Anda di halaman 1dari 30

8 Contoh Kasus Pelanggaran HAM di

Indonesia TERLENGKAP

18 Contoh Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia TERLENGKAP Pelanggaran HAM


merupakan pelanggaran atau kelalaian terhadap kewajiban asasi yang dilakukan
seseorang terhadap orang lain. Akan tetapi tidak semua pelanggaran yang berkenaan
dengan hak merupakan pelanggaran HAM. Yang termasuk dalam pelanggaran HAM
diantaranya pembunuhan dan pelecehan, berikut penjelasan mengenai pelanggaran HAM
serta Contoh Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia.

Pelanggaran HAM di indonesia telah diatur di UU No. 39 tahun 1999 yang mengatakan
bahwa :
Pelanggaran HAM merupakan segala tindakan yang dilakukan oleh seseorang maupun
sekelompok orang termasuk aparat negara baik disegaja maupun tidak disengaja yang
dapat mengurangi, membatasi, menghilangkan atau mencabut hak asasi orang lain yang
dilindungi oleh undang-undang dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak
mendapatkan penyelesaian hukum yang benar dan adil sesuai mekanisme hukum yang
berlaku

Pelanggaran HAM umum nya banyak terjadi pada masa pemerintahan Presiden Suharto ,
saat ABRI (saat ini menjadi TNI dan Polri) menjadi alat untuk mengontrol kekuasaan.
Pelanggaran HAM oleh TNI mencapai puncaknya pada akhir masa pemerintahan Orde
Baru, di saat perlawanan rakyat semakin keras.Namun bukan berarti dijaman sekarang
tidak ada peran serta masyarakat dapat membantu mencegah pelanggaran tersebut.

Bentuk Pelanggaran HAM


Pelanggaran HAM menurut sifatnya terbagi dua :
1.Pelanggaran HAM ringan yaitu pelanggaran HAM yang tidak menancam jiwa manusia.
2.Pelanggaran HAM berat yaitu pelanggaran HAM yang mengancam nyawa manusia.
Pelanggaran yang marak dijumpai di masyarakat antara lain :
1.Penyiksaan adalah perbuatan yang menimbulkan rasa sakit atau penderitaan baik
jasmani maupun rohani.
2.Deskriminasi adalah pembatasan, pelecehan, dan pengucilan yang dilakukan langsung
atau tidak lengsung yang didasarkan perbedaan manusia atas Suku, ras, etnis, dan Agama.

Advertsiment

18 Contoh Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia

1. Pembantaiaan Rawagede

Pembantaian Rawagede merupakan pelanggaran HAM yang terjadi penembakan dan


pembunuhan penduduk kampung Rawagede (sekarang Desa Balongsari, Rawamerta,
Karawang, Jawa Barat) oleh tentara Belanda tanggal 9 Desember 1945 bersamaan dengan
Agresi Militer Belanda I. Akibatnya puluhan warga sipil terbunuh oleh tentara Belanda
yang kebanyakan dibunuh tanpa alasan yang jelas. Tanggal 14 September 2011,
Pengadilan Den Haaq menyatakan pemerintah Belanda bersalah dan harus bertanggung
jawab dengan membayar ganti rugi (kompensasi) kepada keluarga korban pembantaian
Rawagede.

2. Kasus Pembunuhan Munir


Munir Said Thalib merupakan aktifis HAM yang pernah menangani kasus-kasus
pelanggaran HAM. Munir lahir di Malang pada 8 Desember 1965. ia meninggal pada 7
September 2004 di dalam pesawat Garuda Indonesia ketika Munir sedang melakukan
perjalanan menuju Amsterdam, Belanda. Spekulasi mulai bermunculan, banyak berita
yang mengabarkan bahwa Munir meninggal di dalam pesawat karena serangan jantung,
dibunuh, bahkan diracuni. Namun, sebagian orang percaya bahwa Munir meninggal
karena diracun menggunakan Arsenikum di makanan atau minumannya saat ia merada di
dalam pesawat.
Kasus ini sampai sekarang masih belum ada titik temu, bahkan kasus ini telah diajukan
ke Amnesty Internasional dan tengah diproses. kemudian pada tahun 2005, Pollycarpus
Budihari Priyanto selaku Pilot pesawat yang ditumpangi munir dijatuhi hukuman 14
tahun penjara karena terbukti bahwa ia merupakan tersangka dari kasus pembunuhan
Munir, karena dengan sengaja Pollycarpus menaruh Arsenik di makanan Munir sehingga
ia meninggal di pesawat.

3. Pembunuhan Aktivis Buruh Wanita, Marsinah


Kasus Marsinah terjadi pada 3-4 Mei 1993. Seorang pekerja dan aktivitas wanita PT
Catur Putera Surya Porong, Jatim. Peristiwa ini berawal dari aksi mogok yang dilakukan
oleh Marsinah dan buruh PT CPS. Mereka menuntun kepastian pada perusahaan yang
telah melakukan PHK mereka tanpa alasan. Setelah aksi demo tersebut, Marsinah malah
ditemukan tewas 5 hari kemudian. Ia tewas di kawasan hutan Wilangan, Nganjuk dalam
kondisi mengenaskan dan diduga menjadi korban pelanggaran HAM berupa penculikan,
penganiayaan dan pembunuhan. Penyelidikan masih belum menemukan titik terang
hingga sekarang.

4. Penculikan Aktivis (1997/1998)


Kasus penculikan dan penghilangan secara paksa para aktivis pro-demokrasi, sekitar 23
aktivis pro-demokrasi diculik. Kebanyakan aktivis yang diculik disiksa dan menghilang,
meskipun ada satu yang terbunuh. 9 aktivis dilepaskan dan 13 aktivis lainnya masih
belum diketahui keberadaannya sampai kini. Banyak orang berpendapat bahwa mereka
diculik dan disiksa oleh para anggota militer.

5. Peristiwa Tanjung Priok (1984)


Kasus tanjung Priok terjadi tahun 1984 antara aparat dengan warga sekitar yang berawal
dari masalah SARA dan unsur politis. Peristiwa ini dipicu oleh warga sekitar yang
melakukan demonstrasi pada pemerintah dan aparat yang hendak melakukan pemindahan
makam keramat Mbah Priok. Para warga yang menolak dan marah kemudian melakukan
unjuk rasa, hingga memicu bentrok antara warga dengan anggota polisi dan TNI. Dalam
peristiwa ini diduga terjadi pelanggaran HAM dimana terdapat ratusan korban meninggal
dunia akibat kekerasan dan penembakan.

6. Penembakan Misterius (Petrus)


Diantara tahun 1982-1985, peristiwa ini mulai terjadi. Petrus adalah sebuah peristiwa
penculikan, penganiayaan dan penembakan terhadap para preman yang sering
menganggu ketertiban masyarakat. Pelakunya tidak diketahui siapa, namun kemungkinan
pelakunya adalah aparat kepolisian yang menyamar (tidak memakai seragam). Kasus ini
termasuk pelanggaran HAM, karena banyaknya korban Petrus yang meninggal karena
ditembak. Kebanyakan korban Petrus ditemukan meninggal dengan keadaan tangan dan
lehernya diikat dan dibuang di kebun, hutan dan lain-lain. Terhitung, ratusan orang yang
menjadi korban Petrus, kebanyakan tewas karena ditembak.

7. Kasus Bulukumba
Kasus Bulukumba merupakan kasus yang terjadi pada tahun 2003. Dilatar belakangi oleh
PT. London Sumatra (Lonsum) yang melakukan perluasan area perkebunan, namun
upaya ini ditolak oleh warga sekitar. Polisi Tembak Warga di Bulukumba. Anggota
Brigade Mobil Kepolisian Resor Bulukumba, Sulawesi Selatan, dilaporkan menembak
seorang warga Desa Bonto Biraeng, Kecamatan Kajang, Bulukumba, Senin (3 Oktober
2011) sekitar pukul 17.00 Wita. Ansu, warga yang tertembak tersebut, ditembak di bagian
punggung. Warga Kajang sejak lama menuntut PT London mengembalikan tanah mereka.

8. Pembantaian Massal Komunis (PKI) 1965


Pembantaian ini merupakan peristiwa pembunuhan dan penyiksaan terhadap orang yang
dituduh sebagai anggota komunis di Indonesia yang pada saat itu Partai Komunis
Indonesia (PKI) menjadi salah satu partai komunis terbesar di dunia dengan anggotanya
yang berjumlah jutaan. Pihak militer mulai melakukan operasi dengan menangkap
anggota komunis, menyiksa dan membunuh mereka. Sebagian banyak orang berpendapat
bahwa Soeharto diduga kuat menjadi dalang dibalik pembantaian 1965 ini. Dikabarkan
sekitar satu juta setengah anggota komunis meninggal dan sebagian menghilang. Ini jelas
murni terjadi pelanggaran Hak Asasi Manusia.

9. Pembantaian Santa Cruz


Kasus ini masuk dalam catatan kasus pelanggaran HAM di Indonesia, yaitu pembantaian
yang dilakukan oleh militer (anggota TNI) dengan menembak warga sipil di Pemakaman
Santa Cruz, Dili, Timor Timur pada 12 November 1991. Kebanyakan warga sipil yang
sedang menghadiri pemakaman rekannya di Pemakaman Santa Cruz ditembak oleh
anggota militer Indonesia. Puluhan demonstran yang kebanyakkan mahasiswa dan warga
sipil mengalami luka-luka bahkan ada yang meninggal. Banyak orang menilai bahwa
kasus ini murni pembunuhan yang dilakukan oleh anggota TNI dengan melakukan agresi
ke Dili, dan merupakan aksi untuk menyatakan Timor-Timur ingin keluar dari Indonesia
dan membentuk negara sendiri.

