/ekuitas pada. Proporsi prediksi utang publik dan pribadi diuji dengan
cara membandingkan besarnya koefisien utang/ekuitas publik dan pribadi. Koefisien
utang/ekuitas publik diperkirakan lebih negatif.
Leftwich juga mengumpulkan peristiwa dengan cara merata-rata pengembalian
abnormal (esi) pada 9 peristiwa (peristiwa pengambalian positif dimasukkan sesudah dikalikan
dengan -1) dan meregresi rata-rata hasil pada variabel bebas yang sama. Prosedur ini
mengasumsikan bahwa nilai absolut koefisien sama untuk ke-9 peristiwa.
Leftwich menemukan dukungan untuk hipotesis yang tercantum pada Koefisien
pengangkatan utang pribvadi (PRI/S) dan kebertagihan (CALL/S) mempunyai lambang-
lambang yang diprediksikan (masing-masing negatif dan positif) dan signikan pada tingkat
0,05 (ujian satu turus). Namun demikian, koefisien-koefisien utang lainnya secara tidak
signifikan berbeda dari nol dan tidak ada selisih signifikan antara koefisien utang publik dan
pribadi. Dalam kenyataannya, selisih itu adalah arah yang keliru – koefisien pengangkatan
pribadi lebih negatif dibandingkan dengan koefisien pengangkatan publik. Koefisien variabel
ukuran adalah positif dan signifikan pada tingkat 1 persen untuk ujian satu turus. Statistik F
untuk regresi adalah signifikan pada tingkat 0,01.
Koefisien pengangkatan publik, pengangkatan pribadi, dan penagihan secara signifikan
berbeda dari nol pada arah yang diprediksi pada beberapa regresi terpisah. Koefisien
56
pengangkatan utang publik secara signifikan lebih negatif (seperti prediksi) dibandingkan
utang pribadi hanya pada 1 dari 9 regresi. Koefisien variabel utang yang dapat dialihkan tidak
pernah signifikan. Koefisien ukuran secara signifikan bersifat positif (pada tingkat 0,05) untuk
5 dari 8 peristiwa dimana tingkat pengembalian abnormal untuk peristiwa itu adalah positif.
Itu tidak signifikan untuk peristiwa lain (pengembalian negatif).
Leftwich juga memperkirakan regresi tersebut termasuk variabel-variabel untuk masa
kematangan utang (variabel b(vii) pada Tabel 12.1), peringkat utang perusahaan, dan
inventarisasi dana yang dapat dibayarkan (variabel b(iv)). Tak satupun dari variabel itu yang
signifikan.
Untuk memastikan bahwa hasil-hasil yang diperoleh dalam regresi lintas bidang tidak
palsu, Leftwich memperkirakan 21 perputaran abnormal untuk tanggal acak di luar periode
peristiwa itu. Hanya 4 dari 21 peristiwa yang memiliki tingkat pengembalian signifikan. Ketika
regresi lintas bidang diperkirakan secara terpisah pada “peristiwa” yang disimulasikan sebagai
signifikan dan tidak signifikan, maka frekuensi koefisien yang signifikan dan regresi jauh lebih
rendah dibandingkan untuk 9 regresi peristiwa sebenarnya. Leftwich juga menguji apakah ada
korelasi lintas bidang antara tingkat pengembalian abnormal perusahaan untuk masing-masing
dari peristiwa yang “buruk” dan “baik" dan menemukan adanya korelasi negatif.
KESIMPULAN
Secara keseluruhan, hasil-hasil Leftwich memberikan dukungan parsial pada
pernyataan bahwa perubahan standar akuntansi mempengaruhi nilai saham perusahaan melalui
kontrak utangnya. Penurunan nilai pasar yang diasosiasikan dengan standar adalah lebih besar,
semakin besar rasio utang/ekuitas, dan semakin kecil jika utang itu bisa ditagih. Namun
demikian, bahwa prediksi yang didasarkan pada utang publik lebih mahal dibandingkan dengan
utang swasta belum mendapat pembenaran; tidak pula dengan prediksi bahwa keberalihan
megurangi efek harga saham standar. Secara umum, bukti tersebut sejalan dengan pernyataan
bahwa Opini APB 16 dan 17 mengurangi biaya politis dan menaikkan harga saham perusahaan
(jika ukuran mencerminkan biaya politis).
Penelitian Leftwich membahas berbagai persoalan yang sudah dibahas sebelum ini.
Masih belum jelas apakah spesifikasi linier untuk persamaan memang cocok: variabel-variabel
bebas bersifat kolinear dan seringkali menghitung biaya yang sama. Masih belum jelas juga
seberapa bagus berbagai variabel mewakili perubahan dalam peluang kegagalan, biaya
kegagalan, atau biaya/ongkos politis. Akan tetapi, kenyataan bahwa sebagian variabel, maupun
57
persamaan regresi itu sendiri, adalah signifikan memberikan harapan akan hipotesis bahwa
efek harga saham standar digerakkan oleh kontrak utang.
Penelitian Leftwich juga memberikan wawasan tentang arti penting perkiraan dalam
mengamati berbagai usaha harga saham standar akuntansi. Kalau Leftwich sudah memilih hari-
hari pengumuman Opini 16 dan 17 APB sebagai tanggal peristiwa, maka dia tidak menemukan
efek harga saham apapun. Bukti tersebut menunjukkan bahwa standar akhir diantisipasi oleh
pasar.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, hasil-hasil Collins, Rozeff, dan Dhaliwal, seperti halnya Leftwich,
memberikan dukungan pada pernyataan bahwa perubahan pada standar akuntansi
mempengaruhi nilai saham melalui proses kontrak. Namun demikian, tidak signifikannya
variabel rasio utang/ekuitas dan utang publik menimbulkan pertanyaan soal teori dan
menunjukkan bahwa sekurang-kurangnya tidak disampaikan dengan baik di awal. Ada
semacam dukungan teoritis terhadap variabel bebas yang ada di dalam model lintas bidang.
