Anda di halaman 1dari 24

TUGAS TAK

BAHAN CL
PERTEMUAN 8 & 9

Disusun Oleh :
Kelompok 5
Miranti Hikmayudi
Prista Nadiariza
Adiza Dwiandrini
Saras Amalia Kartika
Hadba Saleh
Hallida Rachmawati

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Depok
2011

STATEMENT OF AUTHORSHIP

Kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir


adalah murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan lain yang kami gunakan
tanpa menyebutkan sumbernya
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada
mata ajaran lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menyatakan
menggunakannya.
Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.

Nama

NPM

Adiza Dwiandrini
Hadba Saleh
Prista Nadiariza
Saras Amalia Kartika
Miranti Hikmayudi
Hallida Rachmawati

Mata Ajaran

Tanda tangan

0806350884
0806391676
0806322193
0806351981
0806322161
0806391682

: Teori Akuntansi Keuangan

Judul Makalah/Tugas

: Resume pertemuan 8 & 9

Tanggal

: 31 Maret 2010

Dosen

: Fitriany

Chapter 9
Revenue
1. Pengertian Revenue
Sifat asli pendapatan dan berbagai pendekatan digunakan untuk
menjelaskan apa itu pendapatan. Pendapatan menggambarkan alur
fisik

dan

moneter.

Pembuat

standar

akuntansi

mengartikan

pendapatan sebagai pemasukan benefit ekonomi. Contoh- contoh


pendapatan antara lain hadil penjualan, fee, bunga, dividen, royalti
dan sewa. Revenue merupakan bagian dari Income yang termasuk
gain dan tergolong ordinary activities. Behavioural view terhadap
revenue menganggap bahwa revenue dan profit ada karena
perusahaan

melakukan

suatu

tindakan.

Semua

kegiatan

perusahaan merupakan bagian dari mendapatkan penghasilan.


Dalam proses tersebut dibutuhkan titik untuk menentukan kapan
revenue dapat diakui.
2. Pengakuan Revenue
Pada aslinya, net income ditentukan dengan dasar kenaikan nilai
net perusahaan. Konsep dan definisi pemasukan dikembangkan
melalui

banyak

kasus

san

membedakan

antara

modal

dan

pemasukan nyang mucul. Seiring berjalannya waktu penekanan


pada perubahan di nilai net diambil alih oleh gagasan yang
menyatakan bahwa revenue harus diakui. Terdapat kriteria- kriteria
tertentu kapan revenua dapat diakui. Ada tiga kriteria yang
digunakan yaitu:
- Measurability of asset value
- Kapan terjadina transaksi
- Substantial completion of the earning process
3. Pengukuran revenue
Standard akuntansi seperti IAS 18/ AASB 118 mengenai revenue
telah memberikan petunjuk yang jelas mengenai pengakuan
revenue untuk melengkapi kriteria general yang ada. IAS 18
menjelaskan kapan revenue diakui:
- hubungannya dengan sales:
dikatakan sebagai sales yaitu ketika produk perusahaan telah
-

dikirim dari produsen ke konsumen, atau jasa telah diberikan.


diakui dalam hubungan jasa dan bunga, serta royalti dan
dividen:
Dapat diakui ketika telah memenuhi tiga kriteria pengakuan

( measurability, tranasaksi dan substatial completion.)


Pengakuan revenue bukanlah proses yang straightforward
dikarenakan lingkup yang luas di kegiatan perusahaan untuk
menghasilkan revenue.

4. Tantangan bagi Standard setter

Pembuat standard seperti IASB dan FASB merasa penjelasan


mengenai revenue ini belum memiliki guidance yang cukup jelas di
literatur yang ada. Mereka menemukan ketidak konsistenan di
petunjuk yang ada serta perbedaan- perbedaan yang ada dalam
praktiknya. Hasilnya transaksi menjadi lebih rumit dikarenakan
diperlukannya review untuk petunjuk yang ada.

Oleh karena itu

sekarang IASB dan FASB menyiapkan projek untuk membuat


prinsip- prinsip yang komprehensif mengenai pengakuan dan
pengukuran revenue.
Pembuat standard lebih menggunakan pengukuran dengan fair
value di standard yang baru dibuat seperti IAS 39. Pengukuran
dengan Fair value memberikan kenaikan terhadap unrealized gain
dan loss yang juga merupakan bagian dari pemasukan. Sebagai
konsekuensinya penyajian atas pendapatan dari hasil operasi
dengan pendapatan karena remeasurement dipisahkan. IASB dan
FASB bekerja untuk penyajian laporan keuangan Pendekatan assetliability dimana pemasukan diukur berdasarkan perubahan di net
asset;

kurang

menekankan

pada

gagasan

realization

dan

earned.
5. Masalah bagi Auditor
Revenue overstatement sangat mungkin dilakukan manajer untuk
menipu pemakai laporan keuangan. Hal ini mungkin dilakukan
ketika gaji seorang manajer ditentukan berdasarkan bonus yang
didapat

dari

target

revenue

yang

dicapai.

Manajer

dengan

pengalaman mencapai agresif atau profit yang mustahil mungkin


melakukan pengaturan earning. PCAOB melaporkan bahwa sering
terdapat kegagalan auditor untuk mendeteksi salah lapor revenue.
Auditor harus lebih sensitif terhadap risiko-risiko di sekitar klien
yang

akan

mempengaruhi

pertumbuhan

revenue

dan

harus

mengumpulan bukti langsung yang dapat mensupport mereka


dalam memberikan pernyataan bahwa revenue tidak salah saji.
Salah saji dalam revenue bisa terjadi karena terlalu optimis, tapi
faktor lain yaitu bisa terjadi fraud. Contohnya mengirimlan barang
dan jasa lebih cepat ke kustomer tanpa perintah perusahaan.
Chapter 10
Expense

