Anda di halaman 1dari 85

RINGKASAN MATERI

TEORI AKUNTANSI KEUANGAN


Positive Accounting Theory

1.
2.
3.
4.
5.

Oleh :
KELOMPOK 3

I Wayan Dedik Widana 1881611030


Desak Putu Nitya Dewi 1881611040
Kadek Shintya Rahayu Dewi Damayanthi 1881611041
Ni Putu Ayu Nirvana Setyawati 1881611048

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2018
CHAPTER 1
The Role Of Accounting Theory

Menurut Watt & Zimmerman (1986) tujuan teori akuntansi adalah untuk menjelaskan
dan memprediksi praktek akuntansi. Penjelasan (explanation) menguraikan alasan mengapa
suatu praktik dilakukan. Misalnya teori harus menjelaskan mengapa suatu praktek dilakukan,
sebagai contoh teori harus menjelaskan mengapa banyak perusahaan lebih menyukai
menggunakan metode FIFO dibanding LIFO, sedangkan prediksi (prediction) berarti teori
harus mampu memprediksi berbagai fenomena praktik akuntansi yang belum dijalankan.
Fenomena yang belum dijalankan tidak selalu fenomena yang akan datang, bisa
fenomena yang telah terjadi tetapi belum ada bukti secara empiris untuk menjustifikasi
fenomena tersebut. Sebagai contoh teori akuntansi dapat menyediakan hipotesis tentang atribut
perusahaan yang menggunakan metode FIFO dengan yang menggunakan metode LIFO,
sehingga dapat diuji penggunaan data historis pada perusahaan yang menggunakan dua metode
tersebut. Jadi teori merupakan pernyataan-pernyataan tentang hubungan logis (logical
relationship) antara variabel atau perilaku variabel-variabel alam atau sosial yang dapat
digunakan untuk menjelaskan (explanation) dan memprediksi (prediction) berbagai fenomena
tersebut.
Teori positif mulai berkembang sekitar tahun 1960-an yang dipelopori oleh Watt &
Zimmerman menitik beratkan pada pendekatan ekonomi dan perilaku dengan munculnya
hipotesis pasar efisien dan teori agensi. Hipotesa yang digunakan oleh Watt & Zimmerman ada
3, yaitu (1) perencanaan bonus, (2) perjanjian hutang dan ( 3) biaya proses politik. Teori positif
lebih mengacu pada penelitian empiris yang memaksimalkan keuntungan (baik investor,
manajer maupun masyarakat luas) dalam memilih metode akuntansi yang ada.

1
CHAPTER 2
The Efficient Market Hypothesis and Capital Asset Pricing Model

Hipotesis pasar efisien melahirkan literatur empiris mengenai hubungan antara laba
akuntansi dan harga saham, serta hubungan antara perubahan dalam prosedur akuntansi dan
harga saham. Hipotesis pasar efisien juga menyebabkan perubahan dasar pemikiran terhadap
pengaturan pengungkapan perusahaan. Ekonomi berbasis literature yang empiris digunakan
untuk menyelidiki implikasi dari hipotesis pasar efisien (EMH) dan capital asset pricing model
(CAPM) dengan menggunakan angka akuntansi dalam memasok informasi kepasar modal
untuk tujuan penilaian.

THE EFFICIENT MARKET HYPOTHESIS


Persaingan klasik mengenai teori harga (mikro ekonomi) menggerakkan keuntungan
ekonomi ke titik nol. Keuntungan ekonomi dihitung setelah dikurangi tingkat pasar untuk
pengembalian Bunga atas modal. EMH pada dasarnya adalah perpanjangan dari kondisi
keseimbangan laba nol terhadap perilaku dinamis atas harga pasar yang kompetitif di bawah
ketidak pastian.EMH telah diuji sehubungan dengan seperangkat/himpunan informasi tertentu
dengan ketentuan apakah rata-rata tingkat pengembalian normal pada titik nol dapat diperoleh
dengan perdagangan (publikasi) di perangkat informasi tertentu.
Uji EMH biasanya diklasifikasikan menjadi tiga kategori inti, kategori tersebut
mencerminkan biaya dari himpunan informasi (0), yang digunakan untuk menguji efisiensi
pasar. Kategori tersebut antara lain
1. Weak form test, dalam pengujian ini, himpunan informasi (0,) mengandung harga securitas
dan/ atau volume perdagangan di masa lalu. Data ini merupakan kenyataan yang tersedia
untuk semua orang dengan biaya yang sangat rendah, sehingga diharapkan tidak ada tingkat
pengembalian sistematik yang dapat diamati dalam uji tersebut. Hipotesis harga surat
berharga saat ini betul-betul menggambarkan seluruh informasi yang terkandung dalam
harga-harga surat berharga di masa lalu.
2. Semistrong form test, dalam pengujian ini, himpunan informasi (0,)berisi semua informasi
yang dipublikasikan saat ini (misalnya laba yang dilaporkan). Data ini juga tersedia dengan
biaya yang rendah sehingga diharapkan tidak ada tarif normal terhadap tingkat
pengembalian dalam pengujian ini. Hipotesis bahwa harga surat berharga betul-betul
menggambarkan seluruh informasi yang dipublikasikan di pasar modal.

2
3. Strong form test, dalam pengujian ini, himpunan informasi (0,) mencakup semua informasi
yang diketahui siapapun pada saat ini (misalnya, rencana manajemen terhadap investasi
produk di masa depan dan kebijakan harga). Beberapa orang mengharapkan bentuk EMH
konsisten terhadap data. Hipotesis bahwa harga surat berharga benar-benar
menggambarkan seluruh informasi baik yang dipublikasikan maupun tidak.

Secara umum, pasar modal sesuai dengan hipotesis semistrong form test (weak form
test merupakan bagian tertentu dari semistrong form) dan pada umumnya diterima oleh peneliti
sebagai deskriptif. Biasanya, referensi semistrong form test ini memenuhi syarat untuk EMH
.

EMH DAN LITERATUR SEBELUMNYA


Hipotesis umum yang mendasari literature akuntansi pada tahun 1960-an menyatakan
bahwa laporan akuntansi perusahaan adalah satu-satunya informasi yang ada pada sebuah
organisasi. Hal ini dikarenakan hanya laporan keuangan yang merupakan sumber informasi
oleh karenanya manajer memperoleh fleksibilitas dalam memilih prosedur akuntansi, hal iini
memungkinkan para manajer untuk melaporkan informasi pada laporan keuangan yang mereka
inginkan dan dapat menyesatkan pasar. Dengan menggabungkan pendapatan yang dilaporkan,
manajer dapat menyebabkan perusahaan memiliki saham yang dinilai terlalu tinggi.
Hipotesisnya adalah bahwa akuntansi merupakan satu-satunya informasi yang dipublikasikan
di pasar saham dan obligasi (pasar modal) yang menyebabkan kritik terhadap perhitungan laba
akuntansi.
EMH memiliki implikasi penting yang berargumen bahwa tidak ada keseragaman
dalam prosedur akuntansi yang memungkinkan manajemen secara sistematis menyesatkan
pasar modal dan laba akuntansi dengan nilai yang berarti. EMH menyiratkan bahwa jika ada
hubungan empiris antara laba dan harga saham, maka laba dapat berguna bahkan jika laba
tersebut tidak dihitung secara konsisten dalam pendapatan formal perusahaan.

Inti dari EMH adalah kompetisi dalam informasi. Kompetisi mendorong investor dan
analisis keuangan untuk memperoleh informasi mengenai perusahaan dari berbagai sumber
diluar laporan keuangan perusahaan dan bahkan diluar perusahaan itu sendiri. Harga sekuritas
rata-rata, dalah harga pasar saham yang efisien disesuaikan dengan tingkat pengembalian pasar
yang diharapkan dan merupakan perkiraan yang tepat dari nilai saham dimasa depan (yaitu,
perkiraan objektif mengenai nilai masa depan). Implikasi dari pasar yang efisien jelas

3
bertentangan dengan hipotesis yang menyatakan bahwa laporan akuntansi merupakan satu-
satunya sumber informasi dalam pasar modal.
Kontradiksi-kontradiksi ini menyebabkan peneliti akuntansi menangani dua
pertanyaan, yaitu: apakah perubahan metode akuntansi dan pengaruuh pendapatannya secara
sistematis menyesatkan pasar saham? dan apakah laba akuntansi berhubungan dengan harga
saham atau perubahan harga saham? Pertanyaan-pertanyaan tersebut tentunya berhubungan
dengan harga saham, sementara peneliti akuntansi secara resmi menentukan model yang
mendasari laba atau hubungan harga saham yang mereka uji. Mereka menggunakan CAPM
dan menguji hubungan yang konsisten dengan model tersebut. Tak diragukan lagi bahwa
peneliti akuntansi dipengaruhi oleh CAPM. Himpunan informasi (0), dalam uji ini berisi
mengenai semua informasi yang dipublikasikan di pasar modal pada saat ini. Data ini juga
tersedia dengan biaa yang rendah sehingga diharapkan tidak ada tariff normal sistematis
terhadap tingkat pengembalian yang diamati dalam uji ini.

THE CAPM
CAPM pada dasarnya merupakan generalisasi dari model keppastian terhadap
kesempurnaan Fisher. Kepastian terhadap model yang sempurna berasumsi bahwa:
1. Semua arus kas pada saat sekarang dan untuk masa depan dapat diramalkan oleh individu
dan perusahaan (yaitu kepastian yang sempurna)
2. Pasar modal yang sempurna berarti bahwa:
a. Tidak ada debitur individual atau pemberi pinjaman di pasar modal yang cukup kaya
untuk memiuliki efek pada tingkat suku bunga pasar (tidak ada individu yang dapat
mempengaruhi harga pasar pinjaman).
b. Setiap individu dapat meminjam dan meminjamkan sumber daya yang mereka miliki
di suka bunga pasar.
c. Informasi pada pasar modal gratis, tanpa biaya dan tersedia untuk semua orang.
d. Tidak ada biaya transaksi atau pajak.
e. Semua aset yang tak terhingga terbagi dalam pasar modal.

CAPM pada dasarnya merupakan model satu periode, dimana investasi yang dibuat
terjadi pada awal periode dan arus kas diterima di akhir periode. Model ini berdasarkan pada
asumsi berikut:
1. Tingkat pengembalian aset memiliki distribusi yang dapat sepenuhnya dijelaskan oleh
tingkat pengembalian yang diharapkan dan beberapa ukuran ukuran varians. Alternative,
4
preferensi individu pada tingkat pengembalian dan varians adalah satu-satunya parameter
dari distribusi tingkat pengembalian yang menarik bagi orang-orang.
2. Pasar yang sempurna, berarti bahwa :
a. Investor tidak cukup kaya untuk memiliki pengaruh terhadap harga pasar tas aset
apapun dan tidak ada perusahaan yang cukup besar untuk memiliki pengaruh terhadap
sakumpulan kesempatan yang tersedia untuk investor.
b. Tidak ada biaya transaksi atau pajak yang dipungut.
c. Semua aset yang tak terhingga terbagi.
3. Investor secara rasional menghindari resiko dan memaksimalkan utilitas yang diharapkan
oleh konsumen.
4. Investor berasumsi bahwa orang lain juga bertindak rasional
5. Semua individu di pasar memiliki akses yang sama terhadap informasi tanpa biaya dan
stabil terhadap tingkat pengembalian aset yang diharapkan dan pengembalian varians,
sehingga investor memiliki harapan homogeny.
6. Terdapat aset tanpa resikodan semua individu dapat meminjam dan meminjamkan pada
tingkat tanpa resiko.

5
CHAPTER 3
Accounting Earnings And Stock Prices

KADAR INFORMASI DALAM PENDAPATAN (EARNINGS)


Ada banyak sumber informasi alternatif dalam cash flow perusahaan yang dapat
mengurangi kadar informasi dalam laporan pendapatan. Beberapa sumber tersebut ada yang
bersifat formal dan berasal dari perusahaan itu sendiri, contoh seperti the wall street journal.
Ada juga yang bersifat non formal contoh seperti interview analis terhadap pihak perusahaan
tentang kondisi dan prospek perusahaan kedepan.
Pada bagian ini kami meringkas dan menganalisa literatur-literatur empiris/penelitian
mengenai hubungan antara aspek –aspek pendapatan (earnings) dan aspek-aspek harga saham
(stock prices). Dimulai dari penelitian yang dilakukan oleh Ball dan Brown (1968), dan
kemudian berlanjut pada penelitian-penelitian lainnya.

SINYAL DARI PENDAPATAN TAK TERDUGA DAN RATA-RATA DARI


ABNORMAL RETURNS
Ball dan brown (1968) melakukan investigasi mengenai hubungan antara sinyal
pendapatan tak terduga dan rata-rata tingkat pengembalian abnormal. Pada tahun tersebut, Ball
dan Brown melakukan serangkaian prediksi dan menghasilkan bahwa peningkatan pendapatan
tak terduga diiringi oleh tingkat pengembalian abnormal yang bersifat positif. Prediksi ini
berasal dari asumsi bahwa pendapatan merupakan sebuah pengganti arus kas dan dinilai
melalui capital asset pricing model (CAPM).
Ball dan brown menginvestigasi laporan pendapatan tahunan untuk menguji apakah
pendapatan tahunan tersebut mencerminkan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham.
Mereka mengambil hipotesis bahwa laporan pendapatan tahunan memiliki informasi-informasi
dalam pasar yang diuji menggunakan tingkat pengembalian abnormal pada bulan
dikeluarkannya laporan tersebut.
Berikut adalah beberapa hasil dan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan oleh Ball
dan Brown, antara lain:
1. Tingkat pengembalian abnormal (abnormal rate of return) dapat diprediksi
2. Penyesuaian harga sering terjadi pada waktu sebelum di umumkannya pendapatan
(earnings announcement)

6
3. 85%-90% perubahan harga saham yang berkaitan dengan pendapatan tak terduga
terjadi pada waktu sebelum pengumuman/pelaporannya.
4. Hubungan antara sinyal pelaporan pendapatan dan tingkat pengembalian abnormal,
tidak signifikan.
5. Hubungan sinyal perubahan pendapatan dan sinyal tingkat pengembalian abnormal
pada saat pelaporan pendapatan, signifikan.

BESARAN (MAGNITUDE) PENDAPATAN TAK TERDUGA DAN RATA-RATA


PENGEMBALIAN ABNORMAL
Di atas telah dibahas mengenai investigasi hubungan antara sinyal pendapatan tak
terduga dan sinyal tingkat pengembalian abnormal. Masih dalam dasar asumsi yang sama,
Beaver, Clarke dan Wright juga mengharapkan (expect) akan adanya hubungan antara
besaran pendapatan tak terduga dan besaran tingkat pengembalian abnormal. Mereka akhirnya
melakukan penelitian untuk menguji hal tersebut, dan memperoleh hasil bahwa hubungan
kedua variabel tersebut signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara
besaran perubahan pendapatan tak terduga dan tingkat pengembalian abnormal.

LAPORAN PENDAPATAN DAN VARIANS PENGAMBALIAN ABNORMAL


Rata-rata (mean) pengembalian abnormal bukanlah satu-satunya alat untuk mengukur
reaksi harga saham terhadap pelaporan pendapatannya. Beberapa peneliti juga dapat
menggunakan varians abnormal return sebagai alat pengukur kadar informasi dalam pelaporan
pendapatan. Beaver lah yang pertama kali menggunakan varians tersebut. Kesimpulan yang
didapat Beaver atas hasil penelitiannya adalah
1. Bahwa kadar informasi pelaporan pendapatan tahunan relevan dengan penilaian atas
saham-sahamnya.
2. Meskipun varians pengembalian abnormal lebih besar dari pengembalian normal, tapi hal
tersebut tidak bertentangan dengan hipotesis pasar efisien (eficient markets hypothesis)

LAPORAN PENDAPATAN DAN VARIANS PENGEMBALIAN YANG TERSIRAT


DIDALAMNYA
Pada penelitian ini, peneliti menaruh harapan pada pasar untuk dapat mengantisipasi
pengeluaran/isu-isu mengenai informasi pada saat terjadinya pelaporan pendapatan. Harga
pasar tidak dapat menyesuaikan dengan informasi prioritas dalam pelaporan tersebut karena

7
jumlah pendapatannya tidak diketahui, tetapi pasar harus mengharapkan informasi tersebut
untuk dikeluarkan dan varians tingkat pengembalian mengalami peningkatan.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah bahwa pasar mengharapkan peningkatan varians
pengembalian pada pelaporan pendapatan dapat diuji menggunakan call option. Yang
dimaksud call option disini adalah hak untuk membeli sejumlah saham dari sebuah perusahaan
pada tingkat harga tertentu.
Pattel dan Wolfson (1979, 1981) menggunakan call option untuk menguji apakah
pasar mengantisipasi peningkatan varians pada saat dilaporkannya pendapatan. Hasil dari
penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Rata-rata varians mengalami peningkatan diantara dua tanggal pelaporan pendapatan.
2. Rata-rata varians mengalami penurunan selama periode pelaporan
3. Terdapat sebuah korelasi ordinal antara peningkatan besaran rata-rata varians dan
penigkatan variasi harga saham dalam periode pelaporannya

LAPORAN PENDAPATAN DAN VOLUME PERDAGANGAN


Beaver (1968) juga melakukan investigasi mengenai perubahan dalam volume
perdagangan yang berhubungan dengan pelaporan pendapatannya. Hasil dari penelitian
tersebut adalah, bahwa rata-rata volume perdagangan dalam minggu dilakukannya pelaporan
lebih besar jika dibandingkan pada saat periode tidak dilakukannya pelaporan dan minggu lain
dalam periode pelaporan tersebut.
Beaver juga menginvestigasi volume perdagangan setelah dilakukannya penyesuaian
pada volume pasar, dan hasilnya kurang lebih sama dengan yang diatas bahwa memiliki nilai
yang lebih besar pada minggu dilakukannya pelaporan pendapatan.

8
CHAPTER 4
Discriminating Between Competing Hypotheses

Sebuah hipotesis pengujian umum dalam literatur akuntansi sebelum pengenalan dari
EMH, CAPM, dan teori positif adalah bahwa pasar saham disesatkan oleh perubahan dalam
prosedur akuntansi. Seperti hipothesis yang bertentangan dengan EMH, yang menyiratkan
bahwa pasar saham bereaksi dengan cara yang objektif untuk semua informasi, termasuk
informasi pada prosedur akuntansi yang telah berubah. Hasil alami, mengingat kepatuhan para
peneliti empirisis sebelumnya untuk methodology ilmiah, merupakan upaya untuk
membedakan secara empiris antara dua hipotesis pengujian.
EMH tidak memiliki prediksi mengenai arah atau tanda perubahan harga saham terkait
dengan perubahan akuntansi. EMH hanya memprediksikan bahwa setiap perubahan harga
saham yang menyertai perubahan akuntansi sedemikian rupa sehingga harga saham yang
dihasilkan adalah perkiraan objektif tentang nilai masa depan saham. Prediksi perubahan harga
saham membutuhkan model penilaian. Dipengaruhi oleh literatur keuangan, para peneliti awal
mengadopsi CAPM dan asumsinya tidak ada biaya informasi dan transaksi. Dampak potensi
arus kas hanya berpengaruh pada aliran prosedur akuntansi yang diasumsikan pajak. Dengan
demikian mereka memperkirakan bahwa perubahan harga saham tidak akan menemani
perubahan akuntansi kecuali perubahan yang terkena pajak.
Hipotesis pengujian bersaing (hipotesis pengujian mekanistik) memiliki prediksi
bertentangan (yaitu, bahwa perubahan akuntansi yang meningkatkan kenaikan laba harga
saham). Para peneliti sebelumnya berusaha untuk membedakan antara dua prediksi
bertentangan. Kaplan dan Roli (1672) menyelidiki perubahan harga saham terkait dengan
perubahan dalam prosedur untuk kredit pajak investasi dan switchbacks penyusutan
menggunakan metodologi event study yang diperkenalkan untuk akuntansi oleh Ball dan
Brown, (1968). Ball (1972) meneliti dampak harga saham dari semua jenis perubahan pajak,
dengan alasan bahwa harga saham efek dari perubahan yang mempengaruhi pajak tidak akan
mempengaruhi prediksi.
Kedua studi mengungkapkan bahwa masalah metodologis terkait dengan penggunaan
event studi untuk menguji dampak dari perubahan harga saham akuntansi. Masalah diamati
dalam kedua hasil adalah seleksi bias dalam hal pendapatan kontemporer yang tak terduga yang
mencegah "rata-rata" dari variabel lain selain perubahan akuntansi. Masalah kedua hadir pada
studi Kaplan dan Roll, yang mengelompokkan pengamatan dalam industri dan waktu.
Pengelompokan juga menyebabkan hasil pada variabel lain selain perubahan akuntansi tidak

9
rata-rata keluar. Masalah ketiga penelitian Ball juga melibatkan pelanggaran asumsi ceteris
paribus perubahan risiko saham perusahaan ketika terjadi perubahan prosedur akuntansi.
Penelitian sebelumnya berkonsentrasi pada pengujian hipopengujianis mekanistik,
Namun, kegagalan untuk menolak hipopengujianis null yang menyediakan bukti yang sangat
lemah pada no-effect hypopengujianis. Masalah metodologis ini di paragraf sebelumnya
mengurangi kemampuan dari Penelitian sebelumnya untuk membedakan antara no-effect
dan hipopengujianis mekanistik.
Sebuah pengujian yang lebih kuat dari no-effect hypopengujianis adalah pengujian
prediksi perubahan harga saham. Seperti prediksi yang dapat dihasilkan dari no-
effect hypo pengujian ini untuk perubahan akuntansi yang mempengaruhi pajak. Sunder (1973,
1975) memimpin literatur dalam arah ini dengan mencoba untuk membedakan antara dua
hipopengujianis bersaing dengan menggunakan perubahan LIFO dan FIFO. Studi Sunder,
bagaimanapun, adalah tunduk pada clustering dan masalah pemilihan bias laba kontemporer
tak terduga.
Biddle dan Lindahl (1982) berpendapat bahwa prosedur pencocokan memperkenalkan
seleksi bias sendiri yang dapat menjelaskan hasil Ricks itu. Mereka berkonsentrasi pada
perubahan LIFO perusahaan, mengendalikan bias seleksi laba yang menggunakan pendapatan
tak terduga sebagai variabel penjelas ketika menguji efek LIFO terhadap penghematan pajak
pada tingkat pengembalian abnormal. Hasil Biddle dan Lindahl adalah konsisten dengan no-
effect hypopengujianis dan tidak konsisten dengan hipopengujianis mekanistik. Namun, hasil
tersebut tidak pasti karena efek harga saham dari penghematan pajak terkonsentrasi di
perempat awal dan karena masalah clustering.
Cara pengujian diskriminatif dikembangkan menggambarkan cara studi yang
membangun studi sebelumnya. Masalah ditemukan dalam satu studi yang ditangani oleh
sebuah studi setelahnya. Literatur secara bertahap dikembangkan kea rah pengujian yang lebih
kuat, pengujian yang dapat membedakan lebih baik. Tidak ada studi awal bisa berharap untuk
menjadi definitif. Proses pengembangan menunjukkan bahwa kemajuan yang dibuat dengan
mencoba untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan. Pengujian lebih kuat digunakan oleh Biddle
dan Lindahl yang dimungkinkan karena upaya perintis, seperti Kaplan dan Roll, Ball dan
Sunder.

10
CHAPTER 5
Accounting Data, Bankruptcy, And Risk

Data akuntansi nonproduktif berguna dalam menilai sekuritas. Data tersebut dapat
digunakan untuk memprediksi kebangkrutan. Selain itu, juga terdapat hubungan antara data
akuntansi dengan resiko sistematis yang dimiliki oleh saham. Data akuntansi juga memiliki
hubungan dengan rating obligasi dan harga obligasi.

DATA AKUNTANSI DAN KEBANGKRUTAN


Sifat Kebangkrutan
Kebangkrutan perusahaan adalah “proses pengambil alihan di bawah hukum
kebangkrutan ketika sebuah perusahaan tidak dapat membayar atau memperoleh kesepakatan
dengan kreditur di luar pengadilan” (Warner, 1977, p.241). Proses kebangkrutan dimulai ketika
perusahaan mengarsipkan untuk bantuan pengadilan dalam penyelesaian klaim perusahaan.
Kreditur atau perwakilannya dapat membuat arsip ketika perusahaan telah melakukan sebuah
“tindakan kebangrutan” seperti kegagalan untuk mencapai pembayaran yang diminta sesuai
surat perjanjian kontrak (misalnya pembayaran bunga). Pengadilan biasanya menentukan
seorang wakil yang akan bertanggungjawab untuk mengelola perusahaan.

Peran Data Akuntansi dalam Memprediksi Kebangkrutan


Satu alasan mengapa data akuntansi mungkin dapat berguna dalam memprediksi
kebangkrutan adalah bahwa surat perjanjian kontrak dan perjanjian pinjaman sering kali
menggunakan rasio akuntansi untuk membatasi tindakan manajer.
Beberapa penelitian menympulkan bahwa rasio akuntansi dapat digunakan untuk
memprediksi kebangkrutan. Apakah rasio akuntansi dapat memprediksi dengan lebih baik
disbanding harga saham, hal itu merupakan sebuah pertanyaan terbuka. Bagaimanapun,
ditunjukkan bahwa model menggunakan rasio akuntansi berguna untuk memprediksi
kebangkrutan pada perusahaan yang tidak terdaftar dalam bursa efek dan oleh karena itu,
berguna untuk memprediksi arus kas yang diharapkan oleh perusahaan.

DATA AKUNTANSI DAN RISIKO SAHAM


Dari bukti yang ada, variabel akuntansi memiliki hubungan dengan penilaian resiko
berbasis pasar dan dapat digunakan untuk membuat estimasi resiko bagi sekuritas yang tidak
terdaftar di burasa efek. Artinya, data akuntansi berguna. Secara jelas, data akuntansi dapat
digunakan untuk meningkatkan model estimasi resiko pasar untuk sekuritas yang terdaftar.

11
DATA AKUNTANSI DAN RISIKO OBLIGASI
Rating dan Risiko Obligasi
Rating obligasi yang diumumkan oleh agen rating secara luas digunakan oleh wakil
gadai dan regulator untuk menilai risiko obligasi perusahaan dan pemerintah kota. Bukti
menunjukkan bahwa dalam menilai risiko obligasi, tidak hanya menggunakan agen rating,
namun mereka juga menggunakan data akuntansi

Bukti bahwa Agen Rating Menggunakan Data Akuntansi


Wakeman (1981,p.5) mengemukakan tiga bukti bahwa agen menggunakan data
akuntansi perusahaan yang tersedia untuk mengukur obligasi perusahaan.
1. Penjelasan yang diberikan oleh agensi;
2. Waktu perubahan rating; dan
3. Studi empiris yang mencoba untuk menjelaskan rating atau perubahan rating.