Tidak banyak dukungan untuk bentuk fungsional yang ada dalam persamaan. Penelitian
selanjutnya yang dibahas (Lys, 1984) menekankan pada persoalan dengan regresi lintas bidang
dengan mengemukakan bahwa penelitian sebelumnya telah menghilangkan sebuah variabel
penting, varian alir kas perusahaan.
2. LYS
Lys (1984) meneliti kembali efek eliminasi metode penuh terhadap harga saham.
Sementara Collins, Rozeff, dan Dhaliwal hanya menelitik efek harga lintas bidang hanya pada
saat pengumuman draft FASB 19 (19 Juli 1977), Lys mengidentifikasi tiga peristiwa lain yang
mungkin menyebabkan rebisi harapan pasar mengenai kemungkinan isi standar biaya
penuh/usaha-yang berhasil akhir. Peristiwa-peristiwa tersebut adalah (1) dikeluarkannya Rilis
SEC 33-5861 (31 Agustus 1977), yang mendukung FASB Exposure Draft; (2) dikeluarkannya
FASB 19 (diratifikasi 5 Desember 1977) , yang intinya sama dengan draft; dan (3)
dikeluarkannya SEC ASR 253 (dilaporkan dalam WSJ pada 30 Agustus 1978) yang menolak
60
FASB 19. Lys meneliti efek harga saham Exposure Draft, FASB 19, dan ASR 253. Dia tidak
bisa mengidentifikasi tanggal pengumuman Rilis SEC 33-5861 (tidak dilaporkan dalam WSJ).
Lys menerapkan prosedur dua tahap seperti yang digunakan Leftwich (1981). Dia
meneliti tingkat pengembalian abnormal untuk portofolio perusahaan biaya penuh, portofolio
perusahaan-usaha yang berhasil, dan portofolio posisi panjang dalam perusahaan-usaha yang
berhasil dan posisi pendek dalam perusahaan biaya penuh pada hari sekitar tiga peristiwa
penting itu. Tingkat pengembalian pada portofolio terakhir ini menghitung selisih
pengembalian untuk perusahaan biaya penuh dan perusahaan-usaha yang berhasil. Kemudian
Lys menerapkan model lintas bidang untuk menjelaskan efek-efek harga saham.
Portofolio perusahaan usaha penuh mendapatkan tingkat pengembalian abnormal yang
signifikan (pada tingkat 0,10) hanya selama dua hari: 19 Juli dan 20 Juli 1977 (laporan draft
terbit pertama kali di WSJ pada tanggal 20 Juli). Akan tetapi tingkat pengembalian abnormal
perusahaan biaya penuh dan perusahaan-usaha yang berhasil hanya berbeda pada tanggal 19
Juli 1977.
Hasil
Lys menggunakan sampel 89 perusahaan biaya penuh (64 industri dan 25 perusahaan)
dan 40 perusahaan-usaha yang berhasil. Sebagaimana ditunjukkan, tingkat pengembalian
abnormal signifikan untuk 89 perusahaan biaya penuh dan selisih yang signifikan antara
pengembalian perusahaan biaya penuh dan usaha yang berhasil terjadi saat diterbitkannya
draft. Sekalipun begitu, menggunakan 34 perusahaan industri biaya penuh yang mempunyai
data penting, Lys memperkirakan regresi dengan menggunakan pengembalian abnormal pada
hari-hari sekitar tiga peristiwa penting itu (Exposure Draft, FASB 19, dan ASR 253).
Hanya satu regresi lintas bidang yang mencapai signifikansi pada tingkat 0,10 dan
itulah regresi untuk satu-satunya hari tingkat pengembalian perusahaan biaya penuh dan usaha
yang berhasil berbeda (19 Juli 1977). Koordinasi antara penelitian peristiwa dan hasil-hasil
regresi lintas bidang ini sejalan dengan koordinasi serupa pada hasil-hasil Leftwich. Dalam
teori, itu menunjukkan bahwa pasar merevisi kecenderungan penerapan FASB 19 pada hari itu
dan efek—efek harga lintas bidang itu terkait dengan alih kekayaan kontrak utang.
Statistik F untuk regresi penuh menolak (pada tingkat 0,05) hipotesis nol yang tidak
ada kaitannya antara variabel utang dan tingkat pengembalian abnormal pada tanggal 19 Juli
1977. Model tersebut menjelaskan 52 persen variasi tingkat pengembalian abnormal lintas
bidang. Akan tetapi, hanya dua dari sembilan koefisien yang signifikan pada tingkat 0,05,
koefisien standar deviasi pengembalian harian dan rasio utang/ekuitas. Keduanya mempunyai
lambang yang diperkirakan dan tetap signifikan ketika variabel lain meleset dari perkiraan.
Hasil ini sesuai dengan pendapat Lys bahwa penghilangan standar deviasi pengembalian (yang
diasumsikan berkorelasi dengan pengangkatan) mendorong ketidaksignifikanan rasio
utang/ekuitas dalam penelitian Collins, Rozeff, dan Dhaliwal.
Koefisien-koefisien lain tidak signifikan pada tingkat 0,10 pada perkiraan penuh, tapi
karena variabel-variabel dengan daya penjelas paling lemah berkurang, maka koefisien
proporsi pendapatan minyak dan gas terhadap pendapatan total menjadi signifikan pada tingkat
0,05 dengan lambang yang diprediksi. Hal ini menunjukkan bahwa variabel pendapatan relatif
berfungsi sebagai pengganti bagi efek standar pada angka akuntansi perusahaan biaya penuh.
