Anda di halaman 1dari 6

NAMA: DEWI RATU FELLISSHA

NIM: 7101421132

ROMBEL: P AKT A 21

UTS TEORI AKUNTANSI

1. Jelaskan bagaimana proses dari ilmu menjadi teori khususnya teori akuntansi. Anda dapat
menjelaskan disertai dengan contoh.
JAWAB:
Proses dari ilmu menjadi teori akuntansi melalui beberapa tahapan, yaitu:
A. Observasi: yang pertama adalah observasi, yaitu pengamatan atau menganalisis
terhadap kasus akuntansi yang terjadi di lingkungan sekitar
Contohnya, mengamati praktik akuntansi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan
di Indonesia.
B. Hipotesis: yang kedua adalah pembuatan hipotesis, yaitu pernyataan yang didasarkan
pada pengamatan dan kejadian yang pernah dilihat atau dialami
Contohnya, hipotesis Jika perusahaan yang ada di Indonesia sebagian besar
menggunakan praktik akuntansi yang berbeda-beda dan beragam.
C. Verifikasi: yang ketiga adalah verifikasi, yaitu pengujian hipotesis melalui
pengumpulan data dan analisis data yang ada
Contohnya, pengumpulan data mengenai praktik akuntansi yang dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan di Indonesia dan analisis data untuk melihat apakah hipotesis
yang dibuat terbukti atau tidak.
D. Teori: yang keempat adalah pembuatan teori, yaitu penjelasan umum yang bermula dari
hipotesis dalam penjelasan akuntansi
Contohnya, teori bahwa perusahaan yang ada di Indonesia menggunakan praktik
akuntansi yang beragam sebab perbedaan regulasi dan kebijakan.
E. Pengembangan: yang kelima adalah pengembangan teori, yaitu penambahan atau
modifikasi atau pengembangan yang mungkin dilakukan terhadap ilmu akuntansi dari
waktu ke waktu
Contohnya, pengembangan teori akuntansi untuk mengakomodasi perubahan regulasi
dan kebijakan di Indonesia.
2. Jelaskan salah satu fungsi teori akuntansi ‘memberikan kerangka acuan dalam
menyelesaikan masalah akuntansi yang tidak ada standar resminya’.
JAWAB:
Seperti yang kita ketahui saat ini bahwa banyak situasi akuntansi yang lengkap dan
beragam yang tidak mempunyai standar resmi atau pedoman yang pasti. Dalam hal ini teori
akuntansi membantu mengatur transaksi atau situasi yang tidak diatur di dalam standar
akuntansi yang ada. Disini teori akuntansi membantu memberikan gambaran kepada
pemangku kepentingan terkait dengan bagaimana menyajikan informasi keuangan dalam
laporan keuangan dan menjelaskan terakit dengan kinerja dan posisi keuangan perusahan.
Selain itu teori akuntansi juga membantu akuntan di dalam menghadapi risiko dalam
pelaporan keuangan, saat risiko memberikan pengaruh penilaian atau pengungkapan dalam
laporan keuangan maka teori akuntansi akan membantu memberikan pedoman untuk
menyelesaikan situasi seperti ini. Teori akuntansi juga dapat membantu merumuskan
penyesuaian yang tepat untuk situasi yang tidak mempunyai standar yang cocok,
contohnya apabila tidak ada standar khusus untuk akuntansi cryptocurrency, maka akuntan
dapat melihat pada prinsip-prinsip yang ada untuk menyelesaikan dan menyesuaikan
keuangan yang serupa. Dalam beberapa kasus mungkin ditemukan karakteristik yang unik
dan khusus, oleh karena itu akuntan harus dapat melakukan analisis yang sesuai dan tepat
untuk menyelesaikan kasus dan dapat memberikan solusi yang paling sesuai dengan