Rating Obligasi dan Efisiensi Pasar


Jika rating obligasi semata-mata hanya berdasarkan pada data akuntansi yang tersedia
secara umum, dan jika pasar modal efisien, maka, kecuali jika analisis agen rating obligasi
dapat menggunakan data tersebut lebih baik daripada pihak lainnya di pasar, pasar obligasi
seharusnya tidak bereaksi pada perubahan rating pada waktu rating tersebut dibuat. Malah,
perubahan harga obligasi terkait dengan perubahan risiko yang direfleksikan oleh perbaikan
rating harus terjadi sebelum pengumuman perubahan rating.
Penelitian oleh Weinstein (1977) dan Wakeman (1981) menemukan bahwa tidak
terdapat efek harga obligasi pada saat perubahan rating. Penelitian ini menunjukkan bahwa
data akuntansi berguna dalam mengestimasi risiko obligasi. Bagaimanapun, penilaian risiko
dikalkulasi dari data akuntansi yang tersedia secara umum, telah tercermin dalam harga
obligasi dan saham.

12
CHAPTER 6
Forecasting Earning

RELEVANSI PREDIKSI LABA


Faktor yang paling penting menentukan nilai saham sekarang dianggap masa depan
rata-rata daya produktif. Rata-rata estimasi laba untuk jangka masa depan tahun. Nilai intrinsik
kemudian akan ditemukan dengan terlebih dahulu peramalan ini kekuatan pendapatan dan
kemudian mengalikannya prediksi "faktor kapitalisasi" yang tepat.

MENDAPATKAN MODEL EKSPEKTASI LABA


Dalam menggunakan model deret waktu untuk memprediksi laba untuk digunakan
dalam model penilaian, pengganti yang diperoleh untuk ekspektasi pasar terhadap laba masa
depan atau lebih tepatnya, dari arus kas masa depan

MENJELASKAN PILIHAN PENGELOLAAN TEKNIK AKUNTANSI


Namun, pada pertengahan 1960-an Gordon mengajukan beberapa teori pilihan
manajerial teknik akuntansi. Dalam artikel itu, Gordon mengasumsikan bahwa:
1. Manajer perusahaan memaksimalkan peralatan atau sumber daya yang dimilikinya
2. Harga saham perusahaan adalah fungsi dari tingkat, tingkat pertumbuhan, dan varians dari
perubahan laba akuntansi
3. Kompensasi manajer perusahaan bergantung pada harga saham korporasi

MODEL DERET WAKTU ALTERNATIF


1. Kurangnya Teori
Mengembangkan teori adalah tugas yang sangat sulit yang, untuk kenyamanan dalam
eksposisi, dapat dipisahkan menjadi dua bagian disar menjelaskan arus kas perusahaan dan
menjelaskan pilihan perusahaan dari prosedur akuntansi yang memproses kas perusahaan
mengalir untuk menentukan laba yang dilaporkan.
2. Sederhana Jenis Model Seri Waktu
Proses pertama di mana laba masa depan independen terhadap pendapatan saat ini dapat
diwakili oleh model deterministik, sedangkan model kedua dimana laba masa depan hanya
bergantung pada pendapatan saat ini dapat diwakili oleh model random walk. Model
deterministik meramalkan masa produktif menjadi deterministik dan tidak tergantung pada

13
pendapatan yang diamati. Model random walk menghasilkan ekspektasi pendapatan masa
depan yang hanya bergantung pada pengamatan laba terbaru.

IMPLIKASI UNTUK HARGA SAHAM DAN HIPOTESIS SMOOTHING


1. Hubungan Antara Laba dan Harga Saham, jika proses menghasilkan laba akuntansi
merupakan indikasi dari aliran proses penghasil kas, proses menghasilkan laba memiliki
implikasi untuk besarnya perubahan harga saham terkait dengan pendapatan yang tak
terduga.
2. The "Smoothing" Hipotesis, sifat dari proses menghasilkan laba yang dilaporkan
memiliki implikasi penting bagi hipotesis smoothing.

BUKTI TENTANG TIME SERIES LABA TAHUNAN DAN IMPLIKASINYA


Awal Studi
Pada tahun 1962 Raynes diselidiki laju pertumbuhan dalam pendapatan akuntansi
perusahaan Inggris. Lintner menyelidiki tingkat pertumbuhan penghasilan dari 309 perusahaan
AS dan menemukan hubungan yang sangat kecil antara tingkat pertumbuhan periode berturut-
turut. Hasil ini menunjukkan bahwa perubahan dalam pendapatan adalah acak.
Studi Ball dan Watts
Karena mereka tidak memiliki teori untuk memprediksi perilaku perubahan laba, Watts
tunduk sampel mereka ke berbagai tes untuk dependensi berbeda statistik dalam pendapatan.
Selanjutnya Bukti Pendapatan Tahunan
1. Kecenderungan, Hasil Watss yang ambigu tentang pentingnya istilah trend. Lev (1976)
menghasilkan beberapa bukti bahwa tren ada setidaknya di 1.958-1.967.
2. Rate Of return, proses perusahaan individu dapat berbeda secara signifikan dari random walk
bahkan jika laba perusahaan pada umumnya mengikuti random walk. Watts (1970)
menyelidiki apakah proses perusahaan individu berbeda dari random walk. Namun, ketika
watt membandingkan prediksi model estimasi kepada mereka berjalan acak dan random
walk dengan model tren dalam beberapa tahun di luar periode estimasi, ia menemukan
bahwa model random walk memprediksi serta model estimasi.

14
CHAPTER 7
Evolution of Disclosure Regulation Rationales: Prelude To A New Theory

HIPOTESIS PASAR EFISIEN (EMH)


Alasan awal untuk pengungkapan regulasi perusahaan adalah investor dan pasar saham
secara umum tidak dapat membedakan antara perusahaan yang efisien dan tidak efisien.
Leftwich (1980) memberikan beberapa alasan antara lain:
1. Kontrol monopoli informasi oleh manajemen
Laporan akuntansi perusahaan menjadi satu-satunya sumber informasi yang tersedia
bagi investor dan konsekuensi manajer tersedia untuk memanipulasi harga saham. Kriteria
Hipotesis Pasar Efisien (EMH), yaitu:
a. Terdapat sumber informasi alternatif.
b. Manajer tidak dapat menyesatkan pasar saham sistematis.
c. Pasar dapat membedakan antara perusahaan efisien dan tidak efisien pada tingkatan yang
sama.
2. Investor naif
Angka dalam akuntansi tidak dapat diinterpretasikan oleh investor yang tidak memiliki
dasar pengetahuan akuntansi. Dalam pasar yang efisien, menyesuaikan laporan keuangan
kepada investor yang tidak mengetahui akuntansi tidak akan meningkatkan kekayaan mereka
dari nilai perusahaan. Untuk investor naif (tidak mengetahui akuntansi) dalam mendiversifikasi
portofolio mereka akan mengurangi kemungkinan bahwa mereka akan kalah.
3. Pendapatan fungsional
Individu menginterpretasikan laba dengan cara yang sama terlepas dari prosedur
akuntansi yang digunakan untuk menghitung laba yang mereka peroleh. Interpretasi hipotesis
pendapatan fungsional:
a. Investor tidak membedakan antara penghitungan laba dengan menggunakan prosedur yang
berbeda karena akan menggunakan banyak sumber daya dalam menghitung (dampak
pengungkapan perubahan secara publik).
b. Investor tidak rasional (tidak konsisten dengan EMH).
c. Arti dari angka dalam akuntansi.
Karena penghasilan yang dihitung dengan menggunakan beberapa metode yang
berbeda dari penilaian, jumlah pendapatan yang berarti dan harga saham berdasarkan angka-
angka tidak membedakan antara perusahaan yang efisien dan kurang efisien.

15
4. Prosedur diversifikasi
Alasan lain yang diberikan untuk ketidakmampuan pasar modal untuk membedakan
antara pasar efisien dan kurang efisien dan sering diberikan dalam hubungannya dengan kritik
dari investor naif. Manajer tidak dapat menggunakan prosedur yang berbeda untuk informasi
sistematis yang menyesatkan bagi investor.
5. Kurangnya objektivitas
Akuntan yang berbeda menghasilkan angka akuntansi yang berbeda dari serangkaian
fakta yang sama. Masalah ini merupakan salah satu bukti empiris, tergantung pada biaya dan
manfaat relatif dari informasi swasta dan informasi pemerintahaan yang diatur.

ALASAN YANG BERASAL DARI LITERATUR EKONOMI


Kegagalan pasar terjadi ketika kuantitas atau kualitas barang yang diproduksi dalam
pasar bebas berbeda dari optimal sosial yang seharusnya. Kegagalan pasar menunjukkan bahwa
kesejahteraan sosial dapat ditingkatkan dengan peraturan pemerintah memindahkan keluaran
swasta dengan optimalisasi sosial. Dalam akuntansi kegagalan pasar diduga ada karena:
keluaran dari informasi dalam laporan akuntansi serta ketidakadaan regulasi yang kurang
optimal. Alokasi sumber daya yang dihasilkan dari pasar untuk informasi keuangan yang sesuai
untuk beberapa kelompok atau individu.
Kegagalan pasar terjadi pada masalah barang publik. Konsumsi satu orang tidak
mengurangi kuantitas yang tersedia untuk orang lain. Informasi dalam laporan akuntansi
dianggap baik ataupun tidak oleh publik. Namun, informasi akuntansi memiliki dua pilihan
untuk publik dan swasta. Konsumsi informasi oleh salah satu investor mengurangi kemampuan
orang lain untuk menggunakan informasi dan memetik hasil yang sama. Ada biaya tidak
langsung kepada perusahaan yang mengungkapkan jika informasi tersebut memiliki efek buruk
pada posisi kompetitif. Kegagalan pasar datang jika perusahaan swasta tidak bisa
mengecualikan pembeli dari menggunakan atau tidak bisa sempurna harga membedakan antara
pembeli.
Selain itu, terdapat masalah signal karena adanya asimetri informasi karena seleksi
yang merugikan dan adanya bahaya moral. Hipotesis signaling: memberikan proposisi bahwa
sinyal memotivasi pengungkapan perusahaan. Signaling dapat menyebabkan kelebihan
produksi informasi dalam laporan akuntansi. Masalah spekulasi juga merupakan factor yang
menyebabkan terjadinya kegagalan pasar. Kelebihan informasi oleh individu di luar
perusahaan untuk tujuan spekulasi. Manfaat swasta untuk spekulan investasi yang positif,
tetapi manfaat sosial adalah nol.
16
PROSES PERJANJIAN
Peneliti akuntansi positif mengembangkan teori praktek akuntansi dengan
mengaplikasikan teori ekonomi yang mengasumsikan perjanjian nol dan biaya informasi.
Asumsi biaya ini memungkinkan prosedur akuntansi mempengaruhi perusahaan atau arus kas
manajer perusahaan sehingga memberikan kesempatan kesempatan untuk menjelaskan variasi
dalam prosedur di seluruh perusahaan dan periode waktu.
1. Permintaan Untuk Perjanjian Antara Pemilik-Manajer Dan Pihak Luar Perusahaan
Yang Berkepentingan
Model perjanjian Jensen dan Meckling (1976) antara pemegang saham sebuah
perusahaan dan seorang manajer pemilik. Mereka mendefinisikan sebuah hubungan agen
sebagai sebuah perjanjian dimana satu atau lebih prinsipal mengikat perjanjian dengan orang
lain (agen) untuk melakukan/mengerjakan beberapa layanan/jasa demi kepentingan pemegang
saham dan pemilik yang melibatkan pendelegasian beberapa autoritas pengambilan keputusan
pada agen. Dalam perjanjian manajer-agen dan pemegang saham, manajer pemilik dipandang
sebagai agen dan pemegang saham sebagai prinsipal.
1) Pemilik-Manajer Tanpa Pemegang Saham dari pihak Luar
Analisis tergantung pada apakah manfaat bersifat nonkeuangan, atau tidak, pekerjaan
spesifik. Jika manajer memilih manfaat bisnis pembelian dan menggunakannya di tempat kerja
untuk dibayar biaya manfaat dan membeli serta mengkonsumsi secara pribadi, hal tersebut
adalah manfaat dari pekerjaan yang spesifik. Jika manajer yang berbeda, manfaat tersebut
bukan dari pekerjaan yang spesifik. Jika manfaat yang bersifat nonkeuangan bukan merupakan
pekerjaan yang spesifik dan pasar yang kompetitif, pemilik-manajer memaksimalkan nilai
sekarang dari arus kas perusahaan (juga nilai tunai aliran kas saham selama tidak ada utang).
2) Pemilik-Manajer dengan Pemegang Saham dari pihak Luar
Poin penting dalam artikel Jensen dan Meckling, adalah bahwa jika pasar modal
ditandai dengan ekspektasi rasional (misalnya, jika ekspektasi pasar pada peristiwa masa depan
yang tidak bias) karena berada di bawah EMH, pemegang saham dari pihak luar, rata-rata,
kalah dari perubahan perilaku pemilik-manajer. Mereka merupakan pemegang saham
pelindung harga (priced protected). Mereka membeli dengan harga yang
menggabungkan/digabungkan dengan manajer pemilik untuk menyamakan tingkat marjinal
subtitusi mereka antara manfaat kekayaan dan manfaat nonkeuangan serta harga saham secara
tepat. Biaya agency menyebabkan pemilik-manajer menulis perjanjian dengan pemegang
saham untuk membatasi tindakan mereka, sehingga mengurangi biaya keagenan.

17
3) Pemilik-Manajer dengan Pemegang Saham dari pihak Luar dan pengawasan
pengeluaran.
Analisis sebelumnya tidak mengijinkan pemilik-manajer untuk membuat perjanjian
untuk membatasi konsumsi tunjangan mereka. Dengan perjanjian dan pengeluaran yang terjadi
dalam mengawasi perjanjian pemilik-manajer dapat meyakinkan pasar modal bahwa mereka
akan mematuhi perjanjian.
4) Literatur Agency
Biasanya, dalam literatur agency, ada seorang prinsipal (risiko netral) yang
menyediakan modal seperti yang dilakukan pemegang saham luar dan agen, yang menolak
untuk menanggung resiko dan tenaga kerja (seperti manajer pemilik), yang menyediakan
tenaga kerja. Jika prinsipal dapat mengamati jumlah usaha yang dikeluarkan oleh agen, maka
perjanjian optimal untuk membayar agen dengan upah tetap jika agen mengambil tindakan
yang tepat dan memaksakan penalti jika agen terbukti curang. Dengan cara ini prinsipal
menanggung semua risiko.

2. Permintaan Untuk Perjanjian Antara Pemilik-Manajer Dan Pemegang Utang


Insentif pemilik-manajer untuk secara berlebihan atau tunjangan untuk mencuri muncul
karena beberapa ekuitas dipegang oleh orang luar, karena itu memunculkan godaan untuk
menunjukkan bahwa agency cost dapat dikurangi dengan mengeluarkan klaim nilai nominal
tetap (utang) bukan ekuitas. Kemudian, dengan tidak ada pemegang saham luar, itu bahwa
pemilik-manajer menanggung biaya penuh tunjangan dan memiliki insentif untuk mengambil
tindakan yang benar.
1) Keputusan investasi
Untuk kemudahan dalam eksposisi, mengabaikan insentif pemilik-manajer untuk
mengambil tunjangan dan berasumsi bahwa jika pemilik-manager memiliki 100 persen dari
perusahaan maka keputusan investasi akan dimaksimalkan. Untuk memenuhi tujuan tersebut,
pemilik-manajer mengambil semua proyek investasi dengan nilai sekarang bersih yang positif,
karena mereka meningkatkan kekayaan pemilik-manajer. Namun, dengan menjual klaim utang
untuk membiayai investasi, manajer pemilik memiliki insentif untuk mengambil beberapa
proyek yang mengurangi nilai perusahaan (memiliki nilai negatif net present) dan melupakan
proyek-proyek lain yang semakin meningkatkan nilai perusahaan (memiliki nilai positif net
present).

18
2) Keputusan Pembiayaan
Utang dapat menginduksi pemilik-manajer untuk melakukan transfer kekayaan oleh
dua jenis kegiatan pendanaan: (1) dividen dan (2) penataan kembali klaim utang. Pemilik-
Manajer memiliki insentif untuk melupakan proyek nilai positif net present dan membayar
dividen sendiri ketika klaim utang yang ada yaitu, efek pembayaran pada pembahasan
sebelumnya. Biaya tindakan yang dihasilkan termasuk nilai sekarang bersih dari investasi yang
hilang. Selain investasi masa depan, perusahaan memiliki aset investasi yang ada. Adanya
klaim utang menyediakan pemilik-manajer dengan insentif untuk menjual aset yang ada dan
membayar hasil untuk diri mereka sendiri baik dengan membayar dividen tunai atau pembelian
kembali saham. Dalam keadaan yang ekstrim, pemilik-manager akan menjual semua aset
perusahaan, membayar dividen likuidasi, dan keluar meninggalkan pemegang utang dengan
kerangka dari perusahaan.
3. Permintaan Untuk Perjanjian Antara Manajer Profesional Dan Pemasok Modal Luar
Analisis sebelumnya dari biaya agensi mempertimbangkan pemilik sebuah perusahaan
yang menjual saham atau utang kepada pihak luar dan tinggal di sebagai pemilik-manager.
Dalam situasi itu pemilik-manajer yang diharapkan untuk mengambil nilai perusahaan
mengurangi tindakan menanggung biaya tindakan-tindakan melalui penurunan harga yang
dibayarkan untuk saham luar atau utang. Namun, perusahaan besar memiliki manajer
profesional yang memiliki persentase kecil dari saham. Insentif untuk manajer profesional
untuk perjanjian yang dibuat untuk membatasi tindakan mereka adalah:
a. Pengadaan perjanjian
b. Persaingan di pasar tenaga kerja
c. Teori perusahaan
d. Skala ekonomi
e. Diversifikasi
f. Spesialisasi
4. Peran Perjanjian Akuntansi
Literatur perjanjian menunjukkan hipotesis bahwa akuntansi memainkan peran penting
baik dari segi perjanjian dan dalam pemantauan istilah-istilah. Sejumlah prosedur akuntansi
sering digunakan dalam perjanjian (perjanjian utang, rencana kompensasi manajer perusahaan,
dan peraturan). Perjanjian ini sering termasuk pembatasan pada tindakan pihak tergantung pada
sejumlah prosedur akuntansi tertentu. Oleh karena itu, ada permintaan untuk perhitungan dan
pelaporan dari angka-angka. Audit juga berperan dalam pemantauan perjanjian. pada

19
perusahaan eksternal perjanjian auditor dengan pemegang hutang untuk melaporkan setiap
pelanggaran yang diamati dari pembatasan (seperti perjanjian keuntungan).

UJI EMPIRIS PILIHAN AKUNTANSI


Pendekatan positif atau empiric berkaitan dengan usaha menguji atau menghubungkan
kembali hipotesis atau teori dengan pengalaman atau fakta-fakta dunia nyata. Penelitian
akuntansi positif difokuskan pada pengujian empiris terhadap asumsi-asumsi yang dibuat oleh
teori akuntansi normative. Pendekatan lain yang dapat digunakan adalah dengan menguji arti
penting output akuntansi di pasar. Dengan demikian teori akuntansi positif memiliki fokus
ekonomi dan berusaha menjawab pernyataan seperti:
1. Apakah biaya yang dikeluarkan untuk memilih metode akuntansi sesuai dengan manfaat
yang diperoleh?
2. Apakah biaya regulasi dan proses penentuan standar akuntansi sesuai dengan manfaatnya?
3. Apakah laporan keuangan berpengaruh terhadap saham?
Untuk menjawab pernyataan tersebut teori akuntansi positif menggunakan asumsi
sebagai berikut:
1. Manajer, investor, kreditor, dan individu lain bersifat rasional dan berusaha
memaksimumkan kepuasan.
2. Manajer memiliki kebebasan untuk memilih metode akuntansi yang memaksimumkan
kepuasan mereka atau mengubah kebijakan produksi, investasi dan pendanaan perusahaan
untuk memaksimukan kepuasan mereka.
3. Manajer mengambil tindakan yang memaksimumkan nilai perusahaan.
Atas dasar pernyataan dan asumsi tersebut teori akuntansi positif berusaha menguji tiga
hipotesis sebagai berikut :
1. Hipotesis rencana bonus (bonus plan hypothesis). Manajer perusahaan dengan bonus
tertentu cenderung lebih menyukai metode yang meningkatkan laba periode berjalan.
Pilihan tersebut diharapkan dapat meningkatkan nilai sekarang bonus yang akan diterima
seandainya komite kompensasi dari dewan direktur tidak menyesuaikan dengan metode
yang dipilih
2. Hipotesis hutang atau ekuitas (debt/equity hypothesis). Makin tinggi rasio hutang atau
ekuitas perusahaan mkin besar kemungkinan bagi manajer untuk memilih metode
akuntansi yang dapat menaikkan laba. Makin tinggi rasio hutang atau ekuitas makin
dekat perusahaan dengan batas perjanjian atau peraturan kredit (Kalay, 1982). Makin
tinggi batasan krdit makin besar kemungkinan penyimpangan perjanjian kredit dan
20
pengeluaran biaya. Manajer akan memiliki metode akuntansi yang dapat menaikkan laba
sehingga dapat mengendurkan batasan kredit dan mengurangi biaya kesalahan teknis .
3. Hipotesis biaya politik (political cost hypothesis). Perusahaan besar cenderung
menggunakan metode akuntansi yang dapat mengurangi laba periodik disbanding
perusahaan kecil. Ukuran perusahaan merupakan ukuran variable proksi (proxy) dan
aspek politik. Yang mendasari hipotesi ini adalah asumsi bahwa sangat mahalnya nilai
informasi bagi individu untuk menentukan apakah laba akuntansi betul-betul
menunjukkan monopoli laba. Di samping itu, sangatlah mahal bagi individu untuk
melaksanakan perjanjian dengan pihak lain dalam proses politik dalam rangka
menegakkan aturan hokum dan regulasi, yang dapat meningkatkan kesejahteraan
mereka.

PENGUJIAN TEORI PADA HARGA SAHAM


Penelitian telah menemukan perubahan harga saham yang signifikan terkait dengan
pengumuman perubahan yang diamanatkan (standar akuntansi). Namun, sementara penelitian
telah menghasilkan hubungan yang signifikan antara variasi cross-sectional dalam efek harga
saham dan beberapa variabel utang (terutama rasio utang/ekuitas), terdapat hubungan yang
inkonsisten. Inkonsistensi ini bisa menjadi akibat dari masalah ekonometrik yang serius yang
mengganggu penelitian. Perbaikan substantif dalam spesifikasi model dan metode ekonometrik
digunakan diperlukan untuk menghasilkan uji teori kuat. Penjelasan alternatif cross-sectional
variasi harga saham efek ini tidak sistematis atau terlalu kecil untuk diamati.

PERAN PENELITIAN AKUNTANSI


Permintaan untuk Penelitian Akuntansi yang tidak diatur dalam Bidang Ekonomi
Penelitian akuntansi melayani tiga fungsi tumpang tindih yang tidak diatur dalam
perekonomian, yaitu:
1. Permintaan informasi. Ada permintaan oleh manajer, auditor, pemberi pinjaman,
investor, dan analis keuangan untuk memahami dan memprediksi efek dari pilihan
akuntansi atas kesejahteraan mereka.
2. Permintaan Pedagogik. Prosedur akuntansi dirancang untuk mengurangi biaya
perjanjian. Karena biaya bervariasi di seluruh perusahaan, prosedur akuntansi akan
bervariasi. Sehingga menimbulkan keragaman prosedur dan format. Namun, keragaman
dalam prosedur akuntansi yang meningkatkan kesulitan pengajaran praktek akuntansi.

21
3. Permintaan pembenaran. Permintaan pedagogik dan informasi adalah untuk teori
akuntansi positif, yaitu teori yang memprediksi dan menjelaskan akuntansi yang masih
ada dan praktek auditnya.

Permintaan untuk Penelitian Akuntansi yang Diatur dalam Ekonomi


Permintaan penelitian politisi dan birokrat tidak hanya untuk menginformasikan
mereka tentang trade-off, tetapi juga untuk digunakan dalam membenarkan tindakan mereka
kepada pers dan konstituen mereka. Politisi dan birokrat lebih mungkin mendukung ketika
preskripsi didasarkan pada alasan-alasan kepentingan umum, bukan alasan-alasan kepentingan
pribadi. Akibatnya, kepentingan khusus mencari alasan-alasan tersebut berguna dan politisi
mengadopsi mereka ketika mereka mendukung atau menentang undang-undang.
Peraturan Pemerintah meningkatkan permintaan untuk preskripsi akuntansi yang
menggunakan argumen kepentingan publik (untuk alasan) yaitu, untuk tulisan-tulisan yang
menunjukkan bahwa prosedur akuntansi tertentu harus digunakan karena mereka
menyebabkan keputusan yang lebih baik oleh investor. Selanjutnya, permintaan ini bukan
untuk satu preskripsi, melainkan untuk preskripsi beragam.

22
CHAPTER 8
The Conctracting Process

Biaya-biaya pengadaan kontrak dan informasi diasumsikan non-nol dalam proses


pengadaan kontrak perusahaan dan dalam proses politik yang menentukan regulasi pemerintah
dalam aktifitas-aktifitas perusahaan. Prosedur-prosedur perusahaan mempengaruhi biaya-
biaya tersebut dalam kedua proses itu dan cash flow perusahaan dan manajer perusahaan.
Sebagai akibatnya, pilihan antara beberapa prosedur bergantung pada efek-efek proses cash
flow pengadaan kontrak dan politik. Namun demikian, untuk tujuan analitis, ada baiknya
memisahkan dua efek proses itu.
Literatur yang mencakup teori ekonomi dan dibahas dalam bab ini acapkali disebut
sebagai literatur “hak-hak properti” sebab penekanannya pada hak-hak yang ditetapkan oleh
beberapa kontrak (misalnya, Cose, 1937, 1960; Alchan dan Demsetz, 1972; Jensen dan
Meckling, 1976; dan Fama dan jensen, 1983a, 1983b). Dalam teori itu, akuntansi adalah bagian
integral kontrak yang mendefinisikan perusahaan itu. Kontrak tersebut mencakup kontrak
formal, seperti kontrak hutang antara manajer-manajer perusahaan dan debtholder, dan kontrak
informal, seperti antara rencana kerja tak tertulis antara beberapa manajer. Kontrak-kontrak
tersebut juga mencakup grafik organisasi perusahaan dan evaluasi dan skema kompensasinya.
Biaya-biaya pengadaan kontrak perusahaan adalah sepenting profitabilitasnya dan
kelangsungan hidupnya sama seperti biaya-biaya produksinya. Besar dan variasi lintas-
seksional biaya-biaya pengadaan kontrak adalah sepenting menjelaskan organisasi perusahaan
atau praktek-praktek akuntansi sebagaimana halnya besar dan variasi lintas-seksional biaya
produksi dalam menjelaskan keputusan-keputusan pricing perusahaan dan struktur industri.

PERMINTAAN TERHADAP KONTRAK ANTARA PEMILIK-MANAJER DAN


SHAREHOLDER LUAR
Model Jensen dan Meckling (1976) atas kontrak antara shareholder sebuah perusahaan
dan pemilik-manajer mengasumsikan bahwa tidak terdapat pihak-pihak kontraktual lain pada
perusahaan itu. Mereka mendefinisikan hubungan agensi sebagai “kontrak yang satu atau lebih
orang (pelaku) melibatkan orang luar (agen) untuk menjalankan beberapa layanan demi
kepentingannya yang meliputi pendelegasian beberapa otoritas pembuat-keputusan kepada
agen itu.