Seperti halnya Leftwich, Lys memperkirakan bahwa model lintas bidangnya pada hari-
hari di luar periode peristiwa. Dia menghitung tingkat pengembalian abnormal untuk portofolio
62
34 perusahaan selama 531 hari. Untuk setiap 46 hari pengembalian portofolio adalah signifikan
pada tingkat 0,10, Lys memperkirakan persamaan. Berbeda dengan regresi untuk 19 Juli 1977,
statistik F rata-rata regresi tersebut tidak signifikan pada tingkat kemungkinan manapun yang
masuk akal, menunjukkan bahwa hasil-hasil Lys tidak berupa data statistik.
Kesimpulan
Hasil-hasil Lys, seperti halnya dua penelitian perubahan lain yang diwajibkan,
melahirkan bukti efek harga saham dan kaitan lintas bidang antara efek harga saham dan dua
variabel utang (rasio utang/ekuitas dan varian alir kas). Akan tetapi, sebagian besar variabel
tidak signifikan.
Satu persoalan yang tampak menonjol pada tabel itu adalah bahwa ada beberapa
variabel umum yang digunakan hanya pada satu penelitian. Dari dua variabel yang digunakan
pada ketiga penelitian, rasio utang/ekuitas memiliki hasil yang paling signifikan. Hasil-hasil
Leftwich untuk rasio utang/ekuitas publik dan pribadi menunjukkan bahwa rasio utang/ekuitas
akan signifikan dan memiliki lambang yang diprediksi seandainya adalah satu-satunya rasio
rasio utang/ekuitas yang digunakan. Rasio utang/ekuitas memiliki lambang yang benar dan
signifikan pada model Lys pada tingkat 0,01. Rasio ini tidak signifikan pada model Collins,
Rozeff, dan Dhaliwal (1981). Signifikansi berbagai variabel utang/ekuitas pada penelitian
harga saham perubahan yang diwajibkan dalam penelitian pilihan akuntansi dipaparkan.
Dikemukakan bahwa alih kekayaan di bawah kontrak utang adalah penting baik pada pilihan
akuntansi maupun efek harga saham.
Hasil-hasil yang tidak konsisten untuk variabel-variabel tertentu pada berbagai
penelitian bisa jadi disebabkan oleh kegagalan dalam menggunakan kombinasi variabel yang
sama pada berbagai penelitian atau masalah dengan hitungan pengganti, persamaan yang tidak
disebutkan, dan multikolinearitas. Mungkin juga disebabkan oleh masalah-masalah lain dalam
penelitian tersebut. Sebagai contoh, Salatka (1983) menengarai bahwa semua penelitian
tersebut menguji hipotesis menggunakan regresi OLS tingkat pengembalian abnormal pada
berbagai macam variabel pengganti untuk biaya kontrak dan politis. Jika varian-varian
pengembalian abnormal tersebt (variabel terikat) berbeda, maka lebih sukar lagi untuk menolak
hipotesis nol bahwa koefisien model adalah nol. Diukur sekurangnya berpangkat (atau pangkat
yang digeneralisir) merupakan salah satu cara meningkatkan kemampuan ujian lintas bidang.
Collins dan Dent (1984), Schipper dan Thompson (1983), dan Hughes dan Ricks (1984)
meneliti berbagai kemungkinan masalah yang disebabkan oleh heteroskedastisitas lintas
bidang dan korelasi lintas pengembalian abnormal kontemporer. Variabel terikat berbagai
63
penelitian perubahan yang diwajibkan adalah pengembalian abnormal, dan semua
pengembalian abnormal perusahaan sama harinya. Karena harga saham perusahaan industri
yang sama bergerak bersama-sama, pengembalian abnormalnya dikorelasikan secara lintas
bidang. Schipper dan Thompson (1983) dan Hughes dan Ricks (1984) menggunakan teknik
ekonometri yang disebut regresi seolah tak berkaitan untuk meningkatkan kekuatan regresi
lintas bidang melalui pengendalian eksplisit kebergantungan pengembalian abnormal.
Penerapan teknik-teknik semacam ini pada uji variasi lintas bidang pada efek harga saham
perubahan yang diwajibkan mungkin akan meningkatkan kekuatan ujian dan memberi lebih
banyak bukti apakah efek harga saham perubahan yang diwajibkan disebabkan alih kekayaan
melalui kontrak utang.
Hasil
Seratus dua puluh lima perusahaan yang bergeser balik diidentifikasi dari Accounting
Trends and Technique selama periode 1954-1977 dan sampel-sampel yang digunakan oleh
Archibald (1972), Ball (1972), dan Kaplan dan Roll (1972). Holthausen tidak mengamati
adanya perubahan harga saham abnormal yang signifikan pada saat pengumuman pergeseran
kembali untuk sampel itu secara umum. Pada bulan sebelum pengumuman itu, tingkat
pengembalian abnormal untuk 125 perusahaan adalah 1,5 persen. Namun pada saat
pengumuman adalah nol. Selama periode H-3 sampai H+2 (dimana hari H adalah sebelum
terbitan WSJ), tingkat pengembalian abnormal adalah -0,2 persen. Tingkat pengembalian
abnormal pada hari H pengumuman tidak signifikan (menggunakan uji-t) dan demikian pula
halnya dari hari perdagangan H-20 sampai H+2.
Secara keseluruhan, hasil-hasil pengembalian abnormal pada variabel pilihan tidak
mendukung pergeseran kembali dengan efek harga saham yang diperkirakan via kontrak utang,
skema kompensasi manajemen, dan biaya politis (sebagaimana diukur berdasarkan ukuran).
Berdasarkan 96 pengamatan, koefisien-koefisien yang mencapai signifikansi untuk periode
apapun yang diperkirakan adalah koefisien kesalahan ramalan dan koefisien pengangkatan
utang publik. Koefisien kesalahan ramalan adalah positif sebagaimana diperkirakan dan
signifikan pada tingkat 5 persen jika pengembalian abnormal adalah untuk H-3 sampai H+2.
