Anda di halaman 1dari 6

NAMA : LUH SALSABIL SHAFA

NIM : 195060601111014
MATA KULIAH :PANCASILA
1. A. Detail Kasus
Nama kasus : Penembakan Nduga
Tempat : Nduga, Papua
Waktu kejadian : 1-2 Desember 2018
Deskripsi kasus :
Penembakan Nduga merupakan salah satu peristiwa berdarah yang terjadi di
Papua. Penembakan ini dilakukan oleh Organisasi Papua Merdeka atau OPM.
Peristiwa ini dilatarbelakangi oleh ketidakterimaan OPM terhadap adanya pekerja
yang mengganggu mereka ketika melakukan perayaan kemerdekaan OPM.
Berawal dari tanggal 1 Desember 2018, sejumlah dua puluh delapan pekerja
proyek pembangunan jembatan Yigi PT Istaka Karya sedang diliburkan. Hal ini
karena pada tanggal tersebut bersamaan dengan perayaan Organisasi Papua Merdeka
(OPM). Akan tetapi, dikarenakan kurangnya pengetahuan terkait batasan atau aturan
demi keamanan, keduapuluh delapan karyawan tersebut mengabadikan momen
tersebut. Hal ini telah menyalahi aturan, serta dianggap sebagai ancaman oleh pihak
OPM. Pihak OPM pun mendatangi kamp pekerja PT Istaka Karya. Kemudian
menodongkan senjata kepada para pekerja PT Istaka Karya dan membawa pekerja
tersebut menuju Kali Kurunggame.
Pada tanggal 2 Desember 2018, keesokan harinya, para pekerja tersebut
ditembaki. Beberapa pekerja pun tewas, dan ada beberapa yang berpura pura mati
untuk bertahan hidup. Setelah kejadian brutal tersebut terjadi, pihak OPM pun
bergerak lagi menuju Bukit Puncak Kabo. Sebelas orang yang tersisa berusaha
melarikan diri, namun akhirnya dikejar. Dari sebelas korban yang dapat melarikan
diri, hanya enam orang yang berhasil selamat. Lima sisanya tewas dibunuh dengan
cara dibacok.
Pelaku utama dari peristiwa berdarah ini adalah Egianus Kagoya. OPM
menduga bahwa pekerja PT Istaka Karya merupakan TNI. Kesalahpahaman ini
sebagai faktor pemicu terjadiya peristiwa berdarah ini.
Sumber : https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-46498239
2. Penyelesaian Kasus
Kasus penembakan di Nduga belum sepenuhnya terselesaikan. Masih banyak rentetan
peristiwa susulan yang berkaitan dengan OPM. Waka Pendam XVII/Cenderawasih,
Letkol Inf Dax Sianturi menyatakan telah diberangkatkan personel gabungan
TNI/Polri sebanyak 150 orang untuk mengevakuasi jenazah para korban, dan mencari
para pelaku. Pemerintah menghimbau agar masyarakat, utamanya masyarakat Papua
tidak terprovokasi. Presiden Jokowi juga berjanji, beliau ingin segera menyelesaikan
pembangunan di Papua. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi ketimpangan keadilan
sosial di Papua. Hal yang sebenarnya mendasari terjadinya peristiwa peristiwa terkait
OPM adalah keadilan sosial.
TNI dan Polri mengirim ratusan anggotanya ke lokasi, sudah berhasil membawa
keluar 20 jenazah, serta mengungsikan sejumlah pekerja yang selamat. Pelaku akan
terus diburu, 'hidup atau pun mati.' mereka harus menyerah tanpa syarat. Hal ini
menimbulkan kecemasan berbagai kalangan, bahwa siklus kekerasan akan kembali
bergulir, setelah pemerintah dikesankan meninggalkan pendekatan keamanan dalam
menangani masalah Papua.
3. Saran penyelesaian Kasus
Peristiwa penembakan di Nduga belum sepenuhnya mencermikan penyelesaian kasus.
Himbauan pemerintah mengenai penumpasan organisasi-organisasi radikal di
Indonesia sudah sering dilakukan. Akan tetapi, penyelesaian dengan cara kekerasan
juga tidak bsa dibenarnya. Kecemasan masyarakat terkait kasus Nduga sebagai salah
satu contoh. Masyarakat menjadi resah. Pemerintah memberi kesan bahwa
pendekatan keamanan dalam menangani masalah Papua tidak akan pernah berhasil.
Etika pancasila sebagai nilai persatuan harus terlebih dahulu didahulukan. Masyrakat
Papua Mayoritas masih memegang hukum adat. Sehingga, pemerintah dapat
melaukan nasionalisme melalui lingkup kecil setiap suku di Papua. Pengenalan bela
negara erlu dilakukan. Masyarakat diperkenalkan secara jelas mengenai identitas
nasional, dan Pancasila. Kasus Nduga sebagai contoh kasus yang menggambarkan
bahwa peristiwa perpecahan di Papua belum bisa selesai secara utuh. Kecemburuan
sosial sebagai dasar adanya perpecahan perpecahan tersebut. Nilai persatuan akan
semakin digoyahkan apabila dari masyarakat tidak paham mengenai identitas nasional
sebagai alat pemersatu. Serta bela negara sebagai upaya meredakan konflik yang akan
terjadi kedepannya di masyarakat Papua.
