Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

TEORI AKUNTANSI

Mata kuliah : Teori Akuntansi


Dosen : Deden Edwar Yokeu Bernardin

Disusun Oleh Kelompok 6 AK.3A :


Derella Naufal Afifah (65223018)
Fahmi Ilham Fauzan (65223019)
Hilman Ferdiansyah (65221012)

FAKULTAS EKONOMI
PRODI AKUNTANSI
UNIVERSITAS ADHIRAJASA RESWARA SANJAYA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat-Nya dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah tepat pada waktunya. Adapun judul
dari makalah ini adalah “Teori Akuntansi” ini tepat pada waktunya. Adapun
maksud dari penulisan Makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok
pada mata kuliah Teori Akuntansi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan kami mengenai bidang yang kami tekuni.

Pada kesempatan kali ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
dosen mata kuliah Teori Akuntansi yaitu Bapak Deden Edwar Yokeu Bernardin,
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan kami. Kami menyadari bahwa dalam menulis makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
diharapkan dapat membuat makalah ini menjadi lebih baik serta bermanfaat
bagi penulis dan pembaca.

Bandung, 21 November 2023


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Latar belakang masalah tentang masalah tentang prinsip-prinsip akuntansi


dalam mata kuliah teori akuntansi dapat melibatkan beberapa isu atau tantangan yang
muncul dalam penerapan prinsip-prinsip tersebut. Beberapa masalah dalam teori
akuntansi :

1. Perubahan Lingkungan bisnis


Lingkungan bisnis yang terus berubah, seperti perkembangan teknologi,
globalisasi, dan perubahan regulasi, dapat menimbulkan tantangan dalam
menerapkan prinsip-prinsip tersebut dapat tetap relevan dan adaptif terhadap
perubahan ini merupakan latar belakang masalah yang menarik untuk dikaji.
2. Kontroversi dalam Penyusunan Standar Akuntansi
Ada situasi di mana standar Akuntansi baru yang diusulkan atau direvisi memicu
kontroversi. Beberapa pihak mungkin tidak setuju dengan perubahan tersebut atau
merasa bahwa standar baru tidak mencerminkan keadaan bisnis secara akurat. Ini
dapat menjadi latar belakang untuk mengeksplorasi dampak kontroversi ini
terhadap penerapan prinsip-prinsip Akuntansi.
3. Kompleksitas Transaksi Bisnis
Semakin kompleksnya transaksi bisnis modern, seperti transaksi lintas batas,
instrumen keuangan yang kompleks, atau model bisnis inovatif, dapat
menimbulkan tantangan dalam menerapkan prinsip-prinsip akuntansi yang
dirancang pada awalnya untuk lingkungan bisnis yang lebih sederhana.
4. Manajemen Laba dan Etika Akuntasi
Praktik manajemen laba yang tidak etis atau manipulasi laporan keuangan dapat
menantang integritas prinsip-prinsip akuntansi. Ini dapat menjadi latar belakang
masalah yang mengajak untuk mendalami bagaimana prinsip-prinsip Akuntansi
dapat menjadi alat dalam mencegah praktik-praktik yang merugikan ini.
5. Kepentingan Pemangku yang Bertentangan
Pemangku kepentingan seperti manajemen, pemegang saham, dan kreditur
mungkin memiliki kepentingan yang berbeda dalam penyusunan laporan
keuangan. Konflik kepentingan ini dapat menciptakan tantangan dalam menjaga
keseimbangan antara kebutuhan berbagai pihak.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas dapat kami ambil suatu rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan prinsip akuntansi?
2. Sebutkan apa saja prinsip-prinsip akuntansi?
3. Apa tujuan dari prinsip akuntansi?
4. Apa contoh dari penerapan setiap prinsip akuntansi?

C. TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH


1. Untuk mengetahui pengertiam dari prinsip akuntansi
2. Untuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip akuntansi
3. Untuk mengetahui tujuan dari prinsip-prinsip akuntansi
4. Untuk mengetahui apa saja penerapan dari setiap prinsip prinsip Akuntansi
BAB II

PEMBAHASAN

A. The Cost Principle ( Prinsip Biaya )


Prinsip biaya dalam teori Akuntansi mencakup pedoman atau aturan yang menentukan
bagaimana biaya harus diidentifikasi, diukur, dan diakui dalam laporan keuangan
suatu entitas. Prinsip-prinsip ini membantu memastikan bahwa entitas dapat
mengelola dan melaporkan biaya dengan cara yang konsisten, relevan, dan dapat
diandalkan. Beberapa prinsip biaya yang penting dalam teori akuntansi melibatkan
pengakuan dan pengukuran biaya-biaya yang terjadi selama siklus operasional suatu
entitas. Berikut adalah beberapa prinsip biaya yang umum :