Hasilnya membenarkan adanya asosiasi antara pendapatan tak terduga dan tingkat
pengembalian abnormal pada saat pengumuman yang dilaporkan pada Bab 3.
Koefisien variabel utang publik secara signifikan negatif pada tingkat 5 persen ketika
tingkat pengembalian abnormal untuk H-3 sampai H+2 dan pada tingkat 1 persen jika
pengembalian abnormal untuk H-3 sampai H+60. Lambang koefisiennya adalah kebalikan dari
yang diperkirakan. Selanjutnya tidak ada selisih signifikan antara koefisien utang publik dan
utang pribadi.
Kesimpulan
Sebagaimana kita perkirakan dengan wawasan ke belakang, penelitian Holthausen
tidak menemukan adanya pengembalian abnormal pada saat pengumuman dan tidak ada variasi
65
pengembalian abnormal sistematis dengan variabel kontrak, alih utang/kekayaan, alih
kompensasi/kekayaan, atau biaya politis. Satu-satunya hasil adalah kaitan yang diduga anatra
pendapatan tak terduga dan pengembalian abnormal.
IKHTISAR
Teori yang disampaikan pada Bab 8-10 menunjukkan bahwa perubahan yang
diwajibkan dalam prosedur akuntansi mempengaruhi harga saham melalui efek-efeknya pada
teknologi kontrak yang optimal, pada alih kekayaan yang melibatkan kontrak utang dan
rancangan kompensasi, dan pada biaya politis. Para peneliti telah menyelidiki efek-efek harga
saham perubahan yang diwajibkan dan variasi lintas bidangnya.
Penelitian-penelitian tersebut telah menemukan perubahan signifikan harga saham
yang diasosiasikan dengan pengumuman perubahan yang diwajibkan (standar akuntansi).
Namun demikian, meskipun penelitian-penelitian itu telah menghasilkan asosiasi signifikan
antara variasi lintas bidang pada efek harga saham dan sejumlah variabel utang (terutama rasio
utang/ekuitas), asosiasi itu tidak konsisten untuk semua penelitian. Inskonsistensi itu bisa jadi
disebabkan masalah ekonometri serius yang menghantui penelitian-penelitian tersebut.
Peningkatan besar pada spesifikasi model dan metode ekonometri yang diterapkan memang
diperlukan untuk menghasilkan ujian teori yang ampuh. Penjelasan alternatifnya adalah bahwa
variasi lintas bidang efek harga saham tidak sistematis atau terlalu kecil untuk diamati.
66
CHAPTER 13
The Theory’s Application to Auditing
Peran akuntansi dan audit berkaitan erat dalam teori yang diuraikan dalam bab-bab
sebelumnya. Permintaan akan akuntansi berasal dari penggunaannya dalam kontrak jarang
digunakan dalam mengurangi biaya agensi kecuali ketentuan untuk diawasi dan diberlakukan.
Audit adalah pada cara di mana perjanjian dimonitor. Para auditor memeriksa bahwa angka-
angka yang digunakan dalam ketentuan kontrak telah dihitung dengan menggunakan prosedur
yang berlaku dan apakah ketentuan kontrak telah dilanggar
67
Untuk membuat permintaan untuk jasa audit, auditions harus meyakinkan pasar bahwa
mereka memiliki beberapa kompetensi (yaitu, ada kemungkinan nol bahwa auditor akan
melaporkan pelanggaran ditemukan). Pasar hanya akan yakin yang kedua jika auditor akan
kehilangan dengan mengalah pada tekanan manajerial tidak melaporkan pelanggaran dan jika
manajer dapat membebankan biaya pada mereka, auditor akan menyerah.
Masyarakat Profesional
Masyarakat profesional mengembangkan nama besar. Mereka memberi anggota
mereka sebutan (misalnya, "Chartered Rekening") yang dimaksudkan untuk menunjukkan
tingkat minimum kompetensi audit dan independensi. Untuk menjaga nama brand mereka,
masyarakat didorong kompetensinya dengan mengharuskan ujian dan periode pelatihan
dengan anggota ("artikel") sebelum masuk ke masyarakat. Dan mereka mempertahankan
komite etika yang menarik akreditasi auditor yang mengungkapkan kinerja di bawah standar
masyarakat. Keanggotaan dalam masyarakat menjabat sebagai ikatan jaminan, seperti reputasi
auditor. Kehilangan keanggotaan menyebabkan hilangnya biaya audit.
Spesialisasi Industri
Audit start-up biaya dan skala ekonomi dalam informasi awal dapat menjelaskan
diamati perusahaan audit spesialisasi oleh industri (lihat Dopuch dan Simunic, 1980a).
Eichenseher dan Danos (1981), yang juga menemukan spesialisasi industri yang signifikan
dalam audit, berpendapat bahwa start-up biaya meningkat dengan peraturan.
69
keuntungan. Pertanyaan mengenai definisi istilah-istilah seperti "keuntungan" tergantung pada
apa yang ditulis dan apa yang dimaksudkan dalam kontrak (Pixley, 1881, hlm 33 -. 96).
Transfer kekayaan
Lobi dan layanan informasi meningkatkan nilai klien dan auditor. Namun, proses
politik juga memberikan insentif auditor untuk mengambil tindakan yang meningkatkan nilai
mereka dengan mengorbankan nilai klien. Auditor memiliki insentif untuk melobi dengan SEC
dan FASB akuntansi lebih rumit. peningkatan kompleksitas tersebut dapat meningkatkan
jumlah audit dan permintaan untuk layanan auditor.
