Anda di halaman 1dari 28

http://regional.liputan6.

com/read/2675665/peringati-hari-ham-aktivis-kupang-soroti-perdagangan-
manusia

PELANGGARAN HAM DI INDONESIA

HAM BERAT

1. Peristiwa Trisakti dan Semanggi (1998)

Tragedi Trisakti terjadi pada 12 Mei 1998. Peristiwa ini berkaitan dengan gerakan di era
reformasi yang gencar disuarakan di tahun 1998. Gerakan tersebut dipicu oleh krisis moneter dan
tindakan KKN presiden Soeharto, sehingga para mahasiswa kemudian melakukan demo besar-
besaran di berbagai wilayah yang kemudian berujung dengan bentrok antara mahasiswa dengan
aparat kepolisian.

Tragedi ini mengakibatkan (4 mahasiswa meninggal dan puluhan lainnya luka-luka). Tragedi
Semanggi I terjadi pada 11-13 November 1998 (17 orang warga sipil meninggal) dan tragedi
Semanggi II pada 24 September 1999 (1 orang mahasiswa meninggal dan 217 orang luka-luka).

2. Kasus Marsinah (1993)

Kasus Marsinah terjadi pada 3-4 Mei 1993. Seorang pekerja dan aktivitas wanita PT Catur
Putera Surya Porong, Jatim.

Peristiwa ini berawal dari aksi mogok yang dilakukan oleh Marsinah dan buruh PT CPS. Mereka
menuntun kepastian pada perusahaan yang telah melakukan PHK mereka tanpa alasan. Setelah
aksi demo tersebut, Marsinah malah ditemukan tewas 5 hari kemudian. Ia tewas di kawasan
hutan Wilangan, Nganjuk dalam kondisi mengenaskan dan diduga menjadi korban pelanggaran
HAM berupa penculikan, penganiayaan dan pembunuhan. Penyelidikan masih belum
menemukan titik terang hingga sekarang.

3. Aksi Bom Bali 2002


Peristiwa ini terjadi pada tahun 2002. Sebuah bom diledakkan di kawasan Legian Kuta, Bali oleh
sekelompok jaringan teroris.

Kepanikan sempat melanda di penjuru Nusantara akibat peristiwa ini. Aksi bom bali ini juga
banyak memicu tindakan terorisme di kemudian hari.

Peristiwa bom bali menjadi salah satu aksi terorisme terbesar di Indonesia. Akibat peristiwa ini,
sebanyak ratusan orang meninggal dunia, mulai dari turis asing hingga warga lokal yang ada di
sekitar lokasi.

4. Peristiwa Tanjung Priok (1984)

Kasus tanjung Priok terjadi tahun 1984 antara aparat dengan warga sekitar yang berawal dari
masalah SARA dan unsur politis.

Peristiwa ini dipicu oleh warga sekitar yang melakukan demonstrasi pada pemerintah dan aparat
yang hendak melakukan pemindahan makam keramat Mbah Priok. Para warga yang menolak
dan marah kemudian melakukan unjuk rasa, hingga memicu bentrok antara warga dengan
anggota polisi dan TNI.

Dalam peristiwa ini diduga terjadi pelanggaran HAM dimana terdapat ratusan korban meninggal
dunia akibat kekerasan dan penembakan.

5. Kasus Penganiayaan Wartawan Udin (1996)

Kasus penganiayaan dan terbunuhnya Wartawan Udin (Fuad Muhammad Syafruddin)terjadi di


yogyakarta 16 Agustus 1996. Sebelum kejadian ini, Udin kerap menulis artikel kritis tentang
kebijakan pemerintah Orde Baru dan militer. Ia menjadi wartawan di Bernas sejak 1986. Udin
adalah seorang wartawan dari harian Bernas yang diduga diculik, dianiaya oleh orang tak dikenal
dan akhirnya ditemukan sudah tewas.

6. Kasus Pembunuhan Munir (2004)

Munir Said Thalib adalah aktifis HAM yang pernah menangani kasus-kasus pelanggaran HAM.
Munir lahir di Malang, tanggal 8 Desember 1965. Munir meninggal pada tanggal 7 September
2004 di dalam pesawat Garuda Indonesia ketika ia sedang melakukan perjalanan menuju
Amsterdam, Belanda. Spekulasi mulai bermunculan, banyak berita yang mengabarkan bahwa
Munir meninggal di pesawat karena dibunuh, serangan jantung bahkan diracuni. Namun,
sebagian orang percaya bahwa Munir meninggal karena diracuni dengan Arsenikum di makanan
atau minumannya saat di dalam pesawat.

Kasus ini sampai sekarang masih belum ada titik jelas, bahkan kasus ini telah diajukan ke
Amnesty Internasional dan tengah diproses. Pada tahun 2005, Pollycarpus Budihari Priyanto
selaku Pilot Garuda Indonesia dijatuhi hukuman 14 tahun penjara karena terbukti bahwa ia
merupakan tersangka dari kasus pembunuhan Munir, karena dengan sengaja ia menaruh Arsenik
di makanan Munir dan meninggal di pesawat.

7. Pembantaian Santa Cruz (1991)

Kasus ini masuk dalam catatan kasus pelanggaran HAM di Indonesia, yaitu pembantaian yang
dilakukan oleh militer atau anggota TNI dengan menembak warga sipil di Pemakaman Santa
Cruz, Dili, Timor-Timur pada tanggal 12 November 1991. Kebanyakan warga sipil yang sedang
menghadiri pemakaman rekannya di Pemakaman Santa Cruz ditembak oleh anggota militer
Indonesia. Puluhan demonstran yang kebanyakkan mahasiswa dan warga sipil mengalami luka-
luka dan bahkan ada yang meninggal. Banyak orang menilai bahwa kasus ini murni pembunuhan
yang dilakukan oleh anggota TNI dengan melakukan agresi ke Dili, dan merupakan aksi untuk
menyatakan Timor-Timur ingin keluar dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan
membentuk negara sendiri.

8. Peristiwa 27 Juli (1996)


Peristiwa ini disebabkan oleh para pendukung Megawati Soekarno Putri yang menyerbu dan
mengambil alih kantor DPP PDI di Jakarta Pusat pada tanggal 27 Juli 1996. Massa mulai
melempari dengan batu dan bentrok, ditambah lagi kepolisian dan anggota TNI dan ABRI datang
berserta Pansernya.

Kerusuhan meluas sampai ke jalan-jalan, massa mulai merusak bangunan dan rambu-rambu lalu-
lintas. Dikabarkan lima orang meninggal dunia, puluhan orang (sipil maupun aparat) mengalami
luka-luka dan sebagian ditahan. Menurut Komnas Hak Asasi Manusia, dalam peristiwa ini telah
terbukti terjadinya pelanggaran HAM.

9. Kasus Dukun Santet di Banyuwangi (1998)

Peristiwa beserta pembunuhan ini terjadi pada tahun 1998. Pada saat itu di Banyuwangi lagi
hangat-hangatnya terjadi praktek dukun santet di desa-desa mereka. Warga sekitar yang
berjumlah banyak mulai melakukan kerusuhan berupa penangkapan dan pembunuhan terhadap
orang yang dituduh sebagai dukun santet. Sejumlah orang yang dituduh dukun santet dibunuh,
ada yang dipancung, dibacok bahkan dibakar hidup-hidup. Tentu saja polisi bersama anggota
TNI dan ABRI tidak tinggal diam, mereka menyelamatkan orang yang dituduh dukun santet
yang masih selamat dari amukan warga.

10. Pelanggaran HAM di Daerah Operasi Militer (DOM), Aceh

Peristiwa ini telah menimbulkan bentuk bentuk pelanggaran HAM terhadap penduduk sipil yang
berupa penyiksaan, penganiayaan, dan pemerkosaan yang berulang-ulang dengan pola yang
sama. Kasus-kasus dari berbagai bentuk tindakan kekerasan yang dialami perempuan yang
terjadi dari ratusan kekerasan seputar diberlakukannya Daerah Operasi Militer selama ini tidak
pernah terungkap.