10. Kasus Dukun Santet di Banyuwangi


Peristiwa pembunuhan ini terjadi pada tahun 1998. Pada saat itu di Banyuwangi sedang
marak maraknya terjadi praktek dukun santet di desa desa. Warga sekitar yang berjumlah
banyak mulai melakukan kerusuhan berupa penangkapan serta pembunuhan terhadap
orang yang dituduh sebagai dukun santet. Sejumlah orang yang dituduh dukun santet pun
dibunuh tanpa peradilan, ada yang dibacok, dipancung bahkan dibakar hidup-hidup.
Tentu saja polisi bersama anggota TNI dan ABRI tidak tinggal diam, mereka
menyelamatkan orang yang dituduh dukun santet yang beruntung masih selamat dari
amukan warga.

11. Peristiwa 27 Juli (1996)


Peristiwa ini disebabkan oleh para pendukung Megawati Soekarno Putri yang menyerbu
dan mengambil alih kantor DPP PDI di Jakarta Pusat pada tanggal 27 Juli 1996. Massa
mulai melempari dengan batu dan bentrok, ditambah lagi kepolisian dan anggota ABRI
datang berserta Pansernya. Kerusuhan meluas sampai ke jalan-jalan, massa mulai
merusak bangunan dan rambu-rambu lalu-lintas. Dikabarkan lima orang meninggal
dunia, puluhan orang (sipil maupun aparat) mengalami luka-luka dan sebagian ditahan.
Menurut Komnas HAM, dalam peristiwa ini telah terbukti terjadinya pelanggaran HAM.

12. Kasus Penganiayaan Wartawan Udin (1996)


Kasus penganiayaan dan terbunuhnya Wartawan Udin (Fuad Muhammad
Syafruddin)terjadi di yogyakarta 16 Agustus 1996. Sebelum kejadian ini, Udin kerap
menulis artikel kritis tentang kebijakan pemerintah Orde Baru dan militer. Ia menjadi
wartawan di Bernas sejak 1986. Udin adalah seorang wartawan dari harian Bernas yang
diduga diculik, dianiaya oleh orang tak dikenal dan akhirnya ditemukan sudah tewas.

13. Tragedi Semanggi I dan II


Tragedi Semanggi merupakan peristiwa protes masyarakat kepada pelaksanaan serta
agenda Sidang Istimewa MPR yang mengakibatkan tewasnya warga sipil, kejadian yang
pertama di kenal dengan nama Tragedi Semanggi I yang terjadi pada tanggal 13
November 1998. Dalam kasus ini 5 orang korban meninggal, yaitu Teddy Mahdani K,
Bernadus Irmawan, Muzamil Joko P, Abdullah dan Sigit Prasetyo. Kemudian kejadian
kedua di kenal dengan nama Tragedi semanggi II yang terjadi pada tanggal 24 September
1999 yang memakan 5 orang korban meninggal yaitu Salim Ternate, Denny Yulian, Yap
Yun Hap, Zainal dan Fadli.

14. Pelanggaran HAM di Daerah Operasi Militer (DOM), Aceh


Terjadi pada tahun 1976-1989, memakan banyak ribuan korban jiwa. Peristiwa yang
terjadi semenjak dideklarasikan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Hasan Di Tiro, Aceh
selalu menjadi daerah operasi militer dengan itensitas kekerasan yang tinggi.

15. Tragedi Trisakti


Peristiwa penembakan mahasiswa Universitas Trisakti pada tanggal 12 Mei 1998, pada
saat demonstrasi menuntut Soeharto mundur dari jabatannya. Dalam kasus ini
menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti diantaranya : Hendrawan Sie (1975-
1998), Heri Hertanto (1977-1998), Elang Mulia Lesmana (1978-1998) dan Hafidin
Royan (1976-1998). Mereka tewas tertembak di dalam kampus, terkena peluru tajam di
tempat-tempat vital seperti kepala, tenggorokan, dan dada.

16. Peristiwa Abepura, Papua


Peristiwa ini terjadi di Abepura, Papua pada tahun 2003. Terjadi akibat penyisiran yang
membabi buta terhadap pelaku yang diduga menyerang Mapolsek Abepura. Komnas
HAM menyimpulkan bahwa telah terjadi pelanggaran HAM di peristiwa Abepura.

17.Pelanggaran HAM di Indonesia Bom bali


Peristiwa ini terjadi pada tahun 2002. Sebuah bom diledakkan di kawasan Legian Kuta,
Bali oleh sekelompok jaringan teroris.Kepanikan sempat melanda di penjuru Nusantara
akibat peristiwa ini. Aksi bom bali ini juga banyak memicu tindakan terorisme di
kemudian hari.Peristiwa bom bali menjadi salah satu aksi terorisme terbesar di Indonesia.
Akibat peristiwa ini, sebanyak ratusan orang meninggal dunia, mulai dari turis asing
hingga warga lokal yang ada di sekitar lokasi.
18. kasus Salim Kancil
Peristiwa pada tahun 2015 Berawal mula dari penambangan pasir Pantai Watu Pecak
ilegal, aktivis mencoba menghentikan penambangan tersebut namun.Beberapa
Gerombolan mengikat tangan Salim dan membawanya ke Balai Desa Selok Awar-Awar
yang berjarak 2 km dari rumahnya dengan cara diseret. Selain dipukuli, digergaji
lehernya, Salim juga diestrum. Kejadian terjadi kurang lebih setengah jam, hingga
menimbulkan kegaduhan yang pada saat itu sedang berlangsung proses belajar mengajar
di sebuah sekolah Paud. Polres Lumajang saat ini telah mengamankan 22 orang terduga
pelaku pengeroyokan.Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono Kabid Humas Polda
Jatim mengatakan, dari 22 terduga pelaku ini 19 diantaranya sudah ditahan. Dua
tersangka lainnya tidak ditahan karena masuk kategori di bawah umur yakni 16 tahun

Advertsiment
Pengertian Pelanggaran HAM | Macam pelanggaran HAM | Contoh
Pelanggaran Ham di Indonesia

1.Pengertian Pelanggaran HAM


DalamUndang-Undang No.39 tahun 1999 Pelanggaran HAM adalah setiap
perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat Negara baik
disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara melawan
hokum ,mengurangi, menghalangi, membatasi dan mencabut HAM seseorang
atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang ini dan tidak mendapat
atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan
benar berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.Yang sekarang telah
menjadi UU No.26/2000 tentang pengadilan HAM yang berbunyi pelanggaran
HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat
negara baik disengaja ataupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara
hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut HAM
seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-Undang ini, dan tidak
didapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum
yang berlaku . Mastricht Guidelines3 telah menjadi dasar utama bagi identifikasi
pelanggaran HAM.

2. Macam pelanggaran HAM


Pelanggaran HAM dapat dikelompokan menjadi 2 macam yaitu pelanggaran
HAM berat dan pelanggaran HAM ringan.Kejahatan genosida dan kejahatan
kemanusiaan termasuk dalam pelanggaran HAM yang berat.
Kejahat genosida itu sendiri berdasarkan UU No.26/2000 tentang pengadilan
HAM adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk
menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok, bangsa,
ras, kelompok etnis dan kelompok agama.
Sementara itu kejahatan kemanusiaan adalah salah satu perbuatan yang
dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang
diketahuinya bahwa serangan tersebut ditunjukan secara langsung terhadap
penduduk sipil berupa pembunuhan, pemusnahan kemerdekaan atau
perampasan kebebasan fisik lain secara sewenang-wenang yang melanggaran
(asas-asas) ketentuan pokok hokum internasional, penyiksaan, perkosaan,
perbudakan seksual, pelacuran secarapaksa atau bentuk- bentuk kekerasan
seksual lain yang setara , penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentuatau
perkumpulan yang didasari persamaan paham politik, ras, kebangsaan,etnis,
budaya, agama, jenis kelamin atau alasan lain yang telah diakui secara universal
sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional, penghilangan orang
secara paksa, dan kejahatan apartheid.

3.Subjek yang dapat menjadi pelanggar HAM


Menurut Mastricht Guidelines3 pelanggaran HAM terjadi lewat acts of
commission (tindakan untuk melakukan),oleh pihak Negara atau pihak lain yang
tidak diatur secara memadai oleh Negara atau lewat acts of
discommission(tindakan untuk tidak melakukan tindakan apapun) oleh Negara .
Pelanggaran HAM oleh pihak Negara dapat dilihat dalam hal kegagalan nya
untuk memenuhi tiga jenis kewajiban yang berbeda,yakni:
- Kegagalan dalam kewajiban untuk menghormati,seperti pembunuhan diluar
hukum.
- Kegagalan dalam kewajiban untuk melindungi, seperti kegagalan untuk
mencegah terjadinya penyerangan etnis tertentu.
- Kegagalan dalam kewajiban untuk memenuhi, seperti kegagalan dalam
memberikan layanan pendidikan dan kesehatan yang memadai.
Sedangkan bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh satuan bukan
pemerintahandiantaranya pembunuhan oleh tentara, pemberontakan dan
serangan bersenjata oleh salah satu pihak melawan pihak lain.
Menurut UU No. 26/2000 tentang pengadilan HAM juga disebutkan bahwa
pelanggaran terhadap HAM dapat dilakukan oleh baik aparatur negara maupun
bukan aparatur Negara. Oleh karena itu penindakan terhadap pelanggaran HAM
tidak boleh hanya ditujukan terhadap aparatur negara, tetapi juga pelanggaran
yang dilakukan bukan oleh aparatur negara. Penindakan terhadap pelanggaran
HAM mulai dari penyelidikan, penuntutan, dan persidangan terhadap
pelanggaran yang terjadi harus bersifat non-diskriminatif dan berkeadilan.

