Anda di halaman 1dari 11

SUMMARY ACCOUNTING THEORY

CAPITAL
MARKET
RESEARCH
Chapter 12
LO 1 – Philosophy of Positive Accounting Theory
Teori Positif mencoba memahami fenomena akuntansi dengan cara melakukan observasi
terhadap kejadian-kejadian empiris dan menggunakan hasil observasi tersebut untuk membuat
prediksi tentang observasi lain dan/atau kejadian di masa datang. Dalam usaha pemahamannya, Teori
Positif menggunakan beberapa asumsi seperti stakeholders adalah seorang yang rasional dan berusaha
memaksimumkan utilitas keuangannya. Teori ini menentang implementasi model akuntansi normatif
secara serta merta tanpa adanya pengujian dan verifikasi dampak dari implementasi tersebut.

LO 2 – Strengths of Positive Theory


Menurut Jensen, dalam membuat suatu kebijakan akuntansi yang layak, diperlukan
pengetahuan mengenai bagaimana sebenarnya operasi yang terjadi di dunia nyata. Salah satu kritik
terhadap perubahan standar akuntansi selama ini adalah bahwa hal tersebut tidak sepenuhnya
didasarkan pada metode atau observasi empiris. Watts dan Zimmerman mengatakan bahwa standar
baru yang valid membutuhkan suatu tujuan serta fungsi yang objektif.

Menurut Popper, Teori Normatif lemah secara metodologi. Teori ini didasarkan pada value
judgement yang menyebabkan segala standar yang diatur tidak dapat dibantah, walaupun sebenarnya
tidak ada satupun pengujian empiris yang mampu membuktikan kebenaran teori tersebut. Kalaupun
teori tersebut berpotensi salah, masalah yang kemudian timbul adalah apakah bagaimana memastikan
bahwa teori tersebut benar-benar mencapai tujuannya. Berdasarkan hal ini, para pendukung Teori
Positif hadir sebagai ‘devil advocate’.

LO 3 – Scope of Positive Accounting Theory


Terdapat dua tahap dalam pengembangan Teori Akuntansi Positif. Tahap pertama adalah
melakukan riset terhadap akuntansi dan perilaku pasar modal dengan cara mencari hubungan antara
pengumuman suatu data akuntansi dengan reaksi pada harga saham. Tahap ini akan banyak membahas
mengenai The Efficient Market Hypothesis (EHM) dan CAPM.
Tahap kedua adalah menjelaskan serta memprediksi praktik akuntansi di berbagai perusahaan.
Terdapat dua perspektif tentang bagaimana sebuah perusahaan memilih praktik akuntansi, yakni ex
post (pemilihan praktik akuntansi setelah mengetahui adanya peluang tertentu) dan ex ante (pemilihan
praktik akuntansi karena alasan efisiensi). Penggunaan salah satu perspektif tidak menutup
kemungkinan untuk menggunakan perspektif lainnya (mutually exclusive).

LO 4 – Capital Market Research and The Efficient Markets Hypothesis

2
Terdapat dua tipe riset penelitian pasar modal yang penting bagi Teori Akuntansi Positif, yakni
1) Riset yang mencoba menentukan dampak peredaran informasi akuntansi terhadap imbal hasil
saham 2) Riset yang mencoba menemukan dampak perubahan kebijakan akuntansi terhadap harga
saham. Kedua riset tersebut sebenarnya sudah dijelaskan dalam EMH. Fama mengungkapkan bahwa
pasar yang efisien adalah saat harga benar-benar mencerminkan informasi yang tersedia, dengan
asumsi bahwa tidak akan ada pihak yang dapat meraup keuntungan dari perdagangan informasi dalam
pasar tersebut. Dengan kata lain, harga saham adalah ‘fair game’ dan mendekati nilai-nilai
fundamental.

