CHAPTER 10 – EXPENSES
LO 1 EXPENSES DEFINED
Menurut Framework, expense adalah penurunan economic benefits berbentuk outflow atau
depletion (penggunaan) dari suatu asset, atau terbentuknya liabilitas yang mengakibatkan
berkurangnya equity selain dikarenakan adanya distribusi untuk partisipasi dari banyak pihak
di dalam komponen ekuitas.
LO 2 EXPENSE RECOGNITION
Ada dua kriteria yang harus dipenuhi dalam expense recognition yaitu:
1. Adanya probabilitas bahwa akan ada future economic benefits yang terlibat dalam
item tersebut akan mengalir dari atau kepada entitas bisnis kita. Expense dikatakan
probable karena pada umumnya kita berada di lingkungan yang penuh dengan
uncertainty. Untuk memastikan probabilitas tersebut maka kita harus membuat degree of
uncertainty. Degree of uncertainty ini juga harus memenuhi karakteristik prudence
(kehati-hatian dalam menetapkan degree probabilitas dalam melakukan judgement yang
dibutuhkan dalam mengestimasi keadaan yang kondisinya uncertain) dan neutrality (free
from bias).
2. Item tersebut harus memiliki cost atau value yang dapat diukur secara reliable.
Pengukuran yang reliable maksudnya adalah ketika pengukuran membutuhkan estimasi,
maka harus ada bukti yang cukup untuk mendukung validitas dari estimasi tersebut.
Misalnya untuk mengakui suatu item sebagai expense maka bukti yang valid adalah
adanya penurunan pada nilai suatu aset atau kenaikan nilai liabilitas.
LO 3 EXPENSE MEASUREMENT
Pengukuran Beban
adalah pengukuran beban dalam periode saat ini, beberapa keputusan diperlukan untuk
membuat bagaimana beban seharusnya dialokasikan di masa depan yang dihasilkan dari
pendapatan.
Alokasi beban
Satu pendekatan untuk mengukur beban adalah untuk mengalokasikan pada periode
dimana mereka berada. Proses matching berhubungan dengan kekonsistenan atau
terhubungnya pengakuan pendapatan dan beban yang dihasilkan langsung dan secara
tergabung dari transaksi atau kejadian yang lainnya.
Konsep matching adalah kepentingan yang kritis di dalam akuntansi historical cost.
Untuk mengatasi masalah-masalah yang terlibat dengan menentukan dan mengukur biaya
yang akan dibebankan dan di carried forward, terdapatnya tiga metode dasar dari matching
yang secara umum, yaitu:
Associating cost and effect
Systematic and rational allocation
Immediate recognition
Yang pertama adalah jalan yang paling ideal, dimana yang kedua dan ketiga ketika yang
pertama tidak dapat digunakan.
1. Associating cause and effect
Akuntan memutuskan dimana beberapa barang dan jasa digunakan harus memiliki
pertolongan dalam pembuatan pendapatan pada suatu periode. Pendapatan dari menjual
produk biasanya berhubungan dengan biaya dari produk yang dijual tersebut. Tidak adanya
biaya dari seuatu penjualan jika tidak adanya pendapatan. Contohnya adalah “long term
contracts”.
Criticsms of Allocations
Terdapat tiga krtiteria untuk menyesuaikan alokasi yaitu :
- Aditivitas: apabila alokasi diambil dari total nilai, maka jumlah dari pengalokasian
tersebut harus sama dari total nilai sebelum alokasi, tidak kurang tidak lebih.
Misalnya, alokasi beban penyusutan kendaraan tiap tahun maka jumlah alokasi untuk
setiap tahun tersebut harus sama dengan nilai kendaraan sebelum alokasi.
- Tidak Ambigu: Pengalokasian harus dilakukan dengan cara yang jelas sesuai
denganmetode yang dipilih.
- Pertahanan: Akuntan yang telah memilih suatu metode akuntansi harus dapat
menyediakan pernyataan yang meyakinkan pilihannya dan mempertahankannya dari
kemungkinan adanya metode alternatif lainnya.
Dari ketiga kriteria tersebut dalam pratik nyata hampir tidak mungkin metode alokasi
yang digunakan oleh perusahaan dapat memenuhi ketiga kriteriatersebut. Seringkali
perusahaan menggunakan metode yang berbeda-beda sesuaidengan tujuan perusahaan.
Akuntan beranggapan bahwa konsep alokasi sangatlah penting. Haltersebut
dikarenakan input yang diperoleh perusahaan dapat memberikan manfaatekonomi pada
periode berjalan dan periode selanjutnya. Jadi, konsep alokasi dibutuhkan untuk menunjukkan
penggunaan input tersebut pada periode berjalan.
Namun, dari alokasi tersebut akuntan tidak dapat menunjukkan aliran kasatau
pendapatan yang didapat oleh perusahaan. Misalnya, untuk alokasi beban penyusutan
kendaraan yang menunjukkan penggunaan kendaraan sebesar alokasi tersebut selama periode
berjalan. Namun, tidak terdapat bukti bahwa perusahaan mengkonsumsi kendaraan sebesar
nilai alokasi tersebut.
Selain itu, akuntan beranggapan laporan keuangan lebih berguna bagi pembaca
dengan adanya alokasi beban. Namun, pada kenyataannya alokasi tersebut tidak
mencerminkan nilai yang sebenarnya pada laporan keuangan.
Pada kenyataannya penggunaan konsep alokasi pada umumnya untuk menghindari
beban yang timbul dari penggunaan jasa appraisal dalam penyusunan laporan keuangan.
Defence Of Allocations
Salah satu alasan yang sangat kuat yang dapat mendukung metode alokasi adalah
objektifitasnya. Alokasi memang merupakan jalan tengah yang tidak mutlak benar, namun
metode tersebut mengalokasikan nilai yang memang terjadi (harga perolehan) ke dalam
periode-periode yang diestimasikan telah mengkonsumsi kos tersebut. Dengan demikian
meskipun prinsip alokasi cenderung masih menggunakan estimasi, namun yang dialokasikan
tetap berdasarkan transaksi yang memang terjadi dan terdapat bukti transaksi yang
menguatkan objektivitasnya.
Selain itu, metode alokasi juga merupakan salah satu jalan keluar untuk kos-kos yang
sulit untuk dicari pasarnya sehingga sangat sulit untuk menggunakan nilai wajar
Conservatism
Konsep Matching membutuhkan penilaian yang baik dari keputusan dalam
menentukan apakah nilai dari biaya dapat dijalankan untuk masa depan atau pada periode ini.
hal ini sangat penting untuk pemintaan akuntan terhadap bukti objektif untuk pengakuan dari
revenue, tetapi terdapat kekurangan pada diskusi dari bukti objektif dihubungkan untuk
pengakuan ekspense. Satu alasan untuk lebih kurang kebutuhan untuk bukti objective dalam
peengakuan ekspense dibanding dengan revenue adalah kovensi dari conservatism. konvensi
memanggil untuk mencatat dari ekspense, losses dan liabilities sesegera mungkin walaupun
terdapatbukti yang lemah.