kriteria perusahaan.
3. Jelaskan perumusan teori akuntansi dengan pendekatan penalaran disertai dengan
contohnya
JAWAB:
Perumusan teori akuntansi melalui pendekatan penalaran adalah proses pengembangan
kerangka kerja konseptual yang berlandaskan pada pemikiran logis, konsep-konsep
akuntansi, dan pendapat-pendapat yang digunakan dalam praktik akuntansi. Pendekatan ini
melibatkan pemikiran rasional atau pemikiran yang kritis untuk merumuskan konsep,
prinsip aturan dan pedoman yang digunakan untuk menghasilkan laporan keuangan yang
sempurna. Pendekatan ini bertujuan untuk memberikan landasan teoritis yang kuat bagi
praktik akuntansi dan membantu dalam pengembangan prinsip-prinsip akuntansi yang
lebih baik. Atas dasar metode penalaran yang ada, teori akuntansi dapat diklasifikasikan
menjadi beberapa pendekatan yang berbeda yaitu deduktif, induktif, etika, sosiologi,
ekonomi, eklektik.
 Pendekatan Deduktif (Umum-Khusus)
Pendekatan deduktiif dalam perumusan teori akuntansi melibatkan pemikiran dari
umum ke yang khusus. Ini berarti memulai dengan prinsip-prinsip atau konsep
akuntansi yang lebih umum, dan kemudian mengaplikasikannya pada situasi atau
isu yang lebih spesifik. Langkah Perumusanya yaitu Menentukan maksud dari
penyajian laporan keuangan, merujuk asumsi akuntansi yang sesuai dengan
keadaan ekonomi, sosilogi dan politik, menentukan prinsip akuntansi dan
menambah prosedur akuntansi.
Contoh: Keyakinan jika penilaian aset yang didsasarkan oleh cost sekarang lebih
relevan daripada cost historis dan keyakinan jika stilah biaya lebih cocok dari pada
Beban sebagai kata expense.
 Pendekatan Induktif (Khusus-Umum)
Pendekatan induktif dalam konteks akuntansi berlawanan dengan pendekatan
deduktif. Pendekatan induktif dikembangkan berdasarkan pengamatan praktik
akuntansi atau data empiris yang ada. Langkah perumusannya mencatat semua
observasi, menganalisis hasil observasi, hasil observasi di generalisasi dan
pengujian terhadap generalisasi.
Contoh: tingkat kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendek perusahaan
dagang lebih tinggi daripada perusahaan manufaktur dan Tingkat perbandingan
antara jumlah harta perusahaan dengan utang berasosiasi positif dengan
probabilitas kebangkrutan perusahaan.
 Pendekatan Etika
Didasarkan terhadap konsep keabsahan, keadilan, dan kelaziman. Prosedur
akuntansi akan berubah karena perubahan kondisi lingkungan, tidak berubah secara
arbitrer.
Contoh: Sebuah perusahaan harus memutuskan bagaimana menentukan kebijakan
depresiasi untuk aset tetapnya.
 Pendekatan Sosiologi
Berfokus pada pengaruh lingkungan yang datang dari prosedur akuntansi terhadap
kesejahteraan sosial di sekitar objek akuntansi yang akan dioperasionalkan.
Contoh; Akuntansi untuk CSR (Corporate Social Responsibility).
 Pendekatan Ekonomi
Prosedur akuntansi yang di modifikasi harus dbisa mempengaruhi ketentraman
ekonomi umum. Pemilihan prosedur akuntansi tergantung kepada dampaknya
terhadap ekonomi negara.
Contoh: Evaluasi investasi dalam aktiva tetap.
 Pendekatan Eklektik
Memiliki tujuan untuk menambah akuntansi dengan menggabungkan berbagai
pendekatan yang ada untuk dipakai.
Contoh: Penentuan Nilai wajar aset keuangan.

