Anda di halaman 1dari 15

Kelompok 7

1. Stefani Cesilia Bustam T 1119-31042


2. Ratna Nur Saputri 1119-31089
3. Hana Ria Magdalena Manihuruk 1119-31104
4. Scholastika Natalia Pemu Dadi 1119-31139

BAB 12
CAPITAL MARKET RESEARCH
RINGKASAN

LO. 1 PHILOSOPHY OF POSITIVE ACCOUNTING THEORY

Teori akuntansi positif pada umumnya lebih menekankan pada


pengamata kejadian empiris dan menggunakan pengamatan tersebut
untuk membuat prediksi kejadian di masa depan. Watts dan Zimmerman
mengatakan bahwa tujuan dari teori akuntansi adalah untuk menjelaskan
alasan dari praktik tertentu (explanation) dan memprediksi unobserved
phenomenon (prediction). Unobserved phenomenon meliputi fenomena
di masa depan dan fenomena yang teah terjadi namun bukti sistematisnya
belum terkumpul semua.

Teori akuntansi positif juga memiliki fokus ekonomi dan mencoba untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan biaya dan
manfaat dari penggunaan suatu metode akuntansi dan proses penetapan
standar akuntansinya, efek laporan keuangan pada harga saham, serta
model valuasi akuntansi yang paling baik. Pertanyaan ini dapat dijawab
dengan beberapa asumsi, yaitu:

- Para pemangku kepentingan bersifat rasional - Manajer memiliki


diskresi untuk memilih kebijakan akuntansi yang dapat memaksimalkan
keuntungan dirinya - Manajer akan mengambil tindakan yang
memaksimalkan nilai perusahaan.

LO.2 STRENGHTS OF POSITIVE THEORY


Kekuatan dari teori positif terdapat pada fakta bahwa hipotesis yang
mampu diuji melalui pengujian empiris. Selain itu, penelitian bertujuan
untuk menyediakan pemahaman mengenai bagaimana sesuatu bekerja
dibandingkan menjelaskan bagaimana sesuatu seharusnya bekerja.
Penelitian juga menekankan pada pemahaman terkait hubungan antara
informasi akutansi, manajer, perusahaan, dan pasar, serta menganalisis
hubungan tersebut.

LO. 3 SCOPE OF POSITIVE ACCOUNTING THEORY


Tahap pertama dari perkembangan teori akuntansi positif yaitu penelitin
mengenai akuntansi dan perilaku pasar modal. Literature-literatur pada
tahap ini kebanyakanmengivestigasi hubungan antara pengumuman
data akuntansi dengan reaksinya terhadap harga saham.

Tahap kedua menjelaskan dan memprediksi praktik akuntansi dalam


perusahaan yang terdiri dari 2 fokus yaitu persepektif bahwa
perusahaan memilih suatu kebijakan akuntansi karena peluang tertentu
(ex post) dan persepektif bahwa perusahaan memilih kebijakan tertentu
karena alasan efisiensi (ex ante).

LO.4 CAPITAL MARKET RESEARCH AND THE EFFICIENT


MARKETS HYPOTHESIS
Dua tipe penelitian terkait pasar modal yang penting bagi teori positif,
antara lain:

- Penelitian yang menekankan untuk menentukan dampak dari


dikeluarkannya informasi akuntansi pada imbal balik saham - Penelitian
yang mempertimbangkan efek perubahan kebijakan akuntansi pada harga
saham.

Kebanyakan penelitian pada area ini dilakukan dengan berdasakan pada


hipotesis pasar yang efisien, atau efisien market hypothesis (EMH) yang
menekankan pada permintaan dan penawaran dari informasi dalam pasar.
Efisiensi pasar dalam kaitannya dengan EMH berarti bahwa harga sekuritas
merefleksikan dampak agregat dari segala informasi yang relevan.

Asumsi dalam EMH terdiri dari:


- Tidak ada biaya transaksi dalam traksaksi penjualan sekuritas - Informasi
tersedia secara gratis untuk semua orang - Terdapat kesepakatan pada
implikasi dari informasi saat ini dengan harga sekarang dan distribusi dari
harga masa depan.