LO 1
Expenses atau beban akan mengurangi manfaat ekonomi selama masa akuntasi
berlangsung dalam bentuk arus keluar yang mengakibatkan penurunan ekuitas, selain yang
berkaitan dengan distribusi kepada ekuitas. Mencakup biaya kerugian serta biaya yang timbul
dalam rangka kegiatan normal entitas. Kerugian mungkin atau mungkin tidak muncul dalam
rangka kegiatan normal entitas. Namun, kerangka menyatakan bahwa kerugian mewakili
penurunan manfaat ekonomi dan karena itu tidak berbeda di alam dari biaya lainnya.
Dalam perubahan pada asset dan kewajiban, pendapatan dan beban yang terjadi
karena peristiwa dalam operasi bisnis, dapat meningkatkan nilai kewajiban atau penurunan
nilai aset. Pada kenyataannya, kejadian peningkatan aktiva dan kewajiban penurunan
mungkin sulit untuk mengamati. Beban operasi adalah konsep arus fisik yang melibatkan
entitas, sehingga definisi kerangka kerja mengacu pada arus keluar atau depletions aktiva.
Pada beban dan biaya, sebelumnya beban digambarkan sebagai perubahan nilai, lalu
perubahan nilai tersebut diartikan sebagai pengorbanan yang perusahaan harus membuat
untuk memperoleh layanan. Jika tidak ada biaya untuk perusahaan, maka tidak ada beban.
Pada pengakuan beban, terdapat dua cara untuk mengakui beban, yang pertama
dengan cara menganalisa apakah ada kemungkinan kalau manfaat ekonomi masa depan
berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke atau dari entitas, dan item tersebut memiliki
biaya yang dapat diukur dengan keandalan.
LO 2
Dalam menentukan beban pada periode berjalan, sejumlah keputusan harus dibuat,
bagaimana biaya harus dialokasikan ke periode yang akan datang dari pendapatan yang
dihasilkan. Ada beberapa standar akuntansi yang memberikan panduan mengenai hal-hal
seperti itu, tapi menawarkan pilihan dalam metode biaya dan pembagian pendapatan. Kriteria
keputusan yang dimaksud harus didukung oleh konsep akrual akuntansi yang sesuai biaya
terhadap pendapatan pada periode yang mereka berhubungan. Kompleksitas proses ini dan
atas kebijaksanaan yang mendasari dalam adopsi teknik alokasi dan pengukuran merupakan
masalah utama bagi mahasiswa akuntansi dan merupakan fokus bagian, yaitu: alokasi beban,
kritik alokasi, dan pertahanan alokasi.
Alokasi beban: satu pendekatan untuk biaya pengukuran adalah dengan
mengalokasikan mereka untuk periode yang mereka berhubungan. Beban diakui dalam
laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung antara biaya yang terjadi dan pendapatan item
tertentu dari pendapatan. Proses pencocokan melibatkan bersamaan atau menggabungkan
regicnation atau pendapatan dan beban yang dihasilkan secara langsung dan bersama-sama

dari transaksi yang sama atau peristiwa lain. Ada 3 cara dalam pencocokan yang biasa
digunakan, yaitu: mengaitkan sebab- akibat, sistematis dan rasional alokasi, dan mendesak
pengakuan.
Kritik alokasi: Infomasi akuntansi biasanya didasari dari alokasi. alokasi secara
teoritis dibenarkan. Untuk menjadi dibenarkan tiga kriteria tersebut disarankan 3 hal, yaitu:
o

aditif: keseluruhan harus sama dengan bagian. Jika alokasi terbuat dari total, partisi
itu harus buang total, yang adalah untuk mengatakan kapan jumlah dialokasikan
ditambahkan bersama-sama

Ambiguitas: metode alokasi harus menghasilkan pilihan alokasi-a yang jelas unik
metode harus dibuat. Cara alokasi yang akan dilakukan harus jelas.

Ketahanan: Sekali metode alokasi dipilih, orang yang membuat seleksi harus mampu
memberikan argumen yang meyakinkan untuk pilihan nya, dan mempertahankannya
terhadap lainnya metods alternatif yang mungkin.
Pertahanan Alokasi: tujuan alokasi dalam akuntansi konvensional adalah

menentukan profit dalam proses pencocokan, khususnya dengan sebab dan mempengaruhi.
efektivitas pencocokan tergantung pada keberadaan sebab yang unik dan dapat diidentifikasi
dan hubungan pengaruh antara biaya dan pendapatan
LO 3
Kerangka kerja ini menyediakan dasar untuk menentukan apakah jumlah yang
memenuhi kriteria definisi dan pengakuan beban. Namun, penilaian diperlukan ketika
memutuskan apakah barang merupakan aktiva atau beban, jumlah item dan periode di mana
mereka harus diakui. Dalam menerapkan kerangka, pembuat standar berpendapat bahwa
konsep-konsep seperti pencocokan dan konservatisme tidak membantu adalah mereka
mendistorsi informasi yang disajikan dan dengan demikian mengurangi kegunaannya untuk
pengambilan keputusan. Sebuah fitur pasar modal yang dikembangkan adalah kisaran kontrak
yang ada antara manajer dan penyedia modal. Pengaturan kontraktual dapat memberikan
insentif yang dapat mempengaruhi keputusan manajer tentang pengakuan beban. Auditor
memiliki peran penting, dalam memastikan bahwa laporan keuangan sesuai dengan ketentuan
standar akuntansi dan tidak terdistorsi oleh pengakuan tidak akurat beban
PSAK 23 revisi 2009

Nilai wajar adalah jumlah dimana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu liabilitas
diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan
transaksi wajar

Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas
normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan
kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.