1. Biaya Historis ( Historical Cost )


Prinsip ini menyatakan bahwa asset dan kewajiban seharusnya diukur berdasarkan
biaya historis, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mendapat atau menghasilkan
aset tersebut. Meskipun ada metode pengukuran alternatif, seperti nilai wajar,
prinsip biaya historis masih menjadi dasar utama dalam teori Akuntansi.
2. Konservatisme ( Conservatism )
Prinsip ini menyatakan bahwa dalam menghadapi beberapa pilihan alternatif
dalam mengukur atau mengakui asset, entitas seharusnya cenderung memilih
solusi yang kurang menguntungkan ( konservatif ). Ini membantu mencegah
adanya overstating (mengungkit terlalu tinggi) laba atau asset.
3. Pertukaran Nilai ( Matching )
Prinsip pertukaran nilai juga berlaku dalam konteks biaya. Biaya yang terkait
dengan pendapatan seharusnya diakui pada periode yang sama dengan pengakuan
pendapatan tersebut. Hal ini menciptakan hubungan kausal antara biaya dan
pendapatan.
4. Pengukuran yang Andal (Reliability)
Prinsip ini menekankan bahwa informasi akuntansi, termasuk biaya, seharusnya
dapat diandalkan dan bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan. Biaya
yang diukur seharusnya mencerminkan kenyataan sebaik mungkin.
5. Prinsip Ekonomi (Economic Entity)
Prinsip ini menyatakan bahwa entitas seharusnya mempertimbangkan biaya-biaya
yang berkaitan dengan aktivitas ekonominya sebagai kesatuan terpisah dari
kegiatan ekonomi entitas lainnya atau pemiliknya.
6. Biaya Terkendali (Controllability of Cost)
Prinsip ini menekankan bahwa manajemen seharusnya memiliki kemampuan
untuk mengendalikan atau mempengaruhi biaya-biaya yang terkait dengan
kegiatan operasionalnya. Ini penting dalam proses pengambilan keputusan dan
pengelolaan bisnis.

Penerapan prinsip-prinsip ini membantu entitas untuk mengidentifikasi,


mengukur, dan melaporkan biaya dengan cara yang konsisten dan sesuai dengan
tujuan akuntansi, yaitu memberikan informasi yang relevan dan dapat diandalkan
kepada para pemakai laporan keuangan.

B. The Revenue Principle ( Prinsip Pendapatan )


Prinsip pendapatan dalam teori akuntansi mengacu pada pedoman atau aturan yang
harus diikuti dalam mengakui pendapatan dalam laporan keuangan suatu entitas.
Prinsip-prinsip ini membantu mnyusun dasar pengukuran dan pelaporan pendapatan
agar informasi keuangan menjadi konsisten, relevan, dan dapat diandalkan. Beberapa
prinsip pendapatan yang penting dalam teori akuntansi melibatkan kapan pendapatan
seharusnya diakui dan bagaimana mengukurnya. Beberapa prinsip tersebut antara lain
:
1. Realisasi Pendapatan ( Revenue Recognition )
Prinsip ini menyatakan bahwa pendapatan seharusnya diakui ketika barang atau
jasa telah diserahkan kepada pelanggan dan entitas memiliki hak yang dapat
diukur atas pembayaran tersebut. Penerimaan kas tidak selalu merupakan syarat
utama pengakuan pendapatan.
2. Pertukaran Nilai ( Exchange of Value )
Pendapatan seharusnya diakui ketika terjadi pertukaran nilai antara entitas dan
pelanggan. Pertukaran nilai ini dapat berupa penjualan barang, pemberian jasa
atau penggunaan asset oleh pelanggan.
3. Asosiasi Biaya dan Pendapatan ( Matching of Cost and Revenues )
Prinsip ini mengharuskan biaya terkait dengan pendapatan diakui pada periode
yang sama dengan pengakuan pendapatan. Hal ini membantu menciptakan
keseimbangan antara pendapatan dan biaya yang terkait dengannya.

Prinsip-prinsip ini membentuk dasar bagi entitas dalam mengakuii pendapatan


mereka dan penerapannya dapat bervariasi tergantung pada jenis bisnis dan
transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas. Penerapan prinsip-prinsip ini
membantu memastikan bahwa informasi keuangan yang disajikan dalam laporan
keuangan mencerminkan secara akurat kinerja finansial suatu entitas.

C. The Matching Principle ( Prinsip Pencocokan )


Prinsip pencocokan ( matching principle ) adalah salah satu prinsip dasar dalam teori
akuntansi yang menetapkan bahwa biaya harus dicocokkan ( matched ) dengan
pendapatan yang dihasilkan oleh biaya-biaya tersebut pada periode waktu yang sama.
Penerapan prinsip pencocokan membantu menciptakan dasar yang lebih akurat untuk
menilai kinerja finansial suatu entitas, karena mencerminkan hubungan sebab-akibat
antara biaya-biaya yang dikeluarkan dan pendapatan yang dihasilkan. Beberapa poin
terkait prinsip pencocokan melibatkan :

1. Periode yang Sama


Biaya-biaya yang terkait dengan pendapatan harus diakui pada periode waktu
yang sama dengan pengakuan pendapatan tersebut. Hal ini menciptakan hubungan
waktu antara biaya dan pendapatan.
2. Kesesuaian Akrual
Prinsip pencocokan mendukung pengakuan biaya-biaya secara akru pada periode
waktu tertentu, bahkan jika pembayaran fisik belum terjadi. Ini berarti bahwa
akuntansi mengakui biaya saat biaya tersebut terjadi, bukan hanya ketika
pembayaran dilakukan.
3. Konsistensi
Penerapan prinsip pencocokan harus konsisten dari satu periode ke periode
berikutnya. Konsistensi dalam penerapan prinsip ini membantu memastikan
perbandingan yang adil antara laporan keuangan dari satu periode ke periode
berikutnya.
4. Pengakuan Pendapatan Bersih
Setelah biaya-biaya diakui, pendapatan bersih (pendapatan dikurangi biaya) akan
mencerminkan laba atau rugi bersih suatu entitas pada periode waktu tersebut.

Prinsip pencocokan membantu memastikan bahwa laporan keuangan memberikan


gambaran yang akurat dan adil tentang kinerja finansial suatu entitas. Dengan
mencocokkan biaya dengan pendapatan, prinsip ini membantu manajemen,
investor, dan pemangku kepentingan lainnya untuk membuat keputusan yang
lebih informasional mengenai kondisi finansial dan operasional suatu entitas.

Anda mungkin juga menyukai