Dampak dari asumsi ini adalah adanya pembedaan terhadap tipe information
sets, yang terdri dari:

- Weak form, dimana harga sekuritas selalu menunjukkan informasi yang


mengandung harga masa lalunya. - Semistrong form, dimana harga sekuritas
merefleksikan seluruh informasi yang tersedia untuk umum sehingga tidak
akan ada transaksi yang menimbulkan laba.

Strong form, dimana harga sekuritas merefleksikan seluruh informasi


termasuk yang tidak tersedia secara umum (informasi privat).

Dari ketiga bentuk ini, semistrong merupakan bentuk yang paling


berhubungan dengan penelitian akuntansi.

Selain EMH, penelitian juga kadang menggunakan Capital Market Reseach


(CRM) yang biasanya menggunakan metode statistic untuk menguji
hipotesis terkait perilaku dalam pasar modal. Kebanyakan CMR
menggunakan market model yang diturukan dari capital asset pricing model
(CAPM). Market model dapat digambarkan dengan:

Berdasarkan hal di atas dapat dilihat bahwa harga saham dapat dipengaruhi
oleh pasar secara luas dan kejadian spesifik ertentu dalam perusahaan.
Adanya kejadian spesifik tertentu dalam perusahaan menyebabkan
munculnya imbal balik yang abnormal. Asumsi yang terdapat dalam market
model antara lain:

- Investor bersifat risk-averse - Imbal balik didistribusikan secara normal


dan investor memilih portfolionya berdasarkan hal ini - Investor memiliki
ekspektasi yang homogeny - Pasar lengkap (tidak ada biaya transaksi,
peserta merupakan price taker, investor bersifat rasional).
LO.5 IMPACT ON ACCOUNTING PROFITS ANNOUNCEMENTS ON
SHARE PRICES

Direction
Ball dan Brown berpendapat bahwa apabila informasi yang terkandung
dalam profit berguna dan informative maka harga saham akan
menyesuaikan untuk merefleksikan informasi tersebut. Unexpected yang
muncul dalam profit merupakan refleksi dari adanya informasi baru. Dalam
EMH, perubahan ekspektasi perusahaan pada arus kas akan menimbulkan
perubahan pada harga saham yang terjadi sebelum, atau segera setelah laba
dumumkan. Sehingga imbal balik positif dapat berhenti setelah tanggal
pengumuman karena pasar bergerak cepat untuk membendung informasi
tersebut.
Dalam penelitiannya, Ball dan Brown berpendapat bahwa kebanyakan
penyesuaian harga terhadap perubahan laba (85-90%) terjadi sebelum bulan
pengumuman, dan hal ini berhubungan dengan perilisan informasi baik
akuntasi maupun non akuntansi.

Magnitude
Selain arahan, kita juga dapat menentukan besaran perubahan tidak terduga
dari laba dan keuntungan abnormal. Teori yang mendasari tes ini adalah jika
keuntungan akuntansi memiliki konten informasi, maka besarnya
keuntungan abnormal akan berhubungan dengan besarnya laba tidak
terduga. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Beaver, Clarke, dan Wright
terhadap perusahaan-perusahaan yang terdaftar di New York Stock
Exchange, menunjukkan bahwa ratarata hanya sekitar 0.1 – 0.15 persen
keuntungan abnormal yang berhubungan dengan 1 persen laba tidak
terduga. Alasannya karena tes tersebut tidak menunjukkan kemungkinan
bahwa perusahaan memiliki proporsi yang berbeda-beda atas hubungan
antara laba tidak terduga dan keuntungan abnormal.