4.Contoh Pelanggaran Ham di Indonesia


Contoh-contoh pelanggaran HAM yang lain dan pernah terjadi di Indonesia
antara lain:
1.Rezim Soeharo di masa Orde Baru
Negara kita memiliki sejarah gelap dalam pelanggaran HAM di masa Orde Baru .
Selama 32 tahun dibawah rezim pemerintahan Alm.mantan Presiden Soeharto
telah terjadi ratusan bahkan ribuan pelanggaran HAM di Indonesia. Para aktivis
politik, pemimpin oposisi, jurnalis dan tokoh-tokoh yang menghambat
kelanggengan pemerintahan Alm.Soeharto telah mengalami serangkaian
pelanggaran HAM seperi pemberontakan, penyiksaan, penculikan bahkan
pembantaian. Sesudah lengsernya Alm.Soeharto pada bulan Mei 1998 banyak
orang berharap bahwa Indonesia akan memasuki era liberalisasi dimana prinsip-
prinsip dasar HAM seperti kebebasan pendapat akan dihargai. Namun realita
yang terjadi didalam masyarakat Indonesia sampai sekarang tidaklah sesuai
dengan harapan. Meskipun Soeharto tidak lagi berkuasa banyak institusi-institusi
yang ia ciptakan dan asuh masih bertahan. Mereka telah mengakar secara
sistematis dan baik dalam budaya politik maupun hukum sehingga praktek
pelanggaran HAM di Indonesia terus berlanjut. Budaya impunitas yang meluas
dikalangan aparat militer dan kepolisian merupakan salah satu sebab dari
adanya praktek pelanggaran HAM di Indonesia saat ini.

2.Kontroversi G30S/PKI
Perkara seputar peristiwa G30S bagi KKR bakal menjadi kasus kontroversial.
Dilema bisa muncul dengan terlibatnya KKR untuk memangani kasus
pembersihan para aktivis PKI. Peneliti LIPI Asvi Marwan Adam melihat, kalau
pembantaian sebelum 1 Oktober 1965 yang memakan banyak korban dari pihak
Islam, karena pelakunya sama-sama sipil, lebih mudah rekonsiliasi begitu
Soeharto pada 1 Oktober 1965 berhasil menguasai keadaan, sore harinya keluar
pengumuman Peperalda Jaya yang melarang semua surat kabar terbit kecuali
Angkatan Bersenjata (AB) dan Berita Yudha. Dengan begitu, seluruh informasi
dikuasai tentara. Berita yang terbit oleh kedua koran itu kemudian direkayasa
untuk mengkambinghitamkan PKI sebagai dalang G30S yang didukung Gerwani
sebagai simbol kebejatan moral. Informasi itu kemudian diserap oleh koran-
koran lain yang baru boleh terbit 6 Oktober 1965.Percobaan kudeta 1 Oktober,
kemudian diikuti pembantaian massal di Indonesia. Banyak sumber yang
memberitakan perihal jumlah korban pembantaian pada 1965/1966 itu tidak
mudah diketahui secara persis. Peran media militer, koran AB dan Berita Yudha,
juga sangat krusial. Media inilah yang semula menyebarkan berita sadis tentang
Gerwani yang menyilet kemaluan para Jenderal. Padahal, menurut Cribb,
berdasarkan visum, seperti diungkap Ben Anderson (1987) para jenazah itu
hanya mengalami luka tembak dan memar terkena popor senjata atau terbentur
dinding tembok sumur. Berita tentang kekejaman Gerwani itu memicu
kemarahan massa.Karena itu, Asvi mengingatkan bahwa peristiwa pembunuhan
massal pada 1965/66 perlu dipisahkan antara konflik antar masyarakat dengan
kejahatan yang dilakukan oleh negara. Pertikaian antar masyarakat, meski
memakan banyak korban bisa diselesaikan. Sebuah sarasehan Generasi Muda
Indonesia yang diselenggarakan di Univesitas Leuwen Belgia 23 September
2000 dengan tema Mawas Diri Peristiwa 1965: Sebuah Tinjauan Ulang
Sejarah, secara tegas menyimpulkan agar dalam memandang peristiwa G30S
harus dibedakan antara peristiwa 1 Oktober dan sesudahnya, yaitu berupa
pembantaian massal yang dikatakan tiada taranya dalam sejarah modern
Indonesia, bahkan mungkin dunia, sampai hari ini. Peritiwa inilah, simpul
pertemuan itu, merupakan kenyataan gamblang yang pernah disaksikan banyak
orang dan masih menjadi memoar kolektif sebagian mereka yang masih hidup.

3.Kasus Pelanggaran HAM di Maluku


Konflik dan kekerasan yang terjadi di Kepulauan Maluku sekarang telah berusia
2 tahun 5 bulan; untuk Maluku Utara 80% relatif aman, Maluku Tenggara 100%
aman dan relatif stabil, sementara di kawasan Maluku Tengah (Pulau Ambon,
Saparua, Haruku, Seram dan Buru) sampai saat ini masih belum aman dan
khusus untuk Kota Ambon sangat sulit diprediksikan, beberapa waktu yang lalu
sempat tenang tetapi sekitar 1 bulan yang lalu sampai sekarang telah terjadi aksi
kekerasan lagi dengan modus yang baru ala ninja/penyusup yang melakukan
operasinya di daerah daerah perbatasan kawasan Islam dan Kristen (ada
indikasi tentara dan masyarakat biasa). Penyusup masuk ke wilayah perbatasan
dan melakukan pembunuhan serta pembakaran rumah hal tersebut timbul
karena komunikasi sosial masyarakat tidak jalan dengan baik, sehingga
perasaan saling curiga antar kawasan terus ada dan selalu bisa dimanfaatkan
oleh pihak ketiga yang menginginkan konflik jalan terus. Perkembangan situasi
dan kondisis yang terakhir tidak ada pihak yang menjelaskan kepada masyarakat
tentang apa yang terjadi sehingga masyrakat mencari jawaban sendiri dan
membuat antisipasi sendiri.

4.Pelanggaran HAM oleh Mantan Gubernur Tim-Tim


Abilio Jose Osorio Soares, mantan Gubernur Timtim, yang diadili oleh
Pengadilan Hak Asasi Manusia (HAM) ad hoc di Jakarta atas dakwaan
pelanggaran HAM berat di Timtim dan dijatuhi vonis 3 tahun penjara. Sebuah
keputusan majelis hakim yang bukan saja meragukan tetapi juga menimbulkan
tanda tanya besar apakah vonis hakim tersebut benar-benar berdasarkan rasa
keadilan atau hanya sebuah pengadilan untuk mengamankan suatu keputusan
politik yang dibuat Pemerintah Indonesia waktu itu dengan mencari kambing
hitam atau tumbal politik. Bagi orang yang awam dalam bidang hukum, dapat
diartikan bahwa hakim ragu-ragu dalam mengeluarkan keputusannya. Sebab
alternatifnya adalah apabila terdakwa terbukti bersalah melakukan pelanggaran
HAM berat hukumannya minimal 10 tahun dan apabila terdakwa tidak terbukti
bersalah ia dibebaskan dari segala tuduhan.Kedua, publik dapat merasakan
suatu perlakuan diskriminatif dengan keputusan terhadap terdakwa Abilio
tersebut karena terdakwa lain dalam kasus pelanggaran HAM berat Timtim dari
anggota TNI dan Polri divonis bebas oleh hakim.

5. Pelanggaran HAM di PAPUA


Beroprasinya perusahaan-perusahaan besar di Papua tetap mengambil peran
atas tejadinya pelanggaran HAM.Eksploitasi besar-besaran, erusakan
lingkungan dan penyerobotan hak adat terus berlangsung. Tuntutan masyarakat
atas perlakuan tidak adil dijawab dengan kehadiran aparat keamanan dan opers-
operasi penumpasan separatism. Sementara itu , berlakunya otonomi khusus
belum menjadikan kondisi HAM lebih baik dari sebelumnya. Etidak siapan
pemda dan campurtangan pusat menimbulkan konflik di tengah masyarakat.
Sementara itu, dinamika politik lokal, praktik-praktik korupsi menjadikan Papua
terus dalam eterpurukan. Sehingga berbagai bentuk hak ekonomi, social dan
budaya terabaikan.
5.Faktor yang menyebabkan kasus-kasus pelanggaran HAM dan solusisi
meminimalisasikan pelanggaran HAM
Dari beberapa contoh pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia dapat
ditemukan beberapa faktor yang menyebabkan kasus-kasus pelanggaran HAM
diantaranya:
- Sentralisasi kekuasaan pemerintah pusat
- Budaya impunitas yang berkembang di kalangan aparat hukum dan kepolisian
- Budaya security approach yang dilakukan pemerintah
- Pelayanan public yang tidak baik
Solusi-solusi untuk meminimalisasikan bentuk pelanggaraan HAM adalah:
Mengadakan reformasidalam tubuh aparat hukum dasn peradilan
Mengeluarkan UU yang mempunyai kekuatan hukum untuk menindak praktik
pelanggaran HAM seperti itu
Mengadakan sosialisasi kepada massyarakat dan institusi-institusi peradilan
tentang pengidentifikasian bentuk pelanggaran HAM
Membentuk lembaga untuk mengurus perlindungan saksi dan korban yang
terpisah dari aparat hukum

BAB IV
PENUTUP
1.Keimpulan
Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang
termasuk aparat negara baik disengaja ataupun tidak disengaja atau kelalaian
yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut
HAM seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-Undang ini, dan
tidak didapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian
hukum yang berlaku .
Pelanggaran HAM dapat dikelompokan menjadi 2 macam yaitu pelanggaran
HAM berat dan pelanggaran HAM ringan. Pelanggaran HAM dapat dilakukan
oleh pihak Negara dan bukan Negara. Contoh Pelanggaran Ham di Indonesia
rezim Soeharto yang berkuasa 32 tahun,Kasus G30S/PKI yang masih menjadi
polemik sampai sekarang, kasus Pelanggaran HAM di Maluku, dan Pelanggaran
HAM oleh Mantan Gubernur Tim-Tim.

