Dosen Pengampu: Dr. Ida Bagus Putra Astika, SE, M.Si., Ak. CA
KELOMPOK VII
Oleh :
MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2021
0
1. Pendahuluan
FASB dalam praktiknya berfokus pada kelompok pengguna utama informasi
akuntansi, yaitu investor dan kreditor yang diasumsikan memiliki kepentingan utama terkait
jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas di masa depan. Perhitungan biaya-manfaat FASB
adalah terbatas pada keuntungan untuk investor-kreditor, dan pertimbangan biayanya hanya
dibatasi pada produsen.
1
2.1 Teori Clean Surplus
Teori baru mengenai penilaian sekuritas yang lebih dekat dengan konsep dan angka
akuntansi adalah teori clean surplus dari Ohlson, Feltham dan Ohlson. Inti dari metode ini
adalah nilai buku akhir ekuitas sama dengan nilai buku awal ditambah laba dikurangi
deviden. Dasar premis yang ditekankan dalam pendekatan clean surplus, yaitu clean surplus
dibentuk oleh semua elemen laba dan rugi yang termasuk dalam pendapatan. Penilaian
ekuitas perusahaan didasarkan pada nilai buku awal periode ditambah nilai sekarang dari laba
abnormal yang diharapkan di masa depan. Laba abnormal didefiinisikan sebagai laba yang
melebihi laba normal yang diharapkan. Laba normal sama dengan nilai buku awal periode
dikalikan dengan biaya modal ekuitas.
Beaver menyebutkan terdapat dua penyebab meningkatnya laba abnormal, yaitu
dalam memilih proyek investasi, selisih positif nilai sekarang di atas biaya proyek tidak
dicantumkan di neraca dan banyak prosedur penandingan dan pengakuan dalam konsep biaya
historis yang cenderung konservatif. Sebagai contoh, yaitu metode penyusutan akselerasi
serta metode penilaian persediaan dan penentuan HPP dengan LIFO.
2
Teori portofolio merupakan dasar dalam pengembangan terkait bidang keuangan,
penetapan harga atas suatu saham memunculkan suatu konsep diversisikasi portofolio. Model
tersebut bernama Capital Asset Pricing Model, yang dikembangkan untuk menentukan harga
saham secara individu. Langkah pertamanya adalah menghubungkan resiko sekuritas secara
individu dengan pasar secara keseluruhan. Pasar dianggap sebagai portofolio yang
didiversifikasi. Suatu hubungan dibuat antara return dari saham secara individu dengan return
pasar dalam suatu periode waktu tertentu. Analisis regresi digunakan untuk mencocokkan
suatu garis pada scattergram tersebut. Slopenya disebut beta dan mencerminkan ukuran
resiko sistematik berbasis pasar dari sekuritas individual dibandingkan dengan resiko rata-
ratanya dalam pasar secara secara keseluruhan.
Jika beta = 1, maka returnnya berhubungan secara sempurna dan resikonya sama. Jika
beta > 1, maka return saham individu lebih besar daripada pasar. Jadi, jika tingkat return
sekuritas individu lebih besar dari rata-rata pasarnya, maka resiko sistematiknya juga harus
lebih besar, karena ada hubungan langsung antara tingkat resiko dengan return yang
diharapkan. Return yang lebih tinggi biasanya disertai dengan resiko yang lebih tinggi pula.
Model ini berasumsi bahwa sekuritas individu dihargai berdasarkan resiko sistematik.
Asumsi portofolio diversifikasi menyatakan bahwa tidak akan ada yang mau membayar
resiko yang tidak sistematik. Beta digunakan untuk resiko sistematik dari sekuritas individual
dan memprediksi resiko berdasarkan harga sekuritas.