70
CHAPTER 14
The Role of Accounting Research
Penelitian akuntansi dipandang sebagai barang ekonomi. Permintaan penelitian
akuntansi harus dianalisa terlebih dahulu, disusul dengan analisis suplai. Untuk
mengilustrasikan dampak regulasi pada literatur akuntansi, sejarah bagian literatur akuntansi
yang dipilih sebagai respon terhadap permintaan alasan-alasan yang kemudian
diinterpretasikan.
71
dengan regulasi. Para politisi dan birokrat menuntut penelitian tidak hanya untuk memberi
informasi kepadanya tentang perdagangan, tetapi juga untuk digunakan menjustifikasi
tindakannya kepada pers dan konstituennya. Pernyataan bahwa teori merupakan alasan sangat
berguna dalam proses politik adalah konsisten dengan informasi positif dan biaya koalisi.
1. Suplai Alasan-alasan
Permintan terhadap alasan-alasan muncul baik dalam proses politik maupun pasar.
Konsumen (kepentingan pribadi) menentukan produksi penelitian akuntansi melalui
permintaannya tentang metode akuntansi. Semakin besar prestis dan keterampilan artikulasi
peneliti akuntansi, semakin memungkinkan para praktisi, pembuat undang-undang.
Kontroversi muncul dalam akuntansi ketika kepentingan pribadi tidak sepakat kepada standar
akuntansi.
Para peneliti akuntansi seringkali mencantumkan rekomendasi kebijakan sebagai
bagian penelitiannya. Rekomendasi itu, menjadi dasar bagi beberapa tujuan yang diasumsikan
oleh peneliti, mungkin tak pernah bermaksud menjadikan sebagai "alasan" bagi manajer badan
usaha, praktisi, atau politisi yang memilih prosedur yang direkomendasikan karena alasan
kepentingan diri. Namun demikian, temuan penelitian akan dikutip secara baik oleh
kepentingan pribadi.
Perbedaan rasional dan ketidakkonsistenan pada standar akuntansi, karena sebuah
standar merupakan hasil tindakan politik. Hasil tersebut bergantung kepada biaya relatif yang
berbagai pihak yang terlibat ingin berusaha mencapai tujuannya.
72
keuntungan, depresiasi dianggap sebagai prosedur penilaian. Pemberian hukum pajak tidak
sulit jika penilaian periodik diganti dengan proporsi yang berubah-ubah biaya sejarah.
3. Undang-Undang Sekuritas
Undang-undang sekuritas 1933 dan 1934 menciptakan SEC dengan kewenangan untuk
mengatur pembukaan keuangan korporasi yang diperdagangkan secara umum dan hak untuk
menjelaskan prosedur akuntansi yang digunakan oleh perusahaan yang diregulasi ini. SEC
secara konsisten telah memilih tidak menggunakan hak-hak ini; meskipun mendasarkan kepada
sektor swasta dan jalan kerja pernyataan resmi, SEC Accounting Series Releases, mengatur
aturan akuntansi.
Antara tahun 1934 dan 1938, komisi mempertimbangkan pertanyaan tentang
bagaimana menstandarkan praktek akuntansi. Komisi tersebut dibagi di antara pengumuman
sekelompok standar akuntansi itu sendiri dan membiarkan profesi akuntansi menetapkan
standar subyek untuk memveto bersama komisi. Pada 25 April 1938, komisi mengeluarkan
ASR 4, yang menyatakan bahwa "laporan keuangan dipersiapkan sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang mana tidak ada otoritas substansial yang mendukun akan dianggap salah arah."
Komisi tidak dapat hanya mendasarkan kepada praktek baru, karena ia dinyatakan telah
mengkontribusi terjadi kecelakaan di tahun 1929. Sebagian besar komisi menyadari sulitnya
menyusun dan mencoba memperkuat sekelompok prosedur akuntansi yang dikodifikasi.
Demikian pula penggunaan ASR 4 dari "dukungan otoritas substansial" secara parsial
mengubah beban kesalahan praktek dari komisi menjadi profesi. Sejak tahun 1938 AICPA dan
sekarang FASB telah mengeluarkan pengumuman akuntansi yang bertujuan memberi "dukuran
otoritas substansial." Tetapi disamping, AICPA dan FASB telah mencari teori normatif atau
kerangka konseptual untuk mensuplai "dukungan otoritas". Disamping bentuk profesional ini,
akademi telah menyusun metode akuntansi yang memberi "dukungan otoritas yang
substansial".
Mayoritas penelitian di antara tahun 1940 dan pertengahan 1960an tidak diarahkan pada
upaya menjelaskan mengapa akuntansi seperti itu, tetapi bagaimana seharusnya akuntansi.
Yaitu, sebagian besar penelitian setelah tahun 1940 adalah metode melawan positif. Tulisan
metode diarahkan menuju pemberian petunjuk pembuat kebijakan, FASB dan SEC, dituntut
dengan menetapkan standar akuntansi dan dengan membetulkan kerusakan dalam praktek
baru.
73
CHAPTER 15
Positive Accounting Theory: Summary, Evaluation, and Prospect
RINGKASAN
Bab satu menjelaskan sifat teori positif, perannya, dan metodologinya. Bab dua
menjelaskan hipotesis pasar yang efisien dan model penetapan harga asset modal, baik yang
mengarah kepada pengenalan teori positif ke dalam literatur akuntansi. Kemudian bab empat
(Bab 3 – 6) menjelaskan uraian tentang penelitian akuntansi positif yang berkembang dari
pengenalan EMH dan CAPM. Penelitian yang mengambil EMH seperti yang digambarkan dan
pandangan peran akuntansi sebagai suplai informasi kepada pasar modal. Saat ini, para peneliti
masih mencari suplai informasi uraian penelitian.