2.Saran
Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan
memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa
menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan
pelanggaran HAM. Dan Jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjak-injak
oleh orang lain.Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu menyelaraskan dan
mengimbangi antara HAM kita dengan HAM orang lain.

Daftar Pustaka
Budiyanto.2006.Pendidikan Kewarganegaraan.Jakarta:erlangga
Hartati,Sri.2008.Kewarganegaraan.Sukoharjo:Media Wiguna
http://donaemons.wordpress.com/2009/01/29/pelanggaran-pelanggaran-ham-di-
indonesia/
http://www.cahcawas.co.cc/2011/03/pelanggaran-ham-di-indonesia-
kumpulan.html

Bentuk-Bentuk Pelanggaran Hak Asasi


Manusia
Bentuk-Bentuk Pelanggaran Hak Asasi Manusia - Pada materi sebelumnya telah kami
jelaskan secara lengkap seputar penyebab pelanggaran hak asasi manusia dan pengertian
pelanggaran hak asasi manusia. Nah kali ini admin Sakersomu ingin melanjutkan materi
yang terkait tentang kedual hal tersebut, yakni seputar bentuk-bentuk pelanggaran hak
asasi manusia. Seperti apakah bentuk-bentuk pelanggaran hak asasi manusia itu?
Selengkapnya kalian bisa baca pada artikel di bawah ini

Dalam kehidupan sehari-hari, kalian tentunya pernah mendengar atau membaca berita
tentang kasus pembunuhan, pemerkosaan, penculikan dan sebagainya. Tidak menutup
kemungkinan pula, kalian pernah melihat pengeroyokan, seseorang mencaci maki orang
lain, dan sebagainya. Selain itu, pernahkah kalian mengalami pelecehan, penghinaan,
atau juga diperlakukan tidak adil oleh orang lain? Nah semua yang diungkapkan tadi
merupakan bentuk pelanggaran HAM yang sering terjadi di masyarakat. Dengan
demikian pelanggaran HAM itu banyak sekali bentuknya.

Ilustrasi Pelanggaran HAM

Bentuk pelanggaran HAM yang sering muncul biasanya terjadi dalam dua bentuk sebagai
berikut:

a. Diskriminasi
Diskriminasi yaitu suatu pembatasan, pelecehan, atau pengucilan yang laingsung maupun
tidak langsung didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik,
kelompok, golongan, jenis kelamin, bahasa, keyakinan dan politik yang berakibat
pengurangan, penyimpangan atau penghapusan hak asasi manusia dan kebebasan dasar
dalam kehidupan baik secara individual maupun kolektif dalam semua aspek kehidupan.

b. Penyiksaan
Penyiksaan adalah suatu perbuatan yang dilakukan dengan sengaja sehingga
menimbulkan rasa sakit atau penderitaan baik jasmani maupun rohani pada seseorang
untuk memperoleh pengakuan atau keterangan dari seseorang atau orang ketiga.

Berdasarkan sifatnya pelanggaran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Pelanggaran HAM berat, yaitu pelanggaran HAM yang berbahaya dan mengancam
nyawa manusia seperti pembunuhan, penganiayaan, perampokan, perbudakan,
penyanderaan dan sebagainya.

b. Pelangaran HAM ringan, yaitu pelanggaran HAM yang tidak mengancam


keselamatan jiwa manusia, akan tetapi dapat berbahaya jika tidak segera ditanggulangi.
Misalnya, kelalaian dalam pemberian pelayanan kesehatan, pencemaran lingkungan yang
disengaja dan sebagainya.

Pelanggaran HAM berat menurut Undang-Undang RI Nomor 26 Tahun 2000 tentang


pengadilan HAM dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

a. Kejahatan genosida, yaitu setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk
menghancurkan atau memusnahkan seluruh ataus ebagian kelompok bangsa, ras,
kelompok etnis, kelompok agama, dengan cara:

1. membunuh anggota kelompok;


2. mengakibatkan penderitaan fisik dan mental yang berat terhadap anggota-anggota
kelompok;
3. menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan kemusnahan
secara fisik baik seluruh atau sebagiannya;
4. memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam
kelompok; atau
5. memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain.

b. Kejahatan terhadap kemanusiaan, yaitu salah satu perbuatan yang dilakukan


sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa
serangan tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil, berupa:
1. pembunuhan;
2. pemusnahan;
3. perbudakan;
4. pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa;
5. perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara sewenang-
wenang yang melanggar (asas-asas) ketentuan pokok hukum internasional;
6. penyiksaan;
7. perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan kehamilan,
pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan seksual
lain yang setara;
8. penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari
perasmaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin
atau alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang dilarang
menurut hukum internasional;
9. penghilangan orang secara paksa;
10. kejahatan apartheid, yaitu sistem pemisahan ras yang diterapkan oleh suatu
pemerintahan dengan tujuan untuk melindungi hak-hak istimewa dari suatu ras
atau bangsa.

Pelanggaran-pelanggaran HAM di atas pada dasarnya merupakan bentuk pelanggaran


terhadap hak hidup, hak kemerdekaan dan kebahagiaan yang dimiliki oleh setiap
manusia. Selain itu juga, pelanggaran HAM berat merupakan bentuk penghinaan
terhadap harkat, derajat dan martabat manusia. Oleh karena itu, kalian mesti
menghindarkan diri dari segala penyebab yang dapat mendorong kalian melakukan
pelanggaran HAM tersebut.

Selain mewaspadai bentuk pelanggaran HAM berat, tentu saja kalian juga harus
mewaspadai pelanggaran HAM yang sifatnya ringan seperti pencemaran nama baik,
pelecehan, penghinaan, dan sebagainya. Pelanggaran HAM ringan kecenderungannya
sering dipandang hal yang biasa saja, sehingga sering dilakukan. Padahal apabila
pelanggaran tersebut sudah sering dilakukan tanpa ada upaya untuk mencegahnya, tentu
saja pada akhirnya akan menjadi faktor yang mendorong terjadinya pelanggaran HAM
berat.

Itulah yang dapat kami bahas seputar bentuk-bentuk pelanggaran hak asasi manusia.
Kalian bisa menjadikan artikel ini sebagai referensi tugas sekolah kalian, seperti
pembuatan makalah ataupun bahan presentasi (PPT/PDF). Jangan lupa mampir ke artikel
kami yang lainnya.

Jenis jenis pelanggaran HAM beserta


Contohnya
Advertisement

Pelangggaran Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan sekelompok orang atau individu
termasuk aparat negara baik sengaja atau tidak sengaja mengurangi, membatasi,
menghalangi, menghilangkan, mengabaikan bahkan mencabut hak seseorang atau
individu dan sekelompok orang yang mendapat jaminan undang-undang dan mekanisme
hukum sebagai warga negara suatu negara itu sendiri. (baca : manfaat UUD Republik
Indonesia)

Hak asasi manusia


Hak Asasi Manusia (HAM) dimiliki oleh setiap individu yang merupakan hak dasar yang
bila mendapat ancaman maka ia boleh menuntutnya. Adapun hak-hak tersebut yang
setiap orang miliki dalam sebuah negara yaitu:

Hak untuk hidup


Hak memperoleh keadilan
Hak mendapatkan kesejahteraan
Hak memiliki rasa aman
Hak atas wanita
Hak anak
Hak untuk mengembangkan diri
Hak berkeluarga dan memiliki keturunan
Hak untuk kebebasan pribadi

Pelanggaran HAM dapat terjadi dengan dua cara yaitu:

Negara secara aktif melakukan tindakan yang secara langsung menimbulkan


pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM)
Pelanggaran HAM terjadi karena kelalaian negara dalam menjamin maupun
melindungi hak asasi suatu individu maupun sekelompok orang

Secara umum ada dua jenis jenis pelanggaran HAM yaitu :

1. Kasus pelanggaran HAM yang berat

Berikut adalah penjelasan mengenai kasus pelanggaran HAM yang berat :

Pembunuhan secara sewenang-wenang yang tidak mengikuti keputusan


pengadilan dan hukum yang berlaku secara umum
Melakukan segala bentuk penyiksaan
Melakukan sistem perbudakan dan diskriminasi secara sistematis
Pembunuhan secara massal
Menghilangkan seseorang secara paksa

2. Kasus pelanggaran HAM yang ringan

Berikut adalah penjelasan mengenai kasus pelanggaran yang ringan

Melakukan penganiayaan
Melakukan tindakan yang dapat mencemarkan nama baik seseorang
Melakukan segala bentuk pemukulan
Menghalangi jalan seseorang untuk menyampaikan aspirasinya

Di bawah ini ada beberapa contoh kasus pelanggaran HAM yang pernah terjadi :
Kasus Pelanggaran HAM di Dunia Internasional

Berikut adalah penjelasan mengenai kasus pelanggaran HAM di dunia Internasional :

1. Kasus Israel terhadap Palestina

Pada mulanya negara Israel adalah sekumpulan orang Yahudi yang hanya ingin
mengungsi ke negara Palestina. Di Palestina,orang Iarael disambut dan diperlakukan
dengan baik. Lalu pada akhirnya negara Israel mulai melakukan rencana menguasai
wilayah Palestina sedikit demi sedikit. Mereka melakukan pengusiran, penggusuran
rumah-rumah penduduk Palestina secara paksa tanpa memikirkan hak dan kewajiban
warga negara. Mereka meyakini di negara Palestina adalah tanah yang dijanjikan buat
mereka mendirikan sebuah negara. Beberapa waktu kemudian Amerika Serikat
membantu Israel sehingga mereka mendapat sebagian besar wilayah Palestina. Dalam
melancarkan misi demi misinya, Israel melakukan penyerangan dengan mobil tank,
pesawat tempur, serangan bom yang memakan banyak korban penduduk Palestina.
Bahkan PBB tidak mampu menyelesaikan konflik yang menelan banyak nyawa tersebut
meski negara Palestina sudah mendapat pengakuan masih menjadi sebuah negara dan
memperoleh kemerdekaan.