2. A. Detail Kasus
Nama Kasus : Kronolog Kasus Pembunuhan Munir.
Waktu peristiwa : 6 Desember 2004.
Sumber :
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenang Munir, Dibunuh di
Udara 14 Tahun Silam...", 
https://nasional.kompas.com/read/2018/09/07/15120951/mengenang-munir dibunuh-
di-udara-14-tahun-silam?page=all.
Deskripsi kasus :
Munir diduga dibunuh dengan cara diracun saat beliau hendak pergi ke Amsterdam.
Sebelum beliau meninggal, beliau suda terlihat sakit. Beliau terlihat kurang sehat saat
hendak pergi. Pesawat lepas landas dari Jakarta pada Senin, 6 September 2004
malam pukul 21.55 WIB. Kemudian transit di Singapura untuk melanjutkan
penerbangan ke Amsterdam. Dalam perjalanan menuju Amsterdam, tiba tiba Munir
sakit perut. Setelah sebelumnya meminum jus jeruk saat transit di Bandari Changi.
Munir sempat mendapat penanganan dari dokter. Akan tetapi, beliau tidak dapat
tertolong, dan akhirnya meninggal dunia di pesawat menuju Amsterdam.
Pada tanggal 12 September 2004, beliau dimakamkan di TPU sisir Kota Batu, Jawa
Timur. Otopsi baru dilakukan pada tanggal 11 November 2004. Hasil otopsi terbukti
bila Munir meniggal akibat racun arsenik. Kemudian 18 Maret 2005, ditetapkan pilot
maskapai sebagai pelaku dari kasus Munir. Namun, setelah bergulirnya kasus
pembunuhan Munir, Pollycarpus selaku pilot pesawat yang membawa Munir
dinyatakan tidak besalah dan tidak berhubungan dengan kasus pembunuhan yang
terjadi. MA menyatakan bahwa Pollycapus hanya bersalah terkait penggunaan
dokumen palsu. Pollycarpus akhirnya mendapat remisi, dan dinyatakan bebas
bersyarat pada 28 November 2014. Penggiat HAM tidak terima dengan keputusan
tersebut. Pembebasan Pollycarpus tanpa adanya kepastian siapa dalang dari
pembnuhan Munir mengundang berbagai kecaman dari berbagai pihak. Penggiat
HAM mengecam pemerintah yang dinilai lambat dalam menyelesaikan kasus ini.
Presiden Jokowi kembali menghimbau peninjauan kembali kasus pembunuhan Munir.
Meskipun sudah lima belas tahun, kasus ini bahkan belum terselesaikan.
B. Penanganan Kasus
Penanganan kasus pembunuhan Munir dinilai terlalu lambat. Perintah peninjauan
kembali kasus ini sudah sering diintruksikan oleh pemerintah. Pada tahun 2014,
tepatnya tanggal 8 Desember, Tempo mengeluarkan edisi khusus “10 Tahun Munir”
untuk memperingati 10 tahun usia kasus tersebut. Tanggal 8 Desember dipilih oleh
Tempo karena bertepatan dengan hari kelahiran Munir. Edisi khusus ini sendiri
disajikan baik dalam bentuk cetak maupun digital di situs web edisi khusus milik
Tempo, yaitu edsus.tempo.co. Publikasi majalah tempo sebagai bentuk agar
masyarakat sadar betul HAM di Indonesia masih belum disadari secara betul.
Penanganan kasus pelanggaran HAM lewat peristiwa pembunuhan Munir sabagai
salah satu contoh lambatnya penangana kasus HAM di Indonesia. Pemerintah era
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pernah membentuk tim pencari fakta untuk
mengungkap dalang pembunuhan Munir. Namun dokumen hasil penyelidikan TPF
itu hilang. Hilangnya keberadaan dokumen TPF Munir mengemuka kontras
memenangi gugatan terhadap Kementerian Sekretariat Negara untuk
mempublikasikan laporan penyelidikan TPF. Namun Istana menyatakan tak
memiliki dokumen tersebut. Masyarakat ditakutkan menilai pemerintah sebagai
pihak yang memang sengaja agar kasus Munir tidak diselesaikan.
C. Saran :
Pembunuhan Munir sebagai salah satu contoh pelanggaran HAM di Indonesia.
Lambatnya gerak pemerintah dalam menemuka siapa pelaku pembunuh dan selah
olah memanipulasi pelaku pembunuhan agar mendapat citra yang baik dari
masyarakat. Lima belas tahun, terhitung dari taun 2019, kasus ini seolah masih abu
abu. Berbagai media telah menyoroti kasus ini, bahkan media luar negeri.
Seharusnya pemerintah tidak hanya menghimbau saja. Langkah pasti dari pemerintah
sangat ditunggu oleh masyarakat. Pemerintah seharusnya membentuk badan khusus
dan bekerja sama dengan bada penegakan HAM, juga institusi terkait permasalahan
HAM dan kasus kriminal yang lain. Pembentukan badan khusus memang telah
dilakukan, akan tetapi penghilangan dokumen menjadi penghalang lagi untuk
pemerintah maupun masyarakat dalam menyelesaikan kasus pembunuhan Munir.