23
Jensen dan Meckling mendefinisikan aktifitas-aktifitas pengikatan (bonding) sebagai
pengeluaran sumber-sumber oleh pemilik-manajer untuk menjamin bahwa mereka akan
membatasi aktifitas-aktifitasnya menurut sebuah kontrak. Misalnya, pemilik-manajer dapat
mendepositokan uang sebsar 100.000 dolar dengan pihak ketiga yang akan menyamakan para
pemilik jika pemilik-manajer menggelapkan uang mereka. Aktifitas-aktifitas pemantauan
(monitoring) meliputi pengeluaran sumber-sumber oleh shareholder luar untuk menjamin
bahwa pemilik-manajer membatasi aktifitas-aktifitasnya menurut sebuah kontrak.
Jumlah yang dikeluarkan pemilik-manajer terhadap manfaat-manfaat non-uang
bergantung pada pecahan (fraction) perusahaan yang dimiliki oleh pemilik-manajer. Pertama,
perhatikanlah pengeluaran pemilik-manajer dalam manfaat-manfaat non-uang ketika semua
saham perusahaan dimiliki oleh manajer.

Pemilik-Manajer dengan Tanpa Shareholder Luar


Analisis itu bergantung pada apakah manfaat-manfaat non-uang adalah pekerjaan
khusus ataukah tidak. Jika seorang manajer menginginkan perusahaannya membeli manfaat
dan mengkonsumsinya dalam pekerjaan yang biayanya dibayarkan dari manfaat-manfaat itu
dan membeli dan mengkonsumsinya secara pribadi, maka manfaat itu adalah pekerjaan khusus.
Jika manajer itu tidak tertarik, maka manfaat-manfaat itu bukanlah pekerjaan khusus. Jika
manfaat non-uang bukanlah pekerjaan khusus dan pasarnya bersifat kompetitif, maka pemilik-
manajer bisa memaksimalkan nilai sekarang dalam cash flow perusahaan itu (juga nilai cash
flow saham sebab tidak terdapat hutang).
Sebagai contoh efek ini, perhatikanlah pemilik-manajer yang berencana untuk
mengadakan beberapa perjalanan bisnis. Jika tidak terdapat utilitas yang diperoleh dari
perjalanan bisnis selain pengembalian hasil uang ke perjalanan, pemilik-manajer bisa memilih
level perjalanan yang bisa memaksimalkan nilai perusahaan itu. Namun demikian, jika
pemilik-manajer juga memperoleh perjalanan bisnis (yakni memperoleh manfaat-manfaat non-
uang selain penghargaan berupa uang), perjalanan tambahan bisa diadakan. Biaya perjalanan
yang meningkat (keuntungan atau “penghasilan tambahan”) adalah penurunan lain dalam nilai
sekarang cash flow perusahaan.

Pemilik-Manajer dengan Shareholder Luar


Sebuah point penting dalam artikel Jensen dan Meckling yakni jika pasar modal
dicirikan oleh ekspektasi-ekspektasi rasional (yaitu, jika ekspektasi-ekspektasi pasar atas
kejadian-kejadian mendatang tidak berat sebelah) selama ini berada dibawah EMH, maka
24
shareholder luar, rata-rata, tidak akan kalah dari perilaku berubah pemilik-manajer.
Shareholder tersebut adalah harga yang dilindungi. Mereka membeli dengan sebuah harga yang
bisa mengandung perilaku berubah pemilik-manajer. Pasar itu mengharapkan pemilik-manajer
untuk menyamakan tingkat substitusi (penggantian) marjinal antara kekayaan dan manfaat
non-uang dan menetapkan harga saham secara benar. Sebagai akibatnya, shareholder luar
hanya membayar (1 - )V’ untuk saham-saham luarnya.
Karena proteksi harga itulah, pemilik-manajer menanggung biaya penuh dari perilaku
yang berubah itu, reduksi dalam nilai perusahaan dari V* ke V’. Reduksi dalam utilitas
pemilik-manajer adalah biaya agensi (biaya hubungan agensi antara pemilik-manajer dan
shareholder luar) biaya agensi menyebabkan pemilik-manajer menulis kontrak dengan
beberapa shareholder untuk merestriksi tindakan-tindakannya sehingga bisa mereduksi biaya-
biaya agensi.

Pemilik-Manajer dengan Shareholder Luar dan Pengeluaran Pemantauan


Analisis sebelumnya tidak mengijinkan pemilik-manajer untuk mengadakan kontrak
guna merestriksi konsumsi penghasilan tambahannya (termasuk penghindarannya). Dengan
pengadaan kontrak dan pengadaan pengeluaran untuk memantau beberapa kontrak, para
pemilik-manajer dapat meyakinkan pasar modal bahwa mereka terikat oleh kontrak itu.
Anggaplah bahwa dengan menulis kontrak dan merencanakan pemantauan dan
penyelenggaraan dengan biaya tertentu, pemilik-manajer meyakinkan pasar untuk
memperkirakan konsumsi penghasilan tambahan yang kecil (namun bukan nol). Asumsikan
bahwa reduksi dalam biaya penghasilan tambahan adalah lebih besar daripada biaya
pemantauan. Kemudian saham-saham luar dijual lebih banyak dan kekayan pemilik-manajer
termasuk biaya-biaya pemantauan adalah lebih besar daripada kekayaan pra-kontrak. Jadi, jika
pemilik-manajer menilai kenaikan dalam kekayaan ini lebih besar daripada reduksi dalam
penghasilan tambahan, maka mereka akan mengadakan kontrak untuk merestriksi tindakan-
tindakannya dan merencanakan pemantauan kontrak itu.
Hasil ini memberikan pengetahuan penting dalam analisis Jensen dan Meckling: agen,
bukan pelaku, memiliki insentif untuk mengadakan kontrak untuk pemantauan. Beberapa
shareholder luar tidak peduli apakah pemantauan (yang meliputi akuntansi dan auditing)
diadakan. Kompetisi dalam pasar modal menimbulkan proteksi harga dan memastikan bahwa
para investor luar memperoleh pengembalian hasil normal. Pemilik-manajer (agen) memiliki

25
insentif untuk menawarkan jaminan guna membatasi konsumsi penghasilan tambahannya, agar
pemilik-manajer menerima semua keuntungan.
Manfaat-manfaat non-uang disebut sebagai “penghasilan tambahan” dalam diskusi
kami, dan contoh-contoh perjalanan bisnis digunakan. Namun demikian, manfaat-manfaat non-
uang juga mencakup waktu luang (penghindaran) dari pekerjaan. Pencurian juga dicakup
dalam analisis Jensen dan Meckling. Pengurngan oleh pemilik-manajer adalah sama dengan
konsumsi penghasilan tambahan yang berlebihan yang dilakukan oleh pemilik-manajer.
Analisis sebelumnya menunjukkan bahwa dengan kompetisi dan ekspekstasi rasional,
pemilik-manajer yang memiliki insentif untuk menilai tindakan-tindakan reduksi nilai
(tindakan-tindakan oportunistik) seperti penghasilan tambahan yang dikonsumsi
berlebihan, penghindaran, ketika mereka menjual saham-saham lur, akan menanggung biaya-
biaya tindakan disfungsional tersebut. Jadi mereka memiliki insentif untuk mengadakan
kontrak guna membatasi tindakan-tindakan tersebut dan memantau tindakan-tindakannya.
Insentif ini direduksi (bukan dieliminir) oleh proteksi harga dalam pasar tenaga kerja
manajerial. Analisis terdahulu diringkas dari efek itu dengan mengasumsikan bahwa upah
pemilik-manajer ditetapkan.

Literatur Agensi
Terdapat literatur ekonomi lain, yang menjadi pelengkap terhadap literatur hak-hak
properti, yang menyelidiki impliksi hubungan agensi, misalnya, Berhold (1971), Ross (1973,
1974), Wilson (1968), Spence dan Zeckhauser (1971), Mirrless (1974, 1976), Stiglitz (1974,
1975b), Holmstrom (1979), dan Antle (1982 dan 1984). Literature ini membicarakan tentang
masalah penghindaran agen atau manajer dan kemudian dikaitkan dengan literatur hak-hak
properti.
Secara khusus, dalam literatur agensi itu, terdapat pelaku (resiko-netral) yang
mensuplai modal (sebagaimana shareholder luar) dan agen, menghindari resiko dan tenaga
kerja (seperti pemilik-manajer), yang mensuplai tenaga kerja. Masalah pelaku itu dicirikan
sebagai usaha untuk mendorong agen mengambil suatu tindakan (yaitu, memperluas usaha)
yang akan diambil oleh pelaku. Jika pelaku menyelidiki jumlah usaha yang diperluas oleh agen,
maka kontrak optimalnya adalah untuk membayar agen dengan upah tetap jika agen itu
mengambil tindakan yang benar dan menentukan hukuman jika agen itu menghindar. Dalam
hal ini, pelaku akan menanggung semua resiko. Masalah itu muncul ketika pelaku tidak dapat
menyelidiki tindakan agen. Dalam kasus itu, kontrak optimalnya adalah agar agen itu berbagi
income atas tindakan-tindakannya guna memberikannya insentif untuk jumlah usaha optimal.
26
PERMINTAAN TERHADAP KONTRAK ANTARA PEMILIK-MANAJER DAN
DEBTHOLDER
Insentif pemilik-manajer untuk mengkonsumsi penghasilan tambahan secara
berlebihan muncul karena beberapa ekuitas dipertahankan oleh outsider. Jadi, ada baiknya
memperlihatkan bahwa biaya-biaya agensi dapat direduksi dengan mengeluarkan klaim-klaim
nilai nilai nominal tetap (hutang) bukan ekuitas. Jadi, dengan tidak adanya pemegang ekuitas
luar, nampaklah bahwa pemilik-manajer menanggung biaya penuh penghasilan tambahan dan
memiliki insentif untuk mengambil tindakan-tindakan yang benar. Namun demikian, hutang
memberikan pemilik-manajer insentif untuk mengambil tindakan-tindakan lain yang bisa
mereduksi nilai perusahaan. Pemilik-manajer yang memiliki 100 persen perusahaan dan
mengeluarkan klaim-klaim tetap dalam perusahaan itu, masih memiliki insentif untuk
mengambil investasi dan keputusan-keputusan pembiayaan yang mereduksi nilai perusahaan.
Sebagaimana dalam kasus ekuitas, dalam pasar yang dicirikan oleh ekspektasi-
ekspektasi rasional, pemilik-manajer menanggung biaya nilai yang mereduksi keputusan-
keputusan yang dihasilkan oleh adanya hutang itu. dan sebagaimana sebelumnya, ini akan
memberikan pemilik-manajer insentif untuk menawarkan kontrak dan pemantauan yang bisa
merestriksi tindakan-tindakannya.

Keputusan-Keputusan Investasi
Agar dapat menjelaskan secara terperinci, abaikanlah insentif pemilik-manajer untuk
mengambil penghasilan tambahan dan asumsikanlah bahwa jika pemilik-manajer memiliki 100
persen perusahaan, nilai pasar (nilai sekarang bersih) dalam perusahaan, V, itu dimaksimalkan.
Untuk memenuhi tujuan ini, pemilik-manajer masih akan mengambil semua proyek investasi
dengan nilai-nilai sekarang bersih, sebab mereka meningkatkan kekayaan pemilik-manajer.
Namun demikian, dengan menjual klaim-klaim hutang untuk membiayai investasi tersebut,
pemilik-manajer memiliki insentif untuk mengambil beberapa proyek yang bisaa mereduksi
nilai perusahaan (memiliki nilia sekarang bersih negatif) dan tidak jadi menjalankan proyek-
proyek lain yang bisa meningkatkan nilai perusahaan (memiliki nilai sekarang bersih positif).
Insentif pemilik-manajer untuk mengambil tindakan reduksi-nilai muncul ketika hutang
tetap sebab keputusan-keputusan investasi tidak hanya mempengaruhi nilai perusahaan, namun
juga saham pemilik-manajer atas nilai perusahaan itu. Dengan kata lain, selain efek proyek
dalam ukuran grafik bentuk kue pie (grafik bentuk kue “pie” yang merepresentasikan nilai

27
perusahaan di pasar modal), terdapat efek proyek dalam saham relatif pemilik-manajer dalam
grafik bentuk kue pie.
Jika sebuah proyek baru mengurangi varian cash flow perusahaan, maka pemilik-
manager mungkin tidak akan mengambilnya walaupun proyek tersebut memiliki nilai netto
yang positif sekarang. Alasannya adalah transfer kekayaan dari pemilik-manager ke
bondholder bisa melebihi bagian pemilik-manager dari nilai nettonya sekarang.
Seperti yang telah ditunjukkan, efek penggunakan kebijakan investasi oleh pemilik-
manajer untuk melakukan transfer kekayaan memang diharapkan terjadi oleh pasar dan
bondholder menghargai hutang tersebut ex ante sebagai antisipasi atas transfer kekayaan ex
post. Jadi, rata-rata tidak terjadi transfer kekayaan dan reduksi nilai perusahaan yang
disebabkan oleh pemilik-manager yang mengambil proyek dengan nilai netto negatif dan
menolak proyek dengan nilai netto positif akan ditanggung oleh pemilik-manager. Ini
memberikan dorongan bagi pemilik-manager untuk membatasi tindakan yang ia lakukan.
Efek repayment (efek pembayaran kembali) terjadi ketika pemilik-manager
mempertimbangkan sebuah proyek yang cash flow nya akan digunakan untuk melunasi hutang
yang sudah ada. Dalam situasi seperti itu, adalah kepentingan pemilik-manager untuk tidak
mengambil proyek tersebut bahkan walaupun proyek itu memiliki nilai netto positif (yaitu
karena itu akan meningkatkan nilai perusahan).
Insentif pemilik-manager untuk mengambil proyek tersebut terjadi ketika alternatif lain
untuk proyek tersebut adalah pembayaran untuk apa yang menjadi deviden likuidasi, dengan
harapan bahwa perusahaan akan bangkrut di masa mendatang jika tidak ada cash flow yang
memadai untuk membayar hutang tersebut. Dalam situasi seperti itu, melakukan investasi
berarti tidak ada transfer kekayaan dari debtholder untuk nilai nominal hutang tersebut. jadi,
pemilik-manager akan melakukan investasi hanya jika nilai nettonya melebihi face value dari
hutang tersebut, tidak jika itu melebihi nol.

Mendanai Keputusan
Hutang bisa merangsang pemilik-manager ntuk melakukan transfer kekayaan dengan
dua jenis aktifitas financing: (1) deviden dan (2) mengatur kembali klaim hutang.

Dividen
Pemilik-manager memiliki dorongan untuk mengabaikan proyek dengan nilai netto
positif dan membayar sendiri dividen jika ada klaim hutang (yaitu efek repayment dalam
bagian berikutnya). Biaya atas tindakan enggan tersebut meliputi nilai netto dari insentif yang
28
diabaikan. Selain investasi dimasa mendatang perusahaan tersebut memiliki asset dividen
investasi yang sudah ada. Adanya klaim hutang memberikan pemilik-manager dengan
dorongan untuk menjual asset yang ada dan membayar dan memperoleh pendapatan baik
dengan membayar dividen atau dengan membeli saham. Pada titik yang ekstrim, pemilik-
manager akan menjual semua asset perusahaan, membayar dividen dan pergi dan
meninggalkan debtholder hanya memiliki “kulit perusahaan” (tidak memiliki asset lagi).
Seperti halnya tindakan penurunan nilai lainnya, pemilik-manager menanggung biaya
jika pasar hutang memberi harga pada hutang tersebut secara rasional (yaitu
mempertimbangkan kemungkinan bahwa mereka akan ditnggalkan). Pemilik-manager
menanggung tiap penurunan dalam nilai perusahaan. Sebagai akbatnya, mereka terdorong
untuk menawarkan kontrak yang akan membatasi pembayaran dividen sehingga bisa
meyakinkan bondholder bahwa dana itu akan disimpan dalam perusahaan untuk digunakan
menjalankan proyek dengan nilai netto positif.

Mengatur kembali Klaim


Di contoh sebelumnya tentang agensi biaya hutang, diasumsikan bahwa hanya ada satu
kelas debtholder. Pada kenyataannya, pemilik-manager bisa meluncurkan instrumen hutang
setelah hutang aslinya diluncurkan. Peluncuran hutang tambahan akan mentransfer kekayaan
dari debtholder asli ke manager dan dalam proses tersebut, akan tercipta biaya yang akan
mengurangi nilai perusahaan. Pertama, asumsikan bahwa pemilik-manager mengeluarkan
hutang tambahan dengan prioritas yang sama atau lebih tinggi daripada hutang asli. Prioritas
yang sama atau lebih tinggi berarti bahwa secara teori tentang kebangkrutan, hutang yang baru
itu akan terbayar lunas pada saat yang sama atau sebelum hutang lama lunas. Dalam situasi
semacam ini, debtholder asli akan memperoleh kerugian jika uang yang diterima dari penjualan
hutang baru diberikan kepada pemilik-manager sebagai dividen.
Kedua, asumsikan bahwa hutang baru sifatnya adalah menjadi junior dari hutang lama
(yaitu bahwa ia selalu dilunasi setelah hutang lama). Maka nilai hutang lama akan tetap jatuh.
Jika beerapa pendapatan hutang baru dilunasi dalam bentuk dividen, maka probabilitas
kebangkrutan akan meningkat. Kebangkrutan menyebabkan adanya cash flow untuk trustee
fee, biaya pengadilan dan keputusan-keputusan yang tidak optimal yang dilakukan oleh trustee
dan semuanya itu akan menurunkan nilai perusahaan dan nilai semua hutang. Bahkan jika
pendapatan dari penjualan hutang lama dan baru diinvestasikan dalam proyek dengan nilai
positif dan probabilitas kebangkrutan tidak ada, maka hutang tambahan akan memunculkan
proyek dengan nilai netto positif dan itu pasti di tolak.
29
PERMINTAAN AKAN KONTRAK ANTARA MANAGER PROFESIONAL DAN
SUPPLIER MODAL LUAR
Analisis diatas tentang biaya agensi telah mempertimbangkan pemilik sebuah
perusahaan yang menjual saham atau hutangnya ke orang luar dan tetap berperilaku sebagai
pemilik-manager. Dalam siuasi dimana pemilik-manager yang diharapkan bisa melakukan
tindakan penurunan nilai perusahaan, menanggung biaya atas tindakan-tindakan tersebut
melalui harga yang dibayarkan untuk saham atau hutang luar. Namun, korporasi raksasa
memiliki manager professional yang memiliki saham dalam jumlah kecil. Jadi, pada awalnya
manager akan menanggung sebagian kecil penurunan dalam nilai pasar saham atau hutang
baru. Jika memang demikian, lalu apa dorongan (insentif) manager professional untuk
membuat kontrak sehingga membatasi tindakan mereka?

Kontrak yang sudah ada


Pertama, tindakan yang dilakukan oleh manager korporasi besar sebetulnya sudah
dibatasi oleh kontrak yang sudah ada. Tiap korporasi besar yang diperdagangkan memiliki nilai
penjualan awal dari saham mereka dan/atau hutang kepada masyarakat. Pada titik itu,
sahamnya dimiliki oleh individu, keluarga, promotor atau sejenisnya. Jadi, individu-individu
tersebut menanggung pengurangan harga saham dan hutang untuk biaya agensi bahkan jika
mereka tidak menjadi manager. Itu memberi mereka isnentif untuk membuat kontrak, termasuk
peraturan korporat, yang mengikat manager dan mengurangi insentif manager untuk
melakukan tindakan yang bisa mengurangi nilai sebuah perusahaan.

Persaingan Di Pasar Tenaga Kerja


Hambatan kedua bagi manager korporat tradisional yang memiliki saham dalam jumlah
kecil adalah persaingan dalam pasar tenaga kerja managerial dalam korporasi. Persaingan
tersebut menyebabkan manager menanggung biaya atas tindakan mereka yang mengurangi
nilai yang tidak dicakup oleh kontrak yang sudah ada dan mendorong mereka untuk menulis
kontrak baru yang bisa membatasi tindakan mereka (contoh pada saat hutang baru atau ekuitas
baru diluncurkan).

Persaingan Internal
Dalam sebuah korporasi raksasa, ada persaingan untuk memperoleh promosi. Wakil
presiden bersaing untuk dipromosikan menjadi presiden, manager divisi bersaing untuk
menjadi wakil presiden dan sebagainya. Dorongan (insentif) ada sehinga itu bisa digunakan
30
oleh manager level bawah untuk memonitor manager level atas begitu pula sebaliknya
(Zimmmerman, 1979 hal 51; Fama, 198 hal 293). Biasanya, ada beberapa anggota managemen
selain presiden atau Chief Excecutive Officer (CEO) yang duduk di dewan direksi. Fakta
bahwa manager yang duduk di dewan direksi hanya bisa dipecat dengan seijin dewan tersebut
akan mengurangi kontrol presiden atau CEO atas informasi yang mengalir ke direktur yang
tidak menjadi bagian dari full-time managemen (direktur luar) (lihat Fama dan Jensen, 1983a).
Direktur luar, seperti Auditor memiliki insentif untuk memonitor manager untuk mengetahui
perilaku opurtunistik yang mungkin mereka lakukan (perilaku yang meningkatkan kekayaan
mereka tetapi mengurangi nilai persahaan). Selain itu, wakil presiden eksekutif memiliki
insentif untuk memberikan informasi pada direktur tentang opurtunisme CEO jika itu
meningkatkan kemungkinannnya untuk menjadi CEO.

Persaingan Eksternal
Dewan direktur kadang-kadang mempekerjakan presiden atau wakil presiden dari luar
perushaan. Direktur-direktur luar yang biasanya berjumlah mayoritas dari dewan itu dan
memainkan peranan penting dalam perekrutan top manager biasanya juga seorang top manager
di peruaahan lain. Luasnya pengetahuan mereka tentang manager alternatif digabungkan
dengan pengetahuan mereka tentang level kompensasi membuat direktur luar berada dalam
posisi untuk menentukan kompensasi kompetitif bagi top manager.
Persaingan dalam pasar tenaga kerja managerial berarti bahwa rata-rata manager hanya
menerima kompensasi untuk posisi mereka. Jika manager diharapan untuk mengkonsumsi
secara berlebihan bonus atau pendapatan dari insider trading (atau bahkan mencuri), maka
kompensasi mereka akan dikurangi sampai pada titik dimana secara keseluruhan mereka hanya
memperoleh gaji saja. Jadi, manager perusahaan besar menanggung biaya agensi yang muncul
dari tindakan mereka, dan seperti halnya pemilik-manager memiliki insentif untuk membuat
kontrak sehingga bisa membatasi tindakan penurunan nilai yang mungkin mereka lakukan dan
juga untuk memonitor kontrak-kontrak itu.
Efeknya Pada Reputasi Manager
Fama (1980) menyatakan bahwa informasi tentang perilaku opurtunis dengan tujuan
untuk menurunkan nilai yang dilakukan oleh manager sudah banyak diketahui dan
mempengaruhi reputasi mereka. Sebagai akibatnya, jika manager memperoleh banyak bonus,
itu akan diketahui dan reputasi mereka akan terkenal. Manager seperti itu diharapkan
menikmati terlalu banyak bonus di masa mendatang, dan kompensasi mereka di masa
mendatang akan dikurangi. Jadi, jika kompensasi manager tidak disesuaikan dengan periode
31
dimana mereka mengkonsumsi terlalu banyak, maka mereka harus menanggung biaya untuk
overkonsumsi itu –yaitu nilai penurunan dalam kompensasi di masa mendatang. Efek itu bisa
diperingan jika manager mendekati pensiun dan tidak memiliki kompensasi yang tertunda
(yaitu kompensasi dibayarkan setelah pensiun).
Pada intinya, pemegang saham dan bondholder memperoleh perlindungan dari
tindakan-tindakan penurunan nilai yang dilakukan oleh manager professional oleh pasar tenaga
kerja managerial. Jika manager tidak menggunakan sarana paling efisien yang ada yaitu
meyakinkan pasar tenaga kerja bahwa mereka hanya akan mengkonsumsi sesuai dengan
persyaratan yang ada, maka mereka akan menanggung resiko yaitu dalam bentuk kompensasi
yang lebih rendah.
Pentingnya asumsi awal tentang upah tetap untuk pemilik-manager pasti sudah jelas.
Supplier modal luar memperoleh perlindungan baik oleh pasar modal dan pasar tenaga kerja.
Sebelumnya kami juga berasumsi bahwa pasar tenaga kerja tidak bisa mendisiplinkan pemilik-
manager tetapi pasar modallah yang bisa melakukannya. Namun, disiplin ekstra bisa diterapkan
melalui pasar tenaga kerja.

TEORI PERUSAHAAN
Mengapa Perusahaan Ada?
Ketika proteksi harga dalam pasar tenaga kerja dan pasar modal menyebakan manager
melakukan kontrak untuk membatasi tindakan penurunan harga dan mengurangi biaya agensi,
maka selama kontrak seperti itu bernilai mahal, maka masih akan tetap ada biaya agensi; tidak
semua tindakan penurunan harga bisa dihapuskan. Jika seperti itu, maka mengapa perusahaan
ada? Mengapa semua bisnis tidak dijalankan oleh pemilik tunggal saja? Jawabannya adalah
bahwa perusahaan memiliki keuntungan lain. Keuntungan-keuntungan itu meliputi ekonomi
skala, diversifikasi dan spesialisasi.

Skala Ekonomi
Individu memiliki kekayaan terbatas. Jadi, tiap individu mungkin tidak bisa mensuplai
cukup modal untuk memperoleh keuntungan dari skala ekonomi. Dalam kasus seperti itu, maka
biaya agensi akan diimbangi oleh peningkatan skala ekonomi.

Diversifikasi
Berdasarkan teori portofolio, ukuran resiko untuk individual adalah varian tingkatan
keuntungan dari portofoluo investasi tersebut. Namun, satu-satunya bagian dari varian tersebut
32
dimana pasar memberikan kompensasi bagi individu dalam tingkat keuntungan yang
diharapkan pada portofolionya adalah bagian yang sama dengan varian dari tingkat keuntungan
dari portofolio pasar tersebut (Fama dan Miller, 1972). Jika individu harus menginvestasikan
semua kekayaannya dalam perusahaan untuk mengambil keuntungan dari ekonomi skala, maka
mereka akan menanggung resiko, yang akan mengurangi utilitas mereka. Individu akan
menerima biaya agensi untuk mengurangi resiko-resiko tersebut. yaitu bahwa mereka akan siap
untuk menjual sebagian dari perusahan tersebut sehinga mereka bisa mengurangi resiko
portofolio.

Spesialisasi
Pemilik-manager meninggal dan menurunkan bisnisnya pada si pewaris. Jika si pewaris
mengelola bisnis tersebut, maka nilai perusahaan akan jatuh karena dia tidak memiliki
kemampuan managerial. Jika direktur manager professional, maka nilai perusahaan juga akan
jatuh karena ada biaya agensi. Pewaris yang mampu memaksimalkan kekayaan jelas akan
merekrut manager professional jika biaya agensi untuk manager tersebut lebih rendah jika
dibandingkan dengan penurunan nilai perusahaan karena kurangnya kemampuan si pewaris.