2. Kasus kekejaman Adolf Hitler di Jerman

Pemerintahan otoriter Hitler didukung oleh partai NAZI yang memenangkan pemilu di
Jerman. Beberapa kasus pelanggaran HAM yang dilakukannya adalah melakukan
penangkapan dan pengasingan para musuh politik yang menentang pemerintahannya,
membunuh dan mengusir bangsa Yahudi , melakukan pembantaian massal di Austria dan
Cekoslovakia.

3. Kasus Uni Soviet kepada Afghanistan

Negara Uni Soviet (sekarang Rusia) di tahun 1979-1990 1n melakukan penyerangan


terhadap negara Afghanistan dengan membagi negaranya terdiri dari beberapa bagian.
Sekitar 85.000 tentara Uni Soviet dikirim ke Afghanistan yang pada mulanya menyatakan
alasan ingin mewujudkan perdamaian namun pada akhirnya tentara-tentara tersebut
menyerang para penduduk Afghanistan yang dianggap mencurigakan dan menghalangi
aksinya. Dari penyerangan tersebut banyak korban berjatuhan dari penduduk Afghanistan
baik dari tentara maupun penduduknya.

4. Kasus Husni Mubarak di Mesir

Husni Mubarak selaku presiden Mesir dalam empat dekade pada akhirnya menghadapi
penentangan massal oleh rakyat Mesir agar turun dari jabatannya karena sikapnya yang
otoriter. Saat demonstrasi banyak korban berjatuhan yang dilakukan oleh tentara
pemerintahan Husni yakni dengan melakukan penembakan. Selanjutnya Husni Mubarak
akhirnya tewas di tangan rakyat saat terkepung oleh rakyat.
5. Kasus negara Suriah di bawah pimpinan Bassar Al Ashad

Kasusnya hampir sama dengan di Mesir dimana presiden Bassar Al Ashad selaku
pimpinan negara Suriah ditentang pemerintahannya oleh rakyat Suriah karena
menganggap kebijakan beliau tidak baik. Ketika berlangsung demonstrasii,rakyat
mengalami banyak kesulitan menghadapi pemerintahan yang terdiri dari pejabat militer,
sehingga terjadi kerusuhan dan pertumpahan darah. Tentara militer Bassar melakukan
penembakan dan menelan korban jiwa sekitar 60.000 jiwa penduduk asli Suriah dan 500
orang penduduk luar. Peperangan ini berdampak di negara lain yakni Turki yang
memiliki 2 pilot pesawat F-4 tewas saat terkena tembakan.

6. Kasus Etnis Rohingya di Myanmar

Agustus 2015, tercatat 650 orang etnis Rohingya tewas, 1.200 warga hilang, dan sekitar
80 ribu lainnya kehilangan tempat tinggal. Selama bertahun-tahun pemerintah militer
Myanmar tidak hanya melakukan pengingkaran terhadap demokrasi, tapi juga melanggar
hak asasi manusia (HAM) kaum minoritas. Mereka dibantai karena beragama Islam yang
dilakukan kaum Budha karena mengingat sejarah di Indonesia yang dulunya mayoritas
Budha kemudian tergeser oleh ummat Islam. Hal inilah menyebabkan kaum Budha ingin
mengangkat kaum mereka dan menyingkirkan keberadaan Islam. Selain itu,juga
dilatarbelakangi tidak diakuinya etnis Rohingya sebagai salah satu etnis di Myanmar.
Bagi pemerintah Myanmar, etnis Rohingya dianggap sebagai warga tanpa
kewarganegaraan (stateless people). Atas dasar itulah tentara Myanmar melakukan
berbagai pelanggaran HAM.

Sebagian warga etnis Rohingya kemudian mengungsi ke berbagai negara, termasuk


Nanggroe Darussalam (NAD). Ribuan warga Islam Rohingya mendapat penyelamatan
ketika ditemukan terapung-apung di lautan dalam kondisi memperihatinkan di lautan
Aceh. Mereka terusir dari Myanmar. Dikabarkan pembantaian dilatarbelakangi oleh
sosok pemimpin biksu radikal Budha bernama Ashin Wirathu. Budha adalah kelompok
mayoritas di Myanmar. Mereka sangat membenci Islam dan konflik etnis dan agama ini
berlangsung sejak 2012 dan sudah menewaskan ribuan muslim Rohingya yakni termasuk
wanita dan anak-anak. Adapun nama gerakan ummat Budha karena kebencian terhadap
Islam namanya adalah 969. Opini-opini gerakan ini tersebar meluas baik melalui
selebaran,stiker,internet,video dan sebagainya. Gerakan ini sangat beralasan yakni
mengingat tahun 2001 saat Taliban yang merupakan gerakan Islam telah menghancurkan
patung Budha di Bamiyan, Afghanistan.

Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia

Berikut adalah penjelasan mengenai kasus pelanggaran HAM di Indonesia :

1. Kasus di Tanjung Priok (1984)


Di sini terjadi kerusuhan antara aparat dan warga setempat sehingga memakan banyak
ratusan korban karena penembakan dan beberapa bentuk kekerasan. Penyebab
peperangan ini yakni SARA dan unsur politis.

sponsored links

2. Kasus Tragedi di Semanggi

Tragedi ini terjadi saat masyarakat yang bergabung dengan mahasiswa melakukan aksi
protes terhadap jadwal pelaksanaan dan kegiatan Sidang Istimewa yang memakan banyak
korban baik dari pihak warga militer maupun warga sipil yang dapat menjadi penyebab
terjadinya tindakan penyalahgunaan kewenangan. Peristiwa ini mengalami masa transisi.
Adapun jumlah korban dari tragedi ini adalah 17 orang sipil dan Semanggi ini terjadi dua
kali. Pertama, pada tanggal 11-13 November 1998,pada saat Indonesia peristiwa yang
kedua terjadi pada tanggal 24 September 1999 dengan 217 orang korban yang megalami
luka-luka.

Di antaranya termasuk mahasiswa dan beberapa warga yang hampir semuanya berasal
dari Jakarta. Terdiri dari berbagai gelombang kelompok aksi protes dari masyarakat dan
mahasiwa yang disambut aparat dengan senjata dan gas air mata. Sehingga tidak dapat
dihindarkan korban banyak yangberjatuhan dari peristiwa ini baik yang terlibat langsung
dengan aksi tersebut maupun warga di sekitarnya. Data yang dikumpulkan Tim Relawan
Kemanusiaan tentang jumlah korban dari tragedi akibat kerusuhan ini adalah korban yang
terdiri dari 6 mahasiswa dari berbagai kampus di Jakarta, 2 orang dari aparat kepolisian
yakni POLRI, 2 orang yang merupakan masih pelajar SMA, 1 orang dari keanggotan
satpam Swalayan, 3 orang dari keanggotan PAM Swakarasa dan 3 orang lainnya
merupakan warga masyarakat. Adapun korban yang mengalami luka-luka terdiri dari 456
orang.

Penyebab terjadinya tragedi di Semanggi

Hal ini diakibatkan karena terkena tembakan senjata api, terkena pukulan benda keras
dan tumpul, maupun berupa senjata tajam. Korban luka-luka ini terdiri atas berbagai
kalangan baik pelajar, mahasiswa, aparat keamanan, beberapa dari pihak wartawan dan
anggota masyarakat. Paling tragisnya adalah ditemukan korban seorang anak kecil
bernama Ayu Ratna Sari yang berusia 6 tahun. Anak kecil ini terkena peluru nyasar yang
merupakan tembakan saat peristiwa kerusuhan berlangsung .Pada 24 September
selanjutnya terjadi lagi aksi bentrokan mahasiswa dan aparat keamanan. Aksi mahasiswa
yakni melakukan demonstrasi akan penolakan dikeluarkannya Undang-Undang
Penanggulangan Keadaan Bahaya (UUPKB). Menurut mahasiswa dan masyarakat yang
terlibat peraturan baru ini akan memberi peluang bagi pihak militer melakukan suatu
tindakan di negara atas kepentingan militer itu sendiri. Dari aksi mahasiswa para tentara
melakukan kekerasan untuk menghentikan demonstrasi yakni dengan penembakan yang
memakan korban seorang mahasiswa berasal dari Universitas Jakarta bernama Yun Hap.
Beliau tewas ketika tertembak di Universitas Atma Jaya.

3. Kasus di Poso (1998-2000)


Kasus ini berupa bentrokan yang menewaskan banyak penduduk jiwa. Penyebabnya
adalah masalah agama. Hingga akhirnya untuk meredam maka terbentuklah Forum
Komunikasi Umat Beragama (FKAUB) di kabupaten Dati II Poso.

4. Kasus di Santa Cruz

Kasus ini dilakukan oleh pihak militer anggota TNI yang melakukan penembakan
terhadap warga sipil di daerah pemakaman Santa Cruz,di Dili,Timor-Timor pada 12
November 1991. Hal ini dilatarbelakangi atas demonstrasi yang dilakukan oleh gabungan
mahasiswa dan warga sipil. Aksi demonstrasi pasca jajak pendapat Timor-Timor keluar
dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ada puluhan korban yang mengalami luka-
luka dan ada yang meninggal dunia.

5. Kasus Dayak dan Madura (2000)

Kedua suku ini terlibat dalam bentrokan yang merupakan pertikaian karena kepentingan
etnis dan memakan banyak korban dari kedua suku ini.

6. Kasus TKI di Malaysia (2000)

Ada berbagai bentuk penganiayaan majikan di Malaysia kepada para tenaga kerja
Indonesia baik dengan kekerasan fisik,mental dan seksual dan tidak diberikan hak pada
mereka yakni gaji atau bayaran mereka.