Pengukuran Pendapatan
Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima
sesuai dengan persetujuan antara entitas dan pembeli atau pengguna aset tersebut. Jumlah
tersebut diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima oleh entitas
dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan oleh entitas.
Perbedaan antara nilai wajar dan jumlah nominal dari imbalan tersebut diakui sebagai
pendapatan bunga sebagaimana dijelaskan paragraf 30 dan 31, dan sesuai PSAK 55 (revisi
2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran.
Penjualan Barang
Pendapatan dari penjualan barang diakui jika seluruh kondisi berikut dipenuhi:
(a) entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan
kepada pembeli;
(b) entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan kepemilikan atas
barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual;
(c) jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal;
(d) kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi tersebut akan mengalir
kepada entitas tersebut; dan
(e) biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksi penjualan tersebut dapat diukur
dengan andal.
Penjualan Jasa
Jika hasil transaksi yang terkait dengan penjualan jasa dapat diestimasi dengan andal,
pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut harus diakui dengan acuan pada tingkat
penyelesaian dari transaksi pada tanggal neraca. Hasil transaksi dapat diestimasi dengan andal
jika seluruh kondisi berikut ini dipenuhi:
(a) jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal;
(b) kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut dapat
diperoleh entitas;
(c) tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur dengan andal;
dan

(d) biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya menyelesaikan transaksi tersebut dapat
diukur dengan andal
Jika hasil transaksi terkait dengan penjualan jasa tidak dapat diestimasi dengan andal, maka
pendapatan diakui hanya yang berkaitan dengan beban terakui yang dapat terpulihkan.
Bunga, Royalti, dan Dividen
Pendapatan yang timbul dari penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang
menghasilkan bunga, royalti, dan dividen diakui atas dasar yang dijelaskan dalam paragraf 30,
jika:
(a) kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan
diperoleh entitas; dan
(b) jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal.
Pendapatan diakui dengan dasar sebagai berikut:
(a) bunga diakui menggunakan metode suku bunga efektif seperti yang dijelaskan di PSAK
55 (revisi 2006): Instrumen keuangan: Pengakuan dan Pengukuran paragraf 8 dan PA 17-20;
(b) royalti diakui atas dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian yang relevan; dan
(c) dividen diakui jika hak pemegang saham untuk menerima pembayaran ditetapkan.
Pengungkapan
Entitas mengungkapkan:
(a) kebijakan akuntansi yang digunakan untuk pengakuan pendapatan, termasuk metode yang
digunakan untuk menentukan tingkat penyelesaian transaksi yang melibatkan pemberian jasa;
(b) jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan yang diakui selama periode tersebut,
termasuk pendapatan yang berasal dari:
(i) penjualan barang;
(ii) penjualan jasa;
(iii) bunga;
(iv) royalti;
(v) dividen; dan
(c) jumlah pendapatan yang berasal dari pertukaran barang atau jasa yang tercakup dalam
setiap kategori signifikan dari pendapatan.
PSAK 34
PENDAHULUAN

Tujuan

Tujuan pernyataan ini adalah untuk menggambarkan perlakuan


akuntansi pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan kontrak
konstruksi. Oleh karena sifat dari aktivitas yang dilakukan pada
kontrak konstruksi, tanggal saat aktivitas kontrak mulai dilakukan dan
tanggal saat aktivitas tersebut diselesaikan biasanya jatuh pada
periode akuntansi yang berlainan. Oleh karena itu, persoalan utama
dalam akuntansi kontrak konstruksi adalah alokasi pendapatan kontrak
dan biaya kontrak pada periode di mana pekerjaan konstruksi

tersebut dilaksanakan.
Ruang Lingkup
Pernyataan ini harus diterapkan pada akuntansi untuk kontrak
konstruksi di dalam laporan keuangan kontraktor.
Definisi
Pengertian yang digunakan dalam pernyataan ini:
- Kontrak konstruksi adalah suatu kontrak yang dinegosiasikan
secara khusus untuk konstruksi suatu asset atau suatu kombinasi
asset yang berhubungan erat satu sama lain atau saling
tergantung dalam hal rancangan, teknologi, dan fungsi atau tujuan
-

atau penggunaan produk.


Kontrak harga tetap adalah kontrak konstruksi dengan syarat
bahwa kontraktor telah menyetujui nilai kontrak yang telah
ditentukan, atau tarip tetap yang telah ditentukan per unit output,
yang dalam beberapa hal tunduk pada ketentuan-ketentuan

kenaikan biaya.
Kontrak biaya-plus adalah kontrak konstruksi di mana kontraktor
mendapatkan penggantian untuk biaya-biaya yang telah diizinkan
atau telah ditentukan, ditambah imbalan dengan persentase

terhadap biaya atau imbalan tetap.


Klaim adalah jumlah yang diminta kontraktor kepada pemberi kerja
atau pihak lain sebagai penggantian untuk biaya-biaya yang tidak
termasuk dalam nilai kontrak. Klaim dapat timbul, umpamanya,
dari keterlambatan yang disebabkan oleh pemberi kerja, kesalahan
dalam spesifikasi atau rancangan, dan perselisihan penyimpangan

dalam pengerjaan kontrak.


Retensi adalah jumlah termin yang tidak dibayar hingga
pemenuhan kondisi yang ditentukan dalam kontrak untuk
pembayaran jumlah tersebut atau hingga telah diperbaiki.

Termin adalah jumlah yang ditagih untuk pekerjaan yang dilakukan


dalam suatu kontrak, baik yang telah dibayar ataupun yang belum

dibayar oleh pemberi kerja.


Uang muka adalah jumlah yang diterima oleh kontraktor sebelum
pekerjaan dilakukan.

Dalam pernyataan ini, kontrak konstruksi meliputi:


-

Kontrak pemberian jasa yang berhubungan langsung dengan


konstruksi asset, umpamanya, pelayanan jasa untuk manajer

proyek dan arsitek; dan


Kontrak untuk penghancuran atau restorasi asset dan restorasi
lingkungan setelah penghancuran asset.

PENJELASAN

Penyatuan dan Segmentasi Kontrak Konstruksi


Bila suatu kontrak mencakup sejumlah asset, konstruksi dari setiap
asset diperlakukan sebagai suatu kontrak konstruksi yang terpisah
jika:
a. proposal terpisah telah diajukan untuk setiap asset;
b. setiap asset telah dinegosiasikan secara terpisah dan kontraktor
serta pemberi kerja dapat menerima atau menolak bagian kontrak
yang berhubungan dengan masing-masing asset tersebut;
c. biaya dan pendapatan masing-masing asset dapat diidentifikasikan
Suatu kelompok kontrak, dengan satu pemberi kerja atau beberapa pemberi kerja, harus
diperlakukan sebagai satu kontrak konstruksi jika:
a. kelompok kontrak tersebut dinegosiasikan sebagai satu paket;
b. kontrak tersebut berhubungan erat sekali, sebetulnya kontrak
tersebut merupakan bagian dari stau proyek tunggal dengan suatu
margin laba;
c. kontrak tersebut dilaksanakan secara serentak atau secara
berkesinambungan
Suatu kontrak mungkin berisi klausul yang memungkinkan kontruksi asset tambahan
atas permintaan pemberi kerja atau dapat diubah sehingga konstruksi asset tambahan
dapat dimasukkan ke dalam kontrak tersebut. Konstruksi asset tambahan diperlakukan
sebagai suatu kontrak konstruksi terpisah bila:
a. asset tambahan tersebut berbeda secara signifikan dalam
rancangan, teknologi atau fungsi dengan asset yang tercakup
dalam kontrak semula; atau

10

b. harga asset tambahan tersebut dinegosiasikan tanpa


memperhatikan harga kontrak semula.