Karakteristik Perusahaan
Berdasarkan pendekatan utilitaas, maka perusahaan dipandang sebagai sebuah tim yang
terdiri dari individu-individu yang tahu bahwa kesejahteraan mereka tergantung pada
kesuksesan perusahaan untuk bersaing dengan perusahaan lain. Tiap individu yang ada dalam
perusahan tersebut memberikan input yang sama dalam proses produksi perusahaan (tenaga
kerja, kemampuan managerial, modal, bahan mentah, teknologi dsb). Individu mensuply input
dengan harapan memperoleh keuntungan dari investasi mereka. Lebih jauh, tiap individu
mengetahui bahwa individu lainnya akan melakukan tindakan untuk memaksimalkan utilitas
mereka dan bukan utilitas orang ini atau itu. Mereka tahu bahwa konflik kepentingan akan
muncul dan untuk mengurangi konflik tersebut, maka mereka menulis kontrak yang
menunjukkan tiap hak individu dalam output perusahaan dibawah berbagai macam kontingensi
(yaitu hak property tiap individu). Debtholder, pemegang saham, common shareholder,
manager, tenaga kerja dan kreditor dagang – semua memiliki kontrak yang menunjukkan
berapa cash flow dari perusahan itu yang akan didistribusikan (bahkan jika mereka dalam
kondisi bangkrut). Kontrak itu meliputi charter dan bylowas corporate. Selain itu, dalam
banyak hukum seperti tentang kebangkrutan, mendefinisikan hak property dalam berbagai
asset perusahaan.
33
Prinsip Keberlangsungan Hidup (Survivorship Principle).
Perlindungan harga mendorong pihak-pihak dalam perusahan untuk menggunakan
proses kontrak paling efisien (yaitu yang paling efisien dalam pemahaman bahwa itu akan
memberikan nilai yang tertinggi). Lebih jauh, pihak-pihak dalam perusahaan tersebut memiliki
insentif untuk berinovasi, menemukan prosesudr baru yang bisa lebih membatasi tindakan
penurunan nilai. Peningkatan nilai perusahan bisa dibagi diantara pihak-pihak tersebut. jadi,
serangkaian kontrak yang bertahan dari waktu ke waktu akan efisien untuk mengurangi biaya
yang ditimbulkan karena konflik kepentingan atau memaksimalkan nilai perusahaan (Fama dan
Jensen, 1983a, 1983b).
Asumsi penting yang mendasari analisis ini adalah survivorship principle atau
Darwinisme ekonomi (Alchian, 1950). Persaingan diantara perusahaan menyiratkan bahwa
prosedur operasi dan teknik kontrak yang digunakan secara sistematis oleh organisasi sangat
efisien. Jika itu bukan penyebabnya, maka pihak yang melakukan kontrak bisa mengadopsi
prosedur lainnya dan memperoleh keuntungan (kompetitif) diatas normal. Prinsip
keberlangsungan hidup (survivorship principle) tersebut memungkinkan peneliti untuk
menganalisis biaya dan keuntungan dari kontrak dan prosedur akunting yang digunakan
dibawah asumsi bahwa rata-rata keuntungan kontrak dan prosedur tersebut melebihi biaya
mereka.

Peranan Contracting dalam Akunting


Kontrak tidak akan menurunkan biaya konflik (biaya agensi) kecuali pihak-pihak
tersebut bisa menentukan apakah kontrak itu dilanggar atau tidak. Jadi, dalam pandangan
“nexus kontrak” tentang sebuah perusahaan, ada permintaan untuk memonitor kontrak. “hak
property” atau literature tentang kontrakting menunjukkan hipotesis bahwa akunting memiliki
peranan penting baik dalam hal persyaratan kontrak dan dalam memonitor kontrak-kontrak itu.
Jumlah akunting biasanya digunakan dalam kontrak (kontrak hutang, rencana kompensasi
managemen, corporate charter dan bylaws). Kontrak-kontrak tersebut mengenakan batasan
pada tindakan pihak-pihak tersebut. jadi ada tuntutan untuk melakukan kalkulasi dan
melaporkan angka-angka tersebut (yaitu permintaan akan akunting).
Perjanjian peminjaman antara manager dan banknya seringkali mengharuskan
perusahaan untuk mempertahankan rasio cakupan bunganya (pendapatan sebelum bunga dan
pajak yang dikenai bunga) diatas level tertentu. Ini akan menciptakan permintaan akan
pendapatan akunting untuk menentukan apakah perjanjian cakupan bunga sudah dipenuhi atau
belum. Skema pemberian bonus adalah komponen penting dalam skema kompensasi eksekutif.
34
Rumus yang digunakan dalam skema tersebut didasarkan pada pendapatan akunting dan itu
membutuhkan dilakukannya kalkulasi terhadap pendapatan-pendapatan tersebut. selain itu,
penghitungan pendapatan juga digunakan untuk menilai profit perusahaan dan biaya akunting
untuk menilai cost center manager. Auditing juga memainkan peranan penting dalam
monitoring kontrak. Kontrak auditor eksternal melakukan kontrak dengan debtholder untuk
melaporkan adanya pelanggaran penjanjian (seperti rasio cakupan bunga). Selain itu, angka
pendapatan yang sudah diaudit digunakan dalam skema bonus.
Jika jenis kontrak surviving lebih efisien untuk mengurangi biaya agensi, maka
prosedur tersebut yang digunakan untuk menghitung angka-angka akunting yang digunakan
dalam kontrak tersebut daripada prosedur lainnya. Menggunakan prosedur alternatif hanya
akan meningkatkan biaya agensi dan mengurangi nilai perusahaan atau kompensasi manager.
Ini adalah cash flow yang penting dan hubungan nilai yang diberikan oleh peranan kontrakting
dalam akunting. Itu juga memberikan penjelasan tentang pilihan manager akan prosedur
akunting tertentu. Hipotesis yang menyatakan bahwa akunting memiliki peranan penting dalam
kontrak dan memonitor kontrak bukanlah subyek baru dalam literature tentang akunting paling
tidak dalam kaitannya dengan hubungan manager/pemegang saham. Hipotesis yang
menyatakan bahwa dibutuhkan laporan akunting untuk memonitor hubungan tersebut dikenal
dengan nama stewarship concept dan itu popular dalam literature abad ke sembilan belas dan
awal dua puluh. Itu juga popular diantara sejarawan sebagai sebuah penjelasan untuk eksisensi
akunting.
Hipotesis bahwa akunting dan auditing muncul sebagai sarana monitoring untuk
kontrak perusahaan berbeda dengan hypothesis umum yang menyatakan bahwa investor
membutuhkan laporan akunting sebagai sumber informasi untuk investasi dan keputusan
valuasi. Hypothesis informasi yang muncul setelah undang-undang sekuritas dan menjadi dasar
riset dibab 3-6, menegaskan bahwa investor meminta informasi tentang cash flow sekarang dan
mendatang dan nilai pasar untuk asset dan liabilitas (menghitung nilai perusahaan dalam
likuidasi). Sebuah contoh untuk hipotesis ini adalah dalam AICPA Trueblood Comittee Report
(1973, hal 20) yang bertuliskan bahwa tujuan financial statement adalah untuk memberi
informasi yang berguna bagi investor dan kreditor untuk memprediksi, membandingkan dan
mengevaluasi potensi cash flow dalam hal jumlah, timing dan kepastiannya.
Kedua hipotesis tersebut tidak terpisah satu sama lain. Baik kontrak dan peranan
informasi bisa muncul pada saat yang sama. Informasi yang memungkinkan individu untuk
menentukan apakah ketentuan kontraktual tersebut sudah dipenuhi atau belum akan sangat
berguna untuk menilai sekuritas perusahaan.
35
CHAPTER 9
Compensation Plans, Debt Contracts, and Accounting Procedures

PERAN AKUNTANSI DALAM RENCANA KOMPENSASI


Alasan dalam Menggunakan Rencana Akuntansi Berbasis Laba
Literatur dan juga hipotesis tentang peran skema kompensasi dan efek insentif
komponen mereka. Selanjutnya, di samping hipotesis bahwa rencana yang dirancang untuk
menyediakan insentif bagi manajer untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Ada dua jenis
rencana kompensasi bahwa kinerja manajemen yang kinerja manajemennya diukur dengan
angka-angka akuntansi adalah rencana bonus dan rencana kinerja.

Perusahaan yang Menggunakan Rencana Akuntansi Berbasis Laba


. Untuk bonus plan manajer disediakan insentif untuk memaksimalkan nilai
perusahaan, indeks kinerja dalam perhitungan bonus (laba) harus berkorelasi dengan efek
tindakan manajer pada nilai perusahaan. Angka akuntansi yang digunakan dalam kompensasi
berbasis laba memiliki tujuan lain selain mengukur kinerja. Mereka digunakan untuk mengukur
parameter rencana tersebut.

EFEK RENCANA KOMPENSASI PADA AKUNTANSI


Baik kompensasi para manajer maupun nilai perusahaan akan meningkat berdasarkan
rencana bonus berbasis pendapatan. Motivasi untuk membatasi prosedur akuntansi
memberikan penjelasan untuk jenis prosedur akuntansi dimana manajer dapat memilih
tindakan dan bagaimana mereka menyesuaikannya pada berbagai perusahaan dan industri.

Akuntansi yang Berlaku


Variasi dalam prosedur akuntansi yang berlaku di industri juga dapat dijelaskan oleh
rencana kompensasi berbasis pendapatan. Penelitian empiris belum meneliti efek dari rencana
kompensasi manajemen pada metode akuntansi yang berlaku. Sebaliknya konsentrasi lebih
kepada pilihan manajemen di antara semua metode yang dapat digunakan. Banyak penelitian
empiris telah meneliti efek dari bonus plan dibandingkan dengan rencana kinerja pada pilihan
manajer mengenai prosedur akuntansi.

36
PERAN AKUNTANSI DALAM KONTRAK UTANG
Perjanjian yang menggunakan angka akuntansi dalam kontrak utang tampaknya
dirancang untuk membatasi jenis keputusan investasi dan pembiayaan menurunkan nilai.
Bahkan jika beberapa prosedur GAAP yang belum diselesaikan, perjanjian utang pada
dasarnya menggunakan angka akuntansi yang dilaporkan secara GAAP. Variasi menggunakan
penyesuaian bottom-line daripada perhitungan ulang akuntansi. Sifat variasi kontrak utang saat
ini berasal dari GAAP yang memberikan bukti mengenai sifat berlaku dari prosedur yang akan
berkembang.
Variasi kontrak utang yang berasal dari GAAP biasanya tidak mengizinkan kenaikan
tertentu dalam pendapatan dan nilai aset yang diizinkan oleh GAAP serta memerlukan
penurunan tertentu dalam pendapatan dan nilai aset atau peningkatan liabilitas tidak diperlukan
di bawah GAAP. GAAP meninggalkan manajer dengan kebijaksanaan yang cukup besar dalam
pemilihan prosedur akuntansi yang akan digunakan.

EFEK HARGA SAHAM PERGANTIAN PROSEDUR


Perubahan Sukarela
Seorang manajer secara sukarela mengubah prosedur akuntansi karena perusahaan
menerima prosedur akuntansi yang ditetapkan telah berubah atau karena pilihan terbaik
manajer di antara prosedur yang berlaku telah berubah.

Perubahan di Bawah Pengawasan


Perubahan standar akuntansi mengubah GAAP dan merubah kontrak yang ada. Hal ini
dapat menyebabkan transfer kekayaan kepada pemegang saham atau tidak kepada pemegang
saham. Kontrak di masa yang akan datang akan dipengaruhi karena perubahan GAAP membuat
beberapa prosedur akuntansi menjadi lebih mahal atau kurang mahal dan perubahan pada
optimal contracting technology. Efek harga saham karena perubahan dalam standar akuntansi
tergantung pada pilihan untuk merubah, memperluas atau membatasi prosedur akuntansi yang
ditetapkan yang telah tersedia. Sebuah pembatasan prosedur akuntansi yang mengatur terjadi
ketika prosedur yang ada dihilangkan oleh standar. Perluasan prosedur akuntansi yang
ditetapkan terjadi ketika standar memungkinkan prosedur akuntansi yang dianulir sebelumnya.

37
CHAPTER 10

Accounting and The Political Process

Bab ini membahas dampak proses politik pada pilihan manajemen terhadap praktik
akuntansi. Alasan dari proses politik mempengaruhi praktik akunting (diluar pajak) adalah
karena informasi, lobbying, dan biaya koalisi diasumsikan positif. Ekonom melihat proses
politik sebagai kompetisi “pengalihan kekayaan”. Karena informasi, lobbying, dan koalisi
dalam mempengaruhi proses politik memerlukan biaya, beberapa individu memilih untuk tidak
peduli terhadap perusahaan mereka dan memilih untuk menjadi free rider pada pemantauan
orang lain. Namun besarnya biaya monitoring untuk mengurangi oportunisme manajerial dan
pengalihan kekayaan secara substansial lebih besar dalam proses politik daripada dalam proses
pasar. Beberapa menghipotesiskan cara diaman pengalihan kekayaan para politikus terjadi
dengan pemerintah “memecahan” krisis yang dirasakan atau krisis yang sebenarnya terjadi.
Angka akuntansi sering digunakan dalam proses politik seperti krisis yang dirasakan. Angka
akuntansi juga digunakan dalam regulasi pemecahan krisis. Seperti contohnya, kenaikan besar
pada keuntungan perusahaan minyak pada era tahun 1970 dimana dikutip sebagai bukti dari
monopoli minyak, dan profit ini adalah target dari pajak keuntunga Windfall pada tahun 1980.
Pandangan tertentu dari proses politik yang diberikan, manajer perusahaan yang sensitif
terhadap politik diperkirakan untuk memilih prosedur akuntansi yang menangguhkan
pelaporan laba untuk periode berikutnya dan mengurangi veriabilitas laba yang dilaporkan.
Biaya informasi dalam proses politik memungkinkan perubahan dalam prosedur akuntansi
pada efek harga saham. Perubahan yang meningkatkan pendapatan, akan menurunkan harga
saham, dan perbahan yang menurunkan pendapatan akan meningkatkan harga saham. Efek
harga saham melalui proses pengumuman proses politik dari perubahan prosedur secara
sukarela dilakukan untuk mengurangi biaya politik. Namun, dampak tersebut sulit untuk
diamati karena mereka dijerat dengan efek harga saham dari perubahan biaya politik atau faktor
lain yang mendorong manajer untuk mengubah prosedur. Observasi jyga juga sulit dilakukan
karena pasar memperkirakan akan adanya perubahan. Efek harga saham melalui pengumuman
proses politik dari perubahan prosedur yang di mandatkan, lebih mungkin diamati karena
mereka bervariasi dengan efek perubahan pada biaya politik perusahaan.
Perusahaan yang sensitif dengan regulasi dan politik akan tetap memiliki masalahan
keagenan dan tetap menggunakan angka akuntansi untuk mengurangi biaya agen dalam
perjanjian abligasi dan rencana kompensasi manajemen. Tetapim dengan pengenalan biaya

38
nonzero dalam proses politik, angka akuntansi memperngarhi arus kas masa depan perusahaan
dengan cara yang berbeda. Manager harus memperhitungkan faktor lain ini dalam memilih
prosedur akuntansi. Insentif yang diberikan oleh proses politik yang bertentangan secara
langsung dengan insentif yang diberikan oleh kontrak kompensasi manajemen sehubungan
dengan laba yang dilaporkan. Pada sisi lain, kedua insentif menyarankan pengurangan varian
dari laba yang dilaporkan.
Manajer menukarkan biaya dan manfaat dari prosedur akuntansi alternatif. Prosedur
yang optimal, ceteris paribus, untuk alasan politik dan regulasi mungkin tidak akan optimal,
ceteris paribus, untuk kompensasi manajemen atau tujuan kontrak utang. Sedikit yang
diketahui tentang besarnya relatif politik, peraturan dan biaya kontrak. Karenanya, parameter
keputusan manajemen dan bagaimana mereka berbeda-beda pada perusahaan tidak bisa
ditentukan. Namun, bukti empiris mengindikasikan bahwa pemilihan prosedur akuntansi
bervariasi dengan variabel yang cenderung berhubungan dengan biaya politik dan biaya
kontrak. Sehingga, beberapa pernyataan dan prediksi dapat dibuat dengan trade-off dari biaya
politik dan biaya kontrak.
Sama seperti proses politik dna kontrak menyediakan dengan insentif yang
bertentangan dengan pilihan prosedur akuntansi, mereka menyarankan prediksi yang
bertentangan untuk perubahan efek harga saham pada prosedur akuntansi. Perubahan yang
menaikkan pendapatan, menaikkan harga saham karena hal tersebut mengurangi kemungkinan
dari standar teknis debt agreement dan menurunkan harga saham karena hal tersebut
menaikkan biaya politik. Dalam menginvestigasi perubahan dari efek harga saham, variabelnya
cenderung berhubungan dengan biaya kontrak dan politik digunakan untuk mengestimasi efek
dari harga saham yang berlawanan.

39
CHAPTER 11
Empirical Test of Accounting Choices

Bab ini mengukur kemampuan teori dalam menjelaskan dua fenomena akuntansi,
prosedur akuntansi yang digunakan oleh perusahaan besar di Amerika Serikat dan posisi yang
diambil oleh manajer dari perusahaan tersebut pada standar akuntansi yang disarankan. Teori
yang diuji adalah: bonus plan hypothesis, debt/equity hypothesis, dan size hypothesis.
Bonus plan, debt/equity, dan size hypothesis merupakan tentang pilihan manajer
diantara kumpulan prosedur yang diterima. Seluruh studi yang didiskusikan pada bab ini
merupakan studi dari pilihan diantara prosedur yang diterima. Proses politik diperlakukan
sebagai variabel yang memberikan dampak pada pilihan tersebut. Menjelaskan pilihan
prosedur akuntansi untuk digunakan dalam kontrak memerlukan sebuah teori yang
menjelaskan rincian dari struktur kontrak. Contracting theory belum berkembang pada saat itu.
Contracting process dan political process memberikan manajer insentif yang
berlawanan untuk dipilih diantara prosedur akuntansi. Membuat pelaporan akuntansi yang
berbeda untuk tujuan yang berbeda terlihat menyelesaikan permasalah manajer. Namun,
cenderung digunakan satu laporan yang diterbitkan untuk semua metode menandakan bahwa
strategi membuat pelaporan yang berbeda-beda tidak optimal. Penggunaan laporan yang
berbeda-beda juga dapat mahal dalam political process. Jika laporan alternative tersedia secara
umum, mereka yang mencari transfer kekayaan dari perusahaan akan menggunakan laporan
yang mendukung tujuan mereka. Menyimpan laporan yang memiliki pendapatan lebih tinggi
dan mengumumkan laporan dengan pendapatan yang lebih rendah berdampak pada proses
politik jika laporan tersebut diketahui. Biaya-biaya ini yang mendukung contracting incentives
untuk menggunakan sebuah laporan.
Dalam tiga hipotesis yang umum diuji, jumlah pendapatan adalah hal yang penting bagi
manajer. Pada beberapa kasus, manajer dapat memilih portofolio prosedur yang ekstrim. Untuk
lebih mendalami pengetahuan mengenai pilihan manajer dan tiga hipotesis ini, penelitian besar
yang pertama menggunakan bonus plan, debt/equity, dan siza hypotheses adalah Zmijewski
dan Hagerman (1981).

40
Penelitian pemilihan portofolio proserud (Zmijewski dan Hagerman)
Zmijewski dan Hagerman (1981) meneliti portofolio perusahaan dari empat prosedur
akuntansi. Prosedur tersebut adalah prosedur persediaan, prosedur penyusutan, prosedur
investment tax credit, dan masa amortisasi dari biaya pension (past service pension cost).
Dengan memberikan dua buah pilihan dari ke-empat prosedur diatas, akan ada sebanyak
16 portofolio pilihan prosedur yang dapat digunakan perusahaan. Zmijewski dan Hagerman
berasumsi bahwa efek relative dari pendapatan dari portofolio tersebut adalah sama untuk
semua perusahaan. lebih lanjut, mereka membuat tiga asumsi mengenai efek relatif dari tiap
prosedur untuk mengukur dampak pendapatan dari portofolio yang berbeda.
1. Keempat prosedur memiliki dampak yang sama pada pendapatan yang dilaporkan.
Asumsi ini mengelompokkan lima efek yang berbeda dari 16 portofolio tersebut.
(portofolio ekstrim diberi kode ‘1’ dan ‘5’, portofolio yang memiliki satu prosedur
meningkatkan pendapatan diberi kode ‘2’, portofolio yang memiliki dua prosedur
meningkatkan pendapatan diberi kode ‘3’, dan portofolio yang memiliki tiga prosedur
meningkatkan pendapatan diberi kode ‘4’).
2. Efek dari dana pensiun dan prosedur investment tax credit pada pendapatan
diasumsikan memiliki setengah dari efek prosedur penyusutan dan persediaan.
3. Efek dari dana pensiun dan prosedur investment tax credit pada pendapatan adalah
kurang dari satu setengah (one-half) efek dari metode penyusutan dan persediaan.

Pengukuran biaya political dan contracting


Studi menjelaskan variasi prosedur akuntansi menggunakan variabel bebas yang
terpisah sebagai dampak surrogate untuk meng-offset insentif dan menguji arah dari dampak
pemilihan variabel. Empat variabel yang digunakan sebagai proksi political cost adalah size,
risk, capital intensity, concentration yang terdiri dari earning-based compensation plan dan
debt/total assets

Dampak variabel pada keputusan manajer


Dampat variabel pada keputusan manajer diestimasi dengan menggunakan N-Probit
Analysis. Persamaan yang digunakan oleh Zmijewski dan Hagerman adalah:
𝑆𝑇𝑅𝐴𝑇𝐸𝐺𝑌𝑖 = 𝑐0 + 𝑐1 𝑃𝐿𝐴𝑁 + 𝑐2 𝑅𝐴𝑇𝐼𝑂 + 𝑐3 𝐵𝐸𝑇𝐴 + 𝑐4 𝑆𝐼𝑍𝐸 + 𝑐5 𝐼𝑁𝑇𝐸𝑁𝑆𝐼𝑇𝑌 + 𝑐6 𝐷𝐸𝐵𝑇
Dimana:
PLAN = 1 jika perusahan I memiliki sebuah earning-based compensation plan pada
tahun 1975, dan 0 jika tidak
41
RATIO = eight-firm concentration ratio untuk industry perusahaan I pada tahun 1975
BETA = beta dari saham perusahaan I, diestimasi menggunakan data CRSP
SIZE = total aset dari perusahaan I pata tahun 1975
INTENSITY = capital intensity dari perusahaan I (gross fixed assets/sales)
DEBT = total-hutang/total-aset dari perusahaan I tahun 1975

Sampel dan data


Zmijewski dan Hagerman mengambil sampel acak dari 300 perusahaan CSRP dimana
data laporan tahunan tahun 1975 dan SEC 10-K filling tersedia dan yang mengungkapkan
pilihan dari prosedur akuntansi mereka. 300 perusahaan tersebut memiliki resiko rata-rata
dengan rata-rata beta 0.963. Zmijewski dan Hagerman juga menggunakan 34 perusahaan yang
tidak diregulasi yang mana mereka lobi pada FASB Discussion Memorandum pada GPLA
(general price level adjustment). Mereka membandingkan prosedur akuntansi dari distribusi
sampel ini dengan 300 sampel acak mereka.

Hasil
Hasil penelitian dengan menggunakan tiga asumsi diatas memiliki hasil yang sama
diantara asumsi-asumsi tersebut. Bukti yang kuat ditemukan bahwa pilihan manajer dari
sebuah portofolio prosedur akuntansi bervariasi dengan penggunaan variabel untuk
merepresentasikan biaya political dan contracting. Lebih lanjut, koefesien dari variabel size
adalah signifikan pada tingkat 0.01 pada ke-tiga asumsi, yang konsisten dengan size hypothesis.
Koefesien dari concentration ratio dan dummy kompensasi manajemen adalah signifikan pada
tingkat 0.05 pada ke-tiga asumsi, hal ini konsisten dengan bonus hypothesis. Koefesien dari
rasio debt/assets adalah signifikan pada tingkat 0.10 untuk asumsi pertama dan pada tingkat
0.05 untuk dua asumsi lainnya. Hasil ini konsisten dengan debt/equity hypothesis. Koefesien
dari variabel risk dan capital intensity tidak signifikan. Mereka menemukan bahwa efek dari
size didorong oleh perusahaan besar. Secara umum, hasil penelitian Zmijewski dan Hagerman
memberikan bukti kuat bahwa pilihan manajer dari sebuah portofolio prosedur akuntansi
bervariasi dengan kehadiran earning-based compensation plan, rasio debt/equity, size
perusahaan, dan concentration ratio dari industri.
Kegagalan dari model cross-sectional untuk memprediksi lebih baik secara signifikan
daripada strategi portofolio yang paling umum dan rendahnya R2 model mengindikasikan
banyak ruang untuk peningkatan pada model. Incorporating rincian dari compensation plan
dan debt contract akan meningkatkan hasil. Sumber potensi peningkatan lainnya adalah
42
menggunakan ukuran political cost yang lebih baik daripada size. Pengujian yang lebih kuat
dari teori menggunakan contract details dan pengukuran political cost yang lebih sophisticated
dapat memberikan lebih daripada hanya meningkatkan kemampuan prediktif teori.

Studi dari pemilihan prosedur tunggal


Tidak seperti penelitian Zmijewski dan Hagerman, kebanyakan penelitian
menggunakan prosedur tunggal daripada terhadap pilihan beberapa portofolio prosedur. Pada
bonus plan hypothesis penelitian prosedur tunggal memiliki hasil yang beragam. Pada
penelitian jenis ini, selain menggunakan tiga hipotesis yang sering diteliti, digunakan juga
hipotesis lain seperti political cost, dan debt contract variables.

Sebuah pengujian menggunakan bonus plan details (Healy)


Healy (1985) meneliti apakah net accruals perusahaan dipengaruhi oleh patasan-
batasan pada bonus plans perusahaan. Sejak manajer memiliki insentif untuk mengurangi
pendapatan yang dilaporkan jika pendapatan dibawah target atau diatas target batas atas, net
accrual lebih mungkin menjadi negatif pada dua kasus tersebut. Jika pendapatan diantara batas
bawah dan batas atas, manajer memiliki insentif untuk meningkatkan pendapatan, net accruals
lebih mungkin menjadi positif.
Net accrual mencerminkan seluruh prosedur akuntansi pada pendapatan bersih. Maka
dari itu, kekuatan dari pengujian berbasis net accrual lebih baik daripada pengujian berbasis
prosedur tunggal. Kesulitan dari penggunaan net accruals. Karena pendapatan berdasarkan
cash flow dan accruals, maka semakin tinggi pendapatan mungkin memiliki accrual yang lebih
tinggi. Healy menggunakan 94 perusahaan sebagai sampel pada fortune 250. Perusahaan
tersebut memberikan 1.527 buah obsevasi yang dapat digunakan pada periode 1930 hingga
1980. Dari obeservasi tersebut, 1.080 adalah plans dengan batas bawah namun tanpa batas atas
dan 447 plans dengan kedua batasan.
Penelitian statistic x2 untuk menguji H0 bahwa tanda net accrual tidak berhubungan
dengan posisi pendapatan dengan batasan adalah signifikan pada tingkat 0.05. Hasil penelitian
menyarankan bahwa parameter detail bonus plan adalah penting untuk menentukan apakah
bonus plan mampu mempengaruhi pemilihan prosedur akuntansi. Bukti dari perhitungan
pendapatan pada bonus plan juga menjelaskan bahwa kegagalan dari beberapa penelitian untuk
menolak H0 karena tidak menggunakan definisi plan earnings. Healy juga menemukan bahwa
52.7 persen dari sampel menambahkan biaya pajak kembali pada pendapatan untuk tujuan

43
bonus. Hasil penelitian ini menandakan bahwa penelitian Hagerman dan Zmijewski (1979)
mengenai dampak bonus plan pada metode menggunakan investment tax credit kurang kuat.