7. Kasus bom Bali

Berikut adalah beberapa kasus yang ada di Bali :

a. Bom Bali I (12 Oktober 2002)

Kasus pengeboman di Bali ini di tahun 2002 banyak korban berjatuhan. Adapun waktu
tepatnya bom meledak yakni waktu malam hari di salah satu kecamatan Bali yakni Kuta.
Korbannya 202 meninggal,209 cedera dan yang menjadi korban tersebut adalah
kebanyakan dari para wisatawan asing yang berkunjung ke Bali. Wisatawan tersebut
berasal dari bebrapa negara yakni Australia (88 orang),Britania Raya (26 orang), Amerika
Serikat (7 orang), Jerman (6 orang), Swedia (5 orang), Belanda (4 orang), Perancis (4
orang), Denmark (3 orang),Selandia Baru (3 orang), Swiss (2 orang), Brasil (2 orang),
Kanada (2 orang). Jepang (2 orang), Afrika Selatan (2 orang), dan masing satu orang
berasal dari negara Yunani, Ekuador, Polandia , Portugal serta Taiwan.

Para pelaku bom bali ini yaitu:

Abdul Goni (yang didakwa seumur hidup)


Abdul Hamid (yang berasal dari kelompok Solo)
Abdul Rauf (berasal dari kelompok Serang
Ali Gufron atau Mukhlas (yang telah terpidana mati)
Abdul Aziz atau Imam Samudra (yang telah terpidana mati)
Achmad Roichan
Andi Hidayat (berasal dari Serang)
Ali Imron atau Alik (telah didakwa seumur hidup)
Amrozi bin Nurhasyim atau Amrozi (telah terpidana mati)
Andi Oktavia (dari kelompok Serang)
Budi Wibowo (dari kelompok Solo)
Arnasan atau biasa dipanggil Jimi (pelaku yang tewas)
Bambang Setiono (dari kelompok Solo)
Azahari atau Alan (tewas ketika polisi ingin mnyergaap di kota Batu,Malang pada
9 November 2005)
Umar kecil atau Patek
Herlambang (dari kelompok Solo)
Dulmatin
Hernianto (dari kelompok Solo)
Idris atau Jhoni hendrawan
Junaedi (dari kelompok Serang0)
Makmuri (dari kelompok Solo)
Mohammad Najib Nawawi (dari kelompok Solo)
Mohammad Musafak (dari kelompok Solo)

b. Bom Bali II ( 1 Oktober 2005)

Kali ini aksi teror pengeboman makin parah. Terjadi 3 ledakan bom di wilayah di kota
Bali. Yakni satu ledakan bom di Kuta,dan dua ledakan di Jimbaran. Adapun tempat-
tempat yang dibom yakni kafe Nyoman,kafe Menega,dan restoran R.AJA`s ,Kuta
Square.Pelaku aksi pengeboman diduga aksi teror oleh oknum yang tidak puas dengan
kebijakan presiden SBY saat itu termasuk kenaikan harga BBM. Korban yang terdata
sekitar 23 korban tewas dan 196 korban luka-luka dari peristiwa pengeboman tersebut.
Polisi menemukan pelaku serangan teror bom ini dilakukan oleh beberapa kelompok
fanatik jamaah Islam yang dianggap beraliran radikal dan fanatik yakni Al Qaeda.

Nama-namanya yaitu Muhammad Salik Firdaus yang berasal dari Cikijing kota
Majalengka, Jawa Barat. Beliau pelaku peledakan bom di Kafe Nyoman, ada juga Misno
yang biasa dipanggil Wisnu (30 tahun). Beliau berasal dari desa Ujung Manik,Kecamatan
Kawunganten,kota Cilacap,Jawa Tengah. Wisnu adalah pelaku pengeboman Kafe
Menega. Selain itu menyusul ditemukan pelaku bernama Ayib Hidayat (25 tahun) yang
berasal dari kampung Panarikan,Ciamis,Jawa Barat. Beliau ditangkap pada 19 November
2005 lalu diidentifikasi pihak kepolisian. Korban dari pengeboman kali ini terdir dari 23
orang yaitu:15 orang berasal dari Indonesia warga pribumi, 1 orang berasal dari warga
negara Jepang, 4 orang berasal dari Australia,dan 3 orang diduga pelaku pengeboman
yang tewas saat terjadi ledakan.

8. Kasus Munir
Nama lengkapnya adalah Munir Said Thalib, yang diduga merupakan korban
pembunuhan di pesawat dari Jakarta menuju Amasterdam. Beliau merupakan aktivis
lembaga HAM di Indonesia. Adapun jabatannya adalah Direktur Eksekutif Lembaga
Pemantau Hak Asasi Manusia Indonesia Impersial. Perannya yakni selalu
memperjuangkan orang yang hilang berupa para korban dari penculikam Tim Mawar
Kopassus.

Peristiwa kematian Munir terjadi pada 7 September 2004,2 jam sebelum pesawat
mendarat di Bandara Schipor Amsterdam pada pukul 08:10 yang kemudian dimakamkan
di tempat Pemakaman Umum di kota Batu,Malang. Pada 12 November 2005 kasus Munir
terungkap kembali dimana terdengarnya kabar bahwa pihak polisi Belanda menjadi
anggota Institut Forensik Belanda berhasil menemukan senyawa arsenikum setelah
melakukan otopsi pada jasad Munir. Di duga ada yang bermaksud meracuni Munir oleh
oknum-oknum tertentu. Pada 20 Desember 2005 Pollycarpus Budihari Priyanto
dilaporkan oleh awak kabin pesawat kemudian ia dijatuhi vonis hukuman 14 tahun,beliau
sedang cuti Pilot. Dia telah menaruh racun arsenik di makanan Munir yang merupakan
pengkritik pemerintah.

9. Kasus di Maluku (Ambon)

Di kawasaan Maluku Tengah sering mengalami pergolakan berupa konflik disertai


kekerasan dan yang menjadi penyebab adalah pertikaian agama yakni agama Islam dan
Kristen. Hanya dalam 1 bulan percekcokan tenang kemudian timbul lagi satu bulan
selanjutnya. Diduga ada penyusup masuk ke wilayah. Maluku dan melakukan
pembunuhan dan tindakan membakar rumah-rumah. Suasana kota sangat menegangkan
dengan banyak suara tembaka dan bom di sekitar. Akibat konflik yang terjadi sekitar
8000 korban tewas,4000 penduduk mengalami luka-luka dan ribuan bangunan hancur di
kota Maluku. Dalalm perhitungan selanjutnya sekitar 692.000 jiwa korban pengungsi
koonflik 2 agama di Maluku. Kini wilayah ibu kota Maluku yakni Ambon terbagi dua
wilayah yakni agama Islam dan Agama kristen ditambah dengan penyelesaian konflik
yang tidak selesai-selesai, komunikasi yang rentan berujung pada keputusan untuk saling
menyerang satu sama lain.

Sponsors Link

10. Kasus di Aceh

Tahun 1990,terjadi konflik yang disebabkan oleh unsur politik yang menginginkan Aceh
berdiri sendiri dan menjadi wilayah yang merdeka. Akibat konflik yang terjadi,banyak
korban berjatuhan baik dari pihak militer maupun pihak sipil yang tidak memiliki salah
sama sekali.

11. Kasus Babeh Bakeuni

Babeh (50 tahun) adalah seorang pemerhati anak jalanan di Jakarta dengan menampung
anak jalanan yang suka mengamen di sebuah rumah kontrakan kecil. Setiap pekannya
bisa bertambah 10-15 anak yang menginap. Namun pada akhirnya adalah seorang
tersangka pembunuhan dan mutilasi anak jalanan dan baginya membunuh dan memutilasi
anak adalah sensasi tersendiri. Beliau mengaku telah melakukan pembunuhan sejak 1995.
Sebagian besar korban pembunuhannya ketika sudah dimutilasi disimpan di karton air
mineral seperti saat pergi menjual air mineral dan rokok. Hingga pihak kepolisian
menemukan isi karton yang terdiri dari beberapa potongan manusia yang sudah
dimutilasi oleh Babeh. (baca : hak perlindungan anak)

12. Kasus Pembunuhan TKW Marsinah

Marsinah adalah seorang tenaga kerja di PT. Catur Putra Surya di Porong,Sidoarjo,Jawa
Timur. Di duga dia dalah korban penculikan dan penganiayaan serta pembunuhan setelah
Marsinah melakukan aksi demonstarsi bersama teman-temannya yang bertujuan untuk
menuntut hak kenaikan upah buruh. Pada tanggal 8 Mei 1993 Marsinah ditemukan tewas
di hutan Dusun Jegong, kecamatan Wilangan, Nganjuk, Timur setelah menghilang
berhari-hari sehabis demonstrasi. Hasil otopsi yang dilakukan pihak kepolisian terungkap
Marsinah tewas dengan mengalami penganiayaan berat,dan di jasadnya ditemukan tanda-
tanda bekas penyiksaan. Pelaku pembunuhan Marsinah diduga adalah pemilik tempat ia
bekerja dan bawahannya.

13. Kasus Salim Kancil

Seorang aktivis petani bernama Salim Kancil yang telah berusia 46 tahun, dibunuh
dengan sadis oleh puluhan orang karena beliau melakukan demonstrasi terhadap
penolakan tambang pasir ilegal, di Desa Selok Awar-Awar, Lumajang, Jawa Timur, pada
26 September 2015. Beliau dianiaya dengan cara yang manusiawi secara beramai-
ramai.Ternyata korban pembunuhan sadis ini tidak hanya Salim sendiri. Ada yang
bernama Tosan yang mengalami penganiayaan berat sehingga beliau terluka parah.

