Anda di halaman 1dari 13

KASUS

1
PELANGGARAN HAM
9
TRAGEDI
TRISAKTI 9
8
PENYEBAB TERJADINYA
TRAGEDI TRISAKTI
Tragedi Trisakti disebabkan oleh aksi penembakan oleh pihak
militer akibat demonstrasi besar-besaran yang berujung pada
tindak anarkis melawan pihak militer yang mewakili
pemerintah.

Para mahasiswa dan demonstran memprotes Orde Baru dan


Soeharto nya yang kental dengan KKN dalam
pemerintahannya yang berakibat pada ketidakmampuan
dalam mengatasi krisis ekonomi yang berkepanjangan dan
masa pemerintahan Soeharto yang sudah terlalu lama yang
juga penuh dengan berbagai penyimpangan sejarah.
Hubungan Tragedi Trisakti dengan
Undang Undang No 39 Tentang HAM ?
Penembakan yang dilakukan oleh aparat bersenjata tidak
seharusnya dilakukan, karena para mahasiswa/i telah selesai
melakukan aksi damai dan sedang berbaris untuk memasuki
kampus.Namun, keadaan menjadi ricuh saat terdengarnya suara
tembakan di barisan paling belakang dan pada saat itu mulailah
terjadi bentrok antara aparat bersenjata dengan para mahasiswa/i
yang menyebabkan terbunuhnya 4 orang mahasiswa yaitu :
• Elang Mulia Lesmana : Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Jurusan Arsitektur.
• Hafidhin Royan : Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Jurusan Teknik Sipil.
• Hery Hartanto : Fakultas Teknologi Industri
• Hendriawan Sie : Fakultas Ekonomi.
Mereka diambil hak untuk hidup tanpa alasan yang jelas oleh para
aparat yang melanggar HAM ke- 4 orang tersebut karena menurut UU
No 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia, kejadian tersebut
telah mengabaikan, merampas dan tidak melindungi hak asasi yang
dimiliki orang ke-4 orang tersebut.
Pelanggaran di Tinjau dari Segi :

Ekonomi :
Krisis ekonomi dan juga Tragedi Trisakti yang melanda Indonesia
menyebabkan banyak warga yang merasa hak ekonominya hilang
karena kemerosotan perekonomian Indonesia

Politik :
Para Aparat telah mengambil hak berserikat dan hak
mengeluarkan pendapat dari Para Mahasiswa

Sosial-Budaya :
Pelaksanaan politik yang represif dan demokratis menyebabkan
konflik antara Etnis dan Agama, Semua itu menyebabkan hak hidup
dari beberapa etnis diberbagai daerah juga diabaikan yang dilakukan
antar sesama warga
D A M PA K T R A G E D I T R I S A K T I
T E R H A D A P K E H I D U PA N
M A S YA R A K AT D A N N E G A R A
1) Soeharto mundur dari jabatannya sebagai Presiden
Tewasnya 4 mahasiswa Universitas Trisakti sangat mengejutkan dan
mengakibatkan simpati masyarakat pada pemerintah menjadi berkurang.
Akibatnya, desakan agar Soeharto mundur pun terjadi.

2) Transportasi Terganggu
Suasana mencekam akibat kerusuhan selain mengakibatkan masyarakat
dilanda ketakutan yang luar biasa -- terutama warga keturunan etnis
Tionghoa -- juga menyebabkan kelumpuhan kegiatan ekonomi dan sosial
secara nasional untuk beberapa hari.

3) Perdagangan Lumpuh
Ratusan warga keturunan meninggalkan Indonesia sebagai dampak dari
kerusuhan tersebut yang berdampak pada lumpuhnya jaringan distribusi
perdagangan. Karena jaringan tersebut sebagian besar dipegang oleh warga
keturunan.
D A M PA K T R A G E D I T R I S A K T I
T E R H A D A P K E H I D U PA N
M A S YA R A K AT D A N N E G A R A

ABOUT US
4) Sekolah libur
Sebagian besar sekolah di Jakarta memperpanjang keputusan
meliburkan kegiatan belajar mengajar bagi anak didiknya. Tindakan itu
diambil terutama karena pertimbangan keselamatan peserta didik,
menyusul kondisi keamanan yang rawan.

5) Investor meninggalkan Indonesia


Gelombang warga asing yang meninggalkan Indonesia terus
berlangsung. Ribuan orang asing yang panik setelah menyaksikan
kerusuhan di Jakarta bergegas meninggalkan Jakarta. Krisis sosial yang
terjadi di Indonesia baru-baru ini membuat para investor Taiwan yang
semula berniat menanamkan modalnya di Indonesia urung mewujudkan
keinginannya. Kerusuhan itu membuat para investor Taiwan ketakutan.
D A M PA K T R A G E D I T R I S A K T I
T E R H A D A P K E H I D U PA N
M A S YA R A K AT D A N N E G A R A

6) Media bebas bersuara

Peristiwa penembakan mahasiswa trisakti, berita


SCTV dan Indosiar menghadirkan isi yang dapat
dikatakan mendukung reformasi yang telah diprotes oleh
mahasiswa. Padahal Surya Citra Televisi (SCTV)
dikendalikan oleh saham Sudwikatmono, saudara tiri
Soeharto, dan kemudian Indosiar, dikuasai oleh modal
salah satu kroni Soeharto, Lienm Sioe Liong.
Upaya Penyelesaian Tragedi Trisakti
menurut
Kelompok dan Undang Undang
yang berlaku