Utility asset valuation (Jarrell)


Jarrell (1979) meneliti apakah aturan Negara bagian terhadap listrik pada tahun1912-
1917 membuat manajer untuk meningkatkan nilai aset dan kemudian tarif dasar. Hipotesis
Jarrel bahwa utilitas yang diregulasi oleh komisi Negara bagian mendapatkan keuntungan
monopoli dengan menggabungkan nilai capital sewaan sebagai aset dasarnya. Jika hipotesis
Jarrell benar, asset tersebut diharapkan memiliki nilai yang lebih tinggi pada pembukuan
utilitas yang diregulasi oleh komisi Negara bagian daripada nilai buku dari utilitas yang diatur
oleh regulasi municipal.

Reporting Frequency
Leftwich, Watts, Zimmerman (1981) meneliti variasi cross-sectional pada frekuensi
pelaporan keuangan public pada 83 perusahaan NYSE dan 82 perusahaan ASE pad 1948 saat
pelaporan interim tidak diperlukan. Mereka berusaha menjelaskan variasi dari frekuensi
pelaporan adalah untuk mengganti manfaat peningkatan pelaporan dalam hal pengurangan
biaya agensi dari debt dan equity dan untuk biaya dari peningkatan pelaporan. Secara
keseluruhan, penelitian ini mendapat sedikit kesuksesan dalam menjelaskan variasi cross-
sectional padafrekuensi pelaporan menggunakan variabel contracting process. Hasil mereka
yang kurang menunjukkan bahwa penjelasan mengenai frekuensi pelaporan lebih sulit
dibanding menjelaskan prosedur tertentu yang digunakan untuk menghitung angka dalam
pelaporan.

44
CHAPTER 12
Stock Prices Test of The Theory

Bab ini menjelaskan perubahan harga saham yang diasosiasikan dengan pengumuman
perubahan prosedur akuntansi. Empat penelitian perubahan harga saham beserta variasi lintas
bidangnya: tiga penelitian perubahan harga saham yang menyertai perubahan akuntansi yang
diwajibkan dan satu penelitian perubahan harga saham yang menyertai perubahan akuntansi
sukarela. Berbagai penelitian perubahan yang diwajibkan menemukan berbagai efek harga
saham yang diasosiaskan dengan pengumuman perubahan, sedangkan penelitian perubahan
tidak.
Seluruh penelitian perubahan yang diwajibkan menemukan efek-efek harga saham
pengumuman perubahan akuntansi. Mereka juga menemukan bahwa variasi efek harga saham
lintas bidang berkaitan dengan sejumlah variabel kontrak dan biaya politis. Namun demikian,
tidak semua variabel signifikan, atau bahkan lambang yang diprediksikan, pada setiap
penelitian, dan bermacam-macam variabel signifikan pada berbagai penelitian. Berbagai
inkonsistensi tersebut bisa jadi dikarenakan berbagai variabel merupakan wakil tidak sempurna
untuk biaya kontrak dan politis, pada multikolinearitas antar variabel, pada fungsi-fungsi biaya
kontrak dan politis yang tidak disebutkan sepenuhnya, maupun berbagai persoalan metodologis
lainnya. Sebuah hipotesis eksklusif non mutual adalah bahwa variabel-variabel penjelas
lainnya dihilangkan dalam berbagai penelitian.
Efek-efek standar harga saham akuntansi yang secara tidak jelas disebabkan oleh efek-
efek pajak. Efek-efek tersebut bervariasi secara lintas bidang untuk berbagai variabel yang
dikemukakan oleh teori: variasi tertentu dijelaskan. Namun demikian, hasil-hasil tersebut baru
merupakan sebuah awal: sekarang kita harus menjelaskan mengapa variabel yang berbeda-
beda signifikan di berbagai penelitian dan berusaha mengembangkan pengganti yang lebih baik
untuk biaya kontrak dan politis.

EFEK-EFEK HARGA SAHAM PERUBAHAN AKUNTANSI


Perubahan Yang Diwajibkan
Dua macam standar (Opini APB 16 dan 17 dan Laporan FASB No 19) diteliti oleh
penelitian perubahan diwajibkan terbatas pada prosedur yang ada. Keduanya mengurangi atau
meningkatkan biaya prosedur yang cenderung meningkatkan pendapatan yang dilaporkan.

45
KONTRAK OPTIMAL
Prosedur yang dieliminir atau dibatasi dibahas dalam bab ini (mis., metode
pengumpulan dan metode biaya penuh) digunakan untuk berbagai kepentingan kontrak,
sehingga dengan demikian ada suatu pembatasan teknologi kontrak. Hal ini menyebabkan
terjadinya penurunan harga saham dari seluruh perusahaan yang secara potensial bisa
menggunakan prosedur-prosedur terbatas itu.

ALIH KEKAYAAN VIA KONTRAK UTANG


Dengan mengurangi pendapatan dan memperbanyak alternatif, perubahan-perubahan
yang diwajibkan membatasi kemampuan manajer untuk mengalihkan kesejahteraan dari
pemegang utang ke pemegang saham (mis., dengan cara meningkatkan rasio utang/ekuitas
perusahaan). Efek ini akan menurunkan harga saham semua perusahaan yang menggunakan
atau secara potensial bisa menggunakan berbagai metode terbatas untuk membuat akad utang
tidak begitu mengikat. Perubahan ini meningkatkan kemungkinan bahwa akad utang (mis.,
rasio yang diperoleh dari biaya waktu yang dibutuhkan) akan dilanggar. Maka dari itu, biaya
teknis yang diperkirakan akan meningkat, sehingga menyebabkan harga saham menurun.

ALIH KEKAYAAN VIA KONTRAK KOMPENSASI


Jika perusahaan mempunyai rancangan kompensasi berbasis penghasilan, maka
pembatasan pada perubahan yang diwajibkan akan mengurangi kemampuan manajer dalam
meningkatkan kompensasinya melalui berbagai metode akuntansi. Hal ini bisa menyebabkan
suatu peningkatan harga saham yang amat sedikit, tapi kita bisa memperkirakan bahwa efeknya
terbatas karena kompensasi masa depan manajer harus sama dengan gaji kompetitifnya.

BIAYA POLITIS
Opini APB 16 dan 17 dan FASB 19 membatasi berbagai prosedur yang melaporkan
pendapatan tinggi. Ini akan meningkatkan harga saham melalui pengurangan biaya politis.
Pengurangan biaya politis terjadi untuk semua perusahaan yang bisa menggunakan prosedur
tersebut, bukan hanya perusahaan yang benar-benar menggunakan prosedur yang dibatasi (ini
akan mencegah lawan politik menggunakan prosedur tersebut).

PERUBAHAN SUKARELA
Perubahan sukarela yang diteliti adalah pergeseran kembali ke depresiasi garis lurus
dari depresiasi yang dipercepat. Holhausen (1981) mengasumsikan bahwa ini adalah sebuah
46
perubahan oportunistik, bukan perubahan dalam prosedur yang diterima. Perubahan ini
cenderung meningkatkan pendapatan yang dilaporkan dan aset.

ALIH KEKAYAAN VIA KONTRAK UTANG


Perubahan ini meningkatkan kemampuan manajer dalam mengalihkan kekayaan dari
pemegang utang dan mengurangi kemungkinan kondisi asal yang mahal. Kedua efek tersebut
akan menaikkan harga saham.

ALIH KEKAYAAN VIA KONTRAK KOMPENSASI


Perubahan ini cenderung menaikkan bonus manajer dan menurunkan harga saham.

BIAYA POLITIS
Karena pergeseran kembali meningkatkan pendapatan yang dilaporkan dan aset, maka
biaya politis akan naik dan harga saham turun. Diskusi yang hangat memprediksikan
lambang/tanda efek harga saham perubahan akuntansi melalui faktor tertentu (mis., melalui
alih kekayaan dari pemegang utang). Tanda efek harga saham bersih suatu perubahan
bergantung pada besar relatif setiap efek faktor. Demikian pula halnya dengan variasi efek
harga saham di berbagai perusahaan (yang ingin diprediksikan penelitian). Maka dari itu,
penelitian-penelitian itu memanfaatkan variabel untuk mewakili efek harga saham setiap
faktor. Penelitian-penelitian itu menggunakan pengganti untuk efek perubahan pada biaya
kontrak optimal yang dimunculkan oleh pemegang saham, alih kekayaan ke dan dari pemegang
saham melalui kontrak utang dan melalui rancangan bonus, dan biaya politis yang dibawa serta
oleh para pemegang saham.
Pada umumnya, perubahan harga saham yang diasosiasikan dengan pengumuman
perubahan diregresikan pada variabel wakil/pengganti. Keberhasilan ujian bergantung pada
sejauh mana variabel wakil menangkap efek perubahan pada bermacam-macam biaya dan alih
kekayaan. Itu juga bergantung pada sejauh mana biaya keseluruhan merupakan fungsi linier
efek biaya yang diwakili oleh variabel pengganti.
VARIABEL-VARIABEL YANG DIGUNAKAN UNTUK MENJELASKAN EFEK
HARGA SAHAM
Kontrak Optimal
Collins, Rozeff, dan Dhaliwal (1981) menyertakan variabel model “nol/satu” yang
mengambil nilai 1 jika perusahaan mempunyai kontrak utang dengan akad terbatas atau jika
perusahaan mempunyai rancangan kompensasi berbasis akuntansi. Variabel ini dimaksudkan
47
untuk menangkap efek-efek pembatasan FASB 19 pada teknologi kontrak optimal. Maka dari
itu, koefisiennya diperkirakan negatif (yakni, perusahaan-perusahaan dengan kontrak berbasis
akuntansi cenderung mengalami penurunan harga saham sebagai akibat dari FASB 19).
Variabel tersebut juga mengambol sebagian alih kekayaan utang dan rancangan
kompensasi. Karena standar membatasi prosedur peningkatan pendapatan, maka efek harga
saham alih kekayaan utang adalah negatif, memperkuat efek kontrak optimal. Efek harga
saham alih kekayaan rancangan kompensasi adalah positif (lihat bagian sebelumnya), tapi
cenderung dikalahkan oleh efek-efek lainnya. Efek kontrak optimal hanya muncul bersamaan
dengan berbagai perubahan karena perubahan sukarela tidak mempengaruhi prosedur yang
ada.

Alih Kekayaan Via Kontrak Utang


Variabel-variabel yang digunakan untuk mewakili dua faktor yang menentukan
kekayaan mengalihkan perubahan melalui kontrak utang. Salah satu faktornya adalah efek
perubahan pada sejauh mana ikatan akad berbasis akuntansi (perubahan pada “keketatan”
akad). Faktor lainnya adalah biaya teknis.

Perubahan Pada Keketatan


Perubahan yang diwajibkan mengurangi pendapatan dan mengarahkan perusahaan
lebih dekat ke rasio maksimal. Oleh karena itu, efek pendapatan standar yang diwajibkan bisa
mewakiliki sejauh mana akad dibuat lebih mengikat (“lebih ketat”).
Efek pada keketatan akad dirasa penting karena putusan investasi dan keuangan
manajer bervariasi sesuai dengan tingkat keketatan akadnya. Misalkan saja, pengaturan utang
seringkali membiarkan terjadinya pengambilalihan hanya jika rasio utang/ekuitas khusus ada
sesudah pengambilalihan. Semakin dekat perusahaan dengan rasio spesifik, maka semakin
kecil pula kemungkinan rasio akan terpenuhi sesudah pengambilalihan dan semakin besar
kemungkinan manajer dipaksa untuk menjalankan proyek bernilai bersih positif.
Efek perubahan prosedur pada keketatan akad juga penting karena hal itu akan
mengukur perubahan kemungkinan teknisnya. Kegagalan teknis mahal dalam pengertian akan
mengarah pada konsesi untuk pemegang utang (mis., tingkat suku bunga lebih tinggi). Semakin
banyak prosedur akuntansi baru yang memperketat akad, akan semakin tinggi pula perubahan
pada kemungkinan kegagalan, semakin tinggi pula biaya kegagalan yang diperkirakan, dan
semakin besar penurunan harga saham berdasarkan standar.

48
Biaya Kegagalan
Faktor lain (terlepas dari efek perubahan prosedur keketatan akad) yang menentukan
alih kekayaan kontrak utang yang didorong oleh perubahan prosedur adalah biaya kegagalan
teknis. Biaya tersebut bervariasi antar perusahaan. Sebagai contoh, semakin besar selisih antara
tingkat suku bunga pasar dan tingkat suku bunga nominal utang, maka akan semakin banyak
pemegang utang yang meminta bayaran dalam menegoisasikan kembali utang yang
digagalkan.
Variabel-variabel yang mewakili dua faktor itu (perubahan pada keketatan dan biaya
kegagalan) akan dibahas kemudian.

PERUBAHAN PADA VARIABEL KEKETATAN


Efek Perubahan Pada Pendapatan Yang Dilaporkan, Pendapatan Yang Dipertahankan,
Dan Ekuitas
Ceteris paribus, semakin besar penurunan pendapat yang disebabkan oleh perubahan
yang diwajibkan, semakin besar pula peningkatan pada kemungkinan kegagalan di bawah akad
semisal biaya waktu akad yang didapat. Semakin besar penurunan pada pendapatan yang
dipertahankan, semakin mengikat pula inventarisasi dana yang dapat dibayarkan, semakin kecil
kemampuan manajer membayar dividen dan mengalihkan kekayaan dari para pemegang
obligasi, dan semakin besar penurunan harga saham yang diasosiasikan dengan perubahan
tersebut.
Argumen-argumen terdahulu mengimplikasikan suatu kaitan positif antara efek
perubahan yang diwajibkan pada pendapatan, pendapatan yang dipertahankan atau ekuitas, dan
efek perubahan harga saham. Perubahan tersebut menurunkan pendapatan, dan karenanya
menurunkan harga saham. Hubungan antara efek perubahan sukarela pada pendapatan,
pendapatan yang dipertahankan atau ekuitas, dan efek perubahan harga saham juga positif.
Peralihan kembali meningkatkan pendapatan dan karenanya menaikkan harga saham.
Meskipun lambang hubungan antara variabel efek pendapatan dan efek harga saham
sama untuk perubahan yang diwajibkan maupun yang sukarela, lambang kaitan antara variabel-
variabel utang lain dan efek harga saham untuk perubahan sukarela berlawanan dengan
perubahan yang diwajibkan. Alasannya adalah bahwa variabel efek pendapatan memasukkan
arah efek pendapatan dan variabel-variabel lain tidak. Sebagai contoh, semakin besar hitungan
biaya kegagalan, semakin besar pula biaya perubahan yang diwajibkan (karena meningkatkan
kemungkinan kegagalan), dan semakin besar pula penurunan harga saham. Akan tetapi,

49
semakin besar biaya kegagalan, semakin besar pula keuntungan biaya perubahan sukarela
(karena mengurangi kemungkinan kegagalan), dan semakin besar pula kenaikan harga saham.
Pembahasan berikut tentang efek harga saham variabel alih kekayaan utang yang tersisa
akan membahas perubahan akuntansi yang diwajibkan. Hendaknya pembaca ingat bahwa
perubahan sukarela mengarah pada efek harga saham dengan lambang berlawanan.

RASIO UTANG/EKUITAS
Penurunan tertentu pada pendapatan yang dilaporkan atau ekuitas berasal dari
perubahan yang diwajibkan yang meningkatkan kemungkinan kegagalan pada utang/ekuitas
dan beban waktu akad yang diperoleh lebih banyak lagi, semakin besar pula rasio
utang/ekuitas. Selain itu, semakin besar rasio utang/ekuitas, semakin besar pula biaya per andil
kegagalan teknis. Kedua faktor ini bergabung untuk menghasilkan prediksi yang mengalihkan
kekayaan dari pemegang saham ke pemegang obligasi (dan penurunan harga saham) lebih
besar maka lebih bear dan lebih tinggi pula rasio utang/ekuitasnya. Dengan kata lain, ada
hubungan negatif antara rasio utang/ekuitas dan efek harga saham.
Sebelum perubahan akuntansi yang diwajibkan, kemungkinan kegagalan untuk
perusahaan dengan rasio utang/ekuitas rendah adalah bidang berbayang yang ditandai k di
bawah distribusi Y. Untuk perusahaan dengan rasio utang/ekuitas tinggi, peluang kegagalannya
adalah k + l. Peluang kegagalannya lebih tinggi untuk perusahaan dengan tingkat pengangkatan
tinggi. Sesudah perubahan akuntansi, peluang kegagalan untuk perusahaan dengan rasio
utang/ekuitas rendah adalah daerah berbayang di bawah distribusi X yang ditandai k + n. Untuk
perusahaan lain adalah bidang k + l = n + o. Peningkatan pada peluang kegagalan yang
disebabkan oleh perubahan akuntansi adalah n untuk perusahaan utang/ekuitas rendah dan n +
o untuk perusahaan utang/ekuitas tinggi. Perusahaan engan rasio utang/ekuitas lebih besar
mengalami peningkatan peluang kegagalan yang lebih besar pula.
Perubahan pada peluang kegagalan bervariasi sesuai dengan perubahan pada keketatan
kendala utang/ekuitas, sehingga rasio utang/ekuitas juga menghitung perubahan pada keketatan
kendala utang/ekuitas. Karena perubahan yang diwajibkan mengurangi ekuitas, maka manajer
perusahaan cenderung kurang bisa mengambil segala macam putusan investasi dan pendanaan
di bawah kesepakatan utang yang mengumpul pada rasio utang/ekuitas perusahaan. Maka dari
itu, semakin besar rasio utang/ekuitas, semakin besar pula penurunan harga saham.

50
VARIAN ARUS KAS
Ceteris paribus, semakin besar varian alir kas perusahaan, semakin besar pula peluang
kegagalan. Jika perubahan yang diwajibkan (dengan mengurangi pendapatan) meningkatkan
peluang kegagalan dari nol (karena utang perusahaan sedikit sekali), peningkatan dalam
peluang kegagalan dan hasil penurunan harga saham lebih besar, maka semakin besar pula
varian alir kasnya. Hasil ini tidak berlaku secara umum jika utang berisiko sebelum perubahan
(yakni peluang kegagalan bukan nol). Sekalipun begitu, sebuah penelitian perubahan yang
diwajibkan, Lys (1984), berdasarkan argumen yang ada, menghipotesiskan dan menguji
asoasisi negatif antara varian alir kas dan perubahan harga saham.
Pemanfaatan varian alir kas juga dapat dirasionalisaikan berdasarkan pendapat bahwa
argumen rasio utang/ekuitas (sebelumnya) mengasumsikan ceteris paribus dan, secara khusus,
varian alir kas konstan pada berbagai perusahaan. Penyertaan varian alir kas adalah suatu cara
untuk mengendalikan berbagai fluktuasi lintas bidang dalam varian tersebut. Perhatikan bahwa
rasio utang/ekuitas cenderung bervariasi dengan varian alir kasnya (lihat Myers, 1977).

INVENTARISASI PADA DANA YANG DAPAT DIBAYARKAN


Perubahan yang diwajibkan menurunkan pendapatan dan karenanya juga inventarisasi
dana yang dapat dibayarkan. Maka dari itu, peluang inventarisasi sama dengan nol secara
negatif terkait dengan inventarisasi dana yang dapat dibayarkan. Prediksi ini diperoleh dengan
cara yang sama seperti prediksi rasio utang/ekuitas (sebelumnya). Pada gilirannya, prediksi ini
mengarah pada prediksi bahwa, ceteris paribus, semakin kecil inventarisasi dana yang dapat
dibayarkan, semakin besar penurunan alih kekayaan dan harga saham yang disebabkan oleh
perubahan yang diwajibkan (yaitu, hubungan positif antara inventarisasi dana yang dapat
dibayarkan dengan efek perubahan harga saham).

VARIABEL VARIASI BIAYA KEGAGALAN


Proporsi Untuk Publik Atas Utang Pribadi
Ketika sebuah perusahaan mengeluarkan utang untuk publik, maka perwakilan publik
untuk pemegang utang akan ditunjuk (Leftwich, 1981, hlm 8). Untuk mengubah perjanjian
utang berikutnya, perwakilan tersebut harus mendapat persetujuan dari mayoritas pemegang
utang menonjol (biasanya dua pertiga). Persyaratan ini mempersulit manajer dalam
menegosiasikan kembali sebuah kontrak utang jika ada kegagalan teknis. Para pemegang utang
individu memiliki dorongan untuk mendapatkan ganti rugi yang lebih besar. Pada kasus utang
pribadi, manajer sering kali harus menegosiasikan kembali hanya dengan satu pemegang utang,
51
dan jika hubungan itu sedang berjalan, pemegang utang cenderung tidak mau mengambil
keuntungan dari kegagalan teknis. Sebagai akibatnya, prediksinya adalah semakin besar
proporsi utang publik atas pribadi, maka semakin besar pula alih kekayaan dan penurunan
harga saham dikarenakan perubahan akuntansi (yaitu, hubungan negatif antara proporsi utang
publik dan efek penurunan harga perubahan).

Selisih Antara Pasar Dan Nilai Nominal Utang Perusahaan


Semakin tinggi tingkat suku bunga sejak perusahaan menerbitkan utang, semakin
rendah pula nilai pasar utang relatif terhadap nilai nominalnya. Jika perusahaan harus menagih
utang (umumnya lebih tinggi dari nilai nominalnya) untuk menghindari kegagalan atau harus
membayar kembali utang sebagai konsekuensi kegagalan, maka selisih antara nilai nominal
dan nilai pasar utang itu adalah biaya kegagalan. Karena perubahan yang diwajibkan
meningkatkan peluang kegagalan, peningkatan pada biaya pemegang saham yang diperkirakan
(dan keuntungan pemegang obligasi yang diperkirakan) mauapun penurunan harga saham
adalah lebih besar, maka semakin besar pula selisih antara nilai nominal dan nilai pasar utang
itu. Dengan kata lain, ada hubungan negatif antara selisih nilai dan efek harga saham karena
perubahan. Dalam sebuah penelitian yang menggunakan variabel ini (Lys, 1984)

Masa Menuju Kematangan


Semakin lama masa kematangan utang, semakin lama pula batasan utang berlaku dan
semakin besar pula efek selisih antara tingkat suku bunga nominal utang dan nilai pasar. Maka
dari itu, semakin besar pula efek selisih itu pada biaya kegagalan. Jadi, semakin besar masa
kematangan, semakin besar pula penurunan harga saham yang menyertai perubahan yang
diwajibkan (yaitu, kaitan negatif antara masa kematangan dan efek harga saham karena
perubahan).

Kebertagihan Utang
Jika utang bisa ditagih, maka nilai penagihan membatasi biaya kegagalan karena
perusahaan mempunyai pilihan untuk menagih utang untuk menghindari kegagalan. Oleh
karena itu, diprediksikan bahwa kegiatan penagihan akan mengurangi efek harga saham dari
sebuah perubahan akuntansi. Penurunan harga saham yang menyertai perubahan yang
diwajibkan lebih kecil jika utang perusahaan bisa ditagih (yakni, kaitan positif antara
kebertagihan utang dan efek harga saham perubahan).

52
Keberalihan (Konvertibilitas) Utang
Hak istimewa konversi utang adalah sebuah pilihan pada harga saham. Karena itu, alih
kekayaan apapun dari pemegang obligasi ke pemegang saham yang didorong oleh perubahan
akuntansi akan dikurangi jika kegiatan konversi memang terjadi. Penurunan harga saham yang
menyertai perubahan yang diwajibkan lebih kecil jika utang perusahaan bisa
dialihkan/dikonversi (yakni, kaitan positif antara keberalihan utang dan efek harga saham
perubahan).
Sebagai contoh, Kalay (1979) menemukan bahwa semakin tinggi rasio utang/ekuitas, semakin
dekat pula dengan kendala dividennya (yakni, perbendaharaan inventarisasi biaya yang lebih
kecil). Demikian pula halnya, semakin rendah varian alir kas atau semakin banyak aset yang
ada, semakin tinggi pula rasio utang/ekuitas. Karena variabel-variabel tersebut bersifat
kolinear, berusaha menguraikan efek variabel yang manapun akan sulit. Sebagai contoh,
meskipun masing-masing dari variabel tersebut mungkin tidak signifikan dalam uji reaksi
harga saham terhadap perubahan akuntansi, sebagai kelompok bisa jadi penting.
Selanjutnya, akan tampak bahwa sebagian dari variabel mungkin tidak masuk ke dalam
persamaan regresinya secara linier. Persoalan spesifikasi semacam ini mengurangi
kecenderungan daya eksplanatif signifikan dan menunjukkan bahwa kita menitikberatkan pada
signifikansi kelompok-kelompok variabel dan bukan variabel-variabel secara individu.

ALIH KEKAYAAN VIA KONTRAK KOMPENSASI


Holthausen (1981) memasukkan variabel model nol/satu untuk adanya rancangan
kompensasi berbasis pendapatan. Model ini diperkirakan negatif dalam kaitannya dengan
pergeseran kembali depresiasi efek harga saham karena pergeseran itu meningkatkan
pendapatan dan bonus serta mengalihkan kekayaan dari pemegang saham ke manajer (dengan
mengasumsikan bahwa komite kompensasi tidak menyesuaikan dengan perubahan). Berbagai
penelitian perubahan yang diwajibkan tidak menggunakan variabel ini. Jika mereka
menggunakannya, lambang koefisiennya diprediksi positif.

BIAYA POLITIS
Satu-satunya variabel dalam berbagai penelitian yang dijadikan sebagai pengganti efek
biaya politis perubahan adalah ukuran perusahaan (Leftwich, 1981; Collins, Rozeff, dan
Dhaliwal, 1981; Holthausen, 1981). Pada ketiga kasus tersebut, hitungannya adalah nilai buku
utang perusahaan plus nilai pasar ekuitasnya. Variabel ini diprediksikan secara positif
diasosiasikan dengan biaya politis. Perubahan-perubahan yang diwajibkan menurunkan
53
perusahaan, sehingga perusahaan-perusahaan yang lebih besar diperkirakan mengalami
penurunan yang lebih besar pada biaya politis dan karenanya efek harga sahamnya lebih positif.
Penelitian perubahan yang diwajibkan hanya meneliti efek harga saham perusahaan yang
dipaksa mengubah prosedur akuntansinya.
Pergeseran depresiasi meningkatkan pendapatan dan biaya politis. Oleh karena itu,
hubungan antara ukuran dan efek harga saham diperkirakan negatif untuk perubahan itu.