Contoh Kasus Pelanggaran HAM di Sekolah

1. Siswa menganiaya temannya atau sengaja melakukan palak


2. Guru melakukan diskriminasi dalam memperlakukan siswa berdasarkan
kepintaran dan kekayaan
3. Siswa melakukan tindakan pembulian kepada siswa lainnya
4. Guru melakukan kekerasan fisik saat memberikan sanksi atau berupa hukuman
kepada siswa yang melanggar peraturan sekolah seperti menendang, mencubit,
memukul dengan tangan atau benda keras lainnya
5. Siswa mengejek maupun menghina temannya
6. Guru melakukan pelecehan seksual kepada siswinya bahkan melakukan
pembunuhan

Contoh Kasus Pelanggaran HAM di Lingkungan Keluarga

Orang tua yang menyiksa atau bentuk penganiayaan lain ataupun membunuh
anaknya sendiri
Orang tua yang memaksakan anaknya untuk bekerja dan hal lain yang menekan si
anak
Majikan atau keluarga yang melakukan tindakan sewenang-wenang keoada
pembantu ataupun pada sesamanya
Anak yang membunuh saudara maupun orang tuanya

Faktor Penyebab Dan Cara Mencegah Terjadinya Pelanggaran HAM


Faktor -faktor penyebab pelanggaran HAM antara lain :

1. Masih belum adanya kesepahaman pada tataran konsep hak asasi manusia antara
paham yang memandang HAM bersifat universal dan paham yang memandang bangsa
memiliki paham HAM tersendiri berbeda dengan paham yang lain terutama dalam
pelaksanaanya.
2. Kurang berfungsinya lembaga-lembaga penegak hokum (Polisi, jaksa dan pengadilan)
3. Pemahaman belum merata tentang HAM baik di kalangan sipil maupun militer.

Cara Mencegah terjadinya pelanggaran HAM antara lain :

1. Mempelajari peratran perundang-undangan mengenai HAM maupn peraturan hokum


pada umumnya.
2. Kegiatan belajar bersama untuk memahami pengertian HAM.
3. Memahami tentang peran lembaga-lembaga perlindungan HAM (baik Komnas HAM,
LSM dll).
4. Menghormati hak orang lain baik dalam keluarga, kelas, sekolah maupun masyarakat.
5. Memasyarakatkan tentang pentingnya memahami dan melaksanakan HAM, agar
kehidupan bersama menjadi tertib dan sejahtera.
6. Berbagai kegiatan untuk mendorong aparat pnegak hokum bertindak adil.
7. Mematuhi peraturan dikeluarga, sekolah dan masyarakat.
8. Berbagai kegiatan untk mendorong agar Negara mencegah brbagai tindakan
antipluralisme kemajemukan etnis, budaya, daerah dan agama.

Contoh kasus pelanggaran HAM di Indonesia beserta


solusinya

Bentuk Bentuk Pelanggaran HAM & Solusinya


Pelanggaran HAM dikategorikan dalam dua bentuk, yaitu :
a. Kasus pelanggaran HAM yang bersifat berat, meliputi :
1. Pembunuhan masal (genosida)

Genosida adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk


menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras, etnis,
dan agama dengan cara melakukan tindakan kekerasan (UUD No.26/2000 Tentang
Pengadilan HAM)
2. Kejahatan Kemanusiaan
Kejahatan kemanusiaan adalah suatu perbuatan yang dilakukan berupa serangan
yang ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil seperti pengusiran penduduk
secara paksa, pembunuhan,penyiksaan, perbudakkan dll.

b. Kasus pelanggaran HAM yang biasa, meliputi :


-Pemukulan
-Penganiayaan
-Pencemaran nama baik
-Menghalangi orang untuk mengekspresikan pendapatnya
-Menghilangkan nyawa orang lain

Peristiwa Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia


Setiap manusia selalu memiliki dua keinginan, yaitu keinginan berbuat baik, dan
keinginan berbuat jahat. Keinginan berbuat jahat itulah yang menimbulkan dampak pada
pelanggaran hak asasi manusia, seperti membunuh, merampas harta milik orang lain,
menjarah dan lain-lain. Pelanggaran hak asasi manusia dapat terjadi dalam interaksi
antara aparat pemerintah dengan masyarakat dan antar warga masyarakat. Namun, yang
sering terjadi adalah antara aparat pemerintah dengan masyarakat.
Apabila dilihat dari perkembangan sejarah bangsa Indonesia, ada beberapa
peristiiwa besar pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi dan mendapat perhatian yang
tinggi dari pemerintah dan masyarakat Indonesia, seperti :
a. Kasus Tanjung Priok (1984)
Kasus tanjung Priok terjadi tahun 1984 antara aparat dengan warga sekitar yang berawal
dari masalah SARA dan unsur politis. Dalam peristiwa ini diduga terjadi pelanggaran
HAM dimana terdapat rarusan korban meninggal dunia akibat kekerasan dan
penembakan.

b. Kasus terbunuhnya Marsinah, seorang pekerja wanita PT Catur Putera Surya Porong,
Jatim (1994)
Marsinah adalah salah satu korban pekerja dan aktivitas yang hak-hak pekerja di PT
Catur Putera Surya, Porong Jawa Timur. Dia meninggal secara mengenaskan dan diduga
menjadi korban pelanggaran HAM berupa penculikan, penganiayaan dan pembunuhan.

c. Kasus terbunuhnya wartawan Udin dari harian umum bernas (1996)


Wartawan Udin (Fuad Muhammad Syafruddin) adalah seorang wartawan dari harian
Bernas yang diduga diculik, dianiaya oleh orang tak dikenal dan akhirnya ditemukan
sudah tewas.

d. Peristiwa Aceh (1990)


Peristiwa yang terjadi di Aceh sejak tahun 1990 telah banyak memakan korban, baik dari
pihak aparat maupun penduduk sipil yang tidak berdosa. Peristiwa Aceh diduga dipicu
oleh unsur politik dimana terdapat pihak-pihak tertentu yang menginginkan Aceh
merdeka.

e. Peristiwa penculikan para aktivis politik (1998)


Telah terjadi peristiwa penghilangan orang secara paksa (penculikan) terhadap para
aktivis yang menurut catatan Kontras ada 23 orang (1 orang meninggal, 9 orang
dilepaskan, dan 13 orang lainnya masih hilang).

Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Lingkungan Sekitar


1. Terjadinya penganiayaan pada praja STPDN oleh seniornya dengan dalih
pembinaan yang menyebabkan meninggalnya Klip Muntu pada tahun 2003.
2. Dosen yang malas masuk kelas atau malas memberikan penjelasan pada suatu mata
kuliah kepada mahasiswa merupakan pelanggaran HAM ringan kepada setiap mahasiswa.
3. Para pedagang yang berjualan di trotoar merupakan pelanggaran HAM terhadap
para pejalan kaki, sehingga menyebabkan para pejalan kaki berjalan di pinggir jalan
sehingga sangat rentan terjadi kecelakaan.
4. Para pedagang tradisioanal yang berdagang di pinggir jalan merupakan pelanggaran
HAM ringan terhadap pengguna jalan sehingga para pengguna jalan tidak bisa menikmati
arus kendaraan yang tertib dan lancar.
5. Orang tua yang memaksakan kehendaknya agar anaknya masuk pada suatu jurusan
tertentu dalam kuliahnya merupakan pelanggaran HAM terhadap anak, sehingga seorang
anak tidak bisa memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan bakatnya.

Instrumen Nasional HAM


1. UUD 1945 : Pembukaan UUD 1945, alenia I IV; Pasal 28A sampai dengan 28J;
Pasal 27 sampai dengan 34
2. UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
3. UU No. 36 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM
4. UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
5.UU No. 7 Tahun 1984 tentang Rativikasi Konvensi PBB tentang penghapusan Segala
Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan
6.UU No. 8 tahun 1998 tentang pengesahan Konvensi Menentang Penyiksaan dan
Perlakuan atau penghukuman lain yang Kejam, tidak Manusiawi atau Merendahkan
Martabat Manusia
7.UU No. 1 Tahun 2000 tentang Pengesahan Konvensi ILO nomor 182 mengenai
pelanggaran dan Tindakan Segera Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk
Anak
8.UU No. 11 Tahun 2005 tentang Pengesahan Kovenan Internasional tentang hak-hak
ekonomi, Sosial dan Budaya
9. UU No. 12 tahun 2005 tentang Konvenan Internasional tentang Hak-hak Sipil dan
Politik

Solusi / Upaya mengatasi pelanggaran hak asasi manusia


Upaya penanganan pelanggaran HAM di Indonesia yang bersifat berat, maka
penyelesaiannya dilakukan melalui pengadilan HAM, sedangkan untuk kasus
pelanggaran HAM yang biasa diselesaikan melalui pengadilan umum.Beberapa upaya
yang dapat dilakukan oleh setiap orang dalam kehidupan sehari-hari untuk menghargai
dan menegakkan HAM antara lain dapat dilakukan melalui perilaku sebagai berikut:
-Mematuhi instrumen-instrumen HAM yang telah ditetapkan.
-Melaksanakan hak asasi yang dimiliki dengan penuh tanggung jawab.
-Memahami bahwa selain memiliki hak asasi, setiap orang juga memiliki kewajiban asasi
yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab.
-Tidak semena-mena terhadap orang lain.
-Menghormati hak-hak orang lain.

Dan berikut ini adalah contoh kasus pelanggaran HAM yang terjadi pada tempat
pendidikan yaitu :

Guru main pukul, siswa SDN 23 Koja takut sekolah


Reporter : Pramirvan Datu Aprillatu | Selasa, 4 September 2012 16:15

Merdeka.com - Sekolah Dasar adalah tingkatan pertama bagi seseorang memperoleh


pendidikan formal yang nantinya akan menentukan masa depannya. Namun apa jadinya,
jika tempat mengenyam ilmu itu bak ring tinju.

Itulah yang dialami belasan siswa di SDN 23 Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara. Bocah-
bocah kecil itu memilih bolos sekolah karena takut jadi korban pemukulan Ibu R yang
menjadi guru kelas di kelas 3.