Asumsi yang digunakan Fama nyatanya tidak dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata.
Oleh karena itu, untuk menunjang pengujian empiris, Fama membuat kategori jenis efisiensi pasar
modal dengan basis ketersediaan informasi sebagai berikut:

a) Weak Form of Market Efficiency : Saat harga saham mencerminkan informasi yang terdapat pada
harga saham di masa lampau
b) Semistong Form of Market Efficiency : Saat harga saham mencerminkan informasi yang tersedia
secara publik serta yang terdapat pada harga saham di masa lampau
c) Strong Form of Market Efficiency : Saat harga saham benar-benar mencerminkan keseluruhan
informasi, termasuk informasi yang tidak tersedia untuk publik

Informasi akuntansi merupakan informasi publik, sehingga bentuk pasar yang paling berkaitan dengan
riset akuntansi adalah semistrong form. Jika harga benar-benar merepresentasikan seluruh informasi
publik yang tersedia, maka argumen normatif tentang pengukuran serta pelaporan yang sewajarnya
akan melemah.

3
Market Model

Market model diatas menggunakan beberapa asumsi, yakni sebagai berikut:


 Investor cenderung risk averse

 Imbal hasil didistribusikan secara normal (rata-rata serta standar deviasi cukup
mendeskripsikan imbal hasil sekuritas) dan investor menggunakan basis ini
untuk menentukan portofolionya
 Para investor memiliki ekspetasi yang homogeny

 Pasar lengkap (seluruh peserta adalah pengikut harga (price takers), tidak ada
biaya transaksi, tidak ada pajak, dan investor memiliki ekspetasi yang rasional)
LO 5 – Impact of Accounting Profits Announcement on Share Prices

Ball dan Brown menguji apakah informasi yang terkandung di dalam historical cost
profit cukup berguna dalam pengambilan keputusan, dan informasi itu tercermin dalam harga
sahamnya. Kenaikan profit tidak terduga di market (unexpected increase of profit)
merefleksikan informasi baru yang ditangkap para investor. Ball and Brown melakukan
pengujian menggunakan US Data di 261 perusahaan dalam jangka periode 1946-1966.

Mereka menguji apakah kandungan informasi dalam laba yang diumumka lebih besar
dari ekspektasi oasar ataupun lebih besar dari tahun lalu (favorable) atau lebih kecil dari
profit tahun sebelumnya (unfavorable). Dengan mengambil jangka waktu yang cukup
panjang, CAR di 12 bulan sebelum pengumuman laba, bulan pengumuman laa, dan 6 bulan
setelah pengumuman laba.
Hasil studi Ball and Brown membuahkan implikasi:

1. Adanya konten informasi yang signifikan dalam historical profit


2. Accounting report bukan satu-satunya informasi yang ada penyesuaian harga yang
periode sebelum diberitahukan laba akuntansi itu karena sudah banyak informasi
terkait beredar.
3. Pasar konsisten dalam menanggapi informasi accounting report

MAGNITUDE OF PROFIT RELEASES FROM OTHER FIRMS

Responsiveness return terhadap pemberitaan laba perusahaan lain di industry yang


sama. Information transfer – berdasarkan kepercayaan bahwa informasi yang tersebar di
perusahaan dalam industru yang sama akan mempengaruhi perusahaan lainnya di dalam
industry itu.

Foster menemukan variance abnormal return perusahaan dalam industry yang sama
meningkt ketika salah satu perusahaan mengumumkan laba. Clinch and Sinclair menyatakan
perusahaan yang terakhir mengumumkan laba dalam suatu industry akan terkena dampak
peningkatan nilai saham yang paling kecil. Freeman and Tse melihat adanya reaksi signifikan
terhadap harga non-announcing firms ketika ada early announcer. Early announcer akan
memiliki pengaruh terbesar pada industry dengan korelasi profit yang tinggi.

VOLATILITY

Beaver menyatakan perubahan harga menjadi lebih besar ketika tanggal pengumuman
laba, mengindikasikan pengumuman cukup informative. Dngan penelitian dibawah,
perubahan terjadi sampai 67% lebih besar dari normal di tanggal pengumuman. Fluktuasi
harga di bawah normal pada minggu-minggu sebelum pengumuman karena tidak ada
informasi yang signifikan yang dapat digunakan oleh investor untuk merevisi probabilitas
future return. Karena itu begitu ada pengumuman earnings, reaksi muncul rengan cepat
karena investor segera merevisi ekspektasinya.