SEBUAH PENELITIAN PEMBATASAN YANG DIWAJIBKAN PADA


"PENGUMPULAN MINAT” (LEFTWICH)
Leftwich (1981) meneliti berbagai perubahan harga saham yang diasosikan dengan
Opini APB 16, “Akuntansi Untuk Kombinasi Usaha," dan 17, “Akuntansi Untuk Aset Tak
Nyata”. Opini-opini tersebut mebatasi situasi metode “pengumpulan minat” dapat digunakan
untuk menjelaskan suatu kombinasi usaha. Jika pengumpulan tidak dapat digunakan, maka
metode pembelian harus diterapkan. Opini-opini tersebut mempersyaratkan bahwa dengan
metode pembelian, selisih apapun antara harga pembelian dan nilai aset bersih harus
dialokasikan pada aset-aset khusus jika dapat diidentifikasi dan, jika tidak, pada niatan baik,
yang harus diamortisasi selama periode yang tidak melebihi 40 tahun. Efek metode pembelian
adalah mengurangi perolehan perusahaan sesudah pendapatan kombinasi relatif terhadap
pengumpulan dan membuat aturan utang lebih mengikat. Leftwich meneliti bagaimana
pembatasan dalam akuntansi untuk kombinasi usaha mempengaruhi harga saham perusahaan
yang secara aktif terlibat dalam pengambilalihan merger.

VARIABEL PENGGANTI YANG DIGUNAKAN


Lefwich pada dasarnya bersandar pada variabel alih kekayaan utang untuk
menerangkan efek-efek harga saham dari Opini APB 16 dan 17. Dia menggunakan variabel-
variabel untuk utang/ekuitas – variabel alih kekayaan b(ii) pada bagian yang sedang
disampaikan ini dan Tabel 12,1 -- proporsi utang publik atas pribadi -- variabel b(v) --
kebertagihan utang - variabel b(viii) - dan keberalihan utang - variabel b(ix). Satu-satunya
variabel lain yang digunakan adalah ukuran perusahaan -- variabel d, yang dihitung sebagai
log penjumlahan nilai ekuitas pasar dan nilai buku utang.

PERKIRAAN MODEL
Leftwich menangani masalah perkiraan dengan cara secara eksplisit mengenali bahwa
pasar memperkirakan pasal-pasal baku sebelum pengumuman standar. Dia mengasumsikan
54
bahwa para investor mempunyai harapan yang sama berkenaan dengan kemungkinan berbagai
versi standar yang diterapkan. Jika informasi masuk ke pasar yang menyebabkan para investor
merevisi harapan/dugaan mereka mengenai berbagai kemungkinan versi, maka nilai bursa
saham berubah.
Jika harga saham berubah, maka dapat disimpulkan bahwa para investor telah merevisi
kemungkinan versinya. Jika harga tidak berubah, maka tidak dapat disimpulkan bahwa
peristiwa itu tidak mengubah kemungkinan, dengan asumsi Leftwich, karena perubahan-
perubahan tersebut mungkin melebihi di berbagai perusahaan.
Leftwich menggunakan sampel perusahaan-perusahaan yang diuraikan oleh Rayburn
(1975) untuk mendapatkan sampel 338 perusahaan yang terdaftar di NYSE yang terlibat dalam
1139 merger dari Nopember 1968 sampai Desember 1972. Sebagian besar merger (90 persen)
diperlakukan sebagai jajak, dan setiap perusahaan menggunakan jajak sekurang-kurangnya
satu kali. Perusahaan-perusahaan tersebut diperkirakan akan dipengaruhi oleh Opini 16 dan 17.
Dengan modelnya, Leftwich memilih peristiwa-peristiwa mana ada bukti yang
menyampaikan informasi kepada pasar dan pasar merevisi kemungkinan yang direkatkan pada
versi-versi standar kombinasi usaha yang diusulkan. Dengan memanfaatkan kronologi yang
diterbitkan sebelumnya, dia mengidentifikasi 21 peristiwa yang bisa jadi mempengaruhi
harapan pasar akan standar yang membatasi jajak. Peristiwa pertama adalah sebuah artikel oleh
Briloff dalam Barron pada 15 Juli 1968, sebelum APB memulai berbagai petimbangan pada
akuntansi kombinasi usaha (Juni 1969). Peristiwa terakhir adalah laporan WSJ bahwa NSYE
dan ASE mensyaratkan aplikasi listing untuk saham yang digunakan dalam transaksi
pengumpulan/pooling untuk disertakan opini auditor yang menyatakan memenuhi kriteria APB
untuk pooling. Peristiwa ini sesudah Opini 16 dan 17 dikeluarkan (1970).
Leftwich menghitung tingkat pengembalian abnormal sampel perusahaannya yang
dipengaruhi oleh opini-opini tersebut dalam jangka waktu lima hari sebelum peristiwa dan lima
hari sesudah peristiwa. Dia menemukan bahwa tingkat pengembalian abnormal untuk 9 dari
21 peristiwa secara signifikan berbeda dari nol sampai 10 persen (ujian dua turus). Delapan
peristiwa secara signifikan memiliki tingkat pengembalian abnormal rata-rata negatif dan 1
mempunyai tingkat pengembalian abnormal rata-rata positif (menunjukkan versi yang kurang
mahal dari standar itu menjadi cenderung dengan peristiwa itu). Tingkat pengembalian
abnormal rata-rata di sekitar penerbitan opini terakhir tidaklah signifikan, menunjukkan (tapi
tidak mesti mengimplikasikan) bahwa pasar telah mengantisipasi opini tersebut.

55
Leftwich memperkirakan Opini 16 dan 17 akan mengurangi nilai saham karena
membuat akad utang lebih mengikat. Pada 21 peristiwa itu tingkat pengembalian abnormal
rata-rata harian adalah -0,55 persen, yang signifikan pada tingkat 1 persen.
Peristiwa-peristiwa yang harga sahamnya berusaha dijelaskan Leftwich adalah 9
peristiwa dimana ada bukti bahwa bursa merevisi perkiraan standarnya. Dia mendalilikan
bahwa sebuah perputaran abnormal perusahaan adalah sebuah fungsi linier berbagai macam
karakteristik yang mewakili biaya yang dikenakan oleh perubahan aturan akuntansi tertentu --
variabel b(ii) utang/ekuitas, b(v) utang publik, b(viii) kebertagihan utang, b(ix) keberalihan
utang, dan d ukuran. Kemudian lambang-lambang yang diprediksikan pada koefisien
bergantung pada apakah peluang penerapan standar meningkat atau menurun pada tanggal
tertentu. Untuk delapan peristiwa dengan harga saham menurun, lambang koefisien yang
diprediksi tercantum pada
Lambang-lambang yang diprediksikan untuk setiap koefisien (jika peristiwa tersebut
menurunkan nilai saham) ditampilkan di bawah koefisien. Koefisien-koefisien tersebut
tentunya mempunyai lambang yang berlawanan untuk peristiwa yang mepunyai pengembalian
abnormal positif. Koefisien rasio utang/ekuitas publik dan pribadi diperkirakan negatif, sesuai
dengan prediksi utang/ekuitas pada. Proporsi prediksi utang publik dan pribadi diuji dengan
cara membandingkan besarnya koefisien utang/ekuitas publik dan pribadi. Koefisien
utang/ekuitas publik diperkirakan lebih negatif.
Leftwich juga mengumpulkan peristiwa dengan cara merata-rata pengembalian
abnormal (esi) pada 9 peristiwa (peristiwa pengambalian positif dimasukkan sesudah dikalikan
dengan -1) dan meregresi rata-rata hasil pada variabel bebas yang sama. Prosedur ini
mengasumsikan bahwa nilai absolut koefisien sama untuk ke-9 peristiwa.
Leftwich menemukan dukungan untuk hipotesis yang tercantum pada Koefisien
pengangkatan utang pribvadi (PRI/S) dan kebertagihan (CALL/S) mempunyai lambang-
lambang yang diprediksikan (masing-masing negatif dan positif) dan signikan pada tingkat
0,05 (ujian satu turus). Namun demikian, koefisien-koefisien utang lainnya secara tidak
signifikan berbeda dari nol dan tidak ada selisih signifikan antara koefisien utang publik dan
pribadi. Dalam kenyataannya, selisih itu adalah arah yang keliru – koefisien pengangkatan
pribadi lebih negatif dibandingkan dengan koefisien pengangkatan publik. Koefisien variabel
ukuran adalah positif dan signifikan pada tingkat 1 persen untuk ujian satu turus. Statistik F
untuk regresi adalah signifikan pada tingkat 0,01.
Koefisien pengangkatan publik, pengangkatan pribadi, dan penagihan secara signifikan
berbeda dari nol pada arah yang diprediksi pada beberapa regresi terpisah. Koefisien
56
pengangkatan utang publik secara signifikan lebih negatif (seperti prediksi) dibandingkan
utang pribadi hanya pada 1 dari 9 regresi. Koefisien variabel utang yang dapat dialihkan tidak
pernah signifikan. Koefisien ukuran secara signifikan bersifat positif (pada tingkat 0,05) untuk
5 dari 8 peristiwa dimana tingkat pengembalian abnormal untuk peristiwa itu adalah positif.
Itu tidak signifikan untuk peristiwa lain (pengembalian negatif).
Leftwich juga memperkirakan regresi tersebut termasuk variabel-variabel untuk masa
kematangan utang (variabel b(vii) pada Tabel 12.1), peringkat utang perusahaan, dan
inventarisasi dana yang dapat dibayarkan (variabel b(iv)). Tak satupun dari variabel itu yang
signifikan.
Untuk memastikan bahwa hasil-hasil yang diperoleh dalam regresi lintas bidang tidak
palsu, Leftwich memperkirakan 21 perputaran abnormal untuk tanggal acak di luar periode
peristiwa itu. Hanya 4 dari 21 peristiwa yang memiliki tingkat pengembalian signifikan. Ketika
regresi lintas bidang diperkirakan secara terpisah pada “peristiwa” yang disimulasikan sebagai
signifikan dan tidak signifikan, maka frekuensi koefisien yang signifikan dan regresi jauh lebih
rendah dibandingkan untuk 9 regresi peristiwa sebenarnya. Leftwich juga menguji apakah ada
korelasi lintas bidang antara tingkat pengembalian abnormal perusahaan untuk masing-masing
dari peristiwa yang “buruk” dan “baik" dan menemukan adanya korelasi negatif.

KESIMPULAN
Secara keseluruhan, hasil-hasil Leftwich memberikan dukungan parsial pada
pernyataan bahwa perubahan standar akuntansi mempengaruhi nilai saham perusahaan melalui
kontrak utangnya. Penurunan nilai pasar yang diasosiasikan dengan standar adalah lebih besar,
semakin besar rasio utang/ekuitas, dan semakin kecil jika utang itu bisa ditagih. Namun
demikian, bahwa prediksi yang didasarkan pada utang publik lebih mahal dibandingkan dengan
utang swasta belum mendapat pembenaran; tidak pula dengan prediksi bahwa keberalihan
megurangi efek harga saham standar. Secara umum, bukti tersebut sejalan dengan pernyataan
bahwa Opini APB 16 dan 17 mengurangi biaya politis dan menaikkan harga saham perusahaan
(jika ukuran mencerminkan biaya politis).
Penelitian Leftwich membahas berbagai persoalan yang sudah dibahas sebelum ini.
Masih belum jelas apakah spesifikasi linier untuk persamaan memang cocok: variabel-variabel
bebas bersifat kolinear dan seringkali menghitung biaya yang sama. Masih belum jelas juga
seberapa bagus berbagai variabel mewakili perubahan dalam peluang kegagalan, biaya
kegagalan, atau biaya/ongkos politis. Akan tetapi, kenyataan bahwa sebagian variabel, maupun

57
persamaan regresi itu sendiri, adalah signifikan memberikan harapan akan hipotesis bahwa
efek harga saham standar digerakkan oleh kontrak utang.
Penelitian Leftwich juga memberikan wawasan tentang arti penting perkiraan dalam
mengamati berbagai usaha harga saham standar akuntansi. Kalau Leftwich sudah memilih hari-
hari pengumuman Opini 16 dan 17 APB sebagai tanggal peristiwa, maka dia tidak menemukan
efek harga saham apapun. Bukti tersebut menunjukkan bahwa standar akhir diantisipasi oleh
pasar.

BERBAGAI PENELITIAN ELIMINASI METODE BIAYA PENUH YANG


DIWAJIBKAN
1. COLLINS, ROZEFF, DAN DHALIWAL
Collins, Rozeff, dan Dhaliwal (1981) meneliti perubahan harga saham yang diasosikan
dengan penerbitan Exposure Draft of Statement FASB No 19. Draft ini mengusulkan eliminasi
metode akuntansi biaya penuh untuk perusahaan minyak dan gas dan lebih memilih versi
tertentu dari metode usaha yang berhasil. Uraian singkat kedua metode tersebut disampaikan
dalam lampiran Bab 11. Perubahan dari metode biaya penuh ke metode usaha yang berhasil
umumnya menurunkan tingkat pendapatan yang dilaporkan, pendapatan yang dipertahankan,
ekuitas pemegang saham, dan nilai aset. Perubahan ini juga meningkatkan keragaman
pendapatan yang dilaporkan (lihat Sunder, 1976; Lys, 1982). Perubahan-perubahan
sebelumnya membuat akad utang menjadi lebih mengikat dan meningkatkan peluang
kegagalan.

Variabel-Variabel Pengganti Yang Digunakan


Collins, Rozeff, dan Dhaliwal mengetahui efek standar yang diusulkan pada alih
kekayaan melalui kontrak utang, tapi mereka juga memahami pembatasan dalam draft tersebut
atas teknologi kontrak dan kontrak masa depan, termasuk variabel model untuk efek-efek
tersebut. Collins, Rozeff, dan Dhaliwal menggunakan variabel penjelas berikut dari: model
kontrak (variabel a), efek standar pada ekuitas pemegang saham (variabel b(i)), rasio
utang/ekuitas (variabel b(ii)), dan ukuran perusahaan (variabel d). Mereka juga memasukkan
variabel model nol/satu untuk keberadaan utang publik (kalau ada). Lambang yang
diperkirakan dari koefisien model utang publik adalah negatif, sesuai dengan prediksi.
Variabel terakhir yang dimasukkan adalah jumlah pendapatan perusahaan yang
dicurahkan untuk eksplorasi. Sunder (1976) memperlihatkan bahwa peningkatan varian
pendapatan disebabkan oleh suatu perubahan dari biaya penuh ke usaha-yang berhasil yang
58
meningkat seiirng dengan banyaknya aktivitas perusahaan untuk eksplorasi. Sebagai
akibatnya, peningkatan peluang kegagalan semakin, semakin besar jumlahnya sehingga harga
saham yang diprediksi turun ketika Draft diumumkan.
Hasil
Sampel Collins, Rozeff, dan Dhaliwal adalah 57 perusahaan: 47 perusahaan biaya
penuh dan 10 usaha-yang berhasil. Perusahaan usaha-yang berhasil juga terpengaruh oleh draft
itu. Pendapatan dan ekuitas pemegang saham merea dikurangi (sekalipun tidak separuh
perusahaan biaya penuh) oleh versi tertentu dari usaha berhasil yang dikenakan. Efek median
pada pendapatan versi akhir FASB 19 pada pendapatan tahun 1977 adalah -27 persen untuk 47
perusahaan biaya penuh dan -13 persen untuk 10 perusahaan usaha yang berhasil. Efek median
pada total ekuitas pemegang saham 1977 adalah -30 persen untuk perusahaan biaya penuh dan
-4 persen untuk perusahaan usaha yang berhasil.
Exposure Draft itu tertanggal hari Jumat, 15 Juli 1977, tapi WSJ tidak melaporkan
isinya sebelum Rabu 20 Juli. Collins, Rozeff, dan Dhaliwal memperkirakan tingkat
pengembalian abnormal untuk perusahaan-perusahaan mereka sat minggu berakhir 15 Juli
1977, dan dua minggu berakhir 22 Juli 1977, dan berusaha menerangkan tingkat pengembalian
abnormal dengan regresi lintas bidang. Lev (1979) menemukan adanya penurunan harga saham
terbesar pada periode Senin, 18 Juli sampai Rabu 20 Juli. Dengan menggunakan model pasar
untuk memperkirakan tingkat pengembalian abnormal, Collins, Rozeff, dan Dhaliwal
menemukan tingkat pengembalian abnormal yang jauh lebih besar dibandingkan tingkat
pengembalian satu minggu sesuai dengan hasil-hasil Lev. Lys (1984) melaporkan bahwa satu-
satunya selisih signifikan pada tingkat pengembalian abnormal perusahaan usaha-yang berhasil
dan biaya penuh dalam 15 hari sekitar 20 Juli 1977, terjadi pada tanggal 19 Juli, hari draft
diumumkan (terbit di WSJ hari berikutnya). Berdasarkan bukti yang ada bahwa informasi
dalam draft disampaikan ke pasar pada minggu kedua, kami melaporkan hasil-hasil tingkat
pengembalian abnormal Collins, Rozeff, dan Dhaliwal dua minggu (dihitung menggunakan
model pasar).
Lambang yang diprediksikan dari koefisien-koefisien tersebut tecantum di bawah koefisien.
Hasil-hasil Collins, Rozeff, dan Dhaliwal sebagian mendukung teori. Seperti halnya
pada banyak regresi lintas bidang, banyak korelasi antara variabel-variabel bebas. Hasil-hasil
tersebut sebenarnya sama tapi berada dalam spesifikasi yang berbeda. Hanya tiga koefisien
yang mencapai signifikansi, dan koefisien-koefisien tersebut secara konsisten mempunyai
lambang yang sama dari kurang lebih tetap signifikan pada seluruh spesifikasi dimana variabel-
variabel itu dimasukkan. koefisien STCKEQ memiliki lambang positif yang diprediksi dan
59
signifikan pada tingkat 0,01 (ujian satu turus), dan koefisien CONTRCS mempunyai lambang
negatif yang benar dan signifikan pada tingkat 0,02 (ujian satu turus).
Koefisien variabel ukuran secara konsisten negatif dan signifikan pada tingkat antara
0,10 dan 0,20 (ujian dua turus). Lambang negatif ini tidak sejalan dengan efek biaya politis
pengurangan pendapatan dan ekuitas pemegang saham.
Variabel-variabel lainnya (eksplorasi, utang publik, dan utang/ekuitas tidak signifikan
pada semua spesifikasi. Variabel utang/ekuitas seringkali lambangnya tidak benar (artinya
perusahaan dengan rasio utang/ekuitas lebih besar penurunan harganya lebih kecil).
Model penuh R2 yang disesuaikan 23 persen dan signifikan pada tingkat 0,01. Hal ini
menunjukkan bahwa secara sekaligus variabel-variabel tersebut mamapu menjelaskan
perubahan harga saham yang terjadi pada saat penggumuman Exposure Draft FASB 19 lebih
baik dari kebetulan.

Kesimpulan
Secara keseluruhan, hasil-hasil Collins, Rozeff, dan Dhaliwal, seperti halnya Leftwich,
memberikan dukungan pada pernyataan bahwa perubahan pada standar akuntansi
mempengaruhi nilai saham melalui proses kontrak. Namun demikian, tidak signifikannya
variabel rasio utang/ekuitas dan utang publik menimbulkan pertanyaan soal teori dan
menunjukkan bahwa sekurang-kurangnya tidak disampaikan dengan baik di awal. Ada
semacam dukungan teoritis terhadap variabel bebas yang ada di dalam model lintas bidang.
Tidak banyak dukungan untuk bentuk fungsional yang ada dalam persamaan. Penelitian
selanjutnya yang dibahas (Lys, 1984) menekankan pada persoalan dengan regresi lintas bidang
dengan mengemukakan bahwa penelitian sebelumnya telah menghilangkan sebuah variabel
penting, varian alir kas perusahaan.

2. LYS
Lys (1984) meneliti kembali efek eliminasi metode penuh terhadap harga saham.
Sementara Collins, Rozeff, dan Dhaliwal hanya menelitik efek harga lintas bidang hanya pada
saat pengumuman draft FASB 19 (19 Juli 1977), Lys mengidentifikasi tiga peristiwa lain yang
mungkin menyebabkan rebisi harapan pasar mengenai kemungkinan isi standar biaya
penuh/usaha-yang berhasil akhir. Peristiwa-peristiwa tersebut adalah (1) dikeluarkannya Rilis
SEC 33-5861 (31 Agustus 1977), yang mendukung FASB Exposure Draft; (2) dikeluarkannya
FASB 19 (diratifikasi 5 Desember 1977) , yang intinya sama dengan draft; dan (3)
dikeluarkannya SEC ASR 253 (dilaporkan dalam WSJ pada 30 Agustus 1978) yang menolak
60
FASB 19. Lys meneliti efek harga saham Exposure Draft, FASB 19, dan ASR 253. Dia tidak
bisa mengidentifikasi tanggal pengumuman Rilis SEC 33-5861 (tidak dilaporkan dalam WSJ).
Lys menerapkan prosedur dua tahap seperti yang digunakan Leftwich (1981). Dia
meneliti tingkat pengembalian abnormal untuk portofolio perusahaan biaya penuh, portofolio
perusahaan-usaha yang berhasil, dan portofolio posisi panjang dalam perusahaan-usaha yang
berhasil dan posisi pendek dalam perusahaan biaya penuh pada hari sekitar tiga peristiwa
penting itu. Tingkat pengembalian pada portofolio terakhir ini menghitung selisih
pengembalian untuk perusahaan biaya penuh dan perusahaan-usaha yang berhasil. Kemudian
Lys menerapkan model lintas bidang untuk menjelaskan efek-efek harga saham.
Portofolio perusahaan usaha penuh mendapatkan tingkat pengembalian abnormal yang
signifikan (pada tingkat 0,10) hanya selama dua hari: 19 Juli dan 20 Juli 1977 (laporan draft
terbit pertama kali di WSJ pada tanggal 20 Juli). Akan tetapi tingkat pengembalian abnormal
perusahaan biaya penuh dan perusahaan-usaha yang berhasil hanya berbeda pada tanggal 19
Juli 1977.

Variabel-Variabel Pengganti Yang Digunakan


Argumen-argumen yang menyatakan bahwa peluang kegagalan bervariasi sejalan
dengan rasio utang/ekuitas mengasumsikan ceteris paribus. Lys mengemukakan bahwa kondisi
tersebut tidak mungkin bertahan. Secara khusus, perusahaan dengan varian aliran kas lebih
rendah memiliki rasio utang/ekuitas yang lebih tinggi. Selanjutnya, semakin tinggi varian alir
kas, semakin dekat perusahaan dengan kendalanya karena utang lebih berisiko dan tindakan
seperti pembayaran dividen mengalihkan lebih banyak kekayaan dari pemegang obligasi ke
pemegang saham. Kedua pengamatan ini mengimplikasikan bahwa rasio utang/ekuitas adalah
pengganti yang lemah bagi keketatan atuan utang. Kata Lys inilah yang menyebabkan Collins,
Rozeff, dan Dhaliwal tidak mendapatkan koefisien yang signifikan untuk rasio utang/ekuitas.
Dia berusaha memecahkan persoalan dengan cara memasukkan ke dalam regresi lintas
bidangnya, suatu perkiraan varian alir kas perusahaan selain variabel rasio utang/ekuitas.
Variabel-variabel lain yang digunakan Lys termasuk masa kematangan utang (variabel
b(vii)) dan proporsi utang publik atas pribadi (variabel b(v)). Alih-alih menggunakan
inventarisasi dana yang dapat dibayarkan sebagai variabel penjelas (variabel b(iv)), Lys
menggunakan efek standar pada inventarisasi dana yang dapat dibayarkan. Dia juga
menggunakan efek standar pada kedekatan perusahaan dengan pembatasan pembayaran
dividen sesuai ketentuan. Variabel lain yang digunakan adalah proporsi pendapatan yang
diperoleh dari operasi minyak dan gas. Proporsi ini dimaksudkan untuk menggantikan dampak
61
standar pada data akuntansi perusahaan (variabel b(i)). Akhirnya, Lys memasukkan variabel
biaya pendapanaan kembali utang yang diperkirakan sebagai selisih antara nilai pasar dan
nominal utang (variabel b(vi)).

Hasil
Lys menggunakan sampel 89 perusahaan biaya penuh (64 industri dan 25 perusahaan)
dan 40 perusahaan-usaha yang berhasil. Sebagaimana ditunjukkan, tingkat pengembalian
abnormal signifikan untuk 89 perusahaan biaya penuh dan selisih yang signifikan antara
pengembalian perusahaan biaya penuh dan usaha yang berhasil terjadi saat diterbitkannya
draft. Sekalipun begitu, menggunakan 34 perusahaan industri biaya penuh yang mempunyai
data penting, Lys memperkirakan regresi dengan menggunakan pengembalian abnormal pada
hari-hari sekitar tiga peristiwa penting itu (Exposure Draft, FASB 19, dan ASR 253).
Hanya satu regresi lintas bidang yang mencapai signifikansi pada tingkat 0,10 dan
itulah regresi untuk satu-satunya hari tingkat pengembalian perusahaan biaya penuh dan usaha
yang berhasil berbeda (19 Juli 1977). Koordinasi antara penelitian peristiwa dan hasil-hasil
regresi lintas bidang ini sejalan dengan koordinasi serupa pada hasil-hasil Leftwich. Dalam
teori, itu menunjukkan bahwa pasar merevisi kecenderungan penerapan FASB 19 pada hari itu
dan efek—efek harga lintas bidang itu terkait dengan alih kekayaan kontrak utang.
Statistik F untuk regresi penuh menolak (pada tingkat 0,05) hipotesis nol yang tidak
ada kaitannya antara variabel utang dan tingkat pengembalian abnormal pada tanggal 19 Juli
1977. Model tersebut menjelaskan 52 persen variasi tingkat pengembalian abnormal lintas
bidang. Akan tetapi, hanya dua dari sembilan koefisien yang signifikan pada tingkat 0,05,
koefisien standar deviasi pengembalian harian dan rasio utang/ekuitas. Keduanya mempunyai
lambang yang diperkirakan dan tetap signifikan ketika variabel lain meleset dari perkiraan.
Hasil ini sesuai dengan pendapat Lys bahwa penghilangan standar deviasi pengembalian (yang
diasumsikan berkorelasi dengan pengangkatan) mendorong ketidaksignifikanan rasio
utang/ekuitas dalam penelitian Collins, Rozeff, dan Dhaliwal.
Koefisien-koefisien lain tidak signifikan pada tingkat 0,10 pada perkiraan penuh, tapi
karena variabel-variabel dengan daya penjelas paling lemah berkurang, maka koefisien
proporsi pendapatan minyak dan gas terhadap pendapatan total menjadi signifikan pada tingkat
0,05 dengan lambang yang diprediksi. Hal ini menunjukkan bahwa variabel pendapatan relatif
berfungsi sebagai pengganti bagi efek standar pada angka akuntansi perusahaan biaya penuh.
Seperti halnya Leftwich, Lys memperkirakan bahwa model lintas bidangnya pada hari-
hari di luar periode peristiwa. Dia menghitung tingkat pengembalian abnormal untuk portofolio
62
34 perusahaan selama 531 hari. Untuk setiap 46 hari pengembalian portofolio adalah signifikan
pada tingkat 0,10, Lys memperkirakan persamaan. Berbeda dengan regresi untuk 19 Juli 1977,
statistik F rata-rata regresi tersebut tidak signifikan pada tingkat kemungkinan manapun yang
masuk akal, menunjukkan bahwa hasil-hasil Lys tidak berupa data statistik.