Selain itu, langkah politik secara konkret dari presiden dan DPR akan mendorong
pimpinan lembaga-lembaga hukum untuk menindaklanjuti kasus Munir.
3. A. Detail Kasus
Nama Kasus : Perselisihan FPI dengan GMBI Karena Berita HOAX
Tempat : Bogor
Waktu kejadian : Jumat 13 November 2017
Sumber :
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20170113124617-12-186082/kronologi-
penyerangan-kantor-gmbi-oleh-fpi-versi-polisi
Deskripsi kasus :
Ratusan orang yang diduga anggota FPI membakar kantor GMBI di Ciampea. Polisi
menangkap 20 orang terduga pelaku pembakaran tersebut. Kepala Bidang Humas
Polda Jawa Barat Komisaris Besar Yusri Yunus menyebut massa FPI itu berjumlah
sekitar 150 orang dan berasal dari Pondok Pesantren At-Taqwa, Cikampak, pimpinan
H Basyit. Kejadian ini merupakan akibat dari kericuhan antara massa FPI dan GMBI
di depan Markas Polda Jawa Barat menyusul pemeriksaan terhadap pemimpin FPI
Rizieq Shihab. Banyak informasi beredar dan informasi ini mengakibatkan reaksi dari
anggota ormas FPI di Bogor sehingga terjadi penyerangan tersebut.
B. Penggunaan media sosial di Indonesia sangat disayangkan belum terlihat bijaksana.
Mudahnya masyarakat terpicu oleh isu isu palsu dikarenakan tidak ada penyaringan
berita palsu dengan berita asli. Sehingga mendasari terjadinya konflik diantara
masyarakat. Selain itu, didasari pada zaman globalisasi, masyarakat dengan mudahnya
mengakses informasi. Informasi selalu terbarukan di media sosial. Tanpa adanya
penyaringan informasi oleh pengguna media sosial, ditakutkan kasus kasus
perpecahan semakin sering terjadi. Sangat disayangkan, pengguna media sosial
cenderung menelan mentah mentah iformasi yang beredar. Pemilahan informasi
belum sepenuhnya disadari secara betul oleh pengguna media sosial. Buruknya,
informasi palsu terkadang diinformasikan kembali kepada masyarakat. Hal ini
dimaksudkan agar masyarakat megetahui kejadian yang sedang terjadi. Namun, hal
tersebut dinilai salah. Dlam penyampaian informasi seharusnya dilakukan
penyaringan terlebih dahulu. Penyaringan informasi perlu adanya agar tidak terjadi
konflik perpecahan diantaramasyarakat akibat informasi palsu.
C. Saran :
 Pemerintah seharusnya membentuk badan khusus yang menangani teknologi
informatika.
 Pendidikan teknologi informatika perlu diperkenalkan kepada masyarakat baik
melalui kegiatan belajar mengajar, maupun melalui sosialisasi.
 Program penyaringan informasi oleh badan khusus pemerintah.
4. A. Penerapan sila kelima Pancasila
 Perlindungan hak hak masyarakat
Perlindungan hak asasi di masyarakat perlu dilakukan agar tidak terjadi
pelanggaran HAM di masyarakat. Bentuk perlindungan HAM dapat berupa
pencegahan bullying di masyarakat. Didasarkan pada sila kelima Pancasila,
dimana seharusnya masyarakat selayakya saling menjaga, bukan membutakan
diri ketika melihat peristiwa pelanggaran HAM.
 Gotong royong dalam pembangunan
Pembangunan merupaka salah satu program pemerintah dalam bentuk
menyejahterakan masyarakat. Selain itu, pembangunan sebagai bentuk untuk
meredam adanya konflik yang didasarkan pada kecemburuan terhadap
pembanguan. Gotong royong pembangunan dipilih agar masyarakat merasa
memiliki dari hasil pembangunan. Selain itu, gotong royong dapat dijadikan
sebagai sarana dalam memupuk persatuan. Pembangunan yang berkeadilan
juga akan membangun masyarakat agar sadar betul pembangunan sebagai
sarana mewujudkan keadilan sosial.
B. Saran :
Dalam pelaksanaannya, keadilan sosial tidak hanya dilimpahkan kepada pemerintah.
Masyarakat juga harus mengusahakan keadilan sosial untuk mereka sendiri.
Masyarakat harus sadar betul, bentuk keadilan apa yang mereka inginkan. Masyarakat
yang mendukung adanya keadilan sosial tentunya tidak akan pernah melanggar hak
maupun melakukan pelanggaraan terkait keadilan. Selain itu, pemerintah juga harus
melibatkan diri dalam pemenuhuan keadilan sosial di msyarakat. Salah satunya adalah
pembangunan infrastruktur negara. Hadirnya pemerintah terkait pembangunan
sebagai contoh keadilan sosial dimasyarakat.

Anda mungkin juga menyukai