Ada beberapa alasan yang menyebabkan informasi ini tidak diketahui oleh masyarakat luas dan
dunia
internasional seperti :

 Korban pemerkosaan terutama di Aceh, sering dianggap aib dan memalukan. Akibatnya
korban atau keluarga selalu berusaha untuk menutupi kejadian tersebut.
 Adanya ancaman dari pelaku untuk tidak "mengungkap" kejadian tersebut kepada orang
lain, karena pelakunya aparat yang sedang bertugas di daerah tersebut, membuat
korban/keluarga selalu berada dalam kondisi diintimidasi.
 Penderitaan dan trauma yang dialami oleh korban sangat mendalam, sehingga sangat sulit
bagi korban untuk menceritakan pengalaman buruknya, apalagi kepada orang yang tidak
terlalu dikenalnya.
 Adanya ancaman dari pihak-pihak tertentu terhadap orang ataupun LSM yang
mendampingi korban.

11. Pembantaian Rawagede

Pembantaian Rawagede merupakan pelanggaran HAM yang terjadi penembakan dan


pembunuhan penduduk kampung Rawagede (sekarang Desa Balongsari, Rawamerta, Karawang,
Jawa Barat) oleh tentara Belanda tanggal 9 Desember 1945 bersamaan dengan Agresi Militer
Belanda I. Akibatnya puluhan warga sipil terbunuh oleh tentara Belanda yang kebanyakan
dibunuh tanpa alasan yang jelas. Tanggal 14 September 2011, Pengadilan Den Haaq menyatakan
pemerintah Belanda bersalah dan harus bertanggung jawab dengan membayar ganti rugi kepada
para keluarga korban pembantaian Rawagede.
http://artikelmateri.blogspot.co.id/2015/12/contoh-kasus-pelanggaran-ham-indonesia.html

Contoh Pelanggaran HAM di Indonesia


1. Tragedi Trisakti

PENYEBAB : Ekonomi Indonesia mulai goyah pada awal 1998, yang terpengaruh oleh krisis
finansial Asia sepanjang 1997 - 1999. Mahasiswa pun melakukan aksi demonstrasi besar-besaran
ke gedung DPR/MPR, termasuk mahasiswa Universitas Trisakti.
Mereka melakukan aksi damai dari kampus Trisakti menuju Gedung Nusantara pada pukul
12.30. Namun aksi mereka dihambat oleh blokade dari Polri dan militer datang kemudian.
Beberapa mahasiswa mencoba bernegosiasi dengan pihak Polri.

Akhirnya, pada pukul 5.15 sore hari, para mahasiswa bergerak mundur, diikuti bergerak majunya
aparat keamanan. Aparat keamanan pun mulai menembakkan peluru ke arah mahasiswa. Para
mahasiswa panik dan bercerai berai, sebagian besar berlindung di universitas Trisakti. Namun
aparat keamanan terus melakukan penembakan. Korban pun berjatuhan, dan dilarikan ke RS
Sumber Waras.

Satuan pengamanan yang berada di lokasi pada saat itu adalah Brigade Mobil Kepolisian RI,
Batalyon Kavaleri 9, Batalyon Infanteri 203, Artileri Pertahanan Udara Kostrad, Batalyon
Infanteri 202, Pasukan Anti Huru Hara Kodam seta Pasukan Bermotor. Mereka dilengkapi
dengan tameng, gas air mata, Styer, dan SS-1.

Pada pukul 20.00 dipastikan empat orang mahasiswa tewas tertembak dan satu orang dalam
keadaan kritis. Meskipun pihak aparat keamanan membantah telah menggunakan peluru tajam,
hasil otopsi menunjukkan kematian disebabkan peluru tajam. Hasil sementara diprediksi peluru
tersebut hasil pantulan dari tanah peluru tajam untuk tembakan peringatan.

HAK YANG DILANGGAR


Salah satu hak yang dilanggar dalam peristiwa tersebut adalah hak dalam kebebasan
menyampaikan pendapat. Hak menyampaikan pendapat adalah kebebasan bagi setiap warga
negara dan salah satu bentuk dari pelaksanan sistem demokrasi pancasila di Indonesia. Peristiwa
ini menggoreskan sebuah catatan kelam di sejarah bangsa Indonesia dalam hal pelanggaran
pelaksanaan demokrasi pancasila..

Dari awal terjadinya peristiwa sampai sekarang, pengusutan masalah ini begitu terlunta-lunta.
Sampai sekarang, masalah ini belum dapat terselesaikan secara tuntas karena berbagai macam
kendala. Sebenarnya, beberapa saat setelah peristiwa tersebut terjadi, Komnas HAM berinisiatif
untuk memulai untuk mengusut masalah ini. Komnas HAM mengeluarkan pernyataan bahwa
peristiwa ini adalah pelanggaran HAM yang berat. Masalah ini pun selanjutnya dilaporkan ke
Kejaksaan Agung untuk diselesaikan. Namun, ternyata sampai sekarang masalah ini belum dapat
diselesaikan bahkan upayanya saja dapat dikatakan belum ada. Belum ada satupun langkah pasti
untuk menyelesaikan masalah ini.

Alasan terakhir menyebutkan bahwa syarat kelengkapan untuk melakukan siding belum
terpenuhi sehingga siding tidak dapat dilaksanakan. Seharusnya jika pemerintah benar-benar
menjunjung tinggi HAM, seharusnya masalah ini harus diselesaikan secara tuntas agar jelas agar
segala penyebab terjadinya peristiwa dapat terungkap sehingga keadilan dapat ditegakan.

PENYELESAIAN
Agar masalah ini dapat cepat diselesaikan, diperlukan partisipasi masyarakat untuk ikut turut
serta dalam proses penuntasan kasus ini. Namun, sampai sekarang yang masih berjuang hanyalah
para keluarga korban dan beberapa aktivis mahasswa yang masih peduli dengan masalah ini.
Seharusnya masyarakat dan mahasiswa tidak tinggal diam karena pengusutan kasus ini yang
belum sepenuhnya selesai. Walaupun sulit untuk menuntaskan kasus tersebut secara sepenuhnya,
tetapi jika masyarakat dan mahasiswa ingin bekerjasama dengan pihak terkait seharusnya
masalah bisa diselesaikan, dengan catatan stakeholder yang bersangkutan harus jujur dalam
memberikan informasi.

Di luar itu semua, ada hal lain yang sebenarnya bisa diambil oleh masyarakat dan mahasiswa
dalam peristiwa tersebut, yaitu semangat melawan pemerintahan yang tidak adil dan tidak sesuai
dengan kehendak rakyat. Walaupun bisa dibilang bahwa Indonesia dari tahun ke tahun terus
membaik dan berkembang dari segi pembangunan, tetapi tetap banyak masalah yang sebenarnya
bisa terlihat jika kita berbicara dari tentang pemerintahan. Beberapa contoh masalah-masalah
pemerintahan yang ada, yaitu korupsi, perebutan kekuasaan untuk kepentingan golongan,
berbagai praktik kecurangan dalam menapai kekuasaan, dan masalah lainnya.

Dari masalah-masalah tersebut, seharusnya masyarakat dan mahasiswa banyak mengambil peran
dalam pengarahan dan evaluasi kepemimpinan. Untuk peran mahasiswa tak dapat dipungkiri
akan semakin besar karena di pundak mereka ada sebuah beban tanggung jawab dimana para
mahasiswa dituntut harus membentuk pemimpin-pemimpin yang cakap untuk mengelola
Indonesia yang lebih baik di masa depan. Agar peristiwa ini tak kembali terulang, Hak
kebebasan berpendapat setiap warga negara benar-benar harus ditegakan.