Kesimpulan
Hasil-hasil Lys, seperti halnya dua penelitian perubahan lain yang diwajibkan,
melahirkan bukti efek harga saham dan kaitan lintas bidang antara efek harga saham dan dua
variabel utang (rasio utang/ekuitas dan varian alir kas). Akan tetapi, sebagian besar variabel
tidak signifikan.
Satu persoalan yang tampak menonjol pada tabel itu adalah bahwa ada beberapa
variabel umum yang digunakan hanya pada satu penelitian. Dari dua variabel yang digunakan
pada ketiga penelitian, rasio utang/ekuitas memiliki hasil yang paling signifikan. Hasil-hasil
Leftwich untuk rasio utang/ekuitas publik dan pribadi menunjukkan bahwa rasio utang/ekuitas
akan signifikan dan memiliki lambang yang diprediksi seandainya adalah satu-satunya rasio
rasio utang/ekuitas yang digunakan. Rasio utang/ekuitas memiliki lambang yang benar dan
signifikan pada model Lys pada tingkat 0,01. Rasio ini tidak signifikan pada model Collins,
Rozeff, dan Dhaliwal (1981). Signifikansi berbagai variabel utang/ekuitas pada penelitian
harga saham perubahan yang diwajibkan dalam penelitian pilihan akuntansi dipaparkan.
Dikemukakan bahwa alih kekayaan di bawah kontrak utang adalah penting baik pada pilihan
akuntansi maupun efek harga saham.
Hasil-hasil yang tidak konsisten untuk variabel-variabel tertentu pada berbagai
penelitian bisa jadi disebabkan oleh kegagalan dalam menggunakan kombinasi variabel yang
sama pada berbagai penelitian atau masalah dengan hitungan pengganti, persamaan yang tidak
disebutkan, dan multikolinearitas. Mungkin juga disebabkan oleh masalah-masalah lain dalam
penelitian tersebut. Sebagai contoh, Salatka (1983) menengarai bahwa semua penelitian
tersebut menguji hipotesis menggunakan regresi OLS tingkat pengembalian abnormal pada
berbagai macam variabel pengganti untuk biaya kontrak dan politis. Jika varian-varian
pengembalian abnormal tersebt (variabel terikat) berbeda, maka lebih sukar lagi untuk menolak
hipotesis nol bahwa koefisien model adalah nol. Diukur sekurangnya berpangkat (atau pangkat
yang digeneralisir) merupakan salah satu cara meningkatkan kemampuan ujian lintas bidang.
Collins dan Dent (1984), Schipper dan Thompson (1983), dan Hughes dan Ricks (1984)
meneliti berbagai kemungkinan masalah yang disebabkan oleh heteroskedastisitas lintas
bidang dan korelasi lintas pengembalian abnormal kontemporer. Variabel terikat berbagai
63
penelitian perubahan yang diwajibkan adalah pengembalian abnormal, dan semua
pengembalian abnormal perusahaan sama harinya. Karena harga saham perusahaan industri
yang sama bergerak bersama-sama, pengembalian abnormalnya dikorelasikan secara lintas
bidang. Schipper dan Thompson (1983) dan Hughes dan Ricks (1984) menggunakan teknik
ekonometri yang disebut regresi seolah tak berkaitan untuk meningkatkan kekuatan regresi
lintas bidang melalui pengendalian eksplisit kebergantungan pengembalian abnormal.
Penerapan teknik-teknik semacam ini pada uji variasi lintas bidang pada efek harga saham
perubahan yang diwajibkan mungkin akan meningkatkan kekuatan ujian dan memberi lebih
banyak bukti apakah efek harga saham perubahan yang diwajibkan disebabkan alih kekayaan
melalui kontrak utang.

3. PENELITIAN PERUBAHAN SUKARELA DARI DEPRESIASI DIPERCEPAT KE


GARIS LURUS (HOLTHAUSEN)
Kami mempunyai keuntungan wawasan ke belakang ketika kami berpendapat bahwa
sukar kiranya untuk merancang ujian efek harga saham perubahan akuntansi sukarela pada.
Penelitian Holthausen (1981) memberikan alasan untuk meneliti keampuhan ujian perubahan
sukarela.
Holthausen meneliti perubahan harga saham yang diasosiasikan dengan pengumuman
bahwa sebuah perusahaan kembai ke depresiasi garis lurus untuk kepentingan laporan.
Sebagaimana disampaikan pada Bab 4, banyak perusahaan yang menerapkan metode
depresiasi yang dipercepat untuk tujuan pajak maupun pelaporan, setelah perubahan aturan
pajak tahun 1954 yang membolehkan depresiasi dipercepat. Pada dasawarsa 1960an dan
1970an, banyak diantara perusahaan tersebut yang kembali ke metode garis lurus untuk laporan
tapi terus menggunakan metode dipercepat untuk pajak penghasilan.

Variabel-Variabel Pengganti Yang Digunakan


Seperti halnya penelitian perubahan yang diwajibkan, Holthausen bersandar pada
variabel utang/alih kekayaan untuk menjelaskan pergeseran balik efek harga saham. Dia
menggunakan variabel-variabel untuk efek pendapatan dari perubahanutang/ekuitas (variabel
b(ii)), utang publik atas pribadi (variabel b(v)), keberadaan rancangan kompensasi berbasis
pendapatan (variabel c), dan ukuran (variabel d).
Empat puluh lima persen sampel Holthausen adalah perusahaan yang kembali
mengumukan pergeseran kembali bersamaan dengan pengumuman pendapatan. Untuk
mengendalikan efek pengumuman pendapatan, Holthausen menyertakan “pendapatan tak
64
terduga” sebagai variabel penjelas untuk perubahan harga saham pada saat pengumuman
pergeseran balik. “Pendapatan tak terduga” dihitung sebagai selisih antara pendapatan yang
sebenarnya dengan yang diramalkan dari model rangkaian musiman pendapatan tiap catur
wulan (lihat Bab 6).

Hasil
Seratus dua puluh lima perusahaan yang bergeser balik diidentifikasi dari Accounting
Trends and Technique selama periode 1954-1977 dan sampel-sampel yang digunakan oleh
Archibald (1972), Ball (1972), dan Kaplan dan Roll (1972). Holthausen tidak mengamati
adanya perubahan harga saham abnormal yang signifikan pada saat pengumuman pergeseran
kembali untuk sampel itu secara umum. Pada bulan sebelum pengumuman itu, tingkat
pengembalian abnormal untuk 125 perusahaan adalah 1,5 persen. Namun pada saat
pengumuman adalah nol. Selama periode H-3 sampai H+2 (dimana hari H adalah sebelum
terbitan WSJ), tingkat pengembalian abnormal adalah -0,2 persen. Tingkat pengembalian
abnormal pada hari H pengumuman tidak signifikan (menggunakan uji-t) dan demikian pula
halnya dari hari perdagangan H-20 sampai H+2.
Secara keseluruhan, hasil-hasil pengembalian abnormal pada variabel pilihan tidak
mendukung pergeseran kembali dengan efek harga saham yang diperkirakan via kontrak utang,
skema kompensasi manajemen, dan biaya politis (sebagaimana diukur berdasarkan ukuran).
Berdasarkan 96 pengamatan, koefisien-koefisien yang mencapai signifikansi untuk periode
apapun yang diperkirakan adalah koefisien kesalahan ramalan dan koefisien pengangkatan
utang publik. Koefisien kesalahan ramalan adalah positif sebagaimana diperkirakan dan
signifikan pada tingkat 5 persen jika pengembalian abnormal adalah untuk H-3 sampai H+2.
Hasilnya membenarkan adanya asosiasi antara pendapatan tak terduga dan tingkat
pengembalian abnormal pada saat pengumuman yang dilaporkan pada Bab 3.
Koefisien variabel utang publik secara signifikan negatif pada tingkat 5 persen ketika
tingkat pengembalian abnormal untuk H-3 sampai H+2 dan pada tingkat 1 persen jika
pengembalian abnormal untuk H-3 sampai H+60. Lambang koefisiennya adalah kebalikan dari
yang diperkirakan. Selanjutnya tidak ada selisih signifikan antara koefisien utang publik dan
utang pribadi.

Kesimpulan
Sebagaimana kita perkirakan dengan wawasan ke belakang, penelitian Holthausen
tidak menemukan adanya pengembalian abnormal pada saat pengumuman dan tidak ada variasi
65
pengembalian abnormal sistematis dengan variabel kontrak, alih utang/kekayaan, alih
kompensasi/kekayaan, atau biaya politis. Satu-satunya hasil adalah kaitan yang diduga anatra
pendapatan tak terduga dan pengembalian abnormal.

IKHTISAR
Teori yang disampaikan pada Bab 8-10 menunjukkan bahwa perubahan yang
diwajibkan dalam prosedur akuntansi mempengaruhi harga saham melalui efek-efeknya pada
teknologi kontrak yang optimal, pada alih kekayaan yang melibatkan kontrak utang dan
rancangan kompensasi, dan pada biaya politis. Para peneliti telah menyelidiki efek-efek harga
saham perubahan yang diwajibkan dan variasi lintas bidangnya.
Penelitian-penelitian tersebut telah menemukan perubahan signifikan harga saham
yang diasosiasikan dengan pengumuman perubahan yang diwajibkan (standar akuntansi).
Namun demikian, meskipun penelitian-penelitian itu telah menghasilkan asosiasi signifikan
antara variasi lintas bidang pada efek harga saham dan sejumlah variabel utang (terutama rasio
utang/ekuitas), asosiasi itu tidak konsisten untuk semua penelitian. Inskonsistensi itu bisa jadi
disebabkan masalah ekonometri serius yang menghantui penelitian-penelitian tersebut.
Peningkatan besar pada spesifikasi model dan metode ekonometri yang diterapkan memang
diperlukan untuk menghasilkan ujian teori yang ampuh. Penjelasan alternatifnya adalah bahwa
variasi lintas bidang efek harga saham tidak sistematis atau terlalu kecil untuk diamati.

66
CHAPTER 13
The Theory’s Application to Auditing

Peran akuntansi dan audit berkaitan erat dalam teori yang diuraikan dalam bab-bab
sebelumnya. Permintaan akan akuntansi berasal dari penggunaannya dalam kontrak jarang
digunakan dalam mengurangi biaya agensi kecuali ketentuan untuk diawasi dan diberlakukan.
Audit adalah pada cara di mana perjanjian dimonitor. Para auditor memeriksa bahwa angka-
angka yang digunakan dalam ketentuan kontrak telah dihitung dengan menggunakan prosedur
yang berlaku dan apakah ketentuan kontrak telah dilanggar

Penjelasan praktik audit kontrak


Pada bagian ini kita menggunakan kontraktor teori untuk mendapatkan penjelasan
untuk perusahaan audit 'Terpusatnya perhatian pada reputasi mereka, bagi masyarakat auditor
profesional, dan untuk audit perusahaan' bentuk organisasi, ukuran, dan spesialisasi industri.
Karena konsep kompetensi auditor dan independensi adalah pusat untuk penjelasan, kita mulai
dengan mereka.

Auditor Kompetensi dan Independensi


Pemantauan auditor tidak bernilai tambah bagi para pihak (atau pihak potensial) ke
perusahaan kecuali pihak-pihak yang mempertimbangkan kemungkinan bahwa ia akan
melaporkan pelanggaran kontrak, yang terjadi, adalah nol. Sebagai contoh, nama auditor
diberikan pada prospektus tidak akan mengakibatkan harga yang lebih tinggi untuk penerbitan
saham baru kecuali pasar saham mengharapkan auditor untuk mengurangi biaya agensi. Untuk
itu dibutuhkan pasar untuk percaya pelanggaran kontrak akan dilaporkan. Keberadaan
permintaan untuk layanan auditor tergantung pada penilaian probabilitas nol pelaporan
pelanggaran. Jumlah perusahaan akan membayar jasa auditor tergantung pada tingkat yang
kemungkinan itu. Semakin tinggi probabilitas, yang lebih efektif kontrak, semakin rendah
biaya agensi, dan semakin tinggi harga masalah baru. Probabilitas auditor laporan pelanggaran,
pada pelanggaran yang terjadi, tergantung pada:
1. Probabilitas bahwa auditor menemukan pelanggaran diberikan
2. Probabilitas bahwa laporan auditor pelanggaran ditemukan (lihat Watts dan Zimmerman,
1982)

67
Untuk membuat permintaan untuk jasa audit, auditions harus meyakinkan pasar bahwa
mereka memiliki beberapa kompetensi (yaitu, ada kemungkinan nol bahwa auditor akan
melaporkan pelanggaran ditemukan). Pasar hanya akan yakin yang kedua jika auditor akan
kehilangan dengan mengalah pada tekanan manajerial tidak melaporkan pelanggaran dan jika
manajer dapat membebankan biaya pada mereka, auditor akan menyerah.

Masyarakat Profesional
Masyarakat profesional mengembangkan nama besar. Mereka memberi anggota
mereka sebutan (misalnya, "Chartered Rekening") yang dimaksudkan untuk menunjukkan
tingkat minimum kompetensi audit dan independensi. Untuk menjaga nama brand mereka,
masyarakat didorong kompetensinya dengan mengharuskan ujian dan periode pelatihan
dengan anggota ("artikel") sebelum masuk ke masyarakat. Dan mereka mempertahankan
komite etika yang menarik akreditasi auditor yang mengungkapkan kinerja di bawah standar
masyarakat. Keanggotaan dalam masyarakat menjabat sebagai ikatan jaminan, seperti reputasi
auditor. Kehilangan keanggotaan menyebabkan hilangnya biaya audit.

Bentuk organisasi Audit Firm


Perusahaan audit profesional berkembang kemitraan yang sebagai terbatas. Bentuk
organisasi ini membuat setidaknya dua kontribusi insentif auditor untuk menjadi kompeten dan
independen dan, oleh karena itu, meningkatkan penilaian pasar auditor kompetensi dan
independensi (Fama dan Jensen, 1983b). Salah satu kontribusi adalah melalui kewajiban yang
tidak terbatas. jika auditor menggabungkan dengan kewajiban terbatas, mereka mengurangi
jumlah aset yang tersedia sebagai ikatan pada tindakan mereka. pasar tepat akan mengurangi
dinilai kemungkinan kemerdekaan mereka. ceteris paribus, kemitraan terbatas memberikan s
obligasi yang lebih besar pada auditor kemerdekaan.

Ukuran Perusahaan Audit


Obligasi tersebut terdiri dari non hanya aset kemitraan dan aset tetapi juga semua mitra
mitra individu sumber daya manusia (Fama dan Jensen, 1983b). Nilai modal manusia sensitif
terhadap reputasi auditor, dan reputasi auditor terkait dengan reputasi kemitraan. Ukuran
obligasi perusahaan besar berarti perusahaan besar lebih mungkin dibandingkan auditor
terakreditasi tunggal untuk melawan tekanan manajer diberikan untuk tidak melaporkan
pelanggaran (yaitu, lebih mungkin untuk menjadi independen, lihat DeAngelo, 1981b).
Perusahaan besar memiliki banyak klien. Nilai kuasi-sewa hilang jika klien yang diberikan
68
tidak mengubah auditor lebih cenderung kurang dari dampak dari kegagalan untuk melaporkan
pelanggaran pada nama merek perusahaan dan biaya audit.

Spesialisasi Industri
Audit start-up biaya dan skala ekonomi dalam informasi awal dapat menjelaskan
diamati perusahaan audit spesialisasi oleh industri (lihat Dopuch dan Simunic, 1980a).
Eichenseher dan Danos (1981), yang juga menemukan spesialisasi industri yang signifikan
dalam audit, berpendapat bahwa start-up biaya meningkat dengan peraturan.

Penelitian menggunakan kontrak untuk memprediksi audit (chow)


Chow (1982) menggunakan variabel kontrak untuk memprediksi dan menjelaskan
pilihan perusahaan pada tahun 1926 antara yang diaudit dan tidak diaudit oleh auditor
profesional. pada waktu itu audit tersebut tidak diharuskan oleh hukum. Penggunaan variabel
untuk menjelaskan keputusan chow berhipotesis bahwa audit eksternal terkait dengan ukuran
perusahaan (nilai pasar dari nilai ekuitas + buku utang), struktur modal (nilai buku ukuran utang
/ perusahaan), jumlah convenants utang ditulis dalam bentuk angka akuntansi

Pengaruh Proses Politik Pada Audit


Proses politik impinges, dan mempengaruhi, audit. Beberapa efek terjadi melalui
regulasi (misalnya, tindakan sekuritas, lisensi negara bersertifikat akuntan publik, dan aturan
SEC). Lainnya terjadi melalui regulasi terancam. Peraturan dan regulasi terancam
mempengaruhi sifat audit. Mereka menyebabkan auditor untuk melakukan pekerjaan tambahan
dalam audit itu sendiri dan dapat mengurangi jumlah monitoring kontrak yang terlibat dalam
audit. Peraturan juga menyediakan auditor dengan kesempatan untuk menawarkan layanan
baru untuk klien mereka, layanan yang meningkatkan baik nilai klien dan auditor. Akhirnya,
regulasi memberikan auditor kesempatan untuk menggunakan proses politik untuk mentransfer
kekayaan untuk diri mereka sendiri dan memberikan orang lain kesempatan untuk mentransfer
kekayaan dari auditor.

Efek pada Audit


Peran auditor dalam tindakan sekuritas lebih luas dari peran pemantauan kontrak. Peran
monitoring kontrak mengharuskan auditor untuk menentukan apakah kontrak telah dilanggar.
Hal ini melibatkan memutuskan isu-isu seperti apakah dividen telah dibayarkan dari

69
keuntungan. Pertanyaan mengenai definisi istilah-istilah seperti "keuntungan" tergantung pada
apa yang ditulis dan apa yang dimaksudkan dalam kontrak (Pixley, 1881, hlm 33 -. 96).

Transfer kekayaan
Lobi dan layanan informasi meningkatkan nilai klien dan auditor. Namun, proses
politik juga memberikan insentif auditor untuk mengambil tindakan yang meningkatkan nilai
mereka dengan mengorbankan nilai klien. Auditor memiliki insentif untuk melobi dengan SEC
dan FASB akuntansi lebih rumit. peningkatan kompleksitas tersebut dapat meningkatkan
jumlah audit dan permintaan untuk layanan auditor.

Studi empiris dari implikasi peraturan audit


Terdapat beberapa penelitian yang membahas mengenai studi empiris atas implikasi
peraturan audit, diantaranya:
1. Studi mengenai omset auditor yang dilakukan oleh De Anggelo pada tahun 1982 yang
membahas bahwa perusahaan yang paling terkena dampak negatif standar akuntansi
cenderung untuk mengubah auditor daripada perusahaan yang tidak terkena dampak.
2. Studi mengenai lobi audit oleh Watts and Zimmerman (1981) yang menyelidiki implikasi
gabungan teori kontrak dan proses politik untuk melobi auditor pada standar akuntansi yang
diusulkan.
3. Studi mengenai kompetisi audit oleh Simunic (1980) yang menyelidiki perubahan dari
delapan perusahaan audit besar memiliki kartel efektif atau monopoli audit dari perusahaan
yang terdaftar (untuk contoh pertentangan ini, lihat Kongres AS 1976). Beliau menduga
perubahan dikarenakan tingkat fee audit dan pembayaran gaji auditor internal.

70
CHAPTER 14
The Role of Accounting Research
Penelitian akuntansi dipandang sebagai barang ekonomi. Permintaan penelitian
akuntansi harus dianalisa terlebih dahulu, disusul dengan analisis suplai. Untuk
mengilustrasikan dampak regulasi pada literatur akuntansi, sejarah bagian literatur akuntansi
yang dipilih sebagai respon terhadap permintaan alasan-alasan yang kemudian
diinterpretasikan.

PERMINTAAN PENELITIAN AKUNTANSI


Bagian ini menganalisa permintaan literatur akuntansi dalam sebuah perekonomian
tanpa regulasi dan permintaan tambahan dari regulasi pemerintah.
Permintaan Penelitian Akuntansi dalam Perekonomian Tanpa Regulasi
1. Tuntutan Informasi
Ada tuntutan oleh manajer, auditor, pemberi pinjaman, investor, dan analis keuangan untuk
memahami dan memprediksi pengaruh pilihan akuntansi mengenai kesejahteraannya.
2. Tuntutan Pedagoging (Aturan Pokok)
Prosedur akuntansi diupayakan untuk mereduksi biaya kontrak. Bila biaya ini berbeda pada
perusahaan-perusahaan, maka prosedur akuntansi akan berbeda, memberi peningkatan
keragaman prosedur dan format. Tetapi, keragaman prosedur akuntansi meningkatkan
kesulitan mengajarkan praktek akuntansi. Untuk respon terhadap tuntutan ini, para peneliti
menguji sistem akuntansi yang ada dan meringkas perbedaan dan persamaannya.
3. Tuntutan Justifikasi
Tuntutan atau permintaan pedagogic dan informasi untuk teori positif akuntansi teori yang
memprediksi dan menjelaskan tingkat akuntansi dan praktek audit. Tetapi, tuntutan
justifikasi, dapat mencakup tuntutan alasan-alasan. Karena biaya informasi, manajer bisa
mengajukan prosedur akuntansi (yakni, bukan tuntutan depresiasi) atas dasar kesejahteraan
pemegang saham ketika mereka meninginkan prosedur alasan-alasan kepentingan diri.

Permintaan Penelitian Akuntansi dalam Regulasi Ekonomi


Analisis terdahulu tentang tuntutan penelitian akuntansi sekarang diperluas untuk
mencakup pengaruh pemerintah. warga swasta, birokrat, dan politisi dianggap memiliki
insentif menggunakan kekuasaan negara untuk membuat sendiri lebih baik dan berkoalisi di
antara mereka sendiri untuk tujuan itu. Satu cara koalisi individu dibuat lebih baik adalah
dengan legislasi redistribusi kekayaan. Justifikasi tuntutan penelitian juga meluas bersama

71
dengan regulasi. Para politisi dan birokrat menuntut penelitian tidak hanya untuk memberi
informasi kepadanya tentang perdagangan, tetapi juga untuk digunakan menjustifikasi
tindakannya kepada pers dan konstituennya. Pernyataan bahwa teori merupakan alasan sangat
berguna dalam proses politik adalah konsisten dengan informasi positif dan biaya koalisi.

SUPLAI PENELITIAN AKUNTANSI


Selama ada sejumlah besar individu yang bisa mensuplai penelitian akuntansi dengan
biaya relatif murah, maka suplai itu akan merespon permintaan. Pemilih yang tidak
terinformasi secara politik memiliki insentif kecil untuk membedakan antara argumen-
argumen yang komplek.

1. Suplai Alasan-alasan
Permintan terhadap alasan-alasan muncul baik dalam proses politik maupun pasar.
Konsumen (kepentingan pribadi) menentukan produksi penelitian akuntansi melalui
permintaannya tentang metode akuntansi. Semakin besar prestis dan keterampilan artikulasi
peneliti akuntansi, semakin memungkinkan para praktisi, pembuat undang-undang.
Kontroversi muncul dalam akuntansi ketika kepentingan pribadi tidak sepakat kepada standar
akuntansi.
Para peneliti akuntansi seringkali mencantumkan rekomendasi kebijakan sebagai
bagian penelitiannya. Rekomendasi itu, menjadi dasar bagi beberapa tujuan yang diasumsikan
oleh peneliti, mungkin tak pernah bermaksud menjadikan sebagai "alasan" bagi manajer badan
usaha, praktisi, atau politisi yang memilih prosedur yang direkomendasikan karena alasan
kepentingan diri. Namun demikian, temuan penelitian akan dikutip secara baik oleh
kepentingan pribadi.
Perbedaan rasional dan ketidakkonsistenan pada standar akuntansi, karena sebuah
standar merupakan hasil tindakan politik. Hasil tersebut bergantung kepada biaya relatif yang
berbagai pihak yang terlibat ingin berusaha mencapai tujuannya.

2. Undang-Undang Pajak Pendapatan


Pengaruh hukum pajak pendapatan kepada praktek pelaporan keuangan sudah menyebar.
Pengaruh itu nyata dalam praktek depresiasi pembiayaan pendapatan bersih, daripada
memperlakukannya sebagai alokasi keuntungan. Hukum pajak juga nampak mempengaruhi
literatur akuntansi, khususnya berkenaan dengan depresiasi. Hukum pajak tidak hanya
mempengaruhi waktu pembahasan depresiasi, tetapi juga hasil konsep depresiasi dan
pendapatan akuntansi. Dalam kasus hukum, di mana dividen hanya dapat dibayar di luar

72
keuntungan, depresiasi dianggap sebagai prosedur penilaian. Pemberian hukum pajak tidak
sulit jika penilaian periodik diganti dengan proporsi yang berubah-ubah biaya sejarah.

3. Undang-Undang Sekuritas
Undang-undang sekuritas 1933 dan 1934 menciptakan SEC dengan kewenangan untuk
mengatur pembukaan keuangan korporasi yang diperdagangkan secara umum dan hak untuk
menjelaskan prosedur akuntansi yang digunakan oleh perusahaan yang diregulasi ini. SEC
secara konsisten telah memilih tidak menggunakan hak-hak ini; meskipun mendasarkan kepada
sektor swasta dan jalan kerja pernyataan resmi, SEC Accounting Series Releases, mengatur
aturan akuntansi.
Antara tahun 1934 dan 1938, komisi mempertimbangkan pertanyaan tentang
bagaimana menstandarkan praktek akuntansi. Komisi tersebut dibagi di antara pengumuman
sekelompok standar akuntansi itu sendiri dan membiarkan profesi akuntansi menetapkan
standar subyek untuk memveto bersama komisi. Pada 25 April 1938, komisi mengeluarkan
ASR 4, yang menyatakan bahwa "laporan keuangan dipersiapkan sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang mana tidak ada otoritas substansial yang mendukun akan dianggap salah arah."
Komisi tidak dapat hanya mendasarkan kepada praktek baru, karena ia dinyatakan telah
mengkontribusi terjadi kecelakaan di tahun 1929. Sebagian besar komisi menyadari sulitnya
menyusun dan mencoba memperkuat sekelompok prosedur akuntansi yang dikodifikasi.
Demikian pula penggunaan ASR 4 dari "dukungan otoritas substansial" secara parsial
mengubah beban kesalahan praktek dari komisi menjadi profesi. Sejak tahun 1938 AICPA dan
sekarang FASB telah mengeluarkan pengumuman akuntansi yang bertujuan memberi "dukuran
otoritas substansial." Tetapi disamping, AICPA dan FASB telah mencari teori normatif atau
kerangka konseptual untuk mensuplai "dukungan otoritas". Disamping bentuk profesional ini,
akademi telah menyusun metode akuntansi yang memberi "dukungan otoritas yang
substansial".
Mayoritas penelitian di antara tahun 1940 dan pertengahan 1960an tidak diarahkan pada
upaya menjelaskan mengapa akuntansi seperti itu, tetapi bagaimana seharusnya akuntansi.
Yaitu, sebagian besar penelitian setelah tahun 1940 adalah metode melawan positif. Tulisan
metode diarahkan menuju pemberian petunjuk pembuat kebijakan, FASB dan SEC, dituntut
dengan menetapkan standar akuntansi dan dengan membetulkan kerusakan dalam praktek
baru.