Information asymmetry and firm size


Informasi mengenai laba tidak terduga mungkin akan berbanding terbalik
dengan ukuran perusahaan tersebut, di mana semakin kecil perusahaan
maka semakin banyak informasi yang terkandung dalam laporan
akuntansinya. Hal ini muncul karena informasi yang ada dari selain laporan
akuntansi menunjukkan adanya peningkatan fungsi dari ukuran perusahaan,
yang dikembangkan dari teori biaya transaksi dan perbedaan insentif atas
pencarian informasi.
Dengan adanya pengetahuan yang salah mengenai pricing, laba yang besar
dapat diraih dibandingkan dengan pengetahuan yang salah tersebut pada
perusahaan kecil. Tetapi, Freeman berpendapat bahwa kemungkinan
peningkatan biaya pencarian berhubungan dengan peningkatan
kompleksitas perusahaan besar yang di-offset oleh:
 Informasi yang bervariasi lebih banyak disediakan oleh perusahaan
besar
 Pengaruh laporan keuangan lebih besar terhadap perusahaan besar
Karena institusi adalah sumber utama atas informasi, maka analis keuangan
akan berpusat pada pencarian aktivitas perusahaan besar. Sehingga,
hipotesis perbedaan informasi menunjukkan bahwa informasi dalam laporan
akuntansi akan lebih penting bagi perusahaan kecil dibandingkan
perusahaan besar. Studi empiris menunjukkan bahwa pemberitaan laba
perusahaan akan berdampak besar bagi informasi perusahaan kecil. Grant
menemukan bahwa reaksi pasar atas pengumuman laba tahunan akan besar
bagi perusahaan yang melakukan over-the-counter. Atiase menyimpulkan
bahwa tingkat perubahan harga sekuritas perusahaan yang berhubungan
dengan pengumuman laba, memiliki hubungan terbalik dengan ukuran
perusahaan. Freeman menunjukkan bahwa harga sekuritas perusahaan besar
merefleksikan informasi laba perusahaan dan kumulatif keuntungan tidak
terduga akan lebih besar bagi perusahaan kecil. Hasil riset Shores juga
sejalan dengan hipotesis diferensial ukuran perusahaan.

Magnitude of profit releases from other firms


Riset pasar modal lainnya juga membahas mengenai responsivitas
pendapatan atas pengumuman laba perusahaan lainnya. Riset transfer
informasi ini didasarkan atas kepercayaan bahwa laba tidak terduga dalam
sebuah industri akan ditransfer ke industri lainnya. Oleh karena itu,
informasi laba pertama yang keluar ke public akan mengandung paling
banyak informasi. Foster menemukan bahwa varians keuntungan abnormal
bagi perusahaan yang berkompetisi akan meningkat ketika perusahaan
dalam industri yang sama melakukan pengumuman laba. Clinch dan
Sinclair juga menunjukkan bahwa perusahaan dalam industry yang paling
lama mengumumkan labanya maka ia akan mengalami reaksi paling kecil
terhadap harga. Freeman dan Tse menemukan bahwa hubungan antara
reaksi harga atas pengumuman terlama dan tercepat sangat kuat pada
industri yang memiliki korelasi laba terbesar.

