Anda di halaman 1dari 18

Sejarah Perjuangan

Setelah Kemerdekaan
Kelompok 2
Arien Liliantari
Audhia Thereza
Citra Juliani
Indah Puji dwiyanda
Inne Nur Rahayusari
Iqbal Fathurohman
Irna Nadya
Joval ifghaniafi faras
Kabella Triandini
Muhammad Deri
Naufal Anugrah Pratama
Noval
Rangga Maulana P
Silmi Muslimah
Zaenal Abidin Malik
Gani Mu
Pembacaan Proklamasi

Proklamasi kemerdekaan telah


dikumandangkan Oleh Bung Karno Di Dampingi
Oleh Bung Hatta , Proklamasi Tersebut
dilaksanakan pada pukul 10.00 WIB di Jalan
Pegangsaan Timur No. 56 , Jakarta(Rumah
Ir.Soekarno 17 Agutstus 1945. Maka pada tanggal
18 Agustus 1945 ditetapkan UUD 1945 dan
pemilihan presiden yaitu Bung Karno dan Bung
Hatta .
A. Penguasaan Belanda
Setelah Indonesia merdeka tidak berarti Indonesia
bebas dari segala bentuk penguasaan asing tapi masih
berhadapan dengan Belanda yang ingin mencoba
kembali menananmkan kekuasaannya. Belanda
menggunakan berbagai macam cara untuk bisa kembali
berkuasa seperti, membonceng pada pasukan sekutu
dan pembentukan Negara-negara boneka. Pembentukan
Negara boneka bertujuan untuk mengepung kedudukan
pemerintah Indonesia atau mempersempit wilayah
kekuasaan RI. Setiap ada perjanjian selalu diingkari oleh
Belanda. Belanda hanya mengakui wilayah RI meliputi
Jawa dan Sumatera yang di dalamnya berdiri Negara-
negara boneka bikinan Belanda.
Pada tanggal 15 September 1945 sekutu masuk ke Indonesia
dan membonceng NICA ( Belanda ) yang bertujuan untuk menjajah
kembali Bangsa Indonesia sehingga terjadi beberapa peristiwa:

1. Pertempuran Medan Area.


2. Pertempuran 10 November di Surabaya.
3. Pertempuran Ambarawa.
4. Bandung Lautan Api.
5. Puputan Margarana di Bali.
Pertempuran Lima Hari Di
Semarang
Pertempuran di Semarang terjadi
pada tanggal 15-20 Oktober 1945.
Pertempuran ini berawal dari
pemindahan 400 orang tentara
Jepang dari Cepiring ke Semarang
yang dikawal oleh polisi Indonesia.
Dalam perjalanan tentara Jepang
melucuti Polisi Indonesia kemudian
mereka bergabung dengan
pasukan Jepang lainnya Kidobutai
yang dipimpin Mayor Kido.
Pertempuran besar-besaran terjadi
di Simpang Lima, Semarang.
Dalam pertempuran yang
dipimpin Letkol Moh. Sarbini,
gugur Dr. Karyadi kepala
Laboratorium Rumah Sakit
Semarang sebagai kusuma bangsa.
Pertempuran Medan Area
Pertempuran ini berawal dari
penghinaan orang
Belanda(didukung Sekutu
terhadap sebuah lencana Merah
Putih). Akibatnya rakyat Medan
marah dan terjadilah pertempuran
pada tanggal 13 Oktober 1945.
Rakyat Medan dipimpin Gubernur
Sumatra Mr. Teuku Muhammad
Hasan dan di bantu Ahmad Tahrir
pemimpin Barisan Pemuda
Indonesia menggempur tentara
Sekutu dan NICA yang dipimpin
oleh Brigjen T.E.D. Kelly.
Pertempurain ini mencapai
puncaknya pada tanggal 10
Desember 1945.
Pertempuran 10berawal
November
Pertempuran SurabayaDi
dari tewasnya Panglima
Surabaya
Tentara Sekutu Mayjen A.W.S.
Mallaby dalam sebuah insiden
dengan Arek-arek Surabaya di
depan gedung bank Internatio.
Dengan sangat menghina bangsa
Indonesia, bunyinya: seluruh
pemimpin Republik Indonesia di
Surabaya harus menyerahkan
senjatanya dan harus
menyerahkan diri dengan tangan
diangkat di depan markas Sekutu
paling lambat tanggal 10
November 1945 pukul 06.00 Waktu
Indonesia Barat. Gubernur Jawa
Timur R. M. Suryo sebagai kepala
pemerintahan Jawa Timur menolak
ancaman tersebut. Akhirnya pada
tanggal 10 November 1945 di
Surabaya digempur pasukan
Sekutu dari berbagai arah. Arek-
arek Surabaya di bawah pimpinan
Pertempuran Ambarawa
Pertempuran Ambarawa terjadi pada
tanggal 20 November-15 Desember
1945. Awal kejadiannya ketika
secara sepihak pasukan Sekutu
dipimpin Brigjen Bethel
membebaskan interniran Belanda di
Magelang dan Ambarawa. Tindakan
Sekutu mendapat perlawanan
Tentara Republik Indonesia (TKR)
dan rakyat yang dipimpin Mayor
Sumarto. Dalam pertempuran ini
gugur Letkol Isdiman. Di bawah
pimpinal Koloner Soedirman,
Ambarawa berhasil direbut pada
tanggal 15 Desember 1945. Untuk
mengenang peristiwa tersebut
dibangunlah Palagan Ambarawa.
Selanjutnya tanggal 15 Desember
diperingati sebagai hari infantry.
Bandung Lautan Api
Peristiwa Bandung Lautan Api
berawal dari tuntutan Sekutu yang
dipimpin oleh Kolonel Mac Donald
agar Kota Bandung dikosongkan demi
keamanan. Rakyat tidak sudi
menyerahkan darah tersebut kepada
Sekutu. Akhirnya di bawah pimpinan
Letkol Aruji Kartawinata, rakyat dan
Tentara Republik Indonesia (TRI)
sepakat untuk membakar kota
Bandung daripada dikuasai musuh.
Peristiwa itu terjadi pada tanggal 23
Maret 1946, sementara itu di
Dayeuhkolot (Bandung Selatan)
Mohammad Toha dan Ramdan
berhasil meledakkan gudang mesiu
milik Belanda meskipun beliau berdua
gugur bersamaan dengan meledaknya
gudang mesiu tersebut.
Puputan Margarana di Bali
Puputan margana terjadi ketika
Belanda mendatangkan
pasukannya di Bali dalam
rangka menegakkan berdirinya
Negara Indonesia Timur.
Kedatangan pasukan Belanda
tersebut disambut dengan
perlawanan rakyat yang
dipimpin oleh Letkol I Gusti
Ngurah rai. Karena perlawanan
tidak seimbang I Gusti Ngurah
Rai memerintahkan pasukannya
untuk melakukan perlawanan
secara habis-habisan atau
puputan. Peristiwa ini terjadi
pada tanggal 20 November 1946
B. Perjuangan Diplomasi
1. PERJANJIAN LINGGARJATI
2. PERJANJIAN RENVILLE
3. PERJANJIAN ROEM-ROYEN
4. KONFERENSI MEJA BUNDAR
5. Pemerintah Darurat Republik Indonesia
(PDRI)
6. Konferensi Inter Indonesia (KII)
Perjanjian Linggarjati
Perundingan Linggajati adalah
suatu perundingan antara
Indonesia dan Belanda di
Linggarjati, Jawa Barat yang
menghasilkan persetujuan
mengenai status kemerdekaan
Indonesia. Hasil perundingan ini
ditandatangani di Istana Merdeka
Jakarta pada 15 November 1946
dan diratifikasi kedua negara
pada 25 Maret 1947. Perjanjian
linggarjatiatauPerundingan
Linggar Jatiadalah Diplomasi
Sejarah Indonesia Nasional
Antara Republik Indonesia dengan
Belanda, dimana Perjanjian
linggar jati adalah suatu
perjanjian yang dilakukan antara
Sutan Sahmi dari pihak Indonesia
denganDr.H.J. Van Mookdari
Perjanjian Renvile
Atas usulan KTN (Komisi 3 Negara) pada
tanggal 8 Desember 1947 dilaksanakan
perundingan antara Indonesia dan
Belanda di atas kapal renville yang
sedang berlabuh di Jakarta. Delegasi
Indonesia terdiri atas perdana
menteri Amir Syarifudin, Ali
Sastroamijoyo, Dr. Tjoa Sik Len, Moh.
Roem, Haji Agus Salim, Narsun dan
Ir. Juanda. Delegasi Belanda terdiri
dari Abdulkadir Widjojoatmojo, Jhr.
Van Vredeburgh, Dr. Soumukil,
Pangran Kartanagara dan
Zulkarnain. Ternyata wakil-wakil
Belanda hampir semua berasala dari
bangsa Indonesia sendiri yang pro
Belanda. Dengan demikian Belanda tetap
melakukan politik adu domba agar
Indonesia mudah dikuasainya.
Perjanjian Roem-Royen
Tepat pada pukul 17.00
tanggal 7 Mei 1949 telah
tercapai suatu persetujuan
antara pemerintah Indonesia
dengan Belanda yang disebut
Persetujuan Roem-Royen.
Persetujuan Roem-Royen
merupakan salah satu
peristiwa penting dari
serangkaian perundingan yang
dilakukan oleh pemerintah
Indonesia menuju pengakuan
kedaulatan dalam Konferensi
Meja Bundar pada tanggal 27
Desember 1949.
Konversi Meja Bundar(KMB)
KMB dilaksanakan di DENHAAG ( Negeri
Belanda ) pada tanggal 22 Agustus 1949
sd 29 Oktober 1949 dengan hasil
keputusan :
1. Belanda menyerahkan kedaulatan RI
kepada RIS
2. Antara RIS dan Belanda akan diadakan
hubungan Uni Indonesia- Belanda yang
dikepalai oleh ratu Belanda
3. Tentara Belanda akan ditarik mundur
dan tentara KNIL akan dibubarkan
4. Masalah Irian Barat akan dibicarakan
setahun setelah penyerahan kedaulatan.
Pada tanggal 27 Desember 1949
dilakukan penyerahan kedaulatan oleh
Belanda kepada RIS yang wilayahnya
bekas kekuasaan Belanda tanpa Irian
Barat.
Pemerintah Darurat Republik
Indonesia (PDRI)
Pemerintahan Darurat Republik
Indonesia (PDRI) adalah
penyelenggara pemerintahan
Republik Indonesia periode 22
Desember 1948 - 13 Juli 1949,
dipimpin oleh Syafruddin
Prawiranegara yang disebut
juga dengan Kabinet Darurat.
Sesaat sebelum pemimpin
Indonesia saat itu, Sukarno dan
Hatta ditangkap Belanda pada
tanggal 19 Desember 1948,
mereka sempat mengadakan
rapat dan memberikan mandat
kepada Syafruddin
Prawiranegara untuk
membentuk pemerintahan
sementara.
Konferensi Inter Indonesia
(KII)
Konferensi Inter Indonesia merupakan konferensi yang
berlangsung antara negara Republik Indonesia dengan
negara-negara boneka atau negara bagian bentukkan
Belanda yang tergabung dalam BFO. Pada awalnya
pembentukkan BFO ini diharapkan oleh Belanda akan
mempermudah Belanda untuk kembali berkuasa di
Indonesia.