3
akuntansi. Pertanyaan yang menarik bagi peneliti dalam riset ini adalah apakah kebijakan
akuntansi alternatif memiliki efek sistematik pada harga sekuritas. Jika harga sekuritas
memang bereaksi terhadap tingkat laba yang berbeda hanya karena perbedaan dalam metode
akuntansinya, tanpa konsekuensi pada arus kas, maka ada dukungan bagi hipotesis investor
yang naif, sebaliknya jika harga sekuritas tidak bereaksi terhadap perbedaan laba menurut
akuntansi yang artifisial, maka ada bukti bahwa investor adalah canggih dan mampu melihat
perbedaan akibat perubahan metode akuntansi.
3.3. Alternatif Dengan Konsekuensi Terhadap Arus kas yang Tidak Diketahui
Beberapa studi telah dilakukan dengan membandingkan perusahaan-perusahaan yang
memakai metode akselerasi dengan metode penyusutan garis lurus. Kedua kelompok
perusahaan memiliki jumlah pendapatan akuntansi yang berbeda karena mereka
menggunakan metode penyusutan alternatif. Dengan demikian ada perbedaan pendapatan
antara kedua kelompok perusahaan karena penggunaan metode akuntansi penyusutan
alternatif. Ada juga perbedaan dalam kelipatan pendapatan harga antara kedua kelompok.
Perusahaan yang menggunakan metode akselerasi memiliki pendapatan yang lebih rendah
namun kelipatan pendapatan lebih tinggi daripada perusahaan yang menggunakan garis lurus.
Namun, ketika pendapatan perusahaan yang menggunakan metode akselerasi disesuaikan
dengan basis penyusutan garis lurus, selisih harga antara kedua kelompok perusahaan tidak
berbeda secara signifikan.
Bidang penyelidikan yang terkait menyangkut tanggapan harga keamanan terhadap
perubahan kebijakan akuntansi yang dilaporkan oleh perusahaan. Perubahan kebijakan
penyusutan telah diteliti, dan tidak ada bukti bahwa perubahan tersebut mempengaruhi harga
keamanan. Area lain yang diuji adalah perubahan dari metode penyampaian ke metode
akuntansi arus masuk untuk kredit investasi. Sekali lagi, tidak ada efek harga yang
ditemukan. Meskipun perubahan dalam kebijakan akuntansi dapat menyebabkan angka
pendapatan berubah (semata-mata karena perubahan kebijakan), penelitian ini belum
menemukan bahwa harga keamanan merespons perubahan tersebut. Pendapatan akuntansi
yang lebih tinggi yang dicapai semata-mata dari perubahan kebijakan akuntansi tanpa
perubahan nyata yang nyata dalam arus kas yang mendasar tampaknya tidak menipu pasar.
4
menurunkan laba akuntansi pada periode dimana harga-harga persediaan meningkat. Dalam
5 periode, ketika harga persediaan meningkat, beban pajak akan menurun untuk perusahaan
yang memakai LIFO, dalam hal ini arus kas terpengaruh secara riil akibat perubahan
kebijakan akuntansi.
5
bahwa data akuntansi dapat berguna untuk menentukan risiko. Tujuan riset semacam ini
adalah untuk mengidentifikasi bagaimana kebijakan atau pengungkapan akuntansi alternative
bisa mempengaruhi kegunaan angka akuntansi untuk menentukan risiko. Beberapa rasio dan
perhitungan yang diuji, termasuk dividend pay-out ratio, leverage, tingkat pertumbuhan,
ukuran aktiva, likuiditas, dan bunga sebelum pajak, juga laba dan variabilitas laba. Secara
umum, pengujian - pengujian ini mengindikasikan adanya hubungan yang kuat antara rasio
berbasis akuntansi dengan pengukuran pasar atas risiko, yaitu beta.
6
telah ditanyakan kepada investor untuk mempertimbangkan pentingnya jenis informasi
investasi yang berbeda, termasuk informasi akuntansi. Informasi akuntansi menempati
ranking atas dalam hal pentingnya informasi tersebut dalam survei ini, meskipun bukan
ranking tertinggi.
8
REFERENSI
Wolk, Harry I., Michael G. Tearney, James L. Dodd. 2001. Accounting Theory “A
Conceptual and Institutional Approach” Fifth Edition. USA: South-Western College
Publishing.