Volatility
Alternatif lain mengenai informasi laba yaitu varians atas keuntungan
abnormal, yang pertama dikemukakan oleh Beaver. Teori yang
melandasinya adalah jika ada informasi yang terkandung dalam
pengumuman laba, kita akan mengharapkan untuk melihat perubahan harga
terbesar pada saat hari pengumuman. Hasilnya konsisten dengan hipotesis
ini karena varians dalam minggu pengumuman menunjukkan 67 persen
lebih tinggi dari biasanya. Grant menemukan bahwa saat hari pengumuman,
perusahaan yang melakukan over-the-counter akan mengalami varian
keuntungan abnormal yang lebih besar dari perusahaan yang terdaftar pada
New York Stock Exchange. Hal ini mendukung teori sebelumnya di mana
informasi laba akan besar ketika perusahaannya kecil dan hanya ada sedikit
alternatif untuk sumber informasi. Meskipun pengumuman laba tidak terlalu
berpengaruh kepada perusahaan besar, namun tetap berperan ketika ukuran
perusahaan semakin kecil dan akses terhadap informasi lainnya terbatas.
Jadi, dalam pasar yang mengalami arus informasi terbatas, peran akuntansi
menjadi semakin penting.
Association studies and earnings response coefficients
Studi asosiasi ini mengukur pengaruh pengukuran akuntansi terhadap harga
saham dalam kurun waktu tertentu (biasanya lebih dari satu tahun). Secara
umum, tujuannya untuk menguji dampak variabel akuntansi dan kumpulan
informasi yang lebih banyak, yang terefleksikan dalam keuntungan sekuritas
selama periode yang lebih lama. ERC dilakukan dengan menjadikan
ordinary least-squares regression with returns sebagai variabel dependen
dan laba sebagai variabel independen. R2 dan koefisien kemiringan dapat
digunakan untuk mengukur tingkat informatif sebuah laba.
Determinants of firm value
Brown mengaplikasikan versi yang lebih sederhana dari model valuasi
perusahaan oleh Modigliani dan Miller, untuk menggambarkan ERC
sebagai timbal balik atas cost of capital perusahaan. Model
Modigliani−Miller dirumuskan sebagai:
V−τD=X(1−τ)/ρ+G
Dimana
 V- τ D = capitalized value of the firm adjusted for the tax benefit of
leverage
 X = ‘sustainable’ earnings before interest
 tax X(1- τ¿ = tax-adjusted earning
 ρ = cost of capital
 G = value of growth opportunities
Ada tiga model regresi linear yang dapat digunakan untuk mengukur ERC.
Model pertama menunjukkan model informasi yang berhubungan dengan
tingkat pendapatan dan perubahan atas perubahan harga. Model kedua
diturunkan dari riset Easton dan Harris yang hanya menambahkan
perubahan pendapatan sebagai variabel penjelas. Model ketiga adalah
variasi dari model Ohlson dan biasa dikenal sebagai model valuasi karena
mengombinasikan koefisien pendapatan dengan koefisien buku, untuk
menjelaskan tingkat harga saham tertentu.