Namun sikap negara-negara yang tergabung dalam BFO berubah


setelah Belanda melancarkan agresi militernya yang kedua
terhadap Indonesia. Karena simpati dari negara-negara BFO ini
maka pemimpin-pemimpin Republik Indonesia dapat dibebaskan
dan BFO jugalah yang turut berjasa dalam terselenggaranya
Konferensi Inter-Indonesia. Hal itulah yang melatarbelakangi
dilaksanaklannya Konferensi Inter-Indonesia pada bulan Juli 1949.
PERJUANGAN INDONESIA PASCA
KEMERDEKAAN 1945
1. Perjuangan mewujudkan Keadilan dan Kesejahteraan
a. Eratnya sistem penegakan hukum dan Kebijakan Ekonomi
Pemerintahan
b. Hukum Di Indonesia yang ada di Indonesia saat ini seakan
sangat mudah untuk dibeli , kita tentunya sebagai masyarakat
banyak sekali tersentak dengan berbagai kasus hukum yang ada

2. Perjuangan Meningkatkan Ketahanan Nasional


a. Menjaga dan Meningkatkan Ketahanan Nasional Merupakan
Tanggung jawab setiap warga negara
b. Menjaga Kesatuan atau integritas bangsa (Komitmen)
c.Memiliki Jiwa Nasionalisme dan Patriotisme yang tidak perlu
diragukan

3. Perjuangan Mengusir Penjajah Budaya dan Ekonomi , Bentuk


Perjuangan ini adalah melawan segala macam bentuk penjajahan
Budaya dan Ekonomi oleh pihak Asing.

Anda mungkin juga menyukai