Pelanggaran HAM: Pembunuhan Empat warga di daerah Timika, Kabupaten Mimika, Papua.
1. Mengapa hal tersebut dikatakan sebagai permasalahan HAM??
Kejadian ini dikatakan sebagai permasalahan HAM dan pelanggaran HAM berat karena memenuhi beberapa unsur yang mengatakan bahwa hal tersebut adalah pelanggaran HAM. Unsur-unsur tersebut adalah Meliputi Sadisme, yakni memutilasi tubuh para korban, Pembunuhan secara paksa, dan adanya perncanaan dalam aksi tersebut. Kepala perwakilan komnas HAM wilayah papua juga mengatakan bahwa hal tersebut merupakan pelanggaran HAM berat dan telah melaporkan temuan tersebut kepada Komnas HAM RI.
2. Apa yang dilanggar??
Dalam kasus ini yang dilanggar adalah Hak Asasi Manusia, Pembunuhan merupakan kasus pelanggaran HAM berat terlebih lagi ditambah dengan penyiksaan. Pembunuhan atau penghilangan nyawa sewenang-wenang sudah termasuk melanggar Hak untuk meneruskan hidup.
3. Siapa yang melanggar?
Dalam kejadian tersebut melibatkan 10 orang tersangka, 6 diantaranya adalah anggota TNI AD dan 4 orang warga sipil. 4 warga sipil tersebut adalah APL Alias Jeck, DU, R, dan RMH, sedangkan yang anggota TNI-AD yaitu Mayor Inf Hf, Kapten Inf DK, Praka Pr, Pratu Ras, Pratu Pc dan Pratu R.
4. Dimana Permasalahan ini terjadi??
Pembunuhan Terjadi tanggal 22 agustus 2022 sekitar pukul 21.50 WIT dikawasan SP1, Distrik Mimika Baru, Papua. 5. Kronologis kejadiannya Bagaimana?? Kasus pembunuhan bermula ketika para korban bertemu 10 pelaku untuk membeli senjata api jenis AK 47 dan FN senilai Rp 250 juta di Jalan Budi Utomo daerah Timika pada 22 Agustus 2022. Identitas empat korban yang berasal dari Kabupaten Nduga ini adalah Arnold Lokbere, Irian Nirigi, Leman Nirigi, dan Atis Tini. Para pelaku pun memasukkan potongan tubuh korban ke enam karung serta mengisinya dengan batu dan membuangnya di Sungai Wania di Kampung Pigapu. Hingga kini tim SAR gabungan baru menemukan empat karung berisi badan tanpa kepala dan kaki para korban. "Pada saat di TKP saat transaksi yang mereka sepakati akhirnya korban ini melakukan penganiayaan," kata Putra. Menurut Putra, korban menganiaya pelaku karena ternyata senjata api yang dijual tersebut palsu. Penganiayaan tersebut membuat korban dibunuh. "Di situ sampai dibunuh lah para korban di situ," katanya. Polres Mimika telah melakukan rekonstruksi kasus pembunuhan empat warga pada Sabtu (3/9/2022) pekan lalu. Proses rekonstruksi terlaksana di 10 tempat kejadian perkara. Adapun tiga warga lainnya yang menjadi tersangka dalam kasus ini adalah Jack, Dul Umam, dan Rafles. ”Penegakan kasus pembunuhan empat warga di Mimika sebagai pelanggaran HAM berat masih membutuhkan waktu seperti penanganan kasus Paniai. Sebab kami perlu menyelidiki kasus ini dan mengumpulkan bukti-bukti secara komprehensif,” kata Ahmad. Ia pun meminta pihak kepolisian berupaya maksimal dalam mengejar salah satu pelaku berinisial Roy yang masih buron hingga kini. Sebab, Roy merupakan saksi kunci dalam kasus ini. ”Kami meminta pihak kepolisian agar segera menemukan dan menjamin keselamatan salah satu pelaku yang masih buron hingga kini. Pelaku inilah yang dapat mengungkap motif sebenarnya dalam pembunuhan empat warga,” kata Frits. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Papua Komisaris Besar Faisal Ramadhani mengakui pelaku bernama Roy yang masih buron merupakan saksi mahkota dalam kasus pembunuhan empat warga di Mimika. Sebab, Roy mengenal dekat para korban dan mengenalkan mereka dengan para pelaku yang lain. Ia pun mengungkapkan, tim Polres Mimika dan Polda Papua telah berupaya hingga dua kali menggerebek tempat persembunyian Roy. Akan tetapi Roy selalu berhasil kabur dan belum diketahui keberadaannya hingga saat ini. ”Kami berupaya menemukan Roy secepatnya karena dirinya yang dapat membuka tabir di balik kasus ini. Motif sementara dalam kasus ini adalah aksi perampokan uang Rp 250 juta milik korban,” ungkap Faisal