Factors which can affect the ERC


 Risk and uncertainty
Risiko yang lebih besar akan memperbesar tingkat diskonto, yang
berdampak mengurangi nilai kini dari revisi laba masa depan yang
diharapkan, dan juga ERC. Oleh karena itu, ada hubungan berbanding
terbalik yang signifikan antara beta dan ERC menggunakan regresi reverse
dari laba yang tidak terduga atas pendapatan mentah.
Di sisi lain, ketidakpastian juga memiliki pengaruh tidak langsung terhadap
ERC. Ketidakpastian akan operasi masa depan dapat mempengaruhi
ekspektasi future economic benefit dan tingkat diskonto. Dampak yang
diprediksi untuk ERC pun akan menjadi negatif. Jeter dan Chaney
menemukan bahwa perusahaan yang memiliki performa laba yang buruk
akan mengandung ‘noise’ atau ketidakrasionalan yang lebih banyak.
 Audit quality
Jika besarnya ERC adalah fungsi dari kredibilitas laba yang dilaporkan, dan
jika proses audit eksternal bermaksud untuk meningkatkan kredibilitas laba,
maka besarnya ERC harus menjadi fungsi dari audit quality. Riset analitis
menemukan bahwa audit firm size dan audit quality berhubungan erat.
Knapp menambahkan bukti bahwa angota komite audit melihat auditor size
secara signifikan mempengaruhi kualitas jasa audit yang diberikan. Bukti
yang lebih langsung mengenai hubungan positif antara besarnya ERC dan
audit quality juga ditunjukkan dengan persetujuan SEC yang melawan
auditor sebagai pengukuran audit quality.
 Industry
Perusahaan dalam satu industri seharusnya lebih homogen dalam konteks
ketidakpastian dibandingkan dengan perusahaan di industri lainnya. Peneliti
membuat hipotesis bahwa industri dengan ketidakpastian outcome terbesar
akan memiliki ERC yang lebih besar.
 Interest rates
Collins dan Kothari memprediksikan hubungan berbanding terbalik
temporer antara ERC dan risk-free rates. Tingkat diskonto merupakan
jumlah risk-free rate dan risk premium. Jika risk-free rate meningkat, maka
nilai kini dari ekspektasi laba masa depan akan turun. Hal inilah yang
menunjukkan mengapa hubungan berbanding terbalik antara ERC dan
tingkat bunga. Namun, argument ini mengabaikan kemungkinan perubahan
tingkat bunga yang dipengaruhi oleh perubahan tingkat inflasi, di mana
perusahaan berusaha untuk menanggungkan perubahannya kepada
pelanggannya dengan cara menaikkan harga. Hal ini tentu berlawanan
dengan argument tersebut karena ERC tidak terlalu berhubungan dengan
perubahan tingkat bunga tersebut.
 Financial leverage
Jeter dan Chaney menemukan bahwa ada hubungan berbanding terbalik
antara leverage dan ERC. Hubungan beta dan ERC tidak signifikan dalam
pengontrolan efek leverage, di mana debt-to-equity ratio perusahan lebih
merepresentasikan perubahan risiko secara efektif dibandingkan beta. Teori
default mengatakan bahwa ERC berhubungan lurus dengan profit
persistence factor dan berbanding terbalik dengan risiko default perusahaan.
Teori maximum debt mengatakan ketika financial leverage perusahaan
meningkat, harga saham secara bersamaan meningkat karena dua hal, yaitu
pengurangan tingkat pajak yang mengakibatkan adanya tax shield yang
kemudian mengecilkan ratat tetimbang dari cost of capital. Yang kedua,
keinginan manajer untuk meningkat financial leverage menunjukkan
kepercayaan bahwa perusahaan akan memiliki rata tetimbang cost of capital
yang tinggi.
 Firm growth
Kemungkinan untuk tumbuh akan tinggi ketika ERC juga sedang tinggi.
Pertumbuhan terlihat dari tercapainya yield rates of return yang melebihi
risk of return. Collins dan Kothari berpendapat bahwa terdapat korelasi
positif antara ERC dan market-to-book value of equity ratio yang mereka
gunakan untuk mengukur pertumbuhan. Berita baik dan buruk
mengimplikasikan prospek akan pertumbuhan laba. Semakin tinggi
pertumbuhan laba, akan semakin besar pula reaksi pula (semakin tinggi
ERC).
 Permanent and temporary profits
Investor mengestimasi berapakah laba tidak terduga yang permanen dari
pengumuman laba dengan kepercayaan bahwa peningkatan laba secara
permanen akan meningkatkan dividen. Jadi, jika ekspektasi akan laba tidak
terduga muncul, maka keuntungan abnormal akan diekspektasikan pula oleh
investor.Oleh karena itu, ada hubungan positif antara ekspektasi laba
permanen dan ERC.
 Non-linear modelling
Hubungan nonlinear menunjukkan nilai absolut dari laba tidak terduga
berhubungan terbalik dengan kestabilan laba. Jadi, jika ada kenaikan
melonjak pada laba, maka kemungkinan kenaikan tersebut menjadi
permanen adalah kecil. Freeman dan Tse berpendapat bahwa laba tidak
terduga akan mudah dijelaskan menggunakan S-shaped arctan yang
menunjukkan perusahaan dengan berita buruk (dilambangkan dengan
cembung) dan perusahaan dengan berita baik (dilambangkan dengan
cekung). Namun, ada pula kemungkinan berita baik memiliki dampak yang
berbeda atas harga saham ketika dibandingkan dengan berita buruk.
 Disaggregating profits
Lipe menguji enam komponen laba: laba kotor, beban umum dan
administrative, beban depresiasi, beban bunga, pajak pendapatan, dan item
lainnya, dikaitkan dengan keuntungan abnormal dan perubahan tidak
terduga. Reaksi pendapatan ternyata positif terhadap persistensi masing-
masing komponen. Pendekatan alternatif ini untuk memisahkan cash flow
dan akrual pada laba.
 Cash flows
Bowen, Burgstahler, dan Daley berpendapat bahwa arus kas harus
ditambahkan sebagai penjelasan variabel tambahan terhadap harga karena
baik laba maupun kas secara individual dan pertambahannya sama
pentingnya, atau keduanya secara individual penting namun tidak secara
pertambahan penting, ataupun keduanya secara individual penting namun
laba lebih penting secara pertambahannya. Para ahli ini menyatakan arus kas
memiliki informasi incremental untuk working capital from operation
(WCFO) tetapi tidak dapat mendemonstrasikan adanya pertambahan
informasi untuk WCFO over profit. Dengan menggunakan model arctan
nonlinear, Ali dan Pope menemukan bahwa arus kas menambahkan
informasi namunn tidak sebanyak laba. Cheng dan Liu berpendapat bahwa
pertambahan informasi dari data arus kas akan meningkat seiring dengan
berkurangnya tingkat informatif dari laba. Laba diprediksikan menjadi
kurang informatif seiring dengan peningkatan laba sementara.
 Balance sheet and balance sheet components
Ohlson menyatakan balance sheet, bersama dengan profit menyediakan
proporsi kekuatan dalam menjelaskan lebih tinggi untuk harga. Francis dan
schipper menunjukkan profit dan net book value account untuk sekitar 60%
harga.

