Anda di halaman 1dari 2

NAMA : DEWI RATU FELLISSHA

NIM : 7101421132

Pelanggaran HAM: Pembunuhan Empat warga di daerah Timika, Kabupaten Mimika, Papua.

1. Mengapa hal tersebut dikatakan sebagai permasalahan HAM??


Kejadian ini dikatakan sebagai permasalahan HAM dan pelanggaran HAM berat karena
memenuhi beberapa unsur yang mengatakan bahwa hal tersebut adalah pelanggaran
HAM. Unsur-unsur tersebut adalah Meliputi Sadisme, yakni memutilasi tubuh para
korban, Pembunuhan secara paksa, dan adanya perncanaan dalam aksi tersebut. Kepala
perwakilan komnas HAM wilayah papua juga mengatakan bahwa hal tersebut
merupakan pelanggaran HAM berat dan telah melaporkan temuan tersebut kepada
Komnas HAM RI.

2. Apa yang dilanggar??


Dalam kasus ini yang dilanggar adalah Hak Asasi Manusia, Pembunuhan merupakan
kasus pelanggaran HAM berat terlebih lagi ditambah dengan penyiksaan. Pembunuhan
atau penghilangan nyawa sewenang-wenang sudah termasuk melanggar Hak untuk
meneruskan hidup.

3. Siapa yang melanggar?


Dalam kejadian tersebut melibatkan 10 orang tersangka, 6 diantaranya adalah anggota
TNI AD dan 4 orang warga sipil. 4 warga sipil tersebut adalah APL Alias Jeck, DU, R,
dan RMH, sedangkan yang anggota TNI-AD yaitu Mayor Inf Hf, Kapten Inf DK, Praka
Pr, Pratu Ras, Pratu Pc dan Pratu R.

4. Dimana Permasalahan ini terjadi??


Pembunuhan Terjadi tanggal 22 agustus 2022 sekitar pukul 21.50 WIT dikawasan SP1,
Distrik Mimika Baru, Papua.
5. Kronologis kejadiannya Bagaimana??
Kasus pembunuhan bermula ketika para korban bertemu 10 pelaku untuk membeli
senjata api jenis AK 47 dan FN senilai Rp 250 juta di Jalan Budi Utomo daerah Timika
pada 22 Agustus 2022. Identitas empat korban yang berasal dari Kabupaten Nduga ini
adalah Arnold Lokbere, Irian Nirigi, Leman Nirigi, dan Atis Tini. Para pelaku pun
memasukkan potongan tubuh korban ke enam karung serta mengisinya dengan batu
dan membuangnya di Sungai Wania di Kampung Pigapu. Hingga kini tim SAR
gabungan baru menemukan empat karung berisi badan tanpa kepala dan kaki para
korban. "Pada saat di TKP saat transaksi yang mereka sepakati akhirnya korban ini
melakukan penganiayaan," kata Putra.
Menurut Putra, korban menganiaya pelaku karena ternyata senjata api yang dijual
tersebut palsu. Penganiayaan tersebut membuat korban dibunuh. "Di situ sampai
dibunuh lah para korban di situ," katanya. Polres Mimika telah melakukan rekonstruksi
kasus pembunuhan empat warga pada Sabtu (3/9/2022) pekan lalu. Proses rekonstruksi
terlaksana di 10 tempat kejadian perkara. Adapun tiga warga lainnya yang menjadi
tersangka dalam kasus ini adalah Jack, Dul Umam, dan Rafles. ”Penegakan kasus
pembunuhan empat warga di Mimika sebagai pelanggaran HAM berat masih
membutuhkan waktu seperti penanganan kasus Paniai. Sebab kami perlu menyelidiki
kasus ini dan mengumpulkan bukti-bukti secara komprehensif,” kata Ahmad.
Ia pun meminta pihak kepolisian berupaya maksimal dalam mengejar salah satu pelaku
berinisial Roy yang masih buron hingga kini. Sebab, Roy merupakan saksi kunci dalam
kasus ini. ”Kami meminta pihak kepolisian agar segera menemukan dan menjamin
keselamatan salah satu pelaku yang masih buron hingga kini. Pelaku inilah yang dapat
mengungkap motif sebenarnya dalam pembunuhan empat warga,” kata Frits.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Papua Komisaris Besar Faisal Ramadhani
mengakui pelaku bernama Roy yang masih buron merupakan saksi mahkota dalam
kasus pembunuhan empat warga di Mimika. Sebab, Roy mengenal dekat para korban
dan mengenalkan mereka dengan para pelaku yang lain. Ia pun mengungkapkan, tim
Polres Mimika dan Polda Papua telah berupaya hingga dua kali menggerebek tempat
persembunyian Roy. Akan tetapi Roy selalu berhasil kabur dan belum diketahui
keberadaannya hingga saat ini. ”Kami berupaya menemukan Roy secepatnya karena
dirinya yang dapat membuka tabir di balik kasus ini. Motif sementara dalam kasus ini
adalah aksi perampokan uang Rp 250 juta milik korban,” ungkap Faisal

Anda mungkin juga menyukai