Pendapatan Kontrak
Pendapatan kontrak terdiri atas:
a. nilai pendapatan semula yang disetujui dalam kontrak; dan
b. penyimpangan dalam pekerjaan kontrak, klain, dan pembayaran
insentif:
(i)
sepanjang hal ini memungkinkan untuk menghasilkan
(ii)

pendapatan; dan
dapat diukur secara andal.

Biaya Kontrak
Biaya suatu kontrak konstruksi terdiri atas:
a. biaya yang berhubungan langsung dengan kontrak tertentu;
b. biaya yang dapat diatribusikan pada aktivitas kontrak pada
umumnya dan dapat dialokasikan ke kontrak tersebut; dan
c. biaya lain yang secara khusus dapat ditagihkan ke pemberi kerja
sesuai isi kontrak.

Pengakuan Pendapatan dan Biaya Kontrak


Bila hasil (outcome) kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal,
pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan
kontrak konstruksi harus diakui masing-masing sebagai pendapatan
dan beban dengan memerhatikan tahap penyelesaian aktivitas
kontrak pada tanggal neraca. Expected loss pada kontrak konstruksi
tersebut harus segera diakui sebagai beban sesuai dengan paragraph
34.
Dalam kontrak harga tetap, hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi
secara andal bila semua hal-hal berikut ini dapat terpenuhi:
a. total pendapatan kontrak dapat diukur secara andal;
b. besar kemungkinan manfaat keekonomian yang berhubungan
dengan kontrak tersebut akan tertagih dan mengalir ke
perusahaan;
c. baik biaya kontrak untuk menyelesaikan kontrak maupun tahap
penyelesaian kontrak pada tanggal neraca dapat diukur secara
andal; dan
d. biaya kontrak yang dapat diatribusi ke kontrak dapat diidentifikasi
dengan jelas sehingga biaya kontrak actual dapat dibandingkan
dengan estimasi sebelumnya.
Dalam hal kontrak biaya-plus, hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi
secara andal bila semua kondisi berikut ini terpenuhi:

11

a. besar kemungkinan manfaat keekonomian yang berhubungan


dengan kontrak tersebut akan tertagih dan mengalir ke
perusahaan; dan
b. biaya kontrak yang dapat diatribusi ke kontrak, apakah dapat
ditagih atau tidak ke pemberi kerja, dapat diidentifikasi dengan
jelas dan diukur secara andal.
Bila hasil kontrak konstruksi tidak dapat diestimasi secara andal:
a. pendapatan diakui hanya sebesar biaya yang telah terjadi
sepanjang biaya tersebut diperkirakan dapat dipulihkan; dan
b. biaya kontrak harus diakui sebagai beban dalam periode
terjadinya. Expected loss pada kontrak konstruksi harus segera
diakui sebagai beban sesuai dengan paragraph 34.
Bila ketidakpastian yang menghalangi hasil kontrak dapat diestimasi
secara andal tidak ada lagi, maka pendapatan dan beban yang
berhubungan dengan kontrak konstruksi harus diakui sesuai dengan
paragraph 20 dan bukan paragraph 30.

Expected Loss
Bila besar kemungkinan terjadi bahwa total biaya kontrak akan
melebihi total pendapatan kontrak, expected loss harus segera diakui
sebagai beban.

Perubahan Estimasi
Perubahan estimasi digunakan sebagai dasar dalam penentuan jumlah
pendapatan dan beban yang diakui dalam laporan laba rugi dalam
periode itu di mana perubahan tersebut terjadi dan periode
selanjutnya.

Pengungkapan
Perusahaan harus mengungkapkan:
a. jumlah pendapatan kontrak yang diakui sebagai pendapatan dalam
periode berjalan;
b. metode yang digunakan untuk menentukan pendapatan kontrak
yang diakui dalam periode;
c. metode yang digunakan untuk menentukan tahap penyelesaian
kontrak.
Perusahaan harus mengungkapkan hal-hal berikut untuk pekerjaan
dalam proses penyelesaian pada tanggal neraca:
a. jumlah akumulasi biaya yang terjadi dan laba yang diakui sampai
tanggal neraca;
b. jumlah uang muka yang diterima; dan

12

c. jumlah retensi.
Perusahaan harus menyajikan:
a. jumlah tagihan bruto kepada pemberi kerja sebagai asset; dan
b. jumlah utang bruto kepada pemberi kerja sebagai kewajiban.

Jurnal Caylor Strategic Revenue Recognition to Achieve Earning Benchmarks


1. Pembuka
Pengakuan pendapatan adahal sebuah isu yang dilaksanakan oleh
joint project antara FASB dan IASB. Bergantung kepada sifat drai
bisnis perusahaan tersebut, pengakuan pendapatan terbagi menjadi
dua yaitu accrual dan deferral yang berhubungan dengan jumlah
dari pengakuan pendapatan yang diakui pada periode akuntansi
tersebut, hal tersebut yaitu piutang dagang dan pendapatan yang
ditangguhkan. Penulis disini berusaha memeneriksa apakah kedua
akun untuk melihat adanya kebijaksanaan dalam pengakuan
pendapatan

yang digunakan

untuk

mencapai

ketiga

earning

benchmark : penghindaran kerugian, penghindaran dai penurunan


pendapatan dan penghindaran dari negative earning surprises.
Accrued revenue dan deferred revenue menyedikan peluang yang
unik untuk melihat bagaimana manajer memilih dua tipe dalam
earning management.
Disini dijelaskan mengapa kebijaksanaan dalam penangguhan
(deferred revenue) lebih dipilih, Pertama karena piutang dagang
kotor