2. Pembunuhan Munir

PENYEBAB
Delapan tahun silam, tepatnya pada 2004, Indonesia dikejutkan oleh meninggalnya seorang
aktivis HAM, Munir Saib Thalib. Kematianya menimbulkan kegaduhan politik yang menyeret
Badan Intelijen Negara (BIN) dan instituti militer negeri ini. Berdasarkan hasil autopsi, diketahui
bahwa penyebab kematian sang aktivis yang terkesan mendadak adalah karena adanya
kandungan arsenik yang berlebihan di dalam tubuhnya. Munir meninggal ketika melakukan
perjalanan menuju Belanda. Ia berencana melanjutkan studi S2 Hukum di Universitas Utrecht,
Belanda, pada 7 September 2004. Dia menghembuskan nafas terakhirnya ketika pesawat sedang
mengudara di langi Rumania.

HAK YANG DI LANGGAR


Hak yang di langgar dalam kasus munir yaitu karena telah menghilangkan nyawa dengan sengaja
atau sudah melanggar hak untuk hidup. Banyak orang yang terlibat dalam kejadian itu. Orang
pertama yang menjadi tersangka pertama pembunuhan Munir (dan akhirnya terpidana) adalah
Pollycarpus Budihari Priyanto. Selama persidangan, terungkap bahwa pada 7 September 2004,
seharusnya Pollycarpus sedang cuti. Lalu ia membuat surat tugas palsu dan mengikuti
penerbangan Munir ke Amsterdam.

ksi pembunuhan Munir semakin terkuat tatkala Pollycarpus ‘meminta’ Munir agar berpindah
tempat duduk dengannya. Sebelum pembunuhan Munir, Pollycarpus menerima beberapa
panggilan telepon dari sebuah telepon yang terdaftar oleh agen intelijen senior. Dan pada
akhirnya, 20 Desember 2005 Pollycarpus BP dijatuhi vonis 20 tahun hukuman penjara.
Meskipun sampai saat ini, Pollycarpus tidak mengakui dirinya sebagai pembunuh Munir,
berbagai alat bukti dan skenario pemalsuan surat tugas dan hal-hal yang janggal. Namun, timbul
pertanyaan, untuk apa Pollycarpus membunuh Munir. Apakah dia bermusuhan atau bertengkar
dengan Munir. Tidak ada historis yang menggambarkan hubungan mereka berdua.

Selidik demi selidik, akhirnya terungkap nomor yang pernah menghubungi Pollycarpus dari agen
Intelinjen Senior adalah seorang mantan petinggi TNI, yakni Mayor Jenderal (Purn) Muchdi
Purwoprandjono. Mayjen (Purn) Muchdi PR pernah menduduki jabatan sebagai Komandan
Koppassus TNI Angkatan Darat yang ditinggali Prabowo Subianto (pendiri Partai Gerindra).
Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai Deputi Badan Intelijen Indonesia

PENYELESAIAN
Kasus Munir merupakan contoh lemahnya penegakan HAM di Indonesia. Kasus Munir juga
merupakan hasil dari sisa-sisa pemerintahan orde baru yang saat itu lebih bersifat otoriter.
Seharusnya kasus Munir ini dijadikan suatu pelajaran untuk bangsa ini agar meninggalkan cara-
cara yang bersifat otoriter k arena setiap manusia atau warga Negara memiliki hak untuk
memperoleh kebenaran, hak hidup, hak memperoleh keadilan, dan hak atas rasa aman.
Sedangkan bangsa Indonesia saat ini memiliki sistem pemerintahan demokrasi yang seharusnya
menjunjung tinggi HAM seluruh masyarakat Indonesia.

3. Kasus Marsinah

Kasus Marsinah terjadi pada tanggal 3-4 Mei 1993. Peristiwa ini berawal dari aksi mogok yang
dilakukan oleh Marsinah dan buruh PT CPS. Mereka menuntun kepastian pada perusahaan yang
telah melakukan PHK mereka tanpa alasan. Setelah aksi demo tersebut, Marsinah malah
ditemukan tewas 5 hari kemudian. Ia tewas di kawasan hutan Wilangan, Nganjuk dalam kondisi
mengenaskan. Penyelidikan masih belum menemukan titik terang hingga sekarang.

4. Aksi Bom Bali

Peristiwa bom bali menjadi salah satu aksi terorisme terbesar di Indonesia. Peristiwa ini terjadi
pada tahun 2002. Sebuah bom diledakkan di kawasan Legian Kuta, Bali oleh sekelompok
jaringan teroris. Akibat peristiwa ini, sebanyak 202 orang meninggal dunia, mulai dari turis asing
hingga warga lokal yang ada di sekitar lokasi. Kepanikan sempat melanda di penjuru Nusantara
akibat peristiwa ini. Aksi bom bali ini juga banyak memicu tindakan terorisme di kemudian hari.

5. Peristiwa Tanjung Priok

Peristiwa ini dipicu oleh warga sekitar yang melakukan demonstrasi pada pemerintah dan aparat
yang hendak melakukan pemindahan makam keramat Mbah Priok. Para warga yang menolak
dan marah kemudian melakukan unjuk rasa, hingga memicu bentrok antara warga dengan
anggota polisi dan TNI. Akibantnya banyak warga yang luka-luka, bahkan hingga menyebabkan
kematian.

Nah itu tadi beberapa contoh kasus pelanggaran ham di Indonesia yang terkenal dan banyak di
perbincangkan orang-orang. Kalau kalian mau share atau mau bertanya seputar pelanggaran
ham, silahkan langsung tanyakan di kotak komentar ya :D

http://www.disukai.com/2014/11/contoh-kasus-pelanggaran-ham-di.html
Kasus Pelanggaran HAM di Dunia Internasional

Berikut adalah penjelasan mengenai kasus pelanggaran HAM di dunia Internasional :

1. Kasus Israel terhadap Palestina

Pada mulanya negara Israel adalah sekumpulan orang Yahudi yang hanya ingin mengungsi ke
negara Palestina. Di Palestina,orang Iarael disambut dan diperlakukan dengan baik. Lalu pada
akhirnya negara Israel mulai melakukan rencana menguasai wilayah Palestina sedikit demi
sedikit. Mereka melakukan pengusiran, penggusuran rumah-rumah penduduk Palestina secara
paksa tanpa memikirkan hak dan kewajiban warga negara. Mereka meyakini di negara Palestina
adalah tanah yang dijanjikan buat mereka mendirikan sebuah negara. Beberapa waktu kemudian
Amerika Serikat membantu Israel sehingga mereka mendapat sebagian besar wilayah Palestina.
Dalam melancarkan misi demi misinya, Israel melakukan penyerangan dengan mobil tank,
pesawat tempur, serangan bom yang memakan banyak korban penduduk Palestina. Bahkan PBB
tidak mampu menyelesaikan konflik yang menelan banyak nyawa tersebut meski negara
Palestina sudah mendapat pengakuan masih menjadi sebuah negara dan memperoleh
kemerdekaan.

2. Kasus kekejaman Adolf Hitler di Jerman

Pemerintahan otoriter Hitler didukung oleh partai NAZI yang memenangkan pemilu di Jerman.
Beberapa kasus pelanggaran HAM yang dilakukannya adalah melakukan penangkapan dan
pengasingan para musuh politik yang menentang pemerintahannya, membunuh dan mengusir
bangsa Yahudi , melakukan pembantaian massal di Austria dan Cekoslovakia.