Uraian penelitian suplai informasi memberi beberapa temuan penting. Informasi bahwa
keuntungan melaporkan informasi suplai pada pasar modal (Bab 3). Lainnya tenyang sejumlah
akuntansi lain yang mencerminkan variabel CAPM (yakni resiko) dan sehingga dapat
mensuplai informasi mengenai sekuritas yang tidak diperdagangkan (Bab 5). Temuan ketiga
adalah keuntungan tahunan yang dijelaskan dengan baik oleh perjalanan acak dan keuntungan
per kwartal yang dijelaskan dengan proses musiman. Sedangkan analisis sekuritas dapat
memprediksi serangkaian waktu model keuntungan, superioritasnya tidak ditandai (Bab 6).
Berusaha menggunakan reaksi harga saham pada pergantian akuntansi untuk
membedakan antara EMH dan hipotesis mekanistis (Bab 4), apabila tidak sukses,
menimbulkan pertanyaan tentang alasan pergantian prosedur akuntansi. Studi-studi itu
memunculkan kemungkinan bahwa prosedur akuntansi netral pajak memiliki pengaruh cash
flow. Aplikasi EMH pada rasional pembukaan regulasi tradisional juga mengarah kepada
realisasi prosedur akuntansi netral pajak yang dapat memiliki pengaruh cahs flow melalui
proses politik (Bab 7). Keberadaan pengaruh cash flow memungkinkan teori akuntansi
berdasarkan ekonomi yang menjelaskan dan memprediksi perbedaan praktek akuntansi lintar
perusahaan dan industri. Perkembagan teori itu dijelaskan dalam paroh kedua buku ini.
Teori praktek akuntansi didasarkan kepada dan tumbuh dari dua teori berdasarkan
ekonomi: tepri perusahaan (Bab 8) dan teori regulasi (pemerintah) (Bab 10). Teori ekonomi
perusahaan mengkonseptualisasikan perusahaan sebagai hubungan kontrak yang mereduksi
biaya yang disusun oleh pihak-pihak (kepentingan diri) kepada perusahaan (biaya agen).
Kontrak formal dan informal mempersyaratkan pemonitoran dan penguatan, dengan demikian
memberi peningkatan tuntutan bagi audit dan akuntansi. Dua kontrak formal diuji detail :
74
manajemen rencana kompensasi dan kontrak hutang (Bab 9). Kedua kontrak ini menggunakan
angka akuntansi. Biaya agen berbeda dengan prosedur yang digunakan untuk mengkalkulasi
angka akuntansi, dan sehingga prosedur memiliki pengaruh cash flow. Sekelompok prosedur
optimal (peminimalan biaya agen) diterima untuk tujuan kontrak yang berkembang dan
berbeda pada lintas industri. Manajer dapat memilih prosedur dari dalam kelompok yang
diterima itu, dan seleksi manajer mempengaruhi nilai sekuritas perusahaan karena ia mengganti
istilah kontrak hutang dan rencana kompensasi.
Teori regulasi ekonomi mengkonseptualisasikan proses politik sebagai persaingan di
antara kepentingan diri individu untuk transfer kekayaan. Prosedur akuntansi mempengaruhi
angka akintansi yang dilaporkan dan sehingga mempengaruhi kemampuan lawan korporasi
untuk membuka regulasi padanya. Dalam cara itu, prosedur akuntansi mempengaruhi cash flow
perusahaan.
Studi empiris yang meneliti implikasi teori positif praktek akuntansi menemukan tiga
regulariotas umum dalam pilihan prosedur akuntansi (Bab 11): (1) manajer perusahaan dengan
rencana kompensasi berdasarkan keuntungan lebih dimungkinkan memilih prosedur yang
meningkatkan keuntungan bonus (hipotesis bonus): (2) semakin besar rasio hutang/ekuitas
perusahaan semakin dimungkinkan manajer memilih prosedur yang menurunkan keuntungan
baru (hipotesis ukuran). Tiga regularitas empiris ini dapat menjadi faktor dari yang
dihipotesiskan. Tetapi, uji lebih kuat pilihan prosedur rencana kompensasi yang menggunakan
detail rencana bonus (Healy, 1985) menemukan bukti yang konsisten dengan teori positif.
Bukti yang kurang konsisten bisa diperoleh dari uji pengaruh pilihan prosedur kontrak dan
ukuran hutang.
Studi pengaruh harga saham dari pergantian akuntansi menemukan bahwa perubahan
yang dimandatkan (standar akuntansi) berhubungan dengan perubahan harga saham (Bab 12).
Tetapi, berbagai studi menggunakan variabel hutang yang berbeda. Dan signifikansi statistik
variabel hutang berbeda dari studi ke studi. Perbedaan ini mungkin akibat dari kolinieritas dan
masalah ekonometrik lain yang mengkhususkan studi-studi ini. Sebua studi pergantian sukarela
tidak menemukan pengaruh harga saham. Dengan menengok ke belakng, hasil ini diantisipasi
karena pasar seharusnya mengarapkan perubahan pasar.
Keputusan audit berhubungan dengan variabel kontrak hutang (Bab 13). Disamping,
ada hubungan signifikan antara posisi auditor pada standar yang diajukan dan posisi manajer
kliennya dan hubungan yang berbeda dengan variabel kontyrak. Akhirnya, pergantian auditor
berhubungan dengan posisi manajer dan auditor kliennya pada standar akuntansi.
75
EVALUASI
Nilai Teori
Bab 1 menjelaskan dimensi nilai teori: menjelaskan cara dunia bekerja dan pengaruh
prediksi teori pada kesejahteraan user. Akhirnya, user yang menilai alternatif daya tarik intuisi
penjelasan dan memberikan biaya dan keuntungan dari prediksi teori, akan menentukan
suksesnya teori yang diuraikan dalam buku ini. Bagian ini memberi penilaian potensi nilai
teori.