dimanage

melalui

aktivitas

bisnis

yang

nyata

separti

kemudahan kebijakan kredit, sedangkan manajemen pada deferred


revenue menyediakan situasi dimana kas sudah diterima. Mengatur
piutang dagang kotor diduga akan lebih memakan banyak biaya
dikarenakan digunakan untuk mengakselerasi kas yang belum
diterima.
Penulis mengkonstruksikan model untuk menentukan perubahan
yang

abnormal

pada

penerimaan

yang

ditangguhkan

jangka

pendek. Menggunakan piutang dagang kotor sebagai pengganti net


AR dikarenakan perubahan yang abnormal pada net AR dapat
memperlihatkan perubahan pada AFDA dan berhubungan dengan
kebijakan revenue recognition.

13

Selanjutnya mengetes apakah perubahan abnormal pada setiap


akun pendapatan lebih besar dibandingkan pre-managed earnings.
Lalu melihat apakah ada preferensi manager untuk memilih akun
tertentu. Kontribusi dari studi yang dilakukan penulis antara lain :
menyedikan

bukti

ditangguhkan,

yang

deskriptif

menyediakan

terhadapmanipulasi

pada

analisis

pendapatan

dan

pendapatan

yang

melihat

yang

komprehensif
kebijakan

yang

digunakan untuk mencegah earning surprises. Studi ini juga


memperlihat sample yang biadsa digunakan perusahaan dalam
pendapatan baik deferral maupun accrual yang digunakan untuk
meningkatkan pendapatan dan memperlihatkan apakah manager
memperlihatkan preferensi atas akun tertentu. Yang keempat
penulit menurunkan model untuk deferred revenue.
2. Pengembangan Hipotesis
Pada awalnya dijelaskan AFDA biasanya dimanimpulais di sekitar
IPO. Hipotesisnya adalah :
H1 Perusahaan dengan

pre-managed

earnings

yang

tidak

menggunakan benchmark akan merasakan kenaikan abnormal pada


gross AR
H2 Perusahaan

dengan

pre-managed

earnings

yang

tidak

emnggunakan benchmark akan merasakan penurunan abnormal


pada short-term deferred revenue.
Perubahan yang nyata yang terlihat dalam manipulasi antara AR
dan deferred revenue adalah : deferred revue, kas sudah diterima,
tetapi kebijakan dalam deferred revenue timbul ketika pengiriman
sudah terjadi atau jasa sudah diberikan. Kedua dengan deferred
revue,

manajer

kurang

mampu

untuk

memanipulasi

melalui

aktivitas nyata. Untuk gross AR manajer mengakselerasi pengakuan


pendapatan melalui manipulasi seperi menyediakan favorable credit
terms,

memudahkan

restriksi

dari

kredit

dan

mempercepat

pengiriman barang. Sedangkan gross AR, manager mengakselerasi


pengakuan dari deferred revenue denga cara meningkan estimasi
jasa yang disediakan. Ini emnyebabkan mnipulasi dari deferred
erevenue menjadi lebih murah drai AR dalam hal konsekuensi kas di
masa depan. Contohnya menyediakan favorable credit term untuk
mempercepat pengakuan receivable yang mempunyai konsekuensi
kas di masa depan.

14

H3 Perusahaan dengan deferred revenue akan menggunakan elbih


sedikit kebijakan terhadap gross AR, dibandingkan dengan deferred
revenue, untuk mencegah earning surprise negatif.
3. Pemilihan sample dan merancang riset
Beberapa sample digunakan dan cara yang digunakan untuk
merancang riset antara lain : Modeling perubahan normal pada
gross AR, Modeling eprubahan normal apda deferred revenue,
Menyediakan model untuk mengetes hipotesis,
4. Hasil
a. Desriptive evidence
Tabel 1 menyediakan informasi yang deskriptif atas FF industry
groups. Pada tahun 2005 non-zero short-term deferred revenue.
Ada beberapa grup yang menggunakan proporsi yang besar atas
deferred revenue.
Tabel 2 menyediakan laporan tentang estimasi koefisien pada
perubahan normal atas kedua akun tersebut. Adanya hubungan
yang siginifikan dan positif antara perubahan dari short-ter
deferred revenue dan perubahan pada penjualan di masa datang
dan cash flow from operations saat ini
Tabel 3 menyediakan statistik yang

deskriptif

di

semau

erusahaan atas kedua akun tersebut.


b. Earning benchmark result
Table 4 Perusaan menggunakan gross AR untuk mengurangi
pendapatan untuk memperhalus future earnings jika mereka
mencapai

benchmarknya.

Bukti

untuk

deferred

revenue

ditunjukkan pada table 5.


c. Apakah manager mengekspresikan preferensi dalam manajemen
pendapatan?
Tabel 6 menghasilkan hasil dari hipotesis ketiga. Hasilnya
menyarankan

manager

tidak

peduli

atau

real

cost

yang

berdampak pada shareholders atas pilihan mereka dalam


revenue management. Manager juga memperlihatkan preferensi
terhadap deferred revenue.
5. Konklusi dan Implikasi
Bukti dari penelitian ini memperlihatkan manager mengakselerasi
pengakuan drai pendapatan menggunakan kedua akun ketika premanaged

earnings

tidak

menggunakan

analyst

benchmark.

15

Menggunakan sample yang biasa, penulis menemukan manager


preferensi untuk emmperlihatkan kebijakan atas penangguhan
revenue sebagai oposisi dariAR untuk mencegah negative earning
surprise. Memanage deferred revenue mempunyai real cost yang
lebih rendah dibandingkan AR.
Implikaisnya terhadap pembuat kebijakan dan auditor. Pertama
Penemuan

ini

menyedikaan

saran

empiris

terhadap

revenue

recognition komprehensif dalam progress terhadap FASB dan IASB.