Grant yang juga meneliti hal ini mengungkapkan hasil penelitian bahwa OTC firms
(small firms) memiliki varians yang lebih besar ketika tanggal pengumuma dibandingkan
NYSE. Karena informasi yang digunakan mayoritas adalah pengumuman earnings saja.

ASSOCIATION STUDIES AND EARNING RESPONSE COEFFICIENT


Asociation study mengukur pengaruh informasi pengumuman laba akuntansi di jangka
pnajnag atau periode yang lebih panjang. ERCmemiliki perhitungan ekspektasi laba jauh
sebelum laporan dikeluarkan. Dengan kata lain ekskpektasi future profit investor.

DETERMINANTS FIRM VALUE

Terdapat berbagai linear model yang digunakan untuk mengestimasi ERC. Model 1:
terkait earnings level dan perubahan harga (ERC=β1). Model 2: menambahkan perubahan
dalam earnings sebagai tambahan explanatory variable (ERC= β1+ β2). Model 3: valuation
model kombinasi (ERC= β2+ β3) dengan net book atau equity coefficient. Digunakan untuk
menjelaskan level stock price.

FACTORS WHICH CAN AFFECT THE ERC

1. Risk and Uncertainty


Risiko yang besar mengarah kepada discount rate yang besar, sehingga
menurunkan discounted present value dan expected future profits juga, sehingga
memiliki korelasi negative terhadap ERC. Semakin besar risiko perusahaan,
semakin tidak pasti future return-nya, sehingga di mata investor nilai perusahaan
menjadi turun. Menurut Ceter dan Chaney, perusahaan yang profit performance-nya
buruk, laporan keuangannya akan berisinoise (irrationality) yang banyak.
2. Audit Quality
Magnitude dari ERC merupakan fungsi kredibilitas reported profit dan
eksternal audit ingin tahu tentang kredibilitas profit suatu perusahaan, maka ERC
magnitude merupakan fungsi audit quality yang berhubungan positif dengan ERC.
Selain itu, audit firm size dan audit quality juga berhubungan positif.

3. Industry
Perusahaan dalam suatu industri harusnya lebih homogen dalam konteks
uncertainty. Industri dengan tingkat uncertainty return yang besar dirasakan akan
memiliki ERC yang lebih besar juga. Hal ini disebabkan karena ketidakpastian
pasar dan kurangnya informasi.

4. Interest Rates
Discount rate adalah jumlah dari risk free dan risk premium. Jika risk free
meningkat, yang lainnya juga akan meningkat, sehingga ekspektasi profit dari masa
depan akan turun. Argumen ini mengabaikan kemungkinan inflasi. Collins dan
Kotharl menyatakan relasi negatif (temporer) antara ERC dengan risk free rate.
Relasi negatif tersebut dinyatakan dengan asumsi bahwa perubahan interest rate
akan seiring dengan perubahan real interest rate.

5. Financial Leverage
Hubungan beta (β) dengan ERC tidak signifikan dalam pengontrolan efek
leverage, sehingga digunakanlah debt-to-equity ratio. Dalam default theory, ERC
berbanding positif dengan faktor laba, tetapi berbanding negatif dengan default risk
rate. Saat financial leverage naik, value firm turun, sehingga profit memberikan
informasi yang lebih sedikit kepada harga.
Dalam maximum debt theory, saat financial leverage naik, harga juga akan naik
dengan 2 alasan, yaitu tax deductibility dan positive signal yang disampaikan
perusahaan. Dalam optimal leverage theory, digunakan asumsi bahwa setiap
perusahaan leverage-nya ideal.

6. Firm Growth
Growth terlihat dari tercapainya yield rates of return yang melebihi risk of
return. Collins Kotharl menyatakan bahwa adanya korelasi positif antara ERC dan
market-to-book value of equity ratio yang digunakan dalam mengukur growth.
Berita yang disampaikan perusahaan akan mengimplikasikan prospek pertumbuhan
laba. Semakin tinggi pertumbuhan laba, akan semakin besar pula reaksi pasar
(semakin tingginya ERC).