3. Kasus Uni Soviet kepada Afghanistan

Negara Uni Soviet (sekarang Rusia) di tahun 1979-1990 1n melakukan penyerangan terhadap
negara Afghanistan dengan membagi negaranya terdiri dari beberapa bagian. Sekitar 85.000
tentara Uni Soviet dikirim ke Afghanistan yang pada mulanya menyatakan alasan ingin
mewujudkan perdamaian namun pada akhirnya tentara-tentara tersebut menyerang para
penduduk Afghanistan yang dianggap mencurigakan dan menghalangi aksinya. Dari
penyerangan tersebut banyak korban berjatuhan dari penduduk Afghanistan baik dari tentara
maupun penduduknya.

4. Kasus Husni Mubarak di Mesir

Husni Mubarak selaku presiden Mesir dalam empat dekade pada akhirnya menghadapi
penentangan massal oleh rakyat Mesir agar turun dari jabatannya karena sikapnya yang otoriter.
Saat demonstrasi banyak korban berjatuhan yang dilakukan oleh tentara pemerintahan Husni
yakni dengan melakukan penembakan. Selanjutnya Husni Mubarak akhirnya tewas di tangan
rakyat saat terkepung oleh rakyat.

5. Kasus negara Suriah di bawah pimpinan Bassar Al Ashad


Kasusnya hampir sama dengan di Mesir dimana presiden Bassar Al Ashad selaku pimpinan
negara Suriah ditentang pemerintahannya oleh rakyat Suriah karena menganggap kebijakan
beliau tidak baik. Ketika berlangsung demonstrasii,rakyat mengalami banyak kesulitan
menghadapi pemerintahan yang terdiri dari pejabat militer, sehingga terjadi kerusuhan dan
pertumpahan darah. Tentara militer Bassar melakukan penembakan dan menelan korban jiwa
sekitar 60.000 jiwa penduduk asli Suriah dan 500 orang penduduk luar. Peperangan ini
berdampak di negara lain yakni Turki yang memiliki 2 pilot pesawat F-4 tewas saat terkena
tembakan.

6. Kasus Etnis Rohingya di Myanmar

Agustus 2015, tercatat 650 orang etnis Rohingya tewas, 1.200 warga hilang, dan sekitar 80 ribu
lainnya kehilangan tempat tinggal. Selama bertahun-tahun pemerintah militer Myanmar tidak
hanya melakukan pengingkaran terhadap demokrasi, tapi juga melanggar hak asasi manusia
(HAM) kaum minoritas. Mereka dibantai karena beragama Islam yang dilakukan kaum Budha
karena mengingat sejarah di Indonesia yang dulunya mayoritas Budha kemudian tergeser oleh
ummat Islam. Hal inilah menyebabkan kaum Budha ingin mengangkat kaum mereka dan
menyingkirkan keberadaan Islam. Selain itu,juga dilatarbelakangi tidak diakuinya etnis
Rohingya sebagai salah satu etnis di Myanmar. Bagi pemerintah Myanmar, etnis Rohingya
dianggap sebagai warga tanpa kewarganegaraan (stateless people). Atas dasar itulah tentara
Myanmar melakukan berbagai pelanggaran HAM.

Sebagian warga etnis Rohingya kemudian mengungsi ke berbagai negara, termasuk Nanggroe
Darussalam (NAD). Ribuan warga Islam Rohingya mendapat penyelamatan ketika ditemukan
terapung-apung di lautan dalam kondisi memperihatinkan di lautan Aceh. Mereka terusir dari
Myanmar. Dikabarkan pembantaian dilatarbelakangi oleh sosok pemimpin biksu radikal Budha
bernama Ashin Wirathu. Budha adalah kelompok mayoritas di Myanmar. Mereka sangat
membenci Islam dan konflik etnis dan agama ini berlangsung sejak 2012 dan sudah menewaskan
ribuan muslim Rohingya yakni termasuk wanita dan anak-anak. Adapun nama gerakan ummat
Budha karena kebencian terhadap Islam namanya adalah 969. Opini-opini gerakan ini tersebar
meluas baik melalui selebaran,stiker,internet,video dan sebagainya. Gerakan ini sangat beralasan
yakni mengingat tahun 2001 saat Taliban yang merupakan gerakan Islam telah menghancurkan
patung Budha di Bamiyan, Afghanistan.

Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia

Berikut adalah penjelasan mengenai kasus pelanggaran HAM di Indonesia :

1. Kasus di Tanjung Priok (1984)

Di sini terjadi kerusuhan antara aparat dan warga setempat sehingga memakan banyak ratusan
korban karena penembakan dan beberapa bentuk kekerasan. Penyebab peperangan ini yakni
SARA dan unsur politis.

sponsored links
2. Kasus Tragedi di Semanggi

Tragedi ini terjadi saat masyarakat yang bergabung dengan mahasiswa melakukan aksi protes
terhadap jadwal pelaksanaan dan kegiatan Sidang Istimewa yang memakan banyak korban baik
dari pihak warga militer maupun warga sipil yang dapat menjadi penyebab terjadinya tindakan
penyalahgunaan kewenangan. Peristiwa ini mengalami masa transisi. Adapun jumlah korban dari
tragedi ini adalah 17 orang sipil dan Semanggi ini terjadi dua kali. Pertama, pada tanggal 11-13
November 1998,pada saat Indonesia peristiwa yang kedua terjadi pada tanggal 24 September
1999 dengan 217 orang korban yang megalami luka-luka.

Di antaranya termasuk mahasiswa dan beberapa warga yang hampir semuanya berasal dari
Jakarta. Terdiri dari berbagai gelombang kelompok aksi protes dari masyarakat dan mahasiwa
yang disambut aparat dengan senjata dan gas air mata. Sehingga tidak dapat dihindarkan korban
banyak yangberjatuhan dari peristiwa ini baik yang terlibat langsung dengan aksi tersebut
maupun warga di sekitarnya. Data yang dikumpulkan Tim Relawan Kemanusiaan tentang jumlah
korban dari tragedi akibat kerusuhan ini adalah korban yang terdiri dari 6 mahasiswa dari
berbagai kampus di Jakarta, 2 orang dari aparat kepolisian yakni POLRI, 2 orang yang
merupakan masih pelajar SMA, 1 orang dari keanggotan satpam Swalayan, 3 orang dari
keanggotan PAM Swakarasa dan 3 orang lainnya merupakan warga masyarakat. Adapun korban
yang mengalami luka-luka terdiri dari 456 orang.

Penyebab terjadinya tragedi di Semanggi

Hal ini diakibatkan karena terkena tembakan senjata api, terkena pukulan benda keras dan
tumpul, maupun berupa senjata tajam. Korban luka-luka ini terdiri atas berbagai kalangan baik
pelajar, mahasiswa, aparat keamanan, beberapa dari pihak wartawan dan anggota masyarakat.
Paling tragisnya adalah ditemukan korban seorang anak kecil bernama Ayu Ratna Sari yang
berusia 6 tahun. Anak kecil ini terkena peluru nyasar yang merupakan tembakan saat peristiwa
kerusuhan berlangsung .Pada 24 September selanjutnya terjadi lagi aksi bentrokan mahasiswa
dan aparat keamanan. Aksi mahasiswa yakni melakukan demonstrasi akan penolakan
dikeluarkannya Undang-Undang Penanggulangan Keadaan Bahaya (UUPKB). Menurut
mahasiswa dan masyarakat yang terlibat peraturan baru ini akan memberi peluang bagi pihak
militer melakukan suatu tindakan di negara atas kepentingan militer itu sendiri. Dari aksi
mahasiswa para tentara melakukan kekerasan untuk menghentikan demonstrasi yakni dengan
penembakan yang memakan korban seorang mahasiswa berasal dari Universitas Jakarta bernama
Yun Hap. Beliau tewas ketika tertembak di Universitas Atma Jaya.