Methodological Issues
Pasar bisa saja tertipu oleh angka akuntansi yang disajikan manajer. Tidak
ada kemampuan EMH untuk membedakan dari persaingan hipotesis:
1. Hipotesis mekanistik: manajer sengaja menggunakan laporan
akuntansi untuk menyesatkan investor
2. Hipotesis no effect: pasar mengabaikan perubahan konsekuensi yang
tidak memiliki konsekuensi arus kas

LO.6 TRADING STRATEGIES


Post-announcement drift
Asumsi yang digunakan dalam kebanyakan studi mengenai kandungan
informasi dari angka-angka akuntansi adalah bahwa pasar modal bersifat
efisien. Artinya, harga saham telah menangkap dan mencerminkan semua
informasi yang relevan dan tersedia. Dengan asumsi pasar modal efisien,
saham selalu diperdagangkan pada harga wajar dan investor ataupun trader
tidak dapat melakukan pembelian dengan harga yang undervalue ataupun
menjual dengan harga yang overvalue. Dengan demikian, seorang investor
tidak mungkin untuk melampaui kinerja pasar secara keseluruhan melalui
keahliannya memilih saham, dan satu-satunya cara bagi investo memperoleh
return yang tinggi hanya membeli aset yang lebih beresiko.
Namun terdapat dua penyimpangan dalam hipotesis pasar modal efisien ini,
yakni:
1. Post-announcement drift yakni kondisi berlangsungnya return abnormal
setelah keuntungan perusahaan diumumkan. 2. Return abnormal dapat
diperoleh dari trading yang didasarkan pada informasi akuntansi yang
bersifat public.

Winner/losers and overconfidence


Salah satu contoh dari anomali jangka panjang adalah winne/loser effect.
Saham-saham yang akan menghasilkan return positif yang ekstrim
cenderung akan menjadi saham yang akan menghasilkan return negatif yang
ekstrim ke depan. Debondt dan Thale mengatakan bahwa adanya
pembalikan return dalam jangka panjang adalah terkait dengan
overcofidence terhadap informasi yang bersifat privasi. Selanjutnya dalam
membentuk ekspektasi, investor memberikan bobot yang terlalu besar
terhadap kinerja masa lalu perusahaan dan bobot yang kecil terhadap fakta
bahwa adanya kecenderungan mean reverting dari return.
Mechanistic behavioral effect
Terdapat dua hipotesis seperti:
1. Reaksi pasar terhadap angka-angka akuntansi bersifat mekanistik,
terepas dari apakah angka tersebut hanya berupa ‘kosmetik’ ataupun
mempunyai implikasi cash flow. Hipotesis ini berimplikasi bahwa
perubahan akuntansi yang bersifat ‘kosmetik’ dapat mengelabui pasar 2.
Pasar cenderung mengabaikan perubahan angka akuntansi yang tidak
mempunyai implasi cash flow. Hipotesis ini berimplikasi bahwa tidak ada
return yang abnormal ketika terjadi perusahaan akuntansi yang bersifat
‘kosmetik’