73
CHAPTER 15
Positive Accounting Theory: Summary, Evaluation, and Prospect

RINGKASAN
Bab satu menjelaskan sifat teori positif, perannya, dan metodologinya. Bab dua
menjelaskan hipotesis pasar yang efisien dan model penetapan harga asset modal, baik yang
mengarah kepada pengenalan teori positif ke dalam literatur akuntansi. Kemudian bab empat
(Bab 3 – 6) menjelaskan uraian tentang penelitian akuntansi positif yang berkembang dari
pengenalan EMH dan CAPM. Penelitian yang mengambil EMH seperti yang digambarkan dan
pandangan peran akuntansi sebagai suplai informasi kepada pasar modal. Saat ini, para peneliti
masih mencari suplai informasi uraian penelitian.
Uraian penelitian suplai informasi memberi beberapa temuan penting. Informasi bahwa
keuntungan melaporkan informasi suplai pada pasar modal (Bab 3). Lainnya tenyang sejumlah
akuntansi lain yang mencerminkan variabel CAPM (yakni resiko) dan sehingga dapat
mensuplai informasi mengenai sekuritas yang tidak diperdagangkan (Bab 5). Temuan ketiga
adalah keuntungan tahunan yang dijelaskan dengan baik oleh perjalanan acak dan keuntungan
per kwartal yang dijelaskan dengan proses musiman. Sedangkan analisis sekuritas dapat
memprediksi serangkaian waktu model keuntungan, superioritasnya tidak ditandai (Bab 6).
Berusaha menggunakan reaksi harga saham pada pergantian akuntansi untuk
membedakan antara EMH dan hipotesis mekanistis (Bab 4), apabila tidak sukses,
menimbulkan pertanyaan tentang alasan pergantian prosedur akuntansi. Studi-studi itu
memunculkan kemungkinan bahwa prosedur akuntansi netral pajak memiliki pengaruh cash
flow. Aplikasi EMH pada rasional pembukaan regulasi tradisional juga mengarah kepada
realisasi prosedur akuntansi netral pajak yang dapat memiliki pengaruh cahs flow melalui
proses politik (Bab 7). Keberadaan pengaruh cash flow memungkinkan teori akuntansi
berdasarkan ekonomi yang menjelaskan dan memprediksi perbedaan praktek akuntansi lintar
perusahaan dan industri. Perkembagan teori itu dijelaskan dalam paroh kedua buku ini.
Teori praktek akuntansi didasarkan kepada dan tumbuh dari dua teori berdasarkan
ekonomi: tepri perusahaan (Bab 8) dan teori regulasi (pemerintah) (Bab 10). Teori ekonomi
perusahaan mengkonseptualisasikan perusahaan sebagai hubungan kontrak yang mereduksi
biaya yang disusun oleh pihak-pihak (kepentingan diri) kepada perusahaan (biaya agen).
Kontrak formal dan informal mempersyaratkan pemonitoran dan penguatan, dengan demikian
memberi peningkatan tuntutan bagi audit dan akuntansi. Dua kontrak formal diuji detail :

74
manajemen rencana kompensasi dan kontrak hutang (Bab 9). Kedua kontrak ini menggunakan
angka akuntansi. Biaya agen berbeda dengan prosedur yang digunakan untuk mengkalkulasi
angka akuntansi, dan sehingga prosedur memiliki pengaruh cash flow. Sekelompok prosedur
optimal (peminimalan biaya agen) diterima untuk tujuan kontrak yang berkembang dan
berbeda pada lintas industri. Manajer dapat memilih prosedur dari dalam kelompok yang
diterima itu, dan seleksi manajer mempengaruhi nilai sekuritas perusahaan karena ia mengganti
istilah kontrak hutang dan rencana kompensasi.
Teori regulasi ekonomi mengkonseptualisasikan proses politik sebagai persaingan di
antara kepentingan diri individu untuk transfer kekayaan. Prosedur akuntansi mempengaruhi
angka akintansi yang dilaporkan dan sehingga mempengaruhi kemampuan lawan korporasi
untuk membuka regulasi padanya. Dalam cara itu, prosedur akuntansi mempengaruhi cash flow
perusahaan.
Studi empiris yang meneliti implikasi teori positif praktek akuntansi menemukan tiga
regulariotas umum dalam pilihan prosedur akuntansi (Bab 11): (1) manajer perusahaan dengan
rencana kompensasi berdasarkan keuntungan lebih dimungkinkan memilih prosedur yang
meningkatkan keuntungan bonus (hipotesis bonus): (2) semakin besar rasio hutang/ekuitas
perusahaan semakin dimungkinkan manajer memilih prosedur yang menurunkan keuntungan
baru (hipotesis ukuran). Tiga regularitas empiris ini dapat menjadi faktor dari yang
dihipotesiskan. Tetapi, uji lebih kuat pilihan prosedur rencana kompensasi yang menggunakan
detail rencana bonus (Healy, 1985) menemukan bukti yang konsisten dengan teori positif.
Bukti yang kurang konsisten bisa diperoleh dari uji pengaruh pilihan prosedur kontrak dan
ukuran hutang.
Studi pengaruh harga saham dari pergantian akuntansi menemukan bahwa perubahan
yang dimandatkan (standar akuntansi) berhubungan dengan perubahan harga saham (Bab 12).
Tetapi, berbagai studi menggunakan variabel hutang yang berbeda. Dan signifikansi statistik
variabel hutang berbeda dari studi ke studi. Perbedaan ini mungkin akibat dari kolinieritas dan
masalah ekonometrik lain yang mengkhususkan studi-studi ini. Sebua studi pergantian sukarela
tidak menemukan pengaruh harga saham. Dengan menengok ke belakng, hasil ini diantisipasi
karena pasar seharusnya mengarapkan perubahan pasar.
Keputusan audit berhubungan dengan variabel kontrak hutang (Bab 13). Disamping,
ada hubungan signifikan antara posisi auditor pada standar yang diajukan dan posisi manajer
kliennya dan hubungan yang berbeda dengan variabel kontyrak. Akhirnya, pergantian auditor
berhubungan dengan posisi manajer dan auditor kliennya pada standar akuntansi.

75
EVALUASI
Nilai Teori
Bab 1 menjelaskan dimensi nilai teori: menjelaskan cara dunia bekerja dan pengaruh
prediksi teori pada kesejahteraan user. Akhirnya, user yang menilai alternatif daya tarik intuisi
penjelasan dan memberikan biaya dan keuntungan dari prediksi teori, akan menentukan
suksesnya teori yang diuraikan dalam buku ini. Bagian ini memberi penilaian potensi nilai
teori.

PENJELASAN
Teori memberi konsep untuk menginterpretasikan akuntansi dan audit yang sangat
berguna bagi banyak orang. Misalnya, manajer dan auditor secara tidak ragu memiliki
pemahaman implisit bagian-bagian dari penomena akuntansi dan audit, tetapi kami ragu jika
mereka memiliki gambaran menyeluruh. Teori tersebut memberi konsep yang di dalam pohon
tersebut bisa dipandang sebagai bagian hutan.
PREDIKSI
Dalam pernyataan barunya, teori memberi beberapa prediksi yang seharusnya berguna
bagi user akuntansi: investor dan analis keuangan, auditor, manajer, dan penentu standar.
Tetapi potensinya dalam memberi prediksi berguna adalah lebih besar, khususnya jika kita bisa
menyusun prediksi tentang sekelompok prosedur akuntansi yang diterima. Teori tersebut
memberi investor dan analis keuangan dengan model prediksi yang sangat berguna dari
prosedur akuntansi yang mendasari laporan keuangan. Menggunakan teori, para investor atau
analis tidak menginterpretasikan neraca dan jumlah keuntungan sebagai perkiraan tidak bias
dari nilai perusahaan dan pergantian nilai perusahaan.
Pemberi pinjaman dan manajer akan menemukan teori yang sangat berguna jika peneliti
bisa memprediksi dan menjelaskan lintas perbedaan prosedur akuntansi yang diterima. Yang
akan membantu mereka memprediksi bagaimana biaya agen kontrak hutang berbeda dengan
penggunaan prosedur akuntansi yang berbeda. Hal ini, pada gilirannya, memungkinkan
pemberi pinjaman dan manajer mendesain kontrak yang mengurangi biaya agen dan membuat
lebih baik.
Auditor juga dapat menggunakan kemampuan prediksi baru teori. Misalnya, mereka
dapat memprediksi manipulasi lebih banyak akuntansi (dan transaksi) dan meningkatkan
intensitas audit ketika keuntungan yang dilaporkan dekat dengan batas khusus rencana
kompensasi atau dalam kontrak hutang.

76
Keterbatasan Teori
Keterbatasan besar pada tahap ini dalam pengembangan teori akuntansi positif :
1. Mengembangkan wakil variabel yang secara aktual mewakili biaya kontrak dan politik.
2. Mengkhususkan lintas model.
3. Kolinieritas di antara variabel kontrak.
Keterbatasan ini dibahas dalam Bab 11 dan 12. dua pertama pembatasan ini hasil dari
kurangnya teori akuntansi positif yang dikembangkan dengan baik (dibahas secara singkat).
Keterbatasan selanjutnya akan menjadi bukti sebagai penelitian yang berkembang dan masalah
metodologis yang muncul. Proses yang sama yang menyoroti kerusakan penelitian positif awal
akan membuka kerusakan dalam karya baru.
Sangat kecil diketahui tentang bentuk fungsional pengaruh angka akuntansi pada biaya
kontrak dan biaya politik atau perdagangan antara biaya-biaya itu. Sebagian besar studi dalam
Bab 11 mengkhususkan variabel sebagai pengganti pengaruh itu dan secara sewenang-wenang
mengkhususkan bentuk fungsional linear. Demikian pula, standar akuntansi mempengaruhi
harga saham melalui pengaruh kontraknya dan biaya politiknya.
Sekalipun jika variabel ukuran mengukur biaya tanpa kesalahan dan spesifikasi linear
adalah benar, maka variabel independensi dalam studi yang dilaporkan dalam Bab 11, 12, dan
13 seringkali koliniar. Hal ini membuat isolasi pengaruh variabel sulit tertentu (lihat Christie,
Kennelley, King, dan Schaefer, 1984).

BIDANG-BIDANG MENGUNTUNGKAN BAGI PENELITIAN


Aplikasi EMH kepada akuntansi menjadi punya bentuk dan bahkan studi-studi
mengenai pergantian prosedur akuntansi tumbuh subur pada awal tahun 1970an. Tetapi, ketika
disadari bahwa hal ini sulit membangun uji kuat efisiensi pasar menggunakan prosedur
penggantian akuntansi yang tidak diharapkan mempengaruhi cash flows, seperti peristiwa studi
menjadi kurang populer. Tetapi, penggunaan EMH dan metodologi studi peristiwa bukan tidak
nampak. Meskipun, para peneliti menerapkan EMH dan pendeklatan metodologi studi
peristiwa untuk mengganti pengaruh cash flow mana yang harus diprediksi (perpindahan
LIFO). Ketika teori kontrak (Bab 8 dan 9) dan teori politik (Bab 10) menyarankan pergantian
akuntansi memiliki pengaruh cash flow, metodologi studi peristiwa diterapkan lagi pada
pergantian akuntansi.
Sangat meragukan bahwa penjelasan kontrak dan politik pada praktek akuntansi akan
diganti seluruhnya oleh alternatif penjelasan. Kegunaan penjelasan kontrak dan politik

77
menyarankan bahwa mereka akan survive. Kami berharap penelitian yang menguntungkan
terus berlangsung pada penjelasan itu.
Tergambar kurangnya teori ekonomi kontrak dan politik yang dapat menjelaskan
bagaimana biaya kontrak dan politik berbeda dengan prosedur akuntansi, pendekatan paling
menjanjikan adakah bagi peneliti akuntansi untuk meneliti perbedaan itu sendiri. Contoh cara
penelitian itu diberikan di bagian selanjutnya. Contoh itu dipilih atas kegunaan hasil dan juga
kemungkinan hasil.

Penelitian Biaya Kontrak


Seperti dijelaskan dalam Bab 8, 9, 11, 12, dan 13, prosedur akuntansi yang digunakan
dalam kontrak perusahaan adalah bagian integral teknologi kontrak. Bab 9 membedakan antara
(1) penentuan sekelompok prosedur yang diterima untuk tujuan kontrak dan (2) pilihan manajer
dari diantara kelompok itu. Kelompok yang diterima berkembang sebagai bagian dari teknologi
kontrak dan memaksimalkan nilai perusahaan (memaksimalkan ukuran bagian yang tersedia
pada pihak-pihak yang melakukan kontrak). Manajer bebas memilih di antara prosedur di
dalam kelompok yang diterima. Uji teori telah memfokuskan kepada perilaku oportunistis
manajer (pilihan di dalam kelompok yang diterima) dan bukan pada pilihan kelompok prosedur
yang diterima.
Tetapi, prediksi dan penjelasan sekelompok prosedur yang diterima daripada pilihan
manajer dari antara kelompok itu memungkinkan bisa produktif. Hal ini akan memungkinkan
desain kontrak yang lebih baik.
Hubungan di antara struktur modal perusahaan, tingkat kompensasi ekskutif, tipe
rencana kompensasi, dan kelompok kesempatan investasi diteliti oleh Smith dan Watts (1984).
Hasil mereka dapat menghasilkan penjelasan alternatif bagi hubungan antara rasio
hutang/ekuitas dan penggunaan peningkatan keuntungan prosedur akuntansi yang diamati
dalam Bab 11. Penjelasan ini adalah contoh pendekatan sederhana pertama dan didasarkan atas
perbedaan metode yang diterima, bukan perbedaan perilaku oportunistis manajer.
Smith dan Watts (1984) mengamati korelasi negatif kuat di antara rasio hutang/ekuitas
perusahaan dan tingkat kompensasi pimpinan ekskutif (setelah mengontrol ukuran
perusahaan). Mereka menghipotesiskan bahwa korelasi itu diperoleh dengan kelompok
kesempatan investasi perusahaan. Perusahaan dengan kesempatan pertumbuhan (kesempatan
menginvestasikan nilai keuntungan pasar di atas) harus dihipotesiskan memiliki rasio
hutang/ekuitas rendah dan tingkat kompensasi manajemen yang tinggi. Produk marginal
manajer harus dihipotesiskan menjadi lebih tinggi, semakin tinggi kebijakannya, dan sehingga
78
kompensasinya lebih tinggi. Semakin kecil kebijakan manajer yang memiliki kesempatan
investasi besar, semakin rendah agen biaya hutang dan semakin tinggi rasio hutang/ekuitas.
Dari sini, pertumbuhan perusahaan memiliki rasio hutang/ekuiast lebih kecil dan kompensasi
manajemen lebih tinggi dibanding perusahaan yang sudah matang.
Ada beberapa cara menguji hubungan antara sekelompok prosedur akuntansi yang
diterima dan variabel kontrak. Satu metode adalah survey prosedur akuntansi dan struktur
kontrak (rasio hutang/ekuitas dan keberadaan rencana bonus) yang digunakan dalam industr
yang berbeda. Perusahaan dalam industri yang sama menghadapi masalah insentif serupa dan
menggunakan struktur kontrak yang sama dan prosedur akuntansi yang sama.
Pendekatan kedua adalah untuk menguji lintas perbedaan kontrak dan prosedur
akuntasni lintas negara. Perbedaan internasional perpajakan, regulasi, hukum kontrak, dan
biaya kontrak seharusnya mempengaruhi secara sisteamtis kelompok prosedur akuntansi yang
diterima (Zimmerman, 1982).

Penelitian Biaya Politik


Ukuran perusahaan adalah pengganti pada biaya politik dalam studi yang dilaporkan
dalam Bab 11 dan 12. Seperti dibahas dalam bab itu, ukuran dapat menjadi pengganti untuk
banyak variabel lain. Hal ini menyarankan penelitian tambahan hubungan yang dihipotesiskan
di antara biaya politik dan ukuran perusahaan. Zimmerman (19830 menemukan bahwa nilai
pajak efektif, yang merupakan satu komponen biaya politi, bebeda dengan ukuran perusahaan.
Bukti ini konsisten dengan yang dilaporkan dalam Bab 11. Tetapi, studi ini menyarankan
bahwa industri minyak mendominasi hubungan antara prosedur ukuran dan akuntansi. Hal ini
menyarankan bahwa faktor-faktor lain dari Zimmerman adalah sukses baru perusahaan.
Keuntungan baru lebih dimungkinkan habis dalam proses politik daripada kekayaan lain. Dari
sini, besarnya perubahan keuntungan (katakanlah, lebih lima tahun) adalah sebuah alternatif,
tetapi berkorelasi secara lintas bagian; wakil variabel pada ukuran perusahaan.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi biaya politik seharusnya juga diteliti. Misalnya,
peningkatan harga produk konsumen lebih mudah diamati oleh pemilih dibanding penurunan
harga produk produsen. Hal ini menyarankan bahwa perusahaan produk konsumen dengan
peningkatan cepat harga produk lebih rentan secara politik dibanding perusahaan lain dan
karena itu lebih dimungkinkan mengubah prosedur akuntansi untuk mengurangi keuntungan
yang dilaporkan.

79
Jurnal Review
Manipulating Profits: How It’s Done
(Ford S. Worthy)

A. RESEARCH BACKGROUD
Dalam research background ini akan di paparkan terkait hal/permasalahan apa yang
melatarbelakangi penelitian ini dan pembahasan relevansi antara permasalahan atau fenomena
dengan topic yang di angkat.
Adapun hal yang melatarbelakangi penelitian ini, adalah Para manajer tidak perlu
memikirkan bagaimana cara memanipulasi laba karena para manajer sering kali memiliki
semua kekuasaan yang dibutuhkan untuk mendapatkan celah dari kelonggaran pada aturan-
aturan akuntansi. Fleksibilitas dalam mengkalkulasi laba timbul dari adanya beberapa
perbedaan cara untuk membukukan penyusunan tunggal atas fakta-fakta relevan yang terjadi.
Tingginya situasi-situasi yang membutuhkan estimasi subyektif oleh manajer mengakibatkan
terdapat banyak ruang untuk melakukan manipulasi laba pada saat ini dibandingkan dengan
waktu yang lampau saat aturan-aturan akuntansi sangat kuat.
Secara konsep, untuk mendapatkan laba yang baik adalah sulit tetapi pada praktiknya
perusahaan menunjukkan perkembangan laba yang pesat. Adakalanya tindakan extreme
dilakukan untuk mengelola laba, contohnya memaksimumkan hasil dengan memasukkan
antisipasi pajak terhadap perolehan laba. Perusahaan-perusahaan ternama selalu
mengupayakan mengelola laba agar perusahaan terlihat kuat dengan melaporkan laba secara
smooth, berkesinambungan, dan menunjukkan trend meningkat. Perusahaan tdak ingin
menunjukkan kondisi perusahaan berada pada posisi decline, tetapi para manajer juga
menghindari peningkatan laba secara drastic dari tahun ke tahun. Lebih baik memeroleh laba
dengan peningkatan 15% selama 2 tahun daripada menunjukkan peningkatan labaa sebesar
30% pada satu tahun kemudian tidak menunjukkan laba sama sekali di tahun berikutnya.

B. DI TINJAU DARI ASPEK ONTOLOGI

Aspek ontologis berkaitan dengan apa yang dipelajari ilmu atau berkenaan dengan
objek studi. Dalam aspek ontologies berkenaan dengan apa yang ingin diketahui, apa yang
dipikirkan atau apa yang menjadi masalah. Adapun review yang dapat kami berikan ditinjau
dari aspek ontology dalam penelitian ini akan dipaparkan sebagai berikut:

80
Penelitian yang dilakukan oleh Ford S. Worty, Studi yang dilakukan oleh Paul Helay
memberikan ilustrasi adanya hubungan antara skema bonus dengan keputusan-keputusan yang
dipilih oleh akuntan eksekutif. Para eksekutif yang mendapatkan reward bonus dengan batas
maksimum di perusahaan cenderung memilih perlakuan akuntansi yang meminimumkan laba,
sedangkan para eksekutif dengan bonus tanpa adanya batasan tertinggi akan memilih opsi
untuk memaksimumnkan laba. Tetapi jika tidak ada tambahan bonus yang dibayarkan
perusahaan kepada manajer atas pencapaian laba tertentu, maka manajer tersebut lebih memilih
menunda pelaporan laba di atas tingkat bonus maksimum sampai manajer membutuhkan laba
tersebut untuk menunjukkan perolehan sustainable income.
Secara keseluruhan teknik untuk mengelola laba bisa dikelompokkan dalam tiga kelas,
yaitu merubah metode akuntansi, bekerjasama dengan manajer untuk mengestimasikan biaya-
biaya, dan memindahkan (shifting) biaya-biaya atau pendapatan ke periode yang berbeda untuk
mengatur hasil yang diinginkan. Memilih metode akuntansi yang berbeda akan memberikan
kenaikan yang paling tinggi dan dampak permanen pada laba. Dampaknya juga paling mudah
diakui karena perubahan pada prosedur-prosedur akuntansi selalu diungkapkan pada laporan
keuangan perusahaan.

C. DITINJAU DARI ASPEK EPISTEMOLOGI

Aspek estimologi berkenaan dengan bagaimana ilmu mempelajari objek studinya dengan
menggunakan metode tertentu, yaitu metode keilmuan atau metode ilmiah yang didukung oleh
sarana berfikir ilmiah.

1. Data & Pertimbangan Sampel


Metode pengumpulan data yang dilakukan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan
dalam penelitian ini antara lain adalah dengan melakukan dokumentasi atau kepustakaan yang
diperoleh dari studi atau penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa pihak. Data
yang digunakan pada penelitian ini meliputi deskripsi kasus-kasus yang sesungguhnya terjadi
pada perusahaan-perusahaan yang melakukan manipulasi laba untuk dianalisa teknik
pengelolaan laba yang digunakan beserta motifnya.

2. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitan deskriptif, suatu metode dalam meneliti
suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau

81
lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antar fenomena yang diselidiki. Metode deskriptif pada penelitian ini bertujuan untuk
memelajari dan menemukan fenomena dalam praktik-praktik akuntansi di dunia nyata atas
perlakuan pengelolaan laba yang dilaporkan kepada stakeholders dan dampaknya atas
informasi yang diperoleh pihak ekseternal dari laba yang telah dimanupulasi tersebut.

3. Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ford S. Worty dijelaskan bahwa terdapat 3 cara
utama untuk melakukan manajemen laba yang diklasifikasikan ke dalam kelompok yang dapat
diringkas sebagai berikut:
1) Mengganti metode akuntansi yang digunakan
Pergantian metode akuntansi ini kerap ditemui pada perusahaan-perusahaan yang
termasuk di dalam industri minyak. Perusahaan yang dapat menjadi perhatian utama adalah
kasus Occidental Petroleum pada tahun 1978, dimana perusahaan tersebut mengganti
metode akuntansi mereka dalam menghitung biaya penemuan dan eksplorasi atas minyak
dan gas.

2) Pengaturan estimasi umur biaya oleh manajer


Pengaturan estimasi masa manfaat aset dan penetapan estimasi yang didasarkan pada
keputusan manajer juga merupakan salah satu cara yang dapat melakukan manajemen
laba. Perusahaan dengan jumlah persediaan yang besar, harus mampu menentukan berapa
banyak persediaan yang diestimasikan akan rusak. Perusahaan juga harus mampu
menentukan berapa besar piutang tak tertagih yang ada dalam suatu periode berjalan untuk
menentukan jumlah piutang bersih yang ada. Apabila perusahaan tidak menentukan
jumlah piutang tak tertagih, maka piutang tersebut dapat langsung dibebankan pada
labarugi perusahaan. Beban jaminan masa depan juga harus diproyeksikan.

3) Menggeser periode pengakuan pendapatan dan biaya yang dapat meningkatkan atau
menurunkan laba
Perusahaan akan menunda beban untuk memertahankan laba periode berjalan.
Sebalikya perusahaan akan mengakui beban masa depan untuk menjaga laba tidak terlalu
tinggi karena adanya beban-beban politik.

82
D. DITINJAU DARI ASPEK AKSIOLOGI

Aspek aksiologi berkenaan dengan aspek gunalaksana atau manfaat dari ilmu. Nilai
guna ilmu bisa dilihat secara positif dan normative. Dengan kata lain, Menjelaskan kontribusi
penelitian ini, dan penelitian selanjutnya yang bisa dilakukan.

Perusahaan memang diberi kebebasan untuk menentukan metode akuntansi


yang mereka gunakan dalam mengoperasikan perusahaan. Adanya pilihan metode
akuntansi menjadikan tersedianya ruang bagi manajer untuk melakukan manajemen
laba. Hal tersebut tentu akan menyebabkan laba direpresentasikan tidak dalam keadaan
yang sebenarnya, sehingga para pemangku kepentingan dapat mengambil keputusan
yang menyimpang dari keadaan yang sebenarnya.
Estimasi umur penggunaan masa manfaat juga menjadi tanggungjawab
manajemen. Perusahaan harus mampu memprediksi beban yang akan dikeluarkan oleh
perusahaan atas aset yang dimiliki perusahaan, misalnya penentuan piutang tak tertagih,
beban persediaan yang rusak atau dengan menentukan persediaan minimum yang harus
dijaga, selain itu penentuan masa manfaat atas aset tetap yang mereka miliki. Seluruh
pembebanan tersebut tentu akan memengaruhi laporan keuangan perusahaan sehingga
pemangku kepentingan dapat menentukan keputusan.
Penundaan pengakuan beban juga akan memengaruhi laba periode berjalan.
Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan pengakuan beban yang dikapitalisasi.
Namun hal tersebut diperbolehkan apabila terjadi keadaan yang luar biasa, contohnya
seperti yang terjadi pada krisis tahun 1998 di Indonesia, sehingga kerugian atas mata
uang asing diperbolehkan untuk dikapitalisasi untuk mencegah kerugian yang terlalu
tinggi yang akan berdampak pada kepercayaan pasar dan pajak.
Dalam hal pencegahan keadaan yang menyimpang atas penggunaan metode
akuntansi, kesalahan estimasi atas manfaat beban, serta penundaan pengakuan atas
beban, dapat digunakan jasa audit sebagai pihak independen untuk mengurangi konflik
yang terjadi antara Shareholder dan Manajer. Auditor sebagai pihak independen
diharapkan mampu mendeteksi kesalahan atau penyimpangan Laporan Keuangan
perusahaan dari Standar Akuntansi Keuangan dan memberikan rekomendasi kepada
manajemen terkait pengendalian internal.

83
E. CRITICAL REVIEW
Berikut merupakan keterbatasan dan beberapa saran yang menjadi pertimbangan
dalam penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Tidak terdapat grand theory yang melandasi penelitian ini, sehingga perlu
ditambakan grand theory yang relevan dengan permasalahan dalam penelitian ini.
2. Hasil penelitian dipaparkan dengan tidak begitu lengkap, begitu juga peneliti belum
menjelaskan definisi operasional variable, sehingga dalam membaca penelitian
reviewer kurang menangkap pemahaman peneliti.
3. Pada penelitian yang dilakukan tidak dijelaskan menggunakan desain penelitian
yang digunakan maupun metode yang digunakan untuk mendapatkan hasil
penelitian.
4. Penelitian selanjutnya diharapkan mampu menggunakan alternatif-alternatif lainnya
yang menjadi dasar manajemen dalam manipulasi laba. Sehingga penelitian
selanjutnya dapat memberikan informasi yang dapat digunakan oleh Investor,
Kreditor maupun Auditor dalam menentukan penyelewengan atas Laporan
Keuangan yang dihasilkan pihak manajemen.

REFERENSI
Worthy, Ford S. 1984. Manipulating Profits: How It’s Done. Fortune, pp: 50-54.

84

Anda mungkin juga menyukai