4. Sebutkan minimal 3 prinsip akuntansi dan jelaskan.


JAWAB:
A. Prinsip Objektivitas
Informasi keuangan sangat mengikuti kehebatan dari prosedur pengukuran yang
dipilih. Karena untuk memastikan kehebatan ini maka seorang akuntan sudah
memakai prinsip objektivitas untuk menggunakan pilihan prosedur pengukuran.
Namun, prinsip objktivitas mempunyai pandangan yang tidak sama:
a. Pengukuran objektif merupakan ukuran yang berada di posisi netral dan tidak
memihak
b. Pengukuran objektif merupakan pengukuran variabel, dengan demikian bahwa
pengukuran harus berlandaskan pada bukti.
c. Pengukuran objektif merupakan hasil kesepakatan di antara sebagian besar
peneliti
d. Ukuran dari penyebaran pengukuran bersifat sebagai indikator dari tingkat
objektivitas suatu pengukuran
B. Prinsip konsistensi
Berpikiran jika kasus ekonomi yng sejenis sebaiknmya ditulis dan disajikan dengan
cara yang tetap dari kurun waktu tertentu. Prinsip ini menyatakan jika aturan
akuntansi yang akan di lakukan kepada perhitungan transaksi yang sejennis
sepanjang waktu. Prinsip ini akan menysuun laporan keuangan lebih bisa
diperbandingkan dan lebih berguna.
C. Prinsip Biaya
Sesuai prinsip biaya, biaya adalah pokok penaksiran yang sebanding untuk
mengakui perolehan dari seluruh benda dan jasa, kewajiban, anggaran, dan eukitas.
Biaya yang belum selesai masa berlakunya merupakan biaya yang berhubungan
dengan produksi pendapatan di masa nanti, dengan demikian diperlukan sebagai
penekanan dari pendapatan sekarang atau yang dibebankan kepada laba ditahan.
Prinsip biaya bisa dipakai dalam hal keberimbangan ataupun kelangsungan usaha.
pertama, biaya akuisis merupakan informasi yang faktual dan bisa dipastikan.
Kedua, menurut kelangsungan usaha berpendapat jika komponen tersebut akan
melanjutkan kegiatanya dalam jangka periode yang tidak terhingga, sehingga
mengosongkan kepentingan untuk memakai nilai sekarang guna penilailan aktiva.
D. Prinsip pengungkapan penuh
Ada keselarasan umum dalam akuntansi, lebih baik terdapat pengungkapan yang
“penuh”, “adil”, dan sesuai dengan data akuntansi. Pengungkapan utuh
mengharuskn laporan direncanakan dan diatur untuk menjelaskan secara pasti
kejadian-kejadian ekonomi yang telah memberikan pengaruh kepada perusahan
selama periode berlangsung dan agar mendapat informasi yang cukup untuk
membuat berguna dan tidak menyusahkan bagi investor kebanyakan.

5. Menurut Anda apakah penggunaan SAK di Indonesia masih relevan mengingat secara
global terdapat IFRS yang menjadi standar internasional? Jelaskan.
JAWAB:
Masih relevan karena melihat kondisi bisnis, regulasi, dan lingkungan hukum yang ada di
Indonesia. SAK ini telah disesuaikan dengan karakteristik bisnis dan praktik akuntansi
yang ada di indonesia. Oleh karena itu, SAK memberikan panduan yang lebih sesuai
dengan realitas bisnis lokal. Di Indonesia sudah mengadopsi IFRS secara konvergensi
sejak tahun 2012, namun proses ini masih bertahap dan beberapa perusahaan masih
menerapkan SAK dalam laporan keuanganya atau juga menggabungkan SAK dan IFRS.
Selain itu di Di Indonesia, perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
diwajibkan untuk membuat laporan keuanganya berdasarkan SAK. Oleh karena itu, SAK
masih tetap relevan dalam konteks regulasi. Beberapa perusahaan yang ada di Indonesia
mungkin telah memilih untuk menggunakan IFRS secara penuh, terutama untuk mereka
yang memiliki hubungan bisnis di pasar global. Namun, SAK tetap relevan untuk
kepentingan perusahaan dalam negeri.

6. Jelaskan minimal dua tugas DSAK.


JAWAB:
1) Melakukan perencanaan, modifikasi, dan pengesahan SAK yang termasuk tidak
terbatas pada Pilar Standar Akuntansi Keuangan, Rencana Konseptual
Pelaporan Keuangan, dan Rencana Penyusunan dan pengutaraan Laporan
Keuangn Syariah, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, penafsiran Standar
Akuntansi Keuangan, Pernyataan pembatalan Standar Akuntansi Keuangan,
Buletin Teknis dan Produk lain yang berhubungan dengan Standar Akuntansi
Keuangan.
2) Memberikan jawaban terkait dengan pertanyaan dari masyarakat umum yang
terkait dengan SAK dalam hal dilihat perlu berdasarkan pertimbangan
DSAK/DSAS IAI
3) Menyarankan program kerja DSAK/DSAS IAI kepada DPN IAI, Program kerja
DSAK/DSAS IAI yang terdiri dari semua SAK yang akan direncanakan,
dikembangkan, dan ditetapkan oleh DSAK/DSAS IAI dan rencana anggaran
kegiatan serta Kegiatan lain yang dibutuhkan dalam pelaksanaan wewenang
dan tanggungjawab DSAK/DSAS IAI.

Anda mungkin juga menyukai