Hutang dan asset dapat menggantikan current earning process
model sebagai subyek untuk mengestimasi error. Estimasi harus
dibuat oleh amanger ketika revenue sudah diakui dan perubahan
asset dan kewajiban sifatnya residual. Pendapatan basisnya dari
perspektif customer, buakn manager.
Kebijakan masa depan harus memperlihatkan trade-off antara
alternatif mekanisme pengakuan revenue dan mempertimbangkan
bahwa kebijakan manaherial dapat merusak pada jangka panjang.
Hasil dari penelitian ini menyarankan bahwa setiap perusahaan
mempunyai preferensi atas penangguhan revenue. Perpinsahan
atas model asset dan kewahiban akan mengasilkan cost terhadap
shareholders. Selanjutnya auditor dan pengguna laporan keuangan
juga harus lebih sadar atas kebijakn penangguhan revenue ini.

Jim Martin Accounting for Expenses


Expense merupakan akun yang sering terlibat dalam misstatement. Diskusi tentang beberapa
teknik yang digunakan untuk menyalahgunakan expense dapat emnjadi pelajaran bagi auditor
untuk melakukan audit ke depannya.
1. Sifat dari expense
Expense adalah outflow atau penggunaan asset atau pengakuan
liabilitas (atau kombinasi dari keduanya) selama periode dari
memproduksi atau mengriimkan barang, memberikan jasa atau
melakukan aktivitas lain yang merupakan operasi pusat dari
perusahaan.
Entitas yang berorientais pada laba diperlukan untuk mendapatkan
revenue

dan

emlakukan

pengorbanan

untuk

melakukan

hal

tersebut. Kalau pengorbanan atau biayanya tidak ada keuntungan

16

di periode mendatang, hal itu dinamakan dengan expense. Sacrifice


bisa berupa membayar monthly bill atau janji untuk membayar
produk pada wkatu mendatang.
Isu yang kritikal bagi akuntan adalah mennetukan seberapa banyak
pengorbanan yang harus dikeluarkan sekarang dan yang harus
ditangguhkan untuk periode mendatang.
Apabila tidak bisa dengan baik mengestimasi residual value atau
metode depresiasi yang sesuai atau imparment dari carrying value
asset, maka ada kemungkinan misstatement terjadi baik di income
statement maupun di balance sheet.
2. Teknik dari expense misstatement
Improper deferral of expenditures
Biasanya berhubungan dengan

operating

expenses,

yaitu

selling, G&A dan R&D expenses. Pengeluaran ini berhubungan


langusng dengan current period. Adanya exception untuk
advertisement
argument

expense,

untuk

untuk

mengakui

advertising

sebagi

cost,

expense

adanya

pada

saat

advertisemnt sedang berjalan. Tetapi boleh didefer apabil ada


syarat syarat sebagai berikut :
a. Advertising diakui sebagai

tujuan

penjualan dari customers.


b. Costnya
dapat
menghasilkan

untuk

mendapatkan

keuntungan

di

masa

mendatang.
Apabila future revenues dan cost tidak dapat diestimasi, maka advertising cost
harus dijadikan expense secepatnya.
Seperti halnya advertising, R&D expenses juga seharusnya secara normal diakui
sebagai expense ketika terjadi, kecuali bisa dideferred apabila mempunyai
alternative uses. Pada kasus selanjutnya, hal tersebut diakui sebagai expense
bukan dikapitalisasi jika : a. berusaha keras melebihi R&D stage b. Biaya dari
bangunan bukan R&D dikarenakan satu satunya perubahan yang ada digunakan
untuk memodifikasi penampilan luar dari helicopter c. Baik alat alat maupun
prototypenya mempunyai kegunaan di masa mendatang.
Hal yang harus diperlajari untuk akuntan dan auditor adalah mereka harus sadar
bahwa pengeluaran operasi biasanya tidak didefer ke periode mendatang.

Impairment not recognized


Walaupun biaya telah didefer sebagai asset, seseorang harus tetap
aware tentang kemungkinan adanya impairment. Apabila gagal
mereport adanya impairment loss tentunya akan berakibat buruk.
Kegagalan ini hampir sama dengan kegagalan pencatatan deferral,

17

karena penurunan nilai asset ada kemungkinannya pencatatan nilai


asset yang terlalu dilebih2kan di periode mendatang.

Akuntan

harus tanggap atas kondisi dimana ada kemungkinan adanya


impairment dari nilai yang telah dicatat dan menjelaskan dua
langkah dari proses untuk mendeteksi dan mengukur loss. AAER
2578 menjelaskan sebuah aerospace yang menghadapi kondisi
market yang tidak bagus pada akhir tahun 1990. Pesawat yang
sudah digunakan apabila akan diperdagangkan harus diperbaharui
terlebih dahulu dan biayanya harus dikapitalisasi untuk menaikan
nilai buku dari pesawat tersebut. Dikarenakan kondisi pasar yang
memburuk,

nilai

buku

dari

asset

mengalami

impairment,

perusahaan memutuskan untuk berhubungan dengan masalah


melalui akselerasi depresiasi untuk menerunkan carrying value
yang lebih tinggi, tetapi SEC tidak setuju, menurutnya kerugian atas
impairment

sebaiknya

ditangguhkan.

Auditor

mencoba

menganalisis permasalahan ini. Auditor lalu mengkritisi praktek


eprusahaan yang hanya mencatat losses ketika pesawat dijual atau
disewakan. Pada akhir tahun 2000, perusahaan melakukan analisis
impairment, tetapi mengadopsi pooling approach, padahal yang
sesuai dengan GAAP adalah mengukur kerugian menurut basis
plane-by-plane.
Impairment terhadap asset jugadapat dikarenakan keputusan yang
dibuat oleh manajemen. Contohnya rencana dari retail drug chain
yang dihentikan manajemen, sehingga capitalized cost harus diwite
off dalam periode ketika keputusan dibuat. Auditor juga harus
skeptical mengenai nilai asset, terutama yang bersifat long term
karena banyak kemungkinan nilai asset dapat emnurun. Auditor

harus melihat quantitative factor yang memperngaruhi.


