Anda di halaman 1dari 2

Contoh Kasus Hukum Pidana di Indonesia

Hukum pidana adalah keseluruhan dari peraturan – peraturan yang mengatur apa yang dilarang
dan termasuk dalam tindak pidana dan menentukan hukuman apa yang dapat dijatuhkan terhadap
pelaku pelanggaran. Hukum pidana bukan merupakan norma hukum saja, tapi juga norma lain
seperti norma keagamaan dan kesusilaan. Adanya hukum pidana yang mengikat aturan, tidak
menutup kemungkinan terjadi pelanggaran terhadap hukum pidana. Hal ini mungkin dikarenakan
pendapat bahwa ‘hukum ada untuk dilanggar’. Di Indonesia sendiri pelanggaran terhadap hukum
pidana tidak sedikit jumlahnya mulai dari kasus kecil hingga kasus besar.

Salah satu kasus hukum pidana adalah pencurian. Salah satu kasusnya adalah pencurian yang
dilakukan terhadap Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik pada Desember 2010 lalu dengan
mengambil uang tunai Rp. 6,7 juta setelah berhasil membekukan polisi pamong praja yang
bertugas dengan cara mengancamnya dengan clurit dan melakban mata dan mulut serta mengikat
tangannya dengan tali rafia. Pelaku dikenakan KUHP pasal 362 mengenai pencurian dan juga
pasal 365 KUHP ayat 1 dan2 karena melakukan ancaman kekerasan terhadap penjaga malam.

Contoh kasus yang lainnya adalah pelanggaran hukum pidana pajak dan dugaan penyelewengan
pajak. Direktorat Jendral Pajak menegaskan adanya dugaan tindak pidana pada perusahaan
tambang milik group Bakrie yang juga melibatkan 6 perusahaan tambang. Tiga perusahaan
tambang milik group Bakrie PT. Kaltim Prima Coal, PT. Bumi Resouerces Tbk, dan PT
Aruitmin Indonesia diduga melakukan pidana pajak kurang lebih Rp 2,1 triliun pada pajak tahun
2007. Ketiga perusahaan tersebut diduga melanggar pasal 39 UU ketentuan perpajakan atau tidak
melaporkan surat pemberitahuan tahunan secara benar. Dua dari tiga perusahaan juga tersangkut
kasus tunggakan royalti batu bara karena menahan pembayaran dana hasil produksi yaitu PT
Arutmin dan PT Kaltim Prima.

Salah satu kasus pelanggaran hukum pidana yang rasanya tidak ada habisnya di Indonesia adalah
kasus korupsi. Salah satu kasusnya adalah kasus korupsi yang dilakukan oleh gubernur Banten
Ratu Atut Chosiyah awal tahun 2014 lalu. Gubernur Banten itu dituntut atas 3 kasus korupsi
yaitu korupsi pemilihan kepala daerah Lebak, Banten, pengadaan alat kesehatan di Banten dan
gratifikasi. Ratu Atut bersama adiknya diduga memberikan suap sebesar Rp. 1 miliar kepada
Akil Mochtar yang saat itu menjadi ketua MK yang merupakan pelanggaran terhadap UU No 20
tahun 2001. Hal ini sama kasusnya dengan korupsi pengadaan sarana alat kesehatan Banten
2011-2013 yang diduga bertanggung jawab atas penggunaan dana anggaran. Dan kasus
grativikasi atau pemerasan dikenai pasal 12 huruf a atau pasal 12 huruf b.

Contoh lain pelanggaran pidana adalah pembunuhan. Salah satu kasus pembunuhan yang
menarik perhatian publik adalah kasus pembunuhan Ade Sara pada Maret 2014 lain.
Pembunuhan terjadi di mobil pelaku Hafiz dan Assifa dimana korban disetrum sehingga pingsan
dan mulut korban disumbat agar sulit bernafas dan akhirnya meninggal dunia. Kedua pelaku
dikenai tindak pidana pasal 340 yang didalamnya terdapat beberapa unsur yaitu merampas
nyawa, sengaja, menghilangkan nyawa lebih dulu dan tindakan terencana dan bisa juga dijerat
pasal 351 ayat 3.

Masih banyak kasus pelanggaran hukum pidana yang lainnya yang tentunya perlu mendapatkan
perhatian. Banyaknya kasus pelanggaran hukum pidana ini menunjukkan bahwa perlunya
peningkatan aturan hukum dan jaminan bahwa tidak ada seorangpun yang dapat lolos dari
hukum jika melakukan pelanggaran. Demikian penjelasan penulis tentang contoh pelanggaran
hukum pidana di Indonesia. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Anda mungkin juga menyukai