7. Permanent and Temporary Profits


Investor mengestimasi laba tak terduga yang permanen dari pengumuman laba.
Persistensi permanen apabila meningkat, diasumsikan dividen juga meningkat,
sehingga ERC juga meningkat. Bila persistensi laba tak terduga pada perusahaan
cukup besar, maka laba akan besar pula. Jika persistensi laba perusahaan besar,
maka ekspektasi laba perusahaan besar, maka ekspektasi laba masa depan akan
lebih pasti dibandingkan dengan yang memiliki persistensi rendah.

8. Non-Linear Modelling
Sebelumnya, ERC disestimasi dengan menggunakan model linear, tetapi
penelitian yang baru-baru ini dilakukan juga mempertimbangkan teknik non-linear.
Model non-linear mengasumsikan bahwa terdapat hubungan negatif antara absolute
value of unexpected profits dengan profit persistence.

9. Disaggregating Profits
Lipe menguji 6 komponen profit, yaitu gross profits, general and
administrative expenses, depreciation expense, interest expense, income tax, dan
other items. Komponen tersebut dikaitkan dengan abnormal returns dan unexpected
changes. Reaksi return ternyata positif terhadap persistensi tiap komponen profit.
Pendekatan alternatif ini digunakan untuk memisahkan cash flow dan accrual pada
profit.

10. Cash Flows


Bowen, Burgstahler, dan Daley menyatakan bahwa cash flow harus menjadi
variabel tambahan pada profit. Terdapat 3 pandangan terhadap profit dan cash flow,
yaitu:
a. Keduanya individual dan sama pentingnya;
b. Keduanya penting secara individual tetapi tidak terlihat mana yang secara
incremental lebih penting; dan
c. Keduanya penting, tetapi profit jauh lebih penting.
Bowen menyatakan bahwa cash flow data memiliki informasi incremental
untuk working capital from operations (WCFO) tetapi tidak dapat
mendemonstrasikan adanya incremental information untuk WCFO over profit.
Menurut Board and day, baik kas maupun fund flow tidak mengandung informasi
incremental untuk profit. Dengan menggunakan model non-linear, ditemukan bahwa
cash flow mengandung informasi, tetapi tidak sebesar profit.

11. Balance Sheet and Balance Sheet Components


Ohlson menyatakan bahwa Balance Sheet bersama dengan profit menyediakan
proporsi kekuatan dalam menjelaskan lebih tinggi untuk harga. Francis dan
Schipper menunjukkan profit dan net book value account untuk sekitar 60% harga.
Lev dan Thiagarajan memisahkan profit dengan item balance sheet dan
menyesuaikan kondisi ekonomi ekonomi juga dapat meningkatkan kekuatan dalam
menjelaskan harga.

METHODOLOGICAL ISSUES
Pasar dapat saja tertipu oleh angka akuntansi yang disajikan oleh manajer. Tidak ada
kemampuan EMH untuk membedakan dari persaingan antara:

1. Hipotesis mekanistik
Manajer sengaja menggunakan laporan akuntansi untuk menyesatkan investor
2. Hipotesis no effect
Pasar mengabaikan perubahan konsekuensi yang tidak menimbulkan konsekuensi
pada cash flow.
LO 6 – Trading Strategies
POST ANNOUNCEMENT DRIFT

Asumsu: Pasar modal bersifat efisien. Sehingga saham selalu diperdagangkan pada harga
yang wajar dan ivestor/trader tidak dapat melakukan pembelian dengan harga undervalue
ataupun menjual dengan harga overvalue.Beberapa penyimpangan menuru pandangna para
ahli tentang asumsi ini:

1 post announcement drift – kondisi berlangsungnya return yang abnormal setelah


profit perusahaan diumumkan

2 Return yang abnormal dapat diperoleh dari trading yang didasarkan pada informasi
akuntansi yang bersifat publik.

3 Tidak dapat mengetahu adanya manipulasi profit

WINNERS/LOSSERS AND OVERCONFIDENCE

Saham-saham yang menghasilkan return positif yang ekstrim/winners cenderung akan


menjadi saham-saham yang akan menghasilkan return negatif/lossers ke depan. Studi DeBont
dan Thaler menunjukkan bahwa strategi ini dapat menghasilkan return yang abnormal sampai
15%. Adanya pembalikan return dalam jangka panjang adalah terkait dengan overonfidence
terhadap informasi yang bersifat privat. Bias konservatisme adalah keadaan dimana investor
cukup lambat untuk meng-update keyakinannya terhadap prospek keuntungan dari suatu
perusahaan

MUCHANISTIC/BEHAVIORAL EFFECT

2 hipotesis akunting “kosmetik”:

1 Reaksi terhadap angka-angka akun bersifat mekanistik. Perubahan akunting yang


bersifat “kosmetik” dapat mengelabui pasar

2 Pasar cenderung mengabaokan perubahaan angka akuntansi yang tidak mempunyai


implikasi cash flow

Hasil uji Kaplan dan Roll menyatakan bahwa kadang pasar seolah-olah dibohongi/dibodohi
dimana terdapat return yang abnormal pada saat pengumuman dan mencapai puncaknya kira-
kira 9 minggu setelah pengumuman.
MANIPULATING ACCOUNTING NUMBERS

Pendapatan yang dihitung berdasarkan GAAP tidaklah sepenuhnya mengukur pendapatan


ekonomis / nilai fundamental karena standar akuntansi tidak secara persisi didefinisikan dan
konsisten antar negara. Manajemen dapat memilih untuk menggerakkan angka-angka
accountingnya ke arah nilai fundamental / perspektif infornational atau menjauh dari nilai
fundamental / opportunistik.

Beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mendeteksi kualitas dari penerimaan
peursahaan:

1 Reaksi harga saham dapat digunakan sebagai indikasi kualitas. Namun, penelitian
Sloan serta penilitian lainnya menunjukkan bahwa pasar secara keseluruhan tidak
mempunyai pemahaman yang cukup tentang akrual dan cenderung memberikan
reaksi yang berlebihan terhadap akrual yang menaikkan pendapatan.

2 Reaksi analis finansial dapat diguankan untuk mengukur kualitas karena keahlian para
analis tersebut namun penelitian terkait hal ini menunjukkan bahwa analis mungkin
fokus pada faktor spesifik industri dan variable spesifik perusahaan

3 Kekuaktan CG sebagai indikator kualitas. Dechow, Sloan, dan Sweeney menemukan


bahwa kemungkinan manipulasi akunting opprtunistik tidak lebih besar ketika ada
kebutuhan untuk menrik financial resources dan perusahaan mempunyai board
ofdirectors yang didominasi oleh seroang CEO tidak mempunyai komite audit dan
kemungkinan keciil mempunyai anggota board dari luar.

Indikator yang paling lrmah adalah reaksi harga saham mengingat pasar secara kseseluruhan
mempunyai pemahman yang kurang mengenai akrual.

LO 7 – Issues for Auditors


Ada asosisasi antara cost of capital dengan audit yang dilakuan. B’ackwell, Niland dan
Winters menyelidiki bahwa cost of capital berhubungan dengna kualitas auditor. Hal ini
dikarenkan bahwa Bid auditors dipercaya memiliki kualitas lebih baik dibandingkan dengan
auditor lainnya. Mansi, Maxwell, dna Miller menyatakan bahwa kualitas audit yang baik
akan menurunkan cost of debt capital. Nyatanya kebanyakkan terjaid pada company yang
lower quality debt. Hal ini menunjukkan kualitas auditor berhubungan erat dengna kualitas
informasi keuangan.

Perusahaan yang menggunakan jasa big auditors rendah karena:

1 investor menilai kualitas audit dan/atau insurance protection

2 Perusahaan dianggap sebagai tempat investasi yang baik

3 Cost of capital dan pemilihan auditor didasarkan apda kualitas dari manajemen
perusahaan atau peluang investasi yang muncul

Anda mungkin juga menyukai