PENJELASAN
Teori memberi konsep untuk menginterpretasikan akuntansi dan audit yang sangat
berguna bagi banyak orang. Misalnya, manajer dan auditor secara tidak ragu memiliki
pemahaman implisit bagian-bagian dari penomena akuntansi dan audit, tetapi kami ragu jika
mereka memiliki gambaran menyeluruh. Teori tersebut memberi konsep yang di dalam pohon
tersebut bisa dipandang sebagai bagian hutan.
PREDIKSI
Dalam pernyataan barunya, teori memberi beberapa prediksi yang seharusnya berguna
bagi user akuntansi: investor dan analis keuangan, auditor, manajer, dan penentu standar.
Tetapi potensinya dalam memberi prediksi berguna adalah lebih besar, khususnya jika kita bisa
menyusun prediksi tentang sekelompok prosedur akuntansi yang diterima. Teori tersebut
memberi investor dan analis keuangan dengan model prediksi yang sangat berguna dari
prosedur akuntansi yang mendasari laporan keuangan. Menggunakan teori, para investor atau
analis tidak menginterpretasikan neraca dan jumlah keuntungan sebagai perkiraan tidak bias
dari nilai perusahaan dan pergantian nilai perusahaan.
Pemberi pinjaman dan manajer akan menemukan teori yang sangat berguna jika peneliti
bisa memprediksi dan menjelaskan lintas perbedaan prosedur akuntansi yang diterima. Yang
akan membantu mereka memprediksi bagaimana biaya agen kontrak hutang berbeda dengan
penggunaan prosedur akuntansi yang berbeda. Hal ini, pada gilirannya, memungkinkan
pemberi pinjaman dan manajer mendesain kontrak yang mengurangi biaya agen dan membuat
lebih baik.
Auditor juga dapat menggunakan kemampuan prediksi baru teori. Misalnya, mereka
dapat memprediksi manipulasi lebih banyak akuntansi (dan transaksi) dan meningkatkan
intensitas audit ketika keuntungan yang dilaporkan dekat dengan batas khusus rencana
kompensasi atau dalam kontrak hutang.
76
Keterbatasan Teori
Keterbatasan besar pada tahap ini dalam pengembangan teori akuntansi positif :
1. Mengembangkan wakil variabel yang secara aktual mewakili biaya kontrak dan politik.
2. Mengkhususkan lintas model.
3. Kolinieritas di antara variabel kontrak.
Keterbatasan ini dibahas dalam Bab 11 dan 12. dua pertama pembatasan ini hasil dari
kurangnya teori akuntansi positif yang dikembangkan dengan baik (dibahas secara singkat).
Keterbatasan selanjutnya akan menjadi bukti sebagai penelitian yang berkembang dan masalah
metodologis yang muncul. Proses yang sama yang menyoroti kerusakan penelitian positif awal
akan membuka kerusakan dalam karya baru.
Sangat kecil diketahui tentang bentuk fungsional pengaruh angka akuntansi pada biaya
kontrak dan biaya politik atau perdagangan antara biaya-biaya itu. Sebagian besar studi dalam
Bab 11 mengkhususkan variabel sebagai pengganti pengaruh itu dan secara sewenang-wenang
mengkhususkan bentuk fungsional linear. Demikian pula, standar akuntansi mempengaruhi
harga saham melalui pengaruh kontraknya dan biaya politiknya.
Sekalipun jika variabel ukuran mengukur biaya tanpa kesalahan dan spesifikasi linear
adalah benar, maka variabel independensi dalam studi yang dilaporkan dalam Bab 11, 12, dan
13 seringkali koliniar. Hal ini membuat isolasi pengaruh variabel sulit tertentu (lihat Christie,
Kennelley, King, dan Schaefer, 1984).
77
menyarankan bahwa mereka akan survive. Kami berharap penelitian yang menguntungkan
terus berlangsung pada penjelasan itu.
Tergambar kurangnya teori ekonomi kontrak dan politik yang dapat menjelaskan
bagaimana biaya kontrak dan politik berbeda dengan prosedur akuntansi, pendekatan paling
menjanjikan adakah bagi peneliti akuntansi untuk meneliti perbedaan itu sendiri. Contoh cara
penelitian itu diberikan di bagian selanjutnya. Contoh itu dipilih atas kegunaan hasil dan juga
kemungkinan hasil.
79
Jurnal Review
Manipulating Profits: How It’s Done
(Ford S. Worthy)
A. RESEARCH BACKGROUD
Dalam research background ini akan di paparkan terkait hal/permasalahan apa yang
melatarbelakangi penelitian ini dan pembahasan relevansi antara permasalahan atau fenomena
dengan topic yang di angkat.
Adapun hal yang melatarbelakangi penelitian ini, adalah Para manajer tidak perlu
memikirkan bagaimana cara memanipulasi laba karena para manajer sering kali memiliki
semua kekuasaan yang dibutuhkan untuk mendapatkan celah dari kelonggaran pada aturan-
aturan akuntansi. Fleksibilitas dalam mengkalkulasi laba timbul dari adanya beberapa
perbedaan cara untuk membukukan penyusunan tunggal atas fakta-fakta relevan yang terjadi.
Tingginya situasi-situasi yang membutuhkan estimasi subyektif oleh manajer mengakibatkan
terdapat banyak ruang untuk melakukan manipulasi laba pada saat ini dibandingkan dengan
waktu yang lampau saat aturan-aturan akuntansi sangat kuat.