3. Kasus di Poso (1998-2000)

Kasus ini berupa bentrokan yang menewaskan banyak penduduk jiwa. Penyebabnya adalah
masalah agama. Hingga akhirnya untuk meredam maka terbentuklah Forum Komunikasi Umat
Beragama (FKAUB) di kabupaten Dati II Poso.

4. Kasus di Santa Cruz


Kasus ini dilakukan oleh pihak militer anggota TNI yang melakukan penembakan terhadap
warga sipil di daerah pemakaman Santa Cruz,di Dili,Timor-Timor pada 12 November 1991. Hal
ini dilatarbelakangi atas demonstrasi yang dilakukan oleh gabungan mahasiswa dan warga sipil.
Aksi demonstrasi pasca jajak pendapat Timor-Timor keluar dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Ada puluhan korban yang mengalami luka-luka dan ada yang meninggal dunia.

5. Kasus Dayak dan Madura (2000)

Kedua suku ini terlibat dalam bentrokan yang merupakan pertikaian karena kepentingan etnis
dan memakan banyak korban dari kedua suku ini.

6. Kasus TKI di Malaysia (2000)

Ada berbagai bentuk penganiayaan majikan di Malaysia kepada para tenaga kerja Indonesia baik
dengan kekerasan fisik,mental dan seksual dan tidak diberikan hak pada mereka yakni gaji atau
bayaran mereka.

7. Kasus bom Bali

Berikut adalah beberapa kasus yang ada di Bali :

a. Bom Bali I (12 Oktober 2002)

Kasus pengeboman di Bali ini di tahun 2002 banyak korban berjatuhan. Adapun waktu tepatnya
bom meledak yakni waktu malam hari di salah satu kecamatan Bali yakni Kuta. Korbannya 202
meninggal,209 cedera dan yang menjadi korban tersebut adalah kebanyakan dari para wisatawan
asing yang berkunjung ke Bali. Wisatawan tersebut berasal dari bebrapa negara yakni Australia
(88 orang),Britania Raya (26 orang), Amerika Serikat (7 orang), Jerman (6 orang), Swedia (5
orang), Belanda (4 orang), Perancis (4 orang), Denmark (3 orang),Selandia Baru (3 orang), Swiss
(2 orang), Brasil (2 orang), Kanada (2 orang). Jepang (2 orang), Afrika Selatan (2 orang), dan
masing satu orang berasal dari negara Yunani, Ekuador, Polandia , Portugal serta Taiwan.

Para pelaku bom bali ini yaitu:

 Abdul Goni (yang didakwa seumur hidup)


 Abdul Hamid (yang berasal dari kelompok Solo)
 Abdul Rauf (berasal dari kelompok Serang
 Ali Gufron atau Mukhlas (yang telah terpidana mati)
 Abdul Aziz atau Imam Samudra (yang telah terpidana mati)
 Achmad Roichan
 Andi Hidayat (berasal dari Serang)
 Ali Imron atau Alik (telah didakwa seumur hidup)
 Amrozi bin Nurhasyim atau Amrozi (telah terpidana mati)
 Andi Oktavia (dari kelompok Serang)
 Budi Wibowo (dari kelompok Solo)
 Arnasan atau biasa dipanggil Jimi (pelaku yang tewas)
 Bambang Setiono (dari kelompok Solo)
 Azahari atau Alan (tewas ketika polisi ingin mnyergaap di kota Batu,Malang pada 9 November
2005)
 Umar kecil atau Patek
 Herlambang (dari kelompok Solo)
 Dulmatin
 Hernianto (dari kelompok Solo)
 Idris atau Jhoni hendrawan
 Junaedi (dari kelompok Serang0)
 Makmuri (dari kelompok Solo)
 Mohammad Najib Nawawi (dari kelompok Solo)
 Mohammad Musafak (dari kelompok Solo)

b. Bom Bali II ( 1 Oktober 2005)

Kali ini aksi teror pengeboman makin parah. Terjadi 3 ledakan bom di wilayah di kota Bali.
Yakni satu ledakan bom di Kuta,dan dua ledakan di Jimbaran. Adapun tempat-tempat yang
dibom yakni kafe Nyoman,kafe Menega,dan restoran R.AJA`s ,Kuta Square.Pelaku aksi
pengeboman diduga aksi teror oleh oknum yang tidak puas dengan kebijakan presiden SBY saat
itu termasuk kenaikan harga BBM. Korban yang terdata sekitar 23 korban tewas dan 196 korban
luka-luka dari peristiwa pengeboman tersebut. Polisi menemukan pelaku serangan teror bom ini
dilakukan oleh beberapa kelompok fanatik jamaah Islam yang dianggap beraliran radikal dan
fanatik yakni Al Qaeda.

Nama-namanya yaitu Muhammad Salik Firdaus yang berasal dari Cikijing kota Majalengka,
Jawa Barat. Beliau pelaku peledakan bom di Kafe Nyoman, ada juga Misno yang biasa dipanggil
Wisnu (30 tahun). Beliau berasal dari desa Ujung Manik,Kecamatan Kawunganten,kota
Cilacap,Jawa Tengah. Wisnu adalah pelaku pengeboman Kafe Menega. Selain itu menyusul
ditemukan pelaku bernama Ayib Hidayat (25 tahun) yang berasal dari kampung
Panarikan,Ciamis,Jawa Barat. Beliau ditangkap pada 19 November 2005 lalu diidentifikasi pihak
kepolisian. Korban dari pengeboman kali ini terdir dari 23 orang yaitu:15 orang berasal dari
Indonesia warga pribumi, 1 orang berasal dari warga negara Jepang, 4 orang berasal dari
Australia,dan 3 orang diduga pelaku pengeboman yang tewas saat terjadi ledakan.

8. Kasus Munir

Nama lengkapnya adalah Munir Said Thalib, yang diduga merupakan korban pembunuhan di
pesawat dari Jakarta menuju Amasterdam. Beliau merupakan aktivis lembaga HAM di
Indonesia. Adapun jabatannya adalah Direktur Eksekutif Lembaga Pemantau Hak Asasi Manusia
Indonesia Impersial. Perannya yakni selalu memperjuangkan orang yang hilang berupa para
korban dari penculikam Tim Mawar Kopassus.

Peristiwa kematian Munir terjadi pada 7 September 2004,2 jam sebelum pesawat mendarat di
Bandara Schipor Amsterdam pada pukul 08:10 yang kemudian dimakamkan di tempat
Pemakaman Umum di kota Batu,Malang. Pada 12 November 2005 kasus Munir terungkap
kembali dimana terdengarnya kabar bahwa pihak polisi Belanda menjadi anggota Institut
Forensik Belanda berhasil menemukan senyawa arsenikum setelah melakukan otopsi pada jasad
Munir. Di duga ada yang bermaksud meracuni Munir oleh oknum-oknum tertentu. Pada 20
Desember 2005 Pollycarpus Budihari Priyanto dilaporkan oleh awak kabin pesawat kemudian ia
dijatuhi vonis hukuman 14 tahun,beliau sedang cuti Pilot. Dia telah menaruh racun arsenik di
makanan Munir yang merupakan pengkritik pemerintah.

9. Kasus di Maluku (Ambon)

Di kawasaan Maluku Tengah sering mengalami pergolakan berupa konflik disertai kekerasan
dan yang menjadi penyebab adalah pertikaian agama yakni agama Islam dan Kristen. Hanya
dalam 1 bulan percekcokan tenang kemudian timbul lagi satu bulan selanjutnya. Diduga ada
penyusup masuk ke wilayah. Maluku dan melakukan pembunuhan dan tindakan membakar
rumah-rumah. Suasana kota sangat menegangkan dengan banyak suara tembaka dan bom di
sekitar. Akibat konflik yang terjadi sekitar 8000 korban tewas,4000 penduduk mengalami luka-
luka dan ribuan bangunan hancur di kota Maluku. Dalalm perhitungan selanjutnya sekitar
692.000 jiwa korban pengungsi koonflik 2 agama di Maluku. Kini wilayah ibu kota Maluku
yakni Ambon terbagi dua wilayah yakni agama Islam dan Agama kristen ditambah dengan
penyelesaian konflik yang tidak selesai-selesai, komunikasi yang rentan berujung pada
keputusan untuk saling menyerang satu sama lain.