Menurut Kelompok
Kejadian Trisakti seharusnya menjadi pelajaran
untuk pemerintahan yang melakukan KKN.
Kejadian ini seharusnya dengan cara damai,
dimana para aparat pemerintah yang
bertanggung jawab meminta maaf dan
memberikan santunan kepada keluarga yang
ditinggalkan
Upaya Penyelesaian Tragedi Trisakti
menurut
Kelompok dan Undang Undang
yang berlaku
Menurut Undang Undang
6 Juni 1998
Tiga minggu setelah tragedi terjadi, pengadilan militer untuk kasus
tragedi Trisakti dimulai di Mahkamah Militer 11-08 Jakarta dengan
terdakwa Lettu Polisi Agustri Heryanto dan Letda Polisi Pariyo.

31 Maret 1999
Enam terdakwa kasus Trisakti dihukum 2-10 bulan.

18 Juni 2001
Kasus penembakan terhadap empat mahasisiwa Universitas Trisakti
kembali disidangkan di Mahkamah Militer II-08 Jakarta. Persidangan
kali ini mengajukan sebelas orang anggota Brimob Polri.
Upaya Penyelesaian Tragedi Trisakti
menurut
Kelompok dan Undang Undang
yang berlaku
Menurut Undang Undang

9 Juli 2001
Rapat paripurna DPR RI mendengarkan hasil laporan Pansus TSS,
disampaikan Sutarjdjo Surjoguritno

30 Juli 2001
Komisi Penyelidik Pelanggaran HAM Trisakti Semanggi I dan II
dibentuk oleh Komnas HAM.

Januari 2002
Sembilan terdakwa kasus penembakan mahasiswa Trisakti di Pengadilan
Militer dihukum 3-6 tahun penjara.
Upaya Penyelesaian Tragedi Trisakti
menurut
Kelompok dan Undang Undang
yang berlaku
Menurut Undang Undang
21 Maret 2002
KPP HAM Trisakti menyimpulkan 50 perwira TNI/Polri diduga terlibat dalam
pelanggaran HAM berat.

11 Maret 2003
Kejaksaan Agung menolak melakukan penyidikan untuk kasus Trisakti Semanggi I dan II
karena tidak mungkin mengadili kasus sebanyak 2 kali (prinsip ne bis in idem).

30 Juni 2005
Komisi Hukum dan HAM DPR merekomendasikan kepada pimpinan DPR RI agar kasus
Trisakti Semanggi I dan II dibuka kembali. Putusan terhadap hal ini akan dinyatakan
dalam rapat paripurna DPR RI, 5 Juli 2005. Dukungan juga datang dari Fraksi-fraksi di
DPR, yaitu F PKS, F PDIP dan F PDS.
Upaya Penyelesaian Tragedi Trisakti
menurut
Kelompok dan Undang Undang
yang berlaku
Menurut Undang Undang
6 Juli 2005
Rapat Pimpinan DPR gagal mengagendakan pencabutan rekomendasi Pansus DPR 2001
yang menyatakan kasus TSS bukan pelanggaran HAM berat

5 Maret 2007
Rapat Tripartit antara Komnas HAM, Komisi III dan Kejaksaan Agung RI. Dalam rapat
ini Kejaksaan Agung tetap bersikukuh tidak akan melakukan penyidikan sebelum
terbentuk pengadilan HAM ad hoc. Selain itu, Komisi III juga memutuskan pembentukan
Panitia Khusus (PANSUS) orang hilang.

13 Maret 2007
Rapat Badan Musyawarah (Bamus) DPR RI memutuskan tidak akan mengagendakan
persoalan penyelesaian tragedi TSS ke Rapat Paripurna pada 20 Maret nanti. Artinya,
penyelesaian kasus TSS akan tertutup dengan sendirinya dan kembali ke rekomendasi
Pansus sebelumnya.
Upaya Penyelesaian Tragedi Trisakti
menurut
Kelompok dan Undang Undang
yang berlaku
Menurut Undang Undang
April 2015
Jaksa Agung HM Prasetyo menyatakan pemerintah akan membentuk Komisi Kebenaran
dan Rekonsiliasi untuk menyelesaikan kasus pelanggaran HAM, termasuk kasus
penembakan 12 Mei 1998. Komisi itu terdiri dari Kementerian Koordinator Politik,
Hukum, dan Keamanan; Kejaksaan Agung ; Kepolisian Negara RI, Tentara Nasional
Indonesia; Badan Intelijen Negara; serta Komnas HAM.

30 Januari 2017
Pemerintah akhirnya memutuskan untuk menyelesaikan kasus pelanggaran berat HAM
Tragedi Trisakti, Semanggi I dan Semanggi II (kasus TSS) melalui jalur non-yudisial atau
rekonsiliasi. Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia ( Komnas HAM) Imdadun
Rahmat mengatakan, keputusan tersebut diambil berdasarkan sikap politik pemerintah
saat ini

Anda mungkin juga menyukai