Manipulating accounting numbers


Dalam melakukan estimasi dan mengelola ataupun memanipulasi laporan
keuangan, akuntan dipengaruhi oleh subjektivitas dan interpretasi budaya
yang berbeda-beda. Terdapat dua pandangan terkait manipulasi akuntansi,
yakni perspektif opportunistik dan informasional. Dengan perspektif
opportunistik, kecurangan merupakan manajemen penerimaan yang paling
ekstrim, dan manajemen perusahaan melakukan kecurangan tersebut untuk
mengelabui pengguna laporan keuangan. Sedangkan perspektif
informasional terutama bekisar pada teori signalling yang merupakan
praktik dimana manajer menggunakan pengetahuan insider mengenai
laporan keuangan untuk memberikan sinyal informasi keuangan perusahaan
kepada pihak yang berkepentingan.

Detecting the quality and probability of accounting manaagement


Bukti-bukti di pasar modal menunjukkan bahwa perubahan akrual yang
bersifat kosmetik mempengaruhi harga saham. Bukti yang menunjukkan
bahwa harga-harga akan kembali pada nilai fundamentalnya meskipun
dalam waktu yang cukup lama. Terdapat beberapa indikator yang dapat
digunakan untuk mendeteksi kualitas dari penerimaan perusahaan, yakni
pertama reaksi harga saha, dapat digunakan sebagai indikasi kualitas.
Namun, penelitian Sloan menunjukkan bahwa pasar secara keseluruhan
tidak mempunyai pemahaman yang cukup tentang akrual, dan cenderung
memberikan reaksi yang berlebihan terhadap akrual yang menaikkan
pendapatan. Kedua yakni reaksi analis finansial juga dapat digunakan untuk
mengukur kualitas karena keahlian para analis tersebut. Ketiga takni
kekuatan corporate governance juga dapat digunakan sebagai indikator
kualitas. Beberapa peneliti menemukan bahwa kemungkinan manipulasi
akuntnasi opportunistik lebih besar ketika ada kebutuhan untuk menarik
financial resources dan perusahaan mempunyai board of directors yang
didominasi oleh seorang CEO tidak mempunyai komite audit dan
kemungkinan kecil mempunyai anggota board dari luar.
Dari indikator tersebut, yang paling lemah adalah reaksi harga saham
mengingat pasar secara keseluruhan mempunyai pemahaman yang kurang
mengenai akrual. Sementara itu, indikator yang paling kuaat adalah reaksi
inside trading menginat insider mempunyai pengetahuan yang spesifik
tentang perusahaan dan implikasinya pada akrual secara spesifik.

LO.7 ISSUES FOR AUDITORS


Terdapat bukti-bukti yang menjelaskan bahwa ada asosiasi antara cost of
capital dengan audit yang dilakukan B’ackwell, Noland dan Winters
menyelidiki bahwa cost of capital berhubungan dengan kualitas auditor. Hal
ini dikarenakan bahwa “Big” auditor dipercaya memiliki kualitas lebih baik
dibandingkan auditor lain. Auditor besar dipercaya mampu memberikan
jaminan yang lebih meyakinkan terkait risiko gagal bayar perusahaan.
Perusahaan yang menggunakan jasa big auditor memiliki cost of capital
yang lebih rendah karena beberapa hal berikut:
1. Investor menilai kualitas audit. Ketika hasil audit memberikan hasil
yang baik, maka investor bersedia membayar lebih untuk membeli
saham atau membebankan bunga yang lebih rendah.
2. Perusahaan dianggap sebagai tempat investasi yaang baik. Dengan
cost of capital yang rendah ini memungkinkan manajer untuk
memberikan kompensasi lebih tinggi kepada large auditor.
3. Cost of capital dan pilihan auditor, dapat didasarkan pada kualitas
dari manajemen perusahaan atau peluang investasi yang muncul.

Anda mungkin juga menyukai