Sponsors Link

10. Kasus di Aceh

Tahun 1990,terjadi konflik yang disebabkan oleh unsur politik yang menginginkan Aceh berdiri
sendiri dan menjadi wilayah yang merdeka. Akibat konflik yang terjadi,banyak korban
berjatuhan baik dari pihak militer maupun pihak sipil yang tidak memiliki salah sama sekali.

11. Kasus Babeh Bakeuni

Babeh (50 tahun) adalah seorang pemerhati anak jalanan di Jakarta dengan menampung anak
jalanan yang suka mengamen di sebuah rumah kontrakan kecil. Setiap pekannya bisa bertambah
10-15 anak yang menginap. Namun pada akhirnya adalah seorang tersangka pembunuhan dan
mutilasi anak jalanan dan baginya membunuh dan memutilasi anak adalah sensasi tersendiri.
Beliau mengaku telah melakukan pembunuhan sejak 1995. Sebagian besar korban
pembunuhannya ketika sudah dimutilasi disimpan di karton air mineral seperti saat pergi menjual
air mineral dan rokok. Hingga pihak kepolisian menemukan isi karton yang terdiri dari beberapa
potongan manusia yang sudah dimutilasi oleh Babeh. (baca : hak perlindungan anak)

12. Kasus Pembunuhan TKW Marsinah

Marsinah adalah seorang tenaga kerja di PT. Catur Putra Surya di Porong,Sidoarjo,Jawa Timur.
Di duga dia dalah korban penculikan dan penganiayaan serta pembunuhan setelah Marsinah
melakukan aksi demonstarsi bersama teman-temannya yang bertujuan untuk menuntut hak
kenaikan upah buruh. Pada tanggal 8 Mei 1993 Marsinah ditemukan tewas di hutan Dusun
Jegong, kecamatan Wilangan, Nganjuk, Timur setelah menghilang berhari-hari sehabis
demonstrasi. Hasil otopsi yang dilakukan pihak kepolisian terungkap Marsinah tewas dengan
mengalami penganiayaan berat,dan di jasadnya ditemukan tanda-tanda bekas penyiksaan. Pelaku
pembunuhan Marsinah diduga adalah pemilik tempat ia bekerja dan bawahannya.

13. Kasus Salim Kancil

Seorang aktivis petani bernama Salim Kancil yang telah berusia 46 tahun, dibunuh dengan sadis
oleh puluhan orang karena beliau melakukan demonstrasi terhadap penolakan tambang pasir
ilegal, di Desa Selok Awar-Awa

Kasus pencemaran nama baik yang libatkan sandiaga akan dihentikan

iputan6.com, Jakarta - Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menjalani
pemeriksaan sebagai saksi atas kasus pencemaran nama baik. Polisi menyebut bukti yang
mengarah pada pencemaran nama baik yang melibatkan dua anggota komunitas lari yang
dipimpin Sandiaga itu tidak ada, sehingga kasusnya akan dihentikan atau dikeluarkan Surat
Perintah Penghentian Penyidikan (SP3).

"Bukti yang mengarah itu enggak ada. Kasusnya juga mau di-SP3," tutur Kanitreskrim Polsek
Tanah Abang Kompol Mustakim di Polsek Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (17/3/2017).

Soal bukti, Mustakim menjelaskan, pelapor atas nama Dini Indrawati Septiani menyatakan telah
dihina dengan ucapan kasar oleh terlapor berinisial E. Ujaran itu berisi tuduhan bahwa Dini
melakukan perselingkuhan dengan sosok yang berada di komunitas lari pimpinan Sandiaga Uno.

"Tapi pembuktian itu enggak ada. Paham, kan? Waktu di Polda juga diperiksa juga. Di SP3 juga.
Pokoknya (ucapan) 'jangan gila lo' secara umum," jelas dia.

"Maksudnya jangan gila sama suami orang. Jadi saling ngatain antar-komunitas lari. Saling lapor
gitu loh," tutur Mustakim.
Hanya saja, dia enggan membeberkan bahwa nama Sandiaga disebut-sebut dalam ujaran
pencemaran nama baik itu. Sandiaga dipanggil sebagai saksi karena merupakan bagian dari
komunitas lari tersebut.

"Karena di dalam komunitas itu adalah termasuk di dalamnya itu ada Pak Sandiaga, termasuk
dalam komunitas itu. Pokoknya kata-katanya hanya 'jangan gila lo', itu saja," Mustakim
menandaskan.

Sementara itu, calon Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno kelar menjalani pemeriksaan di Polsek
Tanah Abang, Jakarta Barat, Jumat (17/3/2017). Diperiksa sebagai saksi, dia menerima
sembilan pertanyaan dari penyidik atas kasus pencemaran nama baik yang terjadi antara dua
anggota komunitas lari yang dipimpinya.

"Saya baru saja menyelesaikan memberikan keterangan sebagai saksi pada suatu laporan
berkaitan dengan sebuah perseteruan, yang mungkin diakibatkan kesalahpahamanan oleh dua
orang anggota komunitas lari yang tentunya materinya hukum, yang saya tidak bisa komentari,"
tutur Sandiaga di Polsek Tanah Abang, Jakarta Barat.

"Ada sekitar delapan sampai sembilan pertanyaan," ucap Sandiaga Uno.

Tersangka Penganiaya Wartawan di Kemang Terancam 5 Tahun Penjara

Tersangka pemukulan jurnalis TV, Kashira Uozumi, dibawa petugas saat jumpa pers di Mapolres Metro
Jakarta Selatan, Kamis (13/4). Kashira Uozumi terbukti meludahi dan memukul jurnalis NET TV Haritz
Ardiansyah. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)
Liputan6.com, Jakarta - Kashira Uozomi (25 tahun) terpaksa berurusan dengan kepolisian. Ia
ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka atas kasus dugaan penganiayaan terhadap seorang
wartawan stasiun televisi swasta di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Budi Hermanto
mengatakan, pihaknya menerapkan Pasal 351 KUHP tentang Penganiayaan dan 406 KUHP
tentang pengrusakan. Ancaman hukuman untuk pasal tersebut maksimal 5 tahun penjara.

Baca Juga

 Kesal, Alasan Tersangka Aniaya Wartawan di Kemang


 Polisi Tangkap Pelaku, Ini Motif Pembiusan di Mal
 Aksi 31 Maret dan Dugaan Makar

"Oleh sebab itu, sekarang yang bersangkutan kita proses dengan menerapkan Pasal 351 dan
Pasal 406. Sesuai dengan yang dilaporkan di laporan polisi," kata Budi di Mapolres Metro
Jakarta Selatan, Kamis (13/4/2017).

Namun demikian, Budi menambahkan, tersangka juga bisa dijerat Pasal 170 KUHP tentang
pengeroyokan dengan ancaman hukuman 5 tahun 6 bulan penjara. Hanya saja, hal itu perlu
dibuktikan dengan memeriksa sejumlah saksi-saksi yang mengetahui penganiayaan tersebut.

"Kalau memang ada keterlibatan dari teman-teman tersangka yang pada waktu itu ada bersama
tersangka, ya mungkin juga kita terapkan bisa kena 170 KUHP. Dan juga kalo memang itu, nanti
kita akan terapkan juga Undang-undang Pers," terang Budi.

Sebelumnya, seorang wartawan stasiun televisi swasta bernama Harits dipukul orang tak dikenal
saat meliput banjir di Jalan Kemang Raya sekitar pukul 00.30 WIB, Rabu dinihari lalu. Saat itu,
dia tengah mengambil gambar situasi banjir di kawasan tersebut.