Secara konsep, untuk mendapatkan laba yang baik adalah sulit tetapi pada praktiknya
perusahaan menunjukkan perkembangan laba yang pesat. Adakalanya tindakan extreme
dilakukan untuk mengelola laba, contohnya memaksimumkan hasil dengan memasukkan
antisipasi pajak terhadap perolehan laba. Perusahaan-perusahaan ternama selalu
mengupayakan mengelola laba agar perusahaan terlihat kuat dengan melaporkan laba secara
smooth, berkesinambungan, dan menunjukkan trend meningkat. Perusahaan tdak ingin
menunjukkan kondisi perusahaan berada pada posisi decline, tetapi para manajer juga
menghindari peningkatan laba secara drastic dari tahun ke tahun. Lebih baik memeroleh laba
dengan peningkatan 15% selama 2 tahun daripada menunjukkan peningkatan labaa sebesar
30% pada satu tahun kemudian tidak menunjukkan laba sama sekali di tahun berikutnya.
Aspek ontologis berkaitan dengan apa yang dipelajari ilmu atau berkenaan dengan
objek studi. Dalam aspek ontologies berkenaan dengan apa yang ingin diketahui, apa yang
dipikirkan atau apa yang menjadi masalah. Adapun review yang dapat kami berikan ditinjau
dari aspek ontology dalam penelitian ini akan dipaparkan sebagai berikut:
80
Penelitian yang dilakukan oleh Ford S. Worty, Studi yang dilakukan oleh Paul Helay
memberikan ilustrasi adanya hubungan antara skema bonus dengan keputusan-keputusan yang
dipilih oleh akuntan eksekutif. Para eksekutif yang mendapatkan reward bonus dengan batas
maksimum di perusahaan cenderung memilih perlakuan akuntansi yang meminimumkan laba,
sedangkan para eksekutif dengan bonus tanpa adanya batasan tertinggi akan memilih opsi
untuk memaksimumnkan laba. Tetapi jika tidak ada tambahan bonus yang dibayarkan
perusahaan kepada manajer atas pencapaian laba tertentu, maka manajer tersebut lebih memilih
menunda pelaporan laba di atas tingkat bonus maksimum sampai manajer membutuhkan laba
tersebut untuk menunjukkan perolehan sustainable income.
Secara keseluruhan teknik untuk mengelola laba bisa dikelompokkan dalam tiga kelas,
yaitu merubah metode akuntansi, bekerjasama dengan manajer untuk mengestimasikan biaya-
biaya, dan memindahkan (shifting) biaya-biaya atau pendapatan ke periode yang berbeda untuk
mengatur hasil yang diinginkan. Memilih metode akuntansi yang berbeda akan memberikan
kenaikan yang paling tinggi dan dampak permanen pada laba. Dampaknya juga paling mudah
diakui karena perubahan pada prosedur-prosedur akuntansi selalu diungkapkan pada laporan
keuangan perusahaan.
Aspek estimologi berkenaan dengan bagaimana ilmu mempelajari objek studinya dengan
menggunakan metode tertentu, yaitu metode keilmuan atau metode ilmiah yang didukung oleh
sarana berfikir ilmiah.
2. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitan deskriptif, suatu metode dalam meneliti
suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau
81
lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antar fenomena yang diselidiki. Metode deskriptif pada penelitian ini bertujuan untuk
memelajari dan menemukan fenomena dalam praktik-praktik akuntansi di dunia nyata atas
perlakuan pengelolaan laba yang dilaporkan kepada stakeholders dan dampaknya atas
informasi yang diperoleh pihak ekseternal dari laba yang telah dimanupulasi tersebut.
3. Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ford S. Worty dijelaskan bahwa terdapat 3 cara
utama untuk melakukan manajemen laba yang diklasifikasikan ke dalam kelompok yang dapat
diringkas sebagai berikut:
1) Mengganti metode akuntansi yang digunakan
Pergantian metode akuntansi ini kerap ditemui pada perusahaan-perusahaan yang
termasuk di dalam industri minyak. Perusahaan yang dapat menjadi perhatian utama adalah
kasus Occidental Petroleum pada tahun 1978, dimana perusahaan tersebut mengganti
metode akuntansi mereka dalam menghitung biaya penemuan dan eksplorasi atas minyak
dan gas.
3) Menggeser periode pengakuan pendapatan dan biaya yang dapat meningkatkan atau
menurunkan laba
Perusahaan akan menunda beban untuk memertahankan laba periode berjalan.
Sebalikya perusahaan akan mengakui beban masa depan untuk menjaga laba tidak terlalu
tinggi karena adanya beban-beban politik.
82
D. DITINJAU DARI ASPEK AKSIOLOGI
Aspek aksiologi berkenaan dengan aspek gunalaksana atau manfaat dari ilmu. Nilai
guna ilmu bisa dilihat secara positif dan normative. Dengan kata lain, Menjelaskan kontribusi
penelitian ini, dan penelitian selanjutnya yang bisa dilakukan.
83
E. CRITICAL REVIEW
Berikut merupakan keterbatasan dan beberapa saran yang menjadi pertimbangan
dalam penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Tidak terdapat grand theory yang melandasi penelitian ini, sehingga perlu
ditambakan grand theory yang relevan dengan permasalahan dalam penelitian ini.
2. Hasil penelitian dipaparkan dengan tidak begitu lengkap, begitu juga peneliti belum
menjelaskan definisi operasional variable, sehingga dalam membaca penelitian
reviewer kurang menangkap pemahaman peneliti.
3. Pada penelitian yang dilakukan tidak dijelaskan menggunakan desain penelitian
yang digunakan maupun metode yang digunakan untuk mendapatkan hasil
penelitian.
4. Penelitian selanjutnya diharapkan mampu menggunakan alternatif-alternatif lainnya
yang menjadi dasar manajemen dalam manipulasi laba. Sehingga penelitian
selanjutnya dapat memberikan informasi yang dapat digunakan oleh Investor,
Kreditor maupun Auditor dalam menentukan penyelewengan atas Laporan
Keuangan yang dihasilkan pihak manajemen.
REFERENSI
Worthy, Ford S. 1984. Manipulating Profits: How It’s Done. Fortune, pp: 50-54.
84