Netting and camouflaging expenses
Banyak perusahaan yang mencoba menyembunyikan expenses
dengan

cara

misklasifikasi

asset

ata

menutupinya

melalui

perlawanan terhadap gain dari penjualan asset. Walaupun netting


tidak mengubah net income tetapi ini sukses dalam hal manipulasi
gross profit dan emnyebunyikan tren yang kurang favorable. GAAP
melarang adabya netting revenue dan expense.
Terkadang beberapa bisnis ingin mengontrol akun akun pengeluaran
yang spesifik dikarenakan terkadang analisis focus pada item item

18

tersebut. Contohnya online retailer dari luxury goods menyadari


bahwa

analis

berfokus

terhadap

acquisition

cost

konsumen.

Sehingga retailer mentransfer jumlah yang material dari marketing


expenses yang digunakan untuk menghitung acquisition cost
menuju akun depresiasi yang tidak ada efeknya terhadap biaya
tersebut. Transfer tersebut dapat meningkatkan EBITDA.
Gross margin dari perusahaan juga merupakan pengukuran kinerja
yang

kritikal.

Untuk

emningkatkan

gross

margin

terkadang

eprusahaan mentransfer bagian dari COGS menjadi operating


expense. Auditor diharapkan dapat melakukan testing of proper
classification. Unusual account harus diselidiki lebih lanjut. Dilihat

adanya kemungkinan pembayaran atas hasil penyuapan.


Improper charges to reserve account
Banyak perusahaan yang membuat cadangan yang tidak penting
untuk menyembunyikan risiko yang tidak spesifik dan general dan
menggukannya untuk menyerap pengeluaran bisnis di masa
datang. Hal ini biasa dinamakan dengan cookie jar

dimana

biasanya CFO sadar target earning sulit dicapai, income deficiency


dapat dihapus dengan cara entah mengotorisasi journal entries
untuk mentransfer jumlah cadangan langsung ke income atau
mengkreditkan operating expense dan mengenakannya terhadap
jumlah cadangan.
GAAP menyarankan perusahaan untuk mengembalikan jumlah yang
dicadangkan ke penghasilan ketika sadar bahwa cadangan memang
sudah tidak diperlukan. Systematic charges terhadap reserves tidak
diizinkan.
AAER memberi dua pelajaran dari masalah ini, pertma aketika
menentukan materiality, auditor harus mempertimbangkan lebih
dari hanya sekedar jumlah yang kira kira ada misstatementnya,
mereka harus mengestimasi kemungkinan misstatement pada
account balance.

Singkatnya error

dari sampling test harus

diproyeksikan pada semua populasi dalam tes. Kedua untuk


mencegah membuat keputusan materiality berdasarkan hanya
pada

evaluasi

kuantitatif,

kualitatif

harus

dilaksanakan

dan

diperhatikan.
Pelajaran penting bagi auditor adalah journal entry, terutama yang
diinput secara manual atau telat pada periode fiscal tanpa adanya
dokumen pendukung, harus dilihat secara skeptis.

19

Underaccruals of incurred expense


Dua tipe dasar dari expense/liability accrual : yang ditentukan
karena transaksi atau kejadian ekonomi yang terlah terjadi dan
yang hanya dapat diestimasi karena

merupakan kesatuan atas

future event.
Tipe pertama harus lebih diukur secara

obyektif. Terkadang

perusahaan mencatat penjualan dan receivale apda full invoice


tetapi juga mengakui jumalh estimasi adanya expense/liability
untuk menutupi pengurangan invoice yang dikenakan terhadap
retailer ketika ada aktivitas promosi.
Auditor harus melihat akun2 secara skeptis.

Review dari penemuan expense-relate ini hampir mirip dengan revenue-relate/ dikarenakan
empat hal,
1. Auditor melihar red flags bahwa sinyalnya mempunyai probabilitas
bahwaada sesuatu yang salah terhadap laporan keuangan
2. Auditor terkadang emngidentifikasi red flag tapi gagal untuk react.
3. Auditor mengidentifikais misstatement dan adjustment tapi gagal
untuk membuat adjusting entry
4. Kekurangan auditor yang benar benar familiar terhadap GAAP dan
standard professional lainnya.
Auditor harus dapat emningkatkan kemampuan dalam mendeteksi adanya material
misstatement dalam laporan keuangan danjuga auditor harus meningkatkan skillsnya dalam
area yang penuh masalah ini untuk dapat mencapai ekspektasi publik.

Mintz Propose Changes in Revenue Recognition Under US GAAP and IFRS.


Revenue

recognition

harus

didasarkan

atas

kontrak

entitas

terhadap

konsumen.

Pengelompokan dari sisa rights and obligations dalam kontrak akan menimbulkan (net)
contract asset and liability. Tujuannya untuk menciptakan standard yang sama antara
perusahaan US yang emnggunakan US GAAP dan entitas non-US yang mengadopsi IFRS.
Hasilnya adalah pengakuan pendapatn yang konsisten untuk similar contracts di dalam
industri dimana entitas beroperasi, dengan cara emningkatkan comparability dna
understandability dari pendapatan terhadap pengguna dari laporan keuangan.

20

Convergence
Hal ini dilaukan dengan cara Negara Negara merubah rules
akuntansinya menjuju IFRS. Aturan ini membutuhkan voluntary
changes

dalam prinsip akuntansi untuk diakui di net income

termasuka efek kumulatif dari perubahan menuju prinsip akuntansi


baru. Membutuhkan aplikasi retroaktif terhadap financial statement
periode sebelumnya. Dalam aksus ini, prinsip akuntansi yang baru
harus diaplikasikan apda asset dan kewahiban pada saat periode
dimana retroactive mulai diaplikasikan dan juga penyesuaian harus
dilakukan terhadap opening balance dari RE dibandingkan dicatat

pada income statement.


Contract based revenue recognition
Kontrak adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih yang
emnimbulkan hak dan kewajiban. Customer adalah pihak yang
mempunyai kontrak dengan entitas untuk mendapatkan barang
atau jasa dari penjual.
Revenue recognition berfokus pada kontrak yang timbul diantara
emreka.