Saat sedang mengambil gambar mobil Mini Cooper bernomor polisi B 909 JCW yang tengah
mogok, tiba-tiba seorang pria yang berada dekat kendaraan tersebut menghampiri Harits dan
memukul wajah serta meludahinya.

Pria itu mengaku tak senang kamera Harits menyorotnya. Harits mencoba berdamai dan akan
menghapus gambarnya. Namun pria tersebut langsung merampas kamera Harits. Belakangan
diketahui pria itu adalah Kashira Uozomi dan langsung ditangkap polisi.

Polisi: Kematian Bocah Dafa 7 Tahun di Tangerang Tidak Wajar


Murid Penganiaya Guru Terancam 9 Tahun Penjara

MAKASSAR - Kasus pengeroyokan Dasrul, guru SMK 2 Makassar oleh muridnya sendiri
Muhammad Alif kembali bergulir di Pengadilan Negeri Makassar. Kasus yang sebelumnya sempat
terhenti dan menempuh jalur perdamaian itu harus berlanjut karena Dasrul mencabut kembeli
pemberian maaf terhadap pelaku.Sidang pada Rabu (14/9/2016) tadi berlangsung di ruang sidang anak
Pengadilan Negeri Makassar dan berlangsung tertutup.

Sidang dipimpin oleh hakim teguh Sri Raharjo mengangendakan pembacaan tuntutan oleh Jaksa
Penuntut Umum (JPU). Dalam dakwaannya JPU Suriani muin mendakwa Alif dengan Pasal 170 ayat dua
tentang pengeroyokan dengan ancaman hukuman sembilan tahun penjara.Sementara itu dalam sidang
tersebut pengacara Alif mengajukan eksepsi atau keberatan kepada hakim.

Liputan6.com, Tangerang - Polres Metro Tangerang memastikan kematian Dafa Mustaqim (7)
tidak wajar. Hal tersebut terungkap dari hasil autopsi yang dilakukan beberapa hari lalu.

Hal itu disampaikan Kapolres Metro Tangerang Kombes Irman Sugema.

"Hasil sementara memang ada dugaan kematiannya tidak wajar. Jadi ada luka lebam di mata kiri
dan ada benturan pada kepala bagian belakang," ujar Irman, Rabu (26/10/2016).

Dia memastikan, hingga kini hasil autopsi tersebut sedang terus didalami guna melengkapi hasil
penyelidikan.

"Dari Tim Dokes juga sama, terus mendalami untuk kelengkapan penyidikan," kata Irman.

Irman mengakui, hingga kini Suyati ibu tiri dari Dafa masih berada di Polsek Ciledug. Polisi
masih menerapkan status saksi kepada Suyati.

"Belum menentukan (tersangka), kan ini baru satu alat bukti," dia menerangkan.

Hingga hari ini polisi telah memeriksa 16 saksi. "Termasuk guru dan tetangga. Ibunya bukan kita
amankan, tetapi dia minta perlindungan takut diamuk massa," Irman menjelaskan.

Pencemaran Nama Baik, Status Perkara Rizieq Masuk Penyidikan

TEMPO.CO, Bandung – Kepolisian Daerah Jawa Barat meningkatkan status pemeriksaan Imam
Besar Front Pembela Islam Rizieq Syihab ke tingkat penyidikan sebagai terlapor untuk dugaan
pencemaran nama baik dan penghinaan Pancasila. Rizieq akan dipanggil dalam waktu dekat untuk
menandatangani berita acara pemeriksaan di tingkat penyidikan.

Kasus pencemaran nama baik dan penghinaan simbol negara yang dituduhkan kepada Rizieq
dilaporkan oleh Sukmawati Soekarnoputri ke Bareskrim Mabes Polri. Pada November 2016, Mabes Polri
melimpahkan kasus itu ke Polda Jabar.Dasar pelaporannya adalah video yang menayangkan ceramah
Rizieq di hadapan anggota FPI. Rekaman video yang diambil saat Rizieq berceramah di Gasibu Kota
Bandung pada 2011 itu menyebutkan bahwa, dalam Pancasila Sukarno, Sila Ketuhanan ada di pantat,
sedangkan Pancasila Piagam Jakarta Ketuhanan ada di kepala.

Yusri menjelaskan, peningkatan status menjadi penyidikan berarti unsur pidana yang dikenakan
kepada terlapor sudah terpenuhi. Tapi penyidik masih harus terus membuktikan hal itu dengan cara
memeriksa sejumlah saksi dan menguatkan dua alat bukti. “Kalau dua alat bukti sudah terpenuhi, baru
ditetapkan menjadi tersangka.

Baca:
Pengamat Politik: Jadi Tersangka, Rizieq Bakal Tamat
Sukmawati: Ada Upaya Terselubung Ganti Ideologi Pancasila

“Hingga saat ini, penyidik sudah memeriksa sedikitnya 11 saksi dalam kasus itu. Barang buktinya berupa
rekaman video ceramah Rizieq di Bandung pada 2011, sudah dinyatakan asli tanpa rekayasa oleh
Puslabfor Mabes Polri.

Pada tahap penyidikan, kata Yusri, bisa saja Rizieq dinyatakan tidak bersalah. “Bisa saja SP3 (surat
perintah penghentian penyidikan).” Hal itu bisa terjadi jika pelapor mencabut laporan dan unsur pidana
serta alat bukti tidak terpenuhi.
8 Kasus Pelanggaran HAM di Dunia

1. Konflik Israel dengan Palestina

Kasus sengketa antara Israel dengan Palestina merupakan salah satu sengketa global yang tidak ada
habisnya. Dulunya, Israel hanya sebuah wilayah yang terbentuk dari perkumpulan orang-orang Yahudi
yang mengungsi ke wilayah Palestina.

Orang-orang Yahudi itu diterima baik oleh bangsa Palestina, namun kenyataannya Israel mulai sedikit
demi sedikit memperluas wilayahnya dengan menguasai sebagian besar wilayah Palestina, dan pada
akhirnya Israel memiliki wilayah yang lebih luas dibandingkan dengan Palestina, padahal dulunya
wilayah Israel lebih kecil dibanding Palestina.

Salah satu cara Israel dalam memperluas wilayahnya yaitu dengan cara berperang. Dengan bantuan dari
Amerika Serikat, beberapa kali Israel melancarkan serangan ke Palestina hingga akhirnya mengakibatkan
banyaknya korban jiwa yang berjatuhan di Palestina. Bahkan sudah ada ribuan warga Palestina yang
menjadi korban, termasuk anak-anak, wanita dan sampai relawan yang membantu juga ikut menjadi
korban.

Palestina sampai saat ini masih berjuang untuk mendapatkan pengakuan dari PBB sebagai suatu negara,
namun setelah diakuinya Palestina tidak menghentikan peperangan antara Israel dengan Palestina.
Akibat tindakan dari Israel dan akhirnya masyarakat dunia mengecam tindakan kejahatan kemanusiaan
tersebut.
2. Bentrok Oposisi dan Pemerintah Mesir

Bentrok antara oposisi dan pemerintah Mesir selama 4 dekade banyak dikecam oleh masyarakat
di dunia. Baru beberapa minggu, sudah ratusan ribu masyarakat Mesir turun ke jalan untuk menyerukan
pencopotan Hosni Mubbarak dari jabatannya sebagai presiden Mesir. Penyebabnya adalah karena adanya
krisis ekonomi dan politik yang sudah dialami Mesir.Sebagian warga Mesir menganggap presiden Hosni
Mubbarak sebagai presiden yang baik karena selalu memperhatikan rakyat kecil, namun berbeda halnya
dengan sebagian warganya menganggap presiden Hosni Mubbarak bersifat glamor dan otoriter.