Kepada wartawan yang berkunjung ke sekolah yang terletak di Jalan Kramat Jaya, Tugu
Utara, Koja, Selasa (4/9), beberapa siswa kompak berteriak kalau gurunya kerap
memukuli mereka saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.

"Saya pernah dipukul di bagian pipi dan kepala," cerita Ajeng yang duduk di kelas 3.

Selain kekerasan secara fisik, Ajeng mengaku juga mendapatkan kekerasan secara
mental. Gurunya pernah merobek buku catatan pelajaran miliknya.

"Gara-garanya, aku pernah salah salah menulis catatan pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) di buku catatan pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)," tambahnya.

Jika Ajeng salah mengerjakan pekerjaan rumah yang ditugaskan guru kelasnya itu, maka
dia akan dipukul sebagai hukuman.

"Pernah dipukul karena salah mengerjakan satu soal dari 15 soal pelajaran matematika,"
keluhnya.
Tidak hanya Ajeng, Fadli (8) yang juga siswa kelas 3 membenarkan kejadian itu. Karena
trauma dengan ulah guru kelasnya itu, Fadli tidak dapat mengingat hafalan perkalian
yang diinstruksikan gurunya.

"Saya lupa hafalan karena takut," katanya.

Mereka berdua mengaku sebenarnya ingin kembali bersekolah, asalkan ibu guru R itu
tidak lagi berbuat semena-mena dengan mereka.

"Kita inginnya bu R tidak mengajar kelas 3 lagi," ucap kedua bocah SD itu dengan
kompak.

Sampai berita ini diturunkan, pihak kepala sekolah maupun Ibu R belum bisa ditemui dan
memberikan penjelasan.

"Pihak kepala sekolah belum bisa menanggapi masalah itu karena belum jelas," kata
salah seorang guru yang enggan disebutkan namanya saat wartawan mendatangi sekolah
itu.

[lia]

Analisis Kasus
Hak asasi merupakan hak mendasar yang dimiliki setiap manusia semenjak dia lahir.
Hak pertama yang kita miliki adalah hak untuk hidup seperti di dalam Undang Undang
No. 39 tahun 1999 pasal 9 ayat (1) tentang hak asasi manusia, Setiap orang berhak untuk
hidup, mempertahankan hidup, dan meningkatkan taraf hidupnya, ayat (2) Setiap orang
berhak hidup tenteram, aman, damai, bahagia, sejahtera, lahir dan bathin, dan ayat (3)
Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat.

Di Indonesia hak asasi manusia (HAM) secara tegas di atur dalam Undang Undang
No. 39 tahun 1999 pasal 2 tentang asas-asas dasar yang menyatakan Negara Republik
Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dan kebebasan dasar
manusia sebagai hak yang secara kodrati melekat pada dan tidak terpisahkan dari
manusia, yang harus dilindungi, dihormati, dan ditegakkan demi peningkatan martabat
kemanusiaan, kesejahtera-an, kebahagiaan, dan kecerdasan serta keadilan.

Meskipun di Indonesia telah di atur Undang Undang tentang HAM, masih banyak
pula pelanggaran-pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia. Pelanggaran HAM yang
baru-baru ini sedang marak adalah pelanggaran hak asasi perlindungan anak. Padahal di
dalamnya sudah terdapat Undang Undang yang mengatur di dalamnya, antara lain
Undang Undang No. 4 tahun 1979 diatur tentang kesejahteraan anak, Undang Undang
No. 23 tahun 2002 diatur tentang perlindungan anak, Undang Undang No. 3 tahun 1997
tentang pengadilan anak, Keputusan Presiden No. 36 tahun 1990 diatur tentang ratifikasi
konversi hak anak.

Apabila kita melihat kasus yang terjadi diatas dimana seorang anak yang seharusnya
mendapatkan pendidikan yang layak bukan malah di pukul yang mengakibatkan anak
jadi takut untuk pergi kesekolah untuk menimba ilmu, hal ini tentu saja melangar
peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagaimana yang terdapat dalam Undang-
undang dasar Negara Republik Indonesia yang tercantum di dalam Pasal 28 B ayat (2),
yang berbunyi Setiap orang berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang
serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminas, Pasal 28 C ayat (1) Setiap
orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak
mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi,
seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat
manusia. Ayat (2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan
haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya. Dan
sebagaimana yang diatur didalam Undang-undang Khusus Tentang Hak Asasi Manusia,
yaitu Undang-undang No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Pasal 11 yang
berbunyi Setiap orang berhak atas pemenuhan kebutuhan dasarnya untuk tumbuh dan
berkembang secara layak.
Pasal 12 yang berbunyi Setiap orang berhak atas perlindungan bagi pengembangan
pribadinya, untuk memperoleh pendidikan, mencerdaskan dirinya, dan meningkatkan
kualitas hidupnya agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa, bertanggung jawab,
berakhlak mulia, bahagia, dan sejahtera sesuai dengan hak asasi manusi,
Pasal 58 (1)Setiap anak berhak untuk mendapatkan perlindungan hukum dari segala
bentuk kekerasan fisik atau mental, penelantaran, perlakuan buruk, dan pelecehan seksual
selama dalam pengasuhan orang tua atau walinya, atau pihak lain maupun yang
bertanggung jawab atas pengasuhan anak tersebut.
Pasal 60 (1)Setiap anak berhak untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam
rangka pengembangan pribadinya sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya.
(2)Setiap anak berhak mencari, menerima, dan memberikan informasi sesuai dengan
tingkat intelektualitas dan usianya demi pengembangan dirinya sepanjang sesuai dengan
nilai-nilai kesusilaan dan kepatutan.
Pasal 61 Setiap anak berhak untuk beristirahat, bergaul dengan anak yang sebaya,
bermain, berekreasi, dan berkreasi sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya
demi pengembangan dirinya.
Pasal 64 Setiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari kegiatan eksploitasi
ekonomi dan setiap pekerjaan yang membahayakan dirinya, sehingga dapat mengganggu
pendidikan, kesehatan fisik, moral, kehidupan sosial, dan mental spiritualnya.
Pasal 66 ayat (1) Setiap anak berhak untuk tidak dijadikan sasaran penganiayaan,
penyiksaan, atau penjatuhan hukuman yang tidak manusiawi.
Menurut saya, melihat dari penjelasan diatas hendaknya Aparat penegak hukum lebih
jeli dan teliti lagi dalam perlindungan hak Asasi Manisia khususnya pelanggaran hak
asasi terhadap anak, yang mana seorang anak seharusnya mendapatkan pendidikan yang
layak untuk perkembangan hidupnya, dan juga kepada guru seharusnya membimbing
murid untuk membentuk mereka menjadi manusia seutuhnya yang berjiwa pancasila.
Dan juga guru hendaknya menerapkan etika sebagai seorang guru. Etika bagi guru adalah
terhadap peserta didiknya, terhadap pekerjaan dan terhadap tempat kerja. Etika tersebut
wajib dimiliki oleh seorang guru untuk mewujudkan proses belajar mengajar yang baik.

Guru sebaiknya memberi contoh yang baik bagi muridnya. Keteladanan seorang guru
adalah perwujudan realisasi kegiatan belajar mengajar dan menanamkan sikap
kepercayaan kepada murid. Guru yang berpenampilan baik dan sopan akan
mempengaruhi sikap murid demikian juga sebaliknya. Selain itu di dalam memberikan
contoh kepada murid, guru harus bisa mencontohkan bagaimana bersifat objektif dan
terbuka pada kritikan serta menghargai pendapat orang lain.

Guru harus bisa mempengaruhi dan mengendalikan muridnya. Perilaku dan pribadi
guru akan menjadi bagian yang ampuh untuk mengubah perilaku murid. Guru hendaknya
menghargai potensi yang ada di dalam keberagaman murid. Seorang guru dalam
mendidik seharusnya tidak hanya mengutamakan ilmu pengetahuan atau perkembangan
intelektual saja, namun juga harus memperhatikan perkembangan pribadi anak didiknya
baik perkembangan jasmani atau rohani.

Etika guru yang berikutnya adalah profesional terhadap pekerjaan. Sebagai seorang
guru adalah pekerjaan yang mulia. Guru harus melayani masyarakat di bidang pendidikan
secara profesional. Supaya bisa memberikan layanan yang memuaskan pada masyarakat
maka guru harus bisa menyesuaikan kemampuan serta pengetahuannya dengan keinginan
dan permintaan masyarakat.

Yang berikutnya adalah profesional terhadap tempat kerja. Suasana yang baik
ditempat kerja bisa meningkatkan produktivitas. Kinerja guru yang tidak optimal bisa
disebabkan oleh lingkungan kerja yang tidak memberi jaminan pemenuhan tugas dan
kewajiban guru secara optimal.

Pendekatan pembelajaran kontekstual bisa menjadi pemikiran bagi guru supaya lebih
kreatif. Strategi belajar yang membantu guru untuk mengaitkan materi pelajaran dengan
situasi akan mendorong murid mengaitkan pengetahuan yang sudah dimiliki dengan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Sikap profesional guru pada tempat kerja
adalah dengan cara menciptakan hubungan yang harmonis di lingkungan tempat kerja
dan lingkungan. Etika guru sangat dibutuhkan dalam rangka untuk meningkatkan mutu
pendidikan nasional dan mencerdaskan kehidupan bangsa ini.

Dan yang jadi pertanyaan dari saya apakah generasi bangsa Indonesia di tahun kedepan
akan jauh lebih baik dari sebelumnya ? dikarenakan dari awal pendidikan anak anak
bangsa sudah diperilakukan tindak kekerasan oleh gurunya sendiri ? apakah dengan cara
itu akan membangun mental murid untuk kedepannya ? sungguh ironis !

Cukup sekian postingan dari saya apabila ada kesalahan dan kesamaan kata-kata mohon
dimaafkan, Terima kasih .

Anda mungkin juga menyukai