Pendapatan

diakui ketika contract

asset

meningkat,

contract liability menruun atau kombinasi dari keduanya. Hal ini


terajdi ketika entitas dapat memuaskan kewajiban dari kontraknya.
Perubahan ini merefleksikan posisi entitas.
Pendapatan hanya diakui ektika penjual puas atas performanya
yang diatur daam kontrak, tidka hanya sehari tapi seumur

kontraknya.
Measurement of Performance Obligations
Kewajiban kinerja entitas adalah janji dalam kontrak dengan
customer untuk mentransfer asset ke customer. Kewajiban kinerja
ini harus dicatat terpisah ketika asset yang dijanjikan ditransfer
pada customers. Janji ini biasanya tertulis di kontrak.
Contohnya pada kontrak contruction-type, pengakuan pendapatan
terjadi ketika fase konstruksi. Tujuan dari pengukuran ini untuk
memperlihatkan

informasi

penting

atas

keputusan

tentang

kewajiban entitas pada setiap laporan keuangan yang timbul dari


janji

untuk

mentransfer

asset

kepada

customer

dan

kinerja

contractual selama periode.


Performance obligation biasanya diukur pada harga transaksi. Kalau
elbih

dari

sekali

performance

obligation,

entitas

dapat

emngalokasikan harga transasksi terhadap performance obligations

21

yang didasarkan oleh relative stand-alone selling price atas barang


dan jasa yang membawahi performance obligations tersebut.
Estimasi harus dilakukan untuk emmisahkan barang yang sampai
dan barang yang tidak sampai ke tangan customer.
Dalam hal jasa, jasa diakui sebagai customers asset ketika
kewajiban atas jamainan dalam kontrak yang dapat diperlakukan
sebagai cost accrual , diperlakukan sebagai komponen dari kontrak.
Pengukuran ini tdiak harus diupdate kecuali da ekmauan dari
entitas mengekspektasikan biaya melebihi carrying amount dari
performance oblihgations. Karena dari itu performance obligation
harus dihitung ulang dan ada pengakuan contract loss.
Entitas harus menentukan apakah diakui sebagai pendapatan dari
jumlah kotor yang didapat dari customer atau jumlah bersihh yang
didapat entitas setelah mengkompensasi pihak pihak atas abraang
dan jasa yang diberikan. Entity juga harus mengungkapakan
pemisahan revenue di lini bisnis yang salam dari penyediaan
barang dan jasa dan mebuat provisi dari barang dan jasa tersebut.
Board

juga

setuju

bahwa

entitas

mentransfer

performanace

obligationnya terhadap pihak lain karena itu meniadakan kewajiban


entitas tidak boleh diakui sebagai revenue. Boards mengatakan
bahwa

pengakuan

revenue

harus

monetary exchange transaction

dikenakan

terhadap

non

yang emmpunyai commercial

substance.
Effects on current practice
Pengakuan revenue dibasarkan atas dua kondisi ini :
1. Pembayaran yang diterima atau piutag drai konsumen (revenue
is realized)
2. Barang dan jasa yang dijanjikan terhadap customer disediakan
*earning process is substantially complete)
IFRS menggunakan metode principle-based yang lebih memfokuskan pada
professional judgement dan kurang emmfokuskan pada aplikasi peraturan yang dapat
emngarahkan kepada penemuan di sekitar rules. IASB menekankan revenue diakui
ketika probable terhadap keuntungan masa depan ekonomi yang dapat megalir ke
entitas dan reliable measurement memungkinkan etrjadi.
IAS mengatakan revenue recognition lebih baik meggunakan principle-based dari
IFRS daripada rule-based dari US GAAP. Revenue didefinisikan sebagai aliran
masuk dari economic benefits dan standardnya membutuhkan bahwa revenue diukur
pada fair value of consideration received or receivable. Dalam prakteknya criteria di
bahwa ini harus dpenuhi :

22

1. Pembeli harus tau risiko dari penjual dan reward kepemilikan


dari asset yang dijual
2. Jumlah dari revenue harus diukur secara reliable.
3. Harus dapat mempunyai econmic benefits yang dapat mengalir

ke entitas.
The proposal converged standard
Lihat exhibit yang memperlihatkan
Converged

ini

menghasilkan

apa

standard

saja
baru

perubahannya.
untuk

revenue

recognitionyang emnekankan apda perubahan right and obligation


dalam kontrak dibandingkan penyelesaian earning process. Dala
standard yang diajukan ini, pengakuan berhubungan dengan kontrol
dari customer sebagai item yang dikontruksikan dan tidka berdasar
alokasi

proporsional

dari

revenue

menggunakan

metode

percentage-of-completion.
Risk and reward yang diatur oleh IFRS menyatakan bahwa
pengakuan revenue pada saat delivery ketika contractual obligation
sudah ada.
Praktek sekarang mengizinkan adanya kapitalisasi atas biaya dari
contract

origination

jika

dipertimbangkan

recoverable

atau

pendapatan diakui untuk mengoffset expenses ketika terjadi. IFRS


pernah mengizinkan adanya kapitalisasi atau expensing initial direct
cost dalam direct financing lease. Standard ini alulu dikonversikan

dengan US GAAP dalam IAS !7 tentang leases


Benefits of Proposal Practice
IASB dan FASB ingin berfokus pada prinsip dari revenue recognition
pada perubahan asset dan liabilities. Pendekatan earning proses
akan bergerak menuju revenue recognition yang lebih konsisten
dikarenakan

dengan

lebih

besarnya

perjanjian

entah

dalam

kenaikan asset atau penurunan liabilitis. Fokus pada asset dan


liabilities akan menyediakan obyektif yang lebih jelas.
Konklusi dari proposalnya adalah focus pada kedua hal tersebut
seharusnya tidak secara fundamental menghasilkan perubahan
dalam praktek sekarang untuk kebanyakan transaksi. Melainkan
menyediakan satu set prinsip yang dapat membuat lebih simple US
GAAP dan menyediakan bimbingan dari lacking in IFRS. Set prinsip
tersebut diharapkan dapat membimbing permasalahan dari future
revenue

recognition

dan

menjadi

keuntungan

bagi

yang

menyiapkan laporan keuangan, auditor regulator dan pembuat

23

standard. Pengguna juga akan mendapat keuntungan dikarenakan


transaksi yang serupa akan dilaporkan serupa pula.

24

Anda mungkin juga menyukai