Bentrok pun terjadi dan tidak dapat dihindarkan lagi, Selama berminggu-minggu ratusan warga
menjadi korbannya, banyak yang akhirnya sampai meninggal dunia. Konflik antara oposisi dan
pemerintah Mesir semakin meluas. Setelah presiden Mesir tersebut terkepung oleh rakyatnya dan
bersembunyi di dalam selokan kemudian ditemukan oleh rakyat Mesir dan akhirnya meninggal di tangan
rakyat yang pernah ia pimpin.

3. Adolf Hitler Jerman


Pasukan Nazi pimpinan Adolf Hitler dikenal sebagai pembantai kaum Yahudi. Lalu apa alasan Nazi
pimpinan Adolf Hitler sangat membenci Yahudi? Sejarah menyebutkan jika indikasi kebencian Hitler
kepada Yahudi disebabkan oleh kematian yang janggal sang ibu di tangan dokter Yahudi.

Seorang sejarawan Jerman bernama Ralf-George Reuth berargumen, kebencian Hitler karena ada
pengaruh Revolusi Rusia dan keterpurukan ekonomi Jerman akibat kaum Yahudi. Yang membuat Nazi
sangat membenci Yahudi karena mereka meyakini bangsa Yahudi secara biologis dan rasial berbeda
dengan ras Jerman.

4. Benito Mussolini Italia


Benito Mussolini adalah nama dari pemimpin Italia semasa Perang Dunia II bersama dengan pemimpin
Jerman Adolf Hitler. Benito Mussolini memimpin Italia mengguncang daratan Eropa & Afrika lewat
perang paling dahsyat dan juga merupakan perang paling berdarah dalam sejarah umat manusia.

Mussolini lahir di Predappio, ayahnya adalah seorang pandai besi dan ibunya adalah seorang guru
sekolah. Tanggal 22 Mei 1939, Mussolini dan Adolf Hitler menandatangani "Pakta Baja", sebuah
kesepakatan resmi mengenai persekutuan antara Jerman dan Italia.

Pada September 1939 Jerman menginvasi Polandia sekaligus mengawali pecahnya Perang Dunia II. Italia
tidak langsung melibatkan diri dalam PD II tersebut, namun setelah melihat rentetan kemenangan
Jerman, Mussolini kemudian memerintahkan pasukannya untuk menyerbu Perancis Selatan pada tahun
1940. Di tahun yang sama Italia juga menginvasi Yunani. Bukan hanya di Eropa saja, pasukan Italia juga
terlibat konflik dengan pasukan Inggris di Afrika Timur dan Utara.

Tahun 1943 merupakan titik balik PD II. Pasukan Jerman yang awalnya yang sangat perkasa mulai
kepayahan, sementara di wilayah Italia juga mulai luluh lantak akibat serangan dari pihak lawan.
Popularitas Mussolini lama-kelamaan mulai tergerus. Mussolini ditembak mati pada tanggal 28 April
1945.

5. Perang Bosnia

Perang Bosnia dan Herzegovina adalah sebuah konflik bersenjata internasional yang terjadi pada bulan
Maret 1992 dan November 1995. Perang ini melibatkan antara Bosnia dan Republik Federal Yugoslavia
(berganti nama menjadi Serbia dan Montenegro begitupula Kroasia.
perang Bosnia dan Herzegovina adalah sebuah konflik bersenjata nasional yang terjadi pada bulan Maret
1992 dan Nove,ber 1995. Perang antara etnis Serbia dan etnis Kroasia terjadi pada awal tahun 1992
disebabkan tidak menentunya wilayah bosnia Herzegovina. Pecahnya konflik diakibatkan serangan pihak
kroat bosnia, dibawah pimpinan dari golongan ekstrem kanan Kroasia tergadap penduduk Serbia Bosnia
di desa Sijekovac yang menewaskan 29 orang penduduk sipil, 7 orang diperkosa dan 3 diantaranya
dibunuh. Peristiwa ini dilakukan oleh 35 orang kelompok bersenjata Garda Kroasia/pasukan Kroasia
pimpinan Dobrosav Paraga
Perang antara etnis Serbia dan etnis Kroasia terjadi pada awal tahun 1992 disebabkan tidak menentunya
wilayah Bosnia Herzegovina. Pecahnya konflik diakibatkan serangan pihak Kroat Bosnia, di bawah
pimpinan dari golongan ekstrem kanan Kroasia terhadap penduduk Serbia Bosnia di desa Sijekovac yang
menewaskan 29 orang penduduk sipil, 7 orang diperkosa dan 3 diantaranya dibunuh.

Peristiwa tersebut dilakukan oleh 35 orang kelompok bersenjata Garda Kroasia/pasukan Kroasia
pimpinan Dobrosav Paraga.

6. Apartheid di Afrika Selatan

Tahun 1990, Afrika Selatan adalah negara hitam-putih. Sejak pencabutan sistem Aparheid tahun 1994,
hak rakyat berlaku untuk semua ras. Sejak Partai Nasional de Boer 1948, setelah perang dunia II
memenangkan pemilihan umum dan membentuk pemerintahan minoritas kulit putih, sistem Apartheid
ditetapkan di undang-undang. Pada tahun 1950, pendaftaran populasi Afrika Selatan dibagi menjadi 3
ras yaitu, Bantu (Afrika kulit hitam), kulit putih, dan kulit berwarna lainnya. Kemudian ada kategori baru
yaitu Asia yang sebagian besar berasal dari warga etnis India dan Pakistan.

80 persen wilayah Afrika Selatan dimiliki oleh warga kulit putih. Sedangkan warga kulit hitam
ditempatkan di wilayah termiskin yang disebut sebagai homelands. Pemisahan antara kulit putih dan
hitam juga diberlakukan di fasilitas umum.

Kongres Nasional Afrika (ANC), membentuk sayap bersenjata, yaitu Umkhonto we Sizwe (MK) yang
berarti "Tombak Bangsa". Dalam waktu 1,5 tahun, MK melancarkan sekitar 200 sabotase, pendirinya
adalah Nelson Mandela yang berjuang demi kesetaraan ras. Tahun 1964 pimpinan oposisi seperti Nelson
Mandela dan Walter Sisulu divonis hukuman penjara seumur hidup.

Tekanan politis baik di Afrika Selatan maupun dunia internasional semakin besar. Dan pada tahun 1990,
Presiden Afrika Selatan Frederick Willem de Klerk, membebaskan Nelson Mandela dan beberapa
tahanan politis yang lain. Pada tahun 1994 Nelson Mandela terpilih sebagai Presiden Afrika Selatan
pertama versi baru.

7. Etnis Rohingya Myanmar

Rohingya adalah sebuah kelompok etnis indo-arya daro rakhine di Burma. Kasus
pelanggaran HAM yang dialami oleh etnis rohingnya di Myanmar dimana telah
terjadi pembantaian terhadap muslim rohingnya, dalam peristiwa tersebut banyak dari
etnis rohingya yang tewas. Hal itu pun banyak dikecam oleh dunia internasional.
Pembantaian yang terjadi dikarenakan perbedaan agama.

8. Pelanggaran HAM Uni Soviet terhadap Afghanistan

Pasukan Soviet pertama kali sampai di Afghanistan pada tanggal 25 Desember 1979, 85.000 tentara Uni
Soviet mengadakan invasi ke Kabul, Afghanistan yang mendukung pemerintahan Babrak Karmal melalui
kudeta sehingga menimbulkan korban perang berkepanjangan hingga tahun 1990-an. Penarikan
pasukan terakhir terjadi pada tanggal 2 Februari 1989.

http://ensiklopediasli.blogspot.co.id/2016/03/8-contoh-kasus-pelanggaran-ham-di-dunia.